Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal.

98-106
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN
HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA 2
SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Ayuk Widiyastuti Kurniasari1, Widiastuti Agustina E.S.2*, Suryadi Budi Utomo2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan Korespondensi, HP: 081280660500, e-mail:widi_greco@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Karanganyar
menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Sumber data berasal dari guru dan
siswa. Teknik pengumpulan data adalah berupa tes dan nontes (observasi, diskusi, wawancara,
kajian dokumen dan angket). Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Karanganyar dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dari 0% pada prasiklus
menjadi 36% pada siklus I, dan menjadi 75% pada siklus II dan prestasi belajar siswa pada
aspek pengetahuan (44,4% menjadi 77,7%), aspek sikap 100% pada siklus I, dan aspek
keterampilan 100% pada siklus I.

Kata Kunci: penelitian tindakan kelas, inkuiri terbimbing, prestasi belajar, aktivitas belajar

PENDAHULUAN nyak upaya untuk mengembangkan


Di era globalisasi tuntutan zaman pendidikan. Salah satu upaya yang
begitu banyak. Terutama masalah dilakukan pemerintah adalah dengan
pendidikan. Pendidikan adalah aspek mengembangkan kurikulum. Indonesia
yang penting bagi kehidupan manusia. telah beberapa kali mengalami
Sejak manusia lahir hingga dewasa perubahan kurikulum. Kurikulum yang
manusia mendapatkan pendidikan, baik digunakan di Indonesia saat ini adalah
itu pendidikan formal maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
nonformal. Pentingnya pendidikan ini (KTSP) dan Kurikulum 2013.
disebabkan oleh adanya pendidikan Kurikulum 2013 merupakan
membuat manusia bisa berinteraksi kurikulum yang berbasis kompetensi
dengan lingkungan dan mengalami yang menekankan pada pengembangan
suatu perubahan yang lebih baik. kemampuan melakukan (kompetensi)
Pendidikan di Indonesia menjadi salah tugas-tugas dengan standar
satu pusat perhatian bagi pemerintah. kemampuan tertentu. Kurikulum ini
Pemerintah telah melakukan ba- diarahkan untuk mengembangkan

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 98


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

pengetahuan, pemahaman, Akhir Semester Ganjil tersebut dapat


kemampuan, nilai, sikap, dan minat dapat dilihat pada Tabel 1.1.
peserta didik, agar dapat melakukan Tabel 1. Data Ketuntasan Siswa pada
sesuatu dalam bentuk kemahiran, Ulangan Akhir Semester
ketepatan, dan keberhasilan dengan Ganjil Tahun 2015/2016.
penuh tanggung jawab [1]. Jadi Kelas KKM Nilai Ketuntasan
penerapan kurikulum 2013 selain Rata- (%)
berbasis kompetensi adalah rata
berkarakter. Pada kurikulum 2013 siswa XI IPA 1 75,0 60,0 44,4
diharapkan mampu mengembangkan XI IPA 2 75,0 59,0 33,3
kemampuan kognitif, afektif, dan XI IPA 3 75,0 64,0 58,3
psikomotor. Selain prestasi akademik
yang bagus siswa diharapkan bisa
Berdasarkan Tabel 1.1 nilai rata-
menerapkan kemampuannya dalam
rata kelas XI IPA 2 adalah yang paling
kehidupan sehari-hari. Sekaligus dapat
rendah dibandingkan dengan kelas XI
menjadi gambaran generasi bangsa
IPA 1 dan kelas XI IPA 3.
yang memiliki karakter yang kuat.
Dengan adanya informasi yang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65
telah diperoleh ditemukan
Tahun 2013 tentang Standar Proses
permasalahan di kelas XI IPA 2. Kelas
pemilihan pendekatan dalam
tersebut memiliki hasil belajar siswa
pembelajaran adalah tematik, saintifik,
yang masih jauh dari nilai Kriteria
inkuiri, discovery (project based
Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM
learning), dan berbasis pemecahan
yang ditetapkan di SMA Negeri 1
masalah.
Karanganyar adalah 75. Hal ini
SMA Negeri 1 Karanganyar
disebabkan karena kelas tersebut
adalah salah satu SMA di kabupaten
adalah kelas yang memiliki aktivitas
Karanganyar yang telah menerapkan
belajar yang rendah. Karena dalam
Kurikulum 2013, termasuk pada mata
proses belajar mengajar siswa
pelajaran kimia. Pada umumnya kimia
cenderung pasif. Dalam pembelajaran
adalah pelajaran yang dianggap sulit
guru menggunakan metode ceramah
oleh siswa. Materi Kelarutan dan Hasil
dalam penyampaian materi. Siswa
Kali Kelarutan adalah salah satu materi
hanya mengandalkan pemberian materi
yang sulit dan membutuhkan
dari guru, hal ini menyebabkan siswa
pemahaman konsep yang bagus.
jarang bertanya di kelas dan sulit untuk
Berdasarkan hasil observasi di
mengungkapkan pendapat mereka.
SMA N 1 Karanganyar melalui
Selain itu siswa juga jarang melakukan
wawancara guru kimia diperoleh
percobaan di kelas maupun di
informasi bahwa pembelajaran kimia
laboratorium terkait materi yang
yang dilakukan masih menggunakan
disampaikan guru. Hal ini membuat
metode konvensional. Ada sebagian
siswa kurang mengetahui penerapan
guru yang memanfaatkan fasilitas
materi tersebut dalam kehidupan sehari-
seperti LCD untuk menjelaskan materi
hari.
pelajaran tetapi tidak ada aktivitas siswa
Aktivitas belajar siswa
yang menonjol di dalam kelas. Terdapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar
juga sebagian guru yang memang
siswa itu sendiri. Semakin aktif siswa
hanya menggunakan metode ceramah
dalam bertanya, menyampaikan
untuk menjelaskan materi pada proses
pendapat, maupun memberikan
kegiatan belajar mengajar. Proses
sanggahan pada saat diskusi semakin
pembelajaran tersebut membuat siswa
membuat pengetahuan siswa
menjadi pasif.
meningkat. Oleh karena itu rendahnya
Berdasarkan observasi yang telah
aktivitas siswa dalam proses
dilakukan diperoleh nilai Ulangan Akhir
pembelajaran membuat prestasi belajar
Semester Ganjil Kelas XI IPA Tahun
siswa menjadi rendah.
Pelajaran 2015/2016. Nilai Ulangan

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 99


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

Uraian permasalahan diatas dapat Dengan model inkuiri terbimbing dapat


dirinci sebagai berikut : meningkatkan rasa percaya diri siswa
1. Dalam penyampaian materi dan dapat meningkatkan prestasi belajar
pembelajaran guru masih siswa [4].
menggunakan metode konvensional Pada penelitian sebelumnya
yaitu metode ceramah. Metode menyatakan bahwa bahan
tersebut dianggap sederhana, efisien, pembelajaran yang didasarkan pada
dan menghemat waktu karena tidak pembelajaran inkuiri terbimbing yang
memerlukan persiapan yang lama. digunakan dalam pembelajaran
2. Nilai hasil Ulangan Semester Ganjil di kooperatif dapat meningkatkan
kelas XI IPA 2 masih jauh dari kemampuan siswa dalam memahami
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). konsep asam dan basa sehingga
Sehingga prestasi belajar siswa prestasi belajar dapat meningkat [5].
masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan latar belakang
3. Siswa di kelas XI IPA 2 merupakan masalah tersebut, peneliti melakukan
siswa yang pasif ketika kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk
belajar mengajar. Aktivitas siswa meningkatkan aktivitas belajar dan
hanya sebatas mendengarkan prestasi belajar siswa menggunakan
penjelasan guru dan mengerjakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
soal saja. Siswa juga kurang pada materi Kelarutan dan Hasil Kali
melakukan percobaan/penemuan. Kelarutan kelas XI IPA 2 SMAN 1
Berbagai permasalahan ter- Karanganyar tahun pelajaran
sebut dapat dipecahkan dengan 2015/2016.
menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas METODE PENELITIAN
bertujuan untuk menyelesaikan Penelitian ini dilaksanakan di kelas
permasalahan di suatu kelas sehingga XI IPA 2 SMA Negeri 1 Karanganyar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. pada tahun pelajaran 2015/2016, yang
Inkuiri adalah salah satu metode beralamat di Jalan A.W. Monginsidi 03
pembelajaran yang disarankan pada Karanganyar. Penelitian ini merupakan
Kurikulum 2013 untuk digunakan pada penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
proses pembelajaran. Pada penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
ini digunakan model pembelajaran siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing perencanaan tindakan, pelaksanaan
adalah suatu model pembelajaran tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek
dimana guru menyediakan suatu dalam penelitian ini adalah siswa kelas
permasalahan materi kemudian siswa XI IPA 2 SMAN 1 Karanganyar pada
yang mencari solusinya, sehingga siswa tahun pelajaran 2015/2016. Sumber
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. data berasal dari siswa dan guru.
Keaktifan siswa dalam proses Teknik pengumpulan data yang
pembelajaran dapat meningkatkan digunakan yaitu tes dan non tes
prestasi belajar dikarenakan siswa (observasi,diskusi, wawancara,kajian
memahami konsep dengan matang [2]. dokumen, dan angket). Teknik analisis
Selain itu, pada aktivitas pembelajaran data yang digunakan pada penelitian ini
inkuiri terbimbing, pembelajaran adalah analisis kualitatif. Analisis dimulai
terpusat pada konsep dan proses ilmiah sejak awal sampai berakhirnya
yang dapat mengembangkan dan pengumpulan data-data, dimana semua
membantu siswa dalam memahami data diolah secara deskriptif kualitatif.
materi yang dapat meningkatkan Teknik analisis kualitatif mengacu pada
kemampuan berpikir tinggi [3]. Model model analisis Miles dan Huberman
pembelajaran inkuiri terbimbing efektif yang dilakukan dalam tiga langkah yaitu
membantu guru dalam memotivasi reduksi data, penyajian data, serta
siswa untuk mengajukan pertanyaan penarikan kesimpulan dan verifikasi [6].
yang merupakan bagian penting dari Teknik yang diperlukan untuk
pembelajaran berbasis penyelidikan. memeriksa validitas data dalam

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 100


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

penelitian ini adalah teknik triangulasi. Pelaksanaan Tindakan


Triangulasi yang digunakan dalam Penelitian ini dilaksanakan di kelas
penelitian ini adalah triagulasi teknik, XI IPA 2 SMA N 1 Karanganyar pada
dengan menggunakan berbagai metode semester genap tahun pelajaran
pengumpulan data, misalnya: 2015/2016. Pelaksanaan tindakan pada
wawancara, observasi, kajian dokumen, siklus I dimulai pada tanggal 27 April
angket dan tes pengetahuan [7]. 2016. Berdasarkan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran,
HASIL DAN PEMBAHASAN pelaksanaan pembelajaran pada materi
Penelitian ini merupakan kelarutan dan hasil kali kelarutan di
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang kelas XI IPA 2 dilakukan sebanyak 4 kali
dilakukan dalam dua siklus. Dimana pertemuan untuk proses pembelajaran
setiap siklus memiliki tahapan dengan alokasi waktu 3x45 menit dan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, 1x45menit, serta satu kali pertemuan
observasi, dan refleksi. untuk evaluasi Siklus I. Guru membagi
siswa menjadi 6 kelompok yang dipilih
Siklus I secara heterogen yang berasal dari
Perencanaan Tindakan siswa yang memiliki prestasi belajar
Perencanaan tindakan pada siklus yang tinggi, sedang, dan rendah.
I ini didasarkan pada hasil wawancara Masing-masing dari keenam kelompok
yang dilakukan pada guru dan angket tersebut memiliki anggota yang tetap
prasiklus yang menyatakan bahwa tidak sampai dengan siklus I selesai. Untuk
ada aktivitas belajar siswa dengan setiap kelompok guru membagikan satu
kategori tinggi dan prestasi belajar siswa lembar diskusi.
yang rendah. Pada tahap perencanaan Guru membimbing siswa
tindakan siklus I, peneliti menyusun melaksanakan tahap orientasi,
beberapa instrumen penelitian, seperti merumuskan masalah, dan menuliskan
silabus mata pelajaran kimia, Rencana hipotesis, setiap kelompok melakukan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diskusi berdasarkan permasalahan yang
instrumen penelitian, dan media ada di dalam lembar diskusi untuk
pembelajaran berupa lembar diskusi. memperoleh data. Guru membimbing
Untuk penyusunan silabus peneliti siswa untuk menemukan jawaban yang
bekerjasama dengan guru mata dianggap tepat sesuai dengan
pelajaran kimia di kelas tersebut yang permasalahan yang ada, dan tahap
disesuaikan dengan silabus yang pada pembelajaran inkuiri terbimbing ini
diterapkan Pemerintah pada kurikulum disebut dengan tahap menguji hipotesis.
2013. Peneliti menyusun Rencana Apabila diskusi dalam setiap kelompok
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah hampir selesai guru membimbing
dengan menggunakan model siswa dalam menarik kesimpulan dari
pembelajaran Inkuiri Terbimbing, data yang telah diperoleh setiap
mengkaji silabus dan materi yang kelompok.Kemudian setiap kelompok
terdapat dalam buku pegangan siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-
sesuai kurikulum 2013 yang dijadikan masing. Pada akhir pembelajaran, guru
dasar dalam penyusunan RPP. Setiap melakukan evaluasi hasil diskusi setiap
proses pembelajaran Inkuiri Terbimbing kelompok dan bersama-sama siswa
dilengkapi dengan lembar diskusi siswa. menarik kesimpulan pembelajaran pada
Lembar diskusi ini disusun berdasarkan pertemuan tersebut.
sintaks pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Selain media, instrumen yang disiapkan Observasi Tindakan
oleh peneliti adalah lembar observasi Observasi tindakan dilaksanakan
sikap, lembar observasi keterampilan, pada aspek sikap, aktivitas belajar, dan
lembar observasi aktivitas belajar siswa, psikomotor. Aspek sikap yang dinilai
angket sikap, angket aktivitas belajar, berupa sikap spritual dan sikap sosial.
dan soal penilaian pengetahuan. Untuk aspek aktivitas belajar yang dinilai
adalah aspek visual activities, oral

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 101


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

activities, writing activities, dan mental Hasil akhir penilaian sikap siklus I
activities. disajikan pada Gambar 2.
Observasi ini dilakukan setiap kali
pertemuan. Untuk aspek sikap dan
0% 0%
aktivitas belajar dilakukan sebanyak
empat kali, tetapi untuk aspek Sangat Baik
36%
psikomotor hanya dilakukan tiga kali Baik
saja dikarenakan pada saat 64%
pembelajaran hanya dilakukan tiga kali Cukup
praktikum. Observasi dilakukan oleh 3 Kurang
orang observer, dimana setiap observer
mengamati dua kelompok dan membuat
dokumentasi. Untuk mempermudah Gambar 2. Hasil Akhir Penilaian Sikap
observer dalam mengamati kegiatan Siswa Siklus I
siswa, setiap siswa diberi nomor yang
dipakai di depan dan dipunggung siswa Berdasarkan Gambar 2 diperoleh data
sehingga observer dapat mengamati bahwa 36% siswa kelas XI IPA 2
baik dri depan maupun belakang.Setiap memiliki nilai aspek sikap berkategori
pertemuan guru sudah melaksanakan sangat baik, sedangkan 64% siswa
sintaks model pembelajaran Inkuiri dikelas memiliki kategori sikap baik,
Terbimbing dengan baik. Selain itu kategori sikap cukup dan kurang
penyampaian materi oleh guru juga sebesar 0%. Sehingga aspek sikap tidak
sudah jelas dan juga komunikatif perlu dilakukan pada siklus II.
sehingga siswa dapat aktif di dalam
kelas. Hasil penilaian aspek keterampilan
dapat dilihat pada Gambar 3.
Hasil ketercapaian ketuntasan belajar
siswa pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan dapat dilihat pada Gambar 5% 6%
1. A
42%
A-
47% B+
44% B
56% Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 3. Hasil Akhir Penilaian Aspek
Keterampilan

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat


Gambar 1. Ketuntasan Belajar Aspek bahwa persentase ketuntasan siswa
Pengetahuan Siswa Siklus pada aspek ketrampilan telah mencapai
I 100%. Berdasarkan analisis per
indikator ketuntasan keterampilan diatas
Dari gambar 1. dapat dilihat bahwa 90%, dimana sudah melebihi target
jumlah siswa yang tuntas pada siklus I ketuntasan yaitu 70%. Sehingga aspek
sebanyak 16 siswa dengan persentase keterampilan tidak dilanjutkan pada
ketuntasan sebesar 44 %. Sedangkan siklus II.
jumlah siswa yang belum tuntas Hasil persentase ketercapain aktivitas
sebanyak 20 siswa dengan persentase belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
ketuntasan 56% sehingga perlu pada Gambar 4.
dilakukan siklus II.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 102


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

0% peneliti dan guru mata pelajaran kimia


melakukan diskusi untuk memperbaiki
36% proses pembelajaran dan membuat
Tinggi perencanaan pada siklus II.
64% Sedang Pembelajaran yang dilaksanakan pada
siklus II membahas indikator-indikator
Rendah
yang belum tuntas sehingga diharapkan
dapat memenuhi target.

Gambar 4. Hasil Akhir Penilaian Siklus II


Aktivitas Belajar Siswa Perencanaan
Siklus I Perencanaan tindakan pada siklus
II disusun berdasarkan hasil dari refleksi
Berdasarkan Gambar 4. Diperoleh data siklus I, sehingga aspek yang akan
bahwa pesentase siswa dengan diulang pada siklus II adalah aspek
aktivitas belajar kategori tinggi sebesar pengetahuan dan aspek aktivitas
36% sedangkan aktivitas belajar belajar. Perencanaan tindakan dimulai
kategori sedang sebesar 64%. Sehingga dengan pembuatan Rencana
dapat dilihat adanya peningkatan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
aktivitas belajar dari prasiklus ke siklus I siklus II. RPP tersebut disusun
sebesar 0% menjadi 36%. Meskipun berdasarkan refleksi pada siklus I yang
sudah terjadi peningkatan aktivitas berisi beberapa perubahan antara lain
belajar, tetapi belum mencapai target merubah kelompok diskusi dan cara
ketuntasan. Sehingga aktivitas belajar guru mengajar. Untuk mengatasi
siswa masih perlu dilakukan perbaikan kelemahan adanya beberapa siswa
pada siklus II. yang masih belum percaya diri untuk
berpendapat pada siklus II ini dua orang
Refleksi dari setiap kelompok ditunjuk sebagai
Berdasarkan analisis dari tindakan asisten. Guru memberikan perhatian
siklus I, masih terdapat kekurangan lebih kepada siswa yang mendapatkan
pada beberapa aspek, sehingga masih nilai di bawah KKM pada tes
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pengetahuan siklus I yaitu dengan
pada siklus II. Pada aspek pengetahuan mengulang kembali materi yang belum
masih terdapat beberapa indikator yang memenuhi ketuntasan. Guru juga
belum tercapai. Hal ini disebabkan pada berkeliling pada setiap kelompok agar
indikator-indikator tersebut merupakan tidak timbul suasana yang gaduh ketika
materi yang sulit karena berisi dilaksanakan diskusi kelompok maupun
perhitungan dan memerlukan kelas
pemahaman konsep yang matang. Pada siklus II ini akan
Kekurangan lain pada tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan.
adalah pembagian kelompok yang Untuk pertemuan pertama yaitu
disusun secara heterogen diawal pemberian materi yang belum mencapai
memiliki kelemahan yaitu terdapat target ketuntasan yang akan
beberapa kelompok yang sangat aktif dilaksanakan 2x45 menit. Sedangkan
dan sangat pasif. Dari setiap pertemuan, pada pertemuan kedua dilaksanakan
aktivitas belajar siswa makin meningkat. evaluasi siklus II.
Tetapi masih terdapat beberapa siswa
yang belum menunjukkan keaktifannya Pelaksanaan Tindakan
dikarenakan masih malu dan takut salah Pada siklus II guru juga
dalam menyampaikan pendapat. menerapkan model pembelajaran inkuiri
Pelaksanaan diskusi membuat keadaan terbimbing. Pada pembelajaran guru
di kelas menjadi sedikit ramai karena menekankan pada konsep-konsep
siswa antusias dalam materi yang belum dipahami oleh siswa.
melaksanakannya.Oleh karena itu, Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok, dimana setiap kelompok

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 103


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

terdapat dua asisten yang sebelumnya pada siklus II sebesar 78% yang artinya
sudah dibimbing oleh guru. Selanjutnya telah mencapai target.
guru membagikan lembar diskusi
kepada masing-masing kelompok. Pada Refleksi tindakan
akhir siklus II dilakukan evaluasi Pembelajaran pada Siklus II
terhadap aspek pengetahuan dan dilaksanakan sebanyak dua kali
aktivitas belajar siswa. Dengan pertemuan, dimana pertemuan pertama
demikian, diharapkan pada siklus II ini dilaksanakan proses pembelajaran
setiap masalah yang belum indikator kompetensi yang belum tuntas
terselesaikan pada siklus I dapat pada siklus I (2x45 menit) dan
diselesaikan pada siklus II. Siklus II pertemuan kedua adalah evaluasi siklus
diakhiri dengan dilakukannya tes II berupa tes pengetahuan serta
aktivitas belajar dan tes pengetahuan penilaian aktivitas belajar siswa. Dari
siklus II. analisis evaluasi siklus II diperoleh hasil
yang lebih baik dibandingkan siklus I.
Observasi Tindakan Untuk aktivitas belajar siswa, sudah
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa memenuhi target ketuntasan yaitu 75%.
siklus II dapat dilihat pada Gambar 5. Sehingga dapat dilihat terdapat
peningkatan aktivitas belajar dari siklus I
ke siklus II sebesar 36% menjadi 75%.
Hal ini dikarenakan siswa sudah
25% terbiasa dengan model pembelajaran
Tinggi inkuiri terbimbing yang menuntut
75% keaktifan siswa dalam proses
Sedang pembelajaran. Meningkatnya aktivitas
belajar ini berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa pada aspek
pengetahuan. Peningkatan aktivitas
Gambar 5. Hasil Penialaian Aktivitas belajar siswa ini sesuai dengan hasil
Belajar Siswa Siklus II penelitian yang dilakukan sebelumnya
yaitu metode inkuiri terbimbing dapat
Berdasarkan Gambar 5. target meningkatkan aktivitas belajar dan
ketercapaian aktivitas belajar siswa prestasi belajar siswa dikarenakan
berkategori tinggi sudah terpenuhi yaitu setiap siswa terlibat aktif dan
75%. bertanggungjawab untuk ikut serta
dalam diskusi kelompok. Oleh karena itu
Hasil persentase ketuntasan aspek kerjasama antar anggota kelompok
pengetahuan disajikan pada Gambar 6. menjadi lebih baik. Siswa juga berani
menyampaikan pendapatnya saat
diskusi kelompok dan berani bertanya
kepada guru apabila terdapat kesulitan
22% dalam memahami materi [8].
Tuntas Untuk aspek pengetahuan sudah
78%
memenuhi target ketuntasan yaitu
Tidak Tuntas
sebesar 77,7%. Peningkatan tersebut
dilihat dari ketercapaian siklus I sebesar
44,4% menjadi 77,7% pada siklus II.
Dengan adanya aktivitas belajar siswa
Gambar 6. Ketuntasan Belajar Aspek yang baik pada proses pembelajaran,
Pengetahuan Siswa Siklus maka prestasi belajar siswa juga
II meningkat. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat menyatakan bahwa model pembelajaran
bahwa ketuntasan aspek pengetahuan inkuiri terbimbing membuat
pembelajaran di dalam kelas menjadi

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 104


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

lebih aktif. Melalui pembelajaran dengan Inkuiri Terbimbing pada materi kelarutan
penemuan konsep maka siswa lebih dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA 2
dapat memahami materi, sedemikian SMA N 1 Karanganyar Tahun Pelajaran
hingga dapat meningkatkan prestasi 2015/2016 dapat meningkatkan aktivitas
belajar [9]. belajar dan prestasi belajar siswa. Pada
Untuk penilaian aspek sikap dan prasiklus tidak ada siswa yang memiliki
keterampilan tidak dilakukan lagi aktivitas dengan kategori tinggi, pada
dikarenakan setiap indikator kompetensi siklus I siswa dengan kategori aktivitas
sudah memenuhi target ketuntasan. tinggi sebesar 36%, sedangkan pada
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siklus II menjadi 75%. Untuk ketuntasan
semua indikator-indikator pada siklus II prestasi belajar siswa pada aspek
sudah memenuhi target ketuntasan. pengetahuan dilihat dari siklus I sebesar
44,4% menjadi 77,7% pada siklus II.
Perbandingan Antar Siklus Prestasi belajar aspek sikap dan aspek
Perbandingan hasil antar siklus keterampilan memiliki ketuntasan siswa
dilakukan untuk mengetahui perbedaan sebesar 100%.
hasil yang diperoleh pada siklus I
dengan siklus II. UCAPAN TERIMAKASIH
Perbandingan hasil tindakan antar siklus Penulis mengucapkan terima
disajikan pada Tabel 1. kasih kepada Drs. Bagus Nugroho,
M.Pd., selaku kepala sekolah SMA N 1
Tabel 2. Perbandingan Hasil Siklus I Karanganyar atas izin yang diberikan
dan Siklus II Materi Pokok kepada penulis untuk melaksanakan
Kelarutan dan Hasil Kali penelitan serta kepada Bambang
Kelarutan Kelas XI IPA 2 SMA Asihno, S.Pd, M.Pd., selaku guru kimia
N 1 Karanganyar Tahun yang telah mengijinkan penulis
Pelajaran 2015/2016 menggunakan kelasnya untuk penelitian
Aspek Ketercapaian (%) di SMA N 1 Karanganyar.
Siklus I Siklus II
Aktivitas Belajar 36,0 75,0 DAFTAR RUJUKAN
Pengetahuan 44,4 77,7 [1] Mulyasa. (2013). Pengembangan
Siswa dan Implementasi Kurikulum 2013.
Sikap 100,0 - Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Keterampilan 100,0 -
[2] Sanjaya, W. (2014). Strategi
Berdasarkan hasil siklus I dan Pembelajaran Berorientasi Standar
siklus II, semua aspek telah mencapai Proses Pendidikan. Jakarta:
target yang ditetapkan sehingga Kencana Prenadamedia Group.
pelaksanaan tindakan hanya sampai
siklus II. Dari hasil tersebut dapat [3] Villagonzalo, E.C. (2014).
diketahui bahwa secara keseluruhan Presented At The DLSU Research
penelitian penerapan metode Congress 2014. Philippines: De La
pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Salle University, Manila.
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 [4] Banerjee, A. (2010). FALL Science
Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 Educator, 19(2), 1-9
dapat dikatakan berhasil karena pada
akhir penelitian, kriteria keberhasilan [5] Bilgin, I. (2009). Scientific
yang ditetapkan dapat terpenuhi yaitu Reasearch and Essay, 4(10),1038-
dapat meningkatkan aktivitas belajar 1046.
siswa dan prestasi belajar siswa.
KESIMPULAN [6] Sugiyono. (2010). Metode
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian Pendidikan Pendekatan
telah dilakukan, diperoleh kesimpulan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D.
bahwa penerapan model pembelajaran Bandung: alfabeta.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 105


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Hal. 98-106

[7] Moleong, L.J. (2007). Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

[8] Setiowati, H., Saputro, A. N. C., &


Eko, S. W. A. (2014). Jurnal
Pendidikan Kimia, 4(4), 54-60.

[9] Kurniawati, D., Masykuri, M., &


Saputro, S. (2016). Jurnal
Pendidikan Kimia, 5(1), 88-95.

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 106

Anda mungkin juga menyukai