Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
AIDS adalah singkata dari Acquiren Immune Deficiency Syndrome yaitu
menurunya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terinfeksi HIV dengan mudah
dapat terserang berbagai penyakit lain karena rendahnya daya imunitas tubuh, dan
dapat mengakibatkan kematian.
Berdasarkan data dari Depkes pada periode Juli – September2006 secara
kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai orang dan AIDS
4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. HIV/AIDS merupsksn penyakit yang tidak dapat
sembuhkan dan belum ditemukan obat yang dapat memulihkannya hingga saat ini.
Mendirita HV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan
tekanan psikogis terutama penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan
disekeliling penderita.
Secara fisiologis HIV menyerang sistem kekebelan tubuh penderitanya. Jika
ditambahkan dengan stress pikososial-spritual yang berkepangjangan pada pasirn
terinfeksi HIV, maka mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka
kematian. Menurut Ross (1997), jika stres mencapai tahap kelelahan (eshausted
stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi sistem imun yang memperparah
keadaan pasien serta mempercepat trjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita
HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktifitas APC(makrofag):
penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah Th1(CD4):1FNy:ii-2;
imunoglobulin A, G, E dan anti –HIV.penurunan tersebut akan berdampakterhadap
penurun jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/μl per tahun.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Virus HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat


menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang
biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel
darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh sesorang yang telah tertulah,
walaupun orang tesbut belum menunjukan keluhan atau gejala penyakit. HIV hanya
dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau cairan. Dosis
virus memegang peran penting. Makin besar jumlah virusnya makin bersar
kemukinkan infeksinya. Jumlah virus yang banyak ada darah, sprema, cairan vagina
dan serviks dan cairan otak. Dalam saliva, air mata, urine, keingat dan air susu hanya
ditemukan sedikit – sedikit.

B. Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang


merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk
hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

AIDS dapat definisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala


penyakitdengan karateristik defisiensi imun yang berat, dan merupakan manifetasi

2
stadium akhir infeksi HIV positif tidak dengan indektik dengan AIDSharus
menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi imun seluler.

Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak
ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS.

C. Etiologi

Luc mnaggnier dkk tahun 1983 telah menemukan LAV (Lymphanpathy


Associatied Virus ) dari seseorang pembengkakan kilenjar limfe (PGL). Pada tahun
1984 sejenis virus yag disebut HTLV 3 (Human T cell Lymphtrpic Virus tipe 3 )
ditemukan dari pasien AIDS di amerika oleh Robert Gallo dkk. Kemudian ternyata
bahwa kedua virus tersebut sama, dan oleh Commite Taxomy International pada tahun
1985 disebut sebagai HIV (Human Immuno-deficiency Virus). Sampai tahun 1994
diketahui ada dua subtype yaitu HIV 1 dan hiv2.

HIV mempunyai ensim reerse transciptase yang terdapat didalam inti HIV
dan akan mengubah RNA virus menjadi DNA. Inti HIV merupakan protein yang
dikenal dengan p24, dan bagian luar Hiv yang berupa selubung glikoprotein terdiri
dari berupa tojolan- tonjolan yang di seut gp 120.

D. Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS

Hiv mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit T4, yang mempunyai
reseptor CD4 beberapa sel lain yang juga mempunyai reseptor CD4 adalah sel mnsit,
sel makrofag, sel folikular dendritik, sel retina, sel leher rahim, dan sel langerhands.
Penelitian terakhir juga menunjukan HIV dapat menginfeksi sel astroglia otak dan sel
endotel saluran cerna walaupun sel tersebut tidak mempunyai reseptor CD4.

 Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena
darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb

3
 Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya,
oral seks, dsb.

 Cairan Vagina pada Perempuan


Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat
bantu seks, oral seks, dll.

 Air Susu Ibu / ASI


Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi
pasangannya, dan lain sebagainya.

Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine

Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan.


Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari.
Bagaimana itu?

Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat


mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama
kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di
Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.

Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus
menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun
sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan
kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.

HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang
seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan
air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya

4
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah
tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah
menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :

 Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
 Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
 Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
 Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

E. Penularan

HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan
tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan
minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban
yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA
yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau
AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV
atau AIDS.

Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama
laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada
bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang
pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian
orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai
berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan


2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati

5
Gejala minor :

1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan


2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa


menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-
sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV

HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan


kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara
bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif
HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada
adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA
tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.

F. Pemeriksaan Laboratorium

Umumnya pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibagi menjadi tiga


kelompok yaitu :

1. pembuktian dengan adanya antibodi (Ab) atau antigen (Ag) HIV


2. pemeriksaan stastus imunitas.

3. pemeriksaan terhadapinfeksi oportunistik dan keganasan.

6
1.pembutian adanya Ab atau Ag HIV

HIV terdiri dari selubung, kapsid dan inti. Masing – masing terdiri dari protein yang
bersifat sebagai antigen dan menimbulkan pembentukan anti bodi dalam tubuh yang
terinfeksi. Jenis antibodi yang telah diketahui banyak sekali, tetapi yang penting untuk
diangnostik adalah gp 41, gp 120 dan p24.

Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. tes untuk menguji Ab HIV. Terdapat beberapa macam cara, yaitu:ELISA,


Western Blot, RIPA, dan IFA.
2. tes untuk menguji atigen HIV, dapat dengan cara : pembiakan virus, antigen
p24, dan PCR.

Yang praktis dan umum dipakai adalah te ELISA, karena tes memiliki sensitivitas
yang tinggi.

2. tes yang menunjukan adanya defisiensi imun

Untuk ini dapat dilakukan pemeriksaan Hb, jumlsh leukosit, trombosit, jumlah
limfosit dan sediaan apusan darah tepi atau sumsum tulang. Pada pasien AIDS dapat
ditemukan anemia, leukpenia/limfopenia, trombsitsitopenia dn displasia sumsum
tulang normo atau hiperseluler.

3. tes untuk infeksi oporturnistik atau kanker

setiap infeksi opornistik atau kanker sekunder yang ada pada pasienAIDS diperiksa
sesuai dengan metde diognstik penyakitnya. Masing masing misalnya:pemeiksaan
mikroskopis untuk kandidasis,PCP, TBC paru, dsb. Kadang kadang perlu
pemeriksaanlain seperti pemeriksaan laboratorium sutin, serologi, radiologo,USG, CT
scan, brnkskopi, pembiakan, histlgis dan sebagainya.

Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang
dibuat tubuh untuk melawan HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk
memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu

7
ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput
sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi yang
dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat
kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk
mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif
dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang
harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil
negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama
setelah infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan
untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.

Tipe test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara
langsung. Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini,
yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah digunakan
di beberapa daerah di Amerika Serikat.

Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada


sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk
mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test
konformasi seperti Western Blot untuk memastikan diagnosis positif. Ada beberapa
tipe test EIA yang menggunakan cairan tubuh lainnya untuk menemukan antibodi
HIV. Mereka adalah

 Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan
dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa
dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot
dilakukan dengan sampel yang sama.

 Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari
test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test
konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama.

Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa
pasangan hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi
hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup pasien

8
tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test HIV
terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi anti-viral dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari wanita hamil yang
HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum, selama, atau sesudah
kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada masa kehamilan.

Di Indonesia, rumah sakit besar di ibu kota provinsi telah menyediakan


fasilitas untuk test HIV/AIDS. Di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) dan Rumah sakit lain juga sudah memiliki fasilitas untuk itu. Di Bandung,
RS Hasan Sadikin juga sudah memiliki fasilitas yang sama.

G. Penatalaksanaan nya

Penatalaksananananya HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan,/


rehabilitatif dan edukasi.

Pengobatan pada pengidap HIV/penderita AIDS di tujukan terhadap

1. virus HIV
2. infeksi oporturnistik

3. kanker sekunder

4. status kekebalan tubuh

5. simtomatis dan suportif

I obat antiretrovirus

bila di lihat dari kemungkinan tempat – tempat kerja obat ada beberapa tempat yang
mungkin di teliti adalah: pada rereseptor CD4,penghambat enzim reverse transcriptase
( misalnya:analog nukleosid seperti AXL, ddl,ddC dan obat non nukleosid
nivarapine).

II Obat untuk infeksi oportunistik

9
Tergantung infeksi oportunistik apa yang timbul. Data dari barat menunjukkan pola
infeksi oprtunistik yang paling sering adalah PCP, yang terjadi pada 75%dari pasie
AIDS dan TBC.

III Obat untuk kanker skunder

Pada dasar nya sama seperti penanganan pada pasien nn HIV/AIDS untuk sarkoma
kaposi, KS soliter : radiasi, dan untuk KS multiple : kemoterapi untuk limfoma
maligna sesuai dengan penanganan limfoma pada pasien non HIV.

IV immune restoring agent

Obat – obat ini di harapkan dapat memperbaiki fungsi sel limfosit, menambah jumlah
limfosit sehingga dapat memperbaiki status kekebalan pasien bisa dengan memakai:

A.- interferon alpha - ekstra kelenjar thimus

- interferron gama - loprinosin

- interleukin 2 - levamisol

B. mengganti sel limfosit dengan cara tranfusi limfosit, tranplasi timus, dan tranplasi
sumsum tulang belakang.

V pengobatan simtomatik dan suportif.

Obat-obat simtomatik dan terapi suportif sering harus di berkan pada


seseorang yang telah menderita AIDS, antara lain yang sering yaitu analgetik,
tranquilizer minor, minor, vitamin,dan transfusi darah.

10
11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

AIDS adalah singkata dari Acquiren Immune Deficiency Syndrome yaitu


menurunya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terinfeksi HIV dengan mudah
dapat terserang berbagai penyakit lain karena rendahnya daya imunitas tubuh, dan
dapat mengakibatkan kematian.

HIV dapat menular ke orang lain melalui :

 Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
 Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
 Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

1) Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan


2) Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3) Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4) Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologist
5) Dimensia/HIV ensefalopati

Pengobatan pada pengidap HIV/penderita AIDS di tujukan terhadap

a) virus HIV
b) infeksi oporturnistik

c) kanker sekunder

d) status kekebalan tubuh

e) simtomatis dan suportif

12
DAFTAR PUSTAKA

1.) Kurniawatai, ninuk dian dan nursalam, 2009, Asuhan Keperawatan pada
Pasien Terinfeksi HIV/AIDS, eds I : Salemba Medika, Jakarta.
2.) P2MPLP Dep. Kes.R.I. Data – data HIV/AIDS di Indonesia tahun 1994.

3.) Parwati T, bakti M, purwandi N, Suta negara D, Laporan kasus AIDS, Majalah
kedkteran indonesia, 1988.

13

Anda mungkin juga menyukai