PENDAHULUAN
medisnya yang dapat diketahui selama anamnesis pasien. Beberapa kondisi medis
Lebih dari 2 milyar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B dan 400
Hepatitis B. Hal ini berdasarkan data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun
Online, 2012).
kelompok yang beresiko tinggi terserang hepatitis B. Suatu studi yang dilakukan
oleh American Dental Association (ADA) pada tahun 1984 menunjukkan bahwa
lebih dari 30% dokter praktek menunjukkan tes serologis positif terhadap hepatitis
1
(Pedersen, 1996). Makalah ini bertujuan untuk membahas penanganan bedah pada
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. FUNGSI HATI
Hati adalah organ vital yang memetabolisme obat dan substansi endogen
dan berkontribusi terhadap ekskresi. Hati juga penting untuk sintesis protein
plasma, vitamin B12, dan produksi faktor penjendalan untuk fungsi hemostatik
normal (Balatandayoudam dkk., 2012). Hati juga menyimpan glikogen,
membantu pemrosesan lemak dari makanan, memproses obat, membantu
memroses alkohol, racun, dan toksin dari tubuh, membuat empedu yang melewati
hati sehingga dapat memecah lemak dan dapat diabsorpsi usus (Desmond, 2010).
Hati penting untuk produksi protein serum seperti albumin, protein transporter,
faktor koagulasi V, VII, IX, dan X, protrombin, dan fibrinogen (Grau-Garcia-
Moreno, 2003 sit. Balatandayoudam dkk., 2012). Pada penyakit hati, tingkat
vitamin K menurun sehingga terjadi reduksi produksi faktor koagulasi yang
tergantung dengan vitamin K sehingga terjadi kecenderungan perdarahan
(DePaola, 2003 sit. Balatandayoudam dkk., 2012).
(Desmond, 2010).
Pasien dengan kelainan hati menjadi perhatian dokter gigi karena hati
berperan dalam fungsi metabolik, termasuk sekresi empedu untuk absorpsi lemak,
pengubahan gula menjadi glikogen, ekskresi bilirubin, dan pembuangan hasil
metabolisme hemoglobin. Kerusakan fungsi hati dapat menimbulkan abnormalitas
3
terhadap metabolisme asam amino, protein, karbohidrat, dan lemak. Banyak
fungsi biokimia dilakukan oleh hati seperti sintesis faktor koagulasi dan
metabolisme obat yang akan terpengaruh (Krasteva dkk., 2008).
B. HEPATITIS B
1. Definisi Hepatitis B
yang lebih jelas. Masa tunas VHB berkisar antara 6 minggu sampai 6
bulan. Fase prodromal hepatitis B biasanya lebih panjang dan lebih samar
dengan diameter 42 nm. Bagian luar virus ini terdiri dari HBsAg sedang
nukleokapsid didapatkan kode genetik VHB yang terdiri dari DNA untai
4
2. Manifestasi klinis Hebatitis B
biokimiawi. Fase awal dari infeksi penyakit ini cukup berbahaya. Hal ini
dan nyeri pada kuadran kanan atas. Demam biasanya ringan dan nyeri
kepala biasanya tidak ada. Hal yang umum terjadi adalah limfadenopati
B:
5
b) Anti-HBs
pada saat itu yang bersangkutan telah kebal terhadap infeksi VHB baik
c) Anti-HBc
kasus dengan infeksi VHB pada saat ini (current infection) atau infeksi
pada masa yang lalu (past infection). Anti-HBc dapat muncul dalam
bentuk IgM anti-HBc yang sering muncul pada hepatitis B akut. Oleh
d) HBeAg
darah dan merupakan produk gen precore dan gen core. Didapatkan
6
e) Anti-HBe
Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB tipe liar.
(Soemoharjo, 2007).
f) DNA VHB
VHB yang utuh dalam tubuh penderita. DNA VHB adalah penanda
jumlah virus (viral load) yang paling peka. Belakangan ini penguuran
sekitar 6 minggu setelah infeksi dan biasanya akan hilang 3 bulan setelah
awal gejala penyakit. Bila HBsAg tetap positif setelah 6 bulan, infeksi
titer HBsAg dengan derajat kerusakan sel. Sebagai contoh, titer HBsAg
sangat tinggi pada penderita dengan imunosupresi dan rendah pada pasien
(Soemoharjo, 2007).
7
Anti-HBs muncul 3 bulan setelah awal gejala dan akan menetap. Anti-
HBs ini merupakan penanda kesembuhan dan kekebalan. Ada sekitar 10-
berhubungan dengan sintesis virus dan daya tular. HBeAg muncul dalam
waktu pendek dan bila HBeAg tetap positif dalam waktu lebih 10 minggu,
Pada hepatitis akut IgM anti-HBc positif dalam titer tinggi. Bila IgM
anti-HBc tetap dalam waktu lama sering terjadi hepatitis kronik. IgG anti-
4. Gambaran Laboratorik
peningkatan pada fase prodromal. Tingginya kadar AST dan ALT tidak
mempunyai korelasi dengan derajat kerusakan sel hati. Nilai tertinggi AST
nilai yang lebih tinggi lagi. Kadar bilirubin berkisar antara 5-10 mg%.
kadar AST dan ALT. Kadar bilirubin lebih dari 6 mg% dan menetap
8
5. Gejala Klinik Hepatitis Akut
berkisarselama 1-2 minggu. Fase ini disusul dengan fase ikterik yang
prodromal. Pada saat itu hepar teraba dan nyeri tekan. Dapat timbul
2007).
2007).
9
b. Hepatitis akut non-ikterik
berlangsung antara 3-4 hari hingga 2-3 minggu dengan gejala antara
Selanjutnya, bisa ditemukan demam ringan dan nyeri perut kanan atas.
Gejala lain yang menonjol adalah malaise yang meningkat pada sore
ditandai oleh timbulnya air seni berwarna sepeti the dan tinja yang
pun pulih. Rasa lemah badan akan hilang selama beberapa minggu.
10
d. Hepatitis akut dengan ikterus berkepanjangan (prolomged jaundice)
Pada bentuk ini, terjadi ikterus berat yang umumnya kolestatik dan
merasa lebih baik dan tidak ditemui tanda fisik lain kecuali ikterus dan
(Soemoharjo, 2007).
11
didapatkan tanda-tanda edema dan gagal ginjal. Angka kematian
(Soemoharjo, 2007).
positif dengan DNA VHB lebih dari 105 kopi/ml, didapatkan kenaikan
b) Carrier VHB inaktif (inactive HBV carrier state). Pada kelompok ini
HBsAg positif dengan titer DNA VHB yang rendah yaitu kurang dari
12
8. Perjalanan Penyakit Hepatitis B Kronis
fase non-replikatif atau fase residual. Pada masa anak-anak atau masa
terjadi peradangan hati yang berarti. Dalam keadaan itu VHB ada dalam
fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi, HBeAg positif, anti-
HBe negatif, titer DNA VHB tinggi dan konsentrasi ALT yang relative
sangat jarang terjadi serokonversi HBeAg secara spontan dan terapi untuk
dkk., 2010).
tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. Pada keadaan ini pasien mulai
mengalami kehilangan toleransi imun terhadap VHB. Fase ini disebut fase
imunoaktif atau fase immune clearance. Pada fase ini tubuh berusaha
spontan maupun karena terapi lebih sering terjadi. Sisanya, sekitar 70%
partikel VHB tanpa ada kerusakan sel hati yang berarti. Pada keadaan ini,
13
titer HBsAg rendah dengan HBeAg yang menjadi negatif dan anti-HBe
yang menjadi positif secara spontan, serta konsentrasi ALT yang normal,
Hal ini disebabkan karena terjadinya fibrosis setelah nekrosis yang terjadi
tersebut. Dalam fase residual, replikasi VHB sudah mencapai titik minimal
dan penelitian menunjukkan bahwa angka harapan hidup pada pasien yang
PREOPERATIF
14
1. Complete Blood Count (CBC)
apakah pasien dalam keadaan sehat, terinfeksi, atau terdapat kelainan pada
darah.
2. ALT / SGPT
ALT pada umumnya diperiksa sebagai evaluasi terhadap jejas pada sel hati
untuk menentukan derajat kesehatan hati. Range normal nilai ALT adalah
3. AST / SGOT
AST umum digunakan sebagai penanda kesehatan hati. AST sama halnya
hati. Rentang normal AST adalah 8-40 IU/L (Wang dkk., 2012).
detik. Rentang normal INR pada orang yang sedang tidak mengkonsumsi
15
antikoagulan adalah 0,8-1,2 sedangkan pada penggunaan antikoagulan
5. Serum Albumin
hati. Fungsi serum albumin antara lain adalah sebagai molekul pembawa
2010)
pasien terdapat virus hepatitis B aktif. Pasien dengan hepatitis B aktif tidak
darah, selain itu pasien juga rentan terhadap penyebaran infeksi hepatitis
(Waite dkk., 2004). Dengan persetujuan dari dokter, dokter gigi harus
dkk., 2002). Jika terjadi defisiensi vit K, pemberian vit K intravena dapat
PT dalam 4-12 jam. Selain itu, pemberian fresh frozen plasma parenteral
16
(Waite dkk., 2004). Perhatian khusus juga perlu diperhatikan dalam
bedah dan prosedur dengan tingkat stress tinggi harus ditunda hingga
jarum
17
4. Pakai kacamata pelindung untuk perlindungan diri dari penularan
infeksi
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
2002 yaitu berupa sakit dan pembengkakan pada beberapa persendian dan
investigasi kasus (tidak aktif secara seksual, tidak ada paparan darah terkait
darah, tidak berkontak dengan seseorang yang terkena hepatitis B, tidak ada
2001. Ia menjalani ekstraksi 7 gigi pada pukul 10.50 – 11.16 dengan ahli
memonitor anestesi, dan satu lagi bertugas pada area operasi dan
mengunjungi pusat bedah mulut yang sama pada hari Senin hingga Jumat
pada minggu yang sama dengan wanita tersebut. Selain itu juga dilakukan
19
Hasil investigasi menemukan catatan seorang pasien yang terinfeksi
HBV yang menjalani bedah mulut di tempat yang sama dan pagi hari yang
sama dengan wanita tersebut di atas. Pasien ini adalah wanita berusia 36
sejak tahun 1999. Wanita ini menjalani ekstraksi 3 gigi di bawah anestesi
sejak pukul 8.09 – 8.51. Kemudian terdapat 3 pasien setelah ia dan sebelum
pasien pertama dirawat. Semuanya dilakukan oleh ahli bedah dan asisten
pasien yang ditutup plastik, tempat penyimpanan obat yang bersih, dan
diautoklaf dan dikemas dalam plastik sekali pakai antar pasien, termasuk
peralatan anestesi dan monitor. Jarum suntik juga digunakan sekali pakai.
Masker nasal yang dapat digunakan kembali untuk nitrous oxide dan
oksigen biasa dibersihkan dengan larutan desinfektan, sabun, dan air lalu
dikemas. Program cuci tangan, pemakaian sarung tangan, baju bedah, dan
20
Serum dari wanita berusia 60 tahun diuji pada 12 Februari 2002 dan
aminotransferase (ALT) 533 U/L. Alkalin fosfatase 200 U/L, bilirubin total
0,3 mg/dL, HBsAg positif, IgM anti-HBc positif, dan antibodi total terhadap
AST 994 U/L, ALT 1674 U/L, anti-HBs negatif, HBeAg positif, dan anti-
HBe negatif. Tes serologis pada wanita 36 tahun pada 1 Februari 2002
yang sama dan menunjukkan HBeAg positif dan anti-HBe positif dengan
B. Pembahasan
hepatitis B antar pasien yang jarang ditemukan terkait bedah mulut. Virus
HBV merupakan virus yang dapat bertahan dalam darah kering pada
dan mentransmisikan penyakit (Samandari dkk., 2005 dan Bond dkk., 1981
21
Pasien dengan kelainan hati menjadi perhatian dokter gigi karena hati
karbohidrat, dan lemak. Banyak fungsi biokimia dilakukan oleh hati seperti
HBV untuk dokter gigi umum sekitar 3-4 kali lebih besar dan untuk
spesialis bedah mulut yang tidak diimunisasi sekitar 6 kali lebih besar
daripada populasi umum (Polakoff dan Tillet, 1982 dan Cottone dan
Molinari, 1989 sit. Paul dkk., 1999). Prosedur dalam kedokteran gigi yang
bidang kedokteran gigi adalah bedah maksilofasial dan bedah oral termasuk
saliva, dan sekresi nasofaringeal (Mori dkk., 1984 sit. Krasteva dkk., 2008).
22
Konsentrasi paling besar infeksi hepatitis B di oral adalah di sulkus gingiva
seperti ASI, saliva, semen, cairan vagina, dan urin memiliki potensi infeksi.
HBsAg terdeteksi sebanyak 76% pada sampel saliva, virus ini dapat
(Bricker dkk., 2002) Kita harus waspada dengan resiko kontaminasi virus
sebagai tenaga kesehatan gigi akibat infeksi silang dengan pasien, resiko
yang tepat pada pasien gigi dengan penyakit hati. Konsultasi dengan
dan anestesi harus dievaluasi. Dokter gigi dan stafnya harus mengikuti
23
protokol kontrol infeksi yang direkomendasikan seperti teknik bedah,
makeup
pasien dan hati-hati dengan alergi lateks) dan penutup mata seperti
side shields.
24
5. Sterilisasi panas instrumen yang menyentuh jaringan atau membran
DePaola, 2007)
sebagai berikut :
e. Ibu hamil dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HBV
25
9. Jika terkena luka jarum suntik atau luka benda tajam lain yang
mengenai darah atau cairan tubuh lain maka cuci jarum suntik dan
luka dengan air dan sabun, bersihkan hidung, mulut, dan kulit dengan
air, irigasi air dengan air bersih, salin, atau irigan steril, tekan luka
diberikan
Panduan assessment
Pasien dengan Hepatitis B termasuk dalam kategori ASA III maka hal
26
Pengurangan stress/ panduan ansiolitik
terutama saat perawatan dental. Maka dari itu pengurangan stress harus
adalah :
1. Sedatif dapat diberikan dan diminum malam sebelum perawatan, hal ini
dan pasien harus mengurangi jadwal pekerjaan dan kegiatan lain pada
hari perawatan.
Pasien dengan penyakit hati akan merasa tidak nyaman pada posisi DC
inklinasi karena terjadi peningkatan ukuran dan beban abdominal dan akan
27
menyebabkan tekanan berlebih pada pembuluh darah abdominal. Beberapa
dental.
Panduan anestetika
anestetika tipe amida dosis besar. Hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Gunakan anestetika tipe amida dengan dosis kecil atau ganti dengan
bersifat hepatotoksik
Panduan analgesi
Panduan antibiotic
2002).
28
Panduan kontrol infeksi
membaik.
2. Imunisasi aktif harus diberikan kepada semua orang yang terlibat pada
prosedur dental.
intramuscular pada hari itu juga, dan dosis kedua diberikan 1 bulan
kemudian.
etilen oksida.
optimal.
29
BAB IV
KESIMPULAN
diperlukan sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap infeksi virus hepatitis.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Republika Online. 2012. Indonesia Endemis Hepatitis B.
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/infosehat/12/08/02/m84dwi-
indonesia-endemis-hepatitis-b. Diunduh pada 1/1/2013.
Soemoharjo S. 2007. Hepatitis Virus B Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sudoyo AW, Setiyahadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2010. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Waite PD, Larsen PE, Ghali GE. 2004. Peterson’s Principles of Oral and
Maxillofacial Surgery, 2nd ed. London: BC Decker Inc.
Wang CS, Chang Ting-Tsung, Yao Wei-Jen, Wang Shan-Tair, Chou Pesus. 2012.
"Impact of increasing alanine aminotransferase levels within normal range
on incident diabetes". J Formos Med Asso. 111 (4): 201–8.
Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJ. 2003. Textbook of General and Oral
Surgery. Churchill Livingstone: Elsevier Science Limited.
32