A. Windshield Survey
Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa rumah sakit islam
Ibnu Sina Padang berdiri pada tanggal 30 Mei 1972. Awal didirikan masih
dalam bentuk Balai Kesehatan yang terletak di jalan Rasuna Said. Pada tahun
1989 akhirnya RSI Ibnu Sina Padang memiliki lokasi tetap berlokasi di jalan
Gajah Mada Gunung Pangilun dan diresmikan oleh Bpk Menteri Azwar Anas
untuk pelayanan rawat inap telah bertambah menjadi 124 bed. Diantara nya
terdapat kelas; Presiden Suite, VVIP, VIP A, VIP B, Kelas I, Kelas II, Kelas III,
di bawah pimpinan ketua yayasan DR. H. Zainul Daula, SH, MH dan direktur
RSI Ibnu Sina dr. Erlinengsih. MARS. RSI Ibnu Sina Padang merupakan
rumah sakit swasta tipe C yang merupakan rujukan dari puskesmas. RSI Ibnu
Sina Padang memiliki pelayanan IGD 24 jam, rawat jalan (klinik umum/KIA,
12
laboratorium, laboratorium klinik , laboratorium patologi anatomi, fisioterapi,
RSI Ibnu Sina Padang yang terdiri 10 ruang yang terdiri dari 25 tempat tidur,
9 ruangan untuk kamar rawat inap pasien penyakit dalam, 1 ruangan isolasi.
oleh 1 orang kepala ruangan yang berlatar pendidikan sarjana profesi ners
pembagian jadwal dinas sebanyak 3 shift yaitu pagi, sore, malam. Model
1. Daftar Masalah
13
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKP-RS (2008)
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
seharusnya diambil.
jatuh terkait dengan kondisi dan penyakit yang diderita, contohnya pada
14
pasien dengan kelemahan fisik akibat dehidrasi, status nutrisi yang
gaya berjalan pada pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak
atau gelisah yang mencoba untuk turun atau melompati pagar tempat
ada beberapa label penanda digelang pasien seperti resiko jatuh yang
saat berada diatas tempat tidur agar tidak terjadi resiko jatuh pada
pasien.
15
Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan Marwa pada 30
keluarga pasien serta lembar balik pencegahan resiko jatuh belum ada
di ruang Marwa.
16
bagaimana untuk mendokumentasikan perawatan pasien yang
17
Dari hasil pengamatan 25-26 Maret 2019 di ruang rawat inap
medik. Jadi di ruangan Marwa tidak memiliki side book atau buku
medis klien yang ada di ruang rawat inap marwa dimana dilakukannya
pasien terbaru: 25 Maret 2019) ditemukan bahwa dari 120 SOAP yang
18
SOAP terdapat 84 SOAP ditemukan ketidakcocokan antara data
Operasional
19
Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan
produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-
tajam.
20
dicuci setiap hari, terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak
tindakan dan tidak boleh di bawah tempat tidur pasien, ikat kantong
urine, dan feces serta kontak dengan pasien. Sampah non medis adalah
dan feces yang berasal dari pasien, meskipun sampah tersebut berasal
tajam adalah sampah jarum, kaca, dan tempat obat dalam bentuk
21
- Alat kesehatan seperti : kassa pembalut, alcohol swab,
2) Pada saat membuang plabot infuse, buang plabot infuse beserta sel
plabot infuse. Bagian set infuse tidak perlu di lepas dari plabot dan
tidak perlu digunting bagian ujung yang tajam, digulung yang rapi
3) Plastik sampah yang penuh harus di ikat dan dibawa oleh petugas
22
Berdasarkan hasil observasi kelompok dari tanggal 25–26
infections (HAI’s). Hal itu terjadi karena tidak adanya tempat sampah
operasional.
23
2. Validasi data
Lembar
Kuesioner Observasi Wawancara
No Masalah Observasi
Karu Katim PA Karu Katim PA Karu Katim PA PA
1 Belum optimalnya - - - √ √ √ √ √ √ √
kesadaran peningkatan
pencegahan resiko jatuh
di ruang marwa
2 Belum optimalnya √ √ √ √ √ √ √ - √ -
keakuratan evaluasi
keperawatan
keperawatan di ruang
rawat marwa
3 Belum optimalnya - - - √ √ √ √ - - √
pemilahan sampah medis
infeksius dan non
infeksius yang sesuai
standar prosedur
operasional di ruang
rawat marwa
24
Dari 11 Responden, sebanyak 64 % (9 perawat) berumur 21-30
25
Data Status Kepegawaian Diruangan Marwa RSI Ibnu Sina Padang
Ibnu Sina Padang selama 0-5 tahun, dan 57% (8 perawat) selama 6-10
tahun.
26
Data Tingkat Lama Bekerja Perawat di Ruang Marwa RSI Ibnu
Sina Padang
marwa selama 0-5 tahun, dan tidak ada perawat yang bekerja di ruang
27
b. Pengkajian Assesment Awal Resiko Jatuh Dengan Standar
Prosedur Operasional
assessment awal yang tidak sesuai SOP, dan 20% (4 pasien) yang
tindakan pengetahuan umum resiko jatuh yang tidak sesuai SOP, dan
50% (10 pasien) yang memiliki tindakan pengetahuan umum resiko jatuh
28
Data Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan
intervensi resiko jatuh yang tidak sesuai SOP, dan 20% (4 pasien) yang
29
Dari 120 asuhan keperawatan yang terdokumentasi dari 12 orang
rendah, dan tidak ada perawat yang memiliki pengetahuan yang sedang.
30
Data Pengetahuan Perawat tentang Rencana Keperawatan
31
Dari 11 Responden, sebanyak 91% (10 perawat) memiliki
rendah, dan tidak ada perawat yang memiliki pengetahuan yang sedang.
2019, dilakukan 6 kali observasi pada jam 07.00-11.00 WIB dan 11.00-
32
Dari 6 kali hasil observasi pada pemilahan sampah, sebanyak 67%
sampah, dan 33% (2 kali hasil observasi) sudah tepat dalam melakukan
pemilahan sampah.
B. Rumusan Masalah
No Data Masalah
1 Ketidaksesuaian Pengkajian Assesment Awal Resiko Belum optimalnya pengkajian
Jatuh dengan Standar Prosedur Operasional
assesment awal resiko jatuh
- Sebagian besar perawat tidak sesuai dalam
dengan standar prosedur
melakukan pengkajian assessment awal resiko
jatuh pada pasien sebanyak 80%. operasional
- Sama rata antara kesesuaian tindakan resiko
jatuh yang di lakukan perawat sebanyak 50%.
- Sebagian besar perawat tidak sesuai dalam
melakukan intervensi resiko jatuh pada pasien
sebanyak 80%.
2 Ketepatan Pendokumentasian : Evaluasi Belum optimalnya ketepatan
Keperawatan pendokumentasian : evaluasi
- Sebagian besar perawat memiliki pengetahuan keperawatan
yang tinggi tentang konsep asuhan keperawatan
yaitu sebesar 73%.
- Sebagian besar SOAP keperawatan kurang tepat
terdokumentasi oleh perawat yaitu sebanyak
80%.
- Lebih dari separuh perawat memiliki
pengetahuan tentang konsep dokumentasi
keperawatan dengan tingkat pengetahuan sedang
yaitu sebanyak 55%.
- Sebaguan besar perawat memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang diagnosa
keperawatan yaitu sebanyak 82%.
- Sama rata antara tingkat pengetahuan tinggi dan
33
sedang tentang pengetahuan rencana
keperawatan yaitu sebanyak 36% dan 46%.
- Seluruh perawat memiliki tingkat pengetahuan
yang tinggi tentang pengetahuan implementasi
keperawatan yaitu sebanyak 100%.
- Sebagian besar perawat memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang pengetahuan
evaluasi keperawatan yaitu sebanyak 91%
34