Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN IKM-KK MAKALAH

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2018


UNIVERSITAS HASANUDDIN

UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS

Oleh:
Banni Aprilita Pratiwi C111 12 286

Supervisor:
Dr. dr. Sri Ramadany, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional yang


bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang di selenggarakan secara berkesinambungan. (Depkes RI, 2004)
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan
sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu:
(1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama
di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1)
penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif,
serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004, Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Yang dimaksud dengan unit pelayanan teknis yakni Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas tehnis operasional Dinas Kesehatan Kota dan
merupakan unit prlaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia. Sedangkan pembangunan kesehatan merupakan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga, dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dan dalam upaya
pelaksanaan tersebut, dibagi menjadi 2 yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.

UPAYA KESEHATAN WAJIB


Berikut adalah upaya kesehatan wajib yang harus dilakukan oleh PUSKESMAS,
diantaranya:
1. Upaya Promosi Kesehatan di PUSKESMAS
2. Upaya Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
4. Upaya Perbaikan gizi
5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan Dasar/ Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

1. Promosi Kesehatan
A. Pengertian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam
berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, dengan
melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
B. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
C. Sasaran
a. Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b. Penyuluhan Kesehatan individu dan kelompok

Contoh: Penyuluhan PHBS, vitamin A, narkoba, P2M, HIV, malaria, diare, penggunaan
Jamkesmas

2. Upaya Kesehatan Keluarga dan Reproduksi


A. Pengertian
Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari
suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no 23 th 1992)
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan
hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO)
B. Tujuan
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup keluarga.
Kegiatan pelayanan reproduksi adalah:
1) Kesehatan Ibu Dan Anak
2) Kesehatan Anak Usia Sekolah
3) Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit
Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS)
4) Keluarga Berencana
5) Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)
Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari:
1) Angka Kematian Bayi
2) Angka Kematian Ibu
3) Presentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan Tinggi Yang Normal
4) Presentase Ibu Hamil Dengan Anemia
5) Presentase Balita Dengan Berat Badan Dan Tinggi Sesuai Umur

3. Upaya Kesehatan Lingkungan


A. Pengertian
Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat
fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang
mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka
upaya kesehatan lingkungan sangat penting.

B. Tujuan
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
C. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1) Penyehatan air
2) Penyehatan makanan dan minuman
3) Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4) Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5) Penyehatan pemukiman
6) Pengawasan sanitasi tempat umum
7) Pengamanan polusi industri
8) Pengamanan pestisida
9) Klinik sanitasi

4. Upaya Perbaikan Gizi


A. Pengertian
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat
B. Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1) Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2) Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3) Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari:
a. Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY)
b. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
c. Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan
Kurang Energi Kronis (KEK)
d. Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
e. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain
f. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
4) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)
C. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko menderita
kelainan gizi antara lain:
1) Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2) Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3) Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4) Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5) Pekerja penghasilan rendah.

5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular


A. Pengertian
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya,
yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan
kepada pejamu (host) yang rentan.
1) Cara Penularan Penyakit Menular
Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:
a. Penularan secara kontak
b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar
c. Penularan melalui vektor
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.
2) Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini.
B. Program Pemberantasan Penyakit Menular
1) Program imunisasi
2) Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
3) Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
4) Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan
pneumonia
5) Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
6) Program rabies
7) Program Surveilans
8) Pemberantasan P2B2 demam berdarah

6. Upaya Pengobatan Dasar/ Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan
yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap
saat dan harga terjangkau. Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat
rasional adalah tersedia suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara
seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas.
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan pengobatan yang
diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejalanya yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.
1. Tujuan Upaya pengobatan diantaranya :
a. Umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia
b. Khusus :
1) Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
2) Berkurangnya penderitaan karena sakit.
3) Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan.
4) Merujuk penderita ke fasilitas diagnose dan pelayanan yang lebih canggih bila
perlu.
2. Kegiatannya mencakup :
a. Melakukan diagnose sedini mungkin melalui
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan rujukan bila dipandang perlu
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan
obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah
tangga, dan kosmetika.
3. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain:
a. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh
Puskesmas dan jaringannya.
b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
d. terutama untuk penduduk miskin.
e. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.
4. Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan diantaranya :
a. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar.
b. Melaksanakan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, termasuk
pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin.

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang dilaksanakan berdasarkan masalah


kesehatan yang terjadi di masyarakat, antara lain :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Serta upaya penunjang seperti Upaya Laboratorium dan Upaya Pencatatan Pelaporan.

1. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH


A. Pengertian UKS
UKS (Unit Kesehatan Sekolah) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas
sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk
perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
masyarakat.
B. Tujuan
Tujuan umum melaksanakan UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan Khusus:
a. Pembiasaan perilaku hidup sehat;
b. Peningkatan produktivitas belajar peserta didik;
c. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta
didik dalam menjalankan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam
upaya meningkatkan kesehatan di sekolah, rumah maupun masyarakat;
d. Peningkatan daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkoba, obat dan berbahaya lainnya.
C. Trias UKS
Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan UKS,
meliputi;
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
D. Delapan Goal UKS:
Generasi muda terbebas dari;
a. Kenakalan remaja
b. Bahaya Rokok
c. Narkoba
d. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
e. Cacingan
f. Anemia
g. Hepatitis B
2. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
A. Definisi UKO
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik
dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah
raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.
B. Tujuan UKO
C. Tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman para petugas kesehatan tentang kesehatan olahraga di
tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas),sehingga dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit tidak
menular dan dapat meningkatkan derajat kesehatan, kebugaran serta produktifitas
kerja.
D. Program Pendukung UKO
Berbagai implementasi program upaya kesehatan ini dapat bergantung sesuai
kebutuhan suatu puskesmas sesuai wilayah kerjanya, contohnya
1. Olahraga Preventif
2. Olahraga pada Anak
3. Olahraga pada Wanita
4. Olahraga pada Lanjut Usia

3. UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


A. Definisi UPKM
Perawatan kesehatan masyarakat adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas, yang melaksanakan perawatan penderita, keluarga
dan masyarakat sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan kesehatan penderita,
keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan kapasitas masing-masing
sehingga dapat mengatasi pelbagai masalah kesehatan yang dihadapi. (Dr. Azrul
Azwar, MPH (1983))
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat,
dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh
tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat. (Depkes
RI, 1986)
B. Tujuan :
a. Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok – kelompok khusus seperti panti
asuhan & panti wredha ( jompo )
b. Memberikan pelayanan perawatan paripurna
C. Kegiatan
Sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada :
a. Keluarga
b. Kelompok khusus
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan salah
satu upaya kesehatan pengembangan.

4. UPAYA KESEHATAN KERJA


Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Perlu diberikan perlindungan kesehatan
dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi
peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja.
A. Sasaran Upaya Kesehatan Kerja
Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain
masyarakat pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan,
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan
kerja, masyarakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga
swadaya masyarakat.

Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita


dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang
dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan
dan evaluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang
dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan
kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna,
yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan
kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyakarat khususnya
masyarakat pekerja.

B. Pelaksanaan Upaya kesehatan Kerja

Di dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Kerja di Puskesmas terdapat Kader Unit


Kesehatan Kerja (UKK) yang merupakan pekerja sukarela, yang bertugas
meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi
sebagai kader UKK adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal
di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah
dilatih kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan kader pos UKK. Setelah terlatih
sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang harus
dijalankannya secara optimal, antara lain :

a. PERTEMUAN TINGKAT PEKERJA (PTP)


Mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan
pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja
b. SURVEY MAWAS DIRI (SMD)
Pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja
c. MUSYAWARAH MASYARAKAT PEKERJA (MMP)
Mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga
pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah
d. MEMBENTUK POS UKK
Menentukan pengurus pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target,
pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja

e. PERENCANAAN UKK
Menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil SMD, menentukan prioritas
masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan
f. PENYULUHAN UKK
Materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi, risiko bahaya,
penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan
akibat kerja
g. PEMERIKSAAN KESEHATAN, P3K DAN P3P
Membantu petugas kesehatan, pemeriksaan ksehatan umum, pengadaan dan
pengelolaan kartu kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar
penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan
h. UPAYA RUJUKAN
Merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa tertangani.
i. PENCATATAN PELAPORAN
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
j. KERJASAMA LINTAS SEKTORAL
Pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn teratur dengan
petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja
k. MENGELOLA SUMBER KEUANGAN UKK
Mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran pos UKK
l. MEMBANTU PEMBERDAYAAN EKONOMI PEKERJA
Integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan
dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha,
penyediaan alat kesehatan kerja.
m. MEMBINA KEMAMPUAN DIRI
Meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran, pertemuan rutin
anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu
5. UNIT PENGOBATAN GIGI DAN MULUT

Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/penderita yang berkunjung ke Puskesmas


adalah pelayanan medik yang bersifat dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi
upaya pengobatan/pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya
peningkatan/pencegahan/perlindungan.

A. Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada dasarnya


diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

a. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam upaya


pelihara diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan yang bersumber
pada otoaktivitas masyarakat dengan pendekatan UKGM (Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat)
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah (UKGS =
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu hamil/menyusui, anak
prasekolah.
c. Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap masyarakat
baik yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk oleh BPG (Balai
Pengobatan Gigi)

Misi Puskesmas dalam menyelenggarakan program kesehatan ialah “Puskesmas yang


responsif, efektif dan proaktif’. Responsif berarti puskesmas tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya dan masalah yang ada di masyarakat dengan memberikan
pelayanan prima dan pelayanan dengan profesionalisme yang tinggi. Efektif berarti
Puskesmas dapat menghasilkan output yang direncanakan secara terukur dan memenuhi
harapan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sebagai pusat pengembangan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas harus melakukan kegiatan sebagai berikut:

 Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatan.


 Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber daya setempat
yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna.
 Memberikan bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada masyarakat.
 Mengadakan kerja sama dengan sektor lain yang terkait Memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok.

6. UPAYA KESEHATAN JIWA

A. Definisi Upaya Kesehatan Jiwa

"Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,


intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang
harmonis (serasi) danmemperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan
dalam hubungannya dengan manusia lain.

B. Karakteristik Sehat secara mental atau jiwa

Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Merasa senang terhadap dirinya


2) Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
3) Mampu memenuhi tuntutan hidup

7. UPAYA KESEHATAN MATA

A. Tujuan :

a. Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar yang terpadu dengan


kegiatan pokok lainnya
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata
mereka
c. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
B. Kegiatan :

Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa, pemeriksaan visus dan mata luar,
tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang,
funduskopi dan pemeriksaan laboratorium

8. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT

A. Definisi Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang dilaksanakan
dari tingkat Puskesmas.

B. Tujuan Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Tujuan umum :

Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia &
berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam mencapai mutu
kehidupan usia lanjut yang optimal.

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati &


mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal
b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

C. Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Sasaran langsung :
a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia )
b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )
c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut dengan
resti [resiko tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri, terpencil,
menderita penyakit berat, cacat.
Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut
c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan
dasar & pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas
D. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan,
peningkatan, dan pemulihan.
Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah:
a. Penyuluhan
b. deteksi & diagnosa dini
c. proteksi & tindakan khusus
d. pemulihan

9. UPAYA PEMBINAAN PENGOBATAN TRADISIONAL


A. Tujuan
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan
tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional
Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga
memegang peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman
obat merupakan unsur penting dalam meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk
memperoleh hidup sehat.
Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat
tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan
kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan
kesehatan, dapat disarikan sebagai berikut:
1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta
masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya


bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan.

3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian,


pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan tradisional.

4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin,


namun perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah
pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiollogik, setelah


diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan
kesehatan primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan
cara-cara psikologik dan supernatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat
dimanfaatkan dalam program.

6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh
masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai
komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pola upaya kesehatan


Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Peran serta masyarakat pada
hakikatnya merupakan suatu proses agar masyarakat makin mampu untuk
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara masyarakat
sendiri atau membantu pemerintah.

10. Laboratorium
A. Tujuan
Memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang menunjang
pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi & pembinaan kesehatan
B. Kegiatan
a) Di ruangan laboratorium
 Penerimaan pasien
 Pengambilan specimen
 Penanganan specimen
 Pelaksanaan pemeriksaan
 Penanganan sisa specimen
 Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil specimen
b) Terhadap spesimen yang akan dirujuk
 Pengambilan spesimen
 Penanganan specimen
 Pengemasan specimen
 Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan
 Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan
c) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
 Persiapan pasien
 Pengambilan specimen
 Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d) Di luar gedung, meliputi:
 Melakukan tes skrening Hb
 Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium Puskesmas
 Memberikan penyuluhan

11. UPAYA PENCATATAN DAN PELAPORAN


Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan keliling )
a) Pencatatan dan pelaporan mencakup:
 Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas
 Data ketenagaan di Puskesmas
 Data sarana yang dimiliki Puskesmas
 Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas
b) Laporan dilakukan secara periodik ( bulan, triwulan enam bulan dan tahunan )
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas
UPAYA KESEHATAN INOVATIF

Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak sekali
kegiatan yang bisa di katakan sebagai kegiatan pembaharu. Kegiatan inovatif yang fungsinya
sebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang, kegiatan ini
juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya.

1. Proses Inovasi Jemput Bola


Masalah utama dalam mendapatkan layanan kesehatan adalah kendala biaya, jarak dan
transportasi. Di beberapa wilayah di Indonesia, masyarakat masih ada yang merasa lokasi
puskesmas terlalu jauh dari tempat asal dan karena kondisi geografis yang sangat beragam
sehingga untuk menjangkau puskesmas masih ada sedikit hambatan. Oleh karena faktor-faktor
tersebut, pertolongan cepat ibu hamil beresiko tinggi menjadi terhambat sehingga
menyebabkan angka kematian ibu dan bayi meninggi.

2. Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


Satu hal yang dianggap dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di lingkungan
sekitar ialah adanya pembentukan kader kesehatan (Sistiarani, 2013). Pemerintah memiliki
upaya mewujudkan remaja sehat yaitu dengan terbentuknya Program Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR). Program ini dapat dilaksanakan di Puskesmas, Rumah Sakit atau
sentra-sentra dimana remaja berkumpul seperti mall (Depkes, 2005).
Dalam pelaksanaan PKPR di Puskesmas, remaja diberikan pelayanan khusus melalui
perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera dan kebutuhan remaja. Secara
khusus, program KPR bertujuan untuk meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja
yang berkualitas, meningkatkan pemanfaatan layanan Puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja
dalam pencegahan masalah kesehatan dan meningkatkan keterlibatan remaja dalam upaya
kesehatan dengan pembentukan kader.
Model pelayanan kesehatan remaja yang disebut dengan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2003.
Pelayanan konseling dan peningkatan kemampuan remaja dalam menerapkan Pendidikan dan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) adalah beberapa ciri khas dari pelayanan kesehatan peduli
remaja. Program ini lebih banyak bergerak dalam pemberian informasi tentang kesehatan
remaja melalui wadah seperti Karang Taruna, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), atau organisasi
kader remaja yang dibentuk oleh Puskesmas. Pemberian pelayanan kesehatan remaja
dilaksanakan sesuai keinginan dan kebutuhan remaja. (Depkes RI, 2014)
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) tentu didasarkan pada setiap
kebutuhan dan keinginan dari remaja. PKPR di luar gedung meliputi kegiatan Upaya Kesehatan
Sekolah (UKS), Rumah Remaja, dan Posyandu Remaja. Pemberian pelayanan khusus kepada
remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera, dan kebutuhan
remaja belum dilaksanakan. Dengan demikian, remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pelayanan. Ide dan tindak nyata remaja akan lebih
mengena dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan karena mereka mengerti kebutuhan
mereka. (Depkes RI, 2003) Oleh karena itu, penting halnya pada penelitian ini untuk
mengetahui apa kebutuhan remaja saat ini terhadap program kesehatan remaja disesuaikan
dengan program-program yang telah disediakan pemerintah.

3. Pelayanan Fisioterapi di Puskesmas


Pelayanan fisioterapi di Puskesmas meliputi: (1) Pelayanan kesehatan individu, artinya
pelayanan fisioterapi yang bersifat pribadi dengan tujuan memperbaiki, mengobati serta
memulihkan gerak dan fungsi tubuh seseorang akibat penyakit/gangguan/kelainan. Pelayanan
fisioterapi ini dilakukan di dalam gedung khususnya di ruang unit fisioterapi dan ditujukan
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap puskesmas Taratara, (2) Pelayanan kesehatan
kelompok/masyarakat, yaitu pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan kelompok/masyarakat, mencegah gangguan gerak dan keterbatasan
fungsi tubuh akibat gaya hidup. Upaya promotif dan preventif fisioterapi ini dilakukan di luar
gedung Puskesmas yakni di spa/pusat kebugaran, sekolah, panti usia lanjut, panti rehabilitasi
anak cacat, pusat olahraga, tempat kerja/industri yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Kegiatan yang dapat dilakukan fisioterapis antara lain penyuluhan kesehatan mayarakat,
membuat dan melaksanakan petunjuk teknis senam hamil, senam nifas, senam bayi, senam
lansia, merencanakan ergonomik yang baik di tempat kerja/usaha.
Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fisioterapi di Puskesmas dilakukan secara terpadu
dengan azas keterpaduan dengan lintas program dan lintas sektoral, antara lain : (1) Posyandu
Bayi-Balita, Bumil, Nifas; fisioterapis bekerjasama dengan pemegang program KIA-KB,
Promkes, Gizi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan seperti deteksi dini kecacatan,
intervensi dini kecacatan, senam hamil, senam nifas, senam bayi. (2) Posyandu Lanjut usia;
fisioterapis berpadu dengan pemegang program Lansia, Promkes, Batra, Gizi dalam
merencanakan dan melaksanakan tes/latihan keseimbangan dan koordinasi, latihan fisik
(latihan mencegah osteoporosis, latihan scoliosis, latihan koreksi postur, dll), teknologi tepat
guna fisioterapi, senam lansia, akupressure. (3) Upaya kesehatan sekolah, keterpaduan
fisioterapi dengan pemegang program UKS, promkes, kesling, gizi, kesehatan gigi dan
kesehatan remaja dalam kegiatan deteksi dini kecacatan, latihan ergonomi, senam otak. (4)
kunjungan rumah pasien sebagai kelanjutan rawat inap, keterpaduan fisioterapi dengan
program Perkesmas, batra, lansia dan upaya medis dalam memberikan latihan mobilisasi
seperti transver dan ambulasi dengan dan tanpa alat bantu jalan. (5) P3K, keterpaduan
fisioterapis dengan dokter, perawat, pemegang program kesehatan olahraga, apoteker-asisten
apoteker, pusling bersamasama dalam kegiatan P3K. (6) Pengobatan Tradisional (Batra).
Fisioterapi berpadu lintas program dengan apoteker/ass apoteker, tenaga kesehatan lain dalam
mendata, membina, mengawasi Batra lebih khusus kelompok ketrampilan, serta berpadu lintas
sektor dengan pemerintah kecamatan & kelurahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengobat
tradisional, kader. (7) Upaya kesehatan kerja, fisioterapi berpadu lintas program dengan
tenaga kesehatan lain, sekaligus berpadu lintas sektoral dengan pemerintah setempat, tenaga
kerja dan dunia usaha yang ada. Fisioterapi dengan pengetahuan biomekanik dapat merancang
kondisi lingkungan yang ergonomik, melatih gerakan fungsional yang efektif, efisien, aman
sehingga disamping dapat mencegah timbulnya cedera akibat kerja oleh karena sikap kerja atau
peralatan yang tidak aman, dapat pula meningkatkan produktivitas kerja. (8) Usaha kesehatan
olahraga, fisioterapis berpadu lintas program dan lintas sektor dengan dokter olahraga, pelatih
olahraga, fisioterapis olahraga, instruktur senam, guru olahraga. Fisioterapi dapat memberikan
kontribusi terhadap perkembangan iptek olahraga dan melakukan upaya promotif, preventif,
tindakan terapeutik dalam upaya pemulihan cedera olahraga. (9) Fisioterapi pelayanan medik,
ditujukan untuk mempercepat proses penyembuhan, memperkecil gangguan, keterbatasan dan
ketidakmampuan fungsi akibat penyakit/kelainan tubuh manusia. Dalam hal ini fisioterapi
bekerjasama dengan tim medis untuk memberikan intervensi profesinya yang bersifat
menopang, saling ketergantungan dan mandiri dengan sistem rujukan. (10) Rehabilitasi
Bersumberdaya Masyarakat (RBM), program fisioterapi disini yaitu meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat dengan menggunakan seluruh potensi yang
ada di masyarakat baik sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya dalam mengatasi
penyandang cacat (penca), termasuk pendekatan lintas sektor, pemeritah setempat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, keluarga penca dalam pembangunan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Menkes/SK/V/2007
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
4. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2016
5. Yoku N.A dkk. 2014. Proses Perencanaan Program Upaya Kesehatan Wajib (Basic Six)
pada Puskesmas di Kabupaten Keerom Propinsi Papua. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin:Makassar.
6. Upaya Kesehatan Wajib Puskemas diakses dari
https://www.scribd.com/doc/154811809/Kel-3-Pusk-Upaya-Kesehatan-Wajib-
Puskesmas
7. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas diakses dari
https://www.scribd.com/document/376268636/Upaya-Kesehatan-Pengembangan
8. Kerangka Acuan Inovasi Program Puskesmas. 2016. Puskesmas Kotabaru. Dinas
Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
9. Sugiharto I N, Hariani D. 2016. Inovasi Pelayanan Kesehatan (Proses Inovasi Jemput Bola
di Puskesmas II Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro:Semarang
10. Sarweni K P, Hargono R. (2017, Juli). Demand vs Supply Program Kesehatan Remaja di
Puskemas Tanah Kalikedinding Surabaya. Jurnal Promkes, Vol 5, No.1 Juli 2017: 71-81
11. Fisioterapi Sebagai Upaya Kesehatan Inovasi Puskesmas diakses dari
http://www.academia.edu/12854830/FISIOTERAPI_SEBAGAI_UPAYA_KESEHATA
N_INOVASI_PUSKESMAS

Anda mungkin juga menyukai