Anda di halaman 1dari 53

No Kode: 1.

3/PROFESIONAL/001/2/2018

BIDANG KAJIAN
LOGIKA MATEMATIKA DAN MATEMATIKA DISKRIT

MODUL
PENDALAMAN MATERI
TEORI GRAF

Penulis:
Dr. Mulyono, M.Si.
Dr. Isnaini Rosyida, M.Si.

PPG DALAM JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2018

Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii


A. Pendahuluan ...............................................................................................................1
B. Capaian Pembelajaran ................................................................................................3
C. Sub-Capaian Pembelajaran .........................................................................................3
D. Uraian Materi .............................................................................................................4
1. Konsep-konsep Dasar Teori Graf ………………………………………………………………………..4
a. Pengertian Graf ..................................................................................................4
b. Graf Bagian (Subgraf) ........................................................................................5
c. Jalan, Jejak, Lintasan, Sirkuit, dan Sikel ............................................................6
d. Graf Terhubung dan Tidak Terhubung ...............................................................8
e. Isomorfisme Graf ...............................................................................................8
f. Derajat Titik .......................................................................................................9
g. Matriks Ketetanggaan dan Matriks Keterkaitan ...............................................11
2. Jenis-jenis Graf Tertentu…………………………………………………….............13
a. Graf Lengkap (Graf Komplit)...........................................................................13
b. Graf Bipartisi ....................................................................................................13
c. Graf Teratur (Graf Reguler) .............................................................................14
d. Graf Sikel .........................................................................................................14
e. Graf Planar dan Graf Bidang ............................................................................14
f. Graf Euler dan Graf semi-Euler ........................................................................15
g. Graf Hamilton dan Semi-Hamilton ..................................................................16
h. Pohon ...............................................................................................................17
3. Pewarnaan Graf…………………………………………………………………………………………………….22
a. Pewarnaan Titik (Vertex Colouring) ................................................................22
b. Pewarnaan Sisi (Edge Colouring) ....................................................................25
c. Pewarnaan Peta (Map Colouring) ....................................................................27
d. Aplikasi Pewarnaan Graf ..................................................................................30
E. Rangkuman ..............................................................................................................32
F. Tugas ........................................................................................................................33
G. Tes Formatif .............................................................................................................34

ii
H. Daftar Pustaka ..........................................................................................................38
I. Kunci Jawaban Tes Formatif ....................................................................................39
J. Tes Sumatif ..............................................................................................................40
K. Kunci Jawaban Tes Sumatif .....................................................................................50

iii
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk menggambarkan
berbagai macam struktur yang ada dengan tujuannya adalah visualisasi objek-objek
agar mudah dimengerti. Beberapa contoh graf dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya: struktur organisasi, rangkaian listrik, peta, dan bagan alir pengambilan
mata kuliah.
Teori graf merupakan cabang matematika yang sudah ada sejak lebih dari
dua ratus tahun lalu. Diperkenalkan pertama kali oleh matematikawan Swis
Leonhard Euler pada tahun 1736. Konigsberg adalah sebuah kota di sebelah timur
negara bagian Prussia di Jerman, sekarang bernama kota Kaliningrat. Di kota
tersebut terdapat sungai Pregal yang mengitari pulau Kneiphof lalu bercabang
menjadi dua buah anak sungai. Ada tujuh buah jembatan yang menghubungkan
daratan yang dibelah oleh sungai tersebut. Permasalahan jembatan Konigsberg ini
adalah sebagai berikut: apakah mungkin seseorang tepat sekali melewati masing-
masing jembatan itu dan kembali ke tempat asal keberangkatannya. Euler
merupakan orang pertama yang berhasil menemukan jawaban masalah ini dengan
pembuktian yang sederhana. Dia menggunakan graf untuk menyelesaikan masalah
jembatan Konigsberg ini.
Teori graf mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu terjadi pada
beberapa dasa warsa terakhir ini. Salah satu alasan perkembangan teori graf yang
sangat pesat adalah aplikasinya pada ilmu komputer, teknik, sains, bahkan bisnis
dan ilmu sosial. Graf menunjuk pada diagram yang terdiri atas titik-titik yang saling
terhubung dengan sisi bukan sebagai gambar grafik fungsi. Dalam hal ini, graf
digunakan untuk menyatakan hubungan-hubungan yang terjadi antara objek-objek.
Keterhubungan antara titik-titik ini dapat menunjukkan ikatan kimia antar atom di
dalam molekul, kabel antar terminal dalam jaringan listrik, jalan raya antar kota
dalam peta, dan sebagainya. Dengan graf ini dapat dilihat bagaimana matematika
yang sebenarnya beraksi menyelesaikan masalah-masalah penting dan berharga.
Graf bisa digunakan dalam bidang kimia, genetika, musik, transportasi, linguistik,
teori kontrol, dan ilmu-ilmu sosial. Graf juga banyak dipakai untuk membantu
masalah-masalah yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

1
Materi yang dipelajari dalam modul Teori Graf ini meliputi konsep-konsep
dasar teori graf, jenis-jenis graf tertentu, dan pewarnaan graf. Konsep-konsep dasar
graf meliputi pengertian graf, keterhubungan graf, graf bagian, isomorfisme graf,
derajat titik, dan penyajian graf dengan matriks. Jenis-jenis graf tertentu yang
dibahas dalam modul ini, diantaranya adalah graf bipartisi, graf lengkap, graf planar
dan graf bidang, graf Euler dan semi-Euler, graf Hamilton dan semi-Hamilton, dan
pohon. Sedangkan pada bagian pewarnaan graf, dibahas pewarnaan titik,
pewarnaan sisi, dan pewarnaan peta serta contoh aplikasi pewarnaan dalam
kehidupan sehari-hari.

Modul ini ditulis dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi dalam
mempelajari Teori Graf. Agar modul ini memiliki manfaat secara optimal bagi para
mahasiswa PPG Hybrid Learning Dalam Jabatan, maka petunjuk belajar untuk
mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.
1. Modul ini tidak boleh dijadikan satu-satunya sumber belajar dalam
mempelajari Teori Graf. Para peserta PPG Hybrid Learning Dalam Jabatan
wajib menambah buku-buku tentang Teori Graf yang relevan, sebagai sumber
belajar lain untuk dibaca dan dipelajari.
2. Pelajari modul ini halaman demi halaman secara urut.
3. Di bagian akhir modul ini terdapat tugas dan tes formatif serta tes sumatif.
Kerjakan setiap soal yang ada dan nilai yang diperoleh agar dijadikan sebagai
umpan balik untuk menilai lagi apakah materi dalam kegiatan belajar sudah
dikuasai dengan baik atau belum
4. Keberhasilan pembelajaran dalam mempelajari modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan dalam belajar, mengerjakan tugas dan menyelesaikan tes.
5. Diskusikan dengan teman kalian dalam sebuah grup/kelompok belajar, jika
menemui kesulitan, khususnya dalam memahami konsep dalam Teori Graf
atau jika ada kesulitan saat mengerjakan soal-soalnya.
6. Jika tetap mengalami kesulitan yang tidak teratasi dalam kelompok belajar,
diskusikan di kelas dengan difasilitasi oleh dosen pengampu.

2
Kepada mahasiswa PPG Hybrid Learning Dalam Jabatan, selamat belajar,
semoga sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini sebagai
bekal membelajarkan matematika di sekolah.

B. Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa menguasai pernyataan, kalimat terbuka, pernyataan
majemuk, tautologi, kontradiksi, hukum aljabar proposisi,
membuktikan keabsahan/kesahihan/kevalidan dari sebuah argumen,
aturan bukti bersyarat dan reductio ad absurdum untuk pemecahan
masalah.
2. Mahasiswa menguasai tentang teorema binomial, barisan dan multi
set, fungsi pembangkit, relasi rekursif, dan dapat menerapkan konsep-
konsep tersebut untuk pemecahan masalah.
3. Mahasiswa menguasai graf dan aplikasinya.

C. Sub-Capaian Pembelajaran
1. Menguasai konsep-konsep dasar teori graf
2. Menguasai jenis-jenis graf tertentu
3. Menguasai pewarnaan graf dan aplikasinya

3
D. Uraian Materi
1. Konsep-konsep Dasar Teori Graf
a. Pengertian Graf
Graf G adalah pasangan himpunan (𝑉(𝐺), 𝐸 (𝐺 )) atau cukup
disingkat (𝑉, 𝐸), ditulis dengan notasi 𝐺 = (𝑉(𝐺), 𝐸 (𝐺 )) atau 𝐺 = (𝑉, 𝐸),
yang dalam hal ini 𝑉 adalah himpunan tidak-kosong dari titik (vertices atau
nodes) dan 𝐸 adalah himpunan sisi (edge) yang menghubungkan satu atau
dua titik, dengan 𝐸 mungkin merupakan himpunan kosong. Definisi ini
menyatakan bahwa 𝑉 tidak boleh kosong, sedangkan 𝐸 boleh kosong. Jadi
sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi, tetapi titiknya harus ada,
minimal satu. Graf yang tidak memiliki sisi dinamakan graf kosong (null
graph). Graf kosong dengan 𝑛 titik, dinotasikan dengan 𝑁𝑛 .

Titik pada graf dapat dilabel dengan huruf, seperti 𝑎, 𝑏, 𝑐, …, z atau


𝑣1 , 𝑣2 , ⋯ , 𝑣𝑛 atau dengan bilangan asli 1, 2, 3, … , 𝑛, sedangkan sisi yang
menghubungkan titik 𝑢 dengan titik 𝑣 dinyatakan dengan pasangan (𝑢, 𝑣)
atau dinyatakan dengan lambang 𝑒1 , 𝑒2 , … . , 𝑒𝑛 . Dengan kata lain, jika 𝑒
adalah sisi yang menghubungkan titik 𝑢 dengan titik 𝑣, maka 𝑒 dapat ditulis
sebagai 𝑒 = (𝑢, 𝑣 ). Sisi e tersebut dapat juga ditulis sebagai 𝑢𝑣 atau 𝑣𝑢.

Misalkan u dan v adalah dua titik di G dan 𝑒 = (𝑢, 𝑣 ) adalah sebuah


sisi G, maka titik u dan v dikatakan berhubungan langsung atau bertetangga
(adjacent). Sedangkan sisi e dikatakan terkait (incident) dengan titik v dan
juga titik u. Perhatikan graf G dan H berikut.

v3 v2 v3
e3 e5
v1
v1 v2 e1 e2 e4
G e7 v6
v4 e6 v5
H
Gambar 1. Graf kosong Gambar 2. Graf tak sederhana

4
Gambar 1 merupakan graf kosong dengan 3 titik. Pada Gambar 2 terdapat
suatu sisi yang dikaitkan dengan sepasang titik 𝑣3 dan 𝑣3 . Sisi yang dua titik
ujungnya sama disebut loop (gelang). Sisi 𝑒5 pada Gambar 2 merupakan
sebuah loop. Dalam sebuah graf dimungkinkan adanya lebih dari satu sisi
yang dikaitkan dengan sepasang titik. Sebagai contoh, 𝑒1 dan 𝑒2 pada
Gambar 2 di atas dikaitkan dengan sepasang titik 𝑣2 dan 𝑣4 . Pasangan sisi
semacam ini disebut sisi rangkap atau sisi paralel. Kemudian titik 𝑣1
merupakan titik terasing atau titik terisolir karena tidak ada sisi yang terkait
dengan 𝑣1 . Graf yang tidak memuat sisi rangkap dan loop disebut graf
sederhana (simple graph), sedangkan graf yang memuat sisi rangkap atau
loop disebut graf tak sederhana (unsimple graph). Ada dua macam graf tak
sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph).
Graf ganda adalah graf yang memuat sisi rangkap dan tidak memuat loop.
Graf semu adalah graf yang memuat loop, termasuk juga jika memuat sisi
rangkap.

Jika sisi-sisi graf G diberi orientasi arah, maka G disebut graf


berarah (directed graph atau digraph). Sisi berarah (busur) 𝑎 = (𝑢, 𝑣 )
merupakan pasangan berurutan, dengan u adalah titik awal sisi berarah a
dan v adalah titik akhir sisi berarah a. Jika sisi-sisi graf G tidak diberi
orientasi arah, maka G disebut graf tak berarah (undirected graph). Sisi 𝑒 =
(𝑢, 𝑣 ) pada graf tak berarah bukanlah merupakan pasangan berurutan,
sehingga sisi e tersebut juga bisa ditulis sebagai 𝑒 = (𝑣, 𝑢). Untuk
selanjutnya dalam pembahasan ini yang dibahas hanya graf tak berarah dan
penulisan kata “graf tak berarah” cukup ditulis dengan kata “graf” saja.
Teorema-teorema yang ada tidak dibuktikan di sini, bukti lengkapnya dapat
dibaca pada referensi-referensi dalam Daftar Pustaka.

b. Graf Bagian (Subgraf)


Misalkan 𝐺 adalah graf dengan himpunan titik 𝑉(𝐺 ) dan himpunan
sisi 𝐸 (𝐺 ). Sebuah graf 𝐻 dengan himpunan titik 𝑉(𝐻 ) dan himpunan sisi
𝐸 (𝐻 ), disebut graf bagian (subgraf) dari graf 𝐺, dinotasikan 𝐻 ⊆ 𝐺, jika

5
𝑉(𝐻 ) ⊆ 𝑉(𝐺 ) dan 𝐸 (𝐻 ) ⊆ 𝐸 (𝐺 ). Jika 𝑉(𝐻 ) = 𝑉(𝐺 ) dan 𝐸 (𝐻 ) ⊆ 𝐸 (𝐺 ),
maka H disebut graf bagian rentang (spanning subgraph). Karena konsep
graf bagian dapat dianalogikan dengan konsep himpunan bagian dalam teori
himpunan, maka sebuah graf bagian dapat dipandang sebagai bagian dari
graf yang lain.

Sifat-sifat dari graf bagian adalah sebagai berikut.


1) Setiap graf merupakan graf bagian dari dirinya sendiri.
2) Graf bagian dari suatu graf bagian 𝐺 merupakan graf bagian dari 𝐺.
3) Sebuah titik dalam graf 𝐺 merupakan graf bagian dari 𝐺.
4) Sebuah sisi dari 𝐺 bersamaan dengan kedua titik ujungnya juga
merupakan graf bagian dari 𝐺.

Berikut ini adalah contoh graf bagian dari sebuah graf.

v1 v4 v1 v4 v1

v2 v3 v2 v3 v2 v3
G H K

Gambar 3. Graf bagian dari graf G

Pada Gambar 3, H adalah graf bagian rentang dari G dan K adalah


graf bagian dari G tetapi bukan graf bagian rentang.

c. Jalan, Jejak, Lintasan, Sirkuit, dan Sikel


Misalkan 𝐺 adalah graf, maka jalan (walk) di 𝐺 adalah sebuah
barisan berhingga 𝑊 = 𝑣0 𝑒1 𝑣1 𝑒2 𝑣2 … 𝑣𝑖−1 𝑒𝑖 𝑣𝑖 … 𝑒𝑘 𝑣𝑘 yang suku-
sukunya bergantian titik dan sisi, sedemikian sehingga 𝑣𝑖−1 dan 𝑣𝑖 adalah
titik-titik akhir (titik ujung) sisi 𝑒𝑖 untuk 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑘 di mana 𝑣0 dan 𝑣𝑘
berturut-turut disebut titik awal dan titik akhir jalan W. Titik-titik
𝑣1 , 𝑣2 , ⋯ , 𝑣𝑘−1 disebut titik-titik internal jalan W. Panjang jalan W adalah

6
banyaknya sisi dalam W. Jadi panjang jalan W di atas adalah k. Jalan
tertutup di 𝐺 adalah jalan yang titik awal dan akhirnya sama. Jejak (trail)
di 𝐺 adalah jalan dengan semua sisinya 𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , … , 𝑒𝑘 berbeda. Lintasan
(path) di 𝐺 adalah jejak dengan semua titiknya 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , … , 𝑣𝑘 berbeda.
Jejak tertutup (sirkuit) di 𝐺 adalah jejak yang titik awal dan akhirnya sama
dan sikel (cycle) adalah sirkuit yang titik awal dan semua titik internalnya
berbeda. Perhatikan Gambar 4 berikut.

v2
e1 e2 v7
e6 e11
v1 v6 v3
e10 e7
e5 e8 e3
e9
v5 e4 v4
G
Gambar 4 Sebuah graf G

Pada Gambar 4 dapat dibuat:


(a) jalan 𝑊: 𝑣1 𝑒10𝑣6 𝑒6 𝑣2 𝑒6 𝑣6 𝑒7 𝑣3 𝑒3 𝑣4 𝑒3 𝑣3 atau cukup ditulis dengan
𝑊: 𝑣1 𝑣6 𝑣2 𝑣6 𝑣3 𝑣4 𝑣3 ;
(b) jalan tertutup 𝑊1 : 𝑣1 𝑒1 𝑣2 𝑒6 𝑣6 𝑒7 𝑣3 𝑒11 𝑣7 𝑒11𝑣3 𝑒7 𝑣6 𝑒9 𝑣5 𝑒5 𝑣1 atau
cukup ditulis dengan 𝑊1 : 𝑣1 𝑣2 𝑣6 𝑣3 𝑣7 𝑣3 𝑣6 𝑣5 𝑣1 ;
(c) jejak 𝐽: 𝑣1 𝑒10 𝑣6 𝑒7 𝑣3 𝑒3 𝑣4 𝑒8 𝑣6 𝑒6 𝑣2 atau cukup ditulis dengan
𝐽: 𝑣1 𝑣6 𝑣3 𝑣4 𝑣6 𝑣2 ;
(d) lintasan 𝑃: 𝑣1 𝑒5 𝑣5 𝑒9 𝑣6 𝑒7 𝑣3 𝑒11𝑣7 atau cukup ditulis dengan
𝑃: 𝑣1 𝑣5 𝑣6 𝑣3 𝑣7 ;
(e) jejak tertutup (sirkuit) 𝐽1 : 𝑣1 𝑒10 𝑣6 𝑒7 𝑣3 𝑒3 𝑣4 𝑒8 𝑣6 𝑒6 𝑣2 𝑒1 𝑣1 atau cukup
ditulis dengan 𝐽1 : 𝑣1 𝑣6 𝑣3 𝑣4 𝑣6 𝑣2 𝑣1 ;
(f) sikel 𝐶: 𝑣1 𝑒10𝑣6 𝑒9 𝑣5 𝑒4 𝑣4 𝑒3 𝑣3 𝑒2 𝑣2 𝑒1 𝑣1 atau cukup ditulis dengan
C: 𝑣1 𝑣6 𝑣5 𝑣4 𝑣3 𝑣2 𝑣1 .

7
d. Graf Terhubung dan Tidak Terhubung
Graf disebut terhubung (connected) jika setiap dua titik berbeda pada
graf tersebut terdapat sebuah lintasan yang menghubungkan kedua titik
tersebut. Komponen graf G adalah sebuah graf bagian terhubung maksimal
(titik dan sisi) dari G. Graf H dikatakan graf bagian terhubung maksimal
dari graf G, jika tidak ada graf bagian lain dari G yang terhubung dan
memuat H. Graf terhubung terdiri satu komponen. Apabila suatu graf tidak
terhubung, maka graf tersebut terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing komponennya adalah suatu graf terhubung atau suatu titik terisolir.

G2
G1
Gambar 5. Graf terhubung 𝐺1 dan graf tak terhubung 𝐺2

Graf terhubung terdiri satu komponen, sedang graf tak terhubung terdiri
paling sedikit dua komponen. Graf 𝐺1 terdiri satu komponen dan graf 𝐺2
terdiri empat komponen.

e. Isomorfisme Graf
Graf bisa digambar dengan beragam bentuknya. Walaupun dua buah
graf tampak berbeda bentuknya, dengan penamaan titik-titik yang berbeda
pula, tetapi sebenarnya keduanya merupakan graf yang sama. Dua buah graf
yang sama tetapi secara geometri berbeda disebut graf yang saling
isomorfik.
Dua buah graf G dan H dikatakan isomorfik jika terdapat
korespondensi satu-satu antara titik-titik keduanya dan antara sisi-sisi
keduanya sedemikian sehingga jika sisi 𝑒1 di G yang memiliki titik akhir 𝑢1
dan 𝑢2 maka berkorespondensi dengan sisi 𝑒2 di H yang memiliki titik akhir
𝑣1 dan 𝑣2 , demikian sebaliknya.

8
Contoh

G H

Graf G dan H isomorfik karena ada korespondesi satu-satu sebagai berikut:


𝑢1 ↔ 𝑣1 , 𝑢2 ↔ 𝑣3, , 𝑢3 ↔ 𝑣5 , 𝑢4 ↔ 𝑣2 , 𝑢5 ↔ 𝑣4 , 𝑢6 ↔ 𝑣6

f. Derajat Titik
Misalkan 𝑣 adalah titik dalam suatu graf 𝐺. Derajat (degree) titik 𝑣,
disimbolkan 𝑑(𝑣), adalah jumlah sisi yang terkait dengan titik 𝑣 dan sisi
suatu loop dihitung dua kali. Derajat total 𝐺 adalah jumlah derajat semua
titik dalam 𝐺. Derajat minimum dari graf 𝐺 dinotasikan dengan 𝛿(𝐺) dan
derajat maksimumnya dinotasikan dengan ∆(𝐺).

Contoh

v2 v3

v1 v6
v4 v5
G

Pada graf G di atas, derajat masing-masing titik adalah 𝑑(𝑣1 ) = 0, 𝑑 (𝑣2 ) =


4, 𝑑 (𝑣3 ) = 3, 𝑑 (𝑣4 ) = 2, 𝑑 (𝑣5 ) = 4, 𝑑 (𝑣6 ) = 3. Derajat minimumnya
adalah 𝛿 (𝐺 ) = 0 dan derajat maksimumnya adalah ∆(𝐺 ) = 4.

9
Teorema 1
Jumlah derajat semua titik pada suatu graf G adalah genap, yaitu dua kali
jumlah sisi pada graf G tersebut. Dengan kata lain, jika 𝐺 = (𝑉(𝐺), 𝐸 (𝐺 )),
maka

∑ 𝑑(𝑣) = 2|𝐸(𝐺)|.
𝑣∈𝑉(𝐺)

|𝐸(𝐺)| menyatakan jumlah sisi pada graf G.

Teorema 2
Banyaknya titik yang berderajat ganjil pada sebuah graf adalah genap.

Barisan monoton turun dari derajat titik-titik graf G disebut barisan


derajat graf G. Jika G graf sederhana, maka barisan derajat G disebut
graphik.

Teorema 3
Barisan bilangan bulat non negatif (𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) adalah barisan derajat
sebuah graf jika dan hanya jika ∑𝑛𝑖=1 𝑑(𝑣) genap.

Teorema 4
Misalkan 𝜋 = (𝑑1, 𝑑2 , 𝑑3 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) barisan bilangan bulat non negatif
monoton turun. Barisan 𝜋 adalah graphik jika dan hanya jika barisan (𝑑2 −
1, 𝑑3 − 1, 𝑑4 − 1, ⋯ , 𝑑𝑑1 +1 − 1, 𝑑𝑑1 +2 , ⋯ , 𝑑𝑛 ) graphik.

Contoh
Apakah barisan 𝜋 = (5,5,4, 4, 4,3,2,1) merupakan graphik?
Penyelesaian:
𝜋 = (5,5,4,4,4,3,2,1)
⇔ 𝜋1 = (4,3,3,3,2,2,1)
⇔ 𝜋2 = (2,2,2,1,2,1)
= (2,2,2,2,1,1)
⇔ 𝜋3 = (1,1,2,1,1)
= (2,1,1,1,1)

10
⇔ 𝜋4 = (0,0,1,1)
= (1,1,0,0)
⇔ 𝜋5 = (0,0,0)
Karena ada graf sederhana G dengan barisan 𝜋5 = (0,0,0) berikut ini

maka 𝜋5 adalah graphik. Jadi 𝜋 adalah graphik.


Dari barisan derajat 𝜋 = (5,5,4, 4, 4,3,2,1) di atas dapat
dikonstruksi sebuah graf sederhana sebagai berikut.

g. Matriks Ketetanggaan dan Matriks Keterkaitan


Selain dengan gambar, sebuah graf G dapat disajikan dengan sebuah
matriks. Matriks yang digunakan untuk menyajikan graf G tersebut diberi
nama Matriks Ketetanggaan (adjacency matrix) dan Matriks Keterkaitan
(incidence matrix).

Misalkan G sebuah graf dengan 𝑉 (𝐺 ) = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , ⋯ , 𝑣𝑛 }. Matriks


ketetanggaan graf G adalah matriks persegi 𝐴 = (𝑎𝑖𝑗 ), berordo 𝑛 × 𝑛 yang
baris-baris dan kolom-kolomya dilabel dengan label titik-titik graf G
sedemikian hingga elemen 𝑎𝑖𝑗 menyatakan banyaknya sisi G yang
menghubungkan titik 𝑣𝑖 dan 𝑣𝑗 . Matriks A adalah matriks simetris dan
unsur-unsurnya bilangan bulat non negatif. Jika G tidak memiliki loop,
maka semua elemen diagonal utama A adalah 0. Jika G graf sederhana,
maka elemen-elemen matriks A adalah 0 atau 1. Derajat titik graf G
diperoleh dengan menjumlahkan semua elemen A yang terletak di baris
yang bersesuaian dengan titik tersebut, setelah elemen pada diagonal utama
pada baris tersebut dikalikan 2.

11
Sebuah graf G juga dapat disajikan dengan matriks keterkaitan 𝑀 =
(𝑚𝑖𝑗 ), berordo 𝑛 × 𝑡 dengan n adalah banyaknya titik dan t adalah
banyaknya sisi G, yang baris-barisnya dilabel dengan label titik-titik G dan
kolom-kolomya dilabel dengan label sisi-sisi G sedemikian hingga

0, jika sisi 𝑒𝑗 tidak terkait dengan titik 𝑣𝑖


𝑚𝑖𝑗 = { 1, jika sisi 𝑒j terkait dengan titik 𝑣i dan 𝑒𝑗 bukan loop
2, jika sisi 𝑒𝑗 terkait dengan titik 𝑣𝑖 dan 𝑒𝑗 loop

Perhatikan gambar graf G berikut.

e2
v1 e1
v2
e3
e4

e5 v4
v3
e6
G
Matriks ketetanggaan dari graf G ini adalah
𝑣1 𝑣2 𝑣3 𝑣4
𝑣1 0 1 1 0
𝑣2 1 1 1 0
𝐴=𝑣 [ ]
3 1 1 0 2
𝑣4 0 0 2 0
Matriks keterkaitan dari graf G ini adalah sebagai berikut.
𝑒1 𝑒2 𝑒3 𝑒4 𝑒5 𝑒6
𝑣1 1 0 1 0 0 0
𝑣2 1 2 0 1 0 0
𝑀=𝑣 [ ]
3 0 0 1 1 1 1
𝑣4 0 0 0 0 1 1

12
2. Jenis-jenis Graf Tertentu
Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Graf Lengkap (Graf Komplit)
Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya mempunyai
sisi ke semua titik lainnya atau semua titiknya bertetangga dengan semua
titik lainnya. Graf lengkap dengan 𝑛 titik dilambangkan dengan 𝐾𝑛 .

𝐾1 𝐾2 𝐾3 𝐾4

Gambar 6. Graf lengkap 𝐾𝑛

b. Graf Bipartisi
Graf bipartisi 𝐺 adalah graf yang himpunan titiknya dapat
dikelompokkan menjadi dua himpunan bagian 𝑉1 dan 𝑉2 , sedemikian
sehingga setiap sisi di dalam 𝐺 menghubungkan sebuah titik di 𝑉1 ke sebuah
titik di 𝑉2 , dan dinyatakan sebagai 𝐺 (𝑉1 , 𝑉2 ). Dengan kata lain, setiap pasang
titik 𝑉1 (demikian pula dengan titik-titik di 𝑉2 ) tidak bertetangga. Apabila
setiap titik di 𝑉1 bertetangga dengan semua titik di 𝑉2 , maka 𝐺 (𝑉1, 𝑉2 )
disebut sebagai graf bipartisi lengkap. Jika 𝑉1 terdiri dari 𝑚 titik dan 𝑉2
terdiri dari 𝑛 titik, maka graf bipartisi lengkap dilambangkan dengan 𝐾𝑚,𝑛 .
𝑉1 𝑉2 𝑉1 𝑉2

(𝑎) (𝑏)

Gambar 7. (a) graf bipartisi, (b) graf bipartisi lengkap 𝐾2,2

13
c. Graf Teratur (Graf Reguler)
Graf yang setiap titiknya mempunyai derajat yang sama disebut graf
teratur atau graf reguler. Apabila derajat setiap titik adalah 𝑟, maka graf
tersebut disebut sebagai graf teratur atau graf reguler derajat 𝑟 atau dapat
𝑛𝑟
ditulis graf teratur-𝑟 (graf reguler-𝑟). Jumlah sisi pada graf teratur adalah .
2

Contoh graf teratur ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 8. Graf teratur-3

d. Graf Sikel
Graf sikel adalah graf sederhana yang setiap titiknya berderajat
dua. Graf sikel dengan n titik dilambangkan dengan 𝐶𝑛 .
Contoh graf sikel ditunjukkan di bawah ini.

C3 C4 C5

e. Graf Planar dan Graf Bidang


Graf G disebut graf planar (planar graph) jika G dapat digambar
pada bidang datar sedemikan hingga sisi-sisinya tidak ada yang berpotongan
kecuali mungkin pada titik-titik ujung dari sisi-sisi tersebut. Sedangkan graf
bidang (plane graph) adalah graf yang digambar pada bidang datar
sedemikan hingga sisi-sisinya tidak ada yang berpotongan kecuali mungkin
pada titik-titik ujung dari sisi-sisi tersebut. Dengan demikian, graf planar
adalah graf yang dapat digambar sebagai graf bidang. Graf bidang pasti graf
planar tetapi sebaliknya tidak berlaku.

14
Gambar 𝐺1 , 𝐺2 , dan 𝐺3 adalah graf planar, tetapi 𝐺1 bukan graf bidang.

Perhatikan graf bidang G berikut.

a
e

d
b f
c

Graf bidang G di atas membagi bidang menjadi 6 daerah yang masing-


masing disebut “muka” (face), yaitu: muka a, muka b, muka c, muka d,
muka e, dan muka f. Himpunan muka dari graf bidang G dinotasikan dengan
𝐹(𝐺). Untuk graf G di atas himpunan mukanya adalah 𝐹 (𝐺 ) =
{𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓 }. Banyaknya sisi di G yang membatasi suatu muka f adalah
dari G disebut derajat muka f tersebut dan dinotasikan 𝑑(𝑓). Jembatan (sisi
pemutus) graf G dihitung dua kali dalam menghitung derajat muka. Sebuah
sisi e di graf G disebut jembatan (sisi pemutus) jika penghapusan sisi e
tersebut mengakibatkan subgraf G-e mempunyai komponen lebih banyak
daripada graf G. Untuk graf G di atas derajat masing-masing muka adalah
𝑑 (𝑎) = 7, 𝑑 (𝑏) = 4, 𝑑 (𝑐 ) = 3, 𝑑(𝑑 ) = 3, 𝑑(𝑒) = 3, dan 𝑑 (𝑓 ) = 4.

f. Graf Euler dan Graf semi-Euler


Sebuah sirkuit di graf G yang memuat semua sisi G disebut sirkuit
Euler. Jika graf G memuat sirkuit Euler, maka graf G disebut graf Euler.

15
Sebuah jejak-buka yang memuat semua sisi graf disebut jejak Euler. Graf
G disebut graf semi-Euler jika G memuat jejak Euler.

Teorema 5
Misalkan G graf terhubung. Graf G Euler jika dan hanya jika setiap titik G
berderajat genap.

Teorema 6
Misalkan G graf terhubung. Graf G semi-Euler jika dan hanya jika G
memuat tepat dua titik berderajat ganjil.

Untuk mencari sirkuit Euler pada graf Euler G, dimulai dari


sembarang titik v di G dan akan berakhir di titik v tersebut juga. Jejak Euler
pada graf semi-Euler, berawal di sebuah titik berderajat ganjil dan berakhir
di sebuah titik berderajat ganjil lainnya. Berikut contoh graf Euler dan graf
semi-Euler.

G2
G1

Gambar 9. 𝐺1 graf Euler dan 𝐺2 graf semi-Euler

g. Graf Hamilton dan Semi-Hamilton


Misalkan G adalah sebuah graf. Sebuah sikel yang memuat semua
titik di G disebut sikel Hamilton. Jika G memuat sikel Hamilton, maka G
disebut graf Hamilton. Sebuah lintasan yang memuat semua titik di G
disebut lintasan Hamilton. Sebuah graf G disebut graf semi-Hamilton jika
graf G bukan graf Hamilton dan graf tersebut memuat lintasan Hamilton.
Perhatikan tiga graf di bawah ini.

16
Graf 𝐺1 tidak memuat lintasan Hamilton, 𝐺2 memuat lintasan Hamilton
tetapi tidak memuat sikel Hamilton dan 𝐺3 memuat sikel Hamilton. Dengan
demikian, 𝐺2 adalah graf semi-Hamilton dan 𝐺3 adalah graf Hamilton.

h. Pohon
Pohon (tree) adalah graf terhubung yang tidak memiliki sikel.
Berikut adalah contoh-contoh pohon.

𝑇1 𝑇2 𝑇3 𝑇4

Sifat-sifat Pohon
Misalkan G = (V, E) adalah graf sederhana dan banyak titiknya n buah.
Pernyataan-pernyataan di bawah ini adalah ekivalen.
1) G adalah pohon.
2) Setiap pasang titik di G terdapat tepat satu lintasan.
3) G terhubung dan memiliki n – 1 buah sisi.
4) G tidak mengandung sikel dan memiliki n – 1 buah sisi.
5) G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan.

Graf bobot (weighted graph) G adalah sebuah graf yang setiap


sisinya dikaitkan dengan sebuah bilangan real. Bobot sisi e ditulis sebagai
w(e). Bobot graf G, ditulis w(G), adalah jumlah bobot semua sisi di G. Graf
bobot G pada Gambar 10 mempunyai bobot 𝑤(𝐺 ) = 2 + 3 + 2 + 1 = 8.

17
3
2
1
2
G
Gambar 10. Graf bobot

Dari sebuah graf terhubung dapat diperoleh sebuah graf bagian yang
memuat semua titik di G yang berupa pohon. Sebuah graf bagian yang
memuat semua titik di G yang berupa pohon disebut pohon rentang
(spanning tree). Graf pada Gambar 10 di atas kemungkinan pohon
rentangnya adalah sebagai berikut.

3 3
2 2
1 1 1
2 2
T3
T1 T2

Masing-masing pohon rentang tersebut mempunyai bobot 𝑤(𝑇1 ) =


6, 𝑤 (𝑇2) = 5, dan 𝑤(𝑇3 ) = 6. Perhatikan bahwa pohon rentang 𝑇2
memiliki bobot minimal di antara pohon rentang-pohon rentang yang
diperoleh dari G. Pohon rentang yang memiliki bobot minimal tersebut
disebut pohon rentang minimal (minimum spanning tree). Untuk
mendapatkan pohon rentang minimal dari sebuah graf bobot G di atas
dengan cara: dicari semua pohon rentangnya, baru kemudian dihitung bobot
masing-masing pohon rentang tersebut, dan yang punya bobot minimal
itulah yang merupakan pohon rentang minimal. Cara mendapatkan pohon
rentang minimal dengan cara seperti itu tentu tidak efektif dan efisen sebab
membutuhkan pekerjaan dan waktu yang banyak. Untuk mencari sebuah
pohon rentang minimal dari graf bobot G, pada bahasan ini akan digunakan
dua algoritma, yaitu algoritma Kruskal dan algoritma Prim. Dengan
menerapkan algoritma Kruskal atau algoritma Prim tersebut akan diperoleh
sebuah pohon rentang minimal. Berikut penjelasan kedua algoritma itu.

18
Algoritma Kruskal
Dalam algoritma ini, pertama pilih sisi di G yang memiliki bobot
terkecil di antara sisi-sisi G yang bukan loop. Untuk menghindari sikel,
dipilih dari sisi yang tersisa yang memiliki bobot terkecil yang tidak
membentuk sikel dengan sisi yang telah terpilih. Ulangi lagi proses
pengambilan sisi dengan bobot terkecil di antara sisi-sisi yang belum dipilih,
asalkan tidak membentuk sikel dengan sisi yang telah terpilih. Jika graf
tersebut memiliki 𝑛 titik, proses tersebut dihentikan setelah memilih 𝑛 − 1
sisi. Sisi-sisi tersebut membentuk graf bagian T yang tidak memiliki sikel
dari G dan T adalah pohon rentang minimal dari G. Langkah-langkah
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

Algoritma Kruskal
Langkah 1. Pilih 𝑒1 , sebuah sisi di G sehingga 𝑤(𝑒1 ) sekecil mungkin dan
𝑒1 bukan loop.
Langkah 2. Jika sisi-sisi 𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖 telah dipilih, lalu pilih sebuah sisi 𝑒𝑖+1,
yang belum terpilih sedemikian sehingga
(i) graf bagian dari G yang dikonstruksi oleh sisi-sisi
𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖+1 tidak memiliki sikel dan
(ii) 𝑤(𝑒𝑖+1 ) adalah terkecil.
Langkah 3. Jika G memiliki 𝑛 titik, hentikan langkah tersebut setelah
memilih 𝑛 − 1 sisi. Jika belum terpilih 𝑛 − 1, ulangi langkah 2.

Algoritma Prim
Pada algoritma ini untuk menemukan pohon rentang minimal,
pertama dipilih sebarang titik 𝑣1 pada graf bobot G. Kemudian pilih satu sisi
dengan bobot terkecil dari G yang bukan loop dan yang terkait dengan 𝑣1 ,
misalnya 𝑒1 = 𝑣1 𝑣2 . Kemudian pilih sisi dengan bobot terkecil di G yang
terkait dengan 𝑣1 atau 𝑣2 tetapi titik ujung lain dari sisi tersebut adalah selain
titik 𝑣1 atau 𝑣2 . Misalkan pilih sisi 𝑒2 = 𝑣𝑖 𝑣3 dengan 𝑖 ∈ {1,2} tetapi 𝑣3 ≠

19
𝑣1 , 𝑣2 . Ulangi proses pengambilan sisi dengan bobot terkecil yang berujung
di titik yang telah terpilih sebelumnya dan ujung lainnya dari sisi tersebut
adalah titik dari G yang bukan ujung dari sisi yang sudah terpilih. Jika graf
G memiliki n titik, dipilih sampai 𝑛 − 1 sisi. Langkah-langkah algoritma
Prim tersebut adalah sebagai berikut.
Algoritma Prim
Langkah 1. Pilih sebarang titik 𝑣1 di G.
Langkah 2. Pilih sebuah sisi 𝑒1 = 𝑣1 𝑣2 di G sehingga 𝑣2 ≠ 𝑣1 dan 𝑒1
memiliki bobot terkecil di antara sisi-sisi G yang terkait
dengan 𝑣1 .
Langkah 3. Jika sisi 𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖 telah dipilih dengan titik-titik ujung dari
sisi-sisi tersebut adalah titik-titik 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑖+1 , selanjutnya
pilih sisi 𝑒𝑖+1 = 𝑣𝑗 𝑣𝑘 dengan 𝑣𝑗 ∈ {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑖+1 } dan 𝑣𝑘 ∉
{𝑣1 , … , 𝑣𝑖+1 } sedemikian sehingga 𝑒𝑖+1 memiliki bobot
terkecil di antara sisi-sisi G yang salah satu ujung sisi tersebut
di {𝑣1 , … , 𝑣𝑖+1 }.
Langkah 4. Hentikan langkah tersebut setelah 𝑛 − 1 sisi telah dipilih. Jika
tidak, ulangi langkah 3.

Contoh.
Carilah sebuah pohon rentang minimal pada graf bobot G di bawah ini.

Penyelesian:
Dengan menerapkan algoritma Kruskal atau Prim diperoleh sebuah pohon

20
rentang minimal T sebagai berikut.

Pohon rentang minimal T

Bobot pohon rentang minimal T di atas adalah 𝑤(𝑇) = 𝑤(𝑒1 ) + 𝑤(𝑒2 ) +


𝑤(𝑒3 ) + 𝑤 (𝑒4 ) + 𝑤(𝑒5 ) = 2 + 1 + 1 + 3 + 3 = 10. Pada graf bobot G
tersebut memuat bentuk pohon rentang minimal yang tidak tunggal. Untuk
melancarkan penggunaan algoritma Kruskal atau Prim, coba Anda cari
bentuk lainnya tersebut.

21
3. Pewarnaan Graf
a. Pewarnaan Titik (Vertex Colouring)
Misalkan G graf tanpa loop. Suatu pewarnaan-k (k-colouring) untuk
graf G adalah suatu penggunaan sebagian atau semua k warna untuk
mewarnai semua titik di G sehingga setiap pasang titik yang bertetangga
(adjacent) diberi warna yang berbeda. Jika G mempunyai pewarnaan-k,
maka dikatakan titik-titik di G dapat diwarnai dengan k warna (k-
colourable). Bilangan khromatik (chromatic number) dari graf G,
dinotasikan χ(G), adalah bilangan k terkecil sehingga G dapat diwarnai
dengan k warna. Jadi, 𝜒(𝐺 ) = min{𝑘/ ada pewarnaan-𝑘 pada 𝐺}. Biasanya
warna-warna yang digunakan untuk mewarnai titik-titik suatu graf
dinyatakan dengan 1, 2, 3, …, k. Jelas bahwa χ(G) ≤ |V(G)|. Sedangkan cara
yang mudah untuk menentukan batas bawah dari χ(G) adalah dengan
mencari graf bagian komplit yang terbesar di G.

Misalkan dipunyai graf G, H, dan K berikut.

1 1 2 1

3 2

3 2 4 3 2 3
G H J

 Untuk graf G, karena |V(G)| = 3, maka χ(G) ≤ 3. Pada graf G memuat


graf komplit 𝐾3 , maka χ(G) ≥ 3. Akibatnya χ(G) = 3.
 Untuk graf H, karena |V(H)| = 4, maka χ(H) ≤ 4. Pada graf H memuat
graf komplit 𝐾4 , maka χ(H) ≥ 4. Akibatnya χ(H) = 4.
 Untuk graf J, karena |V(J)| = 5, maka χ(J) ≤ 5. Tetapi, J dapat diwarnai
dengan 3 warna, maka χ(J) ≤ 3. Karena graf J memuat graf komplit 𝐾3 ,
maka χ(J) ≥ 3. Akibatnya χ(J) = 3.

22
Teorema 7
Jika G graf sederhana dengan derajat titik maksimum ∆(𝐺), maka
χ(G) ≤ ∆(𝐺) + 1.

Teorema 8 (Teorema Brooks).


Misalkan G graf sederhana, terhubung, dan derajat titik maksimum adalah
∆(𝐺). Jika G bukan graf komplit dan bukan graf sikel dengan banyak titik
ganjil, maka χ(G) ≤ ∆(𝐺).

Pada pewarnaan titik, ada beberapa algoritma untuk melakukan


pewarnaan dengan banyak warna yang minimum pada sebuah graf. Salah
satu algoritma untuk pewarnaan titik tersebut adalah algoritma Welch-
Powell. Berikut langkah-langkah pewarnaan titik pada graf 𝐺 dengan
menggunakan algoritma Welch-Powell.

1) Urutkan titik-titik dari graf 𝐺 dalam derajat yang menurun (urutan seperti
ini mungkin tidak unik karena beberapa titik mungkin berderajat sama).
2) Gunakan warna 1 untuk mewarnai titik pertama (yang mempunyai
derajat tertinggi) dan titik-titik lain (dalam urutan yang berurut) yang
tidak bertetangga dengan titik pertama ini.
3) Mulai lagi dengan titik derajat tertinggi berikutnya di dalam daftar terurut
yang belum diwarnai dan ulangi proses pewarnaan.
4) Ulangi penambahan warna-warna sampai semua titik telah diwarnai.

Contoh
Diketahui graf 𝐺 dengan 7 titik sebagai berikut. Tentukan bilangan
khromatiknya.
a b

c d e

f g

23
Penyelesaian:

Derajat titik di 𝐺 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Derajat titik 𝐺


Titik 𝑎 𝑑 𝑒 𝑓 𝑏 𝑐 𝑔
Derajat titik 5 4 4 4 3 3 3

Langkah-langkah pewarnaan graf 𝐺 dengan menggunakan algoritma Welch-


Powell adalah sebagai berikut.

1) Jumlah titik graf 𝐺 adalah 7 buah dan urutan titik dari derajat yang
tertinggi hingga yang terendah seperti Tabel 1.
2) Karena a berderajat tertinggi, sehingga titik a dapat diwarnai dengan
warna pertama, yaitu warna 1, dan titik g yang tidak bertetangga dengan
titik a dapat diwarnai dengan warna 1.
3) Titik berderajat tertinggi berikutnya yang belum diwarnai yaitu titik d.
Warnai titik d dengan warna kedua, yaitu warna 2. Titik yang belum
diwarnai dan tidak bertetangga dengan titik d , yaitu titik b, sehingga titik
b mendapatkan warna 2.
4) Titik berderajat tertinggi berikutnya yang belum diwarnai yaitu titik e.
Warnai titik e dengan warna ketiga, yaitu warna 3. Titik yang belum
diwarnai dan tidak bertetangga dengan titik e, yaitu titik c dan f. Karena
titik c dan f bertetangga maka kedua titik tersebut mendapat warna yang
berbeda. Berdasarkan urutan derajat tertinggi setelah titik e yaitu titik f,
sehingga titik f mendapat warna yang sama dengan titik 𝑒 yaitu warna 3.
5) Titik terakhir yang belum diwarnai yaitu titik c, sehingga titik c
mendapatkan warna keempat, yaitu warna 4.

Jadi dengan menggunakan algoritma Welch-Powell ada 4 warna yang


diperlukan untuk mewarnai graf 𝐺, sehingga 𝜒(𝐺 ) = 4. Hasil pewarnaan titik
graf 𝐺 diberikan pada gambar berikut.

24
a 1 b
2
c d e
4 2 3

f g
3 1

b. Pewarnaan Sisi (Edge Colouring)


Misalkan G graf tanpa loop. Suatu pewarnaan sisi-k (k-edge
colouring) untuk graf G adalah suatu penggunaan sebagian atau semua k
warna untuk mewarnai semua sisi di G sehingga setiap pasang sisi yang
mempunyai titik persekutuan diberi warna yang berbeda. Jika G mempunyai
pewarnaan sisi-k, maka dikatakan sisi-sisi di G dapat diwarnai dengan k
warna (k-edge colourable). Indeks khromatik (chromatic index) dari graf
G, dinotasikan χ’(G), adalah bilangan k terkecil sehingga sisi-sisi di G dapat
diwarnai dengan k warna. Biasanya warna-warna yang digunakan untuk
mewarnai sisi-sisi suatu graf dinyatakan dengan 1, 2, 3, …, k.

Jelas χ’(G) ≤ |V(G)|, dan jika derajat titik maksimum di G adalah ∆(𝐺), maka
χ’(G) ≥ ∆(𝐺).

Contoh
Tentukan indeks khromatik untuk graf G, H, dan J di bawah ini.

G H J

Penyelesaian:
Perhatikan pewarnaan sisi untuk graf G, H, dan J berikut.

25
3
1 4
2 2
1 2 1 1 2
3
3 2 1

3 3 4
G H J

 Untuk graf G, jelas bahwa χ’(G) = 3.


 Untuk graf H, χ’(H) ≥ 3 karena ∆(𝐻) = 3 dan χ’(H) ≤ 3 karena sisi-sisi
di H dapat diwarnai dengan 3 warna seperti pada gambar. Jadi χ’(H) = 3.
 Untuk graf J, χ’(J) ≥ 4 karena ∆(𝐽) = 4 dan χ’(J) ≤ 4 karena sisi-sisi di J
dapat diwarnai dengan 4 warna seperti pada gambar. Jadi χ’(J) = 4.

Teorema 9 (Teorema Vizing)


Jika G adalah graf sederhana dengan derajat titik maksimum ∆(𝐺), maka
∆(𝐺) ≤ χ’(G) ≤ ∆(𝐺) + 1.

Teorema 10 (Perluasan Teorema Vizing)


Jika G adalah graf dengan derajat titik maksimum ∆(𝐺), dan h adalah
banyak maksimum sisi-sisi yang menghubungkan sepasang titik, maka
∆(𝐺) ≤ χ’(G) ≤ ∆(𝐺) + h

Teorema 11 (Teorema Konig)


Jika G adalah graf bipartisi dengan derajat titik maksimum ∆(𝐺), maka
χ’(G) = ∆(𝐺).

Untuk graf sikel dan graf komplit berlaku:


(i) graf sikel dengan n titik Cn
2, untuk n genap
χ' (C n )  
3, untuk n ganjil

26
(ii) graf komplit Kn
n - 1, untuk n genap
χ' (K n )  
 n, untuk n ganjil

c. Pewarnaan Peta (Map Colouring)


Sebelum membahas pewarnaan peta, terlebih dahulu akan dibahas
pengertian graf dual.

Pandang sebuah graf bidang G. Konstruksi suatu graf G*


sedemikian hingga

1) setiap titik G* berkorespondensi dengan sebuah “muka” dari G;


2) jika sebuah sisi e membatasi muka f1 dan f2 di G maka titik-titik G*
yang berkorespondensi dengan f1 dan f2 dihubungkan dengan sebuah
sisi.
Graf G* yang dikonstruksi seperti di atas disebut graf dual dari G.

Antara “unsur-unsur” graf G dan G* terdapat korespondensi satu-satu


sebagai berikut:

1) Sebuah “muka” G berkorespondensi dengan sebuah titik G*. Ini


berakibat |F(G)| =|V(G*)|.
2) Sebuah sisi G berkorespondensi dengan sebuah sisi G*. Jadi |E(G)|
=|E(G*)|.
3) Sebuah muka berderajat k di G berkorespondensi dengan sebuah titik
berderajat k di G* sehingga

 d(f)   d( v)
f F(G) vV(G*)

4) Sebuah sisi yang terkait dengan sebuah titik yang berderajat satu di G,
berkorespondensi dengan sebuah loop di G*.

27
5) Sebuah titik berderajat dua di G, berkorespondensi dengan sepasang
sisi rangkap di G*.

Contoh
Diketahui graf G dengan titik-titiknya A, B, C, D, E, F, G, dan H serta
mempunyai 5 muka, yaitu: muka a, muka b, muka c, muka d, dan muka e.
Buatlah dual dari graf G tersebut.

Penyelesaian:
Berikut proses pengkonstruksian graf dual dari graf G.

Graf G dan dualnya

Untuk memperjelas graf dual 𝐺 ∗ yang dikonstruksi di atas, graf dual 𝐺 ∗ di


atas digambar ulang seperti gambar di bawah ini.

28
a

b
d e

Setelah pembahasan graf dual, pembahasan tentang pewarnaan peta


dilanjutkan kembali sebagai berikut. Peta adalah graf bidang yang tidak
memuat jembatan.

Dalam pewarnaan peta, muncul pertanyaan: Paling sedikit berapa


warna yang diperlukan untuk mewarnai sebarang peta sehingga daerah yang
bertetangga diwarnai berbeda? Jika pada peta masing-masing daerah
dipandang sebagai titik dan titik-titik yang mewakili dua daerah yang
bertetangga dihubungkan oleh satu sisi, maka yang terjadi adalah graf dual
dari peta tersebut.

Pertanyaan di atas ekivalen dengan: Untuk peta, berapakah nilai k terkecil


sehingga G dapat diwarnai dengan k warna?

Contoh
Buatlah pewarnaan pada peta di bawah ini dengan menggunakan banyak
warna yang minimum.

A
C D
B E G
F

Penyelesaian:
Graf dual dari peta di atas adalah sebagai berikut.

29
A D

B C

E
G
F
Pada graf dual ini dilakukan pewarnaan titik. Dengan algoritma pewarnaan
Welch-Powell diperoleh sebuah pewarnaan, yaitu: titik A dan E diwarnai
dengan warna 1, titik B dan E diwarnai dengan warna 2, titik C dan F
diwarnai dengan warna 3, dan titik G diwarnai dengan warna 4 seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.

A 1 2 D
3
2 C
B
1 4
E
G
F 3

Setelah pewarnaan titik pada graf dual selesai dilakukan, selanjutnya


dikembalikan lagi ke permasalahan pewarnaan peta semula. Jadi untuk peta
tadi dapat dilakukan pewarnaan sebagai berikut: daerah A dan E diwarnai
dengan warna 1, daerah B dan E diwarnai dengan warna 2, daerah C dan F
diwarnai dengan warna 3, dan daerah G diwarnai dengan warna 4.

d. Aplikasi Pewarnaan Graf


1) Penempatan Bahan-bahan Kimia
Sebuah laboratorium kimia akan menyimpan beberapa jenis bahan
kimia yang berbeda. Ada beberapa pasangan bahan kimia yang tidak dapat
disimpan pada wadah yang sama, karena dapat meledak jika saling kontak
satu sama lain. Untuk menghindari hal tersebut maka laboratorium tersebut
memisahkan bahan-bahan kimia menjadi beberapa bagian untuk
ditempatkan di beberapa wadah. Permasalahannya adalah berapa minimum

30
banyaknya wadah yang diperlukan untuk menyimpan bahan kimia agar
tidak terjadi ledakan? Permasalahan ini dapat dimodelkan dalam graf.
Dalam hal ini dibentuk sebuah graf dengan cara himpunan bahan kimia
berkorespondensi satu-satu dengan himpunan titik pada graf. Dua titik pada
graf dihubungkan dengan sebuah sisi (bertetangga) jika dan hanya jika dua
bahan kimia yang berkorespondensi dengan dua titik tersebut dapat
mengakibatkan ledakan. Dikaitkan dengan pewarnaan titik pada graf maka
kedua titik yang bertetangga ini harus mendapat warna yang berbeda.
Meminimumkan banyak wadah yang digunakan, berarti mencari bilangan
khromatik dari graf.

2) Penjadwalan Ujian
Jurusan Matematika pada suatu universitas akan membuat jadwal
ujian dari mata kuliah, ketentuannya adalah jika ada seorang mahasiswa
yang mengambil dua mata kuliah yang berbeda maka dua mata kuliah
tersebut harus dijadwal pada ‘tahap’ yang berbeda, tujuannya agar
mahasiswa tersebut dapat mengikuti ujian kedua mata kuliah tersebut.
Permasalahannya adalah bagaimana membuat jadwal ujian agar banyaknya
tahap yang digunakan minimum.

31
E. Rangkuman
Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam modul ini adalah sebagai
berikut.
1. Graf adalah pasangan dua himpunan, yaitu himpunan titik dan himpunan
sisi. Himpunan titiknya tidak kosong, sedangkan himpunan sisinya
mungkin kosong.
2. Derajat titik adalah banyaknya sisi yang terkait dengan titik tersebut.
Loop dihitung dua kali.
3. Graf dapat disajikan dalam matriks ketetanggaan dan matriks
keterkaitan.
4. Beberapa jenis graf tertentu: graf bipartisi, graf lengkap, graf planar dan
graf bidang, graf Euler dan semi-Euler, graf Hamilton dan semi-
Hamilton, dan pohon.
5. Ada 3 pewarnaan dalam graf, yaitu pewarnaan titik, pewarnaan sisi, dan
pewarnaan peta. Pada pewarnaan titik, bilangan terkecil k sedemikian
hingga ada pewarnaan-k pada graf G disebut bilangan khromatik. Pada
pewarnaan sisi, bilangan terkecil k sedemikian hingga ada pewarnaan
sisi-k pada graf G disebut indeks khromatik. Mewarnai peta identik
mewarnai titik graf dual dari peta tersebut.

32
F. Tugas
Kerjakan dengan memberikan langkah-langkah yang tepat dan jelas.
1. Tentukan apakah barisan derajat berikut ini adalah graphik. Jika graphik,
konstruksilah graf sederhana yang sesuai barisan derajatnya.
a) (3, 3, 2, 2, 2, 2, 1, 0)
b) (7, 4, 3, 3, 2,2, 2, 1, 1, 1, 0)

2. Carilah sebuah pohon rentang minimal pada graf bobot di bawah ini!

a 2 b 3 c 1 d

3 1 2 5
e 4 3 3 h
f g
4 2 4 3
3 3 1
i j k l

3. Suatu Program Studi ingin membuat jadwal ujian dari 9 mata kuliah (A,
B, C, D, E, F, G, H, dan I). Jika ada seorang mahasiswa menempuh ujian
dua mata kuliah, maka harus dibuat jadwal ujian dengan tahapan ujian
yang berbeda. Tanda “x” pada Tabel 1 menunjukkan pasangan mata
kuliah yang memiliki paling sedikit satu mahasiswa yang sama. Berapa
minimum tahapan ujian yang diperlukan dan dan buatlah jadwal
ujiannya.
Tabel 1. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang sama

33
G. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang tepat dari setiap soal berikut.
1. Banyaknya sisi pada graf komplit dengan n titik adalah….
a. 2n 𝑛!
d. (𝑛−2)!
1
b. 𝑛(𝑛 − 1) e. 2𝑛 − 1
2

c. 𝑛!

2. Sebuah sikel pada sebuah graf adalah ….


a. sebuah jalan pada graf
b. sebuah jejak pada graf
c. bukan sebuah lintasan pada graf
d. sebuah sirkuit pada graf
e. bukan a, b, c, dan d

3. Perhatikan gambar graf di bawah ini. Graf tersebut adalah….

a. graf bipartisi d. graf lengkap


b. graf bipartisi lengkap e. graf sederhana
c. bukan graf bipartisi

4. Pernyataan yang tidak berlaku pada pohon adalah….


a. Semua sisi merupakan jembatan
b. Untuk setiap dua titik berbeda di pohon terdapat tepat satu lintasan
c. Pada lintasan terpanjang di graf pohon berlaku bahwa derajat titik
awal dan derajat titik akhir dari lintasan tersebut tidak sama.
d. Graf pohon merupakan graf terhubung dengan banyak sisi
minimum

34
e. Jika sebuah sisi pada graf pohon dihapus, maka diperoleh graf tak
terhubung yang memiliki tepat dua komponen dan masing-masing
komponen tersebut merupakan pohon.

5. Pernyataan yang benar pada graf G dan H yang isomorfik adalah….


a. Banyaknya titik graf G dan H berbeda.
b. Banyaknya sisi graf G dan H berbeda.
c. Banyaknya titik, sisi graf, dan jumlah derajat semua titik G dan H
sama.
d. Jumlah derajat semua titik graf G dan H berbeda
e. Banyaknya titik dan sisi graf G dan H sama, tetapi jumlah derajat
semua titik G dan H belum tentu sama.

6. Barisan derajat berikut yang dapat digambar graf sederhananya


adalah….
a. 𝜋 = (4, 4, 4, 2, 1, 0) d. 𝜋 = (4, 4, 3, 2, 1)
b. 𝜋 = (5, 4, 3, 2, 2) e. 𝜋 = (5, 5, 4, 4, 3, 3, 2, 2)
c. 𝜋 = (5, 4, 3, 2, 2)

7. Banyaknya sisi dari graf yang mempunyai barisan derajat 𝜋 =


(4, 3, 2,1) adalah….
a. 10 d. 6
b. 5 e. 12
c. 8

8. Indeks khromatik graf lengkap 𝐾8 adalah ….


a. 10 d. 9
b. 5 e. 12
c. 7

35
9. Pernyataan yang tidak benar untuk graf Euler adalah….
a. Semua titiknya berderajat genap.
b. Graf tersebut memiliki sirkuit yang memuat semua sisinya
c. Graf tersebut terhubung.
d. Graf tersebut tidak memiliki jejak buka yang memuat sisi graf
tersebut.
e. Graf tersebut memiliki sikel yang memuat semua titiknya.

10. Manakah pernyatan berikut yang benar?


a. Jika graf G memiliki pewarnaan-k, maka G pasti memiliki
pewarnaan-(k-1).
b. Jika H subgraf G, maka bilangan khromatik H kurang dari
bilangan khromatik G.
c. Bilangan khromatik graf bipatisi adalah 2.
d. Jika graf G terdiri atas n titik, maka bilangan khromatik G kurang
dari n.
e. Jika graf G memuat graf lengkap 𝐾𝑛 sebagai subgraf, maka
bilangan G adalah n.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang


terdapat di modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul
ini.
banyaknya jawaban benar
Tingkat Penguasaan (TP) = x 100% .
banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan:


90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
TP < 70% : kurang

36
Apabila tingkat penguasaan Anda 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
ke modul berikutnya. Bagus! Anda telah berhasil mempelajari modul ini.
Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari
kembali modul ini.

37
H. Daftar Pustaka
Anderson, J.A. 2001. Discrete Mathematics with Combinatorics. New Jersey:
Prentice Hall.
Budayasa, I Ketut. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya. Surabaya: Unesa University
Press.
Chartrand, G & Lesniak, L. 1996. Graphs & Digraphs. New York: Chapman &
Hall/CRC.
Clark, J & Holton, D.A. 1991. A First Look at Graph Theory. Singapore: Word
Scientific Publishing Co.
Munir, R. 2012. Matematika Diskrit. Bandung: Penerbit Informatika.
Robin J. Wilson & John J. Watkins. 1990. Graphs: An Introductiory Approach.
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Siang, Jok Jek. 2004. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer.
Yogyakarta: Andi.
Townsend, M. 1987. Discrete Mathematics: Applied Combinatorics and Graph
Theory. California: The Benjamin/Cummings Publishing Co.

38
I. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. b
2. c
3. a
4. c
5. c
6. e
7. b
8. c
9. e
10. c

39
J. Tes Sumatif
Pilihlah jawaban yang tepat dari setiap soal berikut.

1. Di antara kalimat berikut merupakan pernyataan, kecuali ...........


a. Dimana Ani membeli baju ?
b. 2 merupakan bilangan genap
c. Terdapat bilangan genap yang merupakan bilangan prima
d. Kubus memiliki 8 titik sudut
e. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia
2. Pernyataan yang bernilai salah di bawah ini adalah . . . .
a. Kuadrat bilangan prima merupakan bilangan prima
b. 3−1=2
c. 3 ≤ 10 − 7
d. Jumlah besar sudut suatu segitiga adalah 180°
e. Hasil kuadrat bilangan real bukan bilangan real negatif
3. Supaya kalimat terbuka 2x + 3y =1, bernilai benar, maka nilai (x,y)yang
memenuhi adalah….
a. (1,-1)
b. (5,-3)
c. (2,1)
d. (-1,-1)
e. (5,0)

4. Ingkaran dari pernyataan ” Apabila guru tidak hadir maka semua siswa
bersuka ria ” adalah...
a. Guru hadir dan semua siswa bersuka ria
b. Guru hadir dan ada beberapa siswa tidak bersuka ria
c. Guru tidak hadir dan semua siswa bersuka ria
d. Guru tidak hadir dan ada siswa tidak bersuka ria
e. Guru tidak hadir dan semua siswa tidak bersuka ria

40
5. Pada tabel di bawah ini, nilai kebenaran untuk kolom ~p  ~ q adalah...
p q ~p  ~ q
B B
B S
S B
S S

a. S B S S
b. S S B B
c. S S S B
d. S B S B
e. S B B B
6. Bentuk p  ( p  q ) senilai dengan
a. p
b. q
c. p  ~q
d. pq
e. p q
7. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tautologi adalah . . . .
a. 𝑝 ⇒ (𝑝 ∧ (~𝑞 ∨ 𝑞))
b. (𝑎 ∧ 𝑏 ) ∨ 𝑏
c. (𝑝 ∧ (𝑝 ⇒ 𝑞)) ⇒ ~𝑝
d. (𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑝)
e. (𝑎 ∧ ~𝑎) ∧ 𝑏
8. Diketahui premis-premis
Premis 1: Jika Adi rajin belajar, maka Adi lulus ujian.
Premis 2: Jika Adi lulus ujian, maka Adi dapat diterima di PTN.
Penarikan kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah . . . .
a. Jika Adi rajin belajar maka Adi dapat diterima di PTN
b. Adi tidak rajin belajar dan Adi dapat diterima di PTN

41
c. Adi tidak rajin belajar tetapi Adi tidak dapat diterima di PTN
d. Adi tidak rajin belajar tetapi Adi lulus ujian
e. Jika Adi tidak lulus ujian maka dapat diterima di PTN
9. Jika ibu tidak pergi maka adik senang.
Jika adik tidak tersenyum maka dia tidak senang.
Kesimpulan yang sah adalah...
a. Ibu pergi atau adik tersenyum.
b. Ibu tidak pergi atau adik terenyum.
c. Ibu pergi dan adik tidak tersenyum.
d. Ibu pergi atau adik tidak tersenyum.
e. Ibu tidak pergi dan adik tersenyum.
10. Perhatikan premis berikut:
Premis 1: Jika Aldi giat belajar, maka ia bisa menjadi juara.
Premis 2: Jika bisa menjadi juara, maka ia boleh ikut liburan.
Kesimpulan yang sah dari premis tersebut adalah . . . .
a. Aldi giat belajar dan ia tidak boleh ikut liburan
b. Aldi giat belajar atau ia tidak boleh ikut liburan
c. Aldi giat belajar maka ia boleh ikut liburan
d. Aldi giat belajar dan ia boleh ikut liburan
e. Aldi ikut liburan maka ia giat belajar
11. Implikasi p  q  r pasti bernilai benar jika...
a. p benar , q benar dan r salah
b. p salah , q salah dan r salah
c. p salah , q benar dan r salah
d. p benar , q salah dan r salah
e. p benar , q benar dan r salah

42
12. Diketahui beberapa premis sebagai berikut:
~𝑝 ⇒ 𝑞
𝑝⇒𝑟
𝑞
∴ . . ..
a. ~𝑝
b. 𝑝
c. ~𝑟
d. 𝑞
e. 𝑟
13. Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi berikut:
~𝑝 ⇒ 𝑞
𝑞⇒𝑟
∴ . . ..
a. 𝑝∧𝑟
b. ∼𝑝∨𝑟
c. 𝑝 ∧∼ 𝑟
d. ∼𝑝∧𝑟
e. 𝑝∨𝑟
14. Perhatikan premis-premis dan konklusi berikut.
(𝑘 𝑙 )(𝑚 𝑛)
(𝑙  𝑛)  ((𝑐 (𝑐 𝑝)) (𝑘 𝑚))
𝑘 𝑚
Apabila pembuktian menggunakan Aturan Bukti Bersyarat, langkah pertama
yang harus dikerjakan adalah dengan...
a. Membuat ingkaran dari konklusi mencari premis tambahan.
b. Menggunakan hukum dan aturan argumen.
c. Menarik anteseden pada konklusi menjadi premis tamabahan dan
menjadikan konsekuen pada konklusi menjadi konklusi baru.
d. Menghilangkan premis 2.

43
e. Menambah premis dengan mengubah premis 2 menggunakan hukum dan
aturan argumen.
15. Perhatikan premis-premis dan konklusi berikut.
𝑎 (𝑏 𝑐)
𝑎 𝑐

𝑐
Apabila pembuktian menggunakan Reductio Ad Absordum langkah pertama
yang harus dikerjakan adalah dengan...
a. Membuat ingkaran dari konklusi mencari premis tambahan.
b. Menggunakan hukum dan aturan argumen.
c. Menarik anteseden pada konklusi menjadi premis tamabahan dan
menjadikan konsekuen pada konklusi menjadi konklusi baru.
d. Menghilangkan premis 2.
e. Menambah premis dengan mengubah premis 2 menggunakan hukum dan
aturan argumen.
16. Banyaknya sisi dari graf yang mempunyai barisan derajat 𝜋 = (4, 3, 2,1)
adalah….

a. 10 d. 6
b. 5 e. 12
c. 8
17. Jumlah pohon rentang dari graf di bawah ini adalah….

a. 5 d. 4
b. 8 e. 6
c. 10

44
18. Derajat titik untuk setiap titik pada graf komplit dengan n titik adalah….

a. N d. 𝑛(𝑛 − 1)
b. 𝑛−1 e. 𝑛!
c. 2𝑛 − 1

19. Diketahui G adalah graf Hamilton. Pernyataan yang tidak berlaku pada graf
G tersebut adalah ….

a. Graf G memiliki subgraf terhubung.


b. Graf G memiliki subgraf yang memuat semua titik.
c. Graf G memiliki subgraf yang memiliki banyak titik dan sisi
sama.
d. Graf G memiliki subgraf yang setiap titiknya berderajat 2.
e. Semua subgraf G merupakan graf tak terhubung.

20. Pernyataan-pernyataan berikut terkait subgraf. Pernyataan berikut yang tidak


benar adalah ….

a. Sebuah sisi di G bersama-sama titik-titik ujung sisi tersebut


merupakan subgraf G.
b. Sebuah titik di G merupakan subgraf G.
c. Jika H subgraf K dan K adalah subgraf G, maka H adalah
subgraf G.
d. Setiap subgraf adalah subgraf dari dirinya sendiri.
e. Semua subgraf dari graf terhubung berupa graf terhubung.

45
21. Bilangan khromatik dari graf di bawah ini adalah ….

a. 6 d. 3
b. 5 e. 4
c. 7
22. Perhatikan graf di bawah ini. Pernyataan manakah yang benar?

a. Graf tersebut adalah graf planar


b. Graf tersebut adalah graf bipartisi
c. Graf tersebut adalah graf lengkap yang non planar
d. Graf tersebut tidak memuat sirkuit Euler
e. Graf tersebut memuat jejak Euler
23. Pernyataan yang benar untuk graf lengkap 𝐾13 adalah ….
a. 𝐾13 memiliki sikel Hamilton dan sirkuit Euler.
b. 𝐾13 memiliki sikel Hamilton tetapi tidak memiliki sirkuit
Euler.
c. 𝐾13 tidak memiliki sikel Hamilton tetapi memiliki sirkuit
Euler.
d. 𝐾13 memiliki sikel Hamilton dan jejak Euler.
e. 𝐾13 tidak memiliki lintasan Hamilton tetapi memiliki jejak
Euler.

46
24. Bobot pohon rentang minimal dari graf bobot di bawah ini adalah ….

c 4 e 2 g
2 1 7 6
10 3 1
4
a k 8 3 j 2 h
i
3 6 5 2 5
3 6

b 8 d 4 f

a. 22 d. 24
b. 25 e. 27
c. 23
25. Pada graf teratur berderajat r dengan n buah titik, jumlah sisinya adalah….

a. (𝑛 − 1)! 1
d. 2
𝑛(𝑛 − 1)
𝑛𝑟
b. e. 𝑛 − 𝑟
2
c. 𝑛𝑟
2
26. Koefisien 𝑥 6 dalam bentuk binomial (𝑥 + 𝑥)10 adalah ....

a. 185
b. 170
c. 180
d. 810
e. 190

27. Koefisien 𝑥 𝑘 dalam fungsi pembangkit (2 − 8𝑥)−1 adalah ....

a. 2𝑘
b. 22𝑘
c. 22𝑘+1
d. 22𝑘−1
e. 21−2𝑘

47
28. Fungsi pembangkit dari barisan 0,2,0,2,0,2,0,2,0, ⋯ adalah......

2𝑥
a. 1−𝑥 2
2𝑥
b. 1−𝑥
2𝑥
c. 1+𝑥
2𝑥
d. 1+𝑥 2
𝑥
e. 1−𝑥 2

29. Diketahui multiset


𝐴 = {0,0,0,1,1,1,1,001,001,001} dan 𝐴 = {0,0,1,1,1,1,1,001,001}.
Jumlahan dan irisan dari multiset A dan B sebagai berikut:

a. {0,0,0,0,1,1,1,1,1,1,1,1,001,001,001,001} dan
{0,0,1,1,1,001,001}
b. {0,0,0,0,0,1,1,1,1,1,1,1,1,1,001,001,001,001,001} dan
{0,0,1,1,1,1,001,001}
c. {0,0,0,0,0,1,1,1,1,1,1,1,001,001,001,001,001,001} dan
{0,0,1,1,1,001,001,001}
d. {0,0,0,1,1,1,1,1,1,1,001,001,001,001,001,001} dan
{0,0,1,1,1,1,001,001}
e. {0,0,0,1,1,1,1,1,1,1,1,001,001,001,001,001,001} dan
{0,1,1,1,1,001,001}

30. Berikut ini solusi relasi rekursif 𝑎𝑛 + 4𝑎𝑛−1 + 4𝑎𝑛−2 = 0, 𝑛 ≥ 2, 𝑎0 =


2, 𝑎1 = 0.

a. 𝑎𝑛 = (−1)𝑛+1 {2 − 2𝑛}
b. 𝑎𝑛 = (−2)𝑛 {2 − 𝑛}
c. 𝑎𝑛 = (2)𝑛 {2 − 2𝑛}
d. 𝑎𝑛 = (−1)𝑛 {2 − 2𝑛}
e. 𝑎𝑛 = (−2)𝑛 {2 − 2𝑛}

48
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Sumatif yang
terdapat di modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul
ini.
banyaknya jawaban benar
Tingkat Penguasaan (TP) = x 100% .
banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan:


90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
TP < 70% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
ke modul berikutnya. Bagus! Anda telah berhasil mempelajari modul ini.
Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari
kembali modul ini.

49
K. Kunci Jawaban Tes Sumatif
1. a
2. a
3. b
4. b
5. c
6. d
7. b
8. a
9. a
10. c
11. d
12. c
13. e
14. c
15. a
16. b
17. b
18. b
19. e
20. e
21. d
22. c
23. a
24. d
25. b
26. c
27. d
28. a
29. b
30. e

50

Anda mungkin juga menyukai