darah putih dalam sirkulasi adalah granulosit. Terdapat 3 jenis utama granulosit : Basofil Berasal dari prekusor granulosit dalam sumsum tulang Isi granul merupakan histamin dan heparin Berperan dalam reaksi hipersensitivitas segera Berperan dalam pertahanan melawan alergen dan patogen parasitik Jarang ditemukan dalam darah tepi normal Dalam jaringan, berubah menjadi sel mast Ciri – Ciri Basofil Pada keadaan normal, jumlah basofil dalam sirkulasi hanya 1 % dari jumlah leukosit.
• Ukuran sel: 9-10 m
• Bentuk sel: bulat atau oval • Warna sitoplasma: merah jambu, ditutupi granul dan nukleus • Granularitas: berwarna ungu gelap, ukuran bervariasi, jumlah banyak • Bentuk inti: bentuk oval pada basofil muda dan berbentuk lobular pada basofil dewasa • Tipe kromatin: padat, pucat • Nukleolus: tak tampak Basofil Fungsi Basofil Saat teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina Basofil berperan dalam proses terjadinya alergi Bahan yang dapat mencegah pembekuan darah karena melepas heparin Tempat Produksi Basofil Proses pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian besar pada limpa.
Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan
Pembentukan sel darah berlangsung dalam 3 tahap yaitu : a. Pembentukan di saccus vitellinus b. Pembentukan di hati, kelenjar limfe dan limpa c. Pembentukan di sumsum tulang
Setelah dewasa dibentuk di sumsum tulang merah jaringan
retikulo-endotelial bagi leukosit granulosit. Pembentukan Sel Darah Secara keseluruhan, pembentukan sel darah terjadi di RBM (Red Bone Marrow) Pada orang dewasa RBM terdapat pada tulang aksial, pektoral, dan pelvis, dan pada epifisa proksimal dari humerus dan femur. Genesis Basofil Pembentukan Leukosit : Pada sel turunan leukosit yaitu, sel induk ploripoten berdiferensiasi lagi menjadi mioblas (sel kecil berinti besar, kromatin tersebar, tiga atau lebih nucleolus), sel berkembang membesar yang mengandung granula azurofilik menjadi promielosit (kromatin didalam inti yang lonjong tampak tersebar dan jelas) lalu promiolosit ini membelah menjadi mielosit yang lebih kecil lalu berdiferensiasi lagi menjadi 3 jenis granulosit yaitu :
Mielosit basofilik >metamieolosit basofilik > basofilik Mielosit neutrofilik > metamielosit neutrofilik > neutrofilik Basofil Peningkatan pada jumlah Basofil berhubungan dengan: Reaksi alergi Leukimia Fase penyembuhan infeksi Penurunan pada jumlah Basofil berhubungan dengan: Stress Hipertiroidism Neutrofil Kadang disebut “Soldiers of The Body” karena merupakan sel pertama yang dikerahkan ke tempat bakteri masuk dan berkembang dalam tubuh Merupakan sebagian besar dari leukosit dalam sirkulasi (62 %) Biasanya hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 7-10 jam sebelum bermigrasi ke jaringan, dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan Ciri-ciri Neutrofil Inti sel yang terdiri dari lebih dari 2 inti dan memiliki 3-5 granul halus Mature neutrofil lebih kecil dari monosit dan memiliki inti tersegementasi dengan beberapa bagian Setiap bagian dihubungkan oleh filament kromatin Sitoplasma dari neutrofil terlihat transparan dengan butiran- butirn halus yang agak merah muda Ciri-ciri Neutrofil Granul pada neutrofil ada dua yaitu : Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein Kationik) yang dinamakan fagositin Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokondria, aparatus golgi, dan sedikit granula glikogen Berada di sirkulasi kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika bertugas Neutrofil Fungsi Neutrofil Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, memfagosit partikel kecil dengan aktif. Adanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam penceran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D Genesis Neutrofil Daftar Pustaka Guyton, Arthur C dkk, 2006, Textbook of Medical Physiology. McPherson, Richard A dkk, 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Baratawidjaja, K. 2009. Immunologi Dasar, Edisi 8. Halaman 61-62, 96, 257-284 Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.