Anda di halaman 1dari 3

Uang Memang Bukan Segalanya,tapi Segalanya Butuh Uang

10 Januari 2016 19:43 Diperbarui: 11 Januari 2016 08:54 6967 18 27

[/caption] Siapapun kita, pasti tidak ingin masa tua kita seperti ini bukan? karena itu jangan
tunggu sampai terlambat, Mulailah mempersiapkan konsep hidup yang tepat (tjiptadinata
effendi)

Uang Memang Bukan Segalanya ,Tapi Jangan Lupa,Segalanya Butuh Uang

Peribahasa atau the wisdom words, harus disikapi secara arif dan bijak, Kalimat kalimat indah ,
jangan sampai membius kita, sehingga salah menentukan arah hidup.

Salah alamat,bisa merusakan sebuah rencana, Salah menentukan arah hidup, bisa membawa
seluruh keluarga kita dalam kesengsaraan.

Oleh karena itu ,hendaknya kalimat kalimat indah,yang dikemas begitu piawai, hendaknya
selalu ditempatkan tak lebih dari sekedar sebuah masukan atau sebuah :” Option” .Kata :”
Option atau optional” jelas menegakkan sebuah garis lurus, bahwa kata kata bijak , jangan
sampai disikapi secara berlebihan,

Yang paling sering kita dengarkan adalah:”

Uang bukan segala galanya dalam hidup ini dan uang juga bukan nomor satu yang terpenting”

Ada sepotong kebenaran didalam kalimat ini, bahwa memang uang bukan segala galanya

Memiliki uang belum tentu membahagiakan diri dan keluarga

Memiliki uang bukan juga berarti semua masalah bisa diselesaikan serta merta

Dengan uang ,kita hanya dapat membeli kesenangan, tapi bukan kebahagiaan

Dalam kondisi tertentu, uang tidak lagi berarti apa apa, terjadi perpecahan dalam keluarga

Namun ,jangan lupa, bahwa kebenaran yang tampak secara kasat mata, bukanlah sebuah
kebenaran yang hakiki. Ada hal hal lain,yang perlu dipahami, bahwa :”

Segala sesuatu dalam hidup ini butuh uang”

Suka ataupun tidak, ini adalah sebuah fakta dan realita, Fakta tidak selalu selaras dengan alur
pikiran manusia,bahkan fakta terkadang bertabrakan dengan idealisme yang sudah mendarah
daging,,

Disinilah kedewasaan dalam cara berpikir dan bersikap kita dituntut, untuk secara arif dan bijak
membedakan, mana hal yang patut dijadikan pegangan, mana yang perlu menengok situasi dan
kondisi.

Pikiran Mendahului Realita

Membayangkan pensiun duduk dikursi goyang sambil mangku cucu? Itu sudah kuno,sebuah
paradigma atau cara berpikir yang sangat keliru, Yang akibatnya menciptakan manusia manuisa
lanjut usia yang patut dikasihani, Menjadi manusia yang kehilanan hasrat hidup dan hanya
menunggu dikasihani anak cucu.Alangkah menyedihkan hidup seperti ini

Hidup tanpa akitivitas,akan menjadi jenuh dan tidak bernilai. Kita boleh saja melambungkan
angan kita setinggi bintang dilangit,tetapi jangan lupa bahwa kita hidup dialam yang bersifat
dinamika. Hidup itu selalu bergerak dan sehebat apapun seseorang ,tidak ada manusia yang
mampu menggengam kehidupan dalam genggaman tangannya,

Hidup bergerak dari waktu kewaktu dan dari satu sudut ke sudut lainnya. Siapa saja yang hidup
statis dan bersikap menunggu , maka ia akan terlibas oleh arus kehidupan .Hidup tidak selalu
lemah lembut, Hidup tidak dapat memilah dan membedakan mana orang muda dan mana
orang tua,semua diperlakukan sama.

Tidak jarang hidup itu keras dan bengis,serta tidak berbelas kasih,,Betapapun seorang anak
manusia meratapi nasibnya,yang sudah terlanjur buruk,tidak akan mengubah apapun,,

Jangan memanjakan diri secara keliru dan menanamkan dalam diri bahwa :
saya sudah tua,

sudah patut pensiun

dan hidup bersantai ,

sambil duduk dikursi goyang”

Sesekali memanjakan diri,duduk santai diteras rumah ,sambil menikmati secangkir kopi ,tentu
saja hal yang sangat wajar dan baik. Kalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri,bagaimana
orang lain bisa menghargai

Namun membiarkan pikiran terbius,bahwa hidup itu akan enak selamanya ,adalah sebuah
kesalahan,yang kelak akan diratapi selamanya,Kitalah yang menggiring masa depan kita,sesuai
dengan apa yang kita rancang dan yakini. Karena pikiran mendahului suatu realita. Karena itu
perlu sesekali melakukan introspeksi diri, agar jangan sampai salah menentukan arah hidup
kedepan.

Konsep Hidup Tergantung Dari Pikiran Yang Mengendap

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui siapapun, Hanya sekedar berbagi pengalaman hidup
sendiri dan juga belajar dari pengalaman hidup orang lain

Memutuskan sesuatu.apalagi hal itu tidak hanya menyangkut harkat hidup kita pribadi ,tetapi
juga akan membawa dampak pada kehidupan keluarga dan anak cucu kita. Alangkah lebih
baik,bila kita mempertimbangkan secara bijak.

Kita boleh saja mengatakan,bahwa kita bukanlah tipe manusia yang money oriented. Namun
sekali lagi jangan lupa,tanpa uang ditangan,maka kita akan terbelenggu di kursi duduk
kita,Karena realita tak terbantahkan adalah bahwa apapun yang akan dilakukan,semuanya
butuh uang

Konsep hidup masa depan,maupun konsep hidup yang akan dijalani dalam memikmati masa
pensiun,diciptakan oleh pikiran yang kita endapkan di pikiran kita. Oleh karena itu,idealisme
yang bersarang dalam pikiran kita, perlu diselaraskan dengan kenyataan hidup,bahwa realita
tidak menuruti alur ilmu matematika .Karena ia memilik jalur dan konsepnya tersendiri,yang
terselubung secara misteri dalam ilmu kehidupan.

Mungkin saja,orang yang lulus dengan predicate :” magna cumlaude atau summa cumlaude
“ disalah satu universitas paling beken di dunia, tidak lulus dalam ujian hidup yang tampak
sederhana, namun perlu proses pembelajaran diri, untuk dapat menguasainya

Semoga kita semuanya lulus dengan nilai terbaik dalam setiap ujian di Universitas Kehidupan.
Iluka ,10 Januari,2016

Tjiptadinata Effendi

Sebuah awal Pasti ada akhirnya, itu lah kenyataan dari dunia fana ini, begitu juga dalam ceramah
saya yang saya sampaikan sekurang-kurangnya dapat memberikan pencerahan dan dapat
dimengerti bagi para audiensi, ada pula ketidak sempurnaan datang dari saya sebagai makhluk
yang tidak sempurna, demikian semoga bermanfaat,

Makan manggis jangan dibuang kulitnya


Semangka merah manis rasanya
Mohon maaf atas salah - salah kata
Semoga kita dapat berjumpa di waktu yang berbeda

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb..

Anda mungkin juga menyukai