TINJAUAN TEORI
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah suatu
keadaan abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni et al, 2001; Webb GD et al,
2011; Prema R, 2013; AHA, 2014)
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding
pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan
sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang
paling umum ditemukan (Junadi, 1982; Prema R, 2013; AHA, 2014)
1.2 Klasifikasi
1
dengan perluasan ke inlet dan defek perimembran dengan perluasan ke
daerah trabekular.
b. Defek muscular, yang dapat dibagi lagi menjadi defek muscular inlet,
defek muscular outlet, dan defek muscular trabekular.
c. Defek subarterial, terletak tepat di bawah kedua katup aorta dan a.
pulmonalis, karena itu disebut pula doubly committed subarterial
VSD.Defek ini dahulu disebut defek suprakristal, karena letaknya diatas
Krista supraventrikularis. Beberapa penulis menyebutnya pula sebagai
defek subpulmonik, atau defek Oriental, karena banyak terdapat di Jepang
dan negara-negara Timur jauh. Yang penting pada defek ini adalah bahwa
katup aorta dan katup a. pulmonalis terletak pada ketinggian yang sama,
dengan defek septum ventrikel tepat berada di bawah katup tersebut
(Dalam keadaan normal, katup pulmonal lebih tinggi dari katup aorta,
sehingga pada defek perimembran lubang terletak tepat dibawah katup
aorta namun jauh dari katup pulmonal).
1.3 Etiologi
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna
maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek
septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan
(PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
2
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e. Kembar identik
(Prema R, 2013)
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara
kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih
banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang
terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagai serangan jantung (Prema R,
2013; AHA, 2014).
Tanda dan gejala klinis yang muncul pada anak yang menderita VSD kongenital
sangat tergantung dengan besar kecilnya shunt.
3
b. VSD dengan shunt yang sedang
Gejala yang sering pada jenis ini adalah:
- Keluhan cepat lelah terutama saat aktifitas fisik berat seperti berlari
- Batuk (karena mudah mengalami infeksi paru)
- Terdapat bising sistolik yang cukup keras kalau kita dengarkan
pada interkosta 3-4 linea sternalis kiri
c. VSD dengan shunt besar
Gejala klinis pada type ini antara lain:
- Sesak nafas (karena peningkatan beban pada paru yang besar)
- Mudah lelah (akibat penurunan kemampuan kontraksi jantung
untuk mencukupi kebutuhan jaringan)
- Batuk
- Kenaikan berat badan yang lambat
- Pucat (terjadi penurunan oksigen pada jaringan karena darah dari
ventrikel kiri yang seharusnya dipompa ke jaringan masuk kembali
ke ventrikel kanan)
- Terdengar bunyi sistolik yang keras dan kasar yang terdengar pada
interkosta 3-4 linea parasternalis kiri.
Pada jenis ini biasanya sudah terjadi kegagalan jantung pada usia
1-3 bulan. Juga mudah mengalami infeksi dan peradangan paru.
d. VSD dengan shunt besar dan hipertensi pulmonal permanen type yang
kompleks atau disebut juga dengan sindrom Eisemenger. Gejala klinis
yang muncul pada type ini antara lain:
- Sianosis (terjadi karena terjadi gangguan yang besar pada proses
diffusi oksigen dan karbondioksida di paru sehingga kadar
karbondioksida kadarnya pada jaringan tubuh lebih banyak).
- Mudah lelah
- Palpitasi
- Sesak nafas
- Batuk
- Adanya bising sistolik dengan type ejeksi (bunyi bising yang
lemah makin lama makin keras dan makin lama lemah lagi)
4
Pada type ini jarang terjadi secara tiba tiba akan tetapi
melalui proses yang alam. Dimulai karena perbedaan tekanan
antara ventrikel kiri yang lebih besar (25 MmHg). Sehingga terjadi
aliran yang deras ke ventrikel kanan sampai terjadi tekanan yang
seimbang yaitu 120 MmHg pada ventrikel kanan sehingga lambat
laun dapat merusak pembuluh darah di paru.
1.5 Fisiologis
1.6 Patofisiologis
5
pada arteri pulmonalis akan berdampak pada kenaikan tekanan pada arteri kapiler
di paru. Pada tahap awal belum terjadi perubahan pada endotel dan tunika
muskularis kapiler paru akan tetapi lama kelamaan pembulu darah paru menjadi
skelorosis dan berdampak pada tahanan yang permanen pada paru. Tahanan pada
paru akan mengakibatkan paru sulit mengembang dan gangguan diffusi oksigen
dan karbondioksida
Apabila tahanan pada arteri pulmnalis sudah tinggi dan permanen maka
tekanan pada ventrikel kanan juga tinggi dan permanen maka tekanan pada
ventrikel kanan juga tinggi dan permanen. Kondisi ini akan mempengaruhi darah
balik dari seluruh tubuh sehingga kemungkinan terjadi tahanan cairan di vena juga
tinggi
a. VSD dengan shunt kecil dan tahanan pada arteri pulmonalis masih normal
b. VSD dengan shunt sedang dan tahanan arteri pulmonalis masih normal
c. VSD dengan shunt yang besar dan diikuti dengan hipertensi pulmonal
yang dinamis dengan kata lain hipertensi yang terjadi pada pulmo akibat
bertambahnya volume darah akan tetapi belum ada kenaikan tahanan pada
arteri pulmonalis karena darah masih dapat dialirkan ke kapiler paru
dengan baik.
d. VSD dengan shunt besar dan hipertensi pulmonal yang permanen karena
sudah terjadi sklerosis (kekakuan dan penyempitan pada kapiler
pulmonalis).
6
1.7 Pathway
Palpitasi
7
1.8 Pemeriksaan Penunjang
8
Efek dari VSD terhadap sirkulasi(secara umum) dapat dilihat dengan
keteterisasi jantung,namun prosedur pemeriksaan ini tidak selalu mutlak
diperlukan. Keteterisasi biasanya dilakukan jika pemeriksaan komprehenshif
lainya masih belum dapat menentukan ukuaran pirau atau jika data laboratorium
tidak sesiu dengan temuan di klinik. Selain itu, keteterisasi juga dapat digunakan
untuk mencari apakah ada kelainan jantung lain yang terkait.
1.9 Prognosa
Penderita VSD dengan shunt kecil mempunyai prognosa yang cukp baik dengan
tanpa adanya keluhan dari pasien. Diduga 50% dari type ini dalam ukuran waktu
10 tahun shutnya dapat menutup. Mekanisme menutupnya katup dapat melalui
proses sebagai berikut:
Selain menutup shunt pada VSD dengan shunt yang kecil juga dapat terjadi
pengecilan shunt melalui mekanisme :
9
b. Adanya obstruksi infundibuler. Obstruksi terjadi karena hipertropi dari
sudut ancip bagian atas ventrikel yang menutup aliran darah yang menuju
ventrikel kanan sehingga aliran dari ventrikel kiri menjadi berkurang.
c. Meningkatnya tahanan arteri pulmonalis. Tahanan yang meninhkat pada
arteri pulmonalis akan menjadikan aliran darah ke ventrikel kiri
berkurang sehingga desakan terhadap shunt menurun dan lambat laun
shunt dapat mengecil.
Pada shunt yang besar biasanya terjadi kegagalan jantung yang cepat sehingga
mengancam kehidupan pada usia awal yaitu mulai tahun pertama dan dapat
berujung pada kematian.
1.10 Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada anak yang mengalami VSD antara lain :
a. Kardiomegali
Pembesaran jantung terutama terjadi pada jantng bagian kanan, derasnya
aliran darah dari ventrikel kiri menuju ventrikel kanan. Karena ketidak
seimbangan antara aliran dari vetrikel kiri ke vetrikel kanan dengan aliran
10
ventrikel kanan menuju pembuluh paru sehingga banyak cairan yang
menumpuk di ventrikel kanan.
b. Gagal jantung kanan
Jantung kanan berfungsi menerima darah balik dari seluruh tubuh yang
kemudian menuju ke pulmo untuk proses diffusi oksigen dan karbondioksida.
Pada VSD beban yang terdapat pada ventrikel maupun atrium kanan cukup
besar karena penambahan volume dari atrium kiri.kalau beban itu tidak
mampu di kompensasi lagi oleh kemampuan atrium dan ventrikel kanan maka
akan terjadi kegagalan jantung kanan dalam memompa atau menampung
darah balik.
c. Endokarditis lenta
Endokarditis lenta disebut juga dengan endokarditis subakut terjadinya
endokarditis lenta karena infeksi oleh bakteri jenis streptokokus (tersering
streptokokus virdans). Komplikasi ini sangat memungkinkan karena aliran
darah yang statis dan otot jantung yang mulai melemah menjadi media yang
cocok untuk pertumbuhan bakteri ini.
11
jantung berlari, naik turun tangga melompat. Aktifitas yang masih
dapat ditoleransi oleh jantung antara lain kegiatan menyusun mainan
balok atau kubus, menggambar, mewarnai, melempar bola dan lain
lain)
c. Pemberian digitalis, untuk meningkatkan kekakuan kontraksi jantung.
Digitalis diperlukan untuk memperkuat kontraksi ventrikel kanan
sehingga cairan atau darah tidak banyak menumpuk di ventrikel
kanan. Obat ini juga membantu mengurangi bendungan cairan di
pembuluh pulmo.
d. Operasi penutupan shunt
Operasi penutupan shunt dilakukan apabila belum terjadi kegagalan
jantung kanan, karena kalau sudah terjadi kegagalan jantung kanan
maka perbaikan otot jantung terutama ventrikel dan natrium kanan
sulit terjadi.
12
BAB II
2.1 Pengkajian
1. Riwayat ksehatan
Pada VSD dengan shunt yang kecil kemungkinan anak tidak mengalami
keluhan apa-apa. Yang sering di rawat di rumah sakt adalah anak yang
mengalami VSD dengan shunt yang besar. Pada shunt yang besar yang
cukup menonjol pada keluhan anak adalah sesak nafas terutama saat untuk
melakukan kegiatan.
2. Peningkatan fugsional
Pengkajian fungsional fokus yang memungkinkan terjadi gangguan pada
anak dengan VSD shunt yang besar (karena dengan shunt yang kecil
jarang menimbulkan gejala secara klinis) antara lain:
a. Pola pernafasan
Pada penderita anak dengan shunt yang besar sangat mungkin
terjadi bendungan pada pembuluh paru sehingga dapat timbul rasa
berat saat bernafas (dipsnea). Pada pemeriksaan dijumpai
pernafasan cepat dan dangkal.
b. Sirkulasi
Pada kondisi shunt yang besar terjadi statis pada aliran darah balik
dibuktikan dengan adanya edeama pada jantung sampai edema
abdomen dan ektremitas. Akral teraba dingin, sirkula ini dapat
berpengaruh terhadap pemenuhan oksigen jaringan sehingga anak
juga dapat mengalami sakit kepala karena penurunan sirkulasi di
otak atau penurunan produksi urin karena penurunan glomerulus
Filtrat Rate. Yang dapat di lihat dari produksi urin < 1500 ml
perhari.
c. Aktifitas dan bermain
Pada kondisi shunt yang sudah besar karena terjadi peningkatan
beban pada paru anak mengalami penurunan tingkat aktiftas seperti
13
anak mengeluh capek kalau bermain sehingga terlihat banyak
bedrest atau diam.
d. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada shunt yang kecil anak masih dapat melalui fase pertumbuhan
dan perkembangan motorik halus maupun motorik kasar dengan
baik. Pada VSD dengan shunt yang besar sama seperti kasus ASD
pertumbuhan fisik terancam terganggu karena suplai nutrisi yang
diperankan melalui pemompaan jantung tidak dapat berlangsung
dengan optimal. Anak terlihat kurus dengan perut membuncit.
Motorik kasar seperti melompat, jalan cepat juga dapat terancam
mengalami hambatan.
2.2 Anamnesis
a. Identitas Klien
Nama, tanggal lahir, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, alamat, nama
ayah, tanggal MICU, tanggal MRS, tanggal pengkajian, diagnosa medis,
no.register, sumber informasi.
b. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung
dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi
biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat
banyak.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan
pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang
terjadi.
2. Riwayat kesehatan lalu
a) Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
14
b) Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c) Riwayat Neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
kelainan defek jantung
b) Penyakit keturunan atau diwariskan
c) Penyakit congenital atau bawaan
1. Tingkat kesadaran
2. Paru paru
15
3. Jantung dan vaskuler
Pada anak yang mengalami VSD dengan shunt yang besar akan terjadi
penurunan penyediaan bahan nutrisi dan oksigen yang dipompa melalui
jantung sehingga otot teraba lemah, kulit dingin. Pada VSD dengan
komplikasi kegagalan jantung tampak kulit kebiru-biruan.
1. Inspeksi
- Denyut apeks atau iktus kordis pada anak yang kurus atau terdapat
kardiomegali akan mudah terlihat.
- Kulit dan mukosa anak membiru (sianosis) terutama saat menangis.
2. Palpasi
- Iktus kordis yang teraba, yang sangat baik teraba saat anak duduk atau
sedikit membungkuk
- Pada pembesaran ventrikel kiri, apeks jantung akan tergeser ke bawah
dan lateral, biasanya disertai denyut apeks yang lebih kuat yang
menunjukkan terdapatnya peningkatan aktivitas ventrikel kiri.
- Detak pulmonal, pada keadaan normal bunyi jantung II tidak teraba.
Pada hipertensi pulmonal, bunyi jantung II mengeras sehingga dapat
diraba di sela iga ke 2 tepi kiri sternum, yang disebut sebagai detak
pulmonal. Penyebab paling sering hipertensi pulmonal adalah penyakit
jantung bawaan dengan pirau kiri ke kanan yang besar.
- Getaran bisisng atau thrill, adalah bising jantung yang dapat diraba.
Perabaan dapat dilakukan dengan ujung-ujung jari II atau III atau
16
telapak tangan dengan palpasi ringan. Getaran bising yang terdapat
pada defek septum ventrikel atau VSD adalah getaran bising sistolik.
Pada VSD thrill teraba di sela iga III- IV tepi kiri sternum.
3. Perkusi
Pada anak besar, perkusi dari perifer ke tengah dapat memberi kesan
besarnya jantung, terutama bila terdapat kardiomegali yang nyata. Saat ini
perkusi untuk menentukan besar dan bentuk jantung cenderung
ditinggalkan.
4. Auskultasi
- Defek kecil : bunyi jantung biasanya normal
- Defek sedang : bunyi jantung II dapat agak keras, “split” sempit pada
sela iga II kiri dekat sternum. Bunyi jantung I biasanya sulit dipisahkan
dari bising holosistolik/ pansistolik yang kemudian segera terdengar;
bising bersifat kasar. Punctum maksimum pada sela iga III, IV, dan V
kiri langsung kiri dekat sternum. Intensitas bising derajat II s/d VI
- Defek besar : bunyi jantung I mengeras terutama pada apeks dan
sering diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan
kekuatan pada pangkal arterial pulmonalis yang melebar. Bunyi
jantung II mengeras, terutama pada sela iga II kiri, umumnya closed
split. Terdengar bising holosistolik kasar derajat III-VI sepanjang tepi
sternum kiri dengan pungtum maksimum di sela iga IV, menjalar ke
seluruh perikordium sampai ke punggung, intensitas bising mengurang
jika tekanan sistole tidak lagi ditutupi oleh bising dan bising bersifat
dekresendo.
17
2.4 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan volume
ventrikel kiri.
18
pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk mengurangi
stress
Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas
jantung
Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
Minimalkan stress lingkungan
19
AGD abnormal ada sianosis dan cheyne stokes, biot
pH arteri abnormal dyspneu (mampu Auskultasi suara nafas, catat area
frekuensi dan kedalaman mengeluarkan sputum, penurunan / tidak adanya ventilasi dan
nafas abnormal mampu bernafas suara tambahan
dengan mudah, tidak Monitor TTV, AGD, elektrolit dan
ada pursed lips) ststus mental
Tanda tanda vital Observasi sianosis khususnya membran
dalam rentang normal mukosa
AGD dalam batas Jelaskan pada pasien dan keluarga
normal tentang persiapan tindakan dan tujuan
Status neurologis penggunaan alat tambahan (O2,
dalam batas normal Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung
20
kurang energi faktor-faktor fisik mengekspresikan perasaannya
DO: dan psikologis yang - Catat aktivitas yang dapat
- Penurunan kemampuan menyebabkan meningkatkan kelelahan
- Ketidakmampuan kelelahan - Anjurkan pasien melakukan yang
mempertahankan rutinitas Mempertahankan meningkatkan relaksasi (membaca,
- Ketidakmampuan kemampuan untuk mendengarkan musik)
mendapatkan energi sesudah konsentrasi - Tingkatkan pembatasan bedrest dan
tidur aktivitas
- Kurang energi - Batasi stimulasi lingkungan untuk
- Ketidakmampuan untuk memfasilitasi relaksasi
mempertahankan aktivitas
fisik
2.5 Evaluasi
Pre op :
Post op:
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN :
23