Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Otitis eksterna adalah radang pada permukaan kulit MAE (Sri Mulyani,
2011). Otitis eksterna adalah peradangan saluran telinga luar kronis/ akut
(Long, Barbara C, 2006).
Infeksi telingga tengah atau Otitis Media adalah suatu peradangan telinga
tengah otitis media dapat terjadi kaibatinfeksi bakteri, biasanya oleh bakteri
streptokokus, pneumonia, haemophilus influenza, atau staphylococcus aureus
(Elisabet J. Corwin dalam buku Sri Mulyani, 2011). Otitis media merupakan
bagian yang paling sering mengalami infeksi. Infeksi bisa serous, purulen ,
supuratif, akut dan kronis (Brunner & Suddarth. 2013).
Otitis media serosa didefinisikan sebagai penumpukan cairan di telinga
tengah. Otitis serosa adalah pengumpulan serum steril pada telinga tengah
(kronis/akut) bila tuba eustachii tersumbat oleh infeksi yang terdahulu atau
oleh alergi (Long, Barbara C, 2006).
Otitis media akut adalah infeksi akut di telinga tengah, biasanya
berlangsung kurang dari 6 minggu (Brunner & Suddarth, 2013). Otitismedia
kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan ireversibel
dan bisanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut (Brunner &
Sudarth, 202: 2052 dalam buku Sri Mulyani, 2011)
Otitis media purulenta di bagi menjadi dua yaitu, Akut dan kronis. Otitis
media purulenta akut merupakan suatu keradangan atau infeksi yang mengenai
mukosa cavum timpani. Keradangan atau infeksi ini sifatnya ajut yang diikuti
dengan pembentukan mukopus didalam cavum timpani.Otitis media purulenta
kronis adalah keradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan
struktur tulang di dalam cavum timpani (Sri Mulyani, 2011).
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronik media tengah dengan
perforasi membrane timpani dan keluarnya secret dari membrane tengah
secara terus menerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer atau kental,
bening atau nanah yang biasanya disertai dengan gangguan pendengaran.
(Mansjoer, Arif. 2001: 82 dalam buku Sri Mulyani, 2011)

2.2 Etiologi

Otitis eksterna,
1. Kuman : Stafilokokus, pseudomonas dan lain-lain.
2. Jamur : Candida, Asperrgilus (Sri Mulyani, 2011).
Otitis media Serosa,…….
Otitis media akut, Patogen yang menyebabkan otitis media akut
biasanya adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan
Moraxella catarrbalis, yang memasuki telinga tengah setelah tuba eustasius
mengalami disfungsi akibat obstruksi yang disebabkan oleh infeksi
pernapasan atas, inflamasi jaringan sekitar (mis., rinosinusitis hipertrofi
adenoid), atau reaksi alergi (mis, rhinitis alergik). Bakteria dapat memasuki
tuba eustasius dari sekresi yang terkontaminasi di dalam nasofaring dan
telinga tengah akibat perforasi membran timpani. Gangguan ini paling sering
terjadi pada anak- anak (Brunner & Suddarth. 2013).
Otitis media kronis,
Otitis media purulenta akut, sebagai kuman penyebab adalah kokus,
seperti streptokokus, Strafilokokus, Pneumokokus dan Diplokokus.
Penyebab pada anak-anak kuman Haemofilus influenzae. Kuman
kuman anaerob juga banyak di jumpai pada penyakit ini, seperti
golongan Bacteroides fragilis.
Otitis media purulenta kronis, OMP kronika berasal dari OMP
akuta dan OMP serosa, Kuman- kuman penyebab : pseudomonas,
Stafilokokus, dan Proteus atau E. Coli
Otitis media supuratif kronik, OMSK merupakan kelanjutan dari
Otitis Media Akut ( OMA), penyebab lain merupakan terapi yang
lambat, terapi tidak adekuat virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
rendah, kebersihan buruk, bila kurang dari dua bulan disebut subakut,
perforasi membrane timpani, kuman gram positif aerob, infeksi kronis
dari kuman gram negatife dan anaerob ( Arsyad Soepardi, Efiati. 2001
dalam buku Sri Mulyani, 2011)
Otitis media internal

2.4 Patofisiologis

Ndek buku tiap fase enek patofisiolos e len kita harus piye ? Mosok di sub
bab koyok liyane ? Eksternal dewe , media dewe , internal dewe ?????

2.5 Gambaran Klinis


Otitis eksterna, sakit bila daun telinga digerakkan, kemeraah-merahan
gatal, bengkak, mengelupas, keluar cairan, saluran mengeras.

Otitis Serosa, telinga terasa penuh, tuli ada tinnitus, sakit

Otitis media akut, belum ketemu

Otitis media kronis, tuli, sakit sewaktu-waktu, pusing, keluar getah


radang (Long, Barbara C, 2006). Gejala mungkin minimal, dengan tingkat
ketulian yang bervariasi dan otorea (rabas) berbau busuk yang persisten atau
interminten. Pasien mungkin merasakan nyeri jika terdapat mastoiditis akut;
ketika mastoiditis terjadi area pascaaurikular menjadi kenyal; eritema dan
edema dapat terjadi. Kolesteatoma (kantung yang berisi kulit yang mengalami
degenerasi dan materi sebasea) mungkin dimanifestasikan sebagai massa
putih di belakang membrane timpani yabg terlihat melalui otoskop. Jika tidak
diobati, kolesteatoma akan terus tumbuh dan menghancurkan struktur tulang
temporal, kemungkinan menyebabkan kerusakan pada saraf pasial dan kanal
horisontal serta hancurnya struktur lain di sekitarnya. Pemeriksaan auditori
sering kali menunjukkan tuli konduktif atau campuran (Brunner & Suddarth.
2013).

Otitis media purulenta , telingga terasa penuh, gemuruh, tuli berdesing,


demam.

Otitis media purulenta akut, gak ada di buku

Otitis media purulenta kronis, Ada di buku, belum di tulis hal 62


gambaran patologis sama gambaran klinis i sama gak ????///

Otitis media supuratif kronis, adanya abses atau fisel retroaurikular,


jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum
timpani, pus yang selalu aktif atau berbau busuk, foto rontgen mastoid
adanya gambaran kolesteatom. Belum di lanjutkan gambaran klinis

Otitis media internal

Masih belum nge translet


2.6 Pemeriksaan penunjang
Audiogram ?///////enek moco audiogram tapi gung jelas dan gung
menemukan buku yang tepat
2.7 Penatalaksnaan
OTE
OTMS
OTMA, (Brunner & Suddarth. 2013).
 Dengan terapi antibiotik spektrum luas sejak dini dan tepat, otitis
media dapat hilang tanpa menyisakan sekuela yang serius. Jika
terdapat drainase, sediaan antibiotik otik dapat diresepkan.
 Hasil akhir bergantung pada efektivitas terapi (dosis antibiotik oral
yang diresepkan dan durasi terapi), virulensi bakteria, dan status
fisik pasien.
Miringotomi (Timpanotomi), Jika kasus otitis media ringan
ditangani secara efektif, tindakan miringotomi mungkin tidak
diperlukan. Jika miringotomi perlu dilakukan, akan dibuat insisi
menuju membran timpani untuk meredakan gejala dan mengalirkan
cairan serosa atau cairan purulen dari telinga tengah. Prosedur yang
tidak terasa nyeri ini biasanya dilakukan kurang dari 15 menit. Jika
episode otitis media akut terjadi kembali dan tidak ada
kontraindikasi, slang ventilasi atau slang penyeimbang tekanan
dapat dimasukkan
OTMK, (Brunner & Suddarth. 2013).
 Pengisapan dan pembersihan telinga yang cermat dapat dilakukan
di bawah panduan mikroskop.
 Antibiotik tetes dimasukkan atau antibiotik serbuk digunakan untuk
mengatasi rabas purulen.
 Prosedur timpanoplasti (miringoplasti dan jenis yang lebih
ekstensif) dapat dilakukan untuk mencegah infeksi berulang,
mengembalikan fungsi telinga tengah, menutup perforasi, dan
memperbaiki pendengaran.
 Osikuloplasti mungkin dilakukan untuk merekonstruksi tulang
telinga tengah guna mengembalikan fungsi pendengaran

OTMPA
OTMPK

OTMSK

OTI

2.8 Komplikasi
OTE
OTMS
OTMA (Brunner & Suddarth. 2013). Perforasi membran timpani dapat
menetap dan berlanjut menjadi otitis media kronis. Komplikasi sekunder
mencakup mastoid (mastoiditis), meningitis, atau abses otak (jarang)
OTMK
OTMPA
OTMPK
OTMS
OTI
2.9 Asuhan keperawatan pada anak dengan retradasi mental
2.9.1 Pengkajian
Riwayat kesehatan meliputi :
 Gambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi , otalgia,
otorea, kehilangan pendengaran.
 Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas otore,
kehilangan pendengaran, otalgia.
 Penyebeb dan penanganan masalah sebelumnya
 Informasi perlu diperoleh mengenai masalah kesehatan lain dan
semua obat dan riwayat keluarga tentang penyakit telingga
Pengkajian fisik meliputi :
 Observasi adanya aritema
 Edema
 Otorea
 Lesi
 Bau caira yang keluar
Kaji hasil auditogram

Anda mungkin juga menyukai