68 - SK 2 Wrap Up Medikolegal
68 - SK 2 Wrap Up Medikolegal
Skenario 2
Blok Medikolegal
“Mayat Perempuan di Kamar Kos”
Kelompok B.05
Ketua : Tamara Firdaus Anindhita (1102012292)
Sekretaris : Soraya Dwi Khairunnisa (1102012285)
Anggota : Nur Isnaeni Evry .K. (1102012203)
Nuryadi Hermita (1102012209)
Rania Merriane Devina (1102012224)
Rika Dwi Angriani (1102012247)
Rivanti Medyana Putri (1102012249)
Septha Amelia Dewi (1102012269)
Syifa Ananta Khairunnisa (1102012290)
Yunisa Trivarsary (1102012314)
Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI Jakarta
2015/2016
Skenario 2
Mayat Perempuan di Kamar Kos
1
Kata Sulit:-
Pertanyaan:
1. Mengapa mayat menjadi busuk dan bau?
2. Bagaimana cara menentukan waktu kematian?
3. Bagaimana cara menentukan korban diperkosa sebelum dibunuh?
4. Selain swab vagina, apa saja cara untuk mengidentifikasi kasus
perkosaan?
5. Darimanakah sumberbelatung pada lubang hidung, mengapa terdapat
belatung pada mayat?
6. Sebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi pembusukan mayat!
7. Mengapa terjadi pengelupasan kulit dan pelebaran pembuluh darah pada
dada dan leher?
8. Bagaimana menentukan penyebab kematian?
Jawaban:
1. Terdapat gas- gas diantara epidermis dan dermis pecah daerah
berminyaktekanan pembusukan dari dalam
2. Hitung usis dari belatung terbesar
3. Terlihat tanda- tanda perlawanan
4. Periksa TKP
5. Lalat bertelur di hidung mayat
6. Internal : umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, adanya perlukaan
Eksternal : suhu, lingkungan,invasi serangga
7. Pengelupasan kulit: terdapat gas- gas diantara epidermis dan dermis
pecah daerah berminyaktekanan pembusukan dari dalam
Pelebaran pembuluh darah: terdapat bakteri yang melepaskan gas- gas
yang mengisi pembuluh darah
8. Obstruksi jalan nafas
2
Hipotesis
3
Sasaran Belajar
4
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Investigasi Kasus Pemerkosaan
1. ADANYA PERSETUBUHAN
Tanda penetrasi Ejakulat
--------- dan/ atau ------
Sperma Semen
Florosensi test,
Ada Tidak ada dll.
-azospermi
Memang ada False positif
-lisis
5
II. TANDA-TANDA KEKERASAN
Tergantung pada kasusnya:
- Luka tangkisan, cekikan, usaha perlawanan, dsb.
- Tanda bekas pingsan/ tidak berdaya/ pengaruh obat tertentu.
- Benda bukti biologis pelaku, seperti serpihan kulit dari ujung kuku korban,
rambut kepala maupun pubis, darah, dll yang sering dapat ditentukan jenis
kelaminnya, golongan darah ABO-nya yang berguna bagi identifikasi.
6
CATATAN
Robekan hymen akibat olahraga (bukan persetubuhan) biasanya tidak sampai
dasar dan lokasinya disembarang tempat, sedangkan akibat persetubuhan
biasanya sampai ke dasar dan pada arah jam 5 – 7.
Interpretasi:
- Biasanya akan terlihat spermatozoa (pada pelaku yang bukan azospermia).
- Gerakan-gerakan spermatozoa menunjukkan ejakulasi, 30-60 menit (psca
senggama).
Interpretasi:
Bila terdapat spermatozoa, maka kepala spermatozoa berwarna merah ungu dan
lehernya berwarna merah muda.
7
- Tetesi serabut-serabut tsb dengan balsam Kanada.
- Tutup dengan kaca penutup dan ditekan, lalu dilihat dibawah mikroskop dengan
pembesaran sedang.
Interpretasi:
Bila bercak tsb adalah semen maka akan terlihat spermatozoa diantara serabut-
serabut benang. Dengan kepala berwarna merah dan ekor berwarna biru muda.
2. Reaksi Berberio
Dasar: adanya sperma dalam cairan mani.
Cara: mirip dengan reaksi Florence, hanya reagen nya diganti Larutan pikrat
jenuh.
C. Pemeriksaan tersangka
1. Tempelkan gland penis pada kaca objek dengan erat dan keringkan
secukupnya.
2. Letakkan kaca objek tsb diatas cawan yang berisi larutan lugol Kj dan
terkena uap lugol.
3. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran sedang.
Interpretasi:
Bila memang telah terjadi persetubuhan, maka akan terlihat epitel vagina
(sel yang besar-besar berwarna coklat).
Epitel penis akan berwarna kekuning-kuningan.
8
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Thanatologi
Pengertian Thanatologi
Definisi: Thanatologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
perubahan yang terjadi sesudah kematian dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Mati somatic/ klinis: Terhentinya kegiatan-kegiatan (aktifitas) ketiga system
tubuh, yaitu kardiovaskuler, pernafasan dan susunan saraf pusat yang menetap/
irreversible.
Mati suri: Terhentinya aktivitas ketiga system tersebut yang reversible.
Mati serebral: Terhentinya satu system yaitu susunan saraf pusat,
sedangkan kedua system lainnya dipertahankan dengan alat.
Mati seluler: Terhentinya aktivitas telah mencapai tingkat sel/ jaringan, bukan
hanya system saja.
Kecepatan kematian seluler setelah kematian somatic untuk tiap-tiap jaringan
tidaklah sama, yang paling cepat adalah otak (SSP).
Pengetahuan tentang kematian seluler berguna bagi usaha transplantasi.
Perubahan pada tubuh mayat adalah dengan melihat tanda kematian pada tubuh
tersebut.Perubahan dapat terjadi dini pada saat meninggal atau beberapa menit
kemudian, misalnya:
2. Pernafasan berhenti,
4. Kulit pucat,
9
5. Terjadi relaksasi otot.
10
menghilang sesuai dengan kemunculannya. Pada 12 jam setelah kekakuan
maksimal (24 jam postmortem) kaku jenazah sudah tidak ada lagi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku jenazah adalah suhu tubuh,
volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuh makin cepat
terjadi kaku jenazah. Rigor mortis diperiksa dengan cara menggerakkan
sendi fleksi dan antefleksi pada seluruh persendian tubuh.
Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazah
adalah:
1. Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat
kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal
saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.
2. Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena
panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya
pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan
dalam waktu yang lama.
3. Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin
sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak
subkutan sampai otot.
11
melotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebih
mudah terjadi pada udara terbuka suhu lingkungan yang hangat/panas dan
kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakit infeksi
maka pembusukan berlangsung lebih cepat.
Proses-Proses Spesifik pada Jenazah Karena Kondisi Khusus
a. Mummifikasi
Mummifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan
terdehidrasi dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu.
Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap,
berkeriput dan tidak membusuk.
b. Adipocere
Adipocere adalah proses terbentuknya bahan yang berwarna
keputihan, lunak dan berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak
tubuh postmortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak
bebas karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri.
Faktor yang mempermudah terbentuknya adipocere adalah
kelembaban dan suhu panas. Pembentukan adipocere membutuhkan
waktu beberapa minggu sampai beberap bulan. Adipocere relatif
resisten terhadap pembusukan.
12
g. Scene markers (tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat
kejadian)
13
potassium yang peningkatannya terjadi secara bermakna. Sturner menemukan cara
pengukuran yang paling populer dalam penentuan potassium vitreus untuk
penentuan saat mati dengan menggunakan rumus :13
14
6 sampai 8 jam sesudah makan. Modi memberi batasan 4 sampai 6 jam untuk
makan daging dan sayuran dan 6 sampai 7 jam untuk makanan biji-bijian dan
kacang-kacangan. Akan tetapi semua nilai-nilai ini adalah sangat bervariasi dari
tiap individu. Metode terbaru dengan menggunakan teknik radioisotop dalam
penelitian mengenai pengosongan lambung memperlihatkan hal-hal yang
menarik. Bila makanan padat dimakan bersama dengan air maka air akan
meninggalkan lambung lebih cepat terlepas dari sifat atau kandungan kalori dari
bagian yang padat. Akan tetapi cairan yang mengandung kalori ternyata tinggal
lebih lama dalam lambung.
Pengalaman menunjukan bahwa waktu pengosongan lambung ini tidaklah
konstan, waktu pengosongan lambung yang lama tidak hanya disebabkan oleh
penyakit dalam saluran cerna saja tetapi juga oleh faktor-faktor psikologis atau
trauma fisik terutama yang mengenai kepala.
PERTUMBUHAN RAMBUT
Pengetahuan mengenai rata-rata tumbuh rambut memberi petunjuk dalam
membuat perkiraan kapan saat cukur terakhir.Sejak rambut berhenti
pertumbuhannya pada saat kematian maka panjang dari jenggot mayat mungkin
dapat menjadi pemikiran tentang lamanya waktu antara kematian dan cukur
terakhir. Gonzales dkk, pada tahun 1954 mengatakan rata-rata pertumbuhan
rambut adalah 0,4 mm/hari, sedangkan Balthazard seperti yang dikutip oleh
Derobert dan Le Breton tahun 1951 mengatakan rata-rata pertumbuhan rambut
adalah 0,5 mm/hari, dan menurut Glaister pada tahun 1973 adalah 1-3
mm/minggu, akan tetapi pada tiap2 individu mempunyai perbedaan dalam rata
pertumbuhan dalam area yang sama, juga variasi rata-rata dari satu tempat ke
tempat lain di muka dan juga berbeda dari satu individu ke individu yang lain.
Selain itu variasi musim atau iklim mempengaruhi metabolisme dari tubuh itu
sendiri. Pada pria rata-rata pertumbuhan rambut pipi adalah 0,25 mm/hari dalam
bulan agustus-oktober di antartica, akan tetapi pada temperatur iklim di Lautan
Pasifik dalm bulan April adalah 0,325 mm.13
15
masih ada dijumpai pada permukaan sendi. Melekatnya sisa jaringan lunak pada
tulang adalah berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan, dimana tulang
terletak. Mikroba mungkin dengan cepat merubah seluruh jaringan lunak dan
tulang rawan, kadang dalam beberapa hari atau pun beberapa minggu. Jika mayat
dikubur pada tempat atau bangunan yang tertutup, jaringan yang kering dapat
bertahan sampai beberapa tahun. Pada iklim panas mayat yang terletak pada
tempat yang terbuka biasanya menjadi tinggal rangka pada tahun-tahun pertama,
walaupun tendon dan periosteumnya mungkin masih bertahan sampai lima tahun
atau lebih.14
Secara kasar perkiraan lamanya kematian dapat dilihat dari keadaan tulang
seperti :
1. Dari Bau Tulang
Bila masih dijumpai bau busuk diperkirakan lamanya kematian
kurang dari 5 bulan.Bila tidak berbau busuk lagi kematian
diperkirkan lebih dari 5 bulan.
2. Warna Tulang
Bila warna tulang masih kekuning-kuningan dapat diperkirakan
kematian kurang dari 7 bulan.Bila warna tulang telah berwarna agak
keputihan diperkirakan kematian lebih dari 7 bulan.
3. Kekompakan Kepadatan Tulang
Setelah semua jaringan lunak lenyap, tulang-tulang yang baru
mungkin masih dapat dibedakan dari tulang yang lama dengan
menentukan kepadatan dan keadaan permukaan tulang.Bila tulang
telah tampak mulai berpori-pori, diperkirakan kematian kurang dari 1
tahun.Bila tulang telah mempunyai pori-pori yang merata dan rapuh
diperkirakan kematian lebih dari 3 tahun.
Keadaan diatas berlaku bagi tulang yang tertanam di dalam tanah. Kondisi
penyimpanan akan mempengaruhi keadaan tulang dalam jangka waktu tertentu
misalnya tulang pada jari-jari akan menipis dalam beberapa tahun bahkan sampai
puluhan tahun jika disimpan dalam ruangan.14
Tulang baru akan terasa lebih berat dibanding dengan tulang yang lebih
tua. Tulang-tulang yang baru akan lebih tebal dan keras, khususnya tulang- tulang
panjang seperti femur. Pada tulang yang tua, bintik kolagen yang hilang akan
memudahkan tulang tersebut untuk dipotong. Korteks sebelah luar seperti pada
daerah sekitar rongga sumsum tulang, pertama sekali akan kehilangan stroma,
maka gambaran efek sandwich akan kelihatan pada sentral lapisan kolagen pada
daerah yang lebih rapuh. Hal ini tidak akan terjadi dalam waktu lebih dari sepuluh
tahun, bahkan dalam abad, kecuali jika tulang terpapar cahaya matahari dan
elemen lain. Merapuhnya tulang-tulang yang tua, biasanya kelihatan pertama
sekali pada ujung tulang-tulang panjang, tulang yang berdekatan dengan sendi,
seperti tibia atau trochanter mayor dari tulang paha.Hal ini sering karena lapisan
luar dari tulang pipih lebih tipis pada bagian ujung tulang dibandingkan dengan di
bagian batang, sehingga lebih mudah mendapat paparan dari luar. Kejadian ini
terjadi dalam beberapa puluh tahun jika tulang tidak terlindung, tetapi jika tulang
16
tersebut terlindungi, kerapuhan tulang akan terjadi setelah satu abad. Korteks
tulang yang sudah berumur, akan terasa kasar dan keropos, yang benar-benar
sudah tua mudah diremukkan ataupun dapat dilobangi dengan kuku jari.14
a. Tes Fisika
Seperti pemeriksaan gambaran fisik dari tulang, fluoresensi cahaya ultra violet
dapat menjadi suatu metode pemeriksaan yang berguna. Jika batang tulang
dipotong melintang, kemudian diamati ditempat gelap, dibawah cahaya ultra
violet, tulang-tulang yang masih baru akan memancarkan warna perak kebiruan
pada tempat pemotongan. Sementara yang sudah tua, lingkaran bagian luar tidak
berfluorosensi sampai ke bagian tengah. Dengan pengamatan yang baik akan
terlihat bahwa daerah tersebut akan membentuk jalan keluar dari rongga sumsum
tulang. Jalan ini kemudian pecah dan bahkan lenyap, maka semua permukaan
pemotongan menjadi tidak berfluoresensi. Waktu untuk terjadinya proses ini
berubah-ubah, tetapi diperkirakan efek fluoresensi ultra violet akan hilang dengan
sempurna kira-kira 100 -150 tahun. Tes fisika yang lain adalah pengukuran
kepadatan dan berat tulang, pemanasan secara ultra sonik dan pengamatan
terhadap sifat-sifat yang timbul akibat pemanasan pada kondisi tertentu. Semua
kriteria ini bergantung pada berkurangnya stroma organik dan pembentukan dari
kalsifikasi tulang seperti pengeroposannya.14
17
b. Tes Serologi
Tes yang positif pada pemeriksaan hemoglobin yang dijumpai pada
pemeriksaan permukaan tulang ataupun pada serbuk tulang, mungkin akan
memberikan pernyataan yang berbeda tentang lamanya kematian tergantung pada
kepekaan dari tehnik yang dilakukan. penggunaan metode cairan peroksida yang
hasilnya positif, diperkirakan lamanya kematian sekitar 100 tahun. Aktifitas
serologi pada tulang akan berakhir dengan cepat pada tulang yang terdapat di
daerah berhawa panas.
Pemeriksaan dengan memakai reaksi Benzidin dimana dipakai campuran
Benzidin peroksida. Jika reaksi negatif penilaian akan lebih berarti. Jika reaksi
positif menyingkirkan bahwa tulang masih baru.Reaksi positif, diperkirakan umur
tulang saat kematian sampai 150 tahun. Reaksi ini dapat dipakai pada tulang yang
masih utuh ataupun pada tulang yang telah menjadi serbuk.
Aktifitas Immunologik ditentukan dengan metode gel difusion technique
dengan anti human serum.
Serbuk tulang yang diolesi dengan amoniak yang konsentrasinnya rendah,
mungkin akan memberi reaksi yang positif dengan serum anti human seperti
reagen coombs, lama kematian kira-kira 5–10 tahun, dan ini dipengaruhi kondisi
lingkungan.
c. Tes Kimia
Tes Kimia dilakukan dengan metode mikro-Kjeld-hal dengan cara
mengukur pengurangan jumlah protein dan nitrogen tulang. Tulang-tulang yang
baru mengandung kira-kira 4,5 % nitrogen, yang akan berkurang dengan cepat.
Jika pada pemeriksaan tulang mengandung lebih dari 4 % nitrogen, diperkirakan
bahwa lama kematian tidak lebih dari 100 tahun, tetapi jika tulang mengandung
kurang dari 2,4 %, diperkirakan tidak lebih dari 350 tahun. Penulis lain
menyatakan jika nitrogen lebih besar dari 3,5 gram percentimeter berarti umur
tulang saat kematian kurang dari 50 tahun, jika Nitrogen lebih besar dari 2,5 per
centimeter berarti umur tulang atau saat kematian kurang dari 350 tahun.
Inti protein dapat dianalisa, dengan metode Autoanalisa ataupun dengan
Cromatografi dua dimensi. Tulang segar mengandung kira-kira 15 asam amino,
terutama jika yang diperiksa dari bagian kolagen tulang. Glisin dan Alanin adalah
yang terutama.Tetapi Fralin dan Hidroksiprolin merupakan tanda yang spesifik
jika yang diperiksa kolagen tulang.Jika pada pemeriksaan Fralin dan
Hidroksiprolin tidak dijumpai, diperkirakan lamanya kematian sekitar 50
tahun.Bila hanya didapatkan Fralin dan Hidroksiprolin maka perkiraan umur saat
kematian kurang dari 500 tahun. Asam amino yang lain akan lenyap setelah
beratus tahun, sehingga jika diamati tulang-tulang dari jaman purbakala akan
hanya mengandung 4 atau 5 asam amino saja. Sementara itu ditemukan bahwa
Glisin akan tetap bertahan sampai masa 1000 tahun. Bila umur saat kematian
kurang dari 70 -100 tahun, akan didapatkan 7 jenis asam amino atau lebih.
18
Jadi banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan membusuknya tulang,
disamping jenis tulang itu sendiri mempengaruhi. Tulang-tulang yang tebal dan
padat seperti tulang paha dan lengan dapat bertahan sampai berabad-abad,
sementara itu tulang-tulang yang kecil dan tipis akan hancur lebih cepat.
Lempengan tulang tengkorak, tulang-tulang kaki dan tulang-tulang tangan, jari-
jari dan tulang tipis dari wajah akan membusuk lebih cepat, seperti juga yang
dialami tulang-tulang kecil dari janin dan bayi.
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Visum Et Repertum
Landasan hukum
Pasal 133 KUHAP menyebutkan:
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
19
mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi
cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman
atau dokter ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
(2) Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan
sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaiknya dan yang
sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya
Sanksi hukum bila siapa saja yang menolak permintaan penyidik, dapat
dikenakan sanksi pidana :
Pasal 216 KUHP :
20
lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah
Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-
undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang
yang harus dipenuhinya, diancam : dalam perkara pidana, dengan penjara paling
lama sembilan bulan.
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHP:
Alat bukti yang sah adalah :
(a) Keterangan saksi,
(b) Keterangan ahli,
(c) Surat,
(d) Petunjuk,
(e) Keterangan terdakwa
21
o Hasil pemeriksaan berupa kelainan yang ditemukan pada korban.
o Tindakan-tindakan / operasi yang telah dilakukan.
o Hasil pemeriksaan tambahan
o Syarat-syarat :
- Memakai bahasa Indonesia yg mudah dimengerti orang awam.
- Angka harus ditulis dengan huruf, (4cm ditulis empat sentimeter).
- Tidak dibenarkan menulis diagnosa luka, (luka bacok, luka tembak dll).
- Luka harus dilukiskan dengan kata-kata
- Memuat hasil pemeriksaan yang objektif (sesuai apa yang dilihat dan
ditemukan).
4. KESIMPULAN.
o Bagian ini berupa pendapat pribadi dari dokter yang memeriksa, mengenai
hasil pemeriksaan sesuai dgn pengetahuan yang sebaik-baiknya.
o Seseorang melakukan pengamatan dengan kelima panca indera
(pengelihatan, pendengaran, perasa, penciuman dan perabaan).
o Sifatnya subjektif.
5. PENUTUP.
o Memuat kata “Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan”.
o Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP dokter.
22
Diyat = 100 unta, di antaranya 40 ekor yang sedang hamil
c.Pembunuhan karena keliru (al-khatha’) atau pembunuhan tidak sengaja,
kesalahan semata tanpa direncanakan, dan tidak ada maksud membunuh sama
sekali.
Misalnya = memanah binatang buruan atau sejenisnya, namun ternyata anak
panahnya nyasar mengenai orang hingga meninggal dunia.
Sangsi Hukuman:
Diyat berupa 100 ekor unta secara berangsur-angsur selama tiga tahun.
Dan tidaklah layak bagi seorang mukmin untuk membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah, (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si
pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu,
maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.(Qs. An-Nisa`: 92)
23
1. Luka-luka اَلحشرجاَحج رواَللرجرراَحح
2. Lenyapnya fungsi anggota tubuh ف اَللرمرناَفععع إعلتلر ح
3. Hilangnya anggota tubuh ضاَعء ل ر ح ر ل
إعتلف اَلع ر
CARA MELAKSANAKAN QISAS
Kejahatan terhadap jiwa atau anggota badan yg diancam hukuman
serupa (qishash) atau diyat (ganti rugi dari si pelaku kepada si korban atau
walinya).Pembunuhan dengan sengaja, semi sengaja, menyebabkan kematian
karena kealpaan, penganiayaan dengan sengaja, atau menyebabkan kelukaan
tanpa sengaja.Memberikan hukuman kepada pelaku perbuatan persis seperti apa
yg dilakukan terhadap korban
Dengan pedang atau senjata
Dengan alat dan cara yg digunakan oleh pembunuh.
Hukuman-hukuman JARIMAH QISHASH dan DIYAT
1. Pembunuhan sengaja,
2. Pembunuhan menyerupai sengaja,
3. Pembunuhan karena kesalahan, (tidak sengaja).
4. Penganiayaan sengaja,
5. Penganiayaan karena kesalahan (tidak sengaja).
Larangan membunuh
Islam melarang umatnya membunuh seseorang manusia atau seekor
binatang sekalipun, kalau itu tidak berdasarkan kebenaran hukumnya. Dalam
Islam orang-orang yang halal darah atau boleh dibunuh karena perintah hukum
dengan prosedurnya adalah orang-orang murtad, yaitu orang-orang Islam yang
berpindah agama dari Islam ke agama lainnya, sesuai dengan hadis
Rasulullah saw: Man baddala diynuhu faqtuluwhu (barangsiapa yang
menukar agamanya maka bunuhlah dia). Ketentuan ini dilakukan setelah orang
murtad itu diajak kembali ke agama Islam selama batas waktu tiga hari, kalau
selama itu dia tidak juga sadar baru dihadapkan ke pengadilan.
Yang halal darah juga adalah pembunuh, bagi dia berlaku hukum qishash
yakni diberlakukan hukuman balik oleh yang berhak atau negara melalui
petugasnya. Penzina muhshan (yang sudah kawin) adalah satu pihak yang halal
darah juga dalam Islam melalui eksekusi rajam, mengingat jelek dan bahayanya
perbuatan dia yang sudah kawin tetapi masih berzina juga. Semua pihak yang
halal darah tersebut harus dieksekusi mengikut prosedur yang telah ada dan tidak
boleh dilakukan oleh seseorang yang tidak punya otaritas baginya.
Selain dari tiga pihak tersebut dengan ketentuan dan prosedurnya masing-
masing tidak boleh dibunuh, sebagaimana firman Allah swt: “...wala taqtulun
nafsal latiy harramallahu illa bilhaq...” (...jangan membunuh nyawa yang
diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran...) (QS. al-An’am: 151). Larangan ini
berlaku umum untuk semua nyawa baik manusia maupun hewan, kecuali yang
24
dihalalkan Allah sebagaimana terhadap tiga model manusia di atas tadi atau
hewan nakal yang mengganggu manusia dan hewan yang disembelih dengan
nama Allah.
Allah memberi perumpamaan terhadap seorang pembunuh adalah:
“...barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya...” (QS. Al-Maidah: 32).
Hukuman bagi pembunuh
Hukuman duniawi terhadap seorang pembunuh dalam Islam sangatlah
berat yaitu dibunuh balik sebagai hukuman qishash ke atasnya. “Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan
wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf
dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS. al-Baqarah: 178).
Sementara hukuman ukhrawi-nya adalah dilemparkan dalam neraka oleh
Allah SWT suatu masa nanti, sesuai dengan firman-Nya: “Dan barangsiapa yang
membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam,
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. an-Nisa’: 93)
Bagi pembunuh yang sudah dimaafkan oleh keluarga terbunuh sehingga
bebas dari hukuman qishash, wajib baginya membayar diyat kepada keluarga
terbunuh sebanyak 100 ekor unta. Jumhur ulama sepakat dengan jumlahnya dan
bagi wilayah yang tidak mempunyai unta dapat diganti dengan lembu atau kerbau
atau yang sejenis dengannya. Dalam Islam, qishash diberlakukan karena di sana
ada kelangsungan hidup umat manusia, sebagaimana firman Allah: “Dan dalam
qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 179).
Qishash ini betul-betul sebuah keadilan dalam sistem hukum pidana Islam,
di mana seseorang yang membunuh orang lain tanpa salah harus dibunuh balik.
Ini sama sekali tidak melanggar hak azasi manusia (HAM) sebagaimana diklaim
orang-orang yang tidak paham hukum Islam. Bagaimana mungkin kalau
seseorang membunuh orang lain tanpa dibenarkan agama dapat diganti dengan
hukuman penjara 5-9 tahun, sementara orang yang dibunuhnya sudah meninggal.
Malah yang seperti itulah melanggar HAM, karena tidak berimbang antara
perbuatan jahat yang dilakukannya dengan hukuman terhadapnya.
25
Ada tiga macam jenis pembunuhan dalam Islam yang mempunyai hukum
qishash yang berbeda, yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja dan tidak sengaja.
Pembunuhan sengaja adalah seseorang sengaja membunuh orang lain yang darah
dan keselamatan jiwanya dilindungi. Yaitu dengan menggunakan alat untuk
membunuh seperti senjata api dan senjata tajam.
Tindak pidana pembunuhan secara sengaja jika memenuhi unsur-unsur: (1)
orang yang melakukan pembunuhan adalah orang dewasa, berakal, sehat, dan
bermaksud membunuh; (2) terbunuh adalah orang yang terpelihara darahnya
(tidak halal untuk dibunuh); dan (3) alat yang digunakan untuk membunuh dapat
mematikan atau menghilangkan nyawa orang. Jika pembunuh sengaja dimaafkan
oleh keluarga terbunuh maka sipembunuh wajib membayar diyat berat berupa 100
ekor unta, terdiri dari 30 ekor unta betina berumur 3-4 tahun, 30 ekor unta betina
berumur 4-5 tahun, dan 40 ekor unta betina yang sedang bunting.
Pembunuhan semi sengaja adalah menghilangkan nyawa orang lain
dengan alat yang tidak biasa digunakan untuk membunuh dan tidak dimaksudkan
untuk membunuh. Ia juga harus membayar diyat berat kalau sudah dimaafkan
keluarga terbunuh dengan cara mengangsurnya selama 3 tahun. Sementara
pembunuhan tidak sengaja adalah seperti orang melempar buah mangga di pohon
lalu terkena seseorang di bawah pohon mangga tersebut sehingga mati.
Diyat bagi kasus seperti ini adalah diyat ringan, yaitu 100 ekor unta terdiri
atas 20 ekor unta betina berumur 1-2 tahun, 20 ekor unta betina berumur 2-3
tahun, 20 ekor unta jantan berumur 2-3 tahun, 20 ekor unta betina berumur 3-4
tahun, dan 20 ekor unta betina berumur 4-5 tahun. Pihak pembunuh wajib
membayarnya dengan mengangsur selama 3 tahun, setiap tahun wajib membayar
sepertiganya. Kalau tidak dapat dibayar 100 ekor unta, maka harus dibayar 200
ekor lembu atau 2.000 ekor kambing.
26
Qayyim mengisahkan ayat ini dijadikan hujjah oleh Ali bin Abi Thalib ra di
hadapan Khalifah Umar bin Khaththab ra untuk membebaskan seorang
perempuan yang dipaksa berzina oleh seorang penggembala, demi mendapat air
minum karena perempuan itu sangat kehausan. (Abdul Qadir Audah, At Tasyri’ Al
Jina`i Al Islami, Juz 2 hlm. 365; Wahbah Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu,
Juz 7 hlm. 294).
Adapun dalil sunnah adalah sabda Nabi SAW, ”Telah diangkat dari umatku
(dosa/sanksi) karena ketidaksengajaan, karena lupa, dan karena apa-apa yang
dipaksakan atas mereka.” (HR Thabrani dari Tsauban RA. Imam Nawawi berkata,
”Ini hadits hasan”). (Wahbah Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Juz 7 hlm.
294; Abdul Qadir Audah, At Tasyri’ Al Jina`i Al Islami, Juz 2 hlm. 364).
Pembuktian perkosaan sama dengan pembuktian zina, yaitu dengan salah
satu dari tiga bukti (al bayyinah) terjadinya perzinaan berikut; Pertama,
pengakuan (iqrar) orang yang berbuat zina sebanyak empat kali secara jelas, dan
dia tak menarik pengakuannya itu hingga selesainya eksekusi hukuman
zina. Kedua, kesaksian (syahadah) empat laki-laki Muslim yang adil (bukan fasik)
dan merdeka (bukan budak), yang mempersaksikan satu perzinaan (bukan
perzinaan yang berbeda-beda) dalam satu majelis (pada waktu dan tempat yang
sama), dengan kesaksian yang menyifati perzinaan dengan jelas. Ketiga,
kehamilan (al habl), yaitu kehamilan pada perempuan yang tidak bersuami.
(Abdurrahman Al Maliki,Nizhamul Uqubat, hlm. 34-38).
Jika seorang perempuan mengklaim di hadapan hakim (qadhi) bahwa
dirinya telah diperkosa oleh seorang laki-laki, sebenarnya dia telah
melakukan qadzaf (tuduhan zina) kepada laki-laki itu. Kemungkinan hukum
syara’ yang diberlakukan oleh hakim dapat berbeda-beda sesuai fakta (manath)
yang ada, antara lain adalah sbb:
Pertama, jika perempuan itu mempunyai bukti (al bayyinah) perkosaan,
yaitu kesaksian empat laki-laki Muslim, atau jika laki-laki pemerkosa
mengakuinya, maka laki-laki itu dijatuhi hukuman zina, yaitu dicambuk 100 kali
jika dia bukanmuhshan, dan dirajam hingga mati jika dia muhshan. (Wahbah
Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Juz 7 hlm. 358).
Kedua, jika perempuan itu tak mempunyai bukti (al bayyinah) perkosaan, maka
hukumnya dilihat lebih dahulu; jika laki-laki yang dituduh memerkosa itu orang
baik-baik yang menjaga diri dari zina (al ‘iffah an zina), maka perempuan itu
dijatuhi hukuman menuduh zina (hadd al qadzaf), yakni 80 kali cambukan sesuai
QS An Nuur : 4. Adapun jika laki-laki yang dituduh memperkosa itu orang fasik,
yakni bukan orang baik-baik yang menjaga diri dari zina, maka perempuan itu tak
27
dapat dijatuhi hukuman menuduh zina. (Ibnu Hazm, Al Muhalla, Juz 6 hlm. 453;
Imam Nawawi, Al Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab, Juz 20 hlm.53; Wahbah
Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Juz 7 hlm. 346).
Daftar Pustaka
28
Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.1997. Thanatologi. Halaman 25-35.
29