Anda di halaman 1dari 88

PEMERIKSAAN SUMSUM TULANG

DAN HEMATOLOGI KHUSUS

dr. Aditarahma Imaningdyah, SpPK


PENDAHULUAN

Sumsum tulang berfungsi memproduksi sel


darah yang kemudian dilepas ke sirkulasi
darah
Kelainan morfologi pada sumsum tulang juga
akan menunjukkan kelainan sel pada darah
tepi
HEMATOPOIESIS
SEL HEMATOPOIETIK
Dalam keadaan normal, perubahan morfologi pada tahap maturasi sel
darah :
Perubahan ukuran sel dan warna sitoplasma
Makin matur, ukuran sel jd lebih kecil, warna sitoplasma jd kurang
basofilik, kec promielosit (seri granulositik) dpt >> dari mieloblas
Seri eritroid : sitoplasma akan berubah dari warna biru, menjadi
kebiruan, lalu menjadi merah

Perubahan ukuran inti sel (rasio inti sel : sitoplasma)


Makin matur : ukuran inti makin kecil, rasio inti : sitoplasma lebih kecil
dibandingkan sel muda
Seri eritroid : warna inti berubah dari merah keunguan jd biru tua,
kromatin inti menjadi padat, kemudian hilang
Seri granulositik : bentuk inti menjadi tersegmentasi dan terdapat
granula di dalam sitoplasma

Perubahan kromatin inti dan anak inti


Seiring dgn maturasi sel : kromatin inti menjadi kasar, mengelompok,
padat, dan anak inti akan hilang
HEMATOPOIESIS

Eritropoiesis

Mielopoiesis

Trombopoiesis

Limfopoiesis
ERITROPOIESIS
o Proses pembentukan sel darah merah

o Maturasi sel ditandai :

o ukuran sel : mengecil

o rasio nukleus : sitoplasma

o inti sel : pemadatan kromatin inti

o menghilangnya nukleoli

o sitoplasma : biru tua (RNA) merah (Hb)

o sitoplasma tidak bergranula


a. Ukuran sel &
sitoplasma
b. ukuran inti & warna
c. Struktur kormatin
inti
d. Seri eritrosit

7
ERITROPOEISIS
Tahap Ukuran/bentuk nukleus sitoplasma gambar
Rasio N:C
Rubriblast/ 18-20 m Besar, bulat, Biru tua,
proeritroblast bulat kromatin halus, Perinuklear halo
(sutul) 0-1% 4:1 Nukleoli (+)

Prorubrisit/ 12-17 m Bulat (< blast) Biru, lebih pucat


basophilic bulat kromatin mulai dari rubriblast
eritroblast 4:1 kasar,
(sutul) 1-4% nukleoli (-)

Rubrisit/Polychr 12-16 m Bulat (<) Kromatin Lebih banyak ,


omatophilic bulat memadat, warna mulai ada
eritroblast 2:1 nukleoli (-) kemerahan
(sutul)10-20%

Metarubrisit/ 8 -12 m Bulat, kecil, Volum , merah


Orthochromatop bulat kromatin padat biru kebiruan
hilic eritroblast 1:1 kehitaman

Retikulosit 8 -10 m (-), Merah kebiruan


(sutul/darah bulat
perifer)

Eritrosit 6-8 m, (-) kemerahan ,


(sutul/darah = inti limfosit kecil tengah pucat
perifer)
GRANULOPOIESIS
Proses pembentukan granulosit
Maturasi ditandai:
- Wright granul primer/azurofilik (promielosit)
granul sekunder (mielosit)
- Nukleus : bulat berlekuk batang segmen
- Sitoplasma : granul pada sitoplasma tercat spesifik pada sel-
sel matang.
- biru basofil
- orange kemerahan eosinofil
- netral neutrofil
Granulopoiesis
Tahap Ukuran/bentuk Nukleus Sitoplasma Gambar
Rasio N:C
Mieloblast 10-18 m, Besar, Biru, tidak
(sutul) 0-1% 4:1 bulat/oval, bergranula
merah
keunguan,
kromatin halus,
Nukleoli 2-5,
Promielosit 12-20 m, Besar, Biru,granula
(sutul) 1-5% 3:1 bulat/oval, primer tidak
kromatin mulai spesifik,
kasar, nukleoli
(+)
Mielosit (sutul) 12-18 m, Bulat/oval, Granula spesifik:
2-10% 2:1 Mendatar pd 1 Neutrofilik,
Std akhir sisi, kromatin eosinofilik,
mitosis kasar, nukleoli basofilik
(-)
N. Metamielosit 10-18 m, Berlekuk (<1/2 Lebih banyak,
(sutul) 5-15% 1:1 inti), kromatin granula
kasar, padat Merah kebiruan,
Tahap Ukuran/bentuk Nukleus Sitoplasma Gambar
Rasio N:C
Batang 9-15 m, Bentuk U Banyak, merah
(sutul/darah (lekukan > 1/2 muda, granula
perifer) 10- inti), spesifik
40% Kromatin kasar,
gumpal
Neutrofil 10-15 m, 2-5 lobus yg Banyak, Merah
segmen dihub dg benang muda, granula
(sutul/darah kromatin, ungu berwarna
perifer) 10- kebiruan, keunguan
30%
Eosinofil 10-15 m, Batang/2 lobus, Granula besar,
(sutul/darah bulat, sama
perifer) 0- besar, tidak
3% menutupi inti,
kemerahan
Basofil 10-15 m, Bulat, berlekuk, Granula besar,
(sutul.darah batang/segmen bulat, tidak sama
perifer) 0- besar, menutupi
1% inti,
biru keunguan
PERUBAHAN INTI SERI GRANULOSIT
MONOPOIESIS

16
Tahap Ukuran/bentuk Nukleus Sitoplasma Gambar

Monoblast 16 m Besar, Basofilik,


Sulit dibedakan 4:1 nukleoli 1-2, Granula (-)
dg mieloblast kromatin halus,

Promonosit 12-20 m Berlekuk, Basofilik,


3:1 Nukleoli (+), Granula halus
Krimatin halus dengan
berbagai
ukuran

monosit 12-20 m, Besar, Granula


Bulat, oval, bulat/berlekuk/ banyak, biru
ireguler berlobus/ginjal, keabuan, halus,
1:1 warna biru merata
ungu, ground glass
Kromatin spt appearance.
girus otak Vakuola (+),
Pseudopod.
MONOSIT
TROMBOPOIESIS
Sel-sel megakriositik tidak mempunyai kemampuan
memperbarui diri
Sehingga sel stem sel progenitor sel prekursor
trombosit.
Sel pada sistem trombopoiesis unik,
karena inti akan bermitosis multipel, tanpa terjadinya
pemisahan sitoplasma giant polypoid nucleus
Sitoplasma matur: ukuran dan granularitas meningkat
tanpa pembelahan sitoplasma
Maturasi megakariosit ditandai pelepasan dan diferensiasi
trombosit
Tahap Ukuran/bentuk Nukleus Sitoplasma Gambar
Rasio N:C
Megakarioblast > 15 m Bulat, nukleoli Kebiruan,
Rasio N:C besar 1-2, granula (-),
pseudopod (+)

promegakariosit 25- 60 m Jumlah lobus Basofilik dg


meningkat granul azurofilik
pangkat 2

megakariosit Granula
azurofilik
beragregasi
membentuk
platelet

Platelet 1-4 m -Terdiri 2 bag:


(fragmen Kromomer :ditengah, bergranula
sitoplasma dari Hialomer: mengelilingi kromomer,
megakariosit ) granula (-), warna lebih muda
LIMFOPOIESIS
LIMFOBLAST
Ukuran : 8 -12 m
Bentuk : bulat/sedikit oval
Inti : besar, bulat, nukleoli 1-2, kromatin tipis,
halus, berwarna biru keunguan
Sitoplasma : tidak bergranula, warna biru, zona
paranuclear jelas.

PROLIMFOSIT
Ukuran : lebih kecil dar limfoblas
Inti : nukleoli kurang jelas
LIMFOSIT
Limfosit kecil :
Ukuran : 7 -10 m
Bentuk : bulat
Nukleus : bulat, sebesar ukuran eritrosit, kromatin padat
berwarna biru-ungu tua
Sitoplasma : biru, granula (-)

Limfosit besar
Ukuran : 12-16 m
Bentuk : bulat atau agak tak beraturan
Nukleus : oval/bulat, di tepi sel
Sitoplasma : lebih banyak dari limfosit kecil, warna biru,
granula azurofil
LIMFOSIT
SEL PLASMA
Bentuk : bulat/oval dg tepi ireguler
Nukleus : kecil, bentuk bulat/oval, letak eksentrik,
kromatin padat dengan pola seperti jam (clock face)
Sitoplasma : berwarna biru tua,
vakuola (+),
perinuklear halo (+),
granula (-)
Fungsi : menghasilkan immunoglobulin
SEL PLASMA
PEMERIKSAAN
SEDIAAN HAPUS SUMSUM TULANG
TUJUAN PEMERIKSAAN
1. Untuk membantu menegakkan diagnosis
kasus hematologi
2. Konfirmasi kelainan yang dijumpai pada
darah tepi apakah berasal dari sumsum
tulang atau berasal dari sesuatu yang lain,
3. Menentukan derajat penyakit,
4. Pemantauan terapi dan derajat perbaikan
5. Mengetahui cadangan besi dalam sumsum
tulang
BAHAN PEMERIKSAAN
Aspirat sumsum tulang strenum, spina iliaca
anterior/posterior
Dapat dihapuskan langsung pada kaca objek atau
dengan mencampur aspirat sumsum tulang
dengan antikoagulan EDTA
Sediaan hapus harus dibuat dan diwarnai dalam
waktu kurang dari 1 jam
Sediaan yang baik harus mengandung partikel
ALAT & REAGENSIA PEMERIKSAAN

Pewarnaan :
- Pewarnaan Romanowsky yaitu Wright, May
Grunwald Giemsa atau Wright Giemsa

Alat :
- Kaca objek 25 x 75 mm yang bersih dan kering
- Batang gelas
- Kaca penghapus
DATA UNTUK
EVALUASI SUMSUM TULANG
1. Identitas pasien
2. Nama, umur , jenis kelamin, dokter pengirim dan
tanggal aspirasi
3. Anamnesis
4. Pemeriksaan fisik: organomegali, petekhia,
perdarahan, ikterus ?
5. Data lab khususnya data hematologi lengkap dan
evaluasi darah tepi
6. Data lain seperti pemeriksaan radiologi dll
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
1. MAKROSKOPIS
Melihat partikel sumsum
& menilai hasil
pewarnaan
Sediaan sumsum tulang
umumnya tercampur
darah tepi dan pada
sediaan hapus sebaiknya
terdapat partikel, jika
tidak blood tap/dry tap
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
2. MIKROSKOPIS
Pembesaran 10 x 10
Menentukan selularitas
Identifikasi megakariosit
Melihat clumps sel abnormal infiltrasi metastasis sel tumor
Identifikasi makrofag

Pembesaran 10 x 40
Melihat maturasi sel mieloid dan eritroid
Menentukan rasio M : E N= 2-4: 1
Hitung jenis sel sumsum tulang
Morfologi megakariosit dan pembentukan trombosit

Pembesaran 10 x 100
Melihat parasit
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
MIKROSKOPIS
Pembesaran 10 x 10
1. Menentukan selularitas
Pada sediaan hapus dilihat di dalam partikel
Tergantung dari usia penderita;
Usia < 20 thn 30-40% partikel lemak
Usia 60-65 thn 50-60% partikel lemak
Secara umum bila kepadatan sel
< 25% hiposelular
> 75% hiperselular
Gambar Selularitas Sumsum Tulang

Hiposelular Normoselular Hiperselular

Bates Imelda. Bone marrow biopsy. In: Dacie and Lewis Practical Haematology, 10th ed. 2006. Churchill Livingstone, Elsevier. Pg 116 124
Gambar Selularitas Sumsum Tulang

Miwa S. Atlas of Blood Cells. Japan . 1998


Miwa S. Atlas of Blood Cells. Japan . 1998
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
MIKROSKOPIS
Pembesaran 10 x 10
2. Identifikasi megakariosit
Banyaknya megakariosit ( 10 x 10 )
Normal 1 3 megakariosit / LPK
Biasanya didapatkan pada bag. Ekor dari sediaan
Morfologi megakariosit dan pembentukan trombosit ( 10 x 45 )
Normal tampak berinti 2 4 dengan sitoplasma yang lebar dan
terdapat tonjolan sitoplasma yang akan menjadi trombosit
Bila bentuk inti hiper/hipolobulasi tanpa disertai pembentukan
trombosit distrombopoiesis
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
MIKROSKOPIS
MIELOGRAM ( 10 x 45 )
Dilakukan hitung jenis sel berinti sumsum tulang
200-500 / 500-1000 sel,
dengan nomenklatur sesuai ASCP berikut :

Bone marrow cells % Bone marrow cells %


Myeloblast 01 Lymphocyte 5 15
Promyelocyte 15 Plasmocyte 01
Myelocyte 2 10 Monocyte 02
Metamyelocyte 5 15 Megakaryocyte 0,1 0,5
Band 10 40 Rubriblast 01
Segmented 10 30 Prorubricyte 14
Eosinophyl 03 Rubricyte 10 20
Basophyl 01 Metarubricyte 5 10
EVALUASI SEDIAAN SUMSUM TULANG
MIKROSKOPIS
MIELOGRAM ( 10 x 45 )
Aktivitas trombopoiesis, granulopoiesis,
eritropoiesis dan rasio M : E
Dapat dilihat adanya gangguan pematangan
sel sumsum tulang, sel ganas, osteoblas dan
osteoklas,
Parasit bisa ditemukan pada pembesaran
10 x 100
SERI GRANULOSIT PADA SUMSUM TULANG

Mieloblast

Promielosit
Mielosit

Metamielosit

Miwa S. Atlas of Blood Cells. Japan . 1998


Batang

Segmen
SERI MEGAKARIOSIT

Megakarioblat

Promegakariosit
Megakariosit
SEL LAIN

Sel plasma

Sel Mast

Miwa S. Atlas of Blood Cells. Japan . 1998


Makrofag

Histiosit

Miwa S. Atlas of Blood Cells. Japan . 1998


Contoh pelaporan hasil
pemeriksaan evaluasi
sumsum tulang
KESIMPULAN
HASIL EVALUASI SUMSUM TULANG
Merupakan rangkuman sistematik
Berturut-turut disimpulkan mengenai selularitas;
aktivitas trombopoesis, granulopoesis, eritropoesis,
ratio M : E dan sel abnormal yang ditemukan
( sel megaloblas, sel giant stab, hipersegmentasi,
kelainan granula, plasmosit abnormal berinti > 1 )
PEWARNAAN SITOKIMIA
PENDAHULUAN

Teknik sitokimia : aplikasi proses kimia pada sel dan


jaringan untuk melihat komposisi kimianya di bawah
mikroskop

Pewarnaan sitokimia menggunakan enzim/substansi


lain dalam sitoplasma sel hematopoetik
PENDAHULUAN
Merupakan pewarnaan spesial yang memberi informasi
tambahan mengenai sel lebih daripada pewarnaan
standar (Romanowsky, HE)
Dilakukan pada :
- hapusan darah tepi
- hapusan aspirasi sutul
Penilaian hasil sitokimia harus selalu diinterpretasi
bersama pewarnaan Romanowsky & teknik imunologik
(Flowsitometri)
PENDAHULUAN
Digunakan untuk :
1. Mengidentifikasi sel blast pd leukemia akut sebagai
myeloid
2. membedakan komponen granulosit dan monosit pada AML
3. identifikasi sel dari lineage yang tidak biasa dijumpai pada
kelainan klonal myeloid (co : basofil, sel mast)
4. deteksi kelainan sitoplasma & defisiensi enzim pd
kelainan myeloid, contoh :
defisiensi mieloperoksidase pd mielodisplasi atau
leukemia akut
defisiensi NAP pada CML
KLASIFIKASI

Alkali phosphatase
Acid phosphatase
Enzimatik Esterase
Mieloperoksidase

Lipid : SBB
Glikoprotein: PAS
Non Enzimatik Besi : Prussian Blue
Mukopolisakarida : Toluidine
Blue
PHOSPHATASE

Prinsip :
isoenzim (acid dan alkali phosphatase) yang
melepaskan phospat dari berbagai ester monofosfat
(substrat)
Neutrofil/Leukosit alkali phosphatase : pada sitoplasma
netrofil NAP/LAP
Acid phosphatase berlokasi di lisosom dan ada pada
semua sel hematopoetik
ALKALI PHOSPHATASE

Aktivitas alkaline fosfatase ditemukan terutama


pada neutrofil matur, sebagian metamielosit
EDTA hambat aktifitas enzim darah dari
kapiler/vena tanpa antikoagulan

LAP
ALKALI PHOSPHATASE
Aktivitas alkaline fosfatase pada neutrofil darah perifer dinyatakan
sebagai LAP score digunakan untuk membedakan CML dgn
reaksi leukemoid dan mieloproliferatif (MPD) lain
LAP : memberi skor pada 100 netrofil berdasarkan jumlah dan
intensitas presipitasi zat warna. Jumlah sel dari tiap rating sel
dikali rating sel di total LAP
Total skor dari 100 netrofil : 0 -400
Normal range : 15 - 130
Rating sel Jumlah Ukuran Presipitasi Zat warna Intensitas
(%) Warna
0 Tidak ada Tidak ada
1+ <50 Kecil Samar
2+ 50-80 Kecil sedang Sedang
3+ 80-100 Sedang besar Kuat
4+ 100 Sedang & besar Sgt kuat
ALKALI PHOSPHATASE
Kondisi yg berhub dg LAP skor <15 :
CML
PNH
Myelodysplastic syndrome
Infeksi yg jarang atau terpapar zat toksik

Kondisi yg berhubungan dg LAP skor > 130 :


Infeksi, Inflamasi
Kelainan MPD selain CML
Stress
Kehamilan
Obat2an ( kontrasepsi oral, Lithium, kortikosteroid)
ALKALI PHOSPHATASE

LAP +4 LAP +1
ACID PHOSPHATASE
Ditemukan pada semua sel hematopoetik
Kadar tertinggi : makrofag dan osteoklas
Prosedur ~ NAP, hanya pada pH asam
Aktivitas acid phosphatase ada pada hampir semua lekosit
N sbg granula intraseluler merah-ungu gelap
Digunakan untuk :
- diagnosis leukemia hairy cell
Aktivitas acid phosphatase pd lekosit N diinhibisi oleh
tartrat, sementara pada leukemia hairy cell kadar TRAP
(tartrat-resistant acid phosphatase) tinggi
ACID PHOSPHATASE

Catatan :
- tidak semua hairy cell leukemia + dengan
TRAP
- TRAP + dapat ditemukan juga pada :
limfosit T teraktivasi, makrofag, histiosit
(sel Gaucher)
ACID PHOSPHATASE

Aktifitas TRAP pada limfosit


ESTERASE
Esterase : kelompok enzim yg menghirolisis acyl atau ester
chloroacyl dari naphtol atau naphtol AS

PGE (polyacrylamide gel electrophorese) 9 isoenzim esterase


dibagi menjadi 2 grup
esterase spesifik : bands 1, 2, 7, 8, 9
- Terdapat pada neutrofil dan sel mast
- terwarnai dg chloroacetate esterase (CAE)
esterase non spesifik (NSE) : bands 3, 4, 5, 6
- Terdapat pada monosit, makrofag, megakariosit dan limfosit T
- terwarnai dg -naphtyl acetate esterase (ANAE) dan -naphtyl
butyrate esterase (ANB)
- dihambat dg sodium fluoride (NaF)
CHLORACETATE ESTERASE (CAE)

Mengidentifikasi sel seri granulosit dan sel mast


Myeloblas (-), Promyelosit & myelosit (+) kuat
Limfosit dan monosit : tidak terwarnai
Penggunaan :
penanda maturasi sitoplasmik pada AML
membedakan AML dari ALL
-NAPHTHYL BUTIRAT ESTERASE (ANBE)
Reaksi + : granula coklat
Monosit : terwarnai kuat
Netrofil, eosinofil, basofil, platelet : negatif
Limfosit B : negatif
Lebih spesifik tetapi sedikit kurang sensitif
untuk monosit pada AML daripada ANAE
-NAPHTHYL BUTIRAT ESTERASE (ANBE)
Reaksi + : merah/coklat difus
Monosit N & lekemik : terwarnai kuat
Granulosit N : negatif
Granulosit MDS/AML : positif dg intensitas bervariasi
Megakariosit : terwarnai kuat
Leukemik megakarioblas & eritroblas : + fokal/ difus
ANAE ANBE
AML
MYELOPEROKSIDASE
Oksidasi
Mieloperoksidase (+) : coklat dan granular
MPO
Terdapat pada :
- granula primer dan sekunder seri granulosit
dan prekursornya terwarnai kuat
- eosinofil terwarnai kuat
- monosit terwarnai lemah
MYELOPEROKSIDASE
Limfosit dan NRBC tidak memiliki MPO
tidak terwarnai
Hasil dan interpretasi :
- Promielosit & mielosit :
terwarnai paling kuat dengan granula positif (primer)
- Metamielosit & netrofil :
granula lebih sedikit (sekunder)
- Eosinofil : terwarnai kuat
Digunakan untuk membedakan AML dari ALL
SUDAN BLACK B (SBB)
SBB mewarnai fosfolipid, lemak lemak netral dan sterol,
karena :
SBB lebih larut dalam lemak intrasel daripada dalam
pelarut alkohol
Komponen sel yang mengandung lemak akan terwarnai
hitam kecoklatan, yaitu :
- Seri granulosit
- Auer rod
- Monosit terwarnai lemah
SBB
Sudan black B stain showing localised
positivity and Auer rods in the blasts,
and stronger positivity in the dysplastic
metamyelocytes. Chloroacetate
positivity in maturing granulocytes
(inset).

www.hmds.org.uk/aml.html
SUDAN BLACK B (SBB)

Limfosit tidak terwarnai dengan SBB


Hasil SBB pararel dengan hasil MPO
Digunakan untuk membedakan AML dan ALL
Kelebihan SBB daripada MPO :
- dapat mewarnai hapusan yang sudah lama
- tidak memudar dalam waktu lama
SBB DAN MPO

Pada AML (M2)


Positif kuat terlokalisasi
pada sel blas

SBB MPO
PERIODIC ACID-SCHIFF (PAS)
Pada sel hemopoetik, sumber utama reaksi positif adalah
glikogen
Hasil dan interpretasi :
- PAS + hampir pada semua sel hemopoetik normal
- Seri granulosit : intensitas dengan maturasi
- Monosit : pewarnaan difus
- Limfosit : - / + dengan sedikit granula
- Megakariosit & platelet : terwarnai kuat
- Eritroblast N : PAS -
PERIODIC ACID-SCHIFF (PAS)

ALL :
AML (M6) : - Granulosit : difus & positif
Granula kasar + - Limfoblas : granula positif
- Eritroblas mononuklear
- Sel megaloblastoid multinukleasi :
PERIODIC ACID-SCHIFF (PAS)

Digunakan untuk :
diagnosis eritroleukemia (AML-M6) :
PAS positif kuat
- awal : eritroblast : granula PAS + kasar
- akhir : eritroblast : difus PAS + halus
PERLS / PRUSSIAN BLUE

Fe3+ + asam lemah + potasium ferosianida ferric


ferosianida (presipitat biru kehijauan)
Untuk mengetahui adanya :
- hemosiderin (simpanan besi) dlm sutul
- sideroblas (besi) dlm eritroblas
- siderosit (besi) dlm eritrosit
Pemeriksaan cadangan besi penting pada keadaan :
Anemia defisiensi besi menurun
Anemia penyakit kronis & thalassemia N atau
meningkat
Anemia sideroblastik meningkat
PERLS PRUSSIAN BLUE
Stadium Kriteria
0 Tidak ada granula
+1 Granula halus di dalam sel retikulum dengan pembesaran 10x100

+2 Beberapa granula yang tampak dengan pembesaran 10x10


+3 Banyak granula kecil di dalam partikel sumsum tulang
+4 Granula kasar berkelompok
+5 Granula kasar bergumpal
+6 Granula dengan ukuran yang sangat besar

0 : defisiensi besi < Fe


13 : normal
4 : sedikit meningkat ACD
56 : sangat meningkat ACD, thal, anemia sideroblastik
PERLS PRUSSIAN BLUE

Ring sideroblast
TOLUIDINE BLUE

Untuk identifikasi basofil dan sel mast


Toluidine blue + mukopolisakarida asam
(dalam granula sel) komp. Metakromatik
Berguna pada kondisi patologis di mana sel sulit
diidentifikasi dengan pewarnaan Romanowsky
Sel mast & basofil maligna (AML, CML) kadar
mukopolisakarida asam tidak terwarnai
TOLUIDINE BLUE
Basofil : toluidine blue +
RINGKASAN
PEWARNAAN SPESIFISITAS SEL INTERPRETASI
MPO Netrofil & prekursornya : + kuat Membedakan mieloid lekemia
Monosit : positif lemah dan ALL
Netrofil & prekursornya : + kuat ~ MPO
SBB Monosit : positif lemah
CAE Netrofil & prekursornya : + kuat ~ MPO & SBB
ANAE & ANBE Monosit & prekursornya : +kuat Membedakan akut monosit
Netrofil & prekursornya : + lemah lekemia (M5) dan akut
mielomonosit lekemia (M4)
Dx Eritroblas eritrolekemia
PAS Netrofil, monosit, megakariosit Eritoleukemia
Acid phosphatase HCL
LAP Membedakan CML dgn Rx
lekemoid dan MDS lain
COOMBS TEST
TUJUAN
Dilakukan pada kecurigaan anemia hemolitik
Anemia hemolitik : anemia krn proses lisisnya
eritrosit sebelum waktunya akibat penderita
memproduksi antibodi terhadap eritrositnya sendiri
Coombs test +
Tes Coombs
Direct coombs test
Indirect coombs test

Anda mungkin juga menyukai