Anda di halaman 1dari 15

JARINGAN

HEMATOPOIETIK
dr. Arthur Koswandi, PHK
Jaringan Hematopoietik
Sel darah adalah sel yang sangat khusus yang sudah dapat
melakukan fungsinya begitu memasuki peredaran darah. Biasanya
mereka tidak beredar sebelum selesai proliferasi dan mencapai
tingkat kematangan yang diperlukan.

Jaringan hematopoietik adalah jaringan yang berfungsi membentuk


sel darah. Hematopoesis adalah pembentukan sel darah (hemato =
darah; poesis = membuat).

Ada 2 macam jaringan hematopoietik :


1. Jaringan Mieloid (myelos =marrow=sumsum) :
ditemukan dalam sumsum tulang dan akan membentuk
eritrosit, granulosit, trombosit dan monosit.
2. Jaringan Limfatik : membentuk limfosit : ditemukan
berbagai bagian dalam tubuh, terutama pada mukosa
traktus digestivus, respiratorius dan organ-organ lien,
lymfonodus dan thymus.
Hematopoeisis terjadi pada :
1. Embryo : dalam yolk-sac, hepar,
sumsum tulang, timus, kelenjar
limfe dan lien.
2. Dewasa : sumsum tulang, limpa,
kelenjar limfe dan timus. Ekstra
medular : hepar dan adrenals
SUMSUM TULANG
Dijumpai dalam : cavum medularis tulang panjang dan rongga tulang bagian
spongiosa.
Ada 2 macam sumsum tulang :
1. Sumsum tulang merah = (hematogenous dan active bone
marrow) : mengandung eritrosit dan sel precusor dalam
macam-macam fase.
2. Sumsum tulang kuning L = (yellow bone marrow) :
mengandung jaringan lemak. Pada bayi yang baru lahir semua
adalah sumsum tulang merah, sedangkan pada anak-anak
sebagian besar sumsum tulang merah sudah berubah menjadi
sumsum tulang kuning. Pada orang dewasa sumsum tulang
merah hanya ditemukan pada : sternum, iga, clavicula, pelvis
dan tengkorak (golongan diploe) bagian proksimal epiphysis
femur dan humerus.

Sumsum tulang terdiri dari : bagian vaskuler dan hematopoietik,


hematopoietik dibagi dalam : stroma dan sel-sel hematopoietik.

Stroma jaringan mieloid terdiri / mengandung : fibroblast, makrfag, sel


endothelial, sel retikulum, sel lemak, sel osteogenik dan sel mast
Fungsi Sumsum Tulang :
1. Produksi sel darah
2. Hematoklasi : diskriminasi sel darah,
fagositosis dan distruksi.
3. Immunologic function : produksi T- dan B-
cells
4. Osseus function : mengandung osteogenic
cells dari endosteum dan supply darah pada
tulang.

Teori Pembentukan Sel darah :


1. Berasal dari satu sel induk (precursor cell) :
unitarian / monophyletics. Sel induk adalah :
hemositoblast.
2. Berasal lebih dari satu precursor cell :
poliphiletik
ERYTHROPOIESIS
Tingkat perkembangan :
- pronomoblast (proerythroblast)
- basofilik normoblast (basophyllic erythroblast)
- polikromatik normoblast
- orthrokromatik normoblast (orthrochromatic erythroblast)
- retikulosit
- eritrosit

Hemositoblast merupakan sel yang bebas (free stem cell), berasal dari sel
mesenkimal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk sel-sel darah.
Dengan pewarnaan Giemsa sel hemositoblas ini terlihat mempunyai sifat-
sifat :
- ukuran 8-12 mikron, sitoplasma basofilik, tanpa granula
- inti sel besar, butir kromatin halus dan berwarna pucat
- nukleoli 2-3, besar
Selama proses pematangan :
- volume sel menurun
- nukleoli mengecil, padat sampai nukleus nampak piknotis
- jumlah poliribosom menurun, jumlah mitokondria berkurang
Pronormoblas
- Diameter 12-15 mikron, inti berbentuk
sferis, terletak ditengah dan menempati
80% daripada sel, butir kromatin halus, anak
inti 1-2 buah, besar
- Sitoplasma basofilik, dengan EM : bagian tepi
inti nampak mitokondria, aparatus Golgi dan
sepasang sentriole, sitoplasma mengandung
banyak ribosom (poliribosom), retikulum
endoplasma tidak berkembang baik.
- Mulai nampak sintesa hemoglobin
Basophilic Normoblast
- ukuran lebih kecil dari pronormoblast
- inti bentuknya sama dengan
pronormoblast, menempati 80%
daripada sel, kromatin padat, anak inti
tidak nampak
- sitoplasma mengandung poliribosom,
aparatus Golgi berkembang baik, mitokondria
padat, mikrotubuli dan mikrofilamen
- hemoglobin terus dibentuk
Polychromatic Normoblast
- ukuran sel lebih kecil dari basofilic normoblast
- inti bulat, menempati ½ daripada sel, kromatin
lebih padat
- mengandung hemoglobin lebih banyak sehingga
karyoplasma berwarna merah muda
- sisa-sisa organel menjadi kecil, sitoplasma
polychromatic
- inti biasanya mengalami piknotik dan
menghilang, membentuk polychromatic
erythroblast yang disebut “reticulocyt”
Orthochromatic Normoblast
- ukuran lebih kecil dari polychromatic
normoblast
- inti bulat, menempati ½ dari sitoplasma
sel, mengalami piknotik, kromatin
sangat padat
- sitoplasma asidofil, ribosom masih
nampak, sedang mitokondria dan
aparatus Golgi mengalami degenerasi.
GRANULOPOIESIS
Tingkat perkembangan dari granulopoiesis terdiri dari :
- myeloblas
- promyelocyt
- myelosit
- metamyelocyt
* nucleus rangkap 2 yang menunjukkan permulaan
pembentukan lobus chromatin inti lebih padat
* cytoplasma lebih merah muda, mengandung granula
azurophilic
* berdasarkan granula spesifik dibagi :
# metamyelosit neutrophilic
# metamyelosit basophilic
# metamyelosit eosinophilic
- granulocyt
Pembentukan Trombosit :
Tingkat perkembangan terdiri dari : - myeloblast
- megakaryoblast
- promegakaryocyt
- megakaryocyt
Megakaryoblast :
– Ukuran 50 micron, tampak seperti myeloblast tetapi mempunyai
membran inti lebih jelas.
– Nucleus oval, besar atau berbentuk ginjal
– Cytoplasma homogeneus dan sangat basophilic
Promegakaryocyt :
– Nucleus irreguler, chromatin lebih kasar dari megakaryoblast
– Cytoplasma sedikit basophil, mengandung granula azurophilic
Megakaryocyt :
– Nucleus polymorphous, chromatin padat
– Cytoplasma mengandung granula azurophilic yang akan membentuk
bagian chromomere daripada trombosit.
Intra – uterin hematopoesis :
-------------------------------------
Terdiri dari : I. Primordial atau prehepatik phase
II. Hepatosplenothymic phase
III. Medullolymfatic atau definitive phase

Pada manusia, mula-mula sel darah berasal dari mesoderm


daripada yolk – sac selama minggu ke tiga daripada kehidupan
intra – uterin

Periode ini dimulai pada bulan ke dua, dimana terjadi


hematopoesis dalam lien dan hepar, selanjutnya thymus juga
mulai membentuk sel darah.

Tulang yang pertama-tama memperlihatkan aktivitas


hematopoesis adalah di clavicula, yaitu pada bulan ke dua dan
ke tiga dari kehidupan intra – uterin. Lain-lain sumsum tulang
mulai berfungsi hematopoesis pada bulan ke empat. Selama
periode ini sampai pada kelahiran kelenjar lymfe menjadi
sangat aktif.
Pembentukan Limfosit dan Monosit
Mempelajari mengenai sel induk daripada limfosit dan monosit sangat sukar
karena sel ini tidak mempunyai spesifik granula dan inti tidak berlobus.
Limfosit berasal dari sel induk limfoblas, yang akan menjadi prolimfosit.
Ciri – ciri limfoblas :
--------------------------
– Bentuk spheris, cytoplasma basophilic
– Chromatin relatif padat, nucleoli 2 – 3
Prolimfosit :
----------------
– Ukuran lebih kecil daripada limfoblas
– Cytoplasma basophilic tidak mengandung granula azurophilic
– Chromatin padat, nucleoli sukar dilihat
Monosit :
-------------
– Monosit berasal dari sel induk dalam sumsum tulang, kemudian masuk kedalam
darah perifer dan menuju jaringan-jaringan untuk menjadi makrofag (berasal dari
sel retikulo endotelial).
– Sel induk menyerupai limfoblas dan myeloblas, disebut monoblast, dimana
reaksi alpha – naphtholacetat esterase positif (Sabin, Doan dan Cunningham)
– Berasal dari sel endothelial biasa (Mallory)
– Berasal dari limfosit (Maximow dan Bloom)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai