Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 2

“GOALS PATIEN SAFETY ’’

‘‘ KOMUNIKASI EFEKTIF ’’

DI SUSUN

OLEH

KELOMPOK 2

1. Aprilia Wahyuningsih 751440117042


2. Dessy Angraini Rauf 751440117047
3. Diah Amalia Mirzanti Djamil 751440117049
4. Dwi Sandra Moointi 751440117050
5. Fadila Daud 751440117051
6. Inky Meiyandi Ilato 751440117055
7. Julaiha Hadju 751440117056
8. Lendy Kurniawan 751440117058
9. Mohammad Zulkarnain Bakari 751440117062
10. Nur Inda Wantu 751440117066
11. Rina Angraini Kaharu 751440117070
12. Tria Karmila Malopo 750440117076
13. Zulkarnain Yusuf 751440117080

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2017-2018
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOAL (IPSG)

Yaitu standar internasional di rumah sakit dimana mengutamakan keselamatan pasien.

1. Ketepatan identifikasi pasien


Identifikasi dilakukan pada saat :
 pemberian obat, darah, atau produk darah
 pengambilan darah / spesimen pemeriksaan.
 sebelum melakukan tindakan/prosedur pelayanan Pasien diminta untuk
menyebutkan Nama , tanggal lahir(umur), dengan mencocokannomer rekam
medik pada gelang pasien.

2. Peningkatan komunikasi efektif


Penggunaan komunikasi verbal, lisan atau per telepon dilkukan hanya pada kondisi
mendesak bila pelyanan secara tertulis tidak dapat dilakukan.
 Lakukan tehnik SBAR ( SITUATION -BACKGROUND -ANALYSIS -
RECOMONDATION) untuk pelaporan pelayanan verbal melewati telepon.
 Lakukan TBK (Tulis Baca Konfimasi) untuk semua perintah verbal dan
pembacaan hasil pemeriksaan uji laboratorium yang kritis, dan beri tanda
TBK. Pada setiap dokumentasinya.

3. Waspada penggunan obat HAM


Penggunaan obat HAM harus menggunakan 7benar : benar obat, pasien, dosis, waktu,
rute pemberian, benar dokumentasi dan benar informasi.
Yang termasuk dalam obat HAM yaitu elektrolit konsetrat serta obat yang terlohat
mirip atau nama kedengaran mirip (Nama Obat dan Ucapan Mirip/NORUM, atau
LookAlikeSoundAlike/LASA)

4. Tepat prosedur, tepat lokasi serta tepat pasien pembedahan. Lakukan sign in pasien
sebelum melakukan pembiusan, lakukan timeout sebelum insisi, lakukan signout
sebelum penutupan operasi

5. Menurunkan resiko infeksi.


Resiko infeksi bisa dikontrol dengan melakukan cuci tangan prosedural handsrub/
antiseptic berbasis alkohol apa handswash/ menggunakan air mengalir dan sabun.
Lakukan cuci tangan wajib saat 5 moment

6. Menurunkan resiko jatuh pada pasien.


Penilaian resiko jatuh pada anak menggunakan humptydumpty sedangkan untuk
dewasa menggunakan metode morse fall. Penggunaan gelang berwarna kuning dan
papan penanda resiko jatuh wajib terpasang.

6 Goals Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit (IPSG)

Gustinerz.com | Joint Commission International (JCI) adalah lembaga yang mendedikasikan


diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan kesehatan. JCI memiliki misi meningkatkan
kualitas kesehatan secara terus-meneurs kepada masyrakat, dengan bekerja sama dengan para
stakeholder, mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan, serta memberikan inspirasi dalam
peningkatan penyediaan pelayanan yang a8man, efektif yang paling tinggi dan bernilai
mutunya. Dari ribuan rumah sakit yang ada di Indonesia hanya beberapa saja yang telah
terakreditasi JCI.
JCI mengeluarkan 6 Goals keselamatan pasien (International PatientSafetyGoals/IPSG) yang
menjadi pegangan (SPO) di hampir seluruh rumah sakit di dunia. Berikut penerapan 6 Goals
Keselamatan Pasien (International PatientSafetyGoals) yang diambil dari Standar di Rumah
Sakit Universitas Airlangga,
1. Identifikasi Pasien Secara Tepat/IdentifyPatientsCorrectly.
Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai berikut:
 Nama lengkap dan tanggal lahir, atau
 Nama lengkap dan nomor medicalrecord, atau
 Nama lengkap dan alamat

2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif/ImproveEffectiveCommunication


 Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon
 Melakukan hand over saat serah terima pasien
 Melakukan criticalresult dalam waktu 30 menit
 Menggunakan singkatan yang dibakukan.

3. Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang membutuhkan


perhatian/ImprovethesafetyofHigh-AlertMedications
 Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang perawatan
(termasuk potassiumchloride/KCL dan Sodium chloride/NaCl>0.9%)

4. Meningkatkan benar lokasi, benar pasien, benar prosedur pembedahan/EnsureCorrect-


Site, Correct-Procedure, Correct-PatientSurgery
 Melakukan sitemarking
 Menggunakan dan melengkapi surgical checklist
 Melakukan timeout

5. Mengurangi Risiko Infeksi/ Reducetheriskofhealthcare-AssociatedInfections


Melakukan cuci tangan

 Sebelum kontak dengan pasien


 Sebelum melakukan tindakan aseptic
 Setelah kontak dengan cairan tubuh
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6. Mengurangi risiko pasien cedera karena


jatuh/Reducetheriskofpatientharmresultingfromfalls
 Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.
 Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi.

Komunikasi yang efektif antara pasien dan perawat merupakan persyaratan penting
didalam memberikan perawatan khususnya perawatan berfokus pasien. Petugas kesehatan
yang profesional harus mempunyai Keterampilan dan pengetahuan didalam memberikan
pelayanan Perawatan berpusat pasien, didalam melakukan kolaborasi interprofessional,
pasien safety serta menggunakan sistem informatika dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan.

Sistem lingkungan prawatan kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi


informasi. Dunia Keperawatan semakin mudah untuk mewujudkan profesionalisme dalam
pemberian Asuhan Keperawatan kepada klien secara cepat, tepat dan akurat. Tulisan ini
berisikan Tentang kompetensi keperawatan dalam melakukan komunikasi yang efektif dalam
Pemberian pelayanan berfokus pasien guna meningkatkan safety pasien dengan
Menggunakan alat komunikasi (teknologiinformasi) dalam melakukan kolaborasi
interprofesiol

Latar Belakang

Keamanan merupakan prinsip yang paling dasar diterapkan dalam pemberian


pelayanan di rumah sakit terutama dalam pemberian pelayanan keperawatan dan merupakan
aspek yang paling diperhatikan karena berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang ada
dirumah sakit. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan sebuah sistem yang dijumpai
dirumah sakit dimana rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak
diharapkan terjadi. Sistem keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dar iinsiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko(Depkes2008).

Adapun Tujuan diterapkannya program keselamatan pasien (patient safety) dirumah


sakit adalah guna menciptakan budaya keselamatan pasien dirumah sakit, meningkatkan
akuntabilitas rumah sakit,serta menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dirumah
sakit,dan terlaksananya program – program dalam melakukan pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan. Oleh karena banyaknya masalah yang
berkaitan dengan keselamatan pasien yang di temukan di rumah sakit,maka diperlukan suatu
standar yang dapat digunakan sebagai acuan rumah sakit di Indonesia dalam menangan
ikeselamatan pasien (patientsafety). Adapun Standar keselamatan pasien rumah sakit yang
saat ini digunakan mengacupada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh
Join Commisionon Accreditation of Health Organization di Illinois pada tahun 2002 yang
kemudian disesuaikan juga dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia. Penilaian
keselamatan yang dipakai di Indonesia pada saat ini adalah dengan menggunakan instrumen
Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Komite akreditasi RS (KARS,2012)

Departemen Kesehatan RI telah membuat dan menerbitkan satu buku Panduan


Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) yang didalamnya terdapat 7
standar yang membahas tentang keselamatan pasien pada tahun 2008 yakni: Hak pasien,
Mendididik pasien dan keluarga, Keselamatan pasiendan kesinambungan pelayanan,
Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien, Peran kepemi pinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien, Mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan dalam hal ini Komunikasi merupakan
kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional dan merupakan tenaga kesehatan
terbesar yang ada dirumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
keselamatan pasien. Perawat berperan dalam melindungi, melakukan promosi dan mencegah
terjadinya sakit dan injury, mengurangi penderitaan melalui diagnosa dan pengobatan, serta
melindungi dalam perawatan terhadap individu, keluarga, komunitas dan populasi
(ANA,2003). Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa perawat mempunyai peranan
yang sangat penting dalam mewujudkan Patient safety di rumah sakit yaitu sebagai pemberi
pelayanan keperawatan, perawat harus mematuhi semua standar pelayanan dan SOP yang
telah di buat dan ditetapkan oleh rumah sakit serta tidak luput pula dalam menerapkan prinsip
– prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan, memberikan pendidikan kepada
pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan, menerapkan kerjasama tim kesehatan
yang handal dalam pemberian pelayanan kesehatan, peka dan proaktif dalam melakukan
penyelesaian masalah terhadap kejadian yang tidak diharapkan, melakukan
pendokumentasian dengan benar dari semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dan keluarga serta komunikasi efektif yang merupakan hal yang sangat berperan
terhadap keberhasilan suatu pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya.

Komunikasi efektif yang dilakukan antara pasien dan perawat merupakan syarat yang
penting dalam memberikan pelayanan keperawatan terutama pelayanan keperawatan yang
berfokus kepada pasien. Komunikas imerupakan salah satu standar dalam praktek
keperawatan profesional terutama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasein
begitu pula yang digambarkan America Nurse Association (ANA, 2010) kompetensi
profesional dalam praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan kemampuan melakukan
diagnosa klinik melainkan kemampuan dalam melakukan komunikas iinterpersonal.
Diperlukan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi didalam memberikan Pelayanan
berpusat pada pasien (Patient centeredcare), kolaborasi interpersonal dan informatika dalam
rangka memenuhi kebutuhan pasien , meningkatkan kualitas dan keselamatan dalam sistem
lingkungan perawatan kesehatan. Dibutuhkan alat komunikasi dan sistem informatika dalam
melakukan komunikasi yang efektif sehingga pelayanan keperawatan berfokus pasien dapat
diberikan secara profesional serta mengurangi kejadian yang tidak dinginkan terjadi. Dengan
adanya sistem informasi dan teknologi informatika , tenaga keperawatan profesional dapat
mendiskusikan pelayanan kesehatan dengan tenaga profesional lain tanpa melakukan tatap
muka misalnya melalui email , maupun telephone Sehingga hal tersebut sangat memudahkan
pihak tenaga profesional dalam memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan.
Cronenwett,etall. ,2007, Cronenwett. , 2009 mengatakan bahwa Informatika merupakan
penggunaan teknologi informasi dalam melakukan komunikasi, mengelola pengetahuan,
mengurangi kesalahan dan sebagai alat pendukung dalam pengambilan keputusan, selain itu
perawat juga menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pengajaran kesehatan dan
promosi kesehatan serta informasi pencegahan penyakit kepada pasien dengan berbagai cara
(AACN, 2011). Yaitu bisa dengan menggunakan e-Health atau pun IT. · Patient centered care
dan komunikasi Patient cenetered care menurut Institute of Medicine (IOM) 2003, sebagai
asuhan yang menghormati dan responsif terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai pribadi
pasien serta memastikan nilai tersebut menjadi panduan bagi semua keputusan klinis. Tujuan
dalam Patient centered care terkait dengan komunikasi adalah memperbaiki sistem perawatan
kesehatan dengan menggunakan komunikasi dan teknologi informasi serta mempersiapakan
petugas yang ingin melakukan perubahan terhadap lingkungan perawatan kesehatan karena
sistem kesehatan terbaru abad ke-21 mempunyai target meningkatkan sistem perawatan baik
dalam struktur maupun proses dalam merubah lingkungan perawatan kesehatan.

Dalam rangka memenuhi standar paraktek keperawatan yang profesional perawat


harus meningkatkan, mengubah, dan mendesain ulang sistem perawatan kesehatan serta
mengkaji hambatan-hambatan yang ada dalam melakukan komunikasi. Hambatan
komunikasi antara pasien dan perawat mungkin berhubungan dengan bahasa, tingkat
perkembangan, kondisi medis yang dialamai misalnya: kecacatan, gaya belajar, psikososial,
keuangan dan faktor budaya (ANA, 2010; Massachusetts Departement of Higher Education
Nurse of the Future Competency committee, 2010). Perawat harus bersedia dan mampu
memahami gaya yang berbeda dari komunikasi yang digunakan oleh pasien, keluarga, dan
profesional perawatan kesehatan lainnya, melakukan komunikasi dengan pasien, keluarga
dan sistem selama transisi dalam perawatan, dan menggunakan teknologi informasi untuk
melakukan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien dalam berbagai cara.Perawat juga
mengkomunikasikan risiko kesehatan lingkungan dan strategi untuk mengurangi paparan
risiko kepada pasien, keluarga, dan masyarakat (ANA, 2010). Perawat terus menganjurkan
pencegahan penyakit, kesehatan, dan promosi gaya hidup sehat, termasuk fokus pada
kesehatan penduduk saat memberikan pelayanan berpusat pada pasien dengan menggunakan
komunikasi yang efektif (IOM, 2003). Perawatan berpusat pasien dan ketika bekerja dengan
tim.· Interprofesional kolaborasi dan komunikasi Kolaborasi interprofessional dalam
lingkungan kerja profesional telah diakui oleh keperawatan, dan tim kesehatan lain serta
organisasi profesional kesehatan sebagai komponen penting dalam keselamatan yang
mempunyai kualitas tinggi dalam memberikan pelayanan komputer, literasi informasi, dan
manajemen informasi dan hal ini merupakan dasar dari TIGER kompetensi. Perawat juga
menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pendidikan kesehatan serta
mempromosikan kesehatan dan informasi pencegahan penyakit kepada pasien menggunakan
komunikasi yang efektifdengan menggunakan teknologi informasi ini.Technologi informasi
kesehatan (IT) atau Electronic Health (e-Health) digunakan oleh perawat sebagai sarana
teknologi informasi dan komunikasi didalam meningkatkan kesehatan dan perawatan
kesehatan serta digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien,dan dapat
digunakan pula sebagai alat informasi dalam pencegahan penyakit (AACN, 2011). e- Health
sendiri dapat diartikan tidak hanya sebagai pengembangan teknologi pelayanan kesehatan,
namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. e-Health dapat diterapkan didalam program pelayanan kesehatan yang
membantu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara
elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimana pun diperlukan, serta
dapat melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real time
melalui internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan banyak keuntungan
terhadapa kedua belah pihak seperti penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi
layanan dan memberikan pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien
dengan efektif dan lebih cepat. Dengan adanya teknologi informasi petugas kesehatan
profesional dapat memantau kesehatan pasien dengan menggunakan fasilitas intenert atau
pun telephone selain dengan melakukan tatap muka. Adapun fasilitas yang dapat digunakan
menggunakan e-health adalah denganmelakukan komunikasi dengan komunitas secara online
dan mendapatkan dukungan kelompok, mendapatkan informasi kesehatan, dan sebagai alat
dalam manajemen diri kesehatan, serta dapat digunakan juga dalam melakukan pelaporkan
kondisi kesehatan seseorang. Adapun teknologi kesehatan yang dapat digunakan dalam
mendukung perawatan kesehatan pasien dimana perawat juga harus terlibat didalamnya
adalah melalui elektronik kesehatan dan medical record beserta sistem monitoring pasien dan
sistem administrasi pengobatan. Electronik Medical Record (EMR) atau disebut juga
Elektronik Health Record (HER) digunakan dalam sitem pelayanan keperawatan tidak hanya
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi spesifik klinis pasien tetapi
digunakan juga sebagai alat berkomunikasi dengan profesional kesehatan lainnya melalui
jaringan internete-mail. Penggunaan HIT ini juga diatur dalam undang – undang sehingga
pertukaran informasi yang dilakukan dikalangan tenaga kesehatan profesional menjadi
terlindungi dengan adanya hukum tersebut.
American Nurses Association (ANA, 2011) dan CDC mempunyai prinsip dan
pedoman yang telah diimplementasikan bahwa dalam melakukan praktek melalui jejaring
social pesan perlindungan kesehatan dan informasi pasien diidentifikasi dan masalah privasi
lainnya dapat ditangani oleh badan badan nasional dalam melakukan komunikasi
interprofesional menggunakan teknologi informasi sehingga tenaga keperawatan profesional
dapat memilih alat dan teknik yang efektif untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi sehingga
tim interprofesional dapat meningkat fungsinya. (Interprofessioal Pendidikan Collaborative
Expert Panel, 2011).

Adapun Manfaat dari Penggunaan HIT Menurut Department of Healthand Human


Services, (2007), manfaat dari penggunaan HIT adalah sebagai berikut:

1.Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

2.Mencegah kesalahan medis

3.Mengurangi biaya perawatan kesehatan

4.Meningkatkan efisiensi administrasi

5.Menurunkan dokumen

6.Memperluas akses jangkauan perawatan

Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam menggunakan jejaring
sosial yang ditujukan untuk perawat seperti yang dikemukakan oleh Princip leforsocial
network ingandthe nurse: Gaidance for theregistered nurse (ANA, 2011) meliputi:

- Perawat tidak boleh mengirimkan atau menempatkan secara individu informasi pasien
secara online

- Perawat harus mengamati dan menggambarkan secara profesinal batasan etik pasien-
perawat

- Perawat harus memahami bahwa yang diposting adalah pasien, kolega, institusi dan
lembaga

- perawat harus mengambil keuntungan dalam mengatur privasi dan memisahkan antara
informasi profesional dan personal secara online

- Perawat harus membawa konten yang dapat membahayakan privasi dan hak pasien, kepada
pihak yang berwewenang
- Perawat harus berpartisipasi dalam mengembangkan kebijakan institusional yang mengatur
perilaku secara online

Kesimpulan

- Komunikasi efektif merupakan dasar kompetensi yang harus dimiliki oelah seorang tenaga
pelayanan profesional dalam memberikan asuhan perawatan kepada pasien sebagai focus
pelayanan karena dengan komunikasi yang efektif dapat mencegah atau menghindari
kejadian yang tidak diharapkan terjadi dalam hal ini keselamatan atau patient safety dapat
terjamin.

- Komunikasi yang efektif juga digunakan dalam sistem teknolofi informasi kesehatan
teruatama dalam mempromosikan, memberikan pendidikan kepada pasien melalu iakses
internet seperti informasi- informasi yang bisa disearcing oleh pasien terkait dengan
kesehatannya diinternet selain itu e-Health dapat diterapkan didalam program pelayanan
kesehatan yang dapat membantu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling
bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan
dimanapun diperlukan, serta dapat melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa
kesehatan lainnya secara realti memelalui internet. Layanan kesehatan seperti ini akan
memberikan banyak keuntungan terhadap kedua belah pihak seperti penghematan dari sisi
biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan pemberian keputusan layanan
kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

http://hamimfajar.blogspot.com/2014/04/international-patient-safety-goal-ipsg.html?m=1
https://gustinerz.com/6-goals-keselamatan-pasien-di-rumah-sakit-ipsg/
https://www.kompasiana.com/debianitha300879/54f385257455137f2b6c7a76/kompetensi
-komunikasi-dan-patient-safety-pada-patient-centered-care-menggunakan-sistem-
Informatika

Anda mungkin juga menyukai