Radiation Mucositis merupakan respon akut mucosa oral terhadap luka radiasi.
Penampakannya berupa erythema difus dengan rasa nyeri atau mucosa ulcer dengan
eksudat fibrin. Kondisi ini memiliki batas waktunya, bisa muncul pada 3 minggu saat
radiotherapy meski begitu bisa diperpanjang sampai 1 bulan setelah dilakukan radiotherapy.
Selama fase akut ini, topical viscous 2% xylocaine gel memiliki kemampuan sebaik analgesik
sistemik untuk mengkontrol rasa sakitnya. Antibiotik tidak dibutuhkan jika tidak ada
hubungannya dengan lymphadenitis atau toksik sistemik yang secara klinis dengan
penampakan demam, mengigil atau kulit yang erythema. (1)
Radiation Mucositis merupakan toksisitas yang sering terjadi pada pasien denga kanker
kepala dan leher. Frekuensinya meningkat akibat penggunaan fraksi radiasi yang makin
sering dan kemoterapi yang sering. Kosekuensi dari penakit ini adalah nyeri, disfagia,
dehidrasi, micronutrient defisisensi, penurunan berat badan serta potensial membahayakan
jiwa. (4)
Jika obat yang menjadi akibat sudah jelas tidak diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika
tidak biopsy dilakukan denga pengecatan PAS untuk pemeriksaan apakah ada invasive
candididasis, pemeriksaan rutin dengan pewarnaan HE, dan kemungkinan pemeriksan
immunofluorescence untuk memastikan adanya pemphigus dan pemphigoid yang mungkinn
muncul. Pada pemeriksaan histopatologi dapat ditemuka eosinophil. Ditambah dengan
adanya infiltrate plasma padat pada jarigan ikat, menunjukkan epitel yang seperti sponge,
muncul juga infiltrate neutrophil. Sel – sel Langerhans juga meningkat. (1)
Lupus Erythematosus
Lupus erythematosus merupakan cotoh klasik dari penyakit yang disebabkan oleh imun,
dan merupakan penyakit yang paling sering disebut penyakit vascular colagen atau jaringan
ikat di Amerika Serikat. (3)
Pada umumnya berupa lesi merah dan ulcus yang sakit pada mucosa bucal, gingiva, dan
vermilion; Kemungkinan ada area putih yag mengelilinginya, tipe kronik discoid pada
umumnya hanya mempengaruhi kulit dan membrane mucosa; tipe akut sistemik lesi pada
kulit berupa kemerahan dengan sisik (tanda klasiknya berupa rash berbentuk kupu – kupu
menyebrangi daerah batang hidung ); Juga terdapat lesi pada persendian, ginjal, dan
jantung; Pada wanita usia paruh baya penyakit ini jarang muncul. Penyebabnya reaksi imun,
autoimun terutama antibody antinuclear. Tipe discoid dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan permasalahan kosmetik. (2)
Daftar Pustaka
1. Marx, Robert A. 2003. Oral and Maxillofacial Pathology. 1st Ed. Chicago:
Quintessence Publishing Co, Inc
2. Regezi, Joseph A. 2003. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations. Philadelpia:
WB Saunders
3. Neville, Brad W, et.all. 2002. Oral and Maxillofacial Pathology. 2nd ed. Philadelpia:
WB Saunders
4. Rosenthal, David I and Andrea Trotti. Strategies for Managing Radiation-Induced
Mucositis in Head and Neck Cancer. Seminar in radiation Oncology.2009 19:29-34