FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Oleh:
Identifikasi pasien merupakan hal yang sangat krusial dalam pelayanan di rumah sakit.
Beberapa kasus dalam peayanan medis menunjukkan medical error akibat kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien. Menyadari hal tersebut maka setiap rumah sakit sebaiknya
mengidentifikasi pasien dengan akurat dan tepat. Pada ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang
Rakyat Makassar, identifikasi pasien dilakukan dengan mencatat identitas pasien yang lengkap
yaitu mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal/ jam penerimaan, nama pengirim
dan anamnesis pasien. Selain itu, nomor catatan medis dituliskan dalam status, buku register dan
kartu kontrol.
Setelah data pasien dilengkapi, setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit Sayang Rakyat
Makassar memiliki buku status RM mencakup pengkajian awal, harian dan pengkajian akhir
selama pasien dirawat beserta hasil pemeriksaan yang dilakukan dan setiap berkas yang diisi saat
pasien dirawat. Selain itu, setiap pasien diberikan gelang identifikasi yang berisi nama, nomor
rekam medik,tanggal lahir dan jenis kelamin (warna merah muda untuk pasien perempuan dan
warna biru muda untuk pasien laki-laki). Dengan adanya gelang identifikasi, petugas medis dapat
mencocokkan identitas pada gelang pasien dengan status pasien setiap kali melakukan tindakan
sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi pasien. Gelang
identifikasi ini akan diganti apabila gelang rusak dan dilepaskan saat pasien pulang.
Gambar 1. Data identitas pasien
Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, maka pada ruang perawatan di Rumah
Sakit Sayang Rakyat informasi ataupun instruksi yang diberikan baik kepada pasien maupun
kepada sesama tenaga medis diberikan dengan lengkap dan jelas. Setelah informasi atau instruksi
diberikan maka selanjutnya dilakukan read back terhadap informasi atau instruksi yang diterima
secara lisan maupun melaui telepon atau melaporkan hasil pemeriksaan
Selain itu juga diberikan standarisasi singkatan, akronim dan simbol yang berlaku di
rumah sakit dengan harapan bahwa setiap orang memiliki kesamaan persepsi terhadap singkatan,
akronim dan simbol yang diterima. Komunikasi yang efektif juga sangat penting dilakukan saat
melakukan operan atau hand over communication, hal ini perlu agar pemeriksaan, perubahan
instruksi ataupun pelayanan yang perlu diberikan tidak ada yang terlupakan. Oleh karena operan
menjadi hal yang penting, maka dalam membuat laporan diperlukan ketelitian dan ketepatan
laporan sehingga instruksi yang diberikan sesuai.
Pada ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang Rakyat dilakukan pengawasan medikasi yang
aman. Untuk kewaspadaan obat Look Alike &Sound Alike (LASA) atau nama Obat Rupa Mirip
(NORUM) dilakukan pemisahan obat-obat LASA, minimalkan jumlah obat look-alike yang
muncul pada layar seleksi pada order entry, memisahkan kemasan obat look-alike di area
penyimpanan, mengemasulang produk dengan kemasan luar yang berbeda, memastikan label
menampilkan kandungan aktif pada produk farmasi, menggunakan huruf besar untuk label
seperti DOPamine versus DoBUTamine dan mengecek diagnose saat dispensing jika
diidentifikasi potensial tercampurnya obat look-alike.
Melakukan penerapan 5 benar dalam pemberian obat yaitu benar obat, benar dosis, benar
waktu, benar cara pemberian dan benar pasien.
Untuk upaya mereduksi risiko medication error dilakukan pengkajian obat setiap tahun,
membuat kebijakan /prosedur, mengembangkan strategi untuk mencegah kebingungan atau misi
interpretasi dalam penulisan resep atau permintaan obat, menyimpan obat yang terlihat mirip
secara terpisah atau penggunaan alat dispensing otomatis, menggunakan tulisan tebal atau
warna yang berbeda pada label obat, melibatkan pasien dan pendampingnya untuk mengurangi
kesalahan pemberian obat melalui edukasi mengenai obat yang akan diberikan, serta
memastikan seluruh langkah proses pengelolaan obat dilakukan oleh tenaga berkualifikasi dan
kompeten.
Dalam meminimalkan medication error dilakukan penulisan & komunikasi dengan jelas,
penggunaan nama paten dan generic obat, menjelaskan bentuk kemasan dan dosis obat yang
akan diberikan serta edukasi mengenai obat.
Gambar 7. Daftar Look-
Alike And Sound-Alike
Untuk mengurangi angka kejadian infeksi di ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang
Rakyat maka setiap petugas selalu menerapkan cuci tangan pada 5 keadaan yaitu sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan prosedur aseptik, setelah terpapar/ menyentuh cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Selain itu, semua petugas wajib melakukan prosedur cuci tangan yang benar. Handrub dan
handwash tersedia di beberapa titik di ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang Rakyat dan
disetiap bed pasien.
Untuk mengurangi resiko pasien jatuh maka ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang
Rakyat menilai faktor potensial resiko jatuh yang dimana terbagi 2 faktor intrinsic seperti
diagnosis dan perubahan fisik, obat dan interaksinya, kondisi mental/penggunaan alcohol dan
karakteristik pasien dan faktor eksrinsik seperti karakteristik lingkungan. Ruang perawatan di
Rumah Sakit Sayang Rakyat juga melakukan assessement resiko jatuh pada saat pendaftaran,
transfer dari satu unit ke unit lain, setelah pasien jatuh, dan regular interval, bulanan, dua
mingguan atau harian. Assessement resiko jatuh menggunakan MORSE FALL RISK
ASSSESSMENT.Untuk mengurangi jatuh, dilakukan intervensi berupa intervensi intrinsik,
intervensi ekstrinsik, edukasi pasien /keluarga dan edukasi staf. Adapun yang menjadi faktor
penghalang dalam upaya pencegahan pasien jatuh yaitu staffing yang tidak adekuat dan
hambatan komunikasi budaya pasien. Adapun yang menjadi penyebab terbanyak pasien jatuh
adalah bed plang tempat tidur tidak terkunci jatuh dan brancar daus jatuh.
Pada ruang perawatan di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar tidak dilakukan
penilaian risiko dekubitus pada setiap pasien. Di ruang perawatan Rumah Sakit Sayang Rakyat
dilakukan penilaia nutrisi dan perawatan kulit serta mengatur posisi tubuh yang aman untuk
setiap pasien-pasien yang mengalami penurunan kesadaran seperti mereduksi gesekan, reposisi
pasien, mengelevasi tempat tidur daerah kepala, dan elevasi tumit.