Anda di halaman 1dari 30

Praktikum III

Seri Diameter Nukleus Kromatin Nukleoli Sitoplasma


Proerythroblast/Pronormoblast 15-20 besar halus ada Biru tua
Rubriblast mikron

Basophilic Erythroblast/ 10-12 < Rubriblast Padat Tidak ada Biru laut
Prorubricyte mikron

Polychromatophilic 8-12 mikron < Prorobrycyte Padat dan - Biru, mulai


Erythoblast/Rubricyte kasar tampak bintik
merah karena
terbentuk Hb

Orthomathophilic 8-10 mikron < Rubricyte - - Merah


Erythroblast/Metarubricyte

Reticulocyte 8-9,5 Tidak ada - - Merah


mikron

Erythrocyte 6-8 mikron, Tidak ada Merah muda


bikonkaf

VIENA APRILIA 1
Seri Diameter Nukleus Kromatin Nukleoli Sitoplasma
Myeloblast 12-20 besar halus Ada Sangat
mikron basofilik
Promyelocyte 9-18 mikron Besar halus sedikit Kurang
basofilik,
granula tidak
spesifik
Myelocyte 9-18 mikron Lebih kecil kasar jarang Granula tidak
spesifik
Metamyelocyte 9-16 mikron Berlekuk kasar Tidak ada Granula
spesifik
Band cell 9-16mikron Berlekuk kasar - Granula
spesifik
Mature Granulocyte: 9-15 2-5 lobus kasar Warna pucat,
Neutrofil Segmen mikron, granula halus

Eusinofil 10-15 2 lobus, - Granula


mikron eusinofilik

Basofil 9-12 Tidak lebih Granula


mikron, dari 2 lobus basofilik
bikonkaf

VIENA APRILIA 2
Seri Diameter Nukleus Kromatin Nukleoli Sitoplasma
Megakaryoblast 16-25 besar berjalin Ada Basofilika, tak
mikron bergranula
Promegakaryocyte 20-40 Bulat, Kromatin Tidak ada Basofilik, ada
mikron kromatin kasar kasar granula
azurofil
Megakaryocyte 20-120 oval - Tidak ada Ada granula
mikron azurofil
Thrombocyte 2-4 mikron tidak ada - Tidak ada Ada granula
azurofil

Seri Diameter Nukleus Kromatin Nukleoli Sitoplasma


Limphoblast 15-20 Bulat halus Ada Biru
mikron
Prolimphocyte 12-15 Bulat padat ada Biru muda
mikron
Limphocyte 6-10 mikron Bulat, sedikit padat Tidak ada Biru muda
berlekuk

VIENA APRILIA 3
Seri Diameter Nukleus Kromatin Nukleoli Sitoplasma
Monoblast 14-20 bulat halus Ada
mikron
Promonocyte 14-20 Tidak teratur padat ada
mikron
Monocyte 14-20 bulat Tidak padat Banyak,
mikron berwarna biru
abu

VIENA APRILIA 4
VIENA APRILIA 5
VIENA APRILIA 6
VIENA APRILIA 7
VIENA APRILIA 8
Praktikum I
1. Berapa nilai normal pemeriksaan laboratorium pada manusia?
Jawab:

2. Eritrositosis (peningkatan jumlah eritrosit) ditemukan pada ?


Jawab: Dehidrasi berat, diare, luka bakar, polisitemia vera
3. Eritrositipenia (penurunan jumlah eritrosit) ditemukan pada?
Jawab:Berbagai jenis anemia, kehamilan, malaria
4.Leukositosis (peningkatan jumlah leukosit) ditemukan pada?
Jawab: Peradangan/inflamasi, infeksi, leukemia, stress, gizi buruk, lupus dan gagal ginjal
5.Leukopenia (penurunan jumlah leukosit) ditemukan pada?
Jawab:AIDS, anemia aplastic, malaria, pasien kemoterapi
6.Sebutkan apa saja alat yang termasuk hemocytometer lengkap ?

VIENA APRILIA 9
Jawab: Kamar hitung Improved Neubauer, Pipet Thoma Eritrosit, Pipet Thoma Leukosit, pipet karet, kaca
penutup
7. Cairan/Reagen apa yang digunakan pada hiitung RBC dan WBC?
Jawab: RBC Cairan Hayem/gower dan WBCCairan Turk
8. Bagaimana cara menghitung RBC dan WBC pada kamar hitung improved Neubauer?
Jawab: Dengan H.P.F dalam 80 kotak kecil atau dalam 5x6 kotak kecil dan hasilnya dikalikan 10.000
Dengan L.P.F dalam 64 kotak sedang dan hasilnya dikalikan dengan 50.000

9. Apa saja alat dan bahan yang digunakan pada hitung RBC?
Jawab: 1.alkohol 70% 6. Hemocytometer lengkap:
2. kapas - kamar hitung
3. hemolet - kaca penutup
4. Cairan Hayem atau Gower - pipet eritrosit
5. mikroskop - pipet karet
10. Apa saja alat dan bahan yang digunakan pada hitung WBC?
Jawab: 1.alkohol 70% 6. Hemocytometer lengkap:
2. kapas - kamar hitung
3. hemolet - kaca penutup
4. Cairan Turk - pipet leukosit
5. mikroskop - pipet karet
11. Pada uji eritrosit, sampai tanda berapa cairan hayem diisap?
Jawab: sampai tanda 101 oleh Pipet pengencer dari Thoma untuk eritrosit

VIENA APRILIA 10
 Pipet ada tanda merah di bagian mixing chamber
 Memiliki skala 0 – 101  pengenceran 200x

12. Pada uji leukosit, sampai tanda berapa cairan turk diisap?

Jawab: Pipet pengencer dari Thoma untul Lekosit

11

 Pipet berwarna putih


 Memiliki skala 0 – 11  pengenceran 20x

13. Apa saja bagian – bagian yang terdapat dalam kamar hitung Improved Neubauer?

VIENA APRILIA 11
Praktikum II
1. Apa yang dimaksud clotting time dan tujuannya?

Jawab: Mengukur Clotting time adalah mengukur waktu yang diperlukan untuk darah membeku yang
bertujuan untuk menilai trombosit dan factor koagulasi.

2. Sebutkan minimal 3 alat yang digunakan dalam pengukuran clotting time?

Jawab: Tabung reaksi (3 buah), rak tabung, penangas air, semprit 5 cc, alcohol 70%, kapas, stopwatch

3. Tiap berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya bekuan?

Jawab: Setiap 30 detik, jika tabung pertama sudah beku dilanjutkan tabung ke-II dan seterusnya.

4. Tidak berhasilnya percobaan clotting time, dimana waktu lebih dari >9 menit dipengaruhi oleh?

Jawab: percampuran darah dengan tromboplastin jaringan, pungsi vena yang tidak segera berhasil, terjadi
busa dalam semprit/tabung, menggoyangkan tabung yang tidak sedang diperiksa, adanya kotoran dalam
semprit/tabung, semakin lebar tabung semakin lama masa bekuannya.

4. Bagaimana cara menghitung clotting time?

Jawab: Dihitung rata – rata dengan pembulatan ½ menit

VIENA APRILIA 12
5. Beraoa waktu normal clotting time?

Jawab: 9-15 menit

6. Apa yang dimaksud bleddding time dana pa tujuannya?

Jwab: Bledding time adalah mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya pendarahan
yang bertujuan untuk melihat trombosit dan vascular (pembuluh darah)

7. Sebutkan 3 alat yang digunakan dalam pengukuran bledding time?

Jawab: Alkohol 70%, kertas saring, tensimeter, Stopwatch, blood lancet

8. Ada berapa cara dalam mengukur bledding time? Jelaskan!

Jawab: ada 2 cara, yaitu ivy dan duke. Cara Ivy biasanya dilakukan pada orang dewasa sedangkan cara dduke
pada anak. Cara ivy dilakukan dibagian volar lengan bawah sedangkan cara duke di dingggir anak daun telinga.

9. Berapa waktu normal bledding time?

Metode ivy: 1-6 menit (lebih dari itu dianggap telah mengenai vena)

Metode duke :1-3 menit

10. Berapa lama waktu pengukuran dapat dikatakan gagal?

Jawab 15 meit atau lebih

11. Sebutkan minimal 3 alat perhitungan Hb sahli?

Jawab: Haemometer sahli (warna standar, tabung haemometer, pipet sahli, batang pengaduk), Larutan HCl 0,1
N, Aquadest, Alkohol 70%, kapas, pipet tetes, hemolet.

12. Berapa Nilai Hb normal? (table praktikum I)

13. Apa prinsip pemeriksaan Hb Sahli?

Jawab: Mengkur kadar Hb berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin
oleh HCl 0,1 N

14. Apa tujuan pemeriksaan Hb?

Jawab: Untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal.

VIENA APRILIA 13
15. Apa indikasi terjadi peningkatan dan penurunan kadar Hb?

Jawab: Kadar hemoglobin yang kurang dari rujukan merupakan salah satu tanda dari anemia. t. Bila kadar
hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut polistemia.

Polistemia ada tiga macam yaitu polistemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, polisimia
sekunder, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat berkurangnya saturasi oksigen misalnya kelainan jantung
bawaan, penyakit paru-paru, karena peningkatan kadar eritoprotein berlebih, dan polisimitmia relative, suatu
keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma misal pada luka bakar

15. Kesalahan apa yang sering terjadi pada pemeriksaan Hb Sahli?

Jawab: Tidak sejajar meniscus, kesalahan melihat warna yang tidak sesuai dengan warna standar,
membandingkan warna pada cahaya kurang terang, campuran darah dan HCl terbuang, adanya gelembung
udara dalam permukaan pada waktu membaca.

Praktikum IV
1. Bagaimana nilai normal dan pemriksaan hitung jenis?

VIENA APRILIA 14
2. Bagaimana gambaran laboratorium Hitung Jenis?

VIENA APRILIA 15
VIENA APRILIA 16
3. Apa yang dimaksud dengan peninggian absolut dan relative?

Jawab :. Peninggian jumlah jenis lekosit dapat disertai atau tanpa disertai peninggian jumlah lekosit secara
keseluruhan(Absolut). Peninggian yang relatif adalah peninggian jumlah suatu jenis lekosit tanpa disertai
kenaikan jumlah lekosit secara keseluruhan .

4. Apa yang dimaksud dengan nilai hematokrit dan apa tujuannya?

Jawab: nilai hematokrit adalah volume eritrosit dalam 100 ml darah, yang dinyatakan dalam %. Nilai
hematokrit digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia dan digunakan juga untuk menghitung nilai
eritrosit rata-rata.

5. Sebutkan 2 cara perhitungan nilai hematokrit?

Jawab: Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro atau cara mikro. Pada cara makro
digunakan tabung Wintrobe. Pada cara mikro digunakan pipet kapiler

Pipet ini ada 2 jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin di bagian dalamnya dan ada yang
tanpa antikoagulan seperti darah kapiler. Pipet kapiler tanpa antikoagulan dipakai bila menggunakan darah
dengan antikoagulan seperti darah vena.

6. Metode apa yang digunakan dalam perhitungan nilai hematokrit?

Jawab: Mikro hematocrit dengan pipet kapiler

7. Berapa kecepatan sentrifuge pada metode mikrohematokrit?

Jawab 16.000 rpm selama 2-5 menit

8. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan mikrohematokrit?

Jawab:

Pipet hematocrit p=7,5 cm d=1,2 mm vaselin

VIENA APRILIA 17
Sentrifuge Skala pembaca Ht

9. Berapa nilai rujukan menurut dacie untuk nilai hematokrit?

Jawab: Pria :47 kurang lebih 7% 3 bulan: 38 kurang lebih 6%

Wanita: 42 kurang lebih 5% 3-6 bulan :40 kurang lebih 4,5 %

Bayi baru lahir :54 kurang lebih 10% 10-12 tahun :41 kurang lebih 4%

10. Berapakah nilai normal untuk hematokrit? (table)

11. Bagaimana indikasi dilakukan pemeriksaan Hematokrit?

Jawab: Kenaikan kadar hematokrit dapat terjadi pada pasien yang menderita dehidrasi/hipovolemia, diare berat,
polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia,
pembedahan, luka bakar.

Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada pasien yang menderita anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi
asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin,
limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C),
fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik,
antibiotik (kloramfenikol, penisilin).

12. Faktor apa yang mempengaruhi pemeriksaan hematocrit?

Jawab:

- Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung
rendah karena terjadi hemodilusi.
- Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai
hematokrit bisa meningkat.
- Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus
diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan
dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

VIENA APRILIA 18
Praktikum V
1. Sebutkan 2 cara perhitungan trombosit dan reagensia apa yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut?

Jawab: Cara langsung (derect) : Rees Ecker dengan reagensia rees Ecker

Darah diencerkan dalam pipet thoma eritrosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung .
Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah
trombosit per l darah dapat diperhitungkan.

Cara tak langsung (indirect): Fonio dengan reagensia

Darah ditambahkan larutan MgSO4 14 % kemudian dibuat apusan lalu dicat dengan Wright atau
Giemsa. Periksa di bawah mikroskop perbesaran 40x, jumlah trombosit dihitung per jumlah
eritrosit atau dalam 1000 eritrosit.
2. Jelaskan prinsip pada masing – masing pemeriksaan?

Jawab: prinsip Rees Ecker  darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue
sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan
mikroskop.
Prinsip Fonio  yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah
yang sebenarnya dihitung.
3. Alat dan bahan apa yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit?

Jawab: Pipet thoma eritrosit, Kamar hitung improved naubauer, Mikroskop , Larutan Rees –Ecker, Kapas dan
alcohol 70%

4. kesalahan apa yang mungkin muncul saat pemeriksaan trombosit?

Jawab: kesalahan teknik pengambilan sampel sehingga trombosit sulit dihitung, pengenceran tidak akurat,
penyebaran trombosit yang tidak merata karena perlekatan trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan
penilaian jumlah trombosit yang berbeda beda
5. Pipet Thoma apa yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit?

Jawab: Pipet Thoma Eritrosit.

6. Metode apa yang digunakan pada praktikum?

Jawab: Prinsip Rees Ecker

7. Berapa nilai normal trombosit? (Tabel)

VIENA APRILIA 19
8. bagaimana indikasi pemeriksaan trombosit?

Jawab:

Trombositopenia : Adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit kurang dari normal, hal ini dapat
disebabkan oleh:
- Produksi yang berkurang (anemia aplastik, tumor, anemia megaloblastik)
- Destruksi atau pemakaian yang meningkat(Idiopathic thrombocytopeniac purpura, Drug induced
thrombocytopenia, Isoimmune thrombocytopenia)
- Pooling yang meningkat (Disseminated intravascular coagulation,Thrombotic thrombocytopenia
purpura)
Trombositosis : peningkatan jumlah trombosit, disebabkan oleh:
- trombositosis primer (epistaksis dan perdarahan gastrointestinal)
- trombositosis sekunder (pada keadaan dengan peningkatan hematopoiesis seperti pada anemia
hemolitik dan setelah perdarahan akut, pada kehamilan dan berbagai peradangan akut maupun kronik)
9. Bagaimana cara menghitung trombosit pada kamar hitung?

Jawab: di bawah mikroskop dalam 80 kotak kecil dan hasilnya dikalikan 10.000

10. Pada uji trombosit sampai tanda berapa cairan rees Ecker diisap?

Jawab: 101

11. Apa prinsip dan tujuan dari pemeriksaan LED?

Jawab: prinsipnya adalah mengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit dalam plasma. Tujuannya sebagai
penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut.

12.Sebutkan Metode apa saja yang digunakan dalam pemeriksaan LED?

Jawab: Westergreen dan Wintrobe

13. Jelaskan perbedaan dari kedua metode tersebut?

Jawab:

1. Prinsip dari pengukuran LED dengan menggunakan metode westergren adalah darah vena dengan
antikoagulan yang dimasukkan ke tabung sehingga menghasilkan pengendapan eritrosit dengan endapan
tertentu.

2. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya
jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan
metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu
disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang
menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daripada metode Wintrobe.

14. Cara apa yang lebih dianjurkan pada peeriksaan LED?

Jawab: Westergreen

VIENA APRILIA 20
15. Apa indikasi dilakukan pemeriksaan LED?

Jawab:

• Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, anemia, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis
degeneratif, angina pektoris. Bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), gula darah tinggi, albumin serum,
fosfolipid serum, penurunan suhu. Pengaruh obat : Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison,
prednison.

• Peningkatan kadar : artiritis reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati,
ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati,
inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
(eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, keberadan kolesterol,
fibrinogen, globulin, peningkatan suhu. Pengaruh obat : Dextran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert),
penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pronestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A.

16. Antikoagulant apa yang digunakan dalam pemeriksaan LED?

Jawab: Antikoagulan yang dipakai untuk pengukuran LED metode westergren dengan menggunakan Natrium
Citrat 3,8 % dengan perbandingan satu volume antikoagulan dan empat volume darah.

17. Kesalahan apa yang mungkin muncul pada pemeriksaan LED?

Jawab: Jika konsentrasi antikoagulan lebih besar dari yang disyaratkan , akan menyebabkan kekeliruan
pengamatan, kemiringan tabung LED akan menaikkan ukuran sedimentasi , Adanya gumpalan dalam darah
menyebabkan hasil LED tidak betul, Gelembung – gelembung udara pada tabung juga akan menyebabkan
adanya kesalahan, Tabung/pipet kotor

18. Apa saja alat dan bahan yang digunakan pada kedua metode?

Jawab: Natrium sitrat 3,8 %, botol wintrobe, tanung wintrobe, rak, pipet kapiler, kapas, spuit 2 cc.

19. Berapa lama pembacaan hasil metode westergreen?

Jawab: Metode Westergren menggunakan darah yang diencerkan (4 volume darah dan 1 volume sitrat) dan
dibiarkan mengendap di dalam tabung kaca terbuka dengan panjang 300 mm, diletakkan tegak lurus pada rak
khusus. Interpretasi hasil pemeriksaan LED metode Westergren perlu waktu cukup lama yaitu 1 jam.

19. Bagaimana interpretasi hasil dari kedua metode?

Jawab: 1. Metode Westergreen : o Pria : 0 - 10 mm/jam o Wanita : 0 - 15 mm/jam

2. Metode Wintrobe : o Pria : 0 - 10 mm/jam o Wanita 0 - 20 mm/jam


20. Bagaimana 3 tahap pengendapan darah?

Jawab: Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap awal adalah fase pembentukan rouleaux
dimana sel-sel eritrosit tersusun bertumpuk-tumpuk yang berlangsung dalam waktu 10 menit, tahap kedua
adalah fase pengendapan rouleaux eritrosit(sedimentasi) dengan kecepatan konstan yang berlangsung selama

VIENA APRILIA 21
40 menit, dan tahap ketiga adalah fase pengendapan eritrosit(konsilosidasi) dengan kecepatan melambat
disertai proses pemadatan eritrosit.

Praktikum VI
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia?

Jawab: Anemia adalah suatu gejala yang disebabkan oleh penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen
dan nilai hematokrit.
2. Sebutkan sebab – sebab anemia?

Jawab: Anemia dapat disebabkan oleh penurunan jumlah eritropoesis, kehilangan eritrosit dalam jumlah
banyak, atau defisiensi hemoglobin.
3. sebutkan dan jelaskan 6 kategori anemia berdasarkan penyebab?

1. Anemia nutrisi
Anemia yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi yang dibutuhkan dalam proses eritropoesis. Contoh dari
jenis anemia ini adalah anemia defisiensi besi.
2. Anemia pernisiosa
Anemia yang disebabkan oleh ketidakmampuan penyerapan vitamin B12 di traktus digestivus. Vitamin B12
merupakan komponen penting pada proses produksi dan maturitas sel darah merah. Contoh dari jenis
anemia ini adalah anemia megaloblastik
3. Anemia aplastik
Anemia yang disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah walaupun
komponen yang diperlukan dalam proses produksi sel darah merah tersedia. Anemia ini dapat disebabkan
oleh keracunan zat kimia dan radiasi.
4. Anemia renal
Anemia disebabkan oleh penyakit ginjal.
5. Anemia perdarahan
Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah baik akut maupun kronik.
6. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan oleh penghancuran eritrosit di sirkulasi dalam jumlah banyak. Contoh dari
anemia jenis ini adalah pada penyakit malaria.

4. Apa yang dimaksud dengan anemia defisiensi besi?

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis,
karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang
VIENA APRILIA 22
5. Bagaimana pemeriksaan laboratorium yang mendukung anemia defisiensi besi?

a. Hemoglobin (Hb) : Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kuantitatif
tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.

b. Penentuan Indeks Eritrosit

c. Hematokrit :merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah
yang dinyatakan dalam persent (%).kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga
peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit yang sama.

d. Besi atau serum iron (SI): Serum besi adalah tes laboratorium medis yang mengukur jumlah beredar besi
yang terikat untuk transferin. Uji laboratorium ini dilakukan pada saat mereka khawatir kekurangan zat besi,
yang dapat menyebabkan anemia dan masalah lainnya. Jumlah normal Iron dalam darah adalah : 60-170
mcg/dL

e. TIBC : total iron binding capacity (TIBC) = daya ikat besi total. Besi dibawa dalam darah yang menempel
pada protein transferin. Tes ini membantu mengukur kemampuan protein yang disebut transferin untuk
membawa besi dalam darah.

 TIBC: 240-450 mcg/dL

 Transferrin saturation: 20-50%

Tes ini biasanya dilakukan ketika penyedia layanan kesehatan tersangka rendah zat besi (defisiensi) sebagai
penyebab anemia.

f. saturasi transferrin : Adalah molekul yang dihasilkan oleh hati yang mengikat satu atau dua besi (III) ion;
transferin adalah penting jika besi disimpan akan dipindahkan dan digunakan. Tes untuk Serum Iron

VIENA APRILIA 23
menggunakan darah diambil dari vena untuk mengukur molekul besi yang terikat untuk transferin, dan beredar
dalam darah. Jumlah Normal untuk transferin adalah 204-360 mg / dL

g. ferritin serum : merupakan tempat penyimpanan zat besi terbesar dalam tubuh. Fungsi feritin adalah sebagai
penyimpanan zat besi terutama di dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Kisaran referensi Roche ECLIA untuk
feritin adalah 3-40 ng / mL untuk laki-laki, dan 13-150 ng / mL untuk perempuan.

6. Apa yang dimaksud dengan anemia megaloblastik?

Anemia megaloblastik adalah anemia akibat gangguan sintesis DNA yang ditandai dengan sel megaloblastik.
Anemia megaloblastik dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat maupun vitamin B12
7. Bagaimana pemeriksaan laboratorium yang mendukung anemia megaloblastik?

a. Penurunan kadar hemoglobin


b. Penurunan kadar hematokrit
c. Penurunan kadar leukosit dan trombosit
d. Hitung eritrosit
 Mean corpuscular volume (MCV) lebih dari 100 fl
 Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) normal
 Mean corpuscular hemoglobin (MCH) meningkat
8. Apa yang dimaksud dengan anemia hemolitik?

Anemia hemolitik adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat destruksi, atau penghancuran berlebihan sel
darah merah. Sisa sel darah merah yang ada bersifat normositik dan normokromik. Pembentukan sel darah
merah di sumsum tulang akan meningkat untuk mengganti sel-sel yang mati. Bergantung pada penyebabnya,
anemia hemolitik dapat timbul hanya sekali atau berulang. Beberapa penyebab anemia hemolitik, antara lain
anemia sel sabit, malaria, penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir, dan reaksi transfusi.

VIENA APRILIA 24
9. Bagaimana pemeriksaan laboratorium yang mendukung anemia hemolitik?

Kelainan laboratorium yang menunjukkan adanya tanda-tanda meningkatnya proses penghancuran dan
pembentukan sel eritrosit yang berlebihan dapat kita lihat berupa:

1. Berkurangnya umur sel eritrosit Umur eritrosit dapat diukur dengan menggunakan Cr-Labeled eritrosit, pada
anemi hemolitik umur eritrosit dapat berkurang sampai 20 hari. Meningkatnya penghancuran eritrosit dapat kita
lihat dari tingkat anemi, ictherus dan retikulositosis yang terjadi, oleh sebab itulah pemeriksaan umur eritrosit
ini bukan merupakan prosedur pemeriksaan rutin untuk menegakan diagnostik anemi hemolitik.

2. Meningkatnya proses pemecahan heme, ditandai dengan adanya:

a. Meningkatnya kadar billirubin indirek darah.

b. Meningkatnya pembentukan CO yang endogen

c. Meningkatnya kadar billirubin darah (hyperbillirubinemi).

d. Meningkatnya exkresi urobillinogen dalam urine.

3. Meningkatnya kadar enzym Lactat dehydrogenase (LDH) serum. - Enzym LDH banyak dijumpai pada sel
hati, otot jantung, otak dan sel eritrosit, kadar LDH dapat mencapai 1200 U/ml. - Isoenzym LDH-2 lebih
dominan pada anemi hemolitik sedang isoenzym LDH-1 akan meninggi pada anemi megaloblastik.

4. Adanya tanda-tanda hemolisis intravaskular diantaranya yaitu:

a. Hemoglobinemi (meningkatnya kadar Hb.plasma)

b. Tidak adanya/rendahnya kadar haptoglobulin darah.

10. Jelaskan perbandingan sediaan apusan darah tepi pada Anemia defisiensi besi, anemia megaloblastic dan
anemia hemolitik?

No Anemia defisiensi besi Anemia megaloblastik Anemia hemolitik


1. Mikrositer Makrositer Normositer
2. Hipokrom Hiperkrom Normokrom
3. Anisositosis (eritrosit Anisositosis (Jarang) Fragmentosit (Sel ini merupakan
dengan ukuran yang tidak pecahan eritrosit)
sama besar)
4. Poikilositosis (bentuk Poikilositosis
bermacam”)
5. Sel pencil Sel ovalosit (eritrosit yang berbentuk Tear drop cell (bentuk seperti
lonjong.) tetesan air mata)
6. Sel target (Eritrosit yang Sel target
mempunyai masa
kemerahan di bagian
tengahnya, disebut juga
sebagai sel sasaran)

VIENA APRILIA 25
7. Cigar Sel (bentuk sel
seperti cerutu)

11. Bagaimana gambaran mikroskopik Anemia diatas?

VIENA APRILIA 26
VIENA APRILIA 27
VIENA APRILIA 28
VIENA APRILIA 29
Terdapat lima jenis sel darah putih, yang masingmasing
memiliki tugas berbeda, yaitu :
1) Neutrofil, spesialis fagositik yang penting untuk memakan bakteri dan debris.
2) Eosinofil, yang mengkhususkan diri menyerang cacing parasitik dan berperan penting dalam reaksi alergi.
3) Basofil, yang mengeluarkan dua zat kimia : histamine, yang juga penting dalam respon alergi, dan heparin,
yang membantu membersihkan partikel lemak dari darah.
4) Monosit, yang setelah keluar dari pembuluh, kemudian berdiam di jaringan dan membesar untuk menjadi
fagosit jarigan yang dikenal sebagai makrofag.
5) Limfosit, yang membentuk pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri, virus, dan sasaran lain yang telah
diprogramkan untuknya. Perangkat pertahanan yang dimiliki limfosit, antara lain adalah antibodi dan renspon
imun seluler.

VIENA APRILIA 30

Anda mungkin juga menyukai