Selamat Belajar
Analisis Rangkaian Listrik
Di Kawasan Waktu (1)
(Besaran Listrik, Model Sinyal, Model Piranti)
• Banyak kebutuhan
manusia, seperti:
– Sandang
– Pangan
– Papan
– Kesehatan
– Keamanan
– Energi Sajian kuliah ini terutama
terkait pada upaya
– Informasi pemenuhan kebutuhan
ini
– Pendidikan
– Waktu Senggang
– dll.
Pendahuluan
BOILER GENERATOR
TURBIN
TRANSFORMATOR
GARDU DISTRIBUSI
Pendahuluan
BOILER GENERATOR
TURBIN
TRANSFORMATOR
GARDU DISTRIBUSI
BOILER GENERATOR
TURBIN
TRANSFORMATOR
GARDU DISTRIBUSI
Penyediaan Informasi
Demikian pula halnya dengan informasi. Informasi yang dibutuhkan
manusia berada dalam berbagai bentuk dan tersedia di di berbagai
tempat, tidak selalu berada di tempat di mana informasi dibutuhkan.
Oleh karena itu diperlukan konversi informasi. Berbagai bentuk informasi
dikonversikan ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik. Sinyal listrik hasil
konversi ini disalurkan ke tempat ia dibutuhkan. Sampai di tempat tujuan
sinyal tersebut dikonversikan kembali ke dalam bentuk-bentuk yang dapat
ditangkap oleh indera manusia ataupun dimanfaatkan untuk suatu
keperluan lain (pengendalian misalnya).
Dengan cara itulah kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di
belahan bumi yang lain dalam waktu yang hampir bersamaan dengan
berlangsungnya kejadian, tanpa harus beranjak dari rumah.
Konversi informasi dari bentuk aslinya ke bentuk sinyal listrik maupun
konversi balik dari sinyal listrik ke bentuk yang dapat ditangkap indera,
dilakukan dengan memanfaatkan komponen-komponen elektronika.
Pendahuluan
Penyediaan Informasi
Pendahuluan
+
Piranti
Simbol Piranti
Perubahan besaran
fisis yang ada dalam
rangkaian kita Perilaku piranti kita
nyatakan dengan nyatakan dengan
model matematis model matematis
yang kita sebut yang kita sebut
model sinyal model piranti
Pendahuluan
Analisis di
Analisis di Analisis di
Kawasan s
Kawasan Waktu Kawasan Fasor
(Transf. Laplace)
+
daya yang dikirim oleh sumber > daya yang diterima beban
tegangan sumber > tegangan beban
Pendahuluan
+
CONTOH
Agar beban menerima daya sebesar 100000 watt atau 100 kilowatt
(100 kW), sumber harus mengeluarkan daya lebih besar dari 100
kW, misalnya sebesar 105000 watt atau 105 kW.
Hal ini berarti saluran menyerap daya sebesar 5 kW.
Terjadi susut daya sebesar 5 % di saluran.
+
Pendahuluan
+
+++
Dalam kenyataan, rangkaian listrik tidaklah sederhana
Pada jaringan penyalur daya listrik, sumber mengeluarkan daya
sesuai
Jaringan listrik perlu dengan
dilindungi permintaan
dari beban. tidak normal
berbagai kejadian
yang dapat menyebabkan terjadinya
Pada rangkaian penyalur
kelebihan informasi,
arus atau dayategangan.
kelebihan sumber terbatas. Oleh
karena itu alih daya ke beban perlu diusahakan maksimal.
Jaringan perlu sistem proteksi yaitu
Alih daya
proteksi ke lebih
arus beban akan
dan maksimal
proteksi jika tercapai
tegangan lebih.
matching (kesesuaian) antara sumber dan beban.
Jaringan listrik juga memerlukan sistem pengendali untuk mengatur
aliran energi ke beban.
Pendahuluan
Keadaan transien
+
Contoh tegangan
Contoh dantransien
tegangan arus transien
30
20
vs12
v v
[V]
10 v 12 12e1000t
0 [V] t
i
[A] -10 0 i 20 4 6 t [s] 8 10 [ms]
-20 0 0.002 0.004
-30
Tegangan di suatu
piranti tertentu
Tegangan
memerlukansumber vs
waktu
merupakan
sekitar 0,004tegangan
detik untuk
sinusoidal.
meningkat dari 0 V
Tegangan
sebelum (v)mencapai
dan arus nilai
(i) di
pirantikeadaan
memerlukanmantap
waktu
untuksebesar
mencapai12 nilai
V.
mantapnya yang akan
berbentuk sinusoidal juga.
Pendahuluan
Hukum-Hukum Rangkaian
Analisis rangkaian listrik dilakukan berbasis pada dua hukum dasar:
Hukum Ohm
dan
Hukum Kirchhoff
Proporsionalitas
+
X Y
masukan keluaran
K y
x
y=Kx
Jika K bernilai konstan, rangkaian disebut sebagai rangkaian linier
Pendahuluan
Theorema Thévenin
+
X
Y
masukan keluaran
Rangkaian dapat dipandang sebagai terdiri dari dua seksi, yaitu
seksi sumber dan seksi beban
Seksi sumber adalah bagian rangkaian yang mengandung sumber
(yang mungkin ada beberapa sumber di dalamnya). Seksi beban
adalah bagian rangkaian mengandung beban.
Metoda Analisis
Metoda rangkaian ekivalen Thevenin merupakan salah satu metoda
dasar dalam analisis rangkaian listrik.
4v A 8v B 15 4 8 v A 15
v A vB 2
1 1 v 2
B
Besaran Listrik
Besaran Listrik
Dua besaran fisika yang menjadi besaran dasar
dalam kelistrikan adalah
Perubahan besaran fisis yang ada dalam rangkaian kita nyatakan dengan model
matematis yang kita sebut model sinyal. Peubah-peubah sinyal dalam analisis
rang kaian adalah arus, tegangan, dan daya. Tiga peubah sinyal ini tetap kita
sebut sebagai sinyal, baik untuk rangkaian yang bertugas melakukan
pemrosesan energi maupun pemrosesan sinyal.
Kita akan melihat bahwa rangkaian yang akan dipelajari terbatas pada
rangkaian dengan sinyal waktu kontinyu atau sinyal analog dan rangkaiannya
kita sebut rangkaian analog.
Dalam bab ini kita akan memahami bahwa pengolahan peubah sinyal harus
memperhatikan referensi sinyal. Kita juga akan memahami berbagai bentuk
gelombang sinyal dan pernyataan-pernyataannya.
dq dw dw
i= v= p=
dt dq dt
Peubah Sinyal
Sinyal waktu kontinyu
Sinyal waktu diskrit mempunyai mempunyai nilai untuk setiap t
nilai hanya pada t tertentu yaitu tn dan t sendiri mengambil nilai
dengan tn mengambil nilai dari dari satu set bilangan riil
satu set bilangan bulat
v(t)
v(t)
Referensi arus dinyatakan dengan anak panah. Arah anak panah dianggap
menunjukkan arah positif arus. Jika dalam perhitungan diperoleh angka negatif,
hal itu berarti arus pada piranti dalam rangkaian sesungguhnya berlawanan
dengan arah referensi.
referensi
Suatu simpul (titik hubung i2
arus
dua atau lebih piranti) dapat
dipilih sebagai titik referensi A B
2
tegangan umum dan diberi
+ v2
simbol “pentanahan”. Titik ini + +
dianggap memiliki tegangan i1 1 v1 v3 3 i3
nol. Tegangan simpul-simpul
yang lain dapat dinyatakan G referensi tegangan
relatif terhadap referensi
referensi tegangan umum (ground)
umum ini.
piranti
Referensi Sinyal
CONTOH:
(isilah kotak yang kosong)
A 12 5
B 24 -3
C 12 72
D -4 96
E 24 72
Bentuk Gelombang Sinyal
Bentuk Gelombang Sinyal
v v
1,2 v
1,2
00 00 0 t20
t 0 t20
Anak tangga -1,2 -1,2
0
v v
-1,2
0 20
t
t
Sinus 0 t 0
Deretan pulsa
v 1,2 Gelombang persegi
0
v v
0
0
t 20
0 t 0 t
Eksponensial Gigi gergaji Segi tiga
Bentuk Gelombang Dasar
v
1 v u (t ) 0 untuk t 0 Amplitudo = 1
v VA
v V Au (t ) 0 untuk t 0 Amplitudo = VA
V A untuk t 0 Muncul pada t = 0
0 t
v VA
v V Au (t Ts ) 0 untuk t 0
V A untuk t Ts
0 Ts t
Amplitudo = VA
Muncul pada t = Ts
Bentuk Gelombang Dasar
Gelombang Eksponensial
v
VA
t /
v [VA e ] u(t )
0.368VA
Amplitudo = VA
: konstanta waktu
0 1 2 3 4 5 t /
Contoh
v1 (t ) 5e t / 2u(t ) V
10 Konstanta waktu = 2
v [V]
5 v3 v2 (t ) 10e t / 2u(t ) V
v2
Konstanta waktu = 2
v1
0
0 5 t [detik] 10 v3 (t ) 10 e t / 4u(t ) V
Konstanta waktu = 4
0 00 t
-2
t -2
TS
VA
-1,2 V-1,2
A
Ts
v VA cos[2 t / To ] dengan 2 (sudut fasa)
T0
1
Karena frekuensi siklus f 0
T0 v V A cos[2 f 0 t ] atau
maka
dan frekuensi sudut 0 2f 0
2 v V A cos[0 t ]
T0
Bentuk Gelombang Komposit
Fungsi Impuls v A
t
0 T1 T2
Dipandang
sebagai terdiri
dari dua
gelombang v A
anak tangga
v Aut T1
Muncul pada t = T1
t
0 T1 T2 v Aut T2
Muncul pada t = T2
A
v Aut T1 Aut T2
Bentuk Gelombang Komposit
Impuls satuan v
Impuls simetris thd sumbu tegak
Impuls simetris Lebar impuls diperkecil dengan
thd sumbu tegak mempertahankan luas tetap 1
Luas = 1
t
0
Fungsi Ramp
v ramp berubah secara linier
r(t) muncul pada t = 0
v(t ) r (t ) t u(t )
t
0 Kemiringan = 1
Sinus Teredam
v sin(t ) VAet / u (t ) VA Maksimum pertama
fungsi sinus < VA
t / v
= VA sint e u (t )
0,5
-0,5
Fungsi sinus beramplitudo 1
v1 v2
a). v1 = 4 u(t) V b).
4V 1 2 3 4 5
0 t
0 3V
t v2 = 3 u(t2) V
c). v3
v3 = 4u(t)3u(t2) V
v3
4V 4V
va = 4u(t) V
Dipandang sebagai
terdiri dari dua
1V t gelombang anak t
0 tangga 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vb = 3u(t2) V
Bentuk Gelombang Komposit
v4 v = 4u(t)7u(t2)+3u(t5) V v4 va = 4u(t) V
4
4V 4V
vc = 3u(t5) V
t t
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
3V
vb = 7u(t2) V
7V
Bentuk Gelombang Komposit
2tu(t) V
c).
v3 2tu(t) 2(t2) u(t2) V v3
4V 4V
Dipandang sebagai
terdiri dari dua
t fungsi ramp t
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
2(t2) u(t2) V
Bentuk Gelombang Komposit
2tu(t) V
d). v4 v4 2tu(t) 2(t2) u(t2) V
4V 4V
t t
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
2(t2) u(t2) V
2tu(t) 4(t2)u(t-2) V
v5 2tu(t) 2(t2)u(t2) v6
e). 4V 4u(t5) f). 2tu(t) 2(t2)u(t2)
4V
4u(t2)
t t
0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Bentuk Gelombang Komposit
V5 v1
5 v2
00 t [detik]
00 0.1
0.1 0.2
0.2 0.3
0.3 0.4
0.4
-5-5
-10
-10
0 t 0 t
periodik aperiodik
0 t 0 t
Pernyataan Gelombang Sinyal
0 t
t 0 T
1
• Nilai rata-rata Vrr v( x)dx
T t0
v T v T
6V 6V
0 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t 4V
1 2 3 4 5 6 7 8 9
t 0 T
• Nilai efektif (rms)
1
V rms [v(t )] 2 dt
T
t0
36 36
0 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Spektrum Sinyal
Spektrum Sinyal
• Tujuan
– memahami bahwa sinyal periodik dapat
dipandang sebagai suatu spektrum;
– memahami arti lebar pita frekuensi
Spektrum Sinyal
4
v 4
v
0 0
-5 15 t -5 15 t
-4 -4
4
v v
0 1
t
-5 15
-5 15 t
-4
-4
v = 1+3 cos 2f0t 2cos(2(2f0)t) v = 1+3 cos 2f0t 2cos{2(2f0)t+45o }
Spektrum Sinyal
CONTOH:
Sinyal: v 10 30 cos2f 0t 15 sin2(2 f 0 )t 7,5 cos2(4 f 0 )t
Frekuensi 0 f0 2 f0 4 f0
Uraian:
Amplitudo (V) 10 30 15 7,5
30
Amplitudo [ V ]
90
Sudut Fasa [ o ]
20
0
0 1 2 3 4 5
10
-90
0
0 1 2 3 4 5 -180
Frekwensi [ x fo ] Frekwensi [ x fo ]
Spektrum Sinyal
Deret Fourier
Fungsi periodik: f (t ) a0 an cos(2nf 0t ) bn sin(2nf 0t )
y (t ) a0 a n2 bn2 cos(n0 t n )
bn
tan n
n 1 an
1 T0 / 2
a0
T0 T 0 /2
f (t )dt
2 T0 / 2
an
T0 T 0 /2
f (t ) cos(2nf 0 t )dt
2 T0 / 2
bn
T0 T0 /2
f (t ) sin(2nf 0 t )dt
Spektrum Sinyal
Simetri Genap
y(t) y (t ) y (t )
A
bn 0
t
an cos(n0t )
-T0/2 T0/2
y (t ) a o
To n 1
Simetri Ganjil
y (t ) y (t )
y(t) T0
A
a0 0 dan an 0
t
A
y (t ) bn sin(n0t )
n 1
Spektrum Sinyal
v
a0 A /
2A /
an n genap; an 0 n ganjil
1 n2
t b1 A / 2 ; bn 0 n 1
T0
v T0 a0 0
A 8A
an n ganjil; an 0 n genap
(n) 2
t
bn 0 untuk semua n
Spektrum Sinyal
pasif aktif
menyerap memberi
daya daya
Model Piranti Pasif
Model Piranti Pasif
Resistor
nyata
i
batas daerah
linier model
R
v
Simbol:
vR R iR atau iR G vR
1
dengan G
R
vR2
p R v R iR iR2 R vR2 G
R
Model Piranti Pasif
CONTOH:
100
80
V 60
A pR
W 40 vR
20
0
iR
0 0.01 0.02 0.03 0.04
-20
t [detik]
-40
-60
Model Piranti Pasif
Kapasitor
iC
C C
simbol 1
dvC/dt
dvC 1
iC C vC vC (t0 ) iC dt
dt C
t0
Kapasitansi
dvC d 1
pC vC iC = CvC CvC2
dt dt 2
1
wC C vC2 konstanta
2
Model Piranti Pasif
CONTOH:
Kapasitor : C 2 F 2 10 6 F
dvC
vC 200 sin 400 t V 80000 cos 400 t V
dt
iC 0,16 cos 400 t A
pC 16 sin 800 t W
200
V vC
iC
mA 100
W
0 pC
0 0.01 0.02 0.03 0.04 t [detik]
0.05
-100
-200
Induktor
diL
dt
L
1/L
simbol
1
vL
t
diL 1
vL L iL iL (t0 ) vL dt
dt L
t0
diL d 1
pL vLiL LiL LiL2
dt dt 2
Konstanta proporsionalitas
Induktansi 1 2
wL Li L konstanta
2
Model Piranti Pasif
diL 1
vL L iL v L dt 0,2 cos 400t iL 0 A
dt L
200
V vL iL
mA 100
W pL
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 t [detik]
-100
-200
vL muncul lebih dulu dari iL
Model Piranti Pasif
dvC diL
vR R iR iC C vL L
dt dt
konstanta proporsionalitas
L A
R C L kN 2
A d
Induktansi i1 i2
Bersama v1 v2
L1 k1 N12 L2 k 2 N 22
i1 1 i2 i1 1 i2
2
Konvensi Titik
Arus i yang masuk
ke ujung yang
bertanda titik di 2
salah satu substraktif
kumparan, aditif
membangkitkan i1 i2 i1 i2
tegangan
berpolaritas positif
pada ujung v1 v2 v1 v2
kumparan lain
yang juga
bertanda titik.
Besarnya
di di di1 di
tegangan yang v1 L1 1 M 2 v1 L1 M 2
terbangkit adalah dt dt dt dt
M di/dt.
di di di2 di
v2 L2 2 M 1 v2 L2 M 1
dt dt dt dt
Model Piranti Pasif
Transformator Ideal
i1 i2
L1 k1 N12 L2 k 2 N 22
v1 v2
M12 k12 N1 N 2 M 21 k 21N 2 N1
di1 di di di
Kopling sempurna v1 L1 M 2 N1 k M N1 1 k M N 2 2
dt dt dt dt
k1 = k2 = k12 = k21 = kM di di di di
v2 L2 2 M 1 N 2 k M N 2 2 k M N 1 1
dt dt dt dt
v1 N
1
v2 N2
Susut daya nol i2 v N
1 1
v1 i1 v2 i2 0 i1 v2 N2
Model Piranti Pasif
i1 i2
CONTOH:
+ +
v1 v2
50
_ _
N1/N2 = 0,1
v1 = 120sin400t V
v2 ( N 2 / N1 ) v1 1200 sin 400 t V
i2 v2 / 50 24 sin 400 t A
Saklar
i i
simbol simbol
v v
i = 0 , v = sembarang v = 0 , i = sembarang
Tujuan:
Memahami bahwa dalam analisis rangkaian listrik
piranti dinyatakan sebagai elemen rangkaian yang
merupakan model linier dari piranti;
Mampu memformulasikan karakteristik arus-tegangan
piranti / elemen aktif : sumber tegangan bebas, sumber
arus bebas, sumber praktis, sumber tak bebas VCVS,
CCVS, VCCS, CCCS, Op Amp.
Model Piranti Aktif
i +
Vo i +
vs _ i
Vo v
i i
Is
Is , is v
v +
Karakteristik Simbol
sumber arus ideal sumber arus ideal
Model Piranti Aktif
CONTOH:
+ beban
40V beban 5A
Sumber Praktis
i i
+ ip
vs +_ Rs is v
v Rp +
Sumber tegangan praktis terdiri dari Sumber arus praktis terdiri dari
sumber ideal vs dan resistansi seri Rs sumber ideal is dan resistansi paralel
sedangkan tegangan keluarannya Rp sedangkan tegangan keluarannya
adalah v. adalah v.
CCVS VCVS +
+ +
i1 _ r i1 v1 _ v1
_
CCCS VCCS +
i1 i1 v1 g v1
_
Model Piranti Aktif
(vo ) 2
po 2000 W
20
Model Piranti Aktif
Sumber tak bebas digunakan untuk memodelkan
Penguat Operasional (OP AMP)
catu daya positif +VCC vo
masukan 8 7 6 5
non-inversi
vP = tegangan masukan non-inversi;
+ Top vN = tegangan masukan inversi;
+
keluaran
vo = tegangan keluaran;
masukan 1 2 3 4
inversi vN vP VCC
catu daya negatif +VCC : catu daya positif
VCC : catu daya negatif
Model Sumber
+ Tak Bebas OP AMP
iP io
Ro
vP + +
+ (vP vN ) vo
Ri
vN +
iN
Model Piranti Aktif
OP AMP Ideal
Jika OP Amp dianggap ideal maka terdapat relasi yang mudah
pada sisi masukan
vp i p
masukan non-inversi + vo
keluaran
masukan inversi
vn
in
vP vN
iP iN 0
Model Piranti Aktif, Rangkaian Dengan OP AMP
+
vN
vs
R
iN
v P vs v N vo
vP v N vo vs
Model Piranti Aktif, Rangkaian Dengan OP AMP
iP
vP vo
v P vs
+
vN
R2
vs + R1 vN vo
R1 R2
iN R2 R2
vP v N vo vs
R1 R2
umpan balik
R1 R2
vo vs
R2
Model Piranti Aktif, Rangkaian Dengan OP AMP
CONTOH:
vB = ? iB = ? pB = ?
2k
+ vo iB
5V +
2k + v p vN
vB RB =1k
1k 5 vN
iP iN 0 vN 5 V
2000
1
v o 5 V v o 15 V
3
Sudaryatno Sudirham