Anda di halaman 1dari 6

Kelompok : B612

Anggota : 1. Novita Ardiyanti


2. Nur Khairunnisa
3. Rizky Ayu Andari
4. Theresia Ignasia Purba
5. Zhillu ‘Arsy
Tingkat : IV B D-IV Kebidanan Medan

Tugas !
Diskusikan salah satu contoh kegiatan PBM/ penelitian/ pengabdian masyarakat yang
menerapkan lima prinsip anti korupsi, yang meliputi : Akuntabilitas, Transparansi,
Kewajaran, Kebijakan, dan Kontrol Kebijakan.

Jawab :

Deskripsi Kegiatan 1
Pada study kasus penerapan prinsip-prinsip anti korupsi ini akan mengambil contoh
suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan yang ada di Poltekkes
Kemenkes RI Medan yaitu HIMA (Himpunan Mahasiswa).
HIMA dan BEM adalah sebuah wadah mahasiswa untuk berorganisasi. HIMA
(Himpunan Mahasiswa) memiliki program kerja khususnya untuk biro PHBI (Peringatan
Hari Besar Islam) yaitu salah satunya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra
Mi’raj.

Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan


Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan dikelompokan menjadi lima bagian yaitu:
1. Akuntabilitas
Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan yang mana ketua
panitia melaporkan kepada para undangan.
2. Transparasi
a. Proses Penganggaran
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat transparasi
dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana dari
kegiatan tersebut.
b. Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan
diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa islam di Poltekkes
Kemenkes Medan.
c. Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen, Presiden
BEM, dan perwakilan dari semua HMJ (Himpuanan Mahasiswa Jurusan) sehingga tidak
terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pihak.
d. Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari
Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.
e. Proses Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat
disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai kekurangan
sehingga akan memperbaikinya.

3. Kewajaran (Fairness)
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a. Komprehensif dan disiplin
Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang
dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang diperlukan
untuk tercapainya kegiatan tersebut.
b. Fleksibilitas
Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
c. Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang
diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target dana yang
dibutuhkan.
d. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh
pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan bukti
nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.
e. Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang
rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.

4. Kebijakan Anti Korupsi


Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek
kebijakan anti korupsi yaitu:
a. Isi
Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :
· Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat yang
diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.
· Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang
diperlukan masing-masing seksi.
· Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.
· Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam waktu
kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.
b. Pembuat
Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.
c. Pelaksana
Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.
d. Kultur
Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali
ataupun merasa terpaksa.

5. Kontrol Kebijakan
Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Partisipasi
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol kebijakan yang
telah dibuat.
b. Evolusi
Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan alternatif
kebijakan baru yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Reformasi
Penggantian/reformasi kebijakan yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang di
usulkan serta kebijakan baru tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota kepanitiaan
lainnya.

Deskripsi Kegiatan 2
Pada study kasus penerapan prinsip-prinsip anti korupsi ini akan mengambil contoh
suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan yang ada di Poltekkes
Kemenkes RI Medan yaitu HIMA (Himpunan Mahasiswa).
HIMA dan BEM adalah sebuah wadah mahasiswa untuk berorganisasi. HIMA
(Himpunan Mahasiswa) memiliki program kerja khususnya untuk divisi Penalaran yaitu salah
satunya Seminar Nasional.

Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan


Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan dikelompokan menjadi lima bagian yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Penerapan
akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan seminar nasional yang mana ketua
panitia melaporkan kepada para undangan tentang jumlah peserta dan jalannya acara sebagai
pertanggungjawabannya dalam acara.

2. Transparansi
a. Proses Penganggaran
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat
transparansi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa
dana dari kegiatan tersebut.
b. Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan
dibetahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa di Poltekkes Kemenkes RI
Medan.
c. Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen dan seluruh
anggota HIMA Kebidanan sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan
mendapatkan dukungan dari smeua pihak.
d. Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari
Dosen Pembimbing Organisasi, BEM serta HIMA semua jurusan.
e. Proses Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan oleh panitia terkait dan Dosen
Pembimbing organisasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan sehingga akan
memperbaikinya untuk kegiatan yang akan mendatang.

3. Kewajaran (Fairness)
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a. Komprehensif dan disiplin
Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang
dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang diperlukan
untuk tercapainya kegiatan tersebut.
b. Fleksibilitas
Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
c. Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang
diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target dana yang
dibutuhkan.
d. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh
pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan bukti
nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.
e. Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang
rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
4. Kebijakan Anti Korupsi
Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek
kebijakan anti korupsi yaitu:
a. Isi
Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :
· Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat yang
diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.
· Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang
diperlukan masing-masing seksi.
· Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.
· Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam waktu
kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.
b. Pembuat
Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.
c. Pelaksana
Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.
d. Kultur
Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali
ataupun merasa terpaksa.
5. Kontrol Kebijakan
Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Partisipasi
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol kebijakan yang
telah dibuat.
b. Evolusi
Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan alternatif
kebijakan baru yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Reformasi
Penggantian/reformasi kebijakan yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang di
usulkan serta kebijakan baru tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota kepanitiaan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai