Anda di halaman 1dari 30

Struktur Jaringan Hewan

J
‘’ aringan Mieloid‘’
Anggota :
1. Anggun Saraswati (4401414003)
2. Siti Aminah (4401414013)
3. Izza Nafisa Indrianti (4401414025)
4. Eri Kustiani (4401414031)

Universitas Negeri Semarang


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Biologi
Jaringan Mieloid
Jaringan mieloid (sumsum tulang)
merupakan komponen penting dari tubuh
karena mengandung sel-sel induk
hematopoietik . Sel induk adalah bagian pada
tubuh yang dapat mengubah diri menjadi sel
apapun yang diperlukan untuk menghasilkan
jaringan tubuh. Sel induk hematopoietik adalah
unik karena menyebabkan hematopoiesis
(pembuatan darah).
Perkembangan Jaringan
Hematopoietik
• Daerah yang melakukan hematopoiesis disebut daerah
hematopoietik.

Fase
pembentukan

Mesoblastik Hepatik Mieloid


1. Mesoblastik
Terjadi pada masa prenatal. Terjadi di dalam
yolk sac yang berada dekat dengan mesenkim batang
tubuh. Mesenkim ini menyusutkan cabang-cabangnya
lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel
basophil bulat yang mengumpul membentuk agregat
yang disebut dengan pulau darah. Mereka
berpoliferasi membentuk hemoglobin dan eritrosit
polikromatofilik. Lalu basofil-basofil mulai
menghilang dan jadilah eritrosit primitif, yaitu eritrosit
yang memiliki inti sel.
2. Hepatik
Fase ini terjadi pada masa prenatal . Pada
usia 6 minggu ini sel basophil muncul di
premodium hati lalu berpoliferasi menjadi
eritroblas definit yang berkembang menjadi
eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi.
Pada minggu ke-8 ditemukan juga leukosit
granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada
usia 12 minggu limfa juga menjadi tempat
terjadinya hematopoiesis
3. Mieloid
Fase ini dimulai saat rangka janin sudah
terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang
terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan
hialin. Lalu sel darah dan mesenkim menerobos
masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut
kemudian berdiferensiasi menjadi osteoblast dan
sel retikulum yang membentuk stroma sumsum
tulang. Setelah terbentuknya pusat penulangan,
dimulailah proses produksi sel darah dalam sumsum
tulang dan terjadi pula penurunan produksi sel
darah pada hati dan limfa.
Teori pembentukan sel-sel Darah
Teori Unitaris atau Teori Monofiletik
Semua sel darah, sel darah merah, sel darah putih, berasal dari sel
induk, yaitu hemositoblas.

Teori Dualistik atau Teori Difiletik


Monosit dan limfosit berasal dari satu sel induk (disebut limfoblas).
Dan leukosit granular dan eritrosit berasal dari mieloblas.

Teori Polifiletik

Ada sel induk primitif untuk setiap jenis sel darah.


Pembentukan Sel-sel Darah

ERITROPOIESIS GRANULOPOIESIS MONOPOIESIS LIMFOPOIESIS TROMBOSITOPOIESIS


1. ERITROPOIESIS
 Merupakan pembentukan sel darah merah (eritrosit).
 Terbentuk di sumsum tulang( jaringan mieloid) yang di pengaruhi oleh hormon
eritropoetin.
 Eritrosit pertama kali dibentuk pada kantung kuning ketika embrio berkembang.
 Sel retikulum:
– Penyampaian feritin untuk pembentukan hb
– Fagositosis sisa-sisa inti yang dilepaskan dan sel-sel yang rusak
 Tahapan perkembangan eritrosit, dalam derajat diferensiasi dari hemositoblas yaitu :
a. Proeritroblas
b. Eritroblas basofil
c. Eritroblas polikhromatofil
d. Normoblas (eritroblas ortokhromat)
e. Retikulosit
f. Eritrosit
a. Proeritroblas (rubriblas)
 Sel yang paling awal dikenal dari eritrosit
 merupakan sel terbesar, dengan diameter 22-28µm.
 Menunjukkan tanda kegiatan sintesis protein

b. Eritroblas basofil (prorubrisit)


 Ukuran lebih kecil dibandingkan proeritroblas
 Diameter 16-18µm
 Inti 3/4 sel
 Khromatin lebih padat dan kasar,

c. Eritroblas polikromatofil (rubrisit)


 Diameter 12-15µm
 Ukuran lebih kecil dibandingkan eritroblas
 basofil ,
 Inti 1/2 sel,
 Kromatin padat berkelompok merata,
 Sitoplasma merah jambu karena hb
d. Normoblas (metarubrisit)
 Ukuran 8 - 10  m ,
 Inti eksentrik,
 Kromatin padat dan menempati 1/4 sel,
 Sitoplasma semakin asidofil (inti piknotik)

e. Retikulosit (tanpa inti)


 Mampu berkontraksi membuat tonjolan
 Waktu pendewasaan retikulosit menjadi
eritrosit membutuhkan waktu 24-28 jam
 Semakin tinggi jumlah retikulosit maka
semakin tinggi produksi eritrosit
Selama pendewasaan sel- sel dari garis eritrosit, terjadi
perubahan mendasar yang berkaitan dengan peristiwa
biokimiawi yang berlangsung.
Perubahan tersebut yaitu :
– Ukuran sel semakin kecil
– Nukleoli menghilang
– Khromatin semakin kasar, berakhir inti hilang
– Ribosom semakin berkurang
– Mitokhondria semakin berkurang
– Hemoglobin semakin meningkat
PENGENDALIAN ERITROPOIESIS
MEDULLA OSSEUM
HEMOSITOBLAS
PROERITROBLAS
ERITROPOIETIN
ERITROBLAS BASOFILIK
ERITROBLAS
POLIKHROMATOFILIK
NORMOBLAS
RETIKULOSIT

RETIKULOSIT (1%)
GINJAL
ERITROSIT Tekanan O2
rendah
DARAH
2. GRANULOPOIESIS
HEMOSITOBLAS
(MEIOBLAS )
PERKEMBANGAN

GRANULOSIT PROMEILOSIT

METAMEILOSIT MEILOSIT
TAHAP TAHAP PEMBELAHAN
MEIOBLAS
Memiliki diameter 15-20 µm
Inti besar dan bulat dengan kromatin halus
Terdapat mitokondria, ribosom, dan granular
endoplasmic reticulum
PROMEIOBLAS
 Merupakan hasil pemeblahan dan diferensiasi dari
meioblas
 Memiliki ukuran lebih kecil
 Inti bulat dan ada yang menempel pada kromatin
kasar
 Didalam inti terdapat nukleoli
 Sitoplasma berwarna lebih biru
keunguan
PROMEIl OSIT
Berdiameter 16-24µm
Sel-selnya masih tetap membelah
Berinti oval-eksentrik- kromatin lebih kasar
Muncul butir-butir spesifik yang muncul di daerah
inti
Sitoplasma berwarna
Neutrofil : jingga kebiruan
Eusinofil : Orange
Basofil : biru
METAMEIlOSIT

Mulai pembentukan lobus pada Inti


Sitoplasma berwarna jingga tua
Terjadi perubahan bentuk inti yang tida jelas
Sudah tidak mengalami pembelahan lagi
3. MONOPOIESIS

STEM CELL MONOBLAST PROMONOCYTE MONOCYTE


Karakteristik
Monoblas berkembang menjadi monosit
 berasal dari sel induk pada sumsum
tulang
Terdapat enzim esterase α-naftolasetat.
4. LIMFOPOIESIS
Proses perkembangan dalam membentuk
limfosit.
Tahapan
Limfoblas  Prolimfosit  sel – sel limfosit
Mengalami diferensiasi dalam jaringan
limfosit primer
• Kelenjar thymus  Limfosit T
• Limfosit B
sel Limfoblas
- Sel induk
- Besar & bulat
- Sitoplasmanya berwarna basofil tanpa butir
azurofil
- Inti: mempunyai khoromatin yang relatif
padat berkelompok
sel Prolimfosit
- Ukuran lebih kecil
- Sitoplasmanya berwarna basofil dengan butir
azurofil
- Inti: semakin padat sehingga nucleolus sulit di
temukan
5. TROMBOSITOPOIESIS
-Menghasilkan keping – keping darah
-Trombosit berasalberasal dari megakariosit
yang terbagi – bagi
- Tahapan
Megakarioblas  megakariosit  butir
azurofil  khromomer dalam trombosit
sel Megakarioblas
- Terdapat dalam sumsum tulang
- Berukuran 15-50 m
- Inti besar bentuk ovoid
- Banyak nucleolus
- Sitoplasmanya tidak berwarna basofil
homogen yang mengandung banyak ribosom
sel Megakariosit
- Sel sangat besar 35-150 m
- Inti sel berlobus mengandung butir azurofil
- Butir azurofil membentuk khromomer dalam
trombosit
`
Diskusi
1. Yuaning tyas a:
pada orang yang menderita gagal ginjal,
apakah produksi hormon eritropoietin?
2. Asri zuhroyun n:
Kapan waktu pembentukan darah?
3. Erni Wahyuningtyas:
penjelasan dari eritrosit polykromatofilik

Anda mungkin juga menyukai