Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rina Anggraini

NIM : P27903118082
Tingkat : TLM 2B
RANGKUMAN HEMATOLOGI GRANULOPOESIS DAN TROMBOPOIESIS

Granulopoiesis adalah Pembentukan sel pada seri granulosit yang dimulai dengan fase
mieloblast, dan akhirnya menjadi sel yang paling matang, yang disebut basofil,eosinofil dan
neutrofil. Proses ini memerlukan waktu 7 sampai 11 hari. Sel-sel ini dapat menetap di
sumsum tulang sekitar 10 hari, berfungsi sebagai cadangan apabila diperlukan.
Granulopoiesis meliputi enam tahapan. Tahapan sintesis sel granulopoiesis dimulai
dari mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, stafbatang, dan segmen. Tahapan ini
berlaku bagi semua seri, baik basofil, eosinofil, dan netrofil.

 Mieloblas
Mieloblast merupakan tahapan paling awal dari granulopoiesis. Mieloblas adalah sel yang
paling muda yang dapat dikenali dari serigranulosit. Mieloblas merupakan sel muda
dengan ukuran yang besar dan hanya terdapat di dalam sumsum tulang saja pada kondisi
normal yang memunculkan sel darah putih seri granulocytic.

 Promielosit
Myeloblas menjalani pembelahan sel mitosis dan memunculkan sel yang lebih besar,
yang disebut promyelocytes. Sel-sel ini mewakili 5% dari sel-sel di sumsum tulang.
Promielosit masih merupakan sel muda dan hanya berada di sumsum tulang saja.
 Mielosit
Sama seperti mieloblas dan promielosit, mielosit masih merupakan stadium muda dari
leukosit agranular dan normalnya hanya ditemukan di sumsum tulang saja. Myelocytes
biasanya tidak ada dalam darah tepi, tetapi dapat dilihat pada kondisi infeksi / inflamasi,
efek faktor pertumbuhan, infiltrasi sumsum, dan neoplasma myeloid.

 Metamielosit
Setelah mielosit membelah berulang ulang, sel menjadi lebih kecil kemudian berhenti
membelah. sel hasil akhir pembelahan adalah metamielosit. Metamielosit adalah bentuk
muda leukosit granular, yang mengandung granula khas. Pada akhir tahap ini,
metamielosit dikenal sebagai sel batang. Dari semua seri, metamielosit adalah sel pertama
yang dapat kita temukan dalam darah perifer dalam kondisi normal.

 Staf / Batang
Staf batang juga masih merupakan stadium muda sel granulosit, banyak ditemukan di
sumsum tulang, tapi juga sudah ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam peredaran
darah. Staf memiliki ukuran sel yang lebih kecil dari stadium muda sebelumya dan dapat
dibedakan dengan lebih jelas jenisnya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran
granula.

 Segmen
Segmen merupakan stadium dewasa matur dari sel granulosit, dan lebih banyak
ditemukan dalam peredaran darah dibanding pada sumsum tulang. Segmen dapat
dibedakan dengan jelas dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula.
- Segmen netrofil memiliki sitoplasma berwarna jernih atau agak pink dengan granula
kecil dan halus,
- segmen basofil memiliki sitoplasma berwarna biru dengan granula berukuran besar
dan kasar, menutupi inti sel,
- Segmen eosinofil memiliki sitoplasma berwarna merah dengan granula besar-besar
yang tidak menutup inti.
KELAINAN SEL GRANULOSIT
1. Granula toksik
 Kelainan sitoplasma neutrofil berupa granula yang lebih besar (hipergranula), kasar
dibandingkan granula normal, berwarna lebih gelap (biru hitam atau ungu).
 Terjadi saat mikroorganisme ditelan oleh neutrofil akan terjadi penghancuran
(Respiratory burst, penghancuran dengan enzim lisosom dan pengeluaran nitric
oxide). Pada respiratory burst terjadi peningkatan konsumsi oksigen 100 kali lipat
2. Hipersegmentasi
 Terjadi pada infeksi kronik atau sepsis.
 Neutrofil disebut hipersegmentasi bila terdapat 25% segmen inti 4 atau 4% segmen 5
atau cukup 1% semen inti 6 atau lebih.
 Selain neutrofil eosinofil pun pada keaadaan toksik dapat menjadi hipersegmentasi (3-
4segmen). Kelainan hipersegmentasi ini disebabkan gangguan pematangan pada inti
neutrofil atau eosinofil saat terjadi infeksi
3. Vakuolisasi Sitoplasma
 Keadaan pada sel polimorfonuklear (PMN) dengan adanya vakuolisasi yaitu area
kosong pada sitoplasma yang dapat diakibatkan oleh infeksi berat.
 Umumnya terdapat pada neutrofil toksik, karena meningkatnya aktivitas lisozim dan
vakuola-vakuola tersebut adalah sisa tempat pencernaan material yang difagosit oleh
sel neutrofil ataupun sel lain seperti monosit.
4. Neutrofil Piknotik
 Neutrofil piknotik merupakan neutrofil yang mati/ berdegenerasi.
 Inti yang memadat dengan kromatin tanpa pola yang jelas.
 Lobus inti terpisah, tidak ada filamen yang menghubungkan antar lobus .
 Lobus inti kecil, gelap dan padat.
 Sebagai indikator infeksi berkepanjangan atau infeksi berat.
5. Dohle Bodies
 Satu atau lebih kumparan berwarna biru pucat yang merupakan sisa-sisa ribosom dan
retikulosit yang rusak dalam bentuk oval atau bulat, dan dijumpai pada tepi
sitoplasma neutrofil.
 Dohle bodies ditemukan pada infeksi, cedera karena suhu (luka bakar), keganasan,
setelah kemoterapi dan trauma.
 Dohle bodies sering disertai adanya granula toksik dan vakuolisasi sitoplasma
menandakan infeksi bakteri. Karena adanya kerusakan fokal pada sitoplasma yang
disebabkan denaturasi dari ribosom atau retikulum endoplasma saat toksik atau
infeksi.

Trombopoiesis merupakan proses pembentukan trombosit yang berlangsung di


sumsum tulang. Proses ini di pengaruhi oleh hormone trombopoietin. Atas pengaruh
trombopoietin, sel myeloid berkembang menjadi Colony Forming Unit-Megakaryocyte
(CFU-MK) yang kemudian akan berkembang lebih lanjut menjadi sel-sel precursor
trombopoiesis yaitu megakariobalst. Selanjutnya, megakarioblast berkembang lagi menjadi
megakariosit, suatu sel besar yang tersusun atas 2000-3000 fragmen. Tiap fragmen akan
ditutupi oleh membrane plasma dan akan berbentuk trombosit dan platete. Trombosit yang
terlepas dari megakariosit di susmsum tulang selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah.
Meskipun tidak memiliki nukleus dan sanggup membuat protein, trombosit tetap dapat
melakukan berbagai aktivitas sel-sel tubuh. Trombosit mengkonsumsi oksigen dan
mempunyai metabolisme aktif yang bergantung pada enzim pembangkit energi dari satu atau
dua mitokondria kecil dalam sitoplasmanya. Granul azurofilnya menimbun substasi yang
disintesis dalam megakariosit sebelum dilepaskan.

Sel – sel Trombopoesis


1. Megakarioblast
Badan sel biasanya lebih besar dari pada badan sel proeiritroblas.perbandingan antara inti
dan sitoplasma berubah karena inti menjadi lebih besar. Kepadatan kromatin inti berbeda-
beda. Nukleolus sebagian besar tertutup,tetapi terdapat dalam jumlah besar.pada
penyatuan inti yang mencolok,terdapat sel yang berinti dua hingga empat. Sitoplasma
tampak nasofilik kuat,terbebas dari granulasasi,dan dibagian tepi kadang-kadang terlihat
sedikit menjuntai. Sering terdapat trombosit yang melekat.

2. Promegakariosit
Promegakariosit adalah megakariosit yang setengah matang. Produk poliploidasi
megakarioblas yang berdemensi besar. Inti sel sangat besar dan sedikit berlobus selain
bentuk dengan kecenderungan segmentasi (berlobus) yang dapat dikenali dengan jelas.
Kromatin inti sebagian besar teranyam rapat,nukleoulus yang ada kebanyakan
terselubungi. Sitoplasma tampak basofilik dengan beberapa area azurofilik, yang
menunjukan permulaan aktivitas trombopoesis. Luas sitoplasma bertambah secara nyata.
Ditepi sel,terdapat trombosit yang melekat.

3. Megakariosit
Sel terbesar yang dijumpai pada hematopoiesis disumsum tulang dalam kondisi dalam
kondisi normal. Serangkaian gumpalan (haustra) inti yang khas terbentuk dari sitoplasma
azurofilik ditutupi bintik-bintik halus, sebagai perwujudan terakhir pembentukan
trombosit yang aktif. Perluasan dan penonjolan bagian sitoplasma azurofilik menandakan
suatu persiapan pelepasan trombosit.

4. Trombosit Normal
Produk pematangan sitoplasma megakariosit, yang disemburkan kedalam darah perifer.
Bentuk element terkecil dalam sedia-an apus darah (Sekitar 1/5 hingga 1/4 besar
eritrosit), yang terdiri atas sitoplasma basofilik pucat (hialomer) dan granulasi azurofilik
(granulomer). Dalam keadaan fisiologis, autoagregasi pada seiaan apus darah tanpa
penambahan EDTA menimbulakn penyatuan erat beberapa trombosit dalam preparat
apus.

Kelainan Trombosit
1. ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura)
ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) adalah suatu kelainan darah yang penyebabnya
berkaitan erat dengan sistim imun atau kekebalan tubuh manusia. ITP adalah kelainan
pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun sehingga
menimbulkan pendarahan. Normalnya trombosit berada di kisaran 150-450 ribu per
kilometer darah. Tapi pada penderita ITP jumlah trombositnya hanya 20 ribu-25 ribu per
kilometer darah. Ciri khas penderita ITP adalah kulit sering terlihat kebiru-biruan, gusi
sering berdarah atau sering mimisan.

2. Drug Induced Trombocytopenia (DIT)


Trombositopenia yang diinduksi obat (DIT) adalah suatu keadaan dimana terjadi
trombositopenia setelah pemakaian obat.
3. Trombositopenia
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit kurang dari 200.000/mm3 dalam
sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan risiko pendarahan hebat, bahkan
dengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil.

4. Trombositosis
Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit diatas 400.000/mm3 dalam sirkulasi.
Dan ini berkaitan dengan peningkatan risiko trombosit dalam system pembuluh. Apabila
terjadi berkepanjangan akan mengalami memar dan perdarahan, karena trombosit habis
terpakai.

5. Thrombotic Thrombocytopenic Purpura (Ttp)


TTP adalah suatu kondisi langka yang terjadi ketika gumpalan darah kecil tiba-tiba
terbentuk di seluruh tubuh Anda, dengan menggunakan sejumlah besar trombosit.

6. Sindrom Uremik Hemolitik


Gangguan ini jarang menyebabkan penurunan tajam dalam trombosit, penghancuran sel
darah merah dan gangguan fungsi ginjal. Kadang-kadang dapat terjadi dalam kaitannya
dengan infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli), seperti dapat diperoleh dari makan
daging mentah atau setengah matang.

Anda mungkin juga menyukai