Anda di halaman 1dari 44

HEMOPOISIS

ASTIKA DEWI
Hemopoisis

• Hemopoisis : pembentukan sel darah, mulai


dari sel yang paling primitif sampai
terbentuk sel darah yang paling matur.

• Pada dewasa normal, sumsum tulang


membentuk ~ 5 x 1011 sel per hari.

• Produksi sel darah dalam keseimbangan


Fungsi hemopoisis:

• perkembangan dan pertumbuhan tubuh


• pertahanan/kekebalan tubuh
• mengendalikan hemostasis
• morfogenesis pada pertumbuhan embrio
dan fetus juga setelah lahir
Embriologi jaringan hemopoisis

Yolc sac
• Hemopoisis terutama eritropoisis dimulai
di yolc sac pada bulan pertama
embriogenesis
• Sel eritroid masih primitif, tetap berinti,
ukurannya besar (megaloblas)
• Mengandung Hb embrionik yaitu Hb-
gower I, Hb-gower II dan Hb-portland
Hati
• Sel induk hemopoitik secara perlahan
kemudian berpindah ke hepar dan
sebagian kecil di limpa.

• Eritrosit tidak berinti, tetapi masih


makrositosis dan mengandung Hb F

• Megakariosit kecil-kecil
• Granulosit besar-besar
• Hepar adalah tempat hemopoisis utama
selama trimester kedua dan sumsum
tulang menjadi tempat hemopoisis utama
setelah bulan ketujuh.

• Setelah lahir, sumsum tulang menjadi


tempat utama hemopoisis (intramedullary
hematopoiesis). Pada keadaan tertentu
yang berhubungan dengan fibrosis
sumsum tulang → liver dan spleen
(extramedullary hematopoiesis)
Yolc sac

Hepar

Limpa Timus Sumsum tulang

Jaringan limfoid Jaringan limfoid permanen


• Pada bayi dan anak-anak, hemopoisis
aktif terjadi pada semua medula tulang.

• Dengan bertambahnya umur, sumsum


tulang aktif (red marrow) secara perlahan
diganti menjadi sumsum tidak aktif (yellow
marrow) yang terutama tdd jaringan lemak

• Pada dewasa, hemopoisis terbatas pada


bagian proksimal tulang panjang dan axial
skeleton (skull, vertebral bodies, ribs,
sternum, pelvis)
• Pada beberapa keadaan (perdarahan
kronik, anemia hemolitik), yellow marrow
dapat menjadi aktif.

• Timus: pusat maturasi sel induk limfoid T →


migrasi dan kolonisasi pada jaringan limfoid
lain

• Limpa : organ limfoid terbesar,


menghasilkan limfosit T dan B, juga tempat
penghancuran eritrosit dan trombosit
Bone marrow microenvironment

• Ruang medulla sumsum tulang tdd :


- ruang vaskuler (sinus)
- sel hematopoitik
- sel stroma.
• Hematopoietic cord adalah bagian
ekstravaskuler dari sumsum tulang dan
tempat pembentukan sel darah

• Sinus (ruang vaskuler) dari sumsum


tulang dibatasi oleh sel endotel yang
mencegah sel-sel imatur keluar menuju
darah tepi.Oleh karena lamina basalis
inkomplit, sel matur dapat melewati
dinding sinus.
• Sel stroma membentuk jaringan suportif
sumsum tulang. Ada beberapa jenis sel:

1. Sel reticular/adventitial → modifikasi


fibroblas yang memproduksi jaringan
retikulin sumsum tulang.
2. Makrofag → memproduksi hemopoietic
growth factor, menyimpan besi untuk
produksi hemoglobin dan fagositosis
3. Adiposit → menyimpan energi
Hemopoisis didukung 3 proses utama :
1. Proliferasi → tergantung sintesis DNA
yang diakhiri dg pelipatgandaan jumlah
DNA, kromatid, inti sel dan sel
2. Diferensiasi → tergantung pada sintesis
RNA yang diikuti sintesis protein → ciri
khas masing-masing sel
3. Maturasi → dipengaruhi sintesis RNA
diikuti sintesis protein yang mengarah
pada peningkatan fungsi
• Dalam keadaan normal, proliferasi, diferensiasi
dan maturasi berlangsung serasi dan seimbang
→ jumlah dan komposisi sel sesuai kebutuhan
biologi individu. Sel paling matur, paling besar
jumlahnya.

• Pada beberapa penyakit, ketiga proses tidak lagi


serasi → jumlah, komposisi sel mengalami
perubahan, misal pada leukemia diferensiasi
dan maturasi terhambat, pada anemia aplastik
proliferasi terhambat.
Sel matur
Sel muda
Normal Sel induk

Sel muda
Leukemia Sel induk
Sel matur

Anemia aplastik Sel matur


Sel induk Sel muda
Stem cell model of hematopoiesis

• Semua sel darah dibentuk dari sel induk


hemopoisis (pluripotent hematopoietic stem cell)

Ciri utama :
• mampu berproliferasi tidak terbatas, sehingga
mampu mengadakan regenerasi dan repopulasi
(self renewal)
• mempunyai pelbagai jalur diferensiasi, sehingga
mampu menurunkan semua jenis sel darah
(eritrosit, granulosit, monosit, megakariosit)
• Jumlah ~ 1 per 1000 – 2000 sel sumsum
tulang, dan tidak bisa dikenal secara
morfologi.

• Sebagian besar pluripotent stem cell


berada pada fase istirahat (G0) pada
siklus sel.

• Melalui proses diferensiasi, pluripotent


stem cell menjadi commited progenitor cell
atau dikenal CFU (colony-forming unit)
atau BFU (burst-forming unit)
• Diferensiasi pertama menjadi CFU-GEMM
(granulocytes, erythrocytes,
monocytes/macrophages,
megakaryocytes) dan CFU-L (lymphoid)

• Kemudian CFU-GEMM menurunkan CFU-


GM (granulocyte macrophage), BFU-E
(erythroid) dan CFU-Mk (megakaryocyte)
Stem cell model of hematopoiesis
Pluripotent stem cell totipoten

G0

CFU-GEMM dan CFU-L multipoten

CFU-GM, BFU-E dan


unipoten
CFU-Mk

Proliferasi
aktif
Sel matur
• diameter 14 – 19 µm
Pronormoblas • sitoplasma basofilik dalam
jumlah sedikit
• inti bulat dengan kromatin
halus
• terdapat nukleoli
Basofilik normoblas • diameter 12 – 17 µm
• sitoplasma basofilik dalam
jumlah sedikit
• inti bulat dengan kromatin
mulai berkondensasi
• terdapat nukleoli
Polikromatofilik normoblas

• diameter 12 – 15 µm
• sitoplasma berwarna abu-
abu
• inti bulat dengan kondesasi
kromatin meningkat
Ortokromatofilik normoblas

• diameter 8 – 12 µm
• sitoplasma berwarna merah
sampai abu-abu muda
• inti kecil dan tampak opaque
Retikulosit
• diameter 7 – 10 µm
• tampak butir butir RNA
dengan pengecatan khusus
• tidak berinti
Eritrosit
• diameter 7 – 8 µm
• sitoplasma berwarna
merah muda
• tidak berinti
Mieloblas
Promielosit
Mielosit
Metamielosit
Granulosit batang/stab
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
Sel plasma

Anda mungkin juga menyukai