PENDAHULUAN
A. Definisi
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim
paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama
meningen, ginjal tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru (Smeltzer, 2001).
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobacterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infksi primer (Arif
Mansjoer, 2000).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosi yang menyerang paru-paru dan hamper seluruh organ tubuh lainnya.
Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan
(GI)dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet
yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Sylvia A. price).
Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberculosis diatas (TB paru adalah
suatu penyakit infeksius yang disebabkan kumanMycobacterium tuberculosis
yang menyerang parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapatmengenai organ
tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.
B. Klasifikasi
Klasifikasi menurut American Thoracic Society:
a. Kategori 0 : Tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak
negative, test tuberculin negative
b. Kategori 1 : Terpajan tuberculosis, tapi tidak terbukti dan infeksi. Riwayat
kontak positif, tes tuberculin negative.
c. Kategori 2 : Terinfeksi Tuberculosis, tetapi tidak sakittes tuberculin positif,
radiologis dan sputum negative.
d. Kategori 3 : Terinfeksi Tuberculosis dan sakit.
Klasifikasi menurut WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu : (Sudoyo Aru)
C. Etiologi
Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan
sinarultraviolet. Ada dua macam micobakteria tuberculosis yaitu tipe Human dan
Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus. Basil tipe Human bisa beradadi bercak ludah (droplet) dan di
udarayang berasal dari penderitaTBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi
bila menghirupnya (Wim de Jong).
Setelah organism terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapatbertahan
hidup dan menyebar kenodus limfatikus local. Penyebaran melalui aliran darah ini
dapat menyebabkan TB pada orang lain, dimana infeksi laten dapat bertahan
sampai bertahun-tahun (Patric Davey).
Dalamperjalanan penyakitnya terdapat 4 fase : (Wim de jong)
a. Fase 1 (Fase Tuberculosis Primer)
b. Fase 2 (proses perkembangan kuman dalam paru-paru)
c. Fase 3 (Fase Laten) : Fase dengan kuman yang tidur (bertahun-tahun / seumur
hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuh,
dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba fallopi, otak, kelenjar limf
hilus, leher dan ginjal.
d. Fase 4 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar ke
organ yang lain dan yang kedua ke ginjal setelah paru.
D. Patofisiologi
Saluran Pernafasan
Gangguan
prtukaran
Saluran Pernafasan atas Saluran pernafasan bawah Gas
F. Pemeriksaan Diagnostik
Menurutmansjoer, dkk (1999 : hal 472), pemeriksaan diagnostic yang dilakukan
pada klien dengan Tuberculosis paru, yaitu:
a. Laboratorium darah rutin : LED normal / meningkat, limfositosis
b. Pemeriksaan sputum BTA : untuk memastikan diagnostic TB paru, namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien yang dapat di
diagnosis berdasarkan pemeriksaan ini.
c. Tes PAP (Peroksidase Anti Proksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining
untuk menentukan adanya igG spesifik terhadap basil TB.
d. Tes Mantoux / Tuberculin
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histrogen staining
untuk menentukan adanya igG spesifik terhadap basil TB
e. Teknik polymerase chain reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun
hanya satu mikroorganisme dalam specimen juga dapatmendeteksi
adanyaresistensi.
f. Becton Dickinson diagnostic instrument sistem (BACTEC)
Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolism asam
lemak oleh mikobakterium tuberculosis.
g. MYCODOT
Deteksi antibody mamakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada
suatu alatberbentuk seperti sisr plastic, kemudian dicelukan dalam jumlah
memadai memakai warna sisir akan berubah.
h. Pemeriksaan Radiologi : Rontgen thorax PA dan lateral
Gambaran foto thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu :
a) Bayangan lesi terletak di lapangan paru atas atau segmen apical lobus
bawah
b) Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular)
c) Adanya kavita, tunggal atau ganda
d) Kelainan bilateral terutama dilapangan atas paru
e) Adanya klasifikasi
f) Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
g) Bayangan Millie.
G. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul
erat dengan penderita TB paru BTA Positif
b) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadapkelomok-kelompok
populasi tertentu misalnya : karyawan RS, siswa siswi pesantren.
c) Vaksinasi BCG
d) Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-12 bulan
dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang
masih sedikit.
e) Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penyakit tuberculosis kepada
masyarakat (Mutaqqin, 2008).
b. Pengobatan
TB paru diobati terutama dengan agen kemoterapi (agen antituberculosis)
selama periode 6-12 bulan.lima medikasi garis depan digunakan adalah
isoniasid (INH), Rifamfisin (RIF), streptomisin, kanamisin,etionamid,
natrium para-aminosilat, amikasin, dan siklisin merupakan obat-obat baris
kedua (Smeltzer & Bare, 2001).
H. Komplikasi
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
1) Nama/ Nama Panggilan : Ny.E
2) Tempat, Tanggal Lahir : 27 September 1996
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
6) Alamat : Kp.Bojong Genggong ciluluh rt 05/15
Ds.Cikeruh Kec.Cicalengka
7) Tanggal Masuk : 12 Oktober 2018
8) Tanggal Pengkajian : 16 Oktober 2018
9) Diagnosa Medis : TB Paru + meningitis
10) Nomor Rekam Medis : 490176
b. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Tn.N
2) Usia : 25 Tahun
3) Hubungan Pasien : Suami
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan/Penghasilan :Wiraswasta
6) Agama : Islam
11) Alamat : Kp.Bojong Genggong ciluluh rt 05/15
Ds.Cikeruh Kec.Cicalengka
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.E mengeluh nyeri pada bagian
kepala
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat pengkajian Ny.E mengeluh nyeri pada bagian kepala, nyeri
bertambah berat apabila disentuh pada bagian kepala kiri belakang ,
dan nyeri pada saat digerakan, nyeri berkurang pada saat tidur, klien
juga mengeluh pusing terus menerus, demam dan penurunan nafsu
makan karena sulit menelan.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada saat pengkajian Ny.E mengatakan pernah mempunyai penyakit
lambung
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat pengkajian keluarga Ny.E mengatakan sebelumnya tidak
ada anggota keluarga yang mengalami penyakit TB paru.
Genogram :
- Tidakada
d) Keluhan - Ny. E mengatakan sulit ma
nyeri pada saat menelan
- Air putih
b. Minuman - Air putih - 1 gelas
a) Jenis - Tidak terhitung - Sakit tenggorokan sehingga
b) Jumlah - Tidak ada keluhan minum
c) Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK
a) Frekuensi - Orang tuaNy.E - Orang tuaNy.E mengatakan
mengatakan bahwa Ny.E sering buang air kecil (seha
sering buang air kecil dipers)
tidak terhitung
- Kuning jernih - Kuning jernih
- Bau khas urine - Bau khas urine
b) Warna - Tidak ada keluhan - Tidak ada keluhan
c) Bau
d) Keluhan - Orang tua Ny.E
mengatakan Ny.E - Orang tua Ny.E mengataka
b. BAB biasanya BAB 2 kali BAB 1 minggu sekali
a) Frekuensi sehari - Hitam pekat
- Kuning - Keras
- lembek - Bau busuk
- Khas feses - Sulit BAB
b) Warna - Tidak ada
c) Konsistensi
d) Bau
e) Keluhan
3. Personal Hygiene
a. Mandi
a) Frekuensi - Orang tua Ny.E - Orang tua Ny.E mengataka
mengatakan bahwa Ny.E sehari
mandi 2x Sehari
- Orang tua Ny.E - Orang tua Ny.E Mengataka
b) Penggunaan mengatakan bahwa rumah sakit tidak menggun
sabun setiap mandi Ny.Eselalu karna ribet
memakai sabun diseluruh
tubunya - Orang tua Ny.E mengatkan
- Ny.E mengatakan tiap Ny.E belum pernsh mrnggo
mandi Ny.E selalu gosok - Keterbatasan fasilitas untuk
gigi dan mengguakan karna kondisi tubuhnya sed
c) Gosok gigi pasta gigi
- Orang tua Ny. Emengataka
- Tidak ada keluhan mengantipakaiantiapbajuny
otor
d) Keluhan
3) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis,CRT <2 detik, TD 100/70 mmHg, nadi:
98x/menit, SPO2: 98% . tidak terdapat nyeri tekan dada, dada
simetris, ekspansi dada normal, tidak terdapat edema
4) Sistem Pencernaan
Bentuk abdomen simetris, bising usus terdengar selama 4x/menit,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak adanya luka di abdomen, mukosa
bibir kering, tidak terdapat stomatitis, tetapi klien sulit makan.
5) Sistem Persyarafan
a. Fungsi Selebral
Kesadaran : Samnolen (E2M2V3)
Orientasi : Klien tidak dapat berorientasi dengan baik
Orang :
Pada saat dilakukan pengkajian kadang kadang klien tidak
dapat mengenali ibunya, tidak ingat punya suami, tidak ingat
sudah punya anak.
Tempat :
Pada saat dilakukan pengkajian klienkadang mengetahui dan
kadang tidak bahwa dia sedang berada di rumah sakit
Waktu :
Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak mengetahui kapan
dia dibawa kerumah sakit, dan klien tidak tau dia sudah berapa
lama dirawat di rumah sakit.
Memori : Gaya ingat klien menurun klien tidak dapat mengingat
masalalu yang sudah dia lalui.
Gaya Bicara :Gaya berbicara klien pelan dan tidak jelas
b. Fungsi Nervus Cranial
Fungsi nervus cranial
- Nervus I Olfaktorius ( Sensori Hidung )
Klien dapat mencium dan membedakan wangi- wangian (kayu
putih )
- Nervus II Oftikus ( Sensori Mata )
Penglihatan klien jelas bisa membaca tulisan dengan jarak 1
meter dari arah perawat, dan test lapang pandang normal.
- Nervus III Okulomotorius ( Motorik Mata )
Respon pupil terhadap cahaya (+)
- Nervus IV Trochlearis ( Motorik Mata )
Klien dapat berkedip dan mata klien hanya dapat di gerakan ke
kiri saja, sulit digerakan ke sebelah kanan.
- Nervus V Trigeminus ( Motorik dan Sensorik Wajah )
Klien dapat mengerutkan otot wajah dan ketika diberi sentuhan
pada pipi dan dahi dengan kassa, klien bisa merasakannya
- Nervus VI Abdusen ( Motorik Mata )
Pergerakan bola mata klien baik, bola mata klien dapat
digerakkan ke kanan dan ke kiri sedikit
- Nervus VII Fasialis ( Motorik & Sensorik Wajah )
Klien dapat menggerakan dahi dan otot wajah
- Nervus VIII Vestibulo-Kokhlearis ( Sensori Telinga )
Klien dapat mendengar dengan baik
- Nervus IX Glosofaringeus
Klien mengatakan nyeri saat menelan
- Nervus X Vagus ( Sensori Mulut, Faring dan bagian lainnya )
Klien tidak dapat menelan dengan baik
- Nervus XI Assesorius ( Motorik Fisik )
Klien hanya dapat mengangkat tangan kanannya saja tangan kiri
dan kedua kakinya sulit untuk digerakan
- Nervus XII Hipoglosus ( Sensori Mulut dan Lidah )
Lidah simetris, lidah klien tidak dapat digerakan ke segala arah
6) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat distensi diarea kandung kemih, dan tidak adanya nyeri
pada ginjal dan area ginjal klien mengeluh sulit BAB dan tetapi BAK
normal.
7) Sistem Muskuloskeletal
Ektremitas atas: terpasang infus ditangan kanan, tangan kiri sulit di
gerakankarna lemas
Ektremitas bawah: kaki kiri dan kanan lemas
Kekuatan otot :
5 4
4 4
8) Sistem Integumen
Tidak adanya lesi, kulit lembab, turgor kulit baik, tidak adanya
pembesaran kelenjar getah bening, tidak terabanya hepatomegali dan
splenomegali.
9) Wicara dan THT
Terdapat nyeri di tenggorokan akibat batuk terus menerus
10) Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran normal, pasien bisa mendengar ketika diberikan
rangsangan suara.
f. Data Psikologis
1) Status Emosi
Pada saat dilakukan pengkajian emosi Ny.E labil kadang tenang dan
kadang marah marah
2) Kecemasan
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.E tidak merasa cemas
3) Pola Koping
Keluarga Ny. E selalu memberikan semangat untuk kesehatan
Ny.Eterhadap kesembuhan penyakitnya
4) Gaya Komunikasi
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.E kadang merespon dengan baik
apa yang dipertanyakan, terkadang tidak dapat berespon dengan baik.
g. Data Sosial
Pada saat dilakukan pengkajian klien kurang bersosisalisasi dengan
orang disekitarnya, sehari harinya Ny.E hanya tidur saja di rumah.
h. Data Spiritual
Klien kurang taat beribadah
i. Data Penunjang
1) Hasil Laboraturium
Hasil pemeriksaan tanggal 12 Oktober 2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemaglobin 13,0 L=13,2-17,3; P=11,7-15,5
Leukosit 14.600 L=3,800-10,600
Hematokrit/PCV 41 P:35-47; L;40-52
Trombosit 452.000 150,000-440,000
SGOT 27 P : <31 , L : <38
SGPT 24 P : <32 , L : <40
Laju Endap Darah (LED) 16 L : <15 , P : <20
Tes Widal Negatif
KLINIK
Tes Gula darah sewaktu 105 100-140
RADIOLOGI Cor tidak Suspek Meningitis
membesar
sinuscs dan
diafragma
normal.
Pulmo : Hili
normal,
corkan paru
normal
tampak nodul
opak kecil,
multipel di
kedua lapang
paru yang
sebagian
berkonfluens.
Gambaran :
TB milier
k. Analisa Data
Data Interpretasi Masalah
DS : Mikobakterium Hipertermi
Orangtua klien tuberulosis
mengatakan badan
Ny.E teraba hangat Infasi bakteri ke
DO : jaringan meningen
- Kulit klien teraba
hangat Meningitis
- Suhu : 38,5°c
- Nadi : 100x/menit Peningkatan
permeabilitas kapiler
Edema selebral
Penekanan pada
hipotalamus
Peningkatan
rangsangan pada
hipofise posterior
Hipertermi
Vasodilatasi
Pembuluh darah
Peningkatan
pemeabilitas kapiler
Menekan syaraf
Nyeri Akut
DS: Meningitis Ketidakseimban
- Klien mengeluh gan nutrisi urang
tidak nafsu makan Metabolisme bakteri dari kebutuhan
- Klien mengeluh tubuh
nyeri menelan Reaksi Inflamasi
- Klien mengatakan
hanya makan 1 Vasodilatasi
sendok Pembuluh darah
DO :
- Porsi makan klien Aliran darah ke otak
tidak habis meningkat
- Penurunan BB dari
sebelum sakit 45kg Peningkatan TIK
menjadi 43kg
Merangsang syaraf
simpatis
Penurunan nafsu
makan
Penurunan intake
makanan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS : Orangtua klien Meningitis Hambatan
mengatakan bahwa Mobilitas Fisik
klien hanya dapat Metabolisme bakteri
berbaring
Reaksi Inflamasi
DO:
- Klien tampak Vasodilatasi
lemah Pembuluh darah
- Klien tidak mampu
untuk beraktivitas Aliran darah ke otak
secara mandiri meningkat
- Klien tidak mampu
alih posisi secara Peningkatan TIK
mandiri
- Tanda- tanda Aliran darah ke otot
vital: menurun
TD: 110/70 mmHg
N: 98x/menit Penurunan fungsi
S: 38,5°C motorik dan
RR: 28x/menit muskuloskeletal
- Kekuatan otot:
Hambatan Mobilitas
5 4 (a) T fisik
4 4 D
1
DS : Orang tua klien Aliran darah ke otot Defisit
mengataan bahwa menurun perawatan diri
klien belum mandi,
belum sikat gigi, Penurunan fungsi
belum keramas motorik dan
DO : muskuloskeletal
- Rambut klien
terlihat banyak Hambatan Mobilitas
kutu fisik
- Klien terlihat serin
menggaruk kepala Defisit perawatan diri
- Terdapat lesi di
kepala
- Gigi klien tampak
kotor
- Kuku klien
panjang dan kotor
B. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Ditemukan
No Diagnosa Keperawatan
Nama Perawat Paraf
1. Nyeri Akut b.d proses
inflamasi
2. Hipertermi b.d proses
inflamasi
3. ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
b.d Anoreksia
4. Hambatan mobilitas fisik
b.d kerusakan neuro
muskuler
5. Defisit perawatan diri b.d
kelemahan fisik
C. IntervensiKeperawatan
Diagnosa Intervensi
No
Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan - Observasi - Menentukan dan
proses inflamasi tindakan keperawatan TTV mencegah
3x24jam - Anjurkan komplikasi
klienmengatakan nyeri Manajemen - Mengurangi rasa
berkurang dengan nyeri nyeri secara
kriteria hasil: - Pemberian mandiri
a. Klien tidak analgesik - Merangsang
menyatakan nyeri hipotalamus untuk
berkurang meneekan rasa
b. Melaporkan bahwa nyeri
nyeri berurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
c. RR klien 20-25
kali/menit, nadi
normal
18 oktober
2018
08.00 - Mengobservasi - TD: 120/80
TTV mmhg nadi
72x/menit
suhu 36 °C
R: 22x/menit
spo2: 96
08.05 - mengetes 3 - Tidak bisa
feeding masuk
makanan
08.10 - memberikan 3 - Tidak ada
sonde feeding keluhan
- memberikan 1 - Tidak ada
obat alergi
08.30 - mengkaji 4 - Terbatas
kemampuan menggerakka
klien dalam n ekstremitas
mobilisasi kiri
- melatih klien - Tidak dapat
dalam melakukan
pemenuhan latihan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai
kemampuan
- Dampingi dan - Pemenuhan
bantu klien saat ADL
mobilisasi dan terpenuhi
bantu penuhi
kebutuhan
ADL klien
14.00 - Observasi TTV - TD: 120/80
mmhg nadi
120x/menit
suhu 36 °C
R: 20x/menit
spo2: 97
14.15 - mengetes 3 - Tidak bisa
feeding masuk
makanan
- memberikan - Tidak ada
sonde feeding keluhan
- memberikan 1 - Tidak ada
obat alergi
19 Oktober
2018
08.00 - Observasi TTV - TD: 130/80
mmhg nadi
72x/menit
suhu 36 °C
R: 22x/menit
spo2: 97
08.05 - mengetes 3 - Tidak bisa
feeding masuk
makanan
- memberikan - Tidak ada
sonde feeding keluhan
- memberikan
08.10 1 - Tidak ada
obat
alergi
- mengecek
- Kesadaran
08.30
kesadaran
somnolen
09.00 - mengkaji 4
- Terbatas
kemampuan
menggerakka
klien dalam
n ekstremitas
mobilisasi
kiri
- melatih klien
- Tidak dapat
dalam
melakukan
pemenuhan
latihan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai
kemampuan
- mendampingi
- Pemenuhan
dan bantu
ADL
keluarga Ny. E
saat mobilisasi
dan bantu
penuhi
kebutuhan ADL
klien
14.00 - Observasi TTV TD: 110/80
mmhg nadi
105x/menit suhu
36,1 °C R:
19x/menit spo2:
98
Evaluasi
Hari/tanggal DP ke Perkembangan paraf
1 2 3 4
16 oktober 2018 1 S:
- Keluarga klien
menyatakan
nyeri berkurang
- Melaporkan
bahwa nyeri
tidak berurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
- Menyatakan
nyeri
berkurang
setelah
meminum obat
O:
- RR klien
22kali/menit,
Nadi: 100x/menit
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2 S:
keluarga klien
mengatahkan badan
sudah tidak terasa
hangat lagi
O:
- Suhu tubuh dalam
batas normal
36°C
- Nadi: 100x/menit
dan RR 22x/menit
- Tidak ada
perubahan warna
kulit
- Tidak ada pusing
A:
Masalah teratasi
P:
hentikan intervensi
17 oktober 2018 1 S:
- Keluarga klien
menyatakan
nyeri berkurang
- Melaporkan
bahwa nyeri
tidak berurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
- Menyatakan
nyeri
berkurang
setelah
meminum obat
O:
- TD: 110/70
mmhg nadi
77x/menit suhu
36,8 °C R:
22x/menit spo2:
100
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
5 S: keluarga
mengatakan
klien tampak
lebih segar
O:
- Rambut klien
tampak bersih,
tidak lepek
- Kuku klien
pendek dan bersih
- Gigi klien tampak
bersih
- Pakaian klien
tampak bersih
A:
masalah teratasi
P:
hentikan Intervensi
3 S:
keluarga klien
mengatakan klien
masih tidak bisa
makan
O:
- Intakr nutrisi tidak
adekuat
- Makanan dalam
piring tidak
berkurang
A:
masalah belum
teratasi
P:
Pasang NGT
I:
Pemsangan NGT
E:
intake nutrisi
adekuat
R:
Masalah teratasi
sebagian
4 S:
keluarga klien
mengatakan tangan
kiri dan kaki kiri
sudah jarang
digerakan
O:
Hanya tangan kanan
klien yang aktif
digerakkan
ADL terpenuhi
A:masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi
ajarkan keluarga
untuk sering
menggerakan
ekstremitas klien
I:
mengajarkan
keluarga untuk
sering
menggerakkan
ekstremitas klien
E:
Kaki dan tangan kiri
klien masih lemas
R:
lanjutkan intervensi
18 oktober 2018 1 S:
- Keluarga klien
menyatakan
nyeri berkurang
- Melaporkan
bahwa nyeri
tidak berurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
- Menyatakan
nyeri
berkurang
setelah
meminum obat
O:
TD: 120/80 mmhg
nadi 72x/menit
suhu 36 °C R:
22x/menit spo2: 96
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3 S:
keluarga klien
mengatakan klien
masih tidak bisa
makan
O:
- Intakr nutrisi
adekuat,
terpasangnya
NGT
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Tes feeding, jika
bisa makan maka
NGT dilepaskan
I:
Mengetes feeding
E:
Klien masih belum
bisa makan
R:
Masalah teratasi
sebagian, lanjutkan
intervensi
4 S:
keluarga klien
mengatakan tangan
kiri dan kaki kiri
sudah jarang
digerakan
O:
Hanya tangan kanan
klien yang aktif
digerakkan
ADL terpenuhi
A:masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi
ajarkan keluarga
untuk sering
menggerakan
ekstremitas klien
I:
mengajarkan
keluarga untuk
sering
menggerakkan
ekstremitas klien
E:
Kaki dan tangan kiri
klien masih lemas
R:
lanjutkan intervensi
19 oktober 2018 1 S: - Keluarga klien
menyatakan
nyeri berkurang
- Melaporkan
bahwa nyeri
tidak berurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
- Menyatakan
nyeri
berkurang
setelah
meminum obat
O:
TD: 120/80 mmhg
nadi 72x/menit
suhu 36 °C R:
22x/menit spo2: 96
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3 S:
keluarga klien
mengatakan klien
masih tidak bisa
makan
O:
- Intakr nutrisi
adekuat,
terpasangnya
NGT
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
Tes feeding, jika
bisa makan maka
NGT dilepaskan
I:
Mengetes feeding
E:
Klien masih belum
bisa makan
R:
Masalah teratasi
sebagian, lanjutkan
intervensi
4 S:
keluarga klien
mengatakan tangan
kiri dan kaki kiri
sudah jarang
digerakan
O:
Hanya tangan kanan
klien yang aktif
digerakkan
ADL terpenuhi
A:masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi
ajarkan keluarga
untuk sering
menggerakan
ekstremitas klien
I:
mengajarkan
keluarga untuk
sering
menggerakkan
ekstremitas klien
E:
Kaki dan tangan kiri
klien masih lemas
R:
lanjutkan intervensi