Anda di halaman 1dari 35

HEMATOLOGI

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Leukemia


NAMA KELOMPOK :

1. Handoyo Santosa 1702702701


2. Ika Apriani 1702902901
3. Nurul Fatimah 1704604601
4. Rezky Ramadhani 1705405401
5. Ririn Saniah Dwiyanti Abdullah 1705505501
6. SelfiraTtiara Maharani 1705805801
7. Ulfah Ayu Adilah 1706306301
ANATOMI DAN FISIOLOGI
HEMATOLOGI
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,
termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.
Darah adalah cairan di dalam pembuluh yang mempunyai fungsi
sangat penting, yaitu fungsi transportasi. Fungsi transportasi tersebut adalah
membawa serta menghantarkan zat gizi dan oksigen dari usus dan paru-paru
kepada sel di seluruh tubuh dan mengakut sisa-sisa metabolik ke organ
pembuangan
HEMATOPOIESIS

Proses ini berlangsung apabila terjadi pendarahan atau penghancuran


sel, yang terjadi pada sumsum tulang, kemudian setelah dewasa bermigrasi ke
darah perifer. Terdapat 2 stem sel yang berperan dalam pembentukan sel darah
yaitu stem sel mieloid dan stem sel limfoid. Stem sel limfoid terkait dengan
thymus dimana sel limfosit dihasilkan. Stem sel mieloid sedikitnya memiliki
enam garis keturunan yang berbeda yaitu garis keturunan eritrosit, trombosit,
neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit/makrofag. Sel-sel ini terbentuk
sebelum menjadi matang (dewasa) terjadi di sumsum tulang. Tahap akhir garis
keturunan mieloid ini terdapat dalam sel darah perifer normal (Wellman,
2010)
GRANULOSIT

Tahapan perkembangan granulosit, sesuia dengan urutan diferensiasi


hemositoblas, yaitu mieloblas, promielosit, mielosit, metamiolosit, dan
leukosit granular. Mielosit-meilosit ketiga jenis (neutrofil, eosinofil, dan
basofil) mengandung granula spesifik yang khas dan diferensiasi lebih lanjut
berhubungan dengan pengurangan besarnya yang progresif, dan makin gelap
dan bertambahnya segmen inti, dan pengumpulan granula spesifik lebih lanjut.
MIELOBLAS

Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapay di kenali dari seri
granulosit, dan diperkirakan berasal dari hemositoblas dengan perantaran sel
sejenis menengah. Besarnya berbeda-beda dengan melalui bentuk peralihan
diameter berkisar antara 15 um. Intinya yang bulat dan besar memperlihatkan
kromatin halus serta satu atau dua anak inti.
PROMIELOSIT

Sel ini lebih besar dari mieloblas. Intinya bulat atau lonjong, dengan
heterokrpmatin perufer padat, serta anak inti yang tidak jelas. Pada umumnya
sitiplasma basofil dapat memperlihatkan daerah yang asidofil setempat. Ciri-
ciri sel tersebut adalah adanya granula azurofil padat yang tersebar. Granula
primer, granula non spesifik dianggap merupakan suatu jenis khusus lisosom
primer.
MIELOSIT

Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit. Pada


proses diferensiasi, perubahan yang penting adalah timbulnya granula
spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat terhadap penawaran yang
memungkinan sesesorang mengenalnya sebagai neutrofil, eosinofil, atau
basofil. Karena granula azurofil primer hanya dihasilkan dalam tahap
promielosit, jumlah dalam masing-masing selnya berkurang dengan
pembelahan setiap mielosit. Mielosit juga memperlihatkan pengurangan
ukuran, diameter berkisar 10um dan berkurangnya sifat basofil sitoplasma.
Saat ini kandungan heterikromatin inti meningkat dan pada mielosit akhir, inti
menggandakan cekungan dan mulai berbentuk seperti tapal kuda.
METAMIELOSIT

Sel-sel hasil akhir pembelahan adalah metamielosit. Metamielosit


adalah bentuk muda leukosit granular, yang mengandung granular khas. Inti
pada mulanya berbentuk tapal kuda, kemudian lambat laun terbentuk
cekungan. Pada akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai sel batang.
Karena sel-sel bertambah tua, inti berubah, membentuk lobis khusus dan
jumlah lobi bervariasi dari 3 sampai 5. Metamielosit basofil berbeda dengan
dua jenis metamielosit yang lain dalam hal intinya tidak berdiferensiasi ke
dalam lobus yang jelas. Jadi sukar membedakan metamielosit basofil dengan
leukosit basofil yang dewasa. Sel dewasa (granulosit bersegem) masuk
sinusoid-sinusoid dan mencapai peredaran darah.
PEMBENTUKAN MEGKARIOSIT DAN KEPING-
KEPING DARAH

Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100um atau lebih), yang


dianggap berasal dari hemositoblas. Sel ini merupakan ciri khas untuk
sumsum tulang orang dewasa, dan dapat dijumpai juga dalam jaringan
hemopoetik (hati dan limfe) selema perkembangan embrio (janin). Inti berlobi
secara kompleks, dan masing" lobus mungkin berhimpitan atau dihubungakan
dengan benang-benang halus dari bahan kromatin. Megakariosit dikatakan
berasal dari hemositoblas melalui tahap peralihan yaitu megakarioblas.
Megakrioblas dapat dibedakan dari hematoblas oleh sifat intinya, yaitu inti
besar, sering kali berlekuk, dan hematokromatin perifernya padat.
Megakarioblas berdiferensiasi menjadi megakariosit melalui cara pembelahan
mitosis tanpa pembelahan sitoplasma.
PERKEMBANGAN UNSUR-UNSUR LIMFOID

Perkembangan limfoid dan monosit terjadi di dalam jaringan limofid.


Selain itu sampai derajat tertentu, dapat terjadi juga dalam jaringan mieloid.
Tetapi proses perkembangan sel tersebut tidak dapat diikuti semudah pada
unsur-unsur myeloid. Adanya sifat-sifat definitif seperti lenyapnya inti atau
inti berlobi, granulasi sitoplasma, dan hilanganya sifat basofil sitoplasma,
tidak terjadi pada limfosit dan monosit. Sel tersebut tetap memiliki sifat
basofil sitoplasma dan umumnya bentuk primitif inti dari sel induk.
LIMFOID

Sel-sel prekursor limfoit adalah limfoblas, yang merupakan sel


berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan mengandung
kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok. Sitoplasmanya homogen
dan basofil. Limfosit-limfosit muda ini menyerupai hemositoblas sumsum
tulang pada tempat yang berbeda. Ketika limfoblas mengalami diferensiasi,
kromatin initinya menjadi lebih tebal dan padat dan granula azurofil terlihat
dalam sitoplasma. Ukuran selnya berkurang dan diberi nama prolimfosit oleh
beberapa penulis. Sel-sel tersebut langsung menjadi limfosit yang beredar.
PROSES HEMATOPOESIS
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)

Bentuknya bening tidak berwarna lebih besar dari eritrosit dapat berubah-ubah dan
bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopdia); mempunyai bermacam-macam inti sel
(banyaknya antara 6.000-9.000/mm3). Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel,
sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna).
Fungsi dari sel darah putih adalah sebagai berikut :
 Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masukke
dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel).
 Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui
limpa terus ke pembuluh darah
JENIS-JENIS SEL DARAH PUTIH
No Gambar Jenis Fungsi

1 Neutrofil Granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, Berfungsi memfagosit (memakan) bakteri

protoplasmanya banyak berbinti-bintik halus/granula, serta banyaknya sekitar 60-70%.

2 Eosofil Granula berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan Berfungsi membunuh cacing parasit,
menghancurkan kompleks antigen-antibodi,
neutrofil, tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24% mencegah alergi

3 Basofil granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil daripada eosinofil, tetapi Berfungsi melepas zat pencegah alergi,
mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula yang besar, mengandung heparin (zat antikoagulan)
banyaknya kira-kira 0,5% di sumsum merah.

4 Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama, kemudian bernigrasi menuju ke timus. Berfungsi merespon antigen (benda-benda
Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen-antigen asing) dengan membentuk atau
di mana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini mengaktifkan sistem kekebalan (antibody)
menghasilkan bahan-bahan kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel darah putih
lainnya bahwa telah terjadi infeksi. Limfosit B. Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah
sampai menjumpai antigen di mana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B
mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibodi.

5 Monosit Ukurannya lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu, serta Fagositosis, berkembang menjadi makrofag
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang. Monosit dibentuk di dalam
sumsum tulang, masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi
makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang
ada di sel darah putih.
TOPIK PENYAKIT : LEUKEMIA

Leukemia merupakan golongan penyakit yang ditandai oleh


penimbunan sel darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini
dapat meyababkan kegagalan sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi
meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Dengan demikian gambaran umum
tetapi tidak esensial mencakup sel darah putih abnormal dalam darah tepi,
hitung sel darah putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang (misal
anemia, neutropenia, trombositopenia); dan keterlibatan organ lain (misal hati,
limfa, limfo nodus, maningen, otak, kulit, atau testis).
LEUKEMIA AKUT

Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang


berakibat terdesaknya komponen darah norma oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia
akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan
meninggal rata-rata 4-6 bulan.
a. Leukemia Limfositik Akut (LLA); LLA merupakan jenis leukemia dengan
karakteristik adanya poliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem
limfositik yang mengakibatkan organomegali (pembesaran organ dalam) dan
kegagalan organ.
b. Leukemia Mielositik Akut (LMA); LMA merupakan leukemia yang
mengenai sel stem hematopoietik yang akan berdiferensiasi ke semua sel
mieloit. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering
terjadi.
LEUKEMIA KRONIK

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai poliferasi neoplastik dari
salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.

a. Leukemia limfositik kronis (LLK); LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang
padat limfosit T). Perjalanan penyakit ini biasanya kecil yang berumur panjang.

b. Leukemia granulastik atau mielositik kronik (LGK atau LMK); LGK atau LMK adalah
gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloit (seri
granulosit) yang relatif matang.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

1. Neoplasia
2. Radiasi
3. Keturunan
4. Zat kimia
5. Perubahan kromosom
ETIOLOGI SETIAP JENIS LEUKEMIA

1. Leukemia Mieloblastik Akut/Acute Myeloid Leukemia (LMA/AML) Benzene suatu


senyawa kimia yang banyak digunakan pada industri penyamakan kulit di negara yang
sedang berkembang, diketahui merupakan zat leukomogenik untuk LMA. Selain itu
radiasi ionik juga diketahui dapat menyebabkan LMA.
2. Leukemia Limfoblastik Akut/Acute Lymphoblastic Leukemia (LLA/ALL) Faktor
keturunan dan sindroma predisposisi genetik lebih berhubungan dengan LLA yang terjadi
pada anak-anak.
3. Leukemia Myeloid Kronik (LMK) Radiasi ionik menyebabkan terjadinya LMK.
4. Leukemia Limfositik Kronik (LLK) Kemungkinan yang berperan adalah abnormalitas
kromosom, onkogen, dan retrovirus (RNA tumour virus).
TANDA DAN GEJALA

Disebabkan kegagalan usmsum tulang :


 Pucat, alergi, dispenia karena anemia
 Demam, malaise, gambaran infeksi mulut, tenggorokan, kulit, pernafasan
dan infeksi lain
 Memar, pendarahan gusi spontan dan perdarahan dari tempat fungsi vena
yang disebabkan oleh trombositopenia noasa ditemukan kadang-kadang ada
perdarahan internal yang banyak
PATOFISIOLOGI

Pada leukemia, terjadi keganasan sel darah pada fase limphoid,


mieloid, ataupun pluripoten. Penyebab dari hal ini belum sepenuhnya
diketahui. Namun diduga berhubungan dengan perubahan susunan dari rantai
DNA. Faktor eksternal juga dinilai mempengaruhi seperti bahan-bahan obat
bergugus alkil, radiasi, dan bahan-bahan kimia. Sedangkan faktor internal,
yaitu kromosom yang abnormal dan perubahan dari sumsum DNA (Wu,2010).
MANIFESTASI KLINIK
Leukemia mioblastik akut Leukemia limfoblastik akut Leukemia limfoblastik kronik Leukemia mioblastik kronik

Biasa terjadi Biasa terjadi pada orang dewasa Biasa terjadi pada anak-anak Biasa terjadi pada orang dewasa Biasa terjadi pada lansia usia >60thn

pada
Manifestasi Rasa lelah, Perdarahan biasanya Anemia pada pasien LLA limfadenopati, penurunan berat badan, Pada fase kronis, pasien sering mengeluh
merasa cepat kenyang. Hal ini disebabkan
klinik terjadi dalam bentuk purpura atau menyebabkan kelemahan, dyspnea, dan kelelahan. Gejala lain meliputi
karena pembesaran limpa, Penurunan berat
petekia yang sering di jumpai pada bahkan gagal jantung kongestif. hilangnya nafsu makan dan penurunan badan terjadi setelah penyakit berlangsung
ekstremitas bawah atau berupa Sedangkan perdarahan yang terjadi kemampuan latihan/olahraga. Demam, lama. Semua keluhan tersebut merupakan
gambaran hipermetabolisme akibat
epistaksis, perdarahan gusi, dan retina. merupakan akibat dari keringat malam, dan infeksi jarang
proliferasi sel-sel leukemia.
Infeksi sering terjadi di tenggorokan, trombositopenia, demam atau terjadi pada awalnya, tetapi semakin Fase akselerasi . Ciri khas fase akselerasi
paru-paru, kulit, dan daerah peri rekta, infeksi, perdarahan, Akumulasi sel- menyolok sejalan dengan perjalanan adalah leukositosis, limpa yang tadinya
sehingga organ-organ tersebut harus sel limfoblas ganas di sumsum penyakitnya. Akibat penumpukan sel B sudah mengecil dengan terapi, kembali
membesar, keluhan anemia bertambah
diperiksa secara teliti, dan infeksi tulang, neoplastik, pasien yang asimptomatik berat, timbul petekie
yang disebabkan oleh sindrom pada saat diagnosis pada akhirnya Fase krisis Bila disertai demam, biasanya
kegagalan sumsum tulang mengalami limfadenopati, splenomegali, terdapat infeksi. Pada sekitar 1/3 penderita,
perubahan terjadi secara mendadak tanpa
dan hepatomegali.
didahului masa prodromal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Darah lengkap: menunjukkan adanya penurunan hemoglobin, hematokrit,


jumlah sel darah merah, dan trombosit. Jumlah sel darah putih meningkat
pada leukemia kronik, tetapi juga dapat turun, normal, atau tinggi pada
leukemia akut;
2. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi memberikan data diagnostik definitif;
3. Asam urat serum meningkat karena pelepasan oksipurin setelah keluar
masuknya sel-sel leukemia cepat dan penggunaaan obat sitotoksit;
4. Sinar x dada: untuk mengetahui luasnya penyakit;
5. Profil kimia, EKG, dan kultur spesimen untuk menyingkirkan masalah
atau penyakit lain yang timbul.
PENATALAKSAAN

Tujuan pengobatan pada pasien LMA adalah untuk mengeradikasi sel-


sel klonal leukimik dan untuk memulihkan hematoposies normal didalam
sumsum tulang. Survival jangka panjang hanya didapatkan pada pasien yang
mencapai remisi komplit. Dosis kemotrapi tidak perlu diturunkan karena
alasanya adanya sitopenia, karena dosis yang diturunkan ini tetap akan
menimbulkan efek samping berat berupa supresi sumsum tulang . tanpa punya
efek yang cukup untuk mengeradikasi fungsi sumsum tulang.
PENGKAJIAN

Keluhan mengalami deman dan flu, diserta perdarahan pada gusi.


Terdapat pembesaran hati (hematomegali), beberapa waktu yang lalu klien
mengatan mengalami penurunan kesadaran. Tejadi penurunan produksi sel
darah putih leukosit.
PEMERIKSAAN FISIK & UJI LABORATORIUM

1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi

CBC, hemoglobin dan hematokrit, hitung trombosit; hasil pemeriksaan


serologik dan ANA; hasil pemeriksaan sumsum tulang.
KASUS

Tuan A (65 tahun) masuk Rumah Sakit dengan keluhan demam dan flu
yang tidak sembuh-sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data adanya
perdarahan pada gusi, ruam di seluruh tubuh, dan pembesaran hati. Hasil lab
menunjukan Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm₃, leukosit 8.000 /mm₃. Dalam
beberapa waktu lalu Tuan A mengalami penurunan kesedaran sehingga
mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Kholf. Tuan A
mempunyai riwayat bekerja di Pabrik arsenik. Sebelumnya Tuan A suka
mengkonsumsi obat. Tuan A diduga menderita leukemia.
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
 Nama : Tn. A
 Usia : 65 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Jl kadrie oening gg monalisa no 80A
 Diagnosa Medis : Leukemia
B. Keluhan Utama
 Demam dan flu yang tidak sembuh-sembuh.
LANJUTAN...

C. Riwayat Penyakit Sekarang


 Demam dan flu yang tidak sembuh-sembuh. Dalam beberapa waktu lalu Tuan A
mengalami penurunan kesedaran sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan
trombosit 3 Kholf.
 Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
E. Pemeriksaan Fisik
 Perdarahan pada gusi, ruam di seluruh tubuh, dan pembesaran hati.
F. Pemeriksaan Lanboratorium
 Pemeriksaan darah menunjukan Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm₃, leukosit 8.000
/mm₃.
ANALISIS DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS :
Demam Keletihan Tingkat Keletihan
DO :
Flu yang tidak sembuh-sembuh,.

2 DS :
Perdarahan pada gusi
DO : Produksi Leukosit Menurun Resiko Perdarahan
Hb 8 gr/dl, (Leukemia)
Trombosit 11.000 /mm₃
Leukosit 8.000 /mm₃.

3 DS :
Ruam di seluruh tubuh. Perubahan Integritas Kulit Kerusakan Integritas Kulit
DO :
Kulit ektremitas bawah pasien mengalami pathikie
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
LEUKEMIA
No Diagnosa NOC NIC

1 Risiko infeksi 1. status sirkulasi 1. kontrol infeksi


Definisi : beresiki terserang organisme patogen Definisi : meminimalkan penerimaan dan transmisi agen infeksi
Definisi : renta mengalami dan
multiplikasi organisme patogenik 2. Perlindungan infeksi
2. Keparahan infeksi: baru lahir Definisi : pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien beresiko
yang dapat mengganggu kesehatan. Definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi
selama 28 hari kehidupan pertama 3. Identifikasi resiko
Definisi : analisis faktor potensial pertimbangan resiko kesehatan

2 risiko perdarahan 1. Keparahan kehilangan darah 1. Pencegahan perdarahan


Definisi : renta mengalami Definisi : keparahan tanda dan gejala perdarahan Definisi : pengurangan stimulus yang dapat menyebabkan
penurunan volume darah yang internal dan eksternal perdarahan atau pendarahan pada pasien yang berisiko.
mengganggu kesehatan
2. Status sirkulasi 2. Pengurangan perdarahan
Definisi : aliran darah yang searah dan tidak Definisi : Membatasi hilangnya volume darah selama episode
terhambat dengan aliran yang tepat melalui perdarahan.
pembuluh darah besar sirkuit sistemik dan paru.
3. Bantuan Peningkatan Berat Badan
Definisi : memfasilitasi peningkatan berat badan.
No Diagnosa NOC NIC
3 Kelitahan 1. Kelelahan : efek yang 1. Manajemen Energi
Definisi : keletihan mengganggu Definisi : pengaturan ener yang digunakan untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan fungsi
terus-menerus dan Definisi : keparahan efek
gangguan yang diamati atau
penurunan kapasitas dilaporkan dari kelelahan kronis 2. Terapi relaksasi
kerja fisik dan mental terhadap fungsi sehari-hari
Definisi : pengunaan teknik-teknik untuk mendoromg dan memperoleh realksasi demi tujuan
pada tingkat yang
2. Tingkat kelelahan mengurangi tanda dan gejala yang tidak diinginkan seperti nyeri, kaku otot dan ansietas
lazim. Definisi : keperahan kelelahan
secara umum berdasarkan
pengamatan atau laporan 3. Terapi aktivitas
Definisi : peresepan terkait dengan menggunakan bantuan aktivitas fisik, kognisi, sosial dan
spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan durasi dari aktifitas kelompok
4 Kerusakan integritas kulit 1. Integritas Jaringan : Kulit 1. Pengecekan Kulit
Definisi : Kerusakan dan Membran Mukosa Definisi : pengumpulan dan analisis data pasien untuk menjaga kulit dan integritas membarn
mukosa.
pada epidemis Definisi : keutuhan struktur dan
fungsi fisiologis kulit dan selaput
dan/atau dermis lendir secara normal. 2. Perawatan Luka
Definisi : pencegahan komplikasi luka dan peningkatan penimbuhan luka.
2. Akses hemodialisis
Definisi : mengfungsikan area 3. Perawatan Daerah (Area) Sayatan
akses dialisis dan kesehatan Definisi : membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan luka yang ditutup
jaringan sekitarnya. dengan jahitan, klip, atau steples.
No Diagnosa NOC NIC

5 Nyeri akut 1. Kontrol nyeri 1. Pemberian Analgesik


Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak Definisi : Tindakan pribadi untuk Definisi : Penggunaan agen farmoakologi untuk mengurangi
mengontrol nyeri atau menghilangkan nyeri
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai 2. Tingkat nyeri 2. Pengurangan kecemasan
kerusakan (international Association for the Study of Definisi : keparahan dari nyeri yang Definisi : Mengurangi ketekanan, ketakutan, firasat, maupun
diamati atau dilaporkan ketidknyaman terkait dengan sumber-sumber bahaya yang
Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan tidak teridentifikasi.
intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat
3. Manajemen nyeri
diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi kurang
Definisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada
dari 3 bulan tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai