Anda di halaman 1dari 306

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

KEMENTERIAN AGAMA RI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Materi Pelatihan
Pelatih
Manajemen Keuangan Sekolah/
Madrasah

Bantuan Operasional Sekolah


DAFTAR ISI
Halaman
Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
Daftar Isi Iii
Kata Pengantar v
Daftar Singkatan vii
Daftar Istilah vii
Silabus Modul 1 ix
Sesi 1. Pengantar Manajemen Keuangan Sekolah/ Madrasah. 1
Rencana Sesi 1
Power Point 4
Sesi 2. Penatausahaan Keuangan Sekolah/ Madrasah. 15
Rencana Sesi 15
Power Point 18
Latihan: Pengisian Format Pencairan Dana 29
a. Instruksi Pelatih 29
b. Kasus 30
c. Lembar Kerja 34
d. Kunci Jawaban 35
Lembar Bahan Bacaan: 38
1. Pengorganisasian Pengelolaan Dana Sekolah. 38
2. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Dana. 41
3. Pengumuman Rencana Penggunaan Dana dan Pencairan Dana 42
4. Tugas dan Tanggung Jawab Penatausahaan Keuangan Sekolah 43
Sesi 3. Perpajakan. 47
Rencana Sesi 47
Presentasi Sesi 50
Latihan: Penghitungan Pajak 71
a. Instruksi Pelatih 71
b. Kasus 72
c. Kunci Jawaban Kasus 73
Lembar Bahan Bacaan: Jenis-jenis Pajak 75

iii
Sesi 4. Pembukuan 85
Rencana Sesi 85
Presentasi Sesi 88
Latihan: Pembukuan dan Laporan 105
a. Instruksi Pelatih 105
b. Kasus 106
c. Lembar Kerja 108
d. Kunci Kasus 112
Lembar Bahan Bacaan: 121
1. Pembukuan dan Jenis Buku 121
2. Kode Akun 122
Sesi 5. Pencatatan Barang Milik Sekolah/ Madrasah 129
Rencana Sesi 129
Presentasi Sesi 132
Lembar Bahan Bacaan: Inventarisasi Aset Sekolah 160
Sesi 6. Pelaporan 171
Rencana Sesi 171
Presentasi Sesi 173
Latihan: Menyusun Rincian Penggunaan Dana 181
a. Instruksi Pelatih 181
b. Kasus 182
c. Lembar Kerja 184
d. Kunci Kasus Pelaporan 187
Lembar Bahan Bacaan: 190
1. Pelaporan 190
2. Contoh Alur Penyusunan Laporan 193
Sesi 7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian 197
Rencana Sesi 197
Presentasi Sesi 199
Suplemen 209

iv
v
vi
Daftar Singkatan Modul 3.
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ATK Alat Tulis Kantor
BMS Barang Milik Sekolah
BOS Bantuan Operasional Sekolah
BOSDA Bantuan Operasional Sekolah Daerah
BOSP Biaya Operasional Satuan Pendidikan
Juknis Petunjuk Teknis
KIB Kartu Inventaris Barang
KIR Kartu Inventaris Ruang
KS Kepala Sekolah
LBB Lembar Bahan Bacaan
MI Madrasah Ibtidaiah
Monev Monitoring dan Evaluasi
Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri
PMK Peraturan Menteri Keuangan
PPh Pajak Penghasilan
PPN Pajak Pertambahan Nilai
PPt Power Point
PTKP Pendapatan Tidak Kena Pajak
RAPBS Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
RKAS Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
RKS Rencana Kerja Sekolah
RPS Rencana Pengembangan Sekolah
SD Sekolah Dasar
SDM Sumber Daya Manusia
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPJ Surat Pertanggungjawaban
Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi

vii
UU Undang-Undang.

Daftar Istilah Modul 3.


MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH

BOS program pemerintah yang bertujuan untuk penyediaan


pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun.
Value for Money istilah yang digunakan untuk menilai apakah sebuah organisasi
telah memperoleh manfaat yang maksimum dari barang dan
jasa yang diperoleh atau disediakan dengan sumber daya yang
ada.
Transparan memiliki sifat bahwa sebuah teori atau praktek terbuka kepada
publik, karenanya mengurangi peluang untuk korupsi.
Akuntabel bentuk pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada orang/
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan melalui media pertanggungjawaban berupa laporan
akuntabilitas kinerja secara periodik.
Buku Kas Umum buku utama yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
yang mempengaruhi saldo kas, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Buku Pembantu Kas buku yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan
dan pengeluaran yang dilaksanakan secara tunai.
Buku Pembantu Bank buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan melalui bank
dengan cara antara lain penerbitan cek, penarikan cek,
penerimaan pembayaran dengan cek, dan lain-lain.
Buku Pembantu Pajak buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan
penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.
Efisien pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu,
atau input minimum untuk output tertentu.
Efektif perbandingan outcome dengan output, atau tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Ekonomis pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu
pada tingkat harga yang terendah.
Partisipasi Masyarakat keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam suatu
kegiatan atau organisasi sosial baik secara moril (fisik) maupun
spiritual (non fisik) untuk mewujudkan keinginan dan
kepentingan bersama

viii
Silabus Modul 3.
MANAJEMEN KEUANGAN

A. TUJUAN
Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah/madrasah yang baik.
2. Memahami alur dan proses penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.
3. Memahami aturan-aturan perpajakan yang terkait dengan kegiatan sekolah/ madrasah
dan dapat menerapkannya secara baik dan benar.
4. Memahami dan dapat menerapkan sistem dan prosedur pembukuan yang berlaku
untuk sekolah/madrasah.
5. Melakukan pencatatan barang milik sekolah/madrasah baik yang diterima maupun
yang digunakan.
6. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan dana sesuai dengan sistem dan
prosedur yang berlaku.
7. Memahami pentingnya persiapan sekolah/madrasah dalam proses pengendalian,
pengawasan dan audit.

B. STRATEGI

No. Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung

1 Pengantar 1. Manajemen keuangan di tingkat 45 • Rencana sesi 1


Manajemen sekolah/madrasah. menit • Power point 1-14
Keuangan 2. Prinsip-prinsip manajemen
Sekolah/ keuangan yang baik.
Madrasah. 3. Transparansi, Akuntabilitas dan
Partisipasi di Sekolah/Madrasah.
2 Penatausahaan 1. Pemisahan tugas dan tanggung 105 • Rencana sesi 2
Keuangan jawab dalam penatausahaan menit • Power point 1-5
Sekolah/ keuangan sekolah/madrasah.
• LK 2.1.
Madrasah. 2. Prosedur penerimaan dana. • LBB 2.1 - LBB 2.4
3. Prosedur pengeluaran dana.
4. Prosedur pelaporan.
3 Perpajakan. 1. Pajak Penghasilan Pasal 21. 90 • Rencana sesi 3
2. Pajak Penghasilan Pasal 22. menit • Power point 1-23
3. Pajak Penghasilan Pasal 23. • LKK 3.1
• LBB 3.1
4. Pajak Pertambahan Nilai.

ix
No. Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung

4 Pembukuan. 1. Pengertian dan manfaat 180 • Rencana sesi 4


pembukuan. menit • Power point 1-19
2. Jenis transaksi dan jenis buku. • LK 4.1.
3. Format-format buku. • LBB 4.1.
4. Alur pembukuan.
5 Pencatatan 1. Latar belakang dan pengertian 75 • Rencana sesi 5
Barang Milik pencatatan barang milik menit • Power point 1-28
Sekolah/ sekolah/madrasah.
• LBB 5.1.
Madrasah. 2. Penanggungjawab dan jenis
barang milik sekolah/madrasah.
3. Pencatatan penerimaan,
penyimpanan dan penggunaan
barang milik sekolah/madrasah.
4. Penulisan kode barang.
6 Pelaporan. 1. Laporan Realisasi Penggunaan 120 • Rencana sesi 6
Dana per Program. menit • Power point 1-10
2. Laporan Realisasi Penggunaan • LK.6.1
Dana per Sumber Penerimaan. • LBB 6.1
7 Pengawasan, 1. Pengawasan. 45 • Rencana sesi 7
Audit dan 2. Audit. menit • Power point 1-12
Pengendalian. 3. Pengendalian.
Total waktu = 660 menit = 11 jam

x
Rencana Sesi 1 (Modul 3)
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN SESI 1
SEKOLAH/MADRASAH

A. PENDAHULUAN
Sekolah/madrasah sebagai sebuah entitas organisasi memerlukan dana dalam
pengoperasiannya. Pemerintah sendiri dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional
menyatakan secara eksplisit bahwa ada tiga pengelompokan sumber dana untuk
sekolah/madrasah yaitu: 1) dana bersumber dari Pemerintah, 2) dana bersumber dari
pemerintah daerah dan 3) dana bersumber dari masyarakat, termasuk di dalam ini dana
yang bersumber dari orangtua siswa. Dana yang diperoleh sekolah/madrasah ini pada
gilirannya digunakan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada siswanya.
Pengelolaan dana secara profesional memungkinkan sekolah/madrasah bertumbuh secara
optimal dan pada akhirnya diharapkan mampu mendukung kegiatan belajar-mengajar
yang berkualitas. Ditambah lagi pernyataan secara eksplisit bahwa entitas
sekolah/madrasah bukanlah lembaga yang bersifat mencari profit, maka setiap sen
penerimaan sekolah/madrasah harus digunakan kembali untuk peningkatan kualitas dan
kuantitas pelayanan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian menjadi penting bahwa
pengelola sekolah/madrasah menyadari pentingnya pengelolaan dana yang yang
diperolehnya secara profesional.
Pemerintah sendiri mendukung pengelolaan sekolah/madrasah secara mandiri melalui
pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam implementasi MBS,
sekolah/madrasah diberi kewenangan untuk mencari berbagai sumber dana yang bisa
didapatkannya dan memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan sekolah/madrasah dalam
rangka penyediaan pelayanan pendidikan. Dari sisi manajemen keuangan, MBS menuntut
pengelola sekolah/madrasah mampu melakukan perencanaan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara baik dan
transparan.
Terkait dengan pengelolaan dana yang baik akan dibahas beberapa konsep esensial yang
perlu dipahami: 1) ekonomis, efisiensi dan efektifitas, 2) transparansi, 3) akuntabilitas, 4)
keadilan, 5) kejujuran dalam pengelolaan dan 6) pengendalian. Sesi ini akan membahas
prinsip-prinsip manajemen keuangan publik yang baik sebagai dasar dalam pembahasan
pengelolaan sekolah/madrasah.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan peserta mampu menjelaskan:
1. pengertian manajemen keuangan; dan
2. prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah/madrasah yang baik.

1
C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
2. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah yang Baik.
3. Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi di Sekolah/Madrasah.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 45 menit.

E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 1. Pengantar Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
4. Power point (PPt) 1-14.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 1. Pelatih menjelaskan tujuan dari sesi ini dikaitkan 5 PPt 1-3
dengan tujuan pelatihan manajemen keuangan menit
Pendahuluan
secara keseluruhan.
2. Pelatih menjelaskan secara singkat perihal
pokok-pokok bahasan, alokasi waktu dan alur
kegiatan sesi ini.

Tahap 2. 1. Pelatih memberikan gambaran tentang peran 5 PPt 4-7


manajemen keuangan di sekolah/ madrasah menit
Pengertian
dalam siklus perencanaan dan keuangan
Manajemen
sekolah/madrasah.
Keuangan
2. Pelatih menjelaskan tentang peraturan
perundangan yang menjadi landasan pentingnya
penerapan manajemen keuangan di tingkat
sekolah/madrasah.

2
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 3. Pelatih mejelaskan apa saja yang merupakan prinsip 15 PPt 8-10
manajemen keuangan publik. menit
Prinsip-prinsip
Manajemen Catatan:
Keuangan yang
Berikan penjelasan seperlunya berkenaan dengan
Baik
prinsip manajemen keuangan publik, berikan
kesempatan pada peserta untuk menanggapi dan
bertanya sesuai dengan butir-butirnya.

Tahap 4 Pelatih memberikan penekanan pada tiga prinsip 10 PPt 11-12


pertama dan kaitannya dengan partisipasi menit
Transparansi,
masyarakat berikut contoh.
Akuntabilitas dan
Partisipasi di
Sekolah/Madrasah

Tahap 5. Pelatih memberikan gambaran tentang topik-topik 5 PPt 13


yang termasuk dalam pembahasan manajemen menit
Garis Besar Topik
keuangan dan mana yang akan menjadi fokus pada
Manajemen
pelatihan ini.
Keuangan

Tahap 6. Pelatih memberikan kesempatan pada peserta 5 PPt 14


untuk mengajukan pertanyaan terkait paparan yang menit
Tanya Jawab
diberikan dalam sesi ini.

H. REFERENSI
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
6. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
7. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
8. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(direvisi melalui Permendagri Nomor 59 Tahun 2007).

3
1

Sesi 1
Pengantar
Manajemen Keuangan
Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Slide ini memberikan cakupan topik yang akan dibahas.
Inti uraian:
Sesi ini memberikan gambaran umum tentang apa yang dimaksud dengan manajemen
keuangan di sekolah/madrasah, prinsip-prinsip uang mendasari dan ruang lingkup manajemen
keuangan di sekolah/madrasah.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan…

• pengertian manajemen keuangan; dan


• prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik.

Mengapa slide ini penting?


Peserta perlu mengetahui tujuan sesi ini.

4
Tujuan sesi ini adalah :
a. mengelola penggunaan dana sekolah/madrasah secara transparan dan akuntabel,
b. meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana sekolah/madrasah,
c. mendorong pemanfaatan dana sekolah/madrasah secara lebih ekonomis,
d. meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah/madrasah,
e. memupuk kreativitas pencarian sumber pendanaan sekolah/madrasah, dan
f. mendorong kompetensi penanggungjawab keuangan sekolah/madrasah.

Inti uraian:
Menjelaskan tujuan pemahaman yang dinginkan dari peserta setelah sesi ini selesai.

Pokok Bahasan
1. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
2. Prinsip Manajemen Keuangan Yang Baik.
3. Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi di Sekolah/Madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Peserta perlu mengetahui topik yang akan dibahas dalam sesi ini.
Inti uraian:
Memberi batasan cakupan topik yang akan dibahas pada sesi ini.

Apa itu Manajemen Keuangan


Sekolah/Madrasah?
... merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah/madrasah mulai
dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah/madrasah.

5
Mengapa slide ini penting?
Memberi definisi dan cakupan dari manajemen keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Jelaskan bahwa manajemen keuangan telah dimulai dari perencanaan.
2. Dilanjutkan dengan pelaksanaan dari rencana, termasuk pembukuan dan pembelanjaan.
3. Tahapan berikut adalah pengawasan agar semua yang dijalankan berjalan sesuai rencana.
Siklus menjadi lengkap dengan pembuatan laporan sebagai bagian dari pertanggungjawaban
keuangan, baik melalui proses audit maupun non audit.

5
Manajemen Keuangan dalam
Siklus Manajemen Sekolah/Madrasah

Perencanaan
dan
Penganggaran
(RKS/RKAS) Manajemen
Keuangan
Sekolah/Madrasah:
Pelaksanaa • Perencanaan
Pelaporan n
• Penatausahaan
• Pembukuan
• Pelaporan
Monev
• Pengawasan

Mengapa slide ini penting?


Memberi alternatif penjelasan siklus anggaran secara visual.
Inti uraian:
1. Manajemen keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam manajemen
sekolah/madrasah.
2. RKA/RKAS diwarnai berbeda (merah) untuk menunjukkan bahwa walaupun dia
merupakan bagian dari manajemen keuangan sekolah, pembahasan modul ini tidak
memasukkan hal ini karena telah dibicarakan pada modul terdahulu.

6
6

Mengapa Manajemen Keuangan


Sekolah/Madrasah Penting?
 Adanya tuntutan untuk mampu mengelola penggunaan dana secara
transparan dan akuntabel.
 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta mendorong pemanfaatan
dana secara ekonomis.
 Meminimalkan penyalahgunaan anggaran.
 Kreatif menggali sumber pendanaan.
 Menempatkan bendahara yang kompeten.

Mengapa slide ini penting?


Memberi alasan mengapa manajemen keuangan sekolah yang baik menjadi penting.
Inti uraian:
Cukup jelas dengan catatan, kompeten: yang menguasai pembukuan dan pertanggungjawaban
keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Landasan Hukum Manajemen Keuangan


Sekolah/Madrasah
• UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
• UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
• UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
• PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• Permendagri 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(direvisi melalui Permendagri 59/2007)
• PP 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan
• PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

7
Mengapa slide ini penting?
Memberi landasan hukum bagi pengelolaan keuangan publik yang baik.
Inti uraian:
Daftar sudah cukup jelas, secara khusus bisa ditambahkan:
UU 17/2003 pasal 10:
(1) Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana tersebut dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf c:
a. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola
APBD;
b. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah

UU 20/2003 (Pasal 48):


(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi,
dan akuntabilitas publik.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Prinsip Manajemen Keuangan


Sekolah/Madrasah yang Baik
 Value for money (ekonomis, efisien, efektif)
 Akuntabilitas
 Transparansi
 Keadilan
 Integritas

Mengapa slide ini penting?


Memberi ringkasan prinsip-prinsip manajemen kuangan yang baik.

Inti uraian:
Cukup jelas, penjelasan dan makna akan diberikan pada dua slide berikutnya.
Value for money: mendapatkan yang terbaik dari yang kita punya.

8
9

Value for Money


 Ekonomis ; pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu
pada tingkat harga yang terendah.
 Efisien ; pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu, atau
input minimum untuk output tertentu.
 Efektif ; perbandingan outcome dengan output, atau tingkat pencapaian
hasil program dengan target yang ditetapkan.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan bahwa value for money merupakan sebuah konsep generik yang mencakup ketiga
hal itu. Tidak ada istilah baku dalam bahasa Indonesia.
Inti uraian:
1. Ketiga aspek ini merupakan salah satu prinsip manajemen keuangan yang selalu diutarakan
pertama kali. Konsep ini tertera juga pada UU 17/2003 tentang keuangan negara pada
pasal 3 ayat 1, walaupun tidak diberi nama value for money.
2. Input - sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan program dan
aktivitas. Contoh: dokter di RS, tanah untuk jalan baru, dll. Input dinyatakan secara
kuantitatif mapun nilai uang. Masalah utama dalam pengukuran input adalah penentuan
harga yang wajar.
3. Output – merupakan hasil langsung yang dicapai dari program, aktivitas dan kebijakan.
Output untuk pelayanan sosial lebih sulit diukur.
4. Outcome – dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Outcome sering
dikaitkan dengan tujuan atau target yang hendak dicapai.
Konsep value for money tercapai apabila penggunaan biaya input terkecil mampu mencapai
output optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

9
10

Prinsip Manajemen Keuangan Yang Baik


Baik
Prinsip Pengertian
Kewajiban mempertanggungjawabkan
Akuntabilita kepada masyarakat tentang apa yang
s dikerjakan sesuai dengan mandat yang
diterima.
keterbukaan informasi dan dalam membuat
Transparans kebijakan-kebijakan keuangan sehingga
i dapat diketahui dan diawasi oleh
masyarakat.
adanya kesempatan yang sama untuk
Keadilan menda-patkan pelayanan publik yang
berkualitas.
pengelolaan keuangan dipercayakan kepada
staf yang memiliki integritas dan kejujuran
Integritas
yang tinggi sehingga peluang korupsi dapat
diminimalkan.

Mengapa slide ini penting?


Memberi penjelasan tambahan mengenai prinsip manajemen keuangan yang baik.
Inti uraian: Cukup jelas, dengan tambahan berikut.
1. Prinsip keadilan, efisiensi, tranparansi dan akuntabilitas tercantum dalam PP 48 2008 pasal
59.
2. Transparansi bukan berarti semua kwitansi bisa dilihat oleh LSM, mahasiswa, masyarakat
dll. Kwitansi merupakan dokumen manajemen, permintaan untuk membuka dokumen ini
ke publik hanya untuk keperluan audit atau permintaan pemilik dana langsung dalam
rangka pertanggungjawaban atau permintaan pengadilan.
3. UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengatur tentang akses terhadap
informasi yang dikuasai oleh suatu badan publik. Selain lembaga negara, badan publik
menurut pasal 1 ayat 3 dalam UU ini termasuk juga “… organisasi nonpemerintah
sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat,
dan/atau luar negeri”. Siapapun berhak mengetahui atau meminta informasi kepada badan
publik selagi bukan termasuk informasi yang dikecualikan sebagaimana yang telah pula
diatur dalam UU tersebut. Lihat UU tersebut.
4. Tiga poin pertama juga merupakan pilar dari good governance.

10
11

Hubungan Transparansi, Akuntabilitas


dan PartisipasiPartisipasi
di Sekolah/Madrasah 1. Peraturan, Kebijakan dan
Pedoman Proses Partisipatif
2. Forum konsultasi dan temu
publik
3. Keterlibatan stakeholders
(marjinal)

Perencanaan dan
penganggaran,
implementasi program &
kegiatan, monitoring
dan evaluasi, pelaporan
dan kepeminpinan

Akuntabilitas Transparansi
1. Adanya mekanisme komplain dan
respon. 1. Peraturan menjamin akses informasi
2. Adanya mekanisme (tepat waktu, mudah dijangkau, bebas
pertanggungjawaban/ pelaporan. diperoleh).
3. Adanya indikator kinerja, pengukuran 2. Mekanisme keterbukaaan dan
dan penilaian kinerja. standarisasi pelayanan publik.
4. Mekanisme reward dan punishment.

Mengapa slide ini penting?


1. Menjelaskan pentingnya ketiga pilar ini dalam tata kelola pendidikan yang baik.
Inti uraian:
1. Menjelaskan prinsip-prinsip utama dalam tata kelola pemerintahan yang baik, antara lain:
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas
2. Menjelaskan indikator-indikator utama dari masing-masing prinsip tatakelola tersebut
serta contoh aplikasinya dalam bidang pendidikan
3. Menjelaskan korelasi prinsip-prinsip utama tata kelola dan persinggungannya dengan
fungsi manajemen sekolah/madrasah:
• Tata kelola dan fungsi perencanaan dan penganggaran di sekolah/madrasah
• Tata kelola dan fungsi implementasi program dan kegiatan di sekolah/madrasah
• Tata kelola dan fungsi monitoring dan evaluasi
• Tata kelola dan fungsi pelaporan dan pertanggungjawaban
Tata kelola dan fungsi kepemimpinan dan manajemen SDM.

11
12

Contoh Transparansi dan Akuntabilitas


di Sekolah/Madrasah:
 Rencana dan realisasi penggunaan dana ditempel di papan pengumuman
sekolah/ madrasah.
 Mengumumkan seluruh hasil penerimaan kepada masyarakat melalui
papan pengumuman sekolah/madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan contoh nyata mengenai transparansi dan akuntabilitas di tingkat
sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Bacakan kedua contoh di atas.
Tanyakan pada peserta, apalagi bentuk transparan dan akuntabilitas yang ada di
sekolah/madrasah mereka masing-masing.

13
Garis Besar Topik Manajemen Keuangan
Penatausahaan Pelaporan
Pajak Audit

Merencanakan Melaksanakan Melaporkan Mengevaluasi

Pengawasa
RKAS/M Pengadaan Pembukuan
Pencatatan n
Barang

Mengapa slide ini penting?

12
Slide ini memberi gambaran atas sub-topik apa saja yang akan diberikan dalam sesi-sesi
berikutnya.
Inti uraian:
1. Penatausahaan Dana; pemisahan tugas, prosedur penerimaan dana, dan prosedur
pengeluaran dana. Siapa pengelola anggaran sekolah? Pembedaan antara pemegang buku
dan otoritas pengeluaran dana
2. Perpajakan; pajak terkait transaksi di sekolah/madrasah yaitu PPh 21, 22, 23 dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
3. Pembukuan; jenis-jenis buku dan transaksi yang mempengaruhi masing-masing buku.
Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah (kuitansi), Semua transaksi dicatat
sesuai urutan waktu (kronologis), Setiap transaksi dicatat pada buku yang bersesuaian.
4. Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah; tugas dan tanggungjawab, prosedur dan
format kartu-kartu pencatatan barang. Pencatatan aset sebagai bagian penting dari
akuntabilitas, Pencatatan aset sebagai alat kontrol, Dokumen pencatatan aset sebagai alat
perencanaan sekolah, Bagaimana mencatat aset.
5. Pengadaan; dibahas terpisah dalam Sesi Khusus BOS.
6. Pelaporan; laporan penggunaan dana berdasarkan program dan berdasarkan sumber.
Pelaporan sebagai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas, dibedakan menjadi:
• Pelaporan internal: Pemerintah daerah dan Pemerintah pusat
• Pelaporan eksternal: Publik, termasuk orang tua dan audit
7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian; bentuk, pelaku dan kesiapan sekolah/madrasah.
Perbedaan monev dan audit, siapa yang melakukan apa.

14

Tanya Jawab
dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Sebagai penanda berakhirnya sesi ini dan memberikan kesempatan pada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait topik sesi ini.
Inti uraian:
1. Pelatih menjawab setiap pertanyaan peserta.
2. Pelatih menegaskan kembali hal-hal utama dalam sesi ini.

13
14
Rencana Sesi 2 (Modul 3)
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SESI 2
SEKOLAH/MADRASAH

A. PENGANTAR
Menjalankan sekolah/madrasah dan memperbaiki proses pendidikan di sekolah/ madrasah
tidak bisa dilakukan tanpa sumber daya - uang - yang cukup. Bahkan kalau kita perhatikan,
sekolah/madrasah yang baik adalah sekolah/madrasah yang memiliki uang yang banyak.
Sementara sebagian besar sekolah/madrasah tidak memiliki uang yang banyak, oleh
karena itu pengelolaan keuangan yang baik menjadi suatu keharusan.
Beberapa prinsip pengelolaan keuangan yang baik antara lain adalah “ekonomis”,
“transparan” dan “akuntabel”. Prinsip-prinsip ini pertama-tama harus dapat dijamin dari
pengorganisasian pengelolaan dana, baik dalam kejelasan tugas maupun dalam pembagian
kewenangan, peran dan tanggung jawabnya. Kejelasan tugas akan menem-patkan masing-
masing personel pada peran yang jelas sehingga pertanggungjawaban juga menjadi mudah
ditelusuri.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Melaksanakan penatausahaan keuangan sekolah/madrasah yang mengikuti prinsip
pengelolaan keuangan yang baik.
2. Memahami perlunya pembagian peran dan tanggungjawab pengelolaan keuangan yang
baik.
3. Memahami pentingnya prosedur penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penatausahaan keuangan sekolah/
madrasah.
2. Prosedur penerimaan dana.
3. Prosedur pengeluaran dana.
4. Prosedur pelaporan.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 105 menit.

15
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Kerja kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 2. Penatausahaan Keuangan Sekolah/Madrasah.
4. Power point (PPt) 1-14.
5. Latihan 3.2.1. Pengisian Format Pencairan Dana.
6. Lembar Bahan Bacaan 3.2.1. Pengorganisasian Pengelolaan Dana Sekolah.
7. Lembar Bahan Bacaan 3.2.2. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Dana.
8. Lembar Bahan Bacaan 3.2.3. Pengumuman Rencana Penggunaan dan Realisasi
Penggunaan Dana.
9. Lembar Bahan Bacaan 3.2.4. Tugas dan Tanggung Jawab Penatausahaan Keuangan
Sekolah.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. Pelatih menjelaskan tentang pengertian dari 5 PPt 1-4


Pendahuluan penatausahaan keuangan, tujuan sesi dan menit
topik-topik yang akan dibahas pada sesi ini.

Tahap 2. 1. Pelatih memberikan penjelasan tentang 10 PPt 5-6


Pembagian tugas bidang pengelolaan keuangan dari menit LBB 3.2.4
sekolah/madrasah, dan menjelaskan asas-
Tugas dan Asas
asas umum yang perlu diingat dalam
Umum dalam
pelaksanaan penatausahaan keuangan
Penatausahaan
sekolah/madrasah.
Keuangan
Seko- 2. Pelatih memintakan konfirmasi dari peserta
lah/Madrasah apakah tugas-tugas ini sudah sesuai ataukah
ada yang perlu dikurangi atau ditambahkan.
Catatan: rincian tugas dan tanggung jawab
penatausahaan sekolah/madrasah
dapat dilihat dalam LBB 2.4.

16
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 3. Pelatih memberikan penjelasan tentang 15 PPt 7-8


Prosedur prosedur penerimaan dana serta penjelasan menit LBB 3.2.2
Pene-rimaan cara pengisian formatnya.
Dana

Tahap 4. Pelatih memberikan penjelasan tentang 15 PPt 9-10


Prosedur prosedur pengeluaran dana serta hal-hal yang menit LBB 3.2.2
penting diperhatikan pada proses pengeluaran
Pengeluaran
dana.
Dana

Tahap 5. 1. Pelatih menjelaskan tentang prosedur dan 15 PPt 11-13


Prosedur bentuk laporan. menit LBB 3.2.3
Pelaporan, 2. Pelatih menjelaskan tentang dokumen
Dokumen dan dalam penatausahaan sekolah/madrasah
Bukti dalam dan jenis bukti sebagai pendukung
Penatausahaan dokumen.
Keuangan Catatan: LBB 2.3 menjadi bahan bacaan
tambahan bagi peserta.

Tahap 6. Pelatih memberikan kesempatan pada peserta 45 PPt 14


Tanya Jawab untuk menanyakan hal-hal yang belum menit Latihan 3.2.1
dipahami dilanjutkan dengan latihan.
dan Latihan

H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 10 tentang Petunjuk Teknis Keuangan.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

17
1

Sesi 2
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?

Memberikan gambaran tentang topik yang akan dijelaskan dalam sesi ini.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta akan mampu menjelaskan…

• pelaksanaan penatausahaan keuangan sekolah/ madrasah;


• perlunya pembagian peran dan tanggung jawab pengelolaan keuangan yang
baik; dan
• pentingnya prosedur penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Menyajikan pada peserta tentang tujuan yang hendak dicapai setelah mengikuti sesi ini.
Inti uraian:
Bacakan isi slide satu persatu (cukup jelas).

18
3

Pokok Bahasan
1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penatausahaan keuangan
sekolah/madrasah.
2. Prosedur penerimaan dana.
3. Prosedur pengeluaran dana.
4. Prosedur pelaporan.

Mengapa slide ini penting?


Merupakan bahasan utama yang akan diberikan dalam sesi ini.
Inti uraian:
1. Berikut adalah elemen penting dalam penatausahaan keuangan sekolah.
2. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaannya; adanya prosedur yang harus
diikuti dalam melakukan penerimaan dan pengeluaran dana, serta pelaporan atas
penggunaan dana.
3. Melalui keempat elemen ini, diharapkan penggunaan dana di tingkat sekolah bisa
dilakukan secara bertanggung jawab.

Apakah Penatausahaan Keuangan


Sekolah/Madrasah?
... merupakan pengaturan fungsi dan alur pelaksanaan aktivitas keuangan sekolah/
madrasah, berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran dana hingga penyiapan
pelaporannya.

19
Menjelaskan tentang definisi dari penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Bacakan definisi penatausahaan keuangan di atas. Penekanan diberikan pada 3 hal:
penerimaan, pengeluaran dan pelaporan dana.
2. Ini merupakan fokus dari penatausahaan keuangan.

5
Tugas dan Tanggung Jawab
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah

Kepala Sekolah/Madrasah

Bendahara Juru buku

Uraian tugas lengkap dapat dilihat dalam LBB.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menampilkan 3 posisi yang berperan penting dalam penatausahaan keuangan.
Inti uraian:
1. Setidaknya ada 3 posisi yang berperan penting dalam penatausahaan keuangan: Kepala
Sekolah sebagai penanggung jawab utama, Bendahara, dan Juru Buku.
2. Posisi juru buku mungkin belum umum ada di tingkat sekolah dasar, namun demikian
sebaiknya mulai diperkenalkan karena sangat penting melakukan pemisahan fungsi untuk
tujuan controling dan akuntabilitas.
3. Karenanya perlu memisahkan fungsi penerimaan, pengeluaran dan pencatatan.

20
6

Asas Umum Penatausahaan Keuangan


Sekolah/Madrasah
1. Wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Perlu pemisahan tugas sebagai pemberi otorisasi, yang menerima dan
mengeluarkan uang, dan yang mencatat.
3. Kepala sekolah/madrasah wajib melakukan pemeriksaan terhadap
penatausahaan keuangan sekolah/madrasah, secara berkala (minimal
setiap tiga bulan sekali).
4. Dokumen bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran
atas pelaksanaan APBS ditandatangani oleh bendahara dan disahkan oleh
kepala sekolah/madrasah.
5. Kepala sekolah/madrasah yang menandatangani dan/atau mengesahkan
dokumen bukti pada poin 4 di atas, bertanggung jawab terhadap
kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
dimaksud.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tentang asas umum yang berlaku dalam penatausahaan keuangan
sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Contoh penerapan asas ini adalah: kepala sekolah dalam melakukan pemeriksaan secara
berkala dapat dengan cara opname kas, yaitu kepala sekolah memeriksa posisi kas yang
ada di brankas sekolah dan kas yang ada di bank dijumlahkan dan dibandingkan dengan
saldo akhir Buku Kas Umum pada saat tanggal pemeriksaan, dan setelah itu dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Kas. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk tetap menjaga
kelangsungan fungsi pengendalian internal di sekolah/madrasah.
Otorisasi yang dilakukan kepala sekolah atas dokumen penerimaan atau pengeluaran yang
dibuat oleh bendahara dan disimpan/dicatat oleh juru buku memastikan adanya pengendalian
dalam proses yang berjalan. Otorisasi yang diberikan menandakan bahwa kepala sekolah telah
menyatakan bertanggung jawab atas dokumen bersangkutan.

21
7

Prosedur Penerimaan Dana


Langkah Data/Dokumen yang Diperlukan
1. Mengirimkan/memuta
• Lembar Kerja Individu Sekolah (LKIS) untuk
khirkan data jumlah
periode tahun pelajaran
siswa
• Gunakan data BOS Format 02
2. Menyiapkan rincian • Buat berdasarkan jenis dan kebutuhan mengacu
kebutuhan per RAPBS
periode (3 bulanan) • Perubahan dimungkinkan selama tidak melebihi
penerimaan
3. Periksa apakah dana
sudah masuk rek. Print out buku tabungan sekolah
Sekolah/madrasah
4. Pembukuan • Pencatatan dalam Format BOS K-3 dan K-5
• Semua bukti terkait disimpan sebagai dokumen
5. Penyimpanan bukti sesuai nomor dan tanggal pelaksanaan kegiatan
di tempat yang aman dan mudah ditemukan

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan urutan penerimaan dana.
Inti uraian:
a. Mengirimkan/memutakhirkan daftar jumlah siswa untuk periode tahun pelajaran (untuk
dana BOS).
b. Menyusun rincian kebutuhan untuk setiap periode (3 bulanan), menggunakan format
BOS-02 sebagai acuan. Rincian kebutuhan disusun berdasarkan jenis dan kebutuhan
dengan mengacu pada RAPBS (perubahan dari RAPBS dimungkinkan selama tidak
melebihi penerimaan).
c. Memeriksa apakah dana sudah berada di rekening sekolah/madrasah (bank). Jika dana
sudah masuk ke rekening maka dana yang masuk itu dicatat pada BOS K-3 dan K-5.
d. Melakukan pembukuan dengan mencatat pengambilan dana dalam format BOS K-3 atau
K-4.
e. Menyimpan bukti penerimaan dana sebagai dokumen sesuai nomor dan tanggal di tempat
yang aman dan mudah.

22
8

BOS-02: Pengumuman Rencana


Penggunaan Dana
No Komponen Jumlah Dana (Rp)

Jumlah

Ketua Kepala Sekolah Bendahara


Komite
Sekolah

Mengapa slide ini penting?


Memperkenalkan format yang digunakan sekolah dalam mengajukan rencana pengambilan
dana.
Inti uraian:
1. Uang yang ada di bank tidak boleh diambil sekaligus, tetapi pengambilan harus dengan
perencanaan, berapa kebutuhan uang untuk melaksanakan suatu kegiatan sekolah.
Rencana pengambilan uang tersebut dituangkan dalam format BOS 12.

23
9

Prosedur Pengeluaran Dana


Langkah Data/Dokumen yang Diperlukan
• Jenis barang/jasa yang diperlukan oleh
1. Pengajuan permintaan
guru/lainnya
• Rencana pengambilan dana sebagai acuan
2. Cocokkan dengan rencana
• Permintaan yang tidak tercantum dalam BOS 02
pengambilan dana
perlu persetujuan kepala sekolah/madrasah.

3. Pemilihan vendor • Transaksi < 10 juta per transaksi

• Kartu penerimaan barang (Sesi 5)


4. Penerimaan barang/jasa
• Bukti penerimaan diajukan ke bendahara
• Pencocokan bukti penerimaan dengan surat
5. Verifikasi oleh bendahara
pemesanan
6. Pembayaran per kas atau
• Kwitansi pembayaran atau bukti transfer
bank
• Pencatatan di buku BOS K-3. K-4, K-5 dan K-6
7. Pembukuan
(Sesi 4)
• Semua bukti terkait disimpan sebagai dokumen
8. Penyimpanan bukti
sesuai nomor dan tanggal pelaksanaan kegiatan di
transaksi
tempat yang aman dan mudah ditemukan.

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan urutan pengeluaran dana di sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Pengajuan permintaan dari guru/PTT yang akan melakukan kegiatan kepada bendahara
(Format BOS 02).
2. Pembelanjaan untuk pembelian barang/jasa per item belanja tidak melebihi Rp. 10 juta
3. Verifikasi oleh Bendahara: kecocokan antara pesanan dengan yang diterima mengenai (a)
jenis, (b) kualitas, (c) jumlah barang/jasa, (d) penghitungan PPN, PPh, (e) harga, (f) bukti
transaksi, dan (g) tersedianya dana.
4. Pengeluaran uang dicatat oleh juru buku pada Buku Kas Umum (BOS K-3), Buku
pembantu Kas (BOS K-4), Buku pembantu Bank (BOS K-5) dan Buku pembantu pajak
(BOS K-6).
5. Bukti transaksi (faktur/kwitansi/nota/bon) dari pihak toko/suplier diberi nomor urut sesuai
dengan tanggal transaksi oleh juru buku dan disimpan sebagai dokumen di tempat yang
aman dan mudah ditemukan tidak dibawa pulang oleh kepala sekolah atau bendahara atau
juru buku.

24
10

Penting pada Tahap Verifikasi


Pada tahap ini tugas bendahara mencocokkan antara bukti pemesanan dengan
kartu penerimaan barang, menyangkut:

a. jenis,
b. kualitas,
c. jumlah barang/jasa,
d. penghitungan PPN dan PPh,
e. harga,
f. bukti transaksi, dan
g. tersedianya dana.

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan tentang beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada tahap verifikasi.
Inti uraian:
1. Ini merupakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan
pemesanan dan penerimaan barang.
2. Pastikan jenis barang yang dipesan sama dengan yang diterima, kualitas yang dipesan
adalah yang diterima, jumlah yang dipesan sama dengan yang diterima, pastikan pajak-
pajak terkait sudah tercakup, harga sesuai dengan pemesanan, ada bukti transaksi (berupa
surat pemesanan, kwitansi ataupun surat penerimaan barang), dan yang terakhir adalah
memastikan sudah tersedia dana untuk pemesanan yang dilakukan.

11

Prosedur Pelaporan
1. Laporan pertanggungjawaban keuangan disampaikan setiap triwulan,
semester dan tahunan.
2. Laporan disusun mengacu pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu
beserta dokumen pendukungnya sebagai bukti dan disampaikan kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Laporan yang perlu dibuat sekolah/madrasah untuk masyarakat adalah
Laporan Penggunaan Dana (Format BOS 03).

25
Mengapa slide ini penting?
Mengemukakan laporan yang wajib dibuat oleh sekolah/madrasah dalam pelaksanaan
penatausahaan keuangan sekolah/madrasah
Inti uraian:

12
Jenis Dokumen dalam
Penatausahaan Sekolah/Madrasah

Jenis Dokumen Rujukan


• BOS K-1
1. Format RAPBS: (lihat modul RKS)
• BOS K-1A
2. Format Rencana Penggunaan
• BOS-02
Dana
3. Pembukuan:
a. Buku Kas Umum • BOS K-3
b. Buku Pembantu Kas • BOS K-4
c. Buku Pembantu Bank • BOS K-5
d. Buku Pembantu Pajak • BOS K-6
4. Format Realisasi Penggunaan
• BOS K-2
Dana Tiap Jenis Anggaran
5. Format Laporan Penggunaan
• BOS-03
Dana

Mengapa slide ini penting?


Slide ini merinci format-format yang terkait dengan penerimaan, penggunaan dan pelaporan
dana.

Inti uraian:
1. Format BOS K-1 adalah format untuk menyusun rencana keuangan yang dituangkan
dalam RAPBS. Format ini adalah format multi sumber dana, sehingga harus memuat
rencana penerimaan dan rencana penggunaan uang dari semua sumber dana yang
diterima sekolah.
2. Format ini harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan, khusus untuk
sekolah swasta, Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan
kepada pengawas, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya
apabila diperlukan.

26
3. Format BOS-K1 perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara rinci, yang
dibuat tahunan dan tiga bulanan yaitu Fomat BOS-K1A. Format ini dibuat untuk setiap
sumber dana yang diterima sekolah.
4. Format BOS K-2 adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat
(condensed) dan merupakan satu-satunya laporan yang disampaikan kepada tim
manajemen BOS Kabupaten/Kota. Format ini adalah format multi sumber dana, sehingga
harus memuat laporan penerimaan dan penggunaan uang dari semua sumber dana di
sekolah.
5. Sumber informasi untuk penyusunan Format BOS K-2 adalah pembukuan pada Format
BOS K-3 (yang tidak multi sumber dana) dan dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama.

13
Bukti Transaksi dalam
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Bukti Transaksi Contoh
1. Bukti Penerimaan: bukti yang
digunakan untuk dokumen
Kartu penerimaan barang, tanda
yang digunakan dalam
terima sumbangan
pelaksanaan penerimaan
sekolah/madrasah
Bukti transfer bank atau kwitansi,
2. Bukti Pengeluaran: bukti yang dengan syarat :
digunakan untuk dokumen • < Rp 250.000.- (tanpa meterai)
yang digunakan dalam
pelaksanaan pengeluaran • Rp 250.000.- s.d. Rp 1.000.000.-
sekolah/madrasah (meterai Rp 3.000,-)
• > Rp 1.000.000.- (meterai Rp 6.000,-)

3. Bukti Penyetoran: bukti yang


digunakan untuk dokumen
Bukti setor bank
yang digunakan untuk
menyetorkan uang ke bank

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menampilkan contoh-contoh bukti yang harus didokumentasikan oleh
sekolah/madrasah dalam penerimaan, pengeluaran dan penyetoran dana.

27
Inti uraian:
1. Hal-hal yang perlu diperlukan sebagai dokumen penatausahaan keuangan sekolah:

Ketika sekolah belanja bahan habis pakai/ATK/belanja barang lainnya, dokumen yang harus
ada di sekolah:
a) Kwitansi/nota/bon/faktur penjualan dari toko/suplier.
b) Tanda terima barang
c) Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22
d) Surat Setoran Pajak (SSP) PPN.

14

Tanya Jawab
dan
Latihan

Mengapa slide ini penting?


Merupakan akhir dari sesi ini dan mengarahkan pada latihan yang akan dilakukan berkaitan
dengan sesi yang baru saja dijelaskan.

Inti uraian:
1. Tanyakan pada peserta jika masih ada yang memerlukan penjelasan terkait sesi ini.
Lanjutkan dengan latihan pengisian format pencairan dana.

28
Latihan 3.2.1.a.
Instruksi Pelatih

Judul Pengisian Format Pencairan Dana

Tujuan 1. Peserta memahami cara pengisian formulir pencairan dana dengan


benar.
2. Peserta memahami fungsi dari dari formulir ini dalam fungsinya sebagai
bagian dari pengelolaan keuangan manajemen di sekolah.

Waktu 45 menit

Tahapan Kegiatan 1. Peserta mendapatkan penjelasan terlebih dahulu berkaitan dengan


format Rencana Penggunaan Dana dan format Rencana Pengambilan
Dana dari slide presentasi
2. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (maksimum 8 orang)
3. Bagikan lembar kasus kepada peserta
4. Minta peserta untuk mengisi format Rencana Penggunaan Dana dan
format Rencana Pengambilan Dana berdasarkan kasus yang telah
dibagikan
5. Setelah + 35 menit, minta salah satu kelompok mempresentasikan
hasilnya atau bisa juga dilakukan bersama-sama.

Lembar Kerja Latihan 3.2.1.b. Kasus


Latihan 3.2.1.c. Lembar Kerja.

Simpulan Pelatih mengulas pokok-pokok bahasan dalam latihan ini dan memberikan
kesimpulan penting dalam pembahasan sesi ini.

29
Latihan 3.2.1.b. Kasus
Susunlah BOS-02 untuk sumber-sumber dana BOS Pusat, BOS Provinsi, dan BOS Kabupaten secara terpisah.

Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-


No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
Penerimaan BOS
1 2010/2011 1-1-2011 3.1 3.1 Triwulan I 1 0 0 0 10,000,000 0

Pembayaran
2 2010/2011 1-2-2011 11 16 210302 3.1 uanglembur dalam 1 0 0 0 0 2,000,000
rangka PSB
Pembelian sepeda
3 2010/2011 1-2-2011 11 16 2313 3.1 1 0 0 0 0 3,000,000
untuk siswa miskin
Pengadaan bangku
4 2010/2011 1-5-2011 14 16 2313 3.2 0 1 0 0 0 3,000,000
kelas VI
Pelatihan guru
5 2010/2011 1-1-2011 13 20 2217 3.1 bidang 1 0 0 0 0 1,000,000
matematika
Makanan &
minuman rpat PSB
6 2010/2011 1-4-2011 11 16 221102 3.1 0 1 0 0 0 500,000

Honor guru untuk


pembelajaran
7 2010/2011 1-1-2011 12 16 210103 3.1 remedial 0 1 0 0 0 1,000,000

30
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
ATK untuk semua
8 2010/2011 1-5-2011 22 16 220101 3.1 0 1 0 0 0 2,000,000
jenis program
Pembayaran
9 2010/2011 1-5-2011 22 16 220303 3.1 abonemen listrik 0 1 0 0 0 1,000,000
Triwulan II
Langganan air
10 2010/2011 1-1-2011 22 16 220302 3.1 1 0 0 0 0 400,000
TriwulanI
Penggandaan
11 2010/2011 1-5-2011 22 16 220602 3.3 kurikulum KTSP 0 1 0 0 0 3,000,000
Bahasa Inggris
Langganan listrik
12 2010/2011 1-1-2011 22 16 220303 3.1 0 1 0 0 0 500,000
bulan Februari
Langganan listrik
13 2010/2011 1-5-2011 22 16 220303 3.1 0 1 0 0 0 500,000
bulan Maret
Langganan telepon
14 2010/2011 1-4-2011 22 16 220301 3.1 0 1 0 0 0 100,000
bulan Januari
Langganan telepon
15 2010/2011 1-3-2011 22 16 220301 3.1 1 0 0 0 0 200,000
bulan Februari
Belanja media
16 2010/2011 1-5-2011 22 16 220301 3.3 0 1 0 0 0 1,000,000
pembelajaran
Desk top, Pentium
17 2010/2011 1-5-2011 14 16 231202 3.2 .......... dsb 0 1 0 0 0 2,000,000

31
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
Pembelian flash
18 2010/2011 1-6-2011 14 16 2312 3.3 0 1 0 0 0 200,000
disk
Honorarium nara
sumber pelatihan
19 2010/2011 1-6-2011 13 20 210201 3.2 0 1 0 0 0 1,000,000
KTSP untuk 10
orang tarinees
Honorarium bagi
guru untuk
20 2010/2011 1-6-2011 12 16 210103 3.1 0 1 0 0 0 500,000
pembelajaran
remedial
Uang lembur PNS
21 2010/2011 1-6-2011 11 16 210301 3.1 seba-gai anggota 0 1 0 0 0 400,000
panitia PSB
Uang lembur
22 2010/2011 1-6-2011 11 16 210302 3.2 0 1 0 0 0 400,000
panitia PSB
Bahan untuk
23 2010/2011 1-6-2011 12 16 220203 3.1 praktek biologi 0 1 0 0 0 1,500,000
kelas 5 dan 6
Peralatan sapu,
24 2010/2011 1-6-2011 14 16 2314 3.3 pel, sulak untuk 0 1 0 0 0 300,000
Jumsih
Insentif untuk
25 2010/2011 1-6-2011 13 16 210204 3.3 kepala sekolah 0 1 0 0 0 1,000,000

32
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
Penerimaan BOS
26 2010/2011 1-3-2011 3.1 3.1 0 1 0 0 8,000,000 0
Pusat Triwulan II
Pembayaran
27 2010/2011 1-1-2011 22 16 220303 3.1 abonemen listrik 1 0 0 0 0 1,000,000
Triwulan I
BOS Provinsi
28 2010/2011 1-4-2011 3.2 3.2 0 1 0 0 6,500,000 0
Triwulan II
BOS Kabupaten
29 2010/2011 1-4-2011 3.3 3.3 0 1 0 0 6,000,000 0
Triwulan II
BOS Pusat
30 2010/2011 1-4-2011 3.1 3.1 0 1 0 0 5,500,000 0
Triwulan II

33
Latihan 3.2.1.c. Lembar Kerja
BOS-02

Pengumuman Rencana Penggunaan Dana ..... Periode …...…. s.d. ………..


Jumlah Siswa: ……………..
Jumlah Dana ....... : Rp…………………

A. Dana ….. boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan panduan
sumber dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya
pendaftaran, pengadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang,
serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya
untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan
siswa baru, dan lain sebagainya yang relevan).
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.
3. dst...
B. Dana ……tidak boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan
panduan sumber dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.


2. Dipinjamkan kepada pihak lain.
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya
besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.
4. dst...

C. Rencana Penggunaan Dana…….

No Komponen Jumlah Dana (Rp)


1 2 3

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

(………………..…….) (…………………..) (…………….…….)

34
BOS-02
Pengumuman Rencana
Penggunaan Dana BOS Periode
Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011

Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk
B. Dana BOS Tidak Boleh digunakan untuk
C. BOS-02 : Rencana Penggunaan Dana BOS Kabupaten/Kota di Sekolah

No Kode. Komponen Jumlah Dana

1 2 3

210204 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap 1.000.000,00
13 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1.000.000,00

220301 LanggananTelepon 1.000.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 1.000.000,00

220602 Penggandaan 3.000.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 3.000.000,00

2312 Pengadaan Komputer 200.000,00


14 Sarana & Prasarana 200.000,00

2314 Pengadaan Peralatan Dapur 300.000,00


14 Sarana & Prasarana 300.000,00

Jumlah 5.500.000,00

Ketua Komite Sekolah Kepala sekolah Bendahara

R. RUSTANDI ANWAR, S.Pd HERYADI, S.Pd OKOM KOMARIAH, S.Pd.SD


195309161981121001 195602121975122002

35
BOS-02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS Periode
Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011

Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk

B. Dana BOS Tidak Boleh digunakan untuk

C. BOS-022 : Rencana Penggunaan Dana BOS Provinsi di Sekolah

No Kode. Komponen Jumlah Dana

1 2 3

210201 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 1.000.000,00


13 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1.000.000,00

210302 Uang Lembur Non PNS 400.000,00


11 Kesiswaan 400.000,00

231202 Pengadaan komputer/PC 2.000.000,00


14 Sarana & Prasarana 2.000.000,00

2313 Pengadaan Mebelair 3.000.000,00


14 Sarana & Prasarana 3.000.000,00

Jumlah 6.400.000,00

Ketua Komite
Sekolah Kepala sekolah Bendahara

R. RUSTANDI ANWAR, S.Pd HERYADI, S.Pd OKOM KOMARIAH, S.Pd.SD


195309161981121001 195602121975122002

36
BOS-02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS Periode Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011
Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk
B. Dana BOS Tidak Boleh digunakan untuk

No Kode. Komponen Jumlah Dana


1 2 3

210103 Honorarium jam mengajar 1.500.000,00


12 Kurikulum dan Pembelajaran 1.500.000,00

210301 Uang Lembur PNS 400.000,00


11 Kesiswaan 400.000,00

210302 Uang Lembur Non PNS 2.000.000,00


11 Kesiswaan 2.000.000,00

220101 Alat tulis kantor 2.000.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 2.000.000,00

220203 Bahan praktik laboratorium 1.500.000,00


12 Kurikulum dan Pembelajaran 1.500.000,00

220301 LanggananTelepon 300.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 300.000,00

220302 Langganan Air 400.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 400.000,00

220303 Langganan Listrik 3.000.000,00


22 Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 3.000.000,00

221102 Makanan dan minuman rapat 500.000,00


11 Kesiswaan 500.000,00

2217 Kursus, diklat, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS 1.000.000,00


13 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1.000.000,00

2313 Pengadaan Mebelair 3.000.000,00


11 Kesiswaan 3.000.000,00

Jumlah 15.600.000,00

Ketua Komite Sekolah Kepala sekolah Bendahara

R. RUSTANDI ANWAR, S.Pd HERYADI, S.Pd OKOM KOMARIAH, S.Pd.SD


195309161981121001 195602121975122002

37
Lembar Bahan Bacaan 3.2.1.
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN DANA SEKOLAH

TUPOKSI KEUANGAN
Tugas Tim Keuangan Sekolah adalah mengelola semua kegiatan keuangan sekolah, mulai dari
perencanaan sampai dengan penyusunan laporan (internal dan eksternal) dan
mempertanggungjawabkannya baik secara internal maupun eksternal. Rincian tugas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Khusus untuk dana BOS: Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa
yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka harus
segera memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
2. Mengelola semua dana yang diterima, termasuk dana BOS, secara bertanggung jawab
dan transparan.
3. Khusus untuk dana BOS: Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak
boleh dibiayai oleh dana BOS serta penggunaan dana BOS di sekolah menurut
komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah.
4. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana
penggunaan dana. Khusus untuk dana BOS ini dilakukan menggunakan format terpisah
(BOS-02) di papan pengumuman sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah,
Bendahara dan Ketua Komite Sekolah.
5. Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli oleh
sekolah (BOS-03) yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua
Komite Sekolah.
6. Mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli
oleh sekolah (BOS-03) tersebut di atas di papan pengumuman setiap 3 bulan.
7. Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah.
8. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
9. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
10. Menyusun rencana keuangan berdasarkan format-format baku sesuai aturan untuk
menunjang pencapaian SPM/SNP dan/atau peningkatan mutu sekolah
11. Menyusun rencana pengambilan dana berdasarkan format baku sesuai aturan
12. Melakukan pembukuan semua transaksi keuangan dan barang agar dapat dicapai value
for money dan menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas
13. Menyusun laporan baik internal maupun eksternal agar dapat dicapai value for money
dan menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas
14. Mempertangungjawabkan semua pengelolaan keuangan kepada fihak internal maupun
eksternal,termasuk para auditor.

38
ORGANISASI PENGELOLAAN KEUANGAN
Pada prinsipnya pelaksanaan pengelolaan keuangan ditangani oleh Kepala Sekolah, sebagai
penanggung jawab utama, yang dibantu minimal oleh Bendaharawan, dan Juru Buku (jika
memungkinkan). Pemisahan tugas ini merupakan juga alat pengendalian keuangan yang
minimal dapat dilakukan di sekolah.

PEMBAGIAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB


Kejelasan tupoksi belum menjamin berhasilnya pelaksanaan tugas yang baik. Diperlukan
pembagian tugas yang baik agar tidak terjadi kejumbuhan (overlapping) peran dan tanggung
jawab ataupun adanya kekosongan peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
Prinsip-prinsip yang harus dipegang adalah bahwa untuk setiap kegiatan harus ditangani
oleh lebih dari satu orang yang masing-masing berbeda tetapi harus jelas peran dan
tanggung jawabnya. Contoh peran dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah
1) Bertanggung jawab dalam:
a) Khusus untuk dana BOS: Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data
siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka
harus segera memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
b) Khusus bagi semua sekolah, Tim Sekolah harus mengidentifikasi siswa miskin dan
membebaskan dari segala jenis iuran.
c) Mengelola dana yang diterima sekolah, termasuk BOS, secara bertanggung jawab
dan transparan.
d) Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh
dana BOS/dana lainnya serta penggunaan dana BOS/dana lainnya di sekolah
menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah.
e) Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana
penggunaan dana, termasuk dana BOS (Format BOS-02) di papan pengumuman
sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite
Sekolah.
f) Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS/dana lainnya dan barang-barang
yang dibeli oleh sekolah (Format BOS-03) yang ditandatangani oleh Kepala
Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah.
g) Mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS/dana lainnya dan barang-
barang yang dibeli oleh sekolah tersebut di atas di papan pengumuman setiap 3
bulan.
h) Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah.
i) Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
j) Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kab/Kota, dan
dana lain kepada Tim Manajemen Keuangan Kabupaten/Provinsi

39
k) Menyusun rencana keuangan berdasarkan format-format baku sesuai aturan untuk
menunjang pencapaian SPM/SNP dan/atau peningkatan mutu sekolah
l) Menyusun rencana pengambilan dana berdasarkan format baku sesuai aturan
2) Bersama-sama Tim Sekolah menyusun dan menyetujui rencana keuangan (lihat modul
RKS, untuk yang menerima dana BOS: BOS K-1A, BOS K-1)
3) Menyetujui Pengumuman Rencana Penggunaan Uang (Format BOS-02) dan Rencana
Pengambilan Dana (Format BOS-03)
4) Menyetujui tiap pengeluaran yang akan dilakukan
5) Melakukan pengecekan rekonsiliasi antara Format BOS K-3 dengan K-4, K-5, dan K-6
secara periodik
6) Melakukan pengecekan pembukuan Format BOS K-3, K-4, K-5, dan K-6 dan Format
BOS K-1 dan Laporan Format BOS K-2.
7) Melakukan finalisasi Format BOS K-2 sebelum di kirim ke Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota
8) Melakukan finalisasi Format BOS K-1 sebelum diumumkan
9) Memeriksa pemungutan dan penyetoran pajak

Bendaharawan
1. Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun RAPBS (untuk yang menerima dana BOS:
BOS K-1 dan BOS K-1A)
2. Menyiapkan daftar penggunaan uang sehari-hari untuk mendapatkan persetujuan dari
Kepala Sekolah.
3. Menyetujui bukti-bukti transaksi dan kodenya
4. Memeriksa dan meng-approve pembukuan untuk format-format pembukuan: Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu
5. Memeriksa dan meng-approve laporan Format BOS K-1 dan K-2 serta menyusun SPJ
6. Melakukan pengecekan rekonsiliasi antara berbagai format pembukuan dan penutupan
buku/format tersebut pada waktunya, sebelum diperiksa Kepala Sekolah
7. Menghitung, memungut dan menyetor PPh (pasal 21,22,dan 23) dan PPN

Juru Buku
1. Menyiapkan bukti transaksi
2. Memberi kode pada bukti transaksi
3. Membukukan format-format pembukuan: Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu,
4. Menyimpan bukti transaksi di tempat yang aman dan mudah dicari
5. Menyusun Laporan Internal Penerimaan dan Pengeluaran Dana (BOS K-1),dan
Laporan Eksternal Penerimaan dan Pengeluaran Dana (BOS K-2), dan menyusun SPJ

40
Lembar Bahan Bacaan 3.2.2.
PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA

PROSEDUR PENERIMAAN DANA


1. Mengirimkan/memutakhirkan daftar jumlah siswa untuk periode tahun pelajaran.
2. Membuka rekening dan mengirimkannya kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota).
3. Review kebutuhan rinci nyata suatu periode tertentu (≤ 3 bulan) sesuai kebutuhan
nyata.
4. Mengisi format BOS-02 - Rencana Pengambilan Dana, sesuai dengan kebutuhan
triwulan yang akan datang.
5. Mengecek apakah dana sudah ditransafer ke rekening bank.

PROSEDUR PENGELUARAN UANG


Langkah-langkah pengeluaran dana adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana kebutuhan rinci nyata suatu periode tertentu (≤ 1 bulan).
1.1. Merumuskan draf rencana kebutuhan nyata dengan berpedoman juga pada
Rencana Rinci Penggunaan Dana (untuk dana dari BOS: format BOS K-1A).
1.2. Mengumumkan rencana penggunaan ini kepada publik dengan memasang
pengumuman di papan pengumunan sekolah sesuai format BOS -02.
1.3. Draf rencana kebutuhan ini harus dirinci per program sekolah, per kegiatan,dan
per jenis belanja.
1.4. Draf rencana kebutuhan ini harus ditandatangani oleh Bendahara dan
mendapatkan persetujuan dari Kepala Sekolah untuk menjadi rencana kebutuhan
definitif.

2. Pelaksanaan
2.1. Semua pengeluaran harus berpedoman pada rencana kebutuhan sesuai format
BOS-02.
2.2. Semua pengeluaran yang sudah sesuai dengan rencana kebutuhan tersebut tidak
perlu mendapatkan persetujuan lagi dari kepala sekolah. Setiap pengeluaran yang
tidak sesuai dengan rencana tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari kepala sekolah dan Komite Sekolah.

41
Lembar Bahan Bacaan 3.2.3.

PENGUMUMAN RENCANA PENGGUNAAN DAN REALISASI


PENGGUNAAN DANA

Rencana penggunaan dana dituangkan dalam Format BOS-02


1. Format BOS-2 adalah format untuk mengumumkan secara terbuka kepada publik tentang
Rencana Penggunaan Dana. Format ini harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah,
Bendahara, dan Komite Sekolah dan ditempelkan papan pengumuman sekolah, agar dapat
dibaca oleh seluruh warga sekolah dan para pemangku kepentingan.
2. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian alangkah
baiknya apabila untuk sumber dana yang lain juga dipajang di papan pengumuman sekolah.
3. Format dan isi BOS-02 adalah sama dengan format RAPBS (BOS-K1A) tetapi lebih rinci,
dan tanpa Nomor Kode.
4. Pengumuman ini hendaknya dapat dilakukan segera setelah RAPBS dan rencana-rencana
pendukungnya selesai disusun.
5. Format BOS-02 dibuat secara tahunan dan triwulanan.

42
Lembar Bahan Bacaan 3.2.4.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENATAUSAHAAN KEUANGAN
SEKOLAH

Tugas Kepala Sekolah:


1. Bersama-sama Tim Sekolah menyusun dan menyetujui rencana keuangan (RKAS/RAPBS).
2. Menyetujui Realisasi Penggunaan Dana.
3. Menyetujui tiap pengeluaran yang akan dilakukan.
4. Melakukan pengecekan rekonsiliasi antara buku-buku yang ada secara periodik.
5. Melakukan pengecekan pembukuan dan laporan.
6. Melakukan finalisasi laporan sebelum dikirim ke Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota.
7. Memeriksa pemungutan dan penyetoran pajak.

Tugas Bendahara Sekolah:


1. Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun RAPBS.
2. Menyusun Realisasi Penggunaan Dana.
3. Menyiapkan daftar penggunaan uang sehari-hari untuk mendapatkan persetujuan dari
Kepala Sekolah.
4. Menyetujui bukti-bukti transaksi dan kodenya.
5. Memberikan persetujuan atas isian dalam format-format pembukuan dan melakukan
pengecekan rekonsiliasi antara isian-isian dalam format-format pembukuan.
6. Memungut , menyetor dan melaporkan PPh dan PPN secara periodik.

Tugas Juru Buku:


1. Menyiapkan bukti transaksi.
2. Memberi kode pada bukti transaksi.
3. Mengisi format-format pembukuan.
4. Menyimpan bukti transaksi di tempat yang aman dan mudah dicari.
5. Membantu Kepala Sekolah menyusun laporan-laporan terkait keuangan.
6. Menyusun pengumuman keuangan.
Catatan:
Juru Buku merupakan posisi yang disarankan ada di tingkat sekolah dengan tujuan pemisahan
tugas antara penanggungjawab penerimaan dan pengeluaran uang (Bendahara) dan
penanggungjawab pencatatan (Juru Buku) guna menghindari terjadinya praktik-praktik yang
tidak diperkenankan.

43
FORMAT BOS 02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana

FORMAT BOS-02

Dibuat oleh Sekolah


Ditempel di papan pengumuman

Pengumuman Rencana Penggunaan Dana ..... Periode …...…. s.d. ………..


Jumlah Siswa: ……………..
Jumlah Dana ....... : Rp…………………
A. Dana ….. boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan panduan sumber dana
yang bersangkutan), umpama saja sbb.:
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya pendaftaran,
pengadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang
berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan
uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lain sebagainya yang relevan).
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.
3. dst...

B. Dana ……tidak boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan panduan sumber
dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2. Dipinjamkan kepada pihak lain.
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar,
misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.
4. dst...

Rencana Penggunaan Dana ….. di Sekolah

No Komponen Jumlah dana

1 2 3

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

44
REALISASI PENGGUNAAN DANA (FORMAT BOS-03)
1. Format BOS-03 adalah format untuk menampung realisasi penggunaan dana BOS. Format
ini harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara, dan Komite Sekolah dan
ditempelkan papan pengumuman sekolah, agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah
dan para pemangku kepentingan.
2. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian alangkah baik-
nya apabila untuk sumber dana yang lain juga dibuat uraian rencana penggunaannya.
3. Sumber informasi untuk penyusunan BOS-03 adalah BOS K-2, atau Realisasi Penggunaan
Dana Tiap Jenis Anggaran. Format BOS-03 diisi untuk periode tiga bulan.

45
Format BOS-03

Laporan Penggunaan Dana BOS Periode ..... s/d .....

FORMAT BOS-03

Dibuat oleh Sekolah


Ditempel di papan pengumuman

A. Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)

B. Pembelian Barang/Jasa

Barang/Jasa Tanggal/ Nama Toko/ Jumlah


No
yang dibeli Bulan Penyedia Jasa (Rp)

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

46
Rencana Sesi 3 (Modul 3) SESI 3
PERPAJAKAN

A. PENGANTAR
Sekolah/madrasah sebagai institusi pengguna dana baik dari APBN, APBD maupun
sumbangan masyarakat, dalam pelaksanaan kegiatan kiranya perlu memahami aturan
perpajakan yang berlaku umum dan penerapannya.
Pada sesi ini peserta akan diajarkan tentang kewajiban perpajakan atas penggunaan dana
yang ada di sekolah/madrasah yaitu mulai dari kewajiban memungut, menyetor-kan dan
melaporkan pajak PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN.
Seiring dengan adanya perubahan aturan perpajakan maka peserta juga akan dibekali
dengan aturan yang terbaru tentang PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN yang dilampirkan
pada modul ini. Karena keterbatasan waktu sesi ini maka peserta juga diharapkan
mendalami sendiri dengan membaca aturan perpajakan tersebut.
Diharapkan setelah mengikuti sesi ini, sekolah/madrasah tidak mengalami kendala lagi
dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana-dana di
sekolah/madrasah dan pada akhirnya meminimalkan temuan atas perpajakan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Memahami dan menerapkan tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
oleh sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Pajak Penghasilan Pasal 21.
2. Pajak Penghasilan Pasal 22.
3. Pajak Penghasilan Pasal 23.
4. Pajak Pertambahan Nilai.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 90 menit.

E. METODE
1. PRESENTASI.
2. TANYA JAWAB.
3. KERJA KELOMPOK.

47
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 3. Perpajakan.
4. Power point (PPt) 1 - 23.
5. Latihan 3.3.1. Penghitungan Pajak di Sekolah/Madrasah.
6. Lembar Bahan Bacaan 3.3.1. Jenis-Jenis Pajak.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. Pelatih memberikan penjelasan tentang 7 PPt 1-4


tujuan yang ingin dicapai dari sesi ini, alasan menit
Pendahuluan
mengapa topik ini diberikan serta dan
topik-topik yang akan menjadi pokok
bahasansesuai dengan alur penyajiannya.

Tahap 2. Presentasi mengenai tata cara dan dasar 35 PPt 5-19


penghitungan, pemungutan, penyetoran dan menit
Penjelasan PPh
pelaporan PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPN
21, PPh 22, PPh
oleh sekolah/madrasah berdasarkan aturan
23, dan PPN
perpajakan.
Berikan contoh-contoh penghitungan pajak
PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN sebagai
bahan referensi.

Tahap 3. Pelatih menjelaskan tentang tanggung jawab 8 PPt 20-22


bendahara dalam hal perpajakan dan sanksi menit
Tanggung Jawab
akibat lalai melaporkan
Pajak di Sekolah/
Madrasah dan Catatan: selama ini sekolah/madrasah sering
Sanksi Pajak lalai menyerahkan laporan pajak-pajak
yang dipungutnya.

Tahap 4. 1. Pelatih memberikan kesempatan pada 35 PPt 23


peserta untuk bertanya seputar materi menit
Latihan 3.3.1.
Tanya Jawab dan
yang baru diberikan.
Kerja Kelompok
2. Kerja kelompok; bagi peserta dalam
kelompok untuk mengerjakan kasus
perpajakan, gunakan Latihan 3.3.1 dan
kerjakan dalam waktu 20 menit.
3. Pelatih memberikan kesempatan pada
salah satu kelompok untuk memaparkan
jawabannya, peserta lain menanggapi.

48
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 5. Dalam kegiatan penutup, pelatih: 5


menit
Penutup 1. bersama-sama dengan peserta atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan;
3. memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pelatihan pada sesi ini;
4. menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.

H. REFERENSI
1. Aturan Pajak PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan PPN.
2. Permendiknas No. 37 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
tahun 2011.
3. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk
pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
dan kegiatan orang pribadi.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 dan perubahannya
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 154/KMK.03/2007, serta Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, Nomor 08/PMK.03/2008, dan nomor
210/PMK.03/2008 tentang penunjukan pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 sifat dan
besarnya pungutan serta tata cara penyetoran dan pelaporannya.
6. UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang dan jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBm), UU Nomor 18 Tahun 2000
tentang perubahan kedua PPN barang dan Jasa dan PPNBm, UU Nomor 42 Tahun
2009 tentang perubahan ketiga PPN barang dan Jasa dan PPNBm.
7. Peraturan Menteri Keuangan nomor 154/PMK.03/2010 Tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara
pemotongan Pajak Penghasilan pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI,
Anggota Polri, dan pensiunannya atas penghasilan yang menjadi beban APBN atau
APBD.

49
1

Sesi 3
Perpajakan

Mengapa slide ini penting?


Membawa peserta ke sesi selanjutnya yang akan dibahas, yaitu Perpajakan.
Inti uraian:
Jelaskan pada peserta walaupun sedikit rumit dalam pelaksanaannya, namun pajak merupakan
topik yang perlu diberi perhatian khusus, terutama bagi sekolah negeri karena peran
bendahara sekolah negeri sebagai pemungut pajak untuk transaksi yang berkaitan dengan
sekolah.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan…

• pentingnya melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai


ketentuan yang berlaku;
• tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak dengan benar; dan
• sanksi-sanksi terkait kelalaian pelaksanaan kewajiban pajak.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian:
Menjelaskan tujuan dan topik bahasan yang akan dijelaskan dalam sesi ini.

50
3

Jenis Pajak yang Relevan dengan


Pengelolaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Jenis Pajak Dikenakan terhadap?
• Gaji, tunjangan dan Honor PNS
PPh 21: pajak atas penghasilan
• Honor guru non PNS
yang diberikan kepada
• Honor tenaga lepas/pribadi
karyawan/pegawai tidak tetap
dalam kegiatan pemeliharaan
/tenaga ahli, honorer dll.
sekolah

PPh 22: pajak atas Pembelian


• Pembelian > 2 juta
Barang oleh Bendahara Pemerintah

PPh 23: pajak atas Pembayaran


• Nilai Jasa yang diberikan
Jasa oleh Bendahara
PPN: pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak dan • 10% dari nilai pembelian > 1
Jasa Kena Pajak di dalam daerah juta Barang Kena Pajak
Pabean

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan jenis-jenis pajak yang ada di tingkat sekolah, terutama sekolah negeri.

Inti uraian:
1. Ada 4 jenis pajak yang ada di tingkat sekolah, yaitu Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak
Penghasilan pasal 22, Pajak Penghasilan pasal 23 dan yang terakhir adalah Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Jelaskan sekilas tentang pajak-pajak tersebut.
3. Penting bagi fasilitator untuk membaca UU Pajak terkait guna mendapatkan pemahaman
yang lebih dalam tentang masing-masing pajak.

51
4

Mengapa Sekolah/Madrasah
Perlu Memahami Pajak?
• Bendahara sekolah negeri adalah bendahara pemerintah sehingga wajib
memungut, menyetor dan melaporkan PPh 22 dan PPN (UU 42/2009
tentang PPN Barang & Jasa dan UU 36/2008).
• Bendahara sekolah negeri dan swasta penerima BOS wajib melakukan
pemotongan PPh 21 atas pembayaran honor (UU 36/2008)..

Mengapa slide ini penting?


Slide ini mengutip peraturan perundangan yang menjadi dasar dari diwajibkannya sekolah
untuk memahami dan melaksanakannya.

Inti uraian:
1. Dalam UU 18/2000 dan UU 36/2008 dinyatakan secara jelas bahwa Bendahara sekolah
merupakan bendahara pemerintah yang memiliki kewajinan memungut, menyetor dan
melaporkan PPh 22 dan PPN.
2. Tekankan ketiga kewajiban tersebut secara jelas, bahwa ketiganya merupakan sebuah
urutan yang harus dilakukan, lalai melakukan salah satunya berakibat pada sanksi (akan
dibahas terpisah).
3. Poin kedua secara jelas menyatakan bahwa bendahara sekolah penerima dana BOS wajib
melakukan pemotongan PPh 21 atas pembayaran honor.
Cara penghitungan masing-masing pajak akan dijelaskan selanjutnya.

52
5
PPh 21 - Pegawai Tetap (1)
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikenakan atas: Gaji, Tunjangan dan Honor
• Tarif Pajak yang dikenakan

No Lapisan Tarif
1 s/d 50 juta 5%
2 50 juta – 250 juta 10%
3 250 juta – 500 juta 15%
4 > 500 juta 25%

Mulai 1 Januari 2009, yang tidak memiliki NPWP tarif 20% lebih tinggi.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tentang PPh 21 bagi pegawai tetap.
Inti uraian:
Landasan hukum PPh 21 tertuang dalam UU 36/2008, sedangkan untuk tarif pengenaan
tercantum dalam:
1. Kep 545/PJ.2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi.
2. Peraturan No. 15/PJ/2006 tentang perubahan Keputusan No. 545/PJ.2000.
3. Peraturan Menkeu No. 137/PMK.03/2005 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak.
4. Peraturan Menkeu No.138/PMK.03/2005 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan Dengan Pekerjaan Dari Pegawai Harian Dan Mingguan Serta Pegawai Tidak
Tetap Lainnya Yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan
5. Peraturan Dirjen Pajak 15/PJ/2006 tentang perubahan Kep 545/PJ.2000.
6. UU No.36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983
tentang pajak penghasilan.
7. Peraturan Menkeu No. 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan
Pajak Atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

53
Implementasi PPh Ps. 21 ini di tingkat sekolah pada penggunaan dana BOS adalah ketika
sekolah memberikan honorarium bulanan kepada guru/pegawai non PNS, maka berlaku
ketentuan tarif sebagai berikut :
1. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun sampai dengan Rp 50
juta maka berlaku tarif 5%,
2. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp 50 juta sampai
dengan Rp 250 juta maka berlaku tarif 15%,
3. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp 250 juta
sampai dengan Rp 500 juta maka berlaku tarif 25%,
4. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun lebih dari Rp 500 juta
maka berlaku tarif 30%.

PPh 21 - Pegawai Tetap (2)


• Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP):
 Untuk Pegawai : Rp 15.840.000
 Tambahan kawin : Rp 1.320.000
 Istri yg penghasilannya digabung : Rp 15.840.000
 Tanggungan (max. 3) @ : Rp 1.320.000
• Biaya Jabatan: 5% dari penghasilan bruto atau maksimum
Rp 500.000/bulan, Rp 6.000.000/tahun – (2009).

Mengapa slide ini penting?


Ini merupakan lanjutan penjelasan dari slide sebelumnya.
Inti uraian:
Jelaskan cara penghitungan PPh 21 bagi pegawai tetap seperti contoh dalam slide langkah
demi langkah.
Landasan hukum PPh 21 tertuang dalam UU 36/2008 dan penjelasannya:
1. Keputusan No. 545/PJ.2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa,
dan Kegiatan Orang Pribadi.
2. Per 15/PJ/2006 tentang perubahan Kep 545/PJ.2000
3. Peraturan Menkeu No. 137/PMK.03/2005 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak
4. Peraturan Menkeu No. 138/PMK.03/2005 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan Dengan Pekerjaan Dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak
Tetap Lainnya Yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan
5. Peraturan Dirjen Pajak 15/PJ/2006 tentang perubahan Kep 545/PJ.2000
6. UU No.36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983
tentang pajak penghasilan
7. Peraturan Menkeu No. 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan
Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

54
7

PPh 21 - Pegawai Tetap (3)


Peraturan Menteri Keuangan No. 262/PMK.03/2010 :

• Honor PNS Golongan I dan II dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 0%.
• Honor PNS Golongan III dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 5%.
• Honor PNS Golongan IV dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 15%.

Mengapa slide ini penting?


Ini merupakan lanjutan penjelasan dari slide sebelumnya.
Inti uraian:
Jelaskan cara penghitungan PPh 21 bagi pegawai tetap seperti contoh dalam slide langkah
demi langkah.
Landasan hukum PPh 21 tertuang dalam UU 36/2008 dan penjelasannya:
1. Keputusan No. 545/PJ.2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa,
dan Kegiatan Orang Pribadi.
2. Per 15/PJ/2006 tentang perubahan Kep 545/PJ.2000
3. Peraturan Menkeu No. 137/PMK.03/2005 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak
4. Peraturan Menkeu No. 138/PMK.03/2005 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan Dengan Pekerjaan Dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak
Tetap Lainnya Yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan
5. Peraturan Dirjen Pajak 15/PJ/2006 tentang perubahan Kep 545/PJ.2000
6. UU No.36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun 1983
tentang pajak penghasilan
7. Peraturan Menkeu No. 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan
Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

55
8

PPh 21 - Pegawai Tidak Tetap (1)


Honorer bulanan:

1. Jumlah < Rp 1.320.000,- dalam 1 bulan takwim tidak dikenakan PPh 21.
2. Jumlah > Rp 1.320.000,- per 1 bulan takwim penghitungan PPh 21 harus
disetahunkan dan berlaku norma perhitungan PPh 21 dengan tarif

Mengapa sliden ini penting?


Menjelaskan tentang PPh 21 bagi pegawai tidak tetap, khususnya pegawai honorer.
Inti uraian:
1. PPh 21 juga dikenakan bagi pegawai tidak tetap, di antaranya pegawai honorer di
sekolah yang masuk kriteria seperti yang tercantum dalam slide.
2. Bulan takwim adalah masa atau waktu yang diperbolehkan untuk membayar/melapor
pajak tanpa dikenakan denda/sanksi.

PPh 21 - Pegawai Tidak Tetap (2)


Tenaga Lepas dalam rangka pemeliharaan sekolah/madrasah:

1. Upah harian < Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim < Rp 1.320.000
tidak dikenakan PPh 21.
2. Upah harian < Rp 150.000 namun dalam 1 bulan takwim > Rp 1.320.000
maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh 21 dengan
tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
3. Upah harian > Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim < Rp 1.320.000
dikenakan PPh 21 sebesar 5% dari upah harian rata-rata di atas Rp 150.000.
4. Upah harian (atau rata-rata) > Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim > Rp
1.320.000 maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh
21 dengan tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.

56
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tentang PPh 21 bagi pegawai tidak tetap, khususnya tenaga lepas dalam
pemeliharaan sekolah.
Inti uraian:
1. Yang termasuk pegawai tidak tetap lain adalah tenaga lepas dalam rangka pemeliharaan
sekolah, dengan kriteria seperti dijelaskan dalam slide ini.
2. Ada baiknya memperhatikan peserta setelah menjelaskan slide ini, karena memang
perpajakan bukanlah topik yang mudah dicerna.
3. Beri waktu yang cukup kepada peserta untuk memahami isi slide ini.

10
PPh 21 - Pegawai Tidak Tetap (3)
Besarnya Upah Harian Besarnya Upah Bulan PPh Psl 21
No Berjalan
≤ > ≤ >
1 Rp.150.000 Rp.1.320.000 Tdk dikenakan

2 Rp.150.000 Rp.1.320.000 5% x (bruto-


PTKP)

3 Rp.150.000 Rp.1.320.000 5% x (upah


harian rata2
– Rp
150.000)
4 Rp.150.000 Rp.1.320.000 5% x (bruto-
PTKP)

57
11
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh
Pasal 21
Paling Lambat
Penyetoran 10 Hari Setelah
Sendiri Bulan ybs.

Pemotongan Pelaporan
KPPN

Paling Lambat 10
SPT PPh Ps. 21 +
hari Setelah Bulan
SSP Lembar 3
ybs

Slide ini menggambarkan alur dari penyetoran dan pelaporan PPh 21.
Inti uraian:
1. Tugas bendahara pemungut pajak tidak berhenti pada tingkat pemungutan saja.
2. Bendahara harus menyetorkan pajak yang dipungutnya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan dan melaporkannya juga dalam rentang waktu tertentu.
3. Kelalaian dalam hal ini sehingga menyebabkan keterlambatan akan dikenai sanksi (akan
dijelaskan nanti).

58
12

PPh 22
• Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang.
• Tarif : 1,5 % dari harga / nilai pembelian barang.
• Pengecualian :
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
• Pembayaran yang jumlah paling banyak Rp 2 Juta dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
• Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas, pelumas, PDAM dan Benda-
benda Pos.
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
BOS.
Bagi rekanan/penjual yang tidak memiliki NPWP maka tarif 100% lebih tinggi
(3%).

Mengapa slide ini penting?


Slide ini membahas jenis pajak selanjutnya yaitu PPh 22.
Inti uraian:
Cukup jelas, bacakan isi slide satu persatu.
Landasan hukum pelaksanaanya adalah:
1. KMK 254/KMK 03/2001 tentang Penunjukan Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22, Sifat
dan Besarnya Pungutan Serta Tata Cara Penyetoran dan Pelaporannya
2. KMK 154/KMK.03/2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 254/Kmk.03/2001
3. PMK 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan
Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan
Pembayaran Pajak
4. PMK 08/PMK.03/2008 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 254/Kmk.03/2001
5. PMK 210/PMK.03/2008 tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 254/Kmk.03/2001

Pada landasan hukum di atas ditekankan hanya bendahara sekolah negeri yang wajib
memungut PPh Ps. 22 atas pembelian barang di atas nilai Rp 1 juta sebelum PPN. Apabila
toko tidak mempunyai NPWP maka tarif 100 lebih tinggi menjadi 3%.

59
13

Tarif dan Dasar Pemotongan PPh 23

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tentang jenis pajak berikutnya yaitu PPh 23.
Inti uraian:
Umumnya sekolah jarang memiliki transaksi yang terkait dengan pajak ini. Penghasilan bruto
yang dimaksud adalah penghasilan kotor sebelum dikurangi biaya-biaya.
Contoh jasa lainnya yang terkait dengan kegiatan di sekolah adalah jasa katering/jasa boga
misalkan sekolah menyelenggarakan suatu kegiatan pelatihan/inhouse training/workshop
dimana untuk konsumsi peserta diserahkan kepada pihak ketiga (jasa katering) maka pada
saat pembayaran kepada pihak ketiga tersebut dipotong 2% dari nilai kontrak/kwitansi.
Jenis jasa lainnya yang dikenakan PPh 23 sesuai Peraturan Menkeu 244/PMK.03/2008 adalah:
a. Jasa Penilai
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan dan atestasi LK
d. Jasa perancang/design
e. Jasa pengeboran di bidang pertambangan migas
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas
g. Jasa penambangan dan penunjang di bidang non migas
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja/outsourcing service
l. Jasa perantara dan/atau keagenan

60
m. Jasa di bidang perdagangan surat berharga
n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan
o. Jasa pengisian suara dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV
kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media masa, media luar ruangan atau
media lainnya untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
Jasa katering atau tata boga.

14
Tata Cata Penyetoran PPh 23

Jumlahkan PPh 23 dalam Bukti Pemotongan


Selama 1 bulan takwim

Menyetorkan uang disertai dengan surat setoran pajak


(SSP) ke: bank persepsi atau kantor pos paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya (atau hari kerja
sesudahnya bila tanggal 10 hari libur)

Menyimpan bukti SSP untuk kemudian dilaporkan

61
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan tata cara dalam melakukan penyetoran PPh 23.
Inti uraian:
1. Cukup jelas, bacakan alur dari tata cara penyetoran PPh 23 dalam slide.
2. Bank persepsi adalah bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melayani
penerimaan/penyetoran pajak.

15
Tata Cara Pelaporan PPh 23

Mengisi dengan lengkap surat pemberitahuan (SPT)


masa PPh Psl 23 Rangkap 2

SPT dilampiri dengan: SSP lembar 3, daftar bukti


pemotongan PPh 23, dan bukti potong lembar ke-2

Serahkan ke KPP/Kapenpa paling lambat tanggal 20


bulan berikutnya. Jika jatuh tempo pada hari libur,
dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya

Mengapa slide ini penting?


Ini merupakan lanjutan dari slide sebelumnya.
Inti uraian:
1. Setelah menyetorkan, maka bendahara sekolah wajib melaporkan PPh 23 yang telah
disetorkannya.
2. Bacakan urutan cara pelaporan PPh 23 yang tercantum dalam slide.
3. KAPENPA adalah Kantor penyuluhuan pajak.

62
16
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN dikenakan atas:

 Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di dalam daerah
Pabean
 Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
Dikecualikan dari pemungutan PPN:

× Pembayaran ≤ Rp 1 Juta termasuk PPN dan tidak dipecah


× Pembayaran untuk pembebasan Tanah
× Pembayaran atas Penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut perundangan-
undangan PPN mendapat fasilitas PPn tidak dipungut atau dibebaskan dari
pengenaan PPN
× Penyerahan BBM / Non BBM oleh Pertamina
× Pembayaran Rekening Telepon
× Jasa Angkutan Udara oleh Perusahaan Penerbangan
× Pembayaran lain yang tidak dikenakan PPN.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tentang PPN sebagai rangkaian dari jenis pajak yang ada di tingkat
sekolah.
Kelompok Barang yang tidak dikenakan PPN:
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya,
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak,
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau
katering, dan
4. Uang, emas, batangan, dan surat berharga.

Kelompok Jasa yang tidak dikenakan PPN:


1. Jasa pelayanan kesehatan medis,
2. Jasa pelayanan sosial,
3. Jasa pengiriman surat dengan perangko,
4. Jasa keuangan,
5. Jasa asuransi,
6. Jasa keagamaan,
7. Jasa pendidikan,
8. Jasa kesenian dan hiburan,
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan,

63
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri,
11. Jasa tenaga kerja,
12. Jasa perhotelan,
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum,
14. Jasa penyediaan tempat parkir,
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam,
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos, dan
17. Jasa boga atau katering.

17
Faktur Pajak
Faktur Pajak
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak
Nama
Alamat
:
:

NPWP :
Tanggal Pengukuhan PKP :

Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak
Nama :
Alamat :
NPWP :
No. Urut Nama Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian
/UangMuka/Termin
(Rp)

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin


Dikurangi Potongan Harga
Dikurangi Uang Muka Yang Telah Diterima
Dasar Oengenaan Pajak
PP = 10% X Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Tarif DPP PPn BM ………… tanggal……...


……….% Rp……… Rp………
…….…% Rp……… Rp……… ………………….……...
……..% Rp……… Rp……… Nama
……………….
jabatan
Rp………

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menampilkan format dari faktur pajak agar peserta mendapatkan gambaran dari
dokumen yang dimaksud.

64
Inti uraian:
1. Jelaskan apa saja yang perlu dicantumkan pada faktur pajak.
2. Faktur harus diisi secara lengkap dan benar.

18
Contoh Penghitungan PPN
Sekolah membeli tinta printer seharga Rp 1.100.000 termasuk PPN pada toko
Top yang merupakan pengusaha kena pajak. Maka jumlah yang harus dibayarkan
oleh sekolah adalah:

Pembayaran termasuk PPN : Rp. 1.100.000


PPN harus dipungut 10/110 x Rp. 1.100.000 : Rp. 100.000
Jumlah yang dibayarkan : Rp. 1.000.000

Mengapa slide ini penting?


Slide ini memberikan ilustrasi sederhana tentang pembelian barang kena pajak oleh sekolah.
Inti uraian:
Cukup jelas. PPN yang dipungut sebesar Rp 100.000,- kemudian akan disetorkan oleh
sekolah ke bank persepsi atau kantor pos dan buktinya dilampirkan pada laporan yang dikirim
ke KPP/Kapenpa.

65
19
Tata Cara Penyetoran PPN
PPN YANG DIPUNGUT BENDAHARAWAN

DISETOR

1 PKP REKANAN
SSP KPP MELALUI BANK/POS
2
3 LAMPIRAN SPT MASA PPN
4 BANK PERSEPSI/POS & GIRO
5
ARSIP BENDAHARAWAN

BANK PERSEPSI/
KANTOR POS DAN GIRO

Dalam hal tgl 7


bertepatan hari libur, Selambat-lambatnya tgl 7 bulan
maka penyetoran dilakukan takwim berikutnya setelah
pada hari kerja berikutnya masa pajak berakhir

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menggambarkan alur dari pelaporan PPN yang dipungut oleh sekolah.
Inti uraian:
1. PPN disetorkan dengan melampirkan Surat Setoran Pajak yang terdiri dari 5 rangkap.
2. Salinan ketiga disertakan dalam pelaporan ke KPP.

66
20
Tata Cara Penyetoran PPN

KPP DGN DILAMPIRI


1
LAPORAN FP LEMBAR KE-3
PEMUNGUTAN PPN 2 ATASAN BENDAHARAWAN)*
3 ARSIP BENDAHARAWAN*)

*) Dalam Hal Pemungut PPN Adalah


Bendaharawan Pemerintah Pusat,
Lembar Ke-2 Adalah Arsip
Bendaharawan

Dalam hal tanggal 14 jatuh pada hari


Selambat-lambatnya 14 hari
libur pelaporan dilakukan pada hari
setelah masa pajak berakhir
kerja sesudahnya

Dalam hal bank pemerintah atau bank pembangunan daerah bertindak sbg “kasir” dari
bendaharawan pemerintah (misal: Proyek Inpres), Maka faktur pajak dan ssp diteruskan ke
bank ybs melalui bendaharawan.yang diwajibkan memungut dan melapor adalah bank ybs.

Mengapa slide ini penting?


Merupakan lanjutan alur dari cara penyetoran PPN.
Inti uraian:
1. Laporan pemungutan PPN dibuat rangkap 3, salinan pertama diserahkan ke KPP dengan
melampirkan bukti setor lembar ketiga.
Dua salinan lainnya menjadi arsip bagi bendaharawan.

67
21

Kewajiban Bendahara Sekolah/Madrasah


dalam Perpajakan
PPh 21 PPh 23 PPh 22 PPN
No Kewajiban
N S N S N S N S

Memotong /
1 memungut dan √ √ √
menyetorkan

2 Melaporkan √ √ √ √

√ = Setiap bulan
= Jika terjadi transaksi
S = Swasta
N = Negeri

Mengapa slide ini penting?


Ini merupakan rangkuman dari tugas bendahara sekolah negeri dan swasta berkaitan dengan
transaksi perpajakan di tingkat sekolah.
Inti uraian:
Dari tabel di atas, terlihat bahwa tugas terberat soal perpajakan ada di tangan bendahara
sekolah negeri, karena mereka merupakan wakil dari bendahara pemerintah yang bertugas
memotong, menyetorkan dan melaporkan pajak.

68
22

Sanksi Administrasi Atas


Keterlambatan Penyampaian Laporan
dalam Perpajakan
DENDA BUNGA KENAIKAN
Ps. 7 UU KUP Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP Ps. 13(3), 15(2) UU KUP

Rp 100.000
2%/Bulan 50%
SPT Masa PPh Maks 24 Bulan SPT Tidak
Ps.21/22/23/26 • Pembetulan sendiri disampaikan setelah
terlambat/ tidak SPT ditegur tertulis
disampaikan
• Hasil penelitian SPT
akibat salah tulis 100%
dan/ atau salah Tidak memenuhi
Rp 1.000.000
hitung ketentuan Psl 28 &
SPT Tahunan PPh • Hasil pemeriksaan 29 UU KUP
Badan terlambat/ (SKPKB)
tidak disampaikan • Izin penundaan
100%
penyampaian SPT Karena diterbitkan
Rp 500.000 • Izin mengangsur SKPKBT
SPT Masa PPN atau menunda
pembayaran DARI
terlambat/tidak
disampaikan Pajak Yang Tidak/Kurang Dibayar

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tentang sanksi-sanksi pajak.
Inti uraian:
1. Ada tiga jenis sanksi akibat keterlambatan penyampaian laporan, yaitu: denda, bunga
dan kenaikan.
2. Masing-masing besarannya tertera dalam slide.

69
23

Informasi Lebih Lanjut

Untuk mengetahui tata cara pengisian form SPT masa/tahunan PPh 21,
22, 23, dan PPN dapat berkonsultasi dengan bagian pelayanan di kantor
pelayanan pajak setempat.

Mengapa slide ini penting?


Untuk mengarahkan peserta kemana mereka harus mencari informasi mengenai perpajakan.
Inti uraian:
Saat ini kantor pajak gencar memberikan informasi terkait masalah perpajakan, karenanya
sekolah tidak perlu ragu untuk bertanya masalah pajak pada KPP terdekat.

24

Tanya Jawab
dan
Kerja Kelompok

Mengapa slide ini penting?


Sebagai penanda berakhirnya sesi ini dan dilanjutkan dengan kerja kelompok.
Inti uraian:
Tanyakan pada peserta jika ada hal-hal yang belum jelas terkait topik di sesi ini.

70
Latihan 3.3.1.a.

Instruksi Pelatih

Judul Penghitungan Pajak di Sekolah

Tujuan 1. Peserta memahami tata cara pemungutan, penyetoran dan


pelaporan pajak
2. Peserta mampu melakukan penghitungan pajak terkait untuk
transaksi di tingkat sekolah

Waktu 30 menit

Tahapan Kegiatan 1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil 3-5 orang.


2. Bagikan lembar kerja pada setiap kelompok
3. Minta tiap kelompok untuk menghitung pajak yang harus dipungut
sekolah untuk masing-masing kasus.
4. Pada akhir latihan, minta salah satu kelompok untuk memaparkan
jawabannya dan kelompok lain melengkapi
5. Beri penjelasan mengenai cara penghitungan yang benar pada akhir
diskusi jika peserta belum dapat menghitung pajak dengan benar.

Lembar Kerja Lihat lembar kasus terlampir.

Simpulan Pelatih menjelaskan kembali tujuan latihan dan memberikan


penegasan poin-poin penting yang harus diperhatikan oleh peserta

71
Latihan 3.3.1.b.

Penghitungan Pajak di Sekolah/Madrasah


Kasus :
1. Pada tanggal 1, sekolah memberikan honor bulanan kepada seorang guru honorer/Non
PNS dengan status kawin dan mempunyai 1 anak, besarnya honor Rp 1.800.000/bulan.
a. Sebutkan jenis pajak apa yang dikenakan atas pengeluaran honor tersebut?
b. Berapa besarnya pajak yang dipungut?
c. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara?
d. Kapan pajak tersebut harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
2. Pada tanggal 11, sekolah memberikan honor kepada guru PNS Golongan IIIb atas kegiatan
pembuatan laporan hasil belajar siswa dengan besaran Rp 200.000,-
a. Sebutkan jenis pajak apa yang dikenakan atas pengeluaran honor tersebut?
b. Berapa besarnya pajak yang dipungut?
c. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara?
d. Kapan pajak tersebut harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
3. Pada tanggal 15, sekolah negeri membeli ATK kepada toko/pengusaha kena pajak dengan
nilai pembelian Rp 2.500.000,-(harga sudah termasuk PPN). Sumber dana pembelian ATK
dari BOS Pusat.
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas pembelian ATK tersebut?
b. Berapa besarnya pajak yang dipungut?
c. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara?
d. Kapan pajak tersebut harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
4. Pada tanggal 18, sekolah negeri melakukan renovasi kamar mandi dengan rincian biaya
sebagai berikut : membeli material Rp 4.000.000,- ditoko bahan bangunan yang bukan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), ongkos tukang Rp 160.000,-per hari selama 8 hari
dan total ongkos tukang yang dikeluarkan selama 8 hari menjadi Rp 1.200.000,-.
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas renovasi kamar mandi tersebut?
b. Berapa besarnya pajak yang dipungut?
c. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara?
d. Kapan pajak tersebut harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
5. Tanggal 22-24, sekolah negeri menyelenggarakan inhouse training selama 2 hari, dimana
untuk pengeluaran yang terkait dengan konsumsi diserahkan jasanya kepada pengusaha
katering/jasa boga. Total biaya konsumsi sebesar Rp 2.000.000,-.
a. Sebutkan jenis pajak apa saja yang dikenakan atas pembelian ATK tersebut?
b. Berapa besarnya pajak yang dipungut?
c. Kapan pajak tersebut harus disetor ke kas negara?
d. Kapan pajak tersebut harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat?
6. Tanggal 26, sekolah negeri membeli buku teks pelajaran sebesar Rp 6.000.000,-.
Apakah pembelian buku tersebut dikenakan PPh Ps 22 dan PPN?

72
Latihan 3.3.1.c.

Kunci Jawaban Kasus

Kasus 1
a. Jenis pajak adalah PPh 21
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
Gaji pokok Rp 1.800.000,-/bulan
Penghasilan netto setahun Rp 21.600.000,-
Dikurangi :
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)/Kawin dengan 1 anak Rp 18.480.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 3.120.000,-
PPh Ps. 21 terutang setahun 5% x Rp 3.120.000,- Rp 156.000,-
PPh Ps. 21 sebulan (: 12) Rp 13.000,-
c. Karena PPh 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh 21 tersebut wajib disetor ke
kas negara paling lambat tanggal 10.
d. Karena PPh 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10.

Kasus 2
a. Jenis pajak adalah PPh 21
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh 21 = Rp 200.000,- x 15% = Rp 30.000,-
Sehingga honor yang diterima menjadi Rp 170.000,-
c. PPh 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib disetor ke kas negara
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Kasus 3
a. Jenis pajak adalah PPN
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 22 tidak dipungut
PPN yang dipungut :
PPN = Rp 2.500.000 x 10/110 = Rp 227.273,-
c. PPN yang dipungut pada tanggal 15 dan wajib disetor paling lambat tanggal 7 bulan
takwim berikutnya.
d. PPN yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya 14 hari setelah bulan takwim berakhir.

73
Kasus 4
a. Jenis pajak adalah PPh 22 dan PPh 21, sedangkan PPN tidak perlu dipungut karena membeli
kepada toko yang bukan PKP.
b. 4.b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 22 tidak dipungut
PPh 21 yang dipungut ketika membayar tukang harian:
PPh Ps. 21 = 5% x (Rp 160.000 – Rp 150.000) = Rp 500,-
c. PPh 21 yang dipungut pada tanggal 18 dan wajib disetor paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
d. PPh 21 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

Kasus 5
a. Jenis pajak adalah PPh 23
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 23 yang dipungut :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000 x 100/110 x 2% = Rp 36.364,-
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka perhitungan menjadi :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000 x 100/110 x 2% x 200% = Rp 72.727,-
c. PPh 23 dipungut tanggal 24 dan disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 23 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.

Kasus 6
a. Sesuai PMK 154/PMK.03/2010 atas pembelian buku-buku pelajaran umum tidak dipungut
PPh Ps 22
b. Sesuai UU No. 42 tahun 2009 atas pembelian buku-buku pelajaran umum tidak dipungut
PPN

74
Lembar Bahan Bacaan 3.3.1.

Jenis-Jenis Pajak

Beberapa jenis pajak yang perlu dipahami:


1. Pajak Penghasilan Ps. 21, yaitu pajak pemotongan/pemungutan atas penghasilan yang
diberikan kepada Karyawan/Pegawai Tidak Tetap/Honorer dan lain-lain,
2. Pajak Penghasilan Ps. 22, yaitu pajak pemotongan/pemungutan atas pembelian barang
oleh Bendaharawan,
3. Pajak Penghasilan Ps. 23, yaitu pajak pemotongan/pemungutan atas pembayaran jasa oleh
Bendaharawan,
4. Pajak Penghasilan Final, yaitu pajak pemotongan/pemungutan atas pembayaran transaksi
yang bersifat final seperti sewa tanah/bangunan, jasa konstruksi,
5. PPN/PPNBm, yaitu Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi penjualan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

1. Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Tarif dan Perhitungan


Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. Pajak
dikenakan kepada karyawan/pegawai tidak tetap/tenaga ahli, honorer dan lain-lain.
Implementasi PPh Ps. 21 ini di tingkat sekolah/madrasah pada penggunaan dana
BOS adalah ketika sekolah/madrasah memberikan honorarium bulanan kepada
guru/pegawai non PNS, maka berlaku ketentuan tarif sebagai berikut:
1) Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun sampai
dengan Rp 50 juta maka berlaku tarif 5%.
2) Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp 50
juta sampai dengan Rp 250 juta maka berlaku tarif 15%.
3) Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp
250 juta sampai dengan Rp 500 juta maka berlaku tarif 25%.
4) Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun lebih dari
Rp 500 juta maka berlaku tarif 30%.

Berikut contoh penghitungan PPh Ps. 21 atas gaji yang diberikan bulanan kepada
guru/pegawai non PNS:
Gaji pokok sebulan Rp 2.000.000,-
Gaji pokok setahun (A) Rp 22.800.000,-
Dikurangi:
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)/Kawin dengan 2 anak (B)
Rp 19.800.000,-
Penghasilan Kena Pajak (C= A-B) Rp 3.000.000,-
PPh Ps. 21 terutang setahun 5% x C Rp 150.000,-

75
PPh s. 21 sebulan (C : 12 bulan) Rp 12.500,-
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah:
Status sendiri Rp 15.840.000,-/tahun
Tambahan status kawin Rp 1.320.000,-/tahun
Tambahan tanggungan keluarga, maksimal 3 orang @
Rp 1.320.000,-/tahun

Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun tidak mencapai
Rp 15.840.000,- atau dalam sebulan tidak mencapai Rp 1.320.000,- maka
bendaharawan sekolah/madrasah negeri maupun sekolah/madrasah bukan negeri
tidak perlu memotong PPh Ps. 21 atas penghasilan yang diterima guru/pegawai non
PNS tersebut.
Disamping pemberian honor rutin bulanan ada juga pemberian honor kepada guru
PNS/Guru Non PNS/Pegawai Non PNS (bukan honor bulanan) dalam rangka
melakukan kegiatan, maka Semua bendaharawan baik pada sekolah/madrasah
negeri maupun sekolah/madrasah bukan negeri wajib memungut:
1) Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus dipotong PPh Pasal
21 dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh sebesar 5 % dari jumlah bruto
honor.
2) Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut :
a) Golongan I dan II dengan tarif 0 % (nol persen).
b) Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.
c) Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto.
(sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 262/PMK.03/2010 tentang Tata
Cara pemotongan Pajak Penghasilan pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota Polri, dan pensiunannya atas penghasilan yang menjadi
beban APBN atau APBD)
b. Tata cara penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 21:
1) Bendahara sekolah wajib menyetorkan PPh 21 yang dipungutnya ke kas negara
melalui Bank Pemerintah/PT. Pos Indonesia dengan media Surat Setoran Pajak
(SSP), dan dilaksanakan paling lambat 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.
2) Bendahara sekolah wajib melaporkan PPh 21 yang telah disetorkan tersebut
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dengan menggunakan formulir
Surat Pemberitahuan Masa (SPT) PPh 21 dengan dilampiri Surat Setoran Pajak
(SSP) lembar 3.
3) Pelaporan dilaksanakan paling lambat 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.

76
c. PPh 21 juga dikenakan terhadap penghasilan:
1) Pegawai honorer dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Honor bulanan < Rp 1.320.000,- dalam 1 bulan takwim tidak dikenakan
PPh 21
b) Honor bulanan > Rp 1.320.000,- per bulan takwim maka penghitungan
PPh 21 harus disetahunkan dan berlaku norma perhitungan PPh 21
dengan tarif.
c) Penghasilan kena pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi PTPK.
d) PTKP yang berlaku sama dengan PTKP pegawi tetap.
Yang dimaksudkan bulan takwim adalah masa atau waktu yang diperbolehkan
untuk membayar/melapor pajak tanpa dikenakan denda/sanksi.
2) Tenaga lepas dalam rangka pemeliharaan sekolah/madrasah, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Upah harian < Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim < Rp
1.320.000,- tidak dikenakan PPh 21.
b) Upah harian < Rp 150.000,- namun dalam 1 bulan takwim > Rp
1.320.000,- maka pada saat total melebihi Rp 1.320.000,- dikenakan PPh
21 dengan tariff 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
c) Upah harian > Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim < Rp
1.320.000,- dikenakan PPh 21 sebesar 5% dari upah harian rata-rata di
atas Rp 150.000,-  5% x (bruto – 150.000,-).
d) Upah harian (atau rata-rata) > Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim
> Rp 1.320.000,- maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000,-
dikenakan PPh 21 dengan tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi
PTKP  5% x (bruto – PTKP).
3) Tenaga ahli seperti dokter, pengacara, akuntan, arsitek, konsultan, notaries,
penilai/aktuaria penghitunga PPh 21 adalah 50% x Penghasilan Bruto x 15%
Pegawai tidak tetap tidak mendapat Pengurangan Biaya Jabatan.
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dengan norma perhitungan di
atas adalah mengikuti Petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diatur melalui Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-545/PJ./2000 tgl. 29 Desember 2000. Sesuai KEP tersebut Pasal 21,
maka:
1) Bendahara sekolah wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal
21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
2) Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke
Kantor Pos atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik
Daerah, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Dirjen Anggaran, selambat-
lambatnya 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.
3) Bendahara sekolah wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil
dengan melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa disertai dengan
lampiran Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti penyetoran ke Kantor
Pelayanan Pajak setempat, selambat-lambatnya 10 hari setelah bulan yang
bersangkutan.

77
4) Kelalaian yang menyebabkan keterlambatan penyetoran maupun pelaporan
akan dikenakan sanksi (akan dibahas kemudian).

2. Pajak Penghasilan Ps. 22


Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana untuk pembelian barang
seperti ATK/bahan/penggandaan dan lain-lain maka bendahara sekolah negeri wajib
memungut PPh Ps. 22 dengan tarif 1,5% dari nilai pembelian barang tidak termasuk
PPN. Apabila rekanan/toko tidak memiliki NPWP maka dikenakan tarif 100% lebih
tinggi yaitu menjadi 3%.

Pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 Pasal 3, yang


dikecualikan dari pemungutan PPh Ps. 22, diantaranya adalah:
i. Butir b (14) buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran
agama;
ii. Butir e. (1) pembayaran yang jumlah paling banyak Rp 2.000.000,- (dua juta
rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
iii. Butir e. (2) Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas, pelumas, PDAM dan
Benda-benda Pos.
iv. Butir h. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana BOS.
Perubahan peraturan ini mulai berlaku tanggal 31 Agustus 2010,
Tata cara pemungutan dan penyetoran PPh Ps. 22 adalah sebagai berikut:
i. Bendahara sekolah negeri wajib memungut PPh Ps. 22 pada setiap pelaksanaan
pembayaran barang kepada rekanan.
ii. PPh Ps. 22 yang dipungut wajib disetor pada hari yang sama ke Bank Persepsi/
Kantor Pos dengan menggunakan SSP.
iii. SSP diisi oleh dan atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendaharawan.
iv. Bendahara sekolah wajib melaporkan PPh 22 yang telah disetorkan tersebut ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dengan menggunakan formulir Surat
Pemberitahuan Masa (SPT) PPh 22.
v. Pelaporan dilaksanakan selambat-lambatnya 14 hari setelah bulan takwim
berakhir, jika jatuh pada hari libur maka dilaporkan pada hari kerja berikutnya.

78
3. Pajak Penghasilan Ps. 23
PPh Ps. 23 terkait dengan pajak pemotongan/pemungutan atas pembayaran jasa oleh
Bendaharawan. Yang menjadi objek PPh Ps. 23 adalah:
i. Penerimaan deviden, bunga, royalti, hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya
selain yang telah dipotong PPh Ps. 21 ayat (1) huruf e UU No. 36/2008 dikenakan
tarif 15% dari jumlah bruto.
ii. Penerimaan sewa dan penghasilan lain penggunaan harta, jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain yang telah dipotong
PPh Ps. 21 dikenakan tarif 2% dari jumlah bruto.
Apabila rekanan tidak mempunyai NPWP maka dikenakan tarif 100% lebih tinggi.
Berikut jenis jasa yang dipotong PPh Ps. 23 dengan tarif sebesar 2% dari jumlah bruto
sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
a. Jasa penilai
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan dan atestasi LK
d. Jasa perancang/design
e. Jasa pengeboran di bidang pertambangan migas
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas
g. Jasa penambangan dan penunjang di bidang non migas
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja/outsourcing sevice
l. Jasa perantara dan atau keagenan
m. Jasa di bidang perdagangan surat berharga
n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan
o. Jasa pengisian suara dan atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan
perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel,
alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP
yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan /atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin
dan atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

79
t. Jasa maklon
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media masa, media luar ruangan
atau media lainnya untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa. Jasa katering atau tata boga.

Tata cara penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 23:


1. Jumlahkan PPh Ps. 23 dalam bukti pemotongan selama 1 bulan takwim disetor
dengan Surat Setoran Pajak (SSP) ke Bank Persepsi/Kantor Pos paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya, bila jatuh tempo hari libur maka penyetoran dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
2. Bendahara sekolah membuat laporan PPh Ps. 23 dengan cara mengisi SPT Masa
PPh Ps. 23 rangkap 2 dengan dilampiri SSP lembar ke-3, daftar bukti pemotongan
PPh Ps. 23 dan bukti potong lembar ke-2 diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) setempat paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya, bila jatuh tempo hari
libur pelaporan pada hari kerja berikutnya.
Berikut contoh penghitungan PPh Ps. 23:
Sekolah negeri mengadakan kegiatan pelatihan dimana untuk konsumsi di kontrakkan
kepada perusahaan jasa catering dengan nilai Rp 1.800.000,- maka Bendahara wajib
memungut PPh Ps. 23, dengan perhitungan:
- Apabila rekanan memiliki NPWP:
PPh Ps. 23 = Rp 1.800.000,- x 100/110 x 2% = Rp 32.727,-
- Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka perhitungan menjadi:
PPh Ps. 23 = Rp 1.800.000,- x 100/110 x 2% x 200% = Rp 65.455,-

4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


PPN merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan
Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah Pabean. Yang menjadi objek PPN adalah:
a. Penyerahan BKP dan atau JKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan.
b. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di dalam daerah
Pabean.
c. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

80
Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) seperti tertuang dalam UU No. 42 tahun
2009, Pasal 3A:
a. Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan Jasa Kena
Pajak (JKP), kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
b. Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP).
c. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
d. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf d
dan/atau yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf e wajib memungut, menyetor,
dan melaporkan PPN yang terutang yang penghitugan dan tata caranya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-382/PJ/2002 tentang
pedoman pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPNBm dan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) rekanan lampiran I butir 6 bahwa pemungut PPN
(Bendaharawan) tidak perlu memungut PPN dan PPNBm atas penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan oleh bukan Pengusaha
Kena Pajak (PKP).

Yang dikecualikan dari pemungutan PPN adalah:


a. Pembayaran ≤ Rp 1 Juta termasuk PPN dan tidak dipecah,
b. Pembayaran untuk pembebasan Tanah,
c. Pembayaran atas Penyerahan BKP dan atau JKP yang menurut perundangan –
undangan PPN men-dapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari
pengenaan PPN,
d. Penyerahan BBM / Non BBM oleh Pertamina,
e. Pembayaran Rekening Telepon,
f. Jasa Angkutan Udara oleh Perusahaan Penerbangan,
g. Pembayaran lain yang tidak dikenakan PPN,

Kelompok Barang yang tidak dikenakan PPN:


a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya,
b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak,

81
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung
dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat
maupun tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa
boga atau katering, dan
d. Uang, emas, batangan, dan surat berharga.

Kelompok Jasa yang tidak dikenakan PPN:


a. Jasa pelayanan kesehatan medis,
b. Jasa pelayanan sosial,
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko,
d. Jasa keuangan,
e. Jasa asuransi,
f. Jasa keagamaan,
g. Jasa pendidikan,
h. Jasa kesenian dan hiburan,
i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan,
j. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri,
k. Jasa tenaga kerja,
l. Jasa perhotelan,
m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan
secara umum,
n. Jasa penyediaan tempat parkir,
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam,
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos, dan
q. Jasa boga atau katering.

Tata Cara penyetoran PPN:


i. PPN yang dipungut bendaharawan disetor ke kas negara melalui Bank Persepsi/
Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal 7 bulan takwim berikutnya setelah masa
pajak berakhir, apabila tanggal 7 bertepatan dengan hari libur maka penyetoran
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
ii. Surat Setoran Pajak (SSP) rangkap 5, didistribusikan:
a. SSP lembar 1 untuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan,
b. SSP lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Bank/Kantor Pos,
c. SSP lembar 3 untuk Lampiran SPT Masa PPN,
d. SSP lembar 4 untuk Bank Persepsi/Kantor Pos,
e. SSP lembar 5 untuk Arsip Bendaharawan

82
Tata Cara pelaporan PPN:
i. PPN yang dipungut bendaharawan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dengan menggunakan SPT Masa PPN dengan dilampiri Faktur Pajak selambat-
lambatnya 14 hari setelah masa pajak berakhir, dalam hal tanggal 14 jatuh pada
hari libur pelaporan dilakukan pada hari kerja sesudahnya
ii. Surat Pemberitahuan Masa (SPT) PPN terdiri dari 3 lembar:
a. Lembar 1 adalah formulir 1107 Put induk
b. Lembar 2 adalah formulir 1107 Put 1 lampiran 1
c. Lembar 3 adalah formulir 1107 Put 2 lampiran 2
Berikut contoh penghitungan PPN:
Sekolah negeri membeli ATK kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan (Toko TOP)
senilai Rp 2.200.000,- maka Bendahara wajib memungut PPN sebesar 10 %, dengan
perhitungan:
Harga termasuk PPN Rp 2.200.000,-
PPN yang harus dipungut 10/110 x Rp 2.200.000 Rp 200.000,-
Jumlah yang dibayar sekolah pada Toko TOP Rp 2.000.000,-
Sekolah wajib menerbitkan faktur pajak setiap melakukan pemotongan PPN. Kemudian
sekolah akan menyetorkan PPN yang dipungutnya dari Toko TOP sebesar Rp 200.000,- ke
bank persepsi atau kantor pos,

83
84
Rencana Sesi 4 (Modul 3)
SESI 4
PEMBUKUAN

A. PENGANTAR
Pengelolaan dana harus dilakukan berdasarkan prinsip “ekonomis”, “transparan” dan
“akuntabel”. Pembukuan akan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan prinsip-
prinsip tersebut, khususnya prinsip “akuntabel”. Tata cara pembukuan disusun
berdasarkan juknis keuangan dari buku panduan bos 2010 dengan beberapa
penyesuaian, tetapi tidak menyimpang dari prinsip-prinsip pembukuan dari juknis
tersebut.
Sesi ini akan mencakup pembahasan buku kas umum sebagai buku utama dalam
pembukuan arus keluar masuk uang serta buku-buku pembantu yang mendukung,
yaitu buku pembantu kas, buku pembantu bank, dan buku pembantu pajak. Buku-buku
pembantu ini merupakan buku-buku yang harus dipelihara oleh sekolah/madrasah.
Buku pencatatan barang yang juga merupakan buku pembantu, akan dibahas tersendiri
dalam sesi 5.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta akan mampu:
1. Mengenal jenis-jenis transaski dan buku yang umum digunakan di
sekolah/madrasah.
2. Memahami proses pembukuan dan keterkaitan antar buku.
3. Melakukan pembukuan secara baik, benar dan tepat waktu.

C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian dan manfaat pembukuan.
2. Jenis transaksi dan jenis buku.
3. Format-format buku.
4. Alur pembukuan.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 180 menit.

85
E. METODE
1. Presentasi.
2. Diskusi/tanya jawab.
3. Kerja kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 4. Pembukuan.
4. Power point (PPt) 1-20.
5. Latihan 3.4.1. Pembukuan dan Laporan
6. Lembar Bahan Bacaan 3.4.1. Pembukuan dan Jenis Buku.
7. Lembar Bahan Bacaan 3.4.2. Kode Akun.

G. STRATEGI

TAHAPAN KEGIATAN WAKTU ALAT &


BAHAN

Tahap 1. 1. Pelatih menjelaskan tujuan dan cakupan 15 PPT 1-5


bahasan sesi ini. menit
Pendahuluan
2. Pelatih menjelaskan pengertian dan alasan
kenapa sekolah/madrasah perlu melakukan
pembukuan.

Tahap 2. 1. Pelatih menjelaskan tentang pengertian 10 PPT 6-10


transaski dan jenis transaksi yang ada di menit
Jenis transaksi sekolah/madrasah.
dan jenis buku
2. Pelatih menjelaskan tentang jenis-jenis buku
yang umum di yang umumnya digunakan di tingkat
sekolah/ sekolah/madrasah dalam melaksanakan
madrasah pembukuan.

Tahap 3. Pelatih menjelaskan tentang masing-masing 15 PPT 11-15


Format atau bentuk buku yang digunakan menit
bentuk buku sekolah/madrasah berikut contoh bukunya.
yang Catatan: jelaskan secara rinci tentang apa saja
digunakan di
yang harus dicantumkan pada masing-
sekolah/
madrasah masing kolom buku secara cepat.

86
TAHAPAN KEGIATAN WAKTU ALAT &
BAHAN

Tahap 4. Pelatih memandu peserta untuk melihat buku 10 PPT 16-19


apa saja yang terpengaruh jika terjadi transaksi menit
Alur
internal atau eksternal.
pembukan
internal dan
eksternal

Tahap 5. Pelatih memberikan kesempatan pada peserta 10 PPT 20


Tanya jawab untuk mengajukan pertanyaan ataupun menit
memberikan penjelasan tambahan terkait
topik di sesi ini.

Tahap 6. Membukukan transaksi ke buku kas umum, 115 LATIHAN


buku pembantu kas, buku pembantu bank dan menit 3.4.1
Kerja
kelompok buku pembantu pajak.

Tahap 7. Pelatih melakukan refleksi dan menutup sesi 5 menit PPT 20


Penutup ini.

H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS
Tahun 2011.
2. Software BOS 2010 Versi 1.13 (bagi yang menggunakan software).

87
1

Sesi 4
Pembukuan

Mengapa slide ini penting?


Merupakan topik yang akan dibahas dalam sesi ini, yaitu pembukuan.
Inti uraian:
1. Semua penerimaan dan pengeluaran uang harus dipertanggungjawabkan.
2. Untuk menyusun laporan pertanggungjawaban tersebut, maka data/transaksi keuangan
perlu “dibukukan” sesuai dengan norma/aturan baku. Oleh karena itu
pembahasan/pelatihan mengenai pembukuan sangat diperlukan.
3. Pembukuan dan laporan keuangan sudah dibahas secara garis besar dalam sesi 2.
4. Disini akan dibahas secara lebih rinci tentang pembukuan.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan:

1. Jenis-jenis Transaksi
2. Jenis-jenis Buku
3. Proses Pembukuan.

Mengapa slide ini penting?


Peserta perlu mengetahui tujuan dari pembahasan ini.
Inti uraian:
Slide ini menggambarkan tujuan yang ingin dicapai setelah peserta mengikuti sesi ini

88
3

Pokok Bahasan
1. Pengertian dan manfaat pembukuan.
2. Jenis transaksi , jenis buku, dan prinsip-prinsip pembukuan.
3. Format-format buku.
4. Alur/proses pembukuan.

Mengapa slide ini penting?


Peserta perlu mengetahui pokok bahasan dalam sesi ini.
Inti uraian:
1. Pengertian mengenai pembukuan harus terlebih dahulu disamakan agar tidak ada beda
interpretasi.
2. Kemudian perlu dibahas mengapa perlu dilakukan pembukuan – apa manfaatnya.
3. Baru sesudah itu dibicarakan jenis-jenis transaksi, jenis buku dan formatnya, serta alur
pembukuan agar tidak melakukan kekeliruan dalam melakukan pembukuan.

Pengertian Pembukuan
Pencatatan semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dana yang dilakukan
sekolah/madrasah, baik secara manual atau menggunakan komputer, ke dalam buku-
buku sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tentang definisi dari pembukuan.
Pemahaman yang sama perlu dilakukan di awal sesi agar peserta bergerak dari pandangan
yang sama dalam memahami pembukuan di tingkat sekolah.

89
Inti uraian:
1. Pengertian pembukuan dijelaskan melalui rujukan peraturan dengan hirarki yang paling
tinggi, yaitu undang-undang, yaitu UU No. 28 Tahun 2007, yang merupakan pengertian
yang masih “umum”, yaitu proses pencatatan data dan informasi keuangan.
Kemudian dirujuk pengertian lebih spesifik yang terdapat di dalam Permendiknas No. 37
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011, khususnya yang
terkait dengan pembukuan

Manfaat Pembukuan
Menyediakan data dan catatan rinci tentang:

1. Penerimaan dan pengeluaran sekolah/ madrasah sesuai tanggal kejadian.


2. Pana tersisa dan terpakai pada periode tertentu.
Data tersebut dipergunakan untuk/sebagai dasar dalam menyusun laporan sebagai
bentuk pertanggungjawaban sekolah/madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan manfaat pembukuan bagi sekolah/madrasah. Ini penting dikedepankan,
karena dengan menyadari manfaatnya maka sekolah/madrasah akan terpacu untuk
menerapkannya dengan benar karena ini berkaitan dengan kepentingan sekolah/madrasah itu
sendiri.

Inti uraian:
Karena pembukuan “menyediakan catatan rinci dari setiap penerimaan dan pengeluaran
sekolah/madrasah sesuai tanggal kejadian”, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut.
1. Jenis, jumlah, dan kapan penerimaan dan pengeluaran dilakukan.
2. Sisa dana – dana yang belum digunakan, pada setiap periode sesuai dengan periode
pembukuan.
3. Penggunaan data hasil pembukuan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban.

90
6

Transaksi Keuangan

Internal
A. Penerimaan
B. Pengeluaran

Eksternal

Mengapa slide ini penting?


Peserta perlu memahamai jenis transaksi yang umum terdapat di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Agar pembukuan dapat dilaksanakan secara benar, yaitu memilih di buku mana saja dan di
kolom mana saja suatu transaksi dibukukan peserta perlu dapat membedakan antara
transaksi penerimaan dan transaksi pengeluaran.
2. Selanjutnya transaksi-transaksi tersebut dibedakan antara transaksi internal dan transaksi
eksternal.
3. Transaksi internal hanya dibukukan di buku-buku pembantu kas dan buku pembantu
bank.
Sedangkan transaksi eksternal dibukukan baik di buku kas umum maupun di buku-buku
pembantu sesuai bukti tansaksinya.

Transaksi Keuangan
Internal Eksternal
• Penerimaan yang hanya • Penerimaan yang
mempengaruhi posisi mempengaruhi posisi
kas dan posisi bank, kas dan posisi bank
karena pembelian
atau posisi kas saja. barang/jasa.
Contoh: Penyetoran Contoh: Pencairan dana,
uang kas ke bank, pungutan pajak, bunga
pemindahan dana dari tabungan/deposito.
satu bank ke bank lain.

91
Mengapa slide ini penting?
Untuk menjelaskan jenis penerimaan yang ada di tingkat sekolah/madrasah.

Inti uraian:
1. Transaksi penerimaan dana dari penyalur/sumber dana, pungutan pajak, bunga
tabungan/deposito, adalah transaksi eksternal, karena diambil dari sumber dana di luar
sekolah, sehingga kekayaan sekolah bertambah.
2. Tetapi transaksi penerimaan per kas yang berasal dari pencairan dana sekolah di bank
ataupun transaksi penerimaan per bank yang berasal dari penyetoran uang kas ke bank
adalah transaksi internal karena diperoleh dari dana yang sudah ada di sekolah, sehingga
hanya bersifat pemindahan dari bank ke kas.

8
Transaksi Pengeluaran
Transaksi yang mengakibatkan dana sekolah/ madrasah (di kas atau di bank)
berkurang.

Internal: Eksternal:

pengeluaran yang hanya pengeluaran yang


mempengaruhi posisi kas dan mempengaruhi posisi/ jumlah
posisi bank, atau posisi kas saja; uang kas dan/ atau
seperti memindahkan dana dari posisi/jumlah uang di bank
saku kiri ke saku kanan atau karena dibelanjakan untuk
sebaliknya. barang/jasa.

Mengapa slide ini penting?


Untuk memberikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pengeluaran internal dan
eksternal.

Inti uraian:
1. Transaksi pengeluaran dana pembelian barang dan jasa, penyetoranan pajak, bunga
tabungan/deposito, adalah transaksi eksternal, karena dana sekolah berkurang dan
berubah menjadi barang dan jasa.
2. Tetapi transaksi pengeluaran per kas untuk disimpan di bank, pencairan uang sekolah di
bank adalah transaksi internal karena dana sekolah hanya berupa pemindahan dari bank
ke kas atau sebaliknya.

92
9

Jenis Buku & Prinsip Pembukuan


1. Buku Utama: Buku Kas Umum
2. Buku pembantu
 Buku Pembantu Kas,
 Buku Pembantu Bank, dan
 Buku Pembantu Pajak.
3. Disusun untuk masing-masing sumber dana.
4. Dasar pembukuan: bukti transaksi: nomor bukti, nomor kode akun
(terlampir), uraian, dan jumlah uang.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tentang jenis-jenis buku yang minimal ada di tingkat sekolah/madrasah.

Inti uraian:
Disini dibahas prinsip-prinsip tentang bagaimana pembukuan dilakukan:
1. Semua transaksi keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran, harus dibukukan di
buku-buku yang sudah baku (baik jenis buku maupun formatnya), yaitu buku Kas
Umum, dan buku-buku pembantu: Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan
Buku Pembantu Pajak.
2. Semua format pembukuan bukanlah format multi sumber, sehingga setiap sumber dana
harus menyusun format-format ini.
Sebelum dibukukan maka setiap transaksi harus disiapkan bukti-bukti transaksinya
lenkap dengan tanggal kejadian, nomor bukti transaksi, nomor kode akun, serta uraian
penerimaan dan pengeluaran. Kode akun hanya boleh dipilih dari lampiran. Pertama
sekolah harus memilih kode akun sesuai dengan Depdagri atau kode akun untuk BOS.
Kemudian harus memilih program nasional dan program sekolah
(penerimaan/pengeluaran) dalam rangka program nasional yang mana, dan untuk
program sekolah yang mana. Akhirnya sekolah harus memilih kode akun untuk jenis
transaksi.

93
10
Kaitan Jenis Buku dengan Transaksi
Ekstern
Jenis Buku Internal
al
Buku Kas Umum; mencatat semua
X X
penerimaan dan pengeluaran
Buku Pembantu Kas; untuk mencatat
transaksi penerimaan/pengeluaran X X
yang dilaksanakan secara tunai.
Buku Pembantu Bank; mencatat
transaksi penerimaan/pengeluaran X X
yang dilaksanakan melalui bank (cek)
Buku Pembantu Pajak; mencatat
semua transaksi pemungutan pajak X
dan penyetoran pajak

Mengapa slide ini penting?


Slide ini merupakan rangkuman yang menggambarkan kaitan antara jenis buku dan jenis
transaksi yang terkait dengannya.

Inti uraian:
Dalam matriks tersebut digambarkan secara jelas di buku mana saja transaksi internal dan
eksternal dibukukan:
1. Buku Kas Umum: hanya menampung transaksi eksternal saja. Apabila transaksi internal
akan dibukukan dalam buku ini, maka pada saat yang sama harus dilakukan pembukuan
di sisi yang sebaliknya (untuk penerimaan uang kas dari bank dibukukan di kolom
penerimaan (karena uang kas kita bertambah), tetapi pada saat yang sama juga harus
dibukukan pengeluaran uang di bank, karena pada saat yang sama uang kita di bank
berkurang.
2. Buku Pembantu Kas, menampung transaksi eksternal maupun internal yang dilakukan
per kas.
3. Buku Pembantu Bank, menampung transaksi eksternal maupun internal yang dilakukan
melalui bank.
4. Buku Pembantu Pajak, menampung transaksi eksternal yang dilakukan per kas ataupun
melalui bank yang berkaitan dengan transaksi perpajakan saja (pemungutan dan
penyetoran pajak).

94
11
Format BOS K-3: Buku Kas Umum
Bulan : ……………....................………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................

No No Pengeluara
Tgl. Kode Bukti Uraian Penerimaan Saldo
n
1 2 3 4 5 6 7

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan format Buku Kas Umum sebagai gambaran bagi peserta.

Inti uraian:
1. Format ini berbeda dengan format menurut Buku Panduan BOS 2009. Di sini tidak ada
sisi debet - yang semuanya untuk penerimaan, dan sisi kredit – yang semuanya untuk
pengeluaran.
2. Baik transaksi penerimaan maupun pengeluaran harus mengisi kolom 1 s.d. 4, hanya
jumlah penerimaan diisikan pada kolom 5 dan jumlah pengeluaran diisikan pada kolom
6, dan selanjutnya dihitung saldo pada saat sesuatu transaksi dibukukan.
3. Pada akhir suatu periode pembukuan saldo ini akan sama dengan jumlah saldo pada
Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank. Rekonsiliasi ini akan terlihat pada akhir
dari format.
4. Perubahan ini memungkinkan sekolah untuk mengetahui saldo Kas plus Bank sesudah
setiap transaksi dibukukan.
5. Perbedaan lain adalah bahwa sekolah diwajibkan untuk mengisi nomor kode akun.

95
12
Format BOS K-3 (Lanjutan)
• Buku Kas Umum ditutup setiap bulan dengan cara:
Pada hari ini …tanggal…Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi
buku sebagai berikut:
Saldo Buku Kas Umum Rp. …….....…..
Terdiri dari:
Saldo Bank Rp. …………...
Saldo Kas Tunai Rp …………....
Rp...………….
Perbedaan Rp …………...
Mengetahui
Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara/Guru

• Apabila pemrosesan pembukuan dilakukan dengan komputer, maka


Format BOS K3 yang sudah ditutup tersebut harus dicetak dan langsung
ditandatangani.

Mengapa slide ini penting?


Merupakan lanjutan dari slide sebelumnya untuk Format BOS K-3

Inti uraian:
1. Pada akhir bulan buku ini harus ditutup dan dibuatkan BA yang ditandatangani oleh
kepala sekolah, bendahara dan komite sekolah.
2. Apabila pemrosesan pembukuan dilakukan dengan komputer, maka rekonsiliasi antara
saldo Buku Kas Umum dengan saldo Buku Pembantu Kas dan saldo Buku Pembantu
Bank.
3. Apabila digunakan pemrosesan dengan komputer, maka Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank harus ditutup paling lambat setiap akhir bulan
dan harus dicetak.

96
13
Format BOS K-4: Buku Pembantu Kas
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................

No No
Tgl. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Kode Bukti
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui

Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara/Guru

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan format Buku Pembantu Kas sebagai gambaran bagi peserta.

Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3
2. Semua transaksi eksternal per kas yang dibukukan di format BOS K-3 harus dibukukan
juga pada format ini, pada sisi penerimaan dan pengeluaran yang sama.
3. Semua transaksi internal per kas juga harus dibukukan dalam format ini.
4. Penerimaan eksternal dibukukan pada kolom 1-5, sedangkan pengeluaran eksternal
kolom 1-4 dan 6.
5. Saldo (kolom 7) dihitung setiap kali membukukan penerimaan dan/atau pengeluaran.
6. Format ini (baik yang diproses secara manual maupun dengan komputer) harus ditutup
pada akhir setiap bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
7. Untuk yang diproses dengan komputer harus ditutup dan dicetak pada akhir setiap
bulan, yang dibuatkan BA yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
8. Saldo akhir harus sama dengan jumlah uang kas yang benar-benar ada di tangan dan
saldo kas yang dilaporkan dalam Buku Kas Umum.

97
14
Format BOS K-5: Buku Pembantu Bank
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................

No No
Tgl. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Kode Bukti
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui

Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara/Guru

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan format Buku Pembantu Bank sebagai gambaran bagi peserta.

Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3.
2. Semua transaksi eksternal yang dilakukan melalui bank dan dibukukan di format BOS K-
3 harus dibukukan juga pada format ini, pada sisi penerimaan atau pengeluaran yang
sama.
3. Transaksi internal per bank juga harus dibukukan dalam format ini.
4. Penerimaan eksternal/internal per bank dibukukan pada kolom 1-5, sedangkan
pengeluaran kolom 1-4 dan 6
5. Saldo (kolom 7) dihitung setiap kali membukukan penerimaan dan/atau pengeluaran.
6. Format ini (baik yang diproses secara manual maupun dengan komputer) harus ditutup
setiap akhir suatu bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
7. Apabila pembukuan diproses dengan komputer, maka juga harus ditutup setiap akhir
suatu bulan, dicetak dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
8. Saldo akhir harus sama dengan saldo rekening giro/saldo buku tabungan dan saldo bank
yang dilaporkan di dalam BOS K-3.

98
15
Format BOS K-6: Buku Pembantu Pajak
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................

JENIS PAJAK
No No Kode Tgl Uraian
PPh 21 PPh 22 PPh 23 PPN
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemungutan Pajak
1
dst
Total
Penyetoran Pajak XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX
1
dst
Total XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX

Sisa Pajak belum disetor XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX

Mengetahui

Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara/Guru

Mengapa slide ini penting?


Menampilkan format Buku Pembantu Pajak sebagai gambaran bagi peserta

Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3.
2. Semua transaksi (eksternal) pajak, baik per Kas maupun Bank dan dibukukan di format
BOS K-3 harus dibukukan juga pada format ini, pada sisi yang sama (debet atau kredit).
3. Pungutan pajak dan penyetoran pajak dibukukan pada kolom 1-8, masing-masing untuk
baris pemungutan atau penyetoran.
4. Format ini harus ditutup pada setiap akhir suatu bulan, dan dihitung saldonya (selisih
antara pungutan dengan setoran secara kumulatif sampai dengan akhir bulan tersebut).

99
16
Alur Pembukuan (Eksternal)
BOS K-3 BUKU KAS UMUM
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

PENERIMAAN EKSTERNAL PENGELUARAN


EKSTERNAL
BOS K-4 BUKU PEMBANTU KAS atau BOS K-5 BUKU PEMBANTU BANK

Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran alur dari pembukuan eksternal, baik penerimaan maupun
pengeluaran.

Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
1. Penerimaan eksternal dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu Bank
a. Pembukuan di Buku Kas Umum adalah pada kolom1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
b. Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 6
2. Pengeluaran eksternal dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu Bank
a. Pembukuan di Buku Kas Umum adalah pada kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 7.
b. Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank dalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 7.
3. Saldo juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 8, setiap hari.

100
17
Alur Pembukuan (Internal)
BOS K-3 BUKU KAS
UMUM
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

TIDAK ADA PEMBUKUAN PADA BOS K-3

PENERIMAAN INTERNAL PENGELUARAN INTERNAL


Pencairan uang kas Penyetoran uang
dari Bank kas ke Bank
BOS K-4 BUKU PEMBANTU KAS atau BOS K-5 BUKU PEMBANTU BANK

Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengapa slide ini penting?


Menggambarkan alur dari pembukuan internal, baik penerimaan maupun pengeluaran.

Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
1. Penerimaan internal dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank.
Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 6.
2. Pengeluaran internal dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank.
Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 7.
3. Saldo juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 8, setiap hari.

101
18
Alur Pembukuan Eksternal Pajak
BUKU KAS UMUM/PEMBANTU KAS/BUKU PEMBANTU BANK
Jumlah
No No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

Pemungutan pajak
Sesuai dengan jenis pajak yang dipungut
BOS K-6: BUKU PEMBANTU PAJAK
Uraian PPH
No. No.
Tgl Pungutan PPN JUMLAH
Kode Bukti 21 22 23
Penyetoran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

Jumlah Pungutan
Jumlah Penyetoran
Jumlah yang belum disetor

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran alur pembukuan ketika terjadi transaksi pemungutan pajak oleh
sekolah.

Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
Penerimaan eksternal perpajakan dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu
Kas atau Buku Pembantu Bank (tergantung dari apakah penyetoran tersebut dilakukan
melalui kas atau bank) dan Buku Pembantu Pajak.
1. Pembukuan di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas atau Buku Pembantu Bank
adalah pada kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
2. Pembukuan di Buku Pembantu Pajak adalah pada Lajur Pungutan Pajak pada kolom 1, 2,
3, 4, dan 5, atau
kolom 6, atau kolom 7, atau kolom 8 tergantung dari jenis pajak yang dipungut.
3. Jumlah juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 9, setiap kali transaksi
dibukukan.

102
19
Alur Pembukuan Eksternal Pajak
BUKU KAS UMUM/PEMBANTU KAS/BUKU PEMBANTU BANK

Jumlah
No No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

Penyetoran pajak
Sesuai dengan jenis pajak yang disetor
BOS K-6: BUKU PEMBANTU PAJAK
Uraian PPH
No. No.
Tgl Pungutan PPN JUMLAH
Kode Bukti 21 22 23
Penyetoran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

Jumlah Pungutan
Jumlah Penyetoran
Jumlah yang belum disetor

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran alur pembukuan untuk penyetoran pajak yang dipungut sekolah.

Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
Pengeluaran eksternal perpajakan dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu
Kas atau Buku Pembantu Bank (tergantung dari apakah penyetoran tersebut dilakukan
melalui kas atau bank) dan Buku Pembantu Pajak.
1. Pembukuan di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas atau Buku Pembantu Bank
adalah pada kolom-kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
2. Pembukuan di Buku Pembantu Pajak adalah pada Lajur Penyetoran Pajak pada kolom-
kolom 1, 2, 3, 4, dan kolom 5, atau kolom 6, atau kolom 7, atau kolom 8 tergantung dari
jenis pajak yang disetor.
3. Jumlah juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 9, setiap kali transaksi dibukukan.

103
20

Tanya Jawab
dan
Latihan

Mengapa slide ini penting?


Sebagai penanda berakhirnya sesi perpajakan dan mengantar peserta untuk bersiap
mengerjakan latihan.

Inti uraian:
Tanya jawab ditujukan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Meminta penjelasan tentang materi yang belum difahami, baik yang diberikan dalam
penjelasan lisan maupun bahan-bahan yang ditulis.
2. Menanyakan/membahas tentang kemungkinan penerapan dari bahan-bahan yang diterima,
terutama tentang kesukaran-kesukaran yang dihadapi.
3. Menanyakan/membahas tentang hal-hal yang dirasa perlu untuk dimasukkan di dalam
materi, tetapi belum ada di dalam materi, baik yang tertulis maupun lisan.
4. Menanyakan/membahas hal-hal dalam materi yang tidak/kurang benar atau perlu
disempurnakan.

Kerja Kelompok
1. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan soal yang sudah dibagi sebelumnya sampai
selesai.
2. Instruktur berkeliling memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kejelasan
soal
3. Jawaban di cross check dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok memberikan koreksi atas jawaban yang dianggap salah.
5. Instruktur memberikan jawaban soal.

104
Latihan 3.4.1.a.

Instruksi Pelatih

Judul Membukukan Transaksi ke dalam Buku yang Sesuai

Tujuan 1. Peserta memahami cara melakukan pembukuan untuk transaksi-


transaksi yang lazim terjadi di tingkat sekolah ke dalam buku yang
sesuai
2. Peserta memahami fungsi dan perbedaan dari masing-masing buku
yang digunakan di tingkat sekolah.

Waktu 120 menit

Tahapan Kegiatan 1. Peserta mendapatkan penjelasan terlebih dahulu berkaitan dengan


jenis-jenis buku yang digunakan dalam melakukan pencatatan
transaksi di tingkat sekolah
2. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (maksimum 6 orang)
3. Bagikan lembar kasus kepada peserta
4. Minta peserta untuk memindahkan transaksi dalam lembar kasus
yang diberikan ke dalam buku yang sesuai Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak.
5. Setelah waktu yang diberikan berakhir, berikan penjelasan untuk
masing-masing transaksi

Lembar Kerja 3.4.1.b. Kasus untuk Pembukuan


3.4.1.c. Lembar Kerja:
• Buku Kas Umum (K-3)
• Buku Pembantu Kas (K-4)
• Buku Pembantu Bank (K-5)
• Buku Pembantu Pajak (K-6)

Simpulan Pelatih menjelaskan kembali tujuan latihan dan memberikan catatan-


catatan penting yang harus dipahami oleh peserta

105
Latihan 3.4.1.b. Kasus untuk Pembukuan dan Laporan

Di bawah ini adalah Transaksi-transaksi internal dan eksternal dari suatu SMP di Kabupaten Sukabumi
1 Bukukanlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu Kas, Bank, dan Pajak untuk dana BOS dan Dana BOS Kab
2 Sekolah tersebut memeliki saldo awal dana BOS Pusat sebesar Rp 30.500.000,-
Tahun Tanggal Sumber Bank/ Triwulan Triwulan Nomor
No Uraian Triwulan I Triwulan IV Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Transaksi Dana Kas II III Bukti
1 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima per Bank 0 1 0 0 BBM 01 10.000.000 0
2 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar bantuan Transport siswa miskin 0 1 0 0 BKK 01 0 1.800.000
3 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 0 1 0 0 BKK 2 0 1.277.500
2009
4 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas BKK 2 0 1 0 0 BKM 1 91.875 0
5 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Turnamrn Karate di 0 1 0 0 BKK 3 0 170.000
Cianjur
6 2009/2010 2-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 0 1 0 0 BKK 4 0 50.000
di SMPN 1 Cisaat, 2 orang guru
7 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Pemasangan Langganan 0 1 0 0 BKK 5 0 426.500
Internet
8 2009/2010 12-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Inggris di 0 1 0 0 BKK 6 0 25.000
SMP PGRI Cisaat, satu orang
9 2009/2010 3-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Poto copy Administrasi 0 1 0 0 BKK 7 0 60.000
BP/BK
10 2009/2010 4-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar langganan Koran untuk 0 1 0 0 BKK 8 0 75.000
Nopember 2009
11 2009/2010 5-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Olympiade 0 1 0 0 BKK 9 0 50.000
Matematika tingkat Komisariat Cisaat di
SMPN 1 Kadudampit
12 2009/2010 7-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 0 1 0 0 BKK 10 0 50.000
orang di SMPN 1 Cisaat
13 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Listrik Desember 0 1 0 0 BKK 11 0 377.360
2009
14 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Telepon Desember 0 1 0 0 BKK 12 0 96.598
2009
15 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport dan obat-obatan 0 1 0 0 BKK 13 0 300.000
dalam mengikuti Kegiatan Pramuka
16 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima uang tunai per bank 0 1 0 0 BKM 2 5.270.000 0
17 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Air Desember 2009 0 1 0 0 BKK 14 0 150.000
18 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPN atas BKK 5 0 1 0 0 BKM 3 127.272 0

106
19 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKM 4 19.090 0
Pemasangan Langganan Internet
20 2009/2010 16-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting 0 1 0 0 BKK 15 0 1.000.000
21 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Kegiatan 0 1 0 0 BKM 5 51.000 0
Classmeeting
22 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Honor GTT dan TUTT 0 1 0 0 BKK 16 0 460.000
Desember 2009
23 2009/2010 21-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru 0 1 0 0 BKK 17 0 375.000
dan Pegawai
24 2009/2010 22-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima perbank 0 1 0 0 BKM 6 1.000.000 0
25 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan 0 1 0 0 BKK 18 0 720.000
Hasil Evaluasi
26 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Uang lelah 0 1 0 0 BKM 7 103.000 0
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 21 atas Honor Pembina 0 1 0 0 BKK 19 0 194.875
Ekskul dan Uang lelah Pembuatan
Laporan Hasil Evaluasi
28 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPN atas Belanja Pemasangan 0 1 0 0 BKK 20 0 127.272
Langganan Internet
29 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan 0 1 0 0 BKK 21 0 19.090
Langganan Internet
30 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Transport Program MGMP PKn ke 0 1 0 0 BKK 22 0 200.000
Kantor Mahkamah Konstitusi di Jakarta
31 2009/2010 26-12-2009 BOS Pusat Kas Belanja habis pakai gula, kopi 0 1 0 0 BKK 23 0 410.000
32 2009/2010 20-12-2009 BOS Kab Bank Penerimaan dari BOS Kabupaten 0 1 0 0 BKT-01 5.000.000 0
33 2009/2010 21-12-2009 BOS Kab Bank Pengambilan Uang dari Bank Jabar & 0 1 00 0 BTK-01 4.000.000 0
Banten
34 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Pengadaan suku cadang desk top 0 1 0 0 BKK-01 0 1.000.000
35 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Perjalanan Dinas Guru dan Siswa untuk 0 1 0 0 BKK-02 0 2.000.000
Lomba IPA Provinsi
36 2009/2010 26-12-2009 BOS Kab Kas Honorarium Narasumber pelatihan 0 1 0 0 BKK-03 0 500.000
internal sekolah

107
Latihan 3.4.1.c. Lembar Kerja

BUKU KAS UMUM


Periode:
Sumber Dana:
Nama Sekolah : ……………………………………… Format BOS K-3
Desa/Kecamatan : ……………………………………… Diisi oleh Bendahara
Kabupaten : ……………………………………… Disimpan di sekolah
Provinsi : ………………………………………

No. Penerimaan
Tanggal No. Bukti Uraian Pengeluaran (Kredit) Saldo
Kode (Debit)

Pada hari ini ……………… tanggal ………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut :

Saldo Buku Kas Umum ...............................................................................Rp .....................


Terdiri dari :
- Saldo Bank Rp. ……………
- Saldo Kas Tunai Rp. ……………
Jumlah ........................................................... Rp .....................
Perbedaan ..........................Rp ....................

Mengetahui Di buat oleh,


Kepala Sekolah Bendahara

108
Lembar Kerja
Buku Pembantu Kas
Periode:
Sumber Dana:

Nama sekolah : ................................................ Format BOS K-4


Desa/Kecamatan : ................................................ Diisi oleh Bendahara
Kabupaten : ................................................ Disimpan di sekolah
Provinsi : ................................................

Penerimaan Pengeluaran
Tanggal No. Kode No. Bukt Uraian Saldo
(Debet) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7

109
Lembar Kerja
Buku Pembantu Bank
Periode:
Sumber Dana: ……………………….

Nama sekolah : ................................................ Format BOS K-5


Desa/Kecamatan : ...................... ..........................
Kabupaten : ................................................
Provinsi : ................................................

Penerimaan Pengeluaran
Tanggal) No. Kode No. Bukti Uraian Saldo
(Debet) (Kredit
1 2 3 4 5 6 7

110
Lembar Kerja
BUKU PEMBANTU PAJAK
Periode:....................
Sumber Dana: ……………………….

Nama sekolah : ............................................ Format BOS K-6


Desa/Kecamatan : ............................................
Kabupaten : ............................................
Provinsi : ............................................

Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian PPh 21 PPh 22 PPh 23 PPN Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PENERIMAAN (PUNGUTAN) PAJAK

Jumlah Penerimaan/Pungutan
PENYETORAN PAJAK

Jumlah Penyetoran
Sisa Pajak yang belum disetor

111
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU KAS UMUM
Sumber Dana : BOS Kabupaten/Kota
Periode: 1/12/2009 s/d 28/12/2009
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kecamatan GUNUNGGURUH
Kabupaten SUKABUMI Format BOS K-3
Provinsi JAWA BARAT Diisi oleh Bendahara/Guru
Disimpan di sekolah

Penerimaan Pengeluaran Jumlah


Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian
(Debit) (Kredit) (Rp)
1 2 3 4 5
Saldo Bulan Lalu 0,00
20-12-2009 3.3-3.3 BKT-01 Penerimaan dari BOS Kabupaten 5.000.000,00 5.000.000,00
23-12-2009 14-5220502-16-3.3 BKK-01 Pengadaan suku cadang desk top 1.000.000,00 4.000.000,00
23-12-2009 11-5221502-16-3.3 BKK-02 Perjalanan Dinas Guru dan Siswa untuk Lomba IPA Provinsi 2.000.000,00 2.000.000,00
26-12-2009 12-5210201-20-3.3 BKK-03 Honorarium Narasumber pelatihan internal sekolah 500.000,00 1.500.000,00
Total 5.000.000,00 3.500.000,00 1.500.000,00

Pada hari ini ……………………… tanggal …………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut :

Saldo Buku Kas Umum 1.500.000,00

Terdiri dari :
- Saldo Bank 1.000.000,00

- Saldo Kas Tunai 500.000,00

Jumlah 1.500.000,00
Perbedaan
Mengetahui ……, ……… 20….
Kepala Sekolah Bendahara

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

112
Kunci Kasus Pembukuan BUKU KAS UMUM
Sumber Dana: BOS Pusat*
Periode: 1/12/2009 s/d 28/12/2009
Nama Sek. SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kec. GUNUNGGURUH
Kabupaten SUKABUMI Format BOS K-3
Provinsi JAWA BARAT Diisi oleh Bendahara/Guru
Disimpan di sekolah

Penerimaan Pengeluaran Jumlah


Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian
(Debit) (Kredit) (Rp)
1 2 3 4 5
Saldo Bulan Lalu 30.500.000,00
1-12-2009 3.1-3.1 BBM 01 Diterima per Bank 10.000.000,00 40.500.000,00
1-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 01 Dibayar bantuan Transport siswa miskin 1.800.000,00 38.700.000,00
1-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 2 Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2009 1.277.500,00 37.422.500,00
1-12-2009 2.5-3.1 BKM 1 Diterima PPh 21 atas BKK 2 91.875,00 37.514.375,00
1-12-2009 11-221502-16-3.1 BKK 3 Dibayar Transport Turnamrn Karate di Cianjur 170.000,00 37.344.375,00
2-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 4 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia di SMPN 1 Cisaat, 2 orang guru 50.000,00 37.294.375,00
3-12-2009 12-220602-16-3.1 BKK 7 Dibayar Belanja Poto copy Administrasi BP/BK 60.000,00 37.234.375,00
4-12-2009 22-220304-16-3.1 BKK 8 Dibayar langganan Koran untuk Nopember 2009 75.000,00 37.159.375,00
5-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 9 Dibayar Transport Olympiase Matematika tingkat Komisariat Cisaat di SMPN 1 50.000,00 37.109.375,00
Kadudampit
7-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 10 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 orang di SMPN 1 Cisaat 50.000,00 37.059.375,00
8-12-2009 22-220303-01-3.1 BKK 11 Dibayar Langganan Listrik Desember 2009 377.360,00 36.682.015,00
8-12-2009 22-220301-22-3.1 BKK 12 Dibayar Langganan Telepon Desember 2009 96.598,00 36.585.417,00
9-12-2009 12-232503-16-3.1 BKK 5 Dibayar Belanja Pemasangan Langganan Internet 426.500,00 36.158.917,00
9-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 13 Dibayar Transport dan obat-obatan dalam mengikuti Kegiatan Pramuka 300.000,00 35.858.917,00
11-12-2009 22-220302-16-3.1 BKK 14 Dibayar Langganan Air Desember 2009 150.000,00 35.708.917,00
11-12-2009 6.1.1-3.1 BKM 3 Diterima PPN atas BKK 5 127.272,00 35.836.189,00
11-12-2009 6.1.3-3.1 BKM 4 Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 35.855.279,00
12-12-2009 13-221501-16-3.1 BKK 6 Dibayar Transport MGMP B.Inggris di SMP PGRI Cisaat, satu orang 25.000,00 35.830.279,00
16-12-2009 11-2201-16-3.1 BKK 15 Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting 1.000.000,00 34.830.279,00
19-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 5 Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting 51.000,00 34.881.279,00
19-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 16 Dibayar Honor GTT dan TUTT Desember 2009 460.000,00 34.421.279,00

113
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian
(Debit) (Kredit) (Rp)
1 2 3 4 5
21-12-2009 13-210105-20-3.1 BKK 17 Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan Pegawai 375.000,00 34.046.279,00
23-12-2009 22-210105-01-3.1 BKK 18 Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 720.000,00 33.326.279,00
23-12-2009 2.5-3.1 BKM 7 Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 103.000,00 33.429.279,00
23-12-2009 11-210105-16-3.1 BKK 19 Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan Uang lelah Pembuatan Laporan 194.875,00 33.234.404,00
Hasil Evaluasi
23-12-2009 12-6.2.1-16-3.1 BKK 20 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 127.272,00 33.107.132,00
23-12-2009 12-6.2.3-16-3.1 BKK 21 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 33.088.042,00
23-12-2009 13-221502-20-3.1 BKK 22 Transport Program MGMP PKn ke Kantor Mahkamah Konstitusi di Jakarta 200.000,00 32.888.042,00
26-12-2009 22-2201-16-3.1 BKK 23 Belanja habis pakai gula, kopi 410.000,00 32.478.042,00
Total 10.392.237,00 8.414.195,00 32.478.042,00

Pada hari ini ……………………… tanggal …………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut
:

Saldo Buku Kas Umum 32.478.042,00


Terdiri dari :
- Saldo Bank 29.230.000,00
- Saldo Kas Tunai 3.248.042,00
Jumlah 32.478.042,00
Perbedaan

Mengetahui ……, ……… 20….


Kepala Sekolah Bendahara

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

114
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal : 1-12-2009. s/d 28-12-2009
Sumber Pendanaan : BOS Kabupaten/Kota
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH Format BOS K-5
Desa/Kecamatan Cibolang Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT

No. Penerimaan Pengeluaran Saldo


Tanggal No Bukti Uraian
Kode (Debet) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7

SALDO AWAL 0,00


20-12-2009 3.3-3.3 BKT-01 Penerimaan dari BOS Kabupaten 5.000.000,00 5.000.000,00
21-12-2009 B2-3.3 BTK-01 Pengambilan Uang dari Bank Jabar & Banten 4.000.000,00 1.000.000,00

5.000.000,00 4.000.000,00 1.000.000,00

Mengetahui ……, ……… 20….


Kepala Sekolah Bendahara/Guru

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

115
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal : 1-12-2009 s/d 28-12-2009
Sumber Pendanaan : BOS Pusat*
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH Format BOS K-5
Desa/Kecamatan Cibolang Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT

No. Penerimaan Pengeluaran Saldo


Tanggal No Bukti Uraian
Kode (Debet) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7

SALDO AWAL 25.500.000,00


1-12-2009 3.1-3.1 BBM 01 Diterima per Bank 10.000.000,00 35.500.000,00
11-12-2009 B2-3.1 BKM 2 Diterima uang tunai per bank 5.270.000,00 30.230.000,00
22-12-2009 B2-3.1 BKM 6 Diterima perbank 1.000.000,00 29.230.000,00

10.000.000,00 6.270.000,00 29.230.000,00

Mengetahui ……, ……… 20….


Kepala Sekolah Bendahara/Guru

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

116
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU KAS
Periode Tanggal :1-12-2009. s/d 28-12-2009
Sumber Dana: BOS Kabupaten/Kota
SMP NEGERI 2
Nama Sekolah GUNUNGGURUH Format BOS K-4
Desa/Kecamatan GUNUNGGURUH Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT

Penerimaan Pengeluaran Saldo


No. Tanggal No. Kode No Bukti Uraian
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8

SALDO AWAL 0,00


1 21-12-2009 B2-3.3 BTK-01 Pengambilan Uang dari Bank Jabar & Banten 4.000.000,00 4.000.000,00
2 23-12-2009 14-5220502-16-3.3 BKK-01 Pengadaan suku cadang desk top 1.000.000,00 3.000.000,00
3 23-12-2009 11-5221502-16-3.3 BKK-02 Perjalanan Dinas Guru dan Siswa untuk Lomba IPA Provinsi 2.000.000,00 1.000.000,00
4 26-12-2009 12-5210201-20-3.3 BKK-03 Honorarium Narasumber pelatihan internal sekolah 500.000,00 500.000,00

4.000.000,00 3.500.000,00 500.000,00

Mengetahui ……, ……… 20….


Kepala Sekolah Bendahara

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

117
Kunci Kasus Pembukuan BUKU PEMBANTU KAS

PERIODE TANGGAL :1-12-2009. s/d 28-12-2009


Sumber Dana :BOS Pusat*
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH Format BOS K-4
Desa/Kecamatan GUNUNGGURUH Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT

No Penerimaan Pengeluaran Saldo


No. Tanggal No. Kode Uraian
Bukti (Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
SALDO AWAL 5.000.000,00

1 1-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 01 Dibayar bantuan Transport siswa miskin 1.800.000,00 3.200.000,00

2 1-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 2 Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2009 1.277.500,00 1.922.500,00

3 1-12-2009 2.5-3.1 BKM 1 Diterima PPh 21 atas BKK 2 91.875,00 2.014.375,00

4 1-12-2009 11-221502-16-3.1 BKK 3 Dibayar Transport Turnamrn Karate di Cianjur 170.000,00 1.844.375,00

5 2-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 4 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia di SMPN 1 Cisaat, 2 orang 50.000,00 1.794.375,00
guru
6 3-12-2009 12-220602-16-3.1 BKK 7 Dibayar Belanja Poto copy Administrasi BP/BK 60.000,00 1.734.375,00

7 4-12-2009 22-220304-16-3.1 BKK 8 Dibayar langganan Koran untuk Nopember 2009 75.000,00 1.659.375,00

8 5-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 9 Dibayar Transport Olympiade Mtk tingkat Komisariat Cisaat di 50.000,00 1.609.375,00
SMPN 1 Kadudampit
9 7-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 10 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 orang di SMPN 1 Cisaat 50.000,00 1.559.375,00

10 8-12-2009 22-220303-01-3.1 BKK 11 Dibayar Langganan Listrik Desember 2009 377.360,00 1.182.015,00

11 8-12-2009 22-220301-22-3.1 BKK 12 Dibayar Langganan Telepon Desember 2009 96.598,00 1.085.417,00

12 9-12-2009 12-232503-16-3.1 BKK 5 Dibayar Belanja Pemasangan Langganan Internet 426.500,00 658.917,00

13 9-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 13 Dibayar Transport dan obat-obatan dalam mengikuti Kegiatan 300.000,00 358.917,00
Pramuka

118
14 11-12-2009 B2-3.1 BKM 2 Diterima uang tunai per bank 5.270.000,00 5.628.917,00

15 11-12-2009 22-220302-16-3.1 BKK 14 Dibayar Langganan Air Desember 2009 150.000,00 5.478.917,00

16 11-12-2009 6.1.1-3.1 BKM 3 Diterima PPN atas BKK 5 127.272,00 5.606.189,00

17 11-12-2009 6.1.3-3.1 BKM 4 Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 5.625.279,00

18 12-12-2009 13-221501-16-3.1 BKK 6 Dibayar Transport MGMP B.Inggris di SMP PGRI Cisaat, satu orang 25.000,00 5.600.279,00

19 16-12-2009 11-2201-16-3.1 BKK 15 Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting 1.000.000,00 4.600.279,00

20 19-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 5 Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting 51.000,00 4.651.279,00

21 19-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 16 Dibayar Honor GTT dan TUTT Desember 2009 460.000,00 4.191.279,00

22 21-12-2009 13-210105-20-3.1 BKK 17 Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan Pegawai 375.000,00 3.816.279,00

23 22-12-2009 B2-3.1 BKM 6 Diterima perbank 1.000.000,00 4.816.279,00

24 23-12-2009 22-210105-01-3.1 BKK 18 Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 720.000,00 4.096.279,00

25 23-12-2009 2.5-3.1 BKM 7 Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 103.000,00 4.199.279,00

26 23-12-2009 11-210105-16-3.1 BKK 19 Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan Uang lelah 194.875,00 4.004.404,00
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 23-12-2009 12-6.2.1-16-3.1 BKK 20 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 127.272,00 3.877.132,00

28 23-12-2009 12-6.2.3-16-3.1 BKK 21 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 3.858.042,00

29 23-12-2009 13-221502-20-3.1 BKK 22 Transport Program MGMP PKn ke Kantor Mahkamah Konstitusi di 200.000,00 3.658.042,00
Jakarta
30 26-12-2009 22-2201-16-3.1 BKK 23 Belanja habis pakai gula, kopi 410.000,00 3.248.042,00

6.662.237,00 8.414.195,00 3.248.042,00

Mengetahui
……, ……… 20….
Kepala Sekolah
Bendahara

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

119
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU PAJAK
Sumber Dana: BOS Pusat*
Periode :1-12-2009 s/d 28-12-2009
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kecamatan Cibolang Format BOS K-6
Kabupaten GUNUNGGURUH Diisi oleh Bendahara/Guru
Provinsi JAWA BARAT Disimpan di sekolah

Tanggal No. Kode Nomor Bukti Uraian PPN PPh Pasal 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 JUMLAH
1 2 3 4
PENERIMAAN PAJAK

1-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 1 Diterima PPh 21 atas BKK 2 0,00 91.875,00 0,00 0,00 91.875,00
11-12-2009 6.1.1-3.1 BKM 3 Diterima PPN atas BKK 5 127.272,00 0,00 0,00 0,00 127.272,00
11-12-2009 6.1.3-3.1 BKM 4 Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 0,00 0,00 19.090,00 0,00 19.090,00
19-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 5 Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting 0,00 51.000,00 0,00 0,00 51.000,00
Total Penerimaan Pajak 127.272,00 142.875,00 19.090,00 0,00 289.237,00

PENYETORAN PAJAK
23-12-2009 12-6.2.1-16- BKK 20 127.272,00 0,00 0,00 0,00 127.272,00
3.1 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet
23-12-2009 12-6.2.3-16- BKK 21 0,00 0,00 19.090,00 0,00 19.090,00
3.1 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet
Total Penyetoran Pajak 127.272,00 0,00 19.090,00 0,00 146.362,00

Saldo Pajak Belum Tersetor 142.875,00

Mengetahui …………., …………….


Kepala Sekolah Bendahara

R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

120
Lembar Bahan Bacaan 3.4.2.
Proyeksi penerimaan dan pengeluaran sekolah empat tahun yang akan datang
(2011-2012)
Perkiraan Penerimaan
Penerimaan (dalam Rp.)
2011 – 2014
No. T.A
No. Uraian 2011 2012 2013 2014
Kode 2010
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 SISA TAHUN LALU ..............

II 2 PENDAPATAN RUTIN ............


2,1 Gaji PNS ............
2,2 Gaji Pegawai Tidak Tetap ............
2,3 Belanja Barang dan Jasa ............
2,4 Belanja Pemeliharaan ............
2,5 Belanja Lain-lain * ............
............
III 3 BOS ............
3,1 BOS Pusat ............
3,2 BOS Provinsi ............
3,3 BOS Kabupaten/Kota ............

IV 4 BANTUAN ............
4,1 Dana Dekonsentrasi ............
4,2 Dana Tugas Pembantuan ............
4,3 Dana Alokasi Khusus ............

121
Lembar Bahan Bacaan 3.4.2.
Kode Transaksi

Permendagri No.
BOS 2010 Uraian
59/07
51 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
511 11 BELANJA PEGAWAI
51101 1101 Gaji dan Tunjangan
5110101 110101 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
5110102 110102 Tunjangan Keluarga
5110103 110103 Tunjangan Jabatan
5110104 110104 Tunjangan Fungsional
5110105 110105 Tunjangan Fungsional Umum
5110106 110106 Tunjangan Beras
5110107 110107 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5110108 110108 Pembulatan Gaji
5110109 110109 Iuran Asuransi Kesehatan
5110115 110115 Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya
5110116 110116 Tunjangan Perumahan
5110117 110117 Uang Duka Wafat/Tewas
5110118 110118 Uang Jasa Pengabdian
51102 1102 Tambahan Penghasilan PNS
5110201 110201 Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja
5110202 110202 Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat bertugas
5110203 110203 Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja
5110204 110204 Tambahan Penghasilan/kelangkaan profesi
52 2 BELANJA LANGSUNG
521 21 BELANJA PEGAWAI
52101 2101 Honorarium PNS
5210101 210101 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
5210102 210102 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
5210103 210103 Honorarium kelebihan jam mengajar
5210104 210104 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap
5210105 210105 Honorarium Lainnya
52102 2102 Honorarium Non PNS
5210201 210201 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber

122
5210202 210202 Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap
5210203 210203 Honorarium Jam Mengajar
5210204 210204 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap
5210205 210205 Honorarium Lainnya
52103 2103 Uang Lembur
5210301 210301 Uang Lembur PNS
5210302 210302 Uang Lembur Non PNS
522 22 BELANJA BARANG DAN JASA
52201 2201 Bahan Pakai Habis
5220101 220101 Alat tulis kantor
5220102 220102 Dokumen/administrasi tender
52202 2202 Bahan/Material
5220201 220201 Bahan baku bangunan
5220202 220202 Bahan/bibit tanaman
5220203 220203 Bahan praktik laboratorium
52203 2203 Jasa Kantor
5220301 220301 LanggananTelepon
5220302 220302 Langganan Air
5220303 220303 Langganan Listrik
5220304 220304 Langganan Koran
5220305 220305 Langganan Majalah
5220306 220306 Langganan Internet
52204 2204 Premi Asuransi
5220401 220401 Premi Asuransi Kesehatan 2)
5220402 220402 Premi Asuransi Barang Milik Daerah
52205 2205 Perawatan Kendaraan Bermotor
5220501 220501 Jasa Service
5220502 220502 Penggantian Suku Cadang
52206 2206 Cetak dan Penggandaan
5220601 220601 Pencetakan
5220602 220602 Penggandaan
52207 2207 Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
5220701 220701 Sewa rumah jabatan/rumah dinas
5220702 220702 Sewa gedung/ kantor/tempat
52208 2208 Sewa Sarana Mobilitas
5220801 220801 Sewa Sarana Mobilitas Darat

123
5220802 220802 Sewa Sarana Mobilitas Air
52210 2210 Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
5221001 221001 Sewa meja kursi
5221002 221002 Sewa komputer dan printer
52211 2211 Makanan dan Minuman
5221101 221101 Makanan dan minuman harian pegawai
5221102 221102 Makanan dan minuman rapat
5221103 221103 Makanan dan minuman untuk kegiatan lainnya
52212 2212 Pakaian Dinas dan Atributnya
5221201 221201 pakaian Dinas KDH dan WKDH
5221202 221202 Pakaian Sipil Harian (PSH)
52213 2213 Pakaian Kerja
5221301 221301 Pakaian kerja lapangan
52214 2214 Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
5221401 221401 Pakaian KORPRI
5221402 221402 Pakaian adat daerah
52215 2215 Transportasi/Perjalanan Dinas
5221501 221501 Transportasi/Perjalanan Dinas dalam daerah
5221502 221502 Transportasi/Perjalanan Dinas luar daerah
52216 2216 Beasiswa Pendidikan PNS
5221601 221601 Beasiswa tugas belajar D3
5221602 221602 Beasiswa tugas belajar S1
52217 2217 Kursus, diklat, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS
5221701 221701 Kursus-kursus singkat/ pelatihan
5221702 221702 Sosialisasi
52218 2218 Perjalanan Pindah Tugas
5221801 221801 Perjalanan pindah tugas dalam daerah
5221802 221802 Perjalanan pindah tugas luar daerah
52219 2219 Pemulangan Pegawai
5221901 221901 Pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah
5221902 221902 Pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah
52220 2220 Pemeliharaan
5222001 222001 Pemeliharan Jalan
5222002 222002 Pemeliharan Jembatan
5222003 222003 Pemeliharaan ringan lainnya
52221 2221 Jasa Konsultansi

124
5222101 222101 Jasa Konsultansi Penelitian
5222102 222102 Jasa Konsultansi Perencanaan
523 23 (khusus untuk Program Sarana dan Prasarana)
52301 2301 Pengadaan Tanah
5230101 230101 Pengadaan tanah kantor
5230102 230102 Pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit
52303 2303 Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor
5230301 230301 Pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor sedan
5230302 230302 Pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor jeep
Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Tidak
52304 2304
Bermotor
5230401 230401 Pengadaan gerobak
Pengadaan
5230402 230402
pedati/delman/dokar/bendi/cidomo/andong
52305 2305 Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Bermotor
5230501 230501 Pengadaan kapal motor
5230502 230502 pengadaan kapal feri
Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Tidak
52306 2306
Bermotor
5230601 230601 Pengadaan perahu layar
5230602 230602 Pengadaan perahu sampan
52310 2310 Pengadaan Peralatan Kantor
5231001 231001 Pengadaan mesin tik
5231002 231002 Pengadaan mesin hitung
52311 2311 Pengadaan Perlengkapan Kantor
5231101 231101 Pengadaan meja gambar
5231102 231102 Pengadaan almari
52312 2312 Pengadaan Komputer
5231201 231201 Pengadaan komputer mainframe/server
5231202 231202 Pengadaan komputer/PC
52313 2313 Pengadaan Mebelair
5231301 231301 Pengadaan meja kerja
5231302 231302 Pengadaan meja rapat
52314 2314 Pengadaan Peralatan Dapur
5231401 231401 Pengadaan tabung gas
5231402 231402 Pengadaan kompor gas
52315 2315 Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga
5231501 231501 Pengadaan lampu hias

125
5231502 231502 Pengadaan jam dinding/meja
52316 2316 Pengadaan Alat-alat Studio
5231601 231601 Pengadaan kamera
5231602 231602 Pengadaan handycam
52317 2317 Pengadaan Alat-alat Komunikasi
5231701 231701 Pengadaan telepon
5231702 231702 Pengadaan faximili
52320 2320 Pengadaan Alat-alat Laboratorium
5232001 232001 Pengadaan alat-alat laboratorium biologi
Pengadaan alat-alat laboratorium
5232002 232002
fisika/geologi/geodesi
52325 2325 Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
5232501 232501 Pengadaan instalasi listrik
5232502 232502 Pengadaan instalasi telepon
5232503 232503 Pengadaan instalasi internet
52326 2326 Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan
5232601 232601 Pengadaan konstruksi/pembelian gedung kantor
5232602 232602 Pengadaan konstruksi/pembelian rumah jabatan
52327 2327 Pengadaan Buku/Kepustakaan
5232701 232701 Pengadaan buku teks pelajaran
5232702 232702 Pengadaan buku referensi
52328 2328 Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan
5232801 232801 Pengadaan lukisan/foto
5232802 232802 Pengadaan patung
52329 2329 Pengadaan Media Pembelajaran
52330 2330 Pengadaan Alat-alat Olah raga
52331 2331 Pengadaan Alat-alat Kesenian
2.x 2.x PENDAPATAN RUTIN
2.1 2.1 Gaji PNS
2.2 2.2 Gaji Pegawai Tidak Tetap
2.3 2.3 Belanja Barang dan Jasa
2.4 2.4 Belanja Pemeliharaan
2.5 2.5 Belanja lain-lain*
3.x 3.x BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
3.1 3.1 BOS Pusat
3.2 3.2 BOS Provinsi

126
3.3 3.3 BOS Kabupaten/Kota
4.x 4.x BANTUAN
4.1 4.1 Dana dekonsentrasi
4.2 4.2 Dana Tugas Pembantuan
4.3 4.3 Dana Alokasi Khusus
4.4 4.4 Lain-lain (bantuan luar negeri/hibah)*
5.x 5.x PENDAPATAN ASLI SEKOLAH
5.1 5.1 Iuran Orang Tua
5.2 5.2 Sumbangan Sukarela
5.3 5.3 Usaha Lainnya
5.4 5.4 Pendapatan Sekolah Lainnya
6.x 6.x TRANSAKSI PAJAK
6.1 6.1 PENERIMAAN PAJAK
6.1.1 6.1.1 Penerimaan PPN
6.1.2 6.1.2 Penerimaan PPh. Pasal 21
6.1.3 6.1.3 Penerimaan PPh Pasal 22
6.1.4 6.1.4 Penerimaan PPh Pasal 23
6.2 6.2 PENYETORAN PAJAK
6.2.1 6.2.1 Penyetoran PPN
6.2.2 6.2.2 Penyetoran PPh. Pasal 21
6.2.3 6.2.3 Penyetoran PPh Pasal 22
6.2.4 6.2.4 Penyetoran PPh Pasal 23
6.2.5 6.2.5 Penyetoran PPh Pasal 22 Tarif 1,5%
B B TRANSAKSI BANK
B1 B1 Setoran Tunai Pada Bank
B2 B2 Pengambilan Tunai Pada Bank
B3 B3 Biaya Bank
B3.1 B3.1 Pajak Giro
B4 B4 Bunga Bank
B5 B5 Pendapatan Jasa Giro
B6 B6 Penyetoran Jasa Giro

127
128
Rencana Sesi 5 (Modul 3)
PENCATATAN BARANG MILIK SESI 5
SEKOLAH/MADRASAH

A. PENGANTAR
Sekolah/madrasah sebagai institusi pengguna dana baik dari APBN, APBD maupun
sumbangan masyarakat, perlu memiliki suatu pencatatan serta inventarisasi barang
sekolah/madrasah yang baik. Pencatatan yang baik membantu sekolah dalam
merencanakan perencanaan pemeliharaan barang karena sekolah tahu apa saja yang
dimiliki dan apa saja yang diperlukan agar barang tersebut bisa dipergunakan dengan baik.
Sebagai bagian dari pemerintah daerah, sekolah perlu melakukan pencatatan yang
seragam untuk membantu pemerintah daerah mempersiapkan neraca daerah. Sekolah
sendiri tidak perlu membuat neraca. Pencatatan yang baik juga membantu sekolah dalam
mengetahui jumlah fisiknya dan lokasinya serta kondisinya dapat termonitor dengan baik.
Sekolah/madrasah perlu memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam penerimaan,
penyimpanan, dan penggunaan/penempatan barang sekolah/madrasah ke setiap ruangan
sesuai dengan fungsinya, termasuk di dalamnya pemberian nomor inventaris barang serta
pencatatannya pada buku inventaris sekolah/madrasah.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu:
1. Memahami pentingnya melakukan pencatatan barang milik daerah yang dikelola oleh
sekolah/madrasah (selanjutnya disebut barang milik sekolah/madrasah).
2. Menerapkan pencatatan penerimaan dan penggunaan barang habis pakai.
3. Menerapkan pencatatan dan penempatan barang tidak habis pakai dan memberikan
kode barang untuk inventarisasi barang milik sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang dan pengertian pencatatan barang milik sekolah/madrasah
2. Penanggungjawab dan jenis barang milik sekolah/madrasah.
3. Pencatatan penerimaan, penyimpanan dan penggunaan barang milik sekolah/
madrasah.
4. Penulisan kode barang.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 75 menit.

129
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 5. Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah.
4. Power point (PPt) 1 - 28.
5. Lembar Bahan Bacaan 3.5.1. Inventarisasi Barang Milik Sekolah.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 1. Pelatih menjelaskan tentang tujuan yang ingin 15 PPt 1-6


dicapai dari sesi ini. menit
Latar
Belakang 2. Pelatih memberikan latar belakang penting-
Pencatatan nya pencatatan barang milik sekolah/
Barang Milik madrasah dan apa yang dimaksudkan dengan
Sekolah/ barang milik sekolah/madrasah.
Madrasah

Tahap 2. Pelatih memberikan penjelasan mengenai siapa 5 PPt 7-8


Penanggung- yang merupakan penanggungjawab utama menit
jawab Barang pencatatan barang milik sekolah/madrasah.
Milik Sekolah/
Madrasah

Tahap 3 1. Pelatih memberikan gambaran tentang alur 40 PPt 9-23


barang. menit
Alur,
Penerimaan, 2. Pelatih memberikan penjelasan mengenai
Pencatatan, apa yang harus dilakukan pada saat
Penyimpanan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan
dan maupun penggunaan barang
Penggunaan
3. Pelatih menampilkan contoh kartu untuk
mencatat barang milik sekolah/madrasah
yang biasa digunakan, berikut penjelasan
singkat cara mengisinya.

130
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 4 Pelatih memberikan penjelasan tentang cara 10 PPt 24-27


pengkodean barang milik sekolah/madrasah menit
Pengkodean sebagai bagian dari barang milik daerah sesuai
Barang Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 untuk
sekolah negeri dan Permenkeu
29/PMK.06/2010 untuk Madrasah

Tahap 5 Pada akhir sesi, pelatih: 5 PPt 28


menit
Penutup 1. bersama-sama dengan peserta dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan.
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

H. REFERENSI
1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan perubahannya melalui PP Nomor 38 Tahun 2008.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah beserta Lampiran 41 mengenai Tabel Kode Barang.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi Barang Milik Negara.

131
1

Sesi 5
Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Sebagai bagian dari siklus manajemen keuangan, pencatatan barang milik sekolah/madrasah
akan memberikan gambaran apa saja hal minimal yang harus dilakukan sekolah dalam upaya
menginventarisasi barang-barang yang berada dalam penguasaan sekolah.
Inti uraian:
Sesi ini hanya menjelaskan syarat minimal dalam pengelolaan aset, yaitu melalui pencatatan
barang yang ada di sekolah. Ini dikaitkan juga dengan kemampuan sekolah dalam hal sumber
daya manusia yang terbatas. Diharapkan melalui pencatatan barang yang dilakukan di tingkat
sekolah, setidaknya dapat diketahui kondisi terkini dari barang-barang yang ada di sekolah
untuk dapat mendukung proses belajar mengajar secara optimal.
Sebagai pembuka, fasilitator dapat mengajukan pertanyaan pada para peserta:
“Siapa yang telah melakukan pencatatan barang di sekolah?”;
“Bagaimana bapak/ibu melakukan pencatatan tersebut?”.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…

• pentingnya melakukan pencatatan barang milik daerah yang dikelola oleh


sekolah/madrasah (selanjutnya disebut barang milik sekolah/madrasah atau
BMS);
• pencatatan penerimaan dan penggunaan barang habis pakai; dan
• pencatatan dan penempatan barang tidak habis pakai dan memberikan kode
barang untuk inventarisasi barang milik sekolah/madrasah.

132
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai setelah sesi ini berakhir dan menjadi tolok ukur akan
apa yang bisa peserta dapatkan setelah mengikuti sesi ini.
Inti uraian:
Tujuan pertama adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya pencatatan milik sekolah
yang merupakan bagian dari barang milik daerah yang ditempatkan di sekolah
Tujuan kedua adalah mengajarkan pada peserta sehingga tahu apa yang harus dilakukan ketika
menerima pengiriman barang habis pakai yang dipesan dan bagaimana perlakuannya ketika
barang tersebut disimpan kemudian disalurkan ataupun diminta untuk digunakan.
Tujuan ketiga adalah mengajarkan pada peserta sehingga mampu melakukan pencatatan
barang tidak habis pakai dengan menggunakan kode standar yang digunakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku serta paham tentang apa yang harus dilakukan ketika
menempatkan/menyalurkan barang tersebut untuk digunakan di lingkungan sekolah.

Pokok Bahasan
1. Latar Belakang dan Pengertian Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah.
2. Penanggungjawab dan Jenis Barang Milik Sekolah/Madrasah.
3. Pencatatan Penerimaan, Penyimpanan dan Penggunaan Barang Milik
Sekolah/ Madrasah.
4. Penulisan Kode Barang.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini. Dengan
demikian, peserta mendapatkan gambaran tentang apa saja yang akan mereka dapat pada sesi
ini.
Inti uraian:
Pokok bahasan 1 memberikan latar belakang dan pengertian tentang apa yang dimaksud
dengan barang milik sekolah.
Pokok bahasan 2 menjelaskan tentang penanggung jawab dari barang milik sekolah serta apa
saja yang termmasuk barang milik sekolah. Ini penting diketahui karena sebagai bagian dari
barang daerah, barang milik sekolah harus dipertanggungjawabkan penggunaannya.
Pokok bahasan 3: pada bagian ini peserta akan dipandu untuk memahami bagaimana
melakukan pencatatan ketika menerima, menyimpan dan menggunakan/menyalurkan barang
milik sekolah

133
Pokok bahasan 4: secara khusus akan menjelaskan penulisan kode barang milik
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk barang milik daerah.

Dasar Hukum Pencatatan Barang Milik


Sekolah/Madrasah?
• PP 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan PP
38/2008 tentang Perubahan atas PP 6/2006.
• Permendagri 17/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah (Pasal 3, Pasal 6 Ayat 5, dan Lampirannya)
• Peraturan Menteri Keuangan 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi Barang Milik Negara.

Mengapa slide ini penting?


Praktisi di lapangan umumnya mengedepankan legalitas dari hal-hal yang harus dikerjakan,
karenanya penting untuk menjelaskan peraturan perundangan yang mendasari dilakukannya
pencatatan barang milik sekolah
Inti uraian:
PP 6/2006 menyatakan bahwa:
“Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau atau pejabat yang ditunjuk oleh
pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan
sebaik-baiknya”. Di tingkat sekolah, kuasa pengguna barang tersebut adalah kepala sekolah.
Pasal 1 (20) menyatakan bahwa “Penatausahaan barang adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara/daerah sesuai ketentuan
berlaku.
Pasal 6 Ayat 5 Permendagri 17/2007 secara jelas menyatakan:
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna barang milik daerah, berwenang
dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipimpinnya
kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;
b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;
e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada
dalam penguasaannya; dan

134
f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan
Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya
kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
Permendagri 17/2007 disertai dengan lampiran yang berisikan kode-kode barang di tingkat
daerah.
Untuk madrasah: kode barang yang digunakan mengacu pada Permenkeu 29/PMK.06/2010
tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.

5
Mengapa penting dilakukan Pencatatan
Barang Milik Sekolah/Madrasah?
 Sebagai proses inventarisasi kekayaan daerah dimana BMS merupakan
salah satu unsurnya.
 Menjaga kondisi BMS guna memastikan pelayanan pendidikan dapat
berjalan secara normal.
 Sebagai bentuk pengamanan barang daerah yang dikuasakan
penggunaannya kepada sekolah.
 Dasar penyusunan Neraca daerah karena BMS adalah bagian dari barang
daerah.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tentang alasan mengapa penting dilakukan pencatatan barang milik
sekolah.
Inti uraian:
Pencatatan merupakan bagian dari proses inventarisasi kekayaan daerah sehingga Pemerintah
daerah dapat mengetahui total kekayaan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam penyusunan
neraca keuangan daerah, dimana salah satu unsurnya adalah aset daerah, dan barang milik
sekolah/madrasah merupakan bagian dari aset daerah.
Pencatatan BMS/M juga dapat memberikan informasi mengenai kondisi barang yang ada di
lingkungan sekolah, hal ini guna memastikan kelayakan pakainya sehingga proses belajar
mengajar tidak terganggu.
Pencatatan BMS/M dilakukan juga dalam rangka memastikan bahwa barang-barang yang
dikuasakan penggunaannya kepada sekolah memang masih berada dalam kuasa sekolah, dan
tidak dipindahtangankan penggunaannya tanpa seijin kepala daerah.

135
6

Apa yang dimaksud dengan Barang


Milik Sekolah/Madrasah
…merupakan barang milik daerah yang dikelola oleh sekolah, terdiri dari:

• Barang habis pakai – yaitu barang habis dipakai dalam pelaksanaan belajar
mengajar di sekolah dengan masa pakai kurang dari satu tahun (contoh:
kapur tulis, ATK dll)
• Barang tidak habis pakai – yaitu barang yang memiliki masa pakai lebih dari
satu tahun dan dapat digunakan berulangkali (contoh: meja, kursi, komputer,
mesin tik, dll)

Mengapa slide ini penting?


Memberikan definisi dari barang milik sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Barang habis pakai umumnya tidak diatur secara khusus melalui peraturan tertentu. Namun
untuk tujuan akuntabilitas penggunaan dana pencatatan BMS/M habis pakai perlu dilakukan.
Dengan demikian dapat diketahui tingkat pemakaian rata-rata barang-barang yang umum
dipakai sehari-hari di sekolah untuk tujuan ketersediaan barang tersebut. Tidak perlu dibuat
laporan khusus ke tingkat Pemda untuk barang habis pakai.
Barang tidak habis pakai umumnya mempunyai masa pakai lebih dari satu tahun. Barang-
barang jenis ini dicatat sebagai barang milik daerah yang dikuasakan penggunaannya kepada
sekolah, dan merupakan bagian dari aset daerah yang tercatat dalam neraca keuangan daerah.
Seseuai peraturan, pengguna barang wajib membuat laporan kepada pengelola barang
minimal setiap semester dan tahunan.
Untuk bangunan sekolah dan tanah umumnya tidak masuk dalam pencatatan ini karena sudah
dicatat di tingkat dinas, kecuali Pemda memiliki aturan lain yang mewajibkan pencatatan
dilakukan di tingkat sekolah. Sedangkan untuk bangunan tambahan yang berasal sumbangan
ataupun lainnya harus tetap dicatat oleh sekolah.

136
7

Sumber Barang Milik Sekolah/Madrasah


…merupakan barang milik daerah yang dikelola oleh sekolah, terdiri dari:
• Pembelian yang dilakukan sekolah/madrasah.
• Sumbangan dari:
– Pemerintah
– Provinsi
– Kabupaten/Kota
– Perusahaan
– Hibah donor
– Masyarakat
– Lainnya.

Mengapa slide ini penting?


Menggambarkan asal-usul dari barang milik sekolah.
Inti uraian:
BMS/M dapat diperoleh melalui pembelian langsung oleh sekolah. Untuk barang yang tidak
habis pakai, barang yang dibeli perlu dilaporkan kepada dinas pendidikan untuk kemudian
dicatat sebagai bagian dari barang daerah.
Sumber yang lain dapat berasal dari sumbangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, sumbangan masyarakat, hibah dari donor, dan lainnya.

Siapa yang Bertanggungjawab atas


Barang Milik Sekolah?

 Kepala Sekolah sebagai kuasa pengguna barang daerah atau yang


kemudian mendelegasikannya kepada kepala tata usaha atau yang
ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab pengelola barang
milik sekolah.

137
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menegaskan tentang siapa penanggungjawab utama dalam pengelolaan barang milik
sekolah/madarasah.
Inti uraiana:
Dalam PP 6/2006 dan perubahannya melalui PP 38/2008 dinyatakan bahwa Kepala Daerah
merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah, tanggungjawab pengelola
barang ada di tangan Sekda, kepala SKPD sebagai penanggungjawab pengguna barang yang
kemudian menguasakannya kepada kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah
dapat mendelegasikannya kepada kepala tata usaha atau yang ditunjuk.

Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai


Kuasa Pengguna dalam Pengelolaan
BMS
 Pencatatan administrasi barang inventaris, pemberian kodefikasi,
 Inventarisasi dengan cara menerbitkan dan memasang daftar inventaris
ruangan,
 Membuat laporan mutasi barang,
 Membuat laporan pengadaan barang inventaris secara berkala (per
triwulan),
 Mengawasi segala jenis perbaikan/pemeliharaan barang inventaris.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan tugas kepala sekolah sebagai kuasa pengguna barang milik
sekolah/madrasah
Inti uraian:
Ada tiga tugas utama kuasa pengguna barang yaitu: pencatatan, inventarisasi dan melaporkan.
Pencatatan adalah mendokumentasikan barang yang ada di lingkungan sekolah termasuk
memberikan kode-kode barang yang sesuai dengan peraturan perundangan.
Inventarisasi adalah memastikan bahwa barang yang dicatat memang benar ada dan
memastikan lokasi/ keberadaan barang yang dicatat tersebut.
Melaporkan setiap perubahan jumlah, status, dan kondisi yang ada dalam penguasaan sekolah
kepada Dinas Pendidikan sebagai kuasa pengguna barang untuk kemudian dilaporkan kepada
kepala daerah secara periodik.

138
10

Alur Pencatatan Penerimaan dan


Penggunaan/Penempatan Barang
Sekolah
Penerimaan, penyimpanan dan penempatan/ penggunaan barang milik sekolah
merupakan satu rangkaian kegiatan dalam rangka tertib administrasi pengelolaan
barang milik sekolah.

Penyimpanan/
Penerimaan Pencatatan Penempatan/
Penggunaan

Mengapa slide ini penting?


Menggambarkan arus barang, mulai dari penerimaan sampai penggunaannya.
Inti uraian:
Ada tiga tahapan dalam arus barang, yaitu:
Penerimaan barang: baik penerimaan barang dari pembelian maupun penerimaan barang dari
sumbangan atau hibah. Barang yang diterima ini dicatat dalam kartu penerimaan barang
sebagai bukti penerimaan.
Pencatatan barang: barang yang diterima kemudian dicatatkan ke dalam kartu-kartu barang
sesuai jenis barang.
Penempatan/penggunaan: barang kemudian ditempatkan/disalurkan ke lokasi/ruangan yang
membutuhkan ataupun kepada orang yang mengajukan permohonan pembelian untuk
kemudian dapat digunakan dengan baik.

139
11

Penerimaan Barang
1. Dilakukan oleh kepala tata usaha atau penanggung jawab barang yang
ditunjuk.
2. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian
kontrak/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan
macam/jenis, jumlah, harga, dan spesifikasi barang.
4. Barang diterima jika sesuai isi dokumen pada poin 3 diatas.
5. Jika ada kekurangan maka barang ditolak atau buat tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah
ditanda tangani oleh kepala tata usaha.

Mengapa slide ini penting:


Menggambarkan tahapan dalam proses penerimaan barang.
Inti uraian:
Ini merupakan alur penerimaan barang di sekolah.
Barang yang diterima atas pengajuan pembelian harus dicocokkan dengan surat perintah
kerja/ perjanjian/kontrak pengadaan yang ditandatangani kepala sekolah. Jika tidak ditemukan,
maka penerimaan barang sebaiknya ditangguhkan atau diberi catatan. Ini tidak berlaku bagi
barang sumbangan atau hibah.
Cocokkan rincian dalam dokumen barang dengan surat pemesanan/kontrak dalam hal jenis,
jumlah, harga dan spefikasi barang. Jika sesuai maka barang bisa diterima, jika tidak maka
sebaiknya barang ditolak atau diterima dengan catatan.
Penerimaan dianggap sah bila berita acara penerimaan barang atau dalam hal ini melalui Kartu
Penerimaan Barang telah ditandatangani oleh kepala tata usaha di sekolah.

140
12
Contoh Kartu Penerimaan Barang
Sekolah/Madrasah: No:
Jl…………………………………
………….. Tanggal:

KARTU PENERIMAAN BARANG

Kuantitas Dibukukan
No Jenis Harga Sumber Referensi
/ Unit Di Tanggal

Yang Menerima

(TT dan Nama Jelas)

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran dari bentuk kartu penerimaan barang.
Inti uraian:
Dalam slide diperlihatkan contoh dari kartu penerimaan barang beserta informasi yang
dibutuhkan dalam kartu ini. Kolom sumber menunjukkan asal dari barang yang diterima,
apakah berasal dari pembelian biasa atau sumbangan/hibah.
Kolom referensi merupakan kolom yang disediakan untuk mencatat nomor surat
pemesanan/kontrak sebagai dokumen pendukung. Sedangkan kolom “dibukukan”
menjelaskan di buku barang mana dicatatnya dan pada tanggal berapa.

141
13
Penyimpanan dan Pemakaian Barang
Habis Pakai
 Menggunakan sistem kartu barang guna pemantauan persediaan dan
penggunaan barang
 Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
 Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan diurutkan secara
alfabetis sesuai dengan nama barang.
 Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya pemasukan
barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya dicatat
 Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada
saat itu.
 Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map
khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan logistik secara berurutan
sesuai tanggal penerimaan.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tentang proses selanjutnya dari penerimaan barang, terutama barang habis pakai,
yaitu penyimpanan dan pemakaiannya.
Inti uraian:
Disarankan untuk membuat kartu barang untuk setiap jenis barang, sehingga mudah diketahui
berapa barang yang tersedia sampai tanggal tertentu. Kartu-kartu barang ini disimpan dalam
file khusus secara berurutan sesuai dengan abjad pertama dari nama barang.
Setiap perubahan yang terjadi harus segera dicatat dalam kartu barang sehingga persediaan
barang terkini dapat segera diketahui.
Sedangkan bukti-bukti penerimaan barang maupun surat pemesannya harus disimpan di
tempat yang aman.

142
14
Contoh Kartu Barang Habis Pakai
Nama Sekolah:
Alamat:
Nama Barang:
Kuantitas/Unit
No Tgl. Referensi Uraian
Masuk Keluar Sisa

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menggambarkan kartu barang yang umumnya digunakan dan memuat informasi
minimal yang sebaiknya dicantumkan.
Inti uraian:
Kolom referensi diisi dengan pembelian atau pemakaian. Jika merupakan pembelian, maka
sebaiknya dicantumkan nomor yang berasal dari kartu penerimaan barang ataupun nomor
kwitansi di kolom uraian dan cantumkan jumlahnya di kolom masuk. Sedangkan untuk
pemakaian, maka di kolom uraian dijelaskan siapa yang menggunakan dan untuk keperluan
apa, dibubuhi paraf di bagian belakang.

143
15

Penyimpanan Barang Tidak Habis Pakai


Pelaksanaan penyimpanan barang tersebut meliputi:
1. Menyimpan, mengatur, dan merawat.
2. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang,
dan keadaan persediaan barang ke dalam buku barang menurut jenisnya:
a. kartu inventaris tanah
b. kartu inventaris mesin dan peralatan
c. Kartu inventaris gedung dan bangunan
d. Kartu Inventaris aset tetap lainnya.
3. Membuat laporan berkala.

Mengapa slide ini penting?


Slide ini menjelaskan hal-hal penting terkait dengan penyimpanan barang tidak habis pakai
yang sedikit berbeda dengan barang habis pakai.
Inti uraian:
Perbedaan utama dengan barang habis pakai adalah dalam hal perawatan. Karena umumnya
barang tidak habis pakai memilik masa manfaat lebih dari satu tahun, maka perlu dianggarkan
dan dilakukan perawatannya sehingga barang tersebut tetap dapat digunakan secara optimal.
Penempatan barang habis pakai juga perlu diketahui dengan jelas karena umumnya barang ini
bernilai mahal.
Ada 4 kartu yang umum digunakan di tingkat sekolah untuk melakukan pencatatan dan
inventarisasi barang di sekolah, yaitu: kartu inventaris tanah, inventaris mesin dan peralatan,
inventaris gedung dan bangunan, serta inventaris aset tetap lainnya. Keempat kartu inilah yang
umumnya digunakan di tingkat sekolah, dimana bentuk dan isinya sudah sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Dari keempat kartu ini, secara rutin (minimal enam bulan dan satu tahun) dibuatlah
laporannya.

144
16

Contoh 1 - Kartu Inventaris Tanah

Mengapa slide ini penting?


Menunjukkan pada peserta format dari kartu inventaris tanah.
Inti uraian:
Kolom 1: Nomor urut pencatatan
Kolom 2: Jenis barang/nama barang. Pada kolom 2 dituliskan dengan jelas jenis tanah yang
merupakan barang inventaris. Contoh : tanah sekolah, tanah asrama guru, dll
Kolom 3: Nomor kode barang sesuai
Kolom 4: Luas tanah – luas tanah dalam satuan yang sama, misalnya m2
Kolom 5: Tahun pengadaan tanah –tahun pada waktu tanah tersebut diperoleh
Kolom 6: Letak/alamat. Pada kolom 6 tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah tersebut.
Contoh : Jalan Kayu Jati II Rawamangun atau nama Kelurahan, kecamatan/Nama Kota dan
sebagainya.
Kolom 7: Isi dengan jenis hak pemanfaatan tanah: Hak Pakai atau Hak Pengelolaan. Yang
dimaksud dengan hak pakai adalah apabila tanah tersebut dipergunakan langsung
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Sedangkan hak pengelolaan adalah
apabila tanah tersebut dipergunakan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi.
Kolom 8: Tanggal Sertifikat. Pada kolom 8 tuliskan tanggal dikeluarkannya sertifikat dari tanah
tersebut.
Kolom 9: Nomor Sertifikat. Pada kolom 9 tuliskan nomor sertifikat dari tanah tersebut.

145
Kolom 10: Penggunaan. Pada kolom 10 tuliskan penggunaan atau peruntukan tanah tersebut.
Kolom 11: Asal Usul. Pada kolom 11 tuliskan asal usul perolehan dari barang tersebut.
Misalnya : a) dibeli, b) hibah, c) dan sebagainya.
Kolom 12: Harga. Pada kolom 12 dituliskan nilai pembelian dari tanah tersebut atau perkiraan
nilai tanah tersebut apabila berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan hutan dan sebagainya.
Kolom 13: Keterangan. Pada kolom 13 tuliskan keterangan yang dianggap perlu dan yang
berhubungan dengan tanah tersebut.

17

Contoh 2 - Kartu Inventaris


Mesin/Peralatan

Mengapa slide ini penting?


Menunjukkan pada peserta format dari kartu inventaris peralatan/mesin
Kolom 1: Nomor Urut - Pada kolom 1 tuliskan nomor urut dari setiap jenis barang.
Kolom 2: Nomor Kode Barang. Pada kolom 2 tuliskan nomor kode barang yang
bersangkutan. Dalam hal kartu inventaris mesin/peralatan ini dipergunakan untuk mencatat
lebih dari satu barang yang sejenis, diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register
terakhir dari barang dimaksud.
Kolom 3: Nama Barang/Jenis Barang. Pada kolom 3 tuliskan jenis barang atau nama secara
jelas seperti: kendaraan, alat besar, mesin tik, filling cabinet dan sebagainya. Untuk barang-

146
barang yang mempunyai nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu persatu. Jadi satu baris
untuk satu barang saja, sedangkan barang-barang yang tidak mempunyai nomor pabrik
seperti: kursi, meja dan sebagainya dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat bahwa
barang tersebut mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun pembelian
dan sebagainya).
Kolom 4: Merk/Tipe. Pada kolom 4 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud. Apabila
tidak ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-).
Contoh : - Mobil: merk Toyota Kijang dengan tipe LGX
- Komputer: Merek IBM dengan tipe Pentium 4, dan sebagainya.
Kolom 5: Ukuran/CC. Pada kolom 5 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan,
kalau tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-).
Contoh : - Mobil : 2000 cc
- Komputer : dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dsb
Kolom 6: Bahan. Pada kolom 6 tuliskan dari bahan apa barang yang bersangkutan dibuat.
Apabila bahan yang digunakan lebih dari 1 (satu) macam, maka tuliskan bahan atau bahan yang
paling banyak digunakan. Contoh: besi (untuk filling cabinet). Besi, plastik (untuk kursi).
Kolom 7: Tahun Pembelian. Pada kolom 7 tuliskan tahun pembelian dari barang yang
bersangkutan, Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun
penerimaan/unit pemakaiannya.
Kolom 8: Nomor Pabrik. Pada kolom 8 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan.
Apabila tidak diketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip (-).
Kolom 9: Nomor Rangka. Pada kolom 9 tuliskan nomor rangka/chasis dari alat angkutan yang
bersangkutan kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda strip (-). Contoh : K.357608 dan
sebagainya.
Kolom 10: Nomor Mesin. Pada kolom 10 tuliskan nomor mesin dari alat angkutan yang
bersangkutan, nomor ini dapat dilihat pada alat angkutan yang bersangkutan pada
faktur/kwitansi pembeliannya, kalau tidak ada nomor mesin berikan tanda strip (-).
Kolom 11: Nomor Polisi. Pada kolom 11 tuliskan nomor polisi alat angkutan yang
bersangkutan. Contoh : B 8165 LE dan seterusnya. Untuk jenis Alat Angkutan tertentu yang
tidak mempunyai Nomor Polisi, maka kolom ini diberi tanda strip (-).
Kolom 12: B P K B. Pada kolom 12 tuliskan nomor BPKB.
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 14 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
faktur/kwitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari pembelian. Apabila
barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya diperkirakan dengan harga
yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Contoh : Suatu barang harganya : Rp 253.200,- maka pada kolom ini dituliskan 253;
Rp 253.750,- maka pada kolom ini dituliskan 254.
Kolom 15: Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : dipinjamkan, dan sebagainya.

147
18

Penting Untuk Diperhatikan


Kartu Inventaris Mesin/Peralatan ini digunakan juga untuk mencatat:

a. Alat-alat angkutan: alat angkutan darat bermotor, alat angkutan darat tak
bermotor, dll.
b. Alat-alat bengkel dan alat ukur: alat bengkel bermotor, alat bengkel tak
bermotor, dll.
c. Alat-alat kantor dan rumah tangga: alat kantor, alat rumah tangga, dll.
d. Alat-alat laboratorium: unit alat laboratorium, alat peraga/praktek sekolah,
dll.

Mengapa slide ini penting?


Menunjukkan pada peserta tentang apa saja yang umumnya termasuk dalam mesin dan
peralatan di tingkat sekolah.
Inti uraian:
Ada banyak barang bisa dikategorikan sebagai peralatan dan mesin untuk tingkat sekolah.
Dalam slide berikut digolongkan barang apa saja yang termasuk peralatan dan mesin di tingkat
sekolah sehingga harus dicatat dalam kartu inventaris mesin dan peralatan. (Bacakan!)

148
19

Contoh 3 - Kartu Inventaris Gedung


Kartu Inventaris ini digunakan untuk mencatat setiap inventaris
bangunan gedung.

Mengapa slide ini penting?


Menunjukkan template baku yang digunakan dalam mencatat inventaris bangunan/gedung.
Inti uraian:
Kolom 1: Diisi nomor urut
Kolom 2: Jenis Barang/nama Barang. Pada kolom 2 tuliskan jenis gedung. Pengisian tentang
gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri atau dapat pula merupakan suatu
kesatuan bangunan yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya: kantor guru, ruang kelas, dll.
Kolom 3: Diisi nomor kode barang
Kolom 4: Kondisi Bangunan. Pada kolom 4 tuliskan kondisi dari pada bangunan gedung pada
saat pelaksanaan inventrisasi. Kondisi fisik bisa dalam keadaan baik, rusak ringan, rusak sedang
dan rusak berat.
Kolom 5: Konstruksi Bangunan. Pada kolom 5 tuliskan “bertingkat” apabila bangunan tersebut
bertingkat. Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.
Kolom 6: Pada Kolom 6 tuliskan: ”beton” apabila bangunan tersebut seluruhnya
berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton isikan “tidak”
Kolom 7: Luas Lantai ( M² ). Pada kolom 7 tuliskan luas dari bangunan yang tercantum dalam
kolom 1 dengan bilangan bulat. Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas teras dan untuk

149
gedung bertingkat dihitung dari luas lantai satu dan dijumlah dengan luas lantai bertingkat
berikutnya.
Kolom 8: Letak/Lokasi. Pada kolom 8 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari bangunan tsb.
Misalnya : Jl. Merdeka Selatan 8-9, Jl. Pemuda No. 9, dsb
Kolom 9 -10: Dokumen Gedung. Yang dimaksud dengan dokumen gedung dapat berupa
surat-surat pemilikan. Seperti : Sertifikat atas tanah bangunan gedung, surat ijin bangunan dan
sebagainya. Pada kolom 9 diisikan tanggal dikeluarkannya dokumen tersebut di atas,
sedangkan pada kolom 10 diisikan nomor dokumen.
Pada kolom 11 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran m², dengan bilangan bulat.
Kalau memang ada batas maka bisa digunakan sebagai dasar perhitungan luas tanah bangunan.
Pada kolom 12 isikan status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat berupa:
a. Tanah milik Pemda
b. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
Kolom 13 isikan Nomor Kode Tanah.
Kolom 14: Asal Usul. Pada kolom 14 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut, misalnya :
a. dibeli
b. hibah
c. dan lain-lain
Dalam hal bangunan/barang yang dibiayai dari beberapa sumber anggaran, dicatat sebagai
milik komponen pemilikan pokok, misalnya bangunan Pemda dibantu dari anggaran Pusat
maka statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.
Kolom 15: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan
gedung/monumen tersebut. Apabila nilai gedung/monumen tersebut tidak dapat diketahui
berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakan nilai gedung berdasarkan harga yang
berlaku dilingkungan tersebut pada waktu pencatatan.
Kolom 16: Keterangan. Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada hubungannya
dengan bangunan tersebut.
Setelah selesai diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani pengurus barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

150
20

Contoh 4 - Kartu Inventaris Aset Tetap


Lainnya

Mengapa slide ini penting?


Untuk menunjukkan pada peserta pelatihan format dari kartu inventaris aset.
Inti uraian:
Kolom 1: Nomor Urut. Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang, dimulai
dari nomor urut 1,2,3 dan seterusnya.
Kolom 2: Jenis Barang/Nama Barang. Pada kolom 2 tuliskan jenis barang atau nama secara
jelas seperti: Buku dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Kolom 3: Nomor Kode Barang. Pada kolom 3 tuliskan nomor kode barang yang bersangkutan
Kolom 4,5 untuk Buku dan perpustakaan
Pada kolom 4 tuliskan judul/pencipta buku.
Kolom 5 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD, dll)
Kolom 6,7,8 untuk Barang bercorak kesenian/kebudayaan.
Pada Kolom 6 diisi mengenai asal daerah
Kolom 7 diisi nama pencipta
Kolom 8 diisi spesifikasi bahan.
Kolom 9,10 untuk Hewan/Ternak dan Tumbuhan.

151
Pada kolom 9 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan
Kolom 10 diisi ukuran (kg, cm, m, dan sebagainya).
Kolom 11: Jumlah. Pada kolom 11 diisi jumlah barang.
Kolom 12: Tahun cetak/pembelian. Pada kolom 12 diisi tahun cetak dan pembelian. Apabila
tidak diketahui diberi tanda strip (-).
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh: pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari pembelian. Apabila
barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya diperkirakan dengan harga
yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Kolom : 15 Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : Dipinjamkan dan sebagainya.

21

Penting Untuk Diperhatikan:


Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya digunakan untuk mencatat:

a. Buku dan perpustakaan


Buku seperti Buku Umum, Filsafat, Agama, IPS, Ilmu Bahasa, Matematika
dan IPA, Ilmu Pengetahuan Praktis, Arsitektur, Kesenian, Olahraga,
Geografi, Biografi, Sejarah, dll.

b. Barang bercorak kesenian/kebudayaan


Barang bercorak kesenian/kebudayan seperti: pahatan, lukisan, alat-alat
kesenian, alat olahraga, tanda penghargaan, dll.

c. Hewan/ternak dan tumbuhan


Hewan seperti binatang ternak, binatang unggas, binatang melata, ikan, dll
sejenisnya. Tumbuhan-tumbuhan seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon
kenari, pohon asem dan lain-lain sejenisnya termasuk pohon
ayoman/pelindung.

Mengapa slide ini penting?


Untuk menjelaskan pada peserta tentang apa saja yang termasuk dalam kategori aset tetap
lainnya sehingga perlu dicatat dalam kartu ini.

152
Inti uraian:
Ada tiga jenis barang yang termasuk dalam kategori aset tetap lainnya dan perlu dicatat dalam
kartu inventaris ini, yaitu:
1. Buku dan perpustakaan, mencakup semua buku yang merupakan milik sekolah, baik yang
digunakan sebagai materi utama pengajaran maupun sebagai materi pendukun dan ditaruh
di perpustakaan sekolah.
2. Barang bercorak kesenian/budaya, mencakup semua benda berbau seni/budaya yang
dimiliki sekolah
3. Hewan/ternak dan tumbuhan yang dipelihara oleh sekolah, baik untuk tujuan
mendapatkan penghasilan sekolah, sebagai bagian dari percobaan, atau hanya dipelihara
saja yang berada di lingkungan sekolah atau di tempat lain yang dimiliki sekolah atau
tempat penitipan yang bekerjasama dengan sekolah.
Bacakan isi dari masing masing jenis barang.

22

Pemakaian/Penempatan
 Pemakaian dilakukan melalui kegiatan penempatan atau pengiriman
barang dari gudang/tata usaha ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru,
ruang kesenian, perpustakaan, dll).
 Fungsi penempatan adalah menyelenggarakan pengurusan
pembagian/pelayanan barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai
dengan kebutuhan
 Barang-barang yang telah ditempatkan/dikirim harus dicatat di dalam
Kartu Inventaris Ruang.

Mengapa selide ini penting?


Menjelaskan mengenai rangkaian terkahir dari pengelolaan barang di sekolah, setelah
pembelian/peroleh dan penyimpanan.
Inti uraian:
Berbeda dengan barang habis pakai yang setelah diminta untuk digunakan tidak perlu dipantau
keberadaannya, untuk barang tidak habis pakai pemakain atau penempatan barang harus
dicatat dengan baik dan jelas. Ini berkaitan erat dengan masalah pengamanan dan
pemeiharaan yang dinyatakan dalam PP 6/2006 Pasal 8 Ayat 2 butir e bahwa: “Pengguna
barang wajib mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaanya”.

153
Penempatan yang jelas juga membantu kelancaran penyelenggaraan proses belajar, terutama
untuk barang-barang yang jumlahnya terbatas dan harus dipakai secara bergantian, sehingga
dapat di atur pembagian waktu penggunaan dan pemeliharaannya.
Untuk memudahkan proses tersebut, maka digunakanlah kartu inventaris ruang yang
ditempatkan di setiap ruangan dan berisikan barang apa saja yang ada di ruangan tersebut dan
bagaimana kondisinya.

23

Kartu Inventaris Ruang ini ditempatkan di setiap ruang dan digunakan


untuk mencatat inventaris yang berada di masing-masing ruangan.

Mengapa slide ini penting:


Untuk menunjukkan pada peserta tentang format dari kartu inventaris ruang.
Inti uraian:
Kolom 1: Diisi sesuai dengan nomor urut pencatatan barang.
Kolom 2: Diisi dengan jenis, nama barang. Contoh: meja tulis, AC, mesin tik, komputer, dan
sebagainya.
Kolom 3: Diisi dengan merk atau model barang. Contoh : Olivetti manual IBM.
Kolom 4: Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada barang yang
bersangkutan. Contoh: Mesin Tik No. 7471475. Kalau bukan buatan pabrik
dikosongkan/distrip (-).
Kolom 5: Diisi Tahun pembuatan/pembelian
Kolom 6: Diisi nomor kode barang (kode lokasi dan kode barang).

154
Kolom 7: Diisi banyak barang yang mempunyai karakteristik yang sama jenis, merk/model,
ukuran, bahan dan tahun pembuatan.
Kolom 8, 9, dan 10: Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu pencatatan.
Kolom 11: Diisi keterangan barang yang dianggap perlu, misalnya diajukan untuk dihapuskan,
dipinjam oleh….., dll.
Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal pencatatan dan
ditandatangani oleh penanggung jawab ruangan dan diketahui kepala tata usaha.

24

Kapan Kartu Inventaris Diperbaharui?


Semua kartu inventaris harus diperbaharui (update) secara rutin
minimal setiap enam bulan sekali atau setiap ada barang baru yang
masuk ke sekolah.

Mengapa slide ini penting?


Untuk mengingatkan dan menginformasikan pada peserta tentang pentingnya melakukan up-
date terhadap kartu inventaris ruang.
Inti uraian:
Kartu inventaris ruang mutlak harus diperbaharui untuk dapat mengetahui penambahan,
pengurangan maupun pergerakan barang-barang yang berada di lingkungan sekolah.
Sekali lagi ini berkaitan erat dengan masalah pemeliharaan dan keamanannya.
Dengan memperbaharui kartu minimal enam bulan sekali, maka disaat bersamaan
penanggung jawab melakukan pemerikasaan atas kondisi barang dan memastikan
keberadaannya.

155
25

Penulisan Kode Barang


Tidak Habis Pakai
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 x x x x

Kode golongan

Kode bidang
Kode kelompok
Kode sub kelompok
Kode Sub sub Kelompok
Nomor register

Mengapa slide ini penting?


Untuk menunjukkan pada peserta tentang cara menuliskan kode barang yang sesuai dengan
peraturan perundangan berlaku.
Inti uraian:
Barang milik sekolah yang merupakan bagian dari barang milik daerah dalam pencatatannya
diberi nomor pengenal yang mengacu pada Permendagri 17/2007 dan lampirannya.
Sedangkan untuk madrasah negeri, karena merupakan dari barang milik negara, acuan
penulisan kode yang digunakan adalah Permenkeu 29/PMK.06/2010.
Pada dasarnya keduanya sama-sama terdiri dari 14 digit, dengan kode golongan, bidang,
kelompok, sub-kelompok dan sub sub-kelompok yang dapat dilihat dalam peraturan terkait.

156
26

Contoh Penulisan Kode Barang


Sekolah membeli 2 unit Pesonal Computer.
Penulisan kode barang untuk PC tersebut adalah:
PC 1: 02.06.03.02.01.003
PC 2: 02.06.03.02.01.004
Kode barang mengandung arti:
02: Kode golongan peralatan dan mesin
: Kode bidang alat kantor
: Kode kelompok komputer
01: Kode sub-kelompok personal komputer
01: Kode sub sub-kelompok PC unit
dan 0004: Kode Register

Kode golongan dapat dilihat dalam referensi bahan bacaan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran pada peserta tentang cara menuliskan kode untuk satu barang yang
ada di sekolah.
Inti uraian:
Slide memberikan contoh langkah-langkah yang dilakukan dalam memberikan kodefikasi
barang di sekolah, dalam hal ini digunakan PC sebagai contoh. Ini merupakan barang di
sekolah negeri sehingga acuan kodefikasinya menggunakan Lampiran 41 Permendagri
17/2007.
Untuk contoh sebagian kode golongan dapat dilihat dalam lembar bacaan sedangkan rincian
kode secara lengkap dapat dilihat dalam CD referensi.
Kode register merupakan kode unik yang tidak diatur secara khusus dalam peraturan
perundangan, melainkan kode unik yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah.

157
27

Nomor Register
 Nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang
sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi
jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format
pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150.
 Nomor register juga bisa diambil dari nomor rangka/ nomor produksi yang
melekat pada barang yang dibeli. Misalnya: untuk komputer, bisa dilihat
nomor unik yang tercantum di unit komputer tersebut dan dijadikan nomor
register (cukup diambil 3-4 angka terakhir).
 Nomor register ini dicetak dan ditempel pada barang tidak habis pakai yang
relevan.

Mengapa slide ini penting?


Sebagai pengingat peserta bahwa dalam menuliskan kode barang, ada kode yang harus
ditetapkan oleh sekolah sendiri, artinya tidak mengacu pada peraturan perundangan.
Inti uraian:
Nomor register merupakan nomor unik yang ditetapkan oleh sekolah secara mandiri. Namun
demikian, sekolah perlu memperhatikan nomor yang telah digunakan sebagai nomor register
untuk satu jenis barang, karena nomor tersebut tidak bisa digunakan lagi untuk jenis barang
yang sama guna menghindari adanya nomor ganda.
Nomor ini kemudian dituliskan di kertas sticker dan di tempel pada barang yang bersangkutan
untuk memudahkan pengenalannya. Umumnya ditempelkan di bagian yang tidak mudah rusak
seperti bagian belakang ataupun barang yang dimaksud (sebisa mungkin).

158
27

Tanya Jawab
dan
Penutup

Mengapa slide ini penting?


Memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal-hal yang jelas terkait dengan
presentasi yang baru saja diberikan.
Inti Uraian:
Setelah penjelasan tentang Barang Milik Sekolah, mungkin masih ada hal-hal yang ingin
ditanyakan peserta atau yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sesi ini, sebagai penutup pelatih memberikan
kesimpulan akhir dari sesi ini dan melihat kembali apakah tujuan sesi yang dikemukan di awal
dapat tercapai pada akhir sesi.

159
Lembar Bahan Bacaan 3.5.1.
INVENTARISASI BARANG MILIK SEKOLAH/MADRASAH

Penerimaan Barang
Pelaksanaan penerimaan barang tersebut antara lain:
1. Semua barang penerimaannya dilakukan oleh kepala tata usaha.
2. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian kontrak/kontrak
pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan macam jenis, banyak,
harga, dan spesifikasi barang.
4. Barang diterima apabila barang yang diterima sesuai dengan isi dokumen pada item 3
diatas.
5. Apa bila ada kekurangan maka penerimaan dibuat dengan tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah ditanda
tangani oleh kepala tata usaha.

SD No:
Jl…………………………………
………….. Tanggal:

KARTUPENERIMAANBARANG

Kuantitas/ Dibukukan
No Jenis Unit Harga Sumber Referensi Di Tanggal

YangMenerima

(TTDdanNamaJelas)

160
Penyimpanan Barang

Penyimpanan dilaksanakan dalam rangka pengaturan barang persediaan di dalam tempat


penyimpanan sehingga barang dapat dicari dengan cepat pada saat dibutuhkan dan diadakan
apa bila sudah habis terpakai atau rusak.
Pelaksanaan penyimpanan barang tersebut antara lain:
1. Menyimpan, mengatur, dan merawat.
2. Membuat kode barang.
3. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang, dan
keadaan persediaan barang kedalam buku barang menurut jenisnya:
a. kartu inventaris tanah (Lampiran 2)
b. kartu inventaris mesin dan peralatan (Lampiran 3)
c. Kartu inventaris gedung dan bangunan (Lampiran 4)
d. Kartu Inventaris aset tetap lainnya (Lampiran 5)
4. Membuat laporan berkala.

Kodefikasi barang
Kode barang adalah nomor kode yang menggambarkan bidang, kelompok, sub-kelompok dan
sub-sub kelompok atau jenis barang, dengan demikian kode barang terdiri dari 14 digit
sebagai berikut:

A. Kode Golongan Barang terdiri dari 2 digit (Lampiran 1)


B. Kode Bidang Barang terdiri dari 2 digit (lampiran 1)
C. Kode Kelompok Barang terdiri dari 2 digit
D. Kode Sub-Kelompok Barang terdiri dari 2 digit
E. Kode Sub-sub Kelompok Barang terdiri 2 digit
F. Nomor register pencatatan barang terdiri dari 4 digit

Untuk penomoran barang milik sekolah sesuai kelompok barang, sub-kelompok barang, dan
sub-sub kelompok barang lihat “Lampiran 41 dari Permendagri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah”. Sedangkan untuk madrasah
negeri menggunakan acuan Permenkeu 29/PMK.06/2010 dan Lampirannya sebagai dasar.

161
Nomor Kodefikasi Barang

0 1 0 1 1 1 0 4 0 1 X X X X

Gol. Barang

(Tanah)

Bid. Barang

(Tanah)

Kelompok Bidang

(Tanah Bangunan)

Sub-Kel. Bidang

(Tanah Bangunan
Tempat kerja)

Sub Sub-Kel. Bidang

(Tanah Bangunan
Kantor Pemerintah)

No. Registrasi
Pencatatan Barang
(XXXX)

Penyaluran Barang
Penyaluran merupakan kegiatan untuk melakukan pengiriman barang dari gudang/tatausaha
ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru, ruang kesenian, perpustakaan, dll).

Fungsi penyaluran adalah menyelenggarakan pengurusan pembagian/ pelayanan barang secara


tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan

Barang-barang/aset yang telah disalurkan harus dicatat didalam kartu inventaris ruang.
(lampiran 6)

162
Lampiran 1

163
164
Lampiran 2

Kartu Inventaris Tanah

165
Lampiran 3
Kartu Inventaris Mesin/Peralatan

166
Lampiran 4
Kartu Inventaris Gedung

167
Lampiran 5
Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya

168
Lampiran 6

169
170
Rencana Sesi 6 (Modul 3)
SESI 6
PELAPORAN

A. PENGANTAR
Telah dijelaskan dalam sesi sebelumnya bahwa sekolah/madrasah perlu melakukan
pengelolaan dana yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen keuangan, dimana
value for money, transpansi dan akuntabilitas merupakan prinsip yang paling menonjol
dan menjadi fokus masyarakat.
Pelaporan merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan prinsip-prinsip tersebut
khususnya prinsip “transparan” dan “akuntabilitas” dan membantu penilaian apakah
sekolah/madrasah tersebut sudah memenuhi prinsip “ekonomis”. Bentuk dan format
laporan juga mengacu pada Buku Panduan BOS 2010 dan perubahan-perubahannya.

B. TUJUAN
1. Memahami bentuk laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada berbagai
fihak sesuai aturan yang ada khususnya pelaporan kepada dinas dan Tim BOS.
2. Memahami dan mampu menyusun laporan secara benar dan tepat waktu.

C. POKOK BAHASAN
1. Laporan Realisasi Penggunaan Dana per Program.
2. Laporan Realisasi Penggunaan Dana per Sumber Penerimaan.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam sesi ini adalah 120 menit.

E. METODE
1. Presentasi.
2. Kerja kelompok.
3. Tanya jawab dan diskusi.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 6. Pelaporan.
4. Power point (PPt) 1 - 10.

171
5. Latihan 3.6.1. Menyusun Rincian Penggunaan Dana.
6. Lembar Bahan Bacaan 3.6.1. Pelaporan.
7. Lembar Bahan Bacaan 3.6.2. Contoh Alur Penyusunan Laporan.
8. Kunci Kasus Pelaporan.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Wakt Bahan &


u Alat

Tahap 1. Pelatih menjelaskan tujuan dan cakupan dari 5 PPt 1-2


Pendahuluan sesi ini. menit

Tahap 2. 1. Pelatih memberikan penjelasan tentang 20 PPt 3-8


jenis laporan yang harus disiapkan oleh menit
Jenis dan
Bentuk sekolah/madrasah untuk pihak yang
berbeda
Laporan
Sekolah/ 2. Pelatih menampilkan format laporan dan
Madrasah memberikan penjelasan tentang hal-hal apa
saja yang perlu dicantumkan di dalamnya.

Tahap 3 1. Pelatih memberikan kesempatan pada 95 PPt 9-10


Tanya Jawab peserta untuk bertanya terkait materi menit Latihan 3.6.1
dan Kerja dalam sesi ini.
Kelompok 2. Pelatih memandu peserta untuk menyusun
laporan dari kasus terlampir (Latihan 3.6.1.)

H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS
Tahun 2011.

172
1

Sesi 6
Pelaporan

Mengapa slide ini penting?

Menegaskan tentang topik yang akan diberikan pada sesi ini.

Inti uraian:

Pelaporan disini diartikan laporan yang wajib diserahkan oleh sekolah kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten dan pengumuman yang harus dipajang di papan pengumuman sekolah.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…

• bentuk laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada berbagai fihak
sesuai aturan yang ada khususnya kepada Dinas Pendidikan/ Kankemenag dan
Tim BOS; dan
• cara menyusun laporan secara benar dan tepat waktu.

Mengapa slide ini penting?


Menyatakan tujuan yang ingin dicapai setelah sesi ini berakhir.

173
Inti uraian:
Karena sekolah harus menyusun laporan, maka sekolah harus pertama-tama memahami isi,
format, dan cara pengisian format-format laporan tersebut, dan kemudian dapat dan mampu
menerapkan aturan-aturan cara pengisian, sehingga dapat menghasilkan laporan yang
diwajibkan untuk diserahkan kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten.

Pokok Bahasan
1. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Per Program.
2. Pengumuman Realisasi Penggunaan Dana.

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan tentang bahasan yang akan dicakup dalam sesi ini.

Inti uraian:
Laporan yang akan dibahas adalah laporan penerimaan dan pengeluaran dana yang
bersifat multi sumber, serta pengumuman tentang realisasi penggunaan yang tidak bersifat
multi sumber, sehingga harus disusun untuk setiap sumber dana.

Pelaporan Sekolah dan Penggunanya


 Pelaporan kepada Tim Manajemen (Dinas) yaitu Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Per Program.
 Pelaporan kepada masyarakat yaitu Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Per Sumber.

174
Mengapa slide ini penting?
Menegaskan tentang jenis laporan yang wajib dipublikasikan sekolah.

Inti uraian:
Terdapat dua jenis laporan utama yang wajib dipublikasikan kepada pihak yang berbeda. Yang
pertama adalah laporan penerimaan dan pengeluaran dana yang disebutkan pada slide 3
dibuat untuk Tim Manajemen BOS. Sedangkan pengumuman tentang realisasi
penggunaan dibuat untuk masyarakat.

Laporan Realisasi Penggunaan Dana?


... adalah laporan realisasi penerimaan dan penggunaan dana yang
terintegrasi.

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan tentang definisi dari laporan realisasi penggunaan dana.

Inti uraian:
Berbeda dengan format-format pembukuan yang semuanya disusun untuk setiap sumber
dana, maka laporan realisasi penerimaan dan penggunaan dana adalah format multi sumber
yang berarti bahwa laporan ini merupakan laporan semua sumber dana yang diterima sekolah
secara terintegrasi.
Penerimaan dirinci per sumber dana, sedangkan pengeluaran akan dirinci per program
sekolah yang selajutnya dirinci per jenis belanja, dan masing-masing akan ditunjukkan dari
sumber dana mana mereka dibiayai.

175
6

Format Laporan Realisasi Penggunaan


Dana (BOS K-2)
Penggunaan Dana Per Sumber Dana
No.
No Uraian Jumlah BOS Bantuan Pen. Asli
Kode Rutin
Pusat Prov. Kota/Kab Lain Sek.
1 2 3 4 5
I PENERIMAAN
II PENGELUARAN
1 Program Sekolah:
1.1
1.2
1.3 dst
Sub Total
2 Non Prog. Sekolah:
2.1
2.2 dst
Sub Total
Total Pengeluaran
III Sisa Dana

Mengetahui, ……,……..20……..
Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran pada peserta tentang format laporan realisasi penggunaan dana.
Inti uraian:
1. Perbedaan dengan format BOS K-2 tahun 2009 terletak pada:
a. Rincian penerimaan: Rutin, BOS (yang dirinci Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
Bantuan Lain, dan Pendapatan Asli Sekolah.
b. Rincian pengeluaran: per program sekolah uang dirinci per jenis belanja (sesuai dengan
Permendagri 39/3007).
c. Pemberian nomor kode.
2. Pengisian kolom 2: Nomor kode: diisi sesuai Buku Kas Umum.
3. Pengisian kolos 3: Uraian:
a. Penerimaan tidak dirinci pada kolom 3, tetapi dirinci per sumber dana pada kolom 5.
b. Pengeluaran pada kolom 3 ini harus dirinci sebagai berikut:
1) Pertama-tama dirinci per program sekolah.
2) Kemudian belanja per program sekolah tersebut harus dirinci lagi per jenis belanja.
c. Periode pelaporan: tiga bulanan.

176
7

Jenis Data yang Dibutuhkan dan


Cara Penyusunan
1. Data yang dipergunakan adalah data yang sudah dibukukan di Buku Kas
Umum.
2. Data yang ada di Buku Kas Umum dari berbagai sumber dana diolah, dan
disarankan untuk menyusun rekapitulasi transaksi di Buku Kas Umum
secara periodik.
3. Periode pelaporan: triwulanan - merupakan summary dari catatan
transaksi harian tersebut pada butir 1.

Mengapa slide ini penting?


Menginformasikan jenis data apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun laporan realisasi
penggunaan dana

Inti uraian:
Data yang dipergunakan untuk menyusun laporan ini adalah transaksi-transaksi yang sudah
dibukukan dalam buku kas umum dari berbagai sumber dana. Cara yang harus dilakukan
adalah:
1. Buatlah ringkasan setiap buku kas umum dari setiap sumber dana per program dan setiap
program dirinci per jenis belanja, dengan format sebagai berikut:
a. Sumber dana: sebutkan jenis/nama sumber dana yang bersangkutan.
b. Penerimaan
1) Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
2) Jumlah
c. Pengeluaran:
1) Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
2) Uraian:
a) Program sekolah X, yang dirinci per jenis belanja
b) Program sekolah Y, yang dirinci per jenis belanja
c) Dan sebagainya.

2. Isikan ringkasan tersebut ke dalam format laporan BOS K-2:


a. Nomor sesuai dengan sumber dana yang ditunjukkan pada kolom 5

177
8

Laporan Penggunaan Dana (BOS-03)

A. Pengeluaran
No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)
1 2 3

B. Pembelian Barang/Jasa
Tanggal Nama Toko/
No Barang/Jasa Jumlah (Rp)
/ Bulan Penyedia Jasa
1 2 3

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,


Bendahara,

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran pada peserta tentang format laporan penggunaan dana.

Inti uraian:
Format ini dibuat untuk masing-masing sumber dana dan dilaporkan kepada Dinas.
Untuk dana yang bersumber dari masyarakat, ada baiknya format ini dibuat dan ditempelkan
di papan pengumuman sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas yang dijalankan sekolah.

178
9

Penyusunan Laporan Penggunaan Dana


1. Adalah Laporan penggunaan dana yang harus diumumkan dalam papan
pengumuman sekolah
2. Format ini juga bukan merupakan format multi sumber dana, disarankan
untuk menyusunnya dengan format yang sama untuk sumber dana lainnya
3. Pengisian dibedakan antara pengeluaran dan pembelian barang dan jasa
4. Data yang dipergunakan untuk menyusun laporan ini adalah data yang
sama dengan yang dibukukan di Buku Kas Umum.
5. Periode pelaporan: triwulanan dan diumumkan dengan ditempel pada
papan pengumuman.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan informasi tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun laporan
penggunaan dana.

Inti Uraian:
Laporan ini harus diumumkan kepada masyarakat melalui papan pengumuman sekolah.
Cara penyusunannya adalah sebagai berikut:
Buatlah ringkasan setiap buku kas umum dari setiap sumber dana per program dan setiap
program dirinci per jenis belanja, dengan format sebagai berikut:
1. Sumber dana: sebutkan jenis/nama sumber dana yang bersangkutan.
2. Pengeluaran:
a. Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
b. Uraian:
c. Jenis Belanja A, yang dirinci per program sekolah
d. Jenis Belanja B, yang dirinci per program sekolah
e. Dan sebagainya.

B. Pembelian barang dan jasa


Merupakan laporan rinci barang dan jasa yang telah dibeli/dibayar dan datanya diambil dari
buku kas umum dari sumber dana yang bersangkutan.

179
10

Tanya Jawab
dan
Kerja Kelompok

Mengapa slide ini penting?


Sebagai penanda berakhirnya sesi dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya sebelum melakukan kerja kelompok.

Inti uraian:
Tanya jawab ditujukan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Meminta penjelasan tentang materi yang belum difahami, baik yang diberikan dalam
penjelasan lisan maupun bahan-bahan yang ditulis.
2. Menanyakan/membahas tentang kemungkinan penerapan dari bahan-bahan yang diterima,
terutama tentang kesukaran-kesukaran yang dihadapi.
3. Menanyakan/membahas tentang hal-hal yang dirasa perlu untuk dimasukkan di dalam
materi, tetapi belum ada di dalam materi, baik yang tertulis maupun lisan.
4. Menanyakan/membahas hal-hal dalam materi yang tidak/kurang benar atau perlu
disempurnakan.

Kerja Kelompok
1. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan soal yang sudah dibagi sebelumnya sampai
selesai.
2. Instruktur berkeliling memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kejelasan
soal.
3. Jawaban di cross check dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok memberikan koreksi atas jawaban yang dianggap salah.
5. Instruktur memberikan jawaban soal.

180
Latihan 3.6.1.a.

Instruksi Pelatih

Judul Menyusun Rincian Penggunaan Dana

Tujuan 1. Peserta memahami cara menyusun Rincian Penggunaan Dana


berdasarkan sumbernya sebagai salah satu bentuk laporan
penggunaan dana
2. Peserta memahami fungsi dari Laporan Rincian Penggunaan
Dana sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana-
dana yang diterima sekolah

Waktu 90 menit

Tahapan Kegiatan 1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (maksimum 8 orang)


2. Bagikan lembar kasus kepada peserta. Lembar kasus ini adalah
hasil dari latihan pada Sesi 2
3. Minta peserta untuk menyusun Rincian Penggunaan Dana
berdasarkan kasus yang telah diberikan pada Sesi 2 dan hasil
pencatatannya.
4. Setelah waktu yang diberikan berakhir, berikan penjelasan
untuk masing-masing transaksi

Lembar Kerja 3.6.1.b. Kasus


3.6.1.b. Lembar Kerja

Simpulan Pelatih menjelaskan kembali tujuan latihan kerja dan menggarisbawahi


hal-hal penting yang harus dipahami oleh peserta.

181
Latihan 3.6.1.b. Kasus Pembukuan dan Laporan

Dibawah ini adalah Transaksi-transaksi internal dan eksternal dari suatu SMP di Kabupaten Sukabumi
1 Susunlah Laporan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Anggaran dan Laporan Penggunaan Dana berdasarkan sumber

Tahun Tanggal Sumber Bank/ Triwulan Nomor


No Uraian Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Transaksi Dana Kas I Bukti
1 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima per Bank 0 1 0 0 BBM 01 10.000.000 0
2 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar bantuan Transport siswa 0 1 0 0 BKK 01 0 1.800.000
miskin
3 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar honor Pembina Ekskul 0 1 0 0 BKK 2 0 1.277.500
Nop 2009
4 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas BKK 2 0 1 0 0 BKM 1 91.875 0
5 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Turnamrn 0 1 0 0 BKK 3 0 170.000
Karate di Cianjur
6 2009/2010 2-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP 0 1 0 0 BKK 4 0 50.000
B.Indonesia di SMPN 1 Cisaat, 2
orang guru
7 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Pemasangan 0 1 0 0 BKK 5 0 426.500
Langganan Internet
8 2009/2010 12-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Inggris 0 1 0 0 BKK 6 0 25.000
di SMP PGRI Cisaat, satu orang
9 2009/2010 3-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Poto copy 0 1 0 0 BKK 7 0 60.000
Administrasi BP/BK
10 2009/2010 4-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar langganan Koran untuk 0 1 0 0 BKK 8 0 75.000
Nopember 2009
11 2009/2010 5-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Olympiase 0 1 0 0 BKK 9 0 50.000
Matematika tingkat Komisariat
Cisaat di SMPN 1 Kadudampit

12 2009/2010 7-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP 0 1 0 0 BKK 10 0 50.000
B.Indonesia 2 orang di SMPN 1
Cisaat
13 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Listrik 0 1 0 0 BKK 11 0 377.360
Desember 2009
14 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Telepon 0 1 0 0 BKK 12 0 96.598
Desember 2009
15 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport dan obat-obatan 0 1 0 0 BKK 13 0 300.000
dalam mengikuti Kegiatan Pramuka

182
16 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima uang tunai per bank 0 1 0 0 BKM 2 5.270.000 0
17 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Air Desember 0 1 0 0 BKK 14 0 150.000
2009
18 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPN atas BKK 5 0 1 0 0 BKM 3 127.272 0
19 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKM 4 19.090 0
Pemasangan Langganan Internet
20 2009/2010 16-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Kegiatan 0 1 0 0 BKK 15 0 1.000.000
Classmeeting
21 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Kegiatan 0 1 0 0 BKM 5 51.000 0
Classmeeting
22 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Honor GTT dan TUTT 0 1 0 0 BKK 16 0 460.000
Desember 2009
23 2009/2010 21-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Dana Rapat Pembinaan 0 1 0 0 BKK 17 0 375.000
Guru dan Pegawai
24 2009/2010 22-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima perbank 0 1 0 0 BKM 6 1.000.000 0
25 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Uang lelah Pembuatan 0 1 0 0 BKK 18 0 720.000
Laporan Hasil Evaluasi
26 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Uang lelah 0 1 0 0 BKM 7 103.000 0
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 21 atas Honor 0 1 0 0 BKK 19 0 194.875
Pembina Ekskul dan Uang lelah
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
28 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPN atas Belanja 0 1 0 0 BKK 20 0 127.272
Pemasangan Langganan Internet
29 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKK 21 0 19.090
Pemasangan Langganan Internet
30 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Transport Program MGMP PKn ke 0 1 0 0 BKK 22 0 200.000
Kantor Mahkamah Konstitusi di
Jakarta
31 2009/2010 26-12-2009 BOS Pusat Kas Belanja habis pakai gula, kopi 0 1 0 0 BKK 23 0 410.000
32 2009/2010 20-12-2009 BOS Kab Bank Penerimaan dari BOS Kabupaten 0 1 0 0 BKT-01 5.000.000 0
33 2009/2010 21-12-2009 BOS Kab Bank Pengambilan Uang dari Bank Jabar 0 1 00 0 BTK-01 4.000.000 0
& Banten
34 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Pengadaan suku cadang desk top 0 1 0 0 BKK-01 0 1.000.000
35 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Perjalanan Dinas Guru dan Siswa 0 1 0 0 BKK-02 0 2.000.000
untuk Lomba IPA Provinsi
36 2009/2010 26-12-2009 BOS Kab Kas Honorarium Narasumber pelatihan 0 1 0 0 BKK-03 0 500.000
internal sekolah

183
Latihan 3.6.1.c. Lembar Kerja (BOS K2)

LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA TIAP JENIS ANGGARAN

Periode Tanggal : …………. s.d. …………. (Triwulan Ke……)


Nama Sekolah
Desa
Kecamatan

BOS
Pendapatan Asli
No Kode URAIAN JUML Rutin Bantuan Lain
Pusat Provinsi Kabupaten/ Sekolah

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. PENERIMAAN

2.PENGELUARAN

184
Mengetahui, …………………., …………………20..
Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

185
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode 1-12-2009 s.d. 28-12-2009
Jumlah Siswa: 518
Jumlah Dana BOS: 295.260.000
BOS
Sumber Dana : Kabupaten/Kota

Format BOS 11B


Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman

No Kode Jenis Pengeluaran Jumlah Dana


1 2 3

5210201 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 500.000,00


12 Kurikulum dan Pembelajaran 500.000,00

5220502 Penggantian Suku Cadang 1.000.000,00


14 Sarana & Prasarana 1.000.000,00

5221502 Transportasi/Perjalanan Dinas luar daerah 2.000.000,00


11 Kesiswaan 2.000.000,00

Jumlah 3.500.000,00

Ketua Komite Sekolah Kepala sekolah Bendahara

Dadang Holili R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd

186
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode 1-12-2009 s.d. 28-
Kunci Jawaban. 12-2009
Jumlah Siswa: 518
Jumlah Dana BOS: 295.260.000
Sumber Dana : BOS Pusat*

Format BOS-03
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan
pengumuman

No Rekening Jenis Pengeluaran Tanggal Jumlah (Rp)


1 2 3 3

Honorarium Lainnya 3.027.375,00


Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2.112.500,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 720.000,00
Kesiswaan 194.875,00
Bahan Pakai Habis 1.410.000,00
Kesiswaan 1.000.000,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 410.000,00
LanggananTelepon 96.598,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 96.598,00
Langganan Air 150.000,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 150.000,00
Langganan Listrik 377.360,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 377.360,00
Langganan Koran 75.000,00
Non-Program/Bel. Barang dan Jasa 75.000,00
Penggandaan 60.000,00
Kurikulum dan Pembelajaran 60.000,00
Transportasi/Perjalanan Dinas dalam daerah 2.275.000,00
Kesiswaan 2.150.000,00
Pendidik dan Tenaga Kependidikan 125.000,00
Transportasi/Perjalanan Dinas luar daerah 370.000,00
Kesiswaan 170.000,00
Pendidik dan Tenaga Kependidikan 200.000,00
Pengadaan instalasi internet 426.500,00
Kurikulum dan Pembelajaran 426.500,00
Penyetoran PPN 127.272,00
Kurikulum dan Pembelajaran 127.272,00
Penyetoran PPh Pasal 22 19.090,00
Kurikulum dan Pembelajaran 19.090,00

Jumlah 8.414.195,00

Ketua Komite Sekolah Kepala sekolah Bendahara

Dadang Holili R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd

187
Kunci Jawaban.

BOS K2 : REALISASI PENGGUNAAN DANA TIAP JENIS ANGGARAN


Tahun Pelajaran : 2010/2011
Periode Tanggal : 1-12-2009 s/d 28-12-2009 ( Triwulan II)

Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH


Kecamatan GUNUNGGURUH Format BOS-K2
Kabupaten/Kota SUKABUMI Diisi oleh Sekolah
Dikirim ke Tim Manajemen BOS
Provinsi JAWA BARAT KabKota

Penggunaan dana per sumber dana


No.
No. Kode Uraian Kegiatan Jumlah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pendapatan
Urut Rutin Bantuan Lain
Pusat Provinsi Kab/Kota Asli Sekolah
1 2 3 4 5
I PENERIMAAN 45.892.237,00 40.892.237,00 5.000.000,00
II PENGELUARAN BELANJA SEKOLAH :
1 PROGRAM SEKOLAH :
12 Kurikulum dan Pembelajaran 1.072.862,00 572.862,00 500.000,00
232503 Pengadaan instalasi internet 426.500,00 426.500,00
6.2.1 Penyetoran PPN 127.272,00 127.272,00
6.2.3 Penyetoran PPh Pasal 22 19.090,00 19.090,00
210201 Honorarium Tenaga 500.000,00 500.000,00
Ahli/Instruktur/Narasumber
13 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 460.000,00 460.000,00
210105 Honorarium Lainnya 460.000,00 460.000,00
14 Sarana & Prasarana 1.000.000,00 1.000.000,00
220502 Penggantian Suku Cadang 1.000.000,00 1.000.000,00
11 Kesiswaan 2.000.000,00 2.000.000,00
221502 Transportasi/Perjalanan Dinas luar daerah 2.000.000,00 2.000.000,00

Sub Total Program Sekolah 4.532.862,00 0,00 1.032.862,00 0,00 3.500.000,00 0,00 0,00

2 NON PROGRAM SEKOLAH :

188
Sub Total Non Program Sekolah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Total Pengeluaran / Belanja(II = 1 + 2) 4.532.862,00 0,00 1.032.862,00 0,00 3.500.000,00 0,00 0,00
2 SISA DANA = I - II 41.359.375,00 0,00 39.859.375,00 0,00 1.500.000,00 0,00 0,00

Mengetahui .................., ...............20.......


Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

Dadang Holili R. YADI PRIADI AR,S.Pd,M.Pd Ida Farida Badri,S.Pd


19580329 198003 1 005 19700407 199802 2 001

189
Lembar Bahan Bacaan 3.6.1.

Pelaporan

Penjelasan Umum

Laporan merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai sumber


dana tertentu (umpama saja dana BOS). Untuk itu laporan pertanggungjawaban harus
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya.


b. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun
dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan
tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu tempat yang aman dan mudah untuk
ditemukan setiap saat.
c. Laporan Realisasi penerimaan dan penggunaan dana dari Penanggungjawab/pengelola
dana di tingkat sekolah harus disampaikan kepada Dinas Pendidikan (umpama saja
kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota - yang berupa laporan internal) laporan
yang bersifat multi sumber dan juga kepada Masyarakat (yang berupa laporan
eksternal), untuk sumber dana tertentu (umpama saja dana BOS), sesuai dengan
persyaratan sumber dana yang bersangkutan
d. Waktu Pelaporan
Laporan pertanggungjawaban keuangan tersebut disampaikan setiap triwulan, semester
dan tahunan.

BOS K-2: LAPORAN INTERNAL REALISASI PENGGUNAAN DANA (YANG


BERSIFAT MULTI SUMBER)

Format Laporan Internal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana (BOS K-2) adalah
format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat (condensed) dan merupakan satu-
satunya laporan yang disampaikan kepada Tim Manajemen Sumber Dana (umpama saja
BOS) Kabupaten/Kota. Format ini adalah format multi sumber, sehingga harus memuat
laporan penerimaan dan penggunaan uang dari semua sumber dana di sekolah.

Kemendiknas menginginkan agar sekolah tidak terlalu dibebani dengan bermacam-macam


laporan yang belum tentu sempat dibaca oleh para instansi peminta laporan. Mereka
dipersilahkan untuk membaca dan mempelajari laporan yang condensed tersebut, dan
apabila membutuhkan informasi yang lebih rinci maka semua data tersedia di sekolah bagi
mereka.

190
Sumber informasi untuk penyusunan format ini adalah pembukuan pada Format
Pembukuan (yang tidak multi sumber) dan dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Cara mengisi Format adalah:

1. Laporan ini dapat diproses secara otomatik (apabila sekolah menggunakan program
komputer/misalnya), ataupun diproses secara manual.
2. Proses penyusunan laporan adalah sebagai berikut:
2.1. Apabila diproses secara manual, maka harus:
2.1.1. Mengambil/memilih transaksi demi transaksi dari buku Kas Umum.
2.1.2. Membuat rekapitulasi setiap pos/nomor kode rekening yang sama dan
kelompok pos/nomor kode rekening dari masing-masing sumber dana harus
dikumpulkan dan dijumlah, yang hasilnya merupakan Laporan Internal
Realisasi penerimaan dan penggunaan dana, masing-masing sumber dana
2.1.3. Kemudian memasukkan hasil rekap tiap sumber dana ke dalam Laporan
Internal Realisasi Penerimaan dan Penggunaan dana yang multi sumber
2.2. Namun apabila menggunakan pemrosesan dengan komputer, maka laporan ini dapat
diproses secara otomatik, baik langsung.
3. Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per tahun. Dokumen ini
ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
4. Format Laporan Internal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana yang multi sumber
adalah sebagai berikut:

191
192
Petunjuk Pengisian Format Laporan Internal Realisasi Penerimaan dan
Penggunaan Dana.

Cara pengisian format Laporan adalah sebagai berikut:

Kolom Penjelasan

1 Diisi dengan nomor urut

2 Diisi dengan nomor kode sesuai dengan kode tersebut pada format Rencana
Penggunaan Rinci (yang dalam Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011 adalah format BOS K-1A)

3 Diisi sesuai dengan uraian tersebut pada format Rencana Penggunaan Rinci
(yang dalam Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
dana BOS Tahun 2011 adalah format BOS K-1A)

4 Diisi dengan jumlah dana yang diterima sekolah dan jumlah dana yang
dibelanjakan sekolah dari masing-masing sumber dana

5 Diisi jumlah rupiah yang diterima atau yang akan dibelanjakan sesuai dengan
asal sumber dana di sekolah

193
LAPORAN EKSTERNAL REALISASI PENGGUNAAN DANA (FORMAT BOS-03)

Format Laporan eksternal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana (dalam Permendiknas
No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011 dikenal dengan
format BOS-03) adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat
(condensed) yang disampaikan kepada Masyarakat dalam bentuk pengumuman yang
dipajang di papan pengumuman sekolah. Format ini adalah format non-multi sumber
dana, sehingga hanya memuat laporan penerimaan dan penggunaan uang dari sumber
dana tertentu. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian
alangkah baiknya apabila untuk sumber dana yang lain juga dilaporkan dengan cara dipajang di
papan pengumuman sekolah

Sumber informasi untuk penyusunan laporan ini adalah semua transaksi pengeluaran yang
dilakukan baik melalui bank maupun melalui kas (dari Buku Kas Umum).

Cara mengisi Format adalah membuat rekapitulasi setiap pos/nomor kode rekening yang
sama dan kelompok pos/nomor kode rekening dari masing-masing sumber dana harus
dikumpulkan dan dijumlah. Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per
tahun. Dokumen ini ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
Format BOS-03 adalah format untuk mengumumkan secara terbuka kepada publik tentang
Laporan Penggunaan Dana.

1. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian alangkah
baiknya apabila untuk sumber dana yang lain juga dilaporkan dengan cara dipajang di
papan pengumuman sekolah.
2. Sumber informasi untuk penyusunan BOS-03 adalah semua transaksi pengeluaran yang
dilakukan baik melalui bank maupun melalui kas
3. Laporan ini dapat diproses secara otomatik ataupun diproses secara manual.
4. Cara pemrosesan laporan ini sama dengan pemrosesan BOS K2 hanya formatnya yang
berbeda. Laporan ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, dan para
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per tahun. Dokumen ini ditandatangani
oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Dokumen ini harus dilaporkan kepada
Tim Manajeman BOS Kabupaten. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

194
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode ..... s/d .....

FORMAT BOS-03

Dibuat oleh Sekolah

Ditempel di papan pengumuman

A. Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)

B. Pembelian Barang/Jasa

Barang/Jasa Tanggal/ Nama Toko/ Jumlah


No
yang dibeli Bulan Penyedia Jasa (Rp)

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

195
Cara Pengisian Format:

Kolom Penjelasan
Periode Diisi: Triwulanan (untuk triwulan yang bersangkutan)

A Tabel A diisi dengan jenis pengeluaran, tanggal pengeluaran dan nilai


rupiahnya

B Tabel B diisi dengan nama barang/jasa yang dibeli, tanggal pembelian,


nama toko/penyedia jasa dan nilai rupiahnya

196
Rencana Sesi 7 (Modul 3)
SESI 7
PENGAWASAN, AUDIT DAN
PENGENDALIAN

A. PENGANTAR
Manajemen keuangan sekolah/madrasah sebagai sebuah proses memerlukan
pengendalian, pengawasan dan audit dalam memastikan berjalannya kegiatan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karenanya
manajemen sekolah/madrasah perlu memahami pentingnya pengawasan, audit dan
pengendalian dalam pengelolaan keuangannya.
Dengan demikian sekolah/madrasah perlu memahami dan menyiapkan laporan serta
pencatatan dan dokumentasi yang diperlukan untuk melakukan pengawasan, audit dan
pengendalian oleh berbagai pihak.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian dan perbedaan tentang pengawasan, audit dan pengendalian.
2. Memahami tugas dan fungsi pihak-pihak yang melakukan pengawasan, audit dan
pengendalian.
3. Memahami laporan dan dokumentasi yang baik dan benar untuk mendukung
pengawasan, audit dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda.

C. POKOK BAHASAN
1. Pengawasan.
2. Audit.
3. Pengendalian.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 45 menit.

E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab dan diskusi.

197
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian.
4. Power point (PPt) 1 - 12.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat &


Bahan

Tahap 1. 1. Pelatih menjelaskan tentang tujuan dan 10 PPt 1-3


Pendahuluan cakupan pembahasan dalam sesi ini menit
2. Pelatih memberikan gambaran tentang bentuk-
bentuk pengawasan di tingkat sekolah/
madrasah

Tahap 2. 1. Pelatih menjelaskan tentang pengertian dari 20 PPt 4-10


Pengawasan, pengawasan, audit dan pengendalian serta menit
Audit dan bentuk pelaksanaan masing-masing di tingkat
sekolah/madrasah.
Pengendalian
2. Pelatih memberikan gambaran tentang pihak-
pihak yang melakukan pengawasan, audit dan
pengendalian.

Tahap 3. Pelatih merinci hal-hal yang perlu diperhatikan 5 PPt 11


Persiapan oleh sekolah/madrasah dalam menghadapi menit
pengawasan, audit maupun pengendalian yang
Sekolah/
dilakukan oleh pihak terkait.
Madrasah

Tahap 4. Pelatih menyedikan waktu bagi peserta untuk 10 PPt 12


bertanya sebelum menutup sesi ini dengan menit
Tanya Jawab
melakukan refleksi dan melihat ketercapaian
dan Penutup
tujuan Modul 3.

H. REFERENSI
PP Nomor 80 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).

198
1

Sesi 7
Pengawasan, Audit
dan Pengendalian

Mengapa slide ini penting?


Memberi penjelasan atas topik yang akan dibahas.
Inti uraian:
Beri penjelasan bahwa topik yang akan dibahas terbatas hanya untuk memberi wawasan atas
berbagai bentuk pengendalian, pengawasan dan audit yang akan dilakukan ke
sekolah/madrasah.
Siapa yang melakukan dan bentuk pengawasan apa yang mereka lakukan. Dengan demikian
sekolah dan madrasah bisa mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung yang relevan
dengan baik.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…

• pengertian tentang pengawasan, audit, pengendalian; dan


• tugas dan fungsi instansi-instansi yang melakukan pengawasan, audit, dan
pengendalian.

199
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan manfaat yang diharapkan dapat diterima oleh peserta.
Uraian inti:
• Fasilitator menjelaskan kepada peserta perbedaan terminologi dan definisi pengendalian,
pengawasan dan audit
• Uraian secara rinci akan diberikan pada slide berikutnya

3
Pokok Bahasan

Pengawasan
Pengawas
an kepada Audit
Sekolah

Pengendalian

Mengapa slide ini penting?


Memberi cakupan pada tiga pokok bahasan yang akan dibahas dalam topik pengawasan.
Inti uraian:
Pengawasan disini lebih pada pengawasan manajemen sekolah, bukan pengawasan akademik.
Jadi pengawas sekolah tidak termasuk sebagai pengawas, karena dalam kaitan dengan
manajerial sekolah, pengawas berfungsi sebagai “konsultan” sekolah.

200
4

Apa yang dimaksud dengan


Pengawasan
di Tingkat Sekolah/Madrasah?
 Seluruh proses kegiatan reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain.
 Dilakukan terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi sekolah/madrasah.
 Bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan di
sekolah/madrasah telah dilaksanakan sesuai dengan norma yang berlaku
dan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Mengapa slide ini penting?


Memberi cakupan definisi pengawasan.
Inti uraian:
• Poin pertama menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan pengawasan
• Poin kedua menjelaskan siklus manajemen sekolah
• Poin ketiga menjelaskan bahwa pengawasan harus mengacu kepada norma hukum dan
tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan

201
4
Pelaku dan Bentuk Pengawasan

SIAPA BENTUK
Monitoring, Hearing, dan
DPRD
Kunjungan Kerja
Tim Manajemen BOS
Reviu, Monitoring, dan
Provinsi/Kabupaten/Kot
Evaluasi
a
Sekretaris Provinsi/
Monitoring
Kabupaten/Kota
Dewan Pendidikan Monitoring
Komite Sekolah Monitoring
Masyarakat Monitoring

Mengapa slide ini penting?


Memberi ringkasan berberapa pihak yang menjalankan fungsi pengawasan dan bentuk
pengawasannya.
Inti uraian:
• Termasuk dalam pengawasan masyrakat, antara lain orang tua/wali murid, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dll.

202
6

Pengertian dan Jenis Audit


• Audit atau pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara (UU 15/2004).
• Jenis audit:
 Audit keuangan,
 Audit kinerja, dan
 Audit tujuan tertentu.
• Berdasarkan fungsinya dibedakan:
 Audit eksternal
 Auidt internal

Mengapa slide ini penting?


Memberi gambaran atas jenis-jenis audit yang bisa dilakukan di sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Audit keuangan dilakukan untuk menilai apakah pencatatan transaksi telah dilakukan sesuai
dengan norma pencatatan yang baku.
Audit kinerja dilakukan untuk mengukur pencapaian sekolah atas standar/benchmark yang
telah disepakati bersama. Jadi bisa dijalankan misalnya untuk audit sekolah atas pencapaian
SPM. Namun karena pada sebagian anggaran untuk pencapaian SPM ada di kabupaten/kota,
kemungkinan besar untuk tahap awal audit kinerja terkait SPM akan dilakukan pada tingkat
kabupaten/kota.
Audit untuk tujuan tertentu merupakan suatu khusus. Biasanya dilakukan kalau ada kecurigaan
adanya ketidak beresan pengelolaan keuangan, atau ada laporan dari masyarakat atas
kecurangan yang dicurigai terjadi. Jadi audit untuk tujuan tertentu ini bukan hanya karena ada
KECURANGAN, namun bisa saja dilakukan hanya berdasar KECURIGAAN, bukan fakta.
Audit eksternal dan internal diberikan pada slide berikutnya.

203
7
Perbedaan Audit Eksternal dan Internal
(UU 15/2004)
Audit Eksternal Audit Internal
Dilakukan dengan tujuan
Dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan pernyataan
untuk membantu pihak
pendapat profesional
manajemen dalam
mengenai tingkat kelayakan
mengidentifikasi kelemahan,
dan keandalan informasi dan
inefisiensi dan kegagalan dari
laporan pertanggungjawaban
berbagai program yang
yang disampaikan kepada
dilaksanakan.
masyarakat.
Hasil Audit: Opini atas Hasil Audit: rekomendasi,
kewajaran laporan keuangan. simpulan, dan temuan.
Audit Eksternal untuk Dilakukan oleh: BPKP,
Pemerintah hanya dilakukan Inspektorat Jenderal tingkat
oleh BPK. Pusat, Provinsi maupun
Kota/Kabupaten.

Mengapa slide ini penting?


Memberi ringkasan berberapa pihak yang menjalankan fungsi pengendalian dan bentuknya.
Inti uraian:
Cukup jelas.

204
8

Pengertian Pengendalian di
Sekolah/Madrasah
Pasal 1 PP 60/2008 merinci arti pengendalian sbb:

• Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus.
• Dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan.
• Melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.

Memberi definisi pengendalian secara khusus yang berlaku di sekolah berdasar PP 60/2008.
Inti uraian:
PP 60 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah memberi uraian mengenai
bagaimana pengendalian dalam instansi pemerintah dilakukan. Namun esensinya tetap berlaku
di organisasi manapun.

Bentuk Pengendalian
1. reviu atas kinerja yang bersangkutan;
2. pembinaan sumber daya manusia;
3. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
4. pengendalian fisik atas aset;
5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
6. pemisahan fungsi;
7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
11. dokumentasi yang baik, transaksi dan kejadian penting.

205
Mengapa slide ini penting?
Memberi bentuk operasionalisasi pengendalian yang bisa dilakukan agar organisasi berjalan
dengan baik.
Inti uraian:
Sebagian dari penerapan bentuk pengendalian ini sudah dijelaskan dalam sesi-sesi sebelumnya.

10
Siapa yang melakukan pengendalian?
Tingkat
Penanggungjawab Bentuk Pengendalian
Pemerintahan

Kementerian
Pusat • Pembinaan
Pendidikan Nasional

Dinas Pendidikan
Provinsi • Pembinaan
Provinsi

Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten • Pembinaan
Kota/ Kabupaten

Cabang Dinas Koordinator Tingkat


• Pembinaan
Pendidikan Kecamatan
• Dokumentasi yang
Satuan baik
Sekolah/Madrasah
Pendidikan • Pencatatan akurat
dan tepat waktu

Mengapa slide ini penting?


Memberi ringkasan berberapa pihak yang menjalankan fungsi pengendalian dan bentuknya.
Inti uraian:
Cukup jelas.

206
11
Apa yang harus dipersiapkan sekolah?
 Memastikan pengelolaan keuangan sekolah dilakukan secara ekonomis,
efisien, efektif dan bertanggungjawab sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
 Memastikan adanya pengendalian internal yang efektif untuk menjamin:
(1) pencapaian tujuan;

(2) keamanan barang yang dikelola;

(3) kepatuhan terhadap peraturan perundangan;

(4) perolehan dan pemeliharaan data/informasi yang handal dan


pengungkapan yang wajar.

 Menyusun dan menyampaikan laporan secara tepat waktu.


 Kelengkapan catatan, dokumentasi dan bukti-bukti pendukung yang cukup,
kompeten dan relevan perlu terus dipelihara oleh manajemen sekolah.

Mengapa slide ini penting?


Terkait dengan pengendalian, pengawasan dan audit, apa yang harus disiapkan oleh sekolah.
Inti uraian:
Cukup jelas.

207
12

Tanya Jawab
dan
Penutup

Mengapa slide ini penting?


Merupakan penanda berakhirnya sesi ini sekaligus pelatihan untuk modul manajemen
keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya terkait topik yang dibesikan pada sesi ini.
Karena ini merupakan sesi terakhir dari pelatihan manajemen keuangan sekolah/madarasah,
sekilas lakukan reviu semua sesi yang telah dilalui dalam pelatihan ini untuk sekali lagi
menggambarkan rangkaian kegiatan dalam melaksanakan manajemen keuangan sekolah.

208
SUPLEMEN

209
210
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Pendidikan Karakter di Pendidikan dasar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
2011

Latar Belakang (Dasar Hukum)

UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas nomor 22/2006


tentang Standar Isi, Permendiknas nomor 23/2006 tentang SKL, Inpres nomor 1/2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
menyatakan/menghendaki/memerintahkan pengembangan karakter peserta didik melalui
pendidikan di sekolah.

UUSPN

UUSPN Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi:


 Mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

SKL SD - SKL SMP

Lulusan SD memiliki kompetensi-kompetensi berikut:


 Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak;
 Mengenal kekurangan dan kelebihan diri-sendiri;
 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya;
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya;
 Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif;
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan
guru/pendidik;
 Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan meyadari potensinya;
 Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-
hari;
 Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar;
 Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan;

211
 Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia;
 Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal;
 Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang;
 Berkomunikasi secara jelas dan santun;
 Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya;
 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung .

Lulusan SMP memiliki kompetensi-kompetensi berikut:


 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri-sendiri;
 Menunjukkan sikap percaya diri;
 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup nasional;
 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis, dan kreatif;
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya;
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari;
 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
 Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 Menghargai karya seni dan budaya nasional;
 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
 Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
baik;
 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
Menghargai adanya perbedaan pendapat;
 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
 Memiliki jiwa kewirausahaan

212
SK/KD SELURUH MAPEL SD + SMP
SK/KD memuat nilai-nilai:

 religiusitas
 kejujuran
 toleransi
 disiplin
 kerja keras
 kreativitas
 kemandirian
 demokratis
 rasa ingin tahu
 semangat kebangsaan
 cinta tanah air
 menghargai prestasi
 bersahabat/komunikatif
 cinta damai
 senang membaca
 peduli sosial
 peduli lingkungan
 tanggung jawab

INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010

Bidang Pendidikan: Penguatan metodologi dan kurikulum


 Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya
bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter Bangsa.
 Terselenggaranya uji coba kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-
nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter

 Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama,
kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
 Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik
mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku
sebagai insan kamil.

Tujuan Pendidikan Karakter

 Meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui


pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan.

213
Sasaran

 Seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia.
 Semua warga sekolah, terutama para peserta didik sebagai prioritas utama
 Pendidik berperan sebagai teladan (ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani)

Contoh: Nilai-nilai yang Perlu Diinternalisasikan di SD & SMP

Berdasarkan nilai-nilai pada SKL, SK/KD, dan kewirausahaan: 25 butir nilai terbagi
dalam 5 kelompok

Catatan:

Dengan alasan fisibilitas penanaman,


setiap mata pelajaran TIDAK harus
menanamkan semua nilai karakter.
Setiap mapel DAPAT memfokuskan
pada penanaman nilai-nilai tertentu
yang paling relevan/dekat dengan sifat
isi dan kegiatan pembelajaran pada
mapel ybs.

Nilai Karakter dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan

 Religiusitas

Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Diri Sendiri

 kejujuran
 kecerdasan
 rasa tanggung jawab
 kebersihan dan kesehatan
 kedisiplinan
 berpikir logis, kritis,
kreatif, inovatif
 ketangguhan
 keingintahuan
 cinta Ilmu
 rasa percaya-diri
 kemandirian

214
 keberanian mengambil resiko
 berorientasi pada tindakan
 jiwa kepemimpinan
 kerja keras

Nilai Karakter dalam Hubungan Antarmanusia


 tolong-menolong
 kesantunan
 kesaadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
 kepatuhan pada aturan-aturan sosial
 menghargai karya dan prestasi orang lain
 demokrasi
Nilai Karakter dalam Hubungan Manusia dengan Lingkungan:

 kepedulian terhadap lingkungan

Nilai Kebangsaan:

 nasionalisme
 menghargai keberagaman

Nilai-nilai Basis Pengembangan Karakter

1. religiusitas
2. kejujuran
3. kecerdasan
4. tanggung jawab
5. kebersihan dan kesehatan
6. kedisiplinan
7. tolong-menolong
8. berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif

Catatan :
Nilai-nilai tersebut merupakan karakter yang pada tahap awal pendidikan karakter ini
diprioritaskan internalisasinya, melalui semua mata pelajaran.

215
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER

Satuan
Keluarga
Pendidikan

Contoh: Skema Pendidikan Karakter di SD & SMP

Keg.Pemb.
Kesiswaan Pembelajaran

216
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Semua Mapel

Siswa
SD &
SMP
berkarakter

Contoh : MODEL SILABUS, RPP, dan BAHAN AJAR

Untuk memfasilitasi sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter, Direktorat PSMP telah
mengembangkan model-model silabus, RPP, dan bahan ajar (lihat lampiran). Selain itu juga
telah dikembangkan Buku Panduan bagi Guru Mata Pelajaran Menggunakan BSE untuk
Pendidikan Karakter.
Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Inti:
Pendahuluan -Ekplorasi Penutup
-Elaborasi
-Konfirmasi

217
Evaluasi: Authentic Assessment

Teknik Bentuk Instrumen


Penilaian
Tes Tertulis • pilihan ganda • pilihan singkat
• benar-salah • uraian
• menjodohkan
Tes Lisan • daftar pertanyaan
Tes Kinerja • tes tulis keterampilan • tes simulasi
• tes identifikasi • tes uji petik kerja

Penugasan individual • pekerjaan rumah


atau kelompok • proyek
Observasi • lembar observasi/lembar pengamatan
Penilaian portofolio • lembar penilaian portofolio
Jurnal • buku catatan jurnal
Penilaian diri • lembar penilaian diri/kuesioner
Penilaian antarteman • lembar penilaian antarteman

PENILAIAN KARAKTER

 MK/A: Membudaya (apabila peserta didik terus- menerus memperlihatkan secara


konsisten perilaku yang dinyatakan dalam indikator )

 MB/B: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah mulai secara konsisten
memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator )

 MT/C : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi kemunculannya belum
konsisten)

 BT/D: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

218
Contoh: Pembinaan Karakter melalui Manajemen Sekolah

• penyusunan RKS/RKAS
• penyusunan dan pelaksanaan
pedoman dan struktur
sekolah
• kesiswaan
Nilai - • kurikulum dan kegiatan
Nilai Siswa
pembelajaran SMP
Karakter
• pendidik dan tenaga Berkarakter
kependidikan
• sarana/prasarana
• keuangan dan pembiayaan
• budaya dan lingkungan
sekolah
• peranserta masyarakat dan
kemitraan sekolah
• kepemimpinan sekolah
• Sistem Informasi Manajemen

219
Contoh: Pembinaan Karakter melalui Kegiatan Kesiswaan

• pembiasaan akhlak mulia


• MOS, OSIS,
• tatakrama dan tata tertib
kehidupan sosial sekolah
• kepramukaan
• upacara bendera
Nilai - • pendidikan pendahuluan bela
Nilai Siswa
negara
Karakter • pendidikan berwawasan SMP
kebangsaan Berkarakter
• UKS
• PMR
• pencegahan penyalahgunaan
narkoba

220
Pendidikan Karakter di
Pendidikan dasar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
2011

Latar Belakang
(Dasar Hukum)

UU Nomor 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Permendiknas Nomor 22/2006
Tentang Standar Isi, Permendiknas Nomor
23/2006 Tentang SKL, Inpres Nomor 1/2010
Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional
menyatakan/menghendaki/memerintahkan
pengembangan karakter peserta didik melalui
pendidikan di sekolah.

221
UU SPN
UU SPN Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional :
 Berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
 Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

222
SKL SD - SKL SMP
Lulusan SD memiliki kompetensi-kompetensi berikut:
• Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak;
• Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
• Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungannya;
• Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya;
• Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara
logis, kritis, dan kreatif;
• Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif,
dengan bimbingan guru/pendidik;
• Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya;
• Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari;

• Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di


lingkungan sekitar;
• Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan;
• Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa,
negara, dan tanah air Indonesia;
• Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan
budaya lokal;
• Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang;
• Berkomunikasi secara jelas dan santun;
• Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga
diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya;
• Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis; dan
• Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
menulis dan berhitung .

223
Lulusan SMP memiliki kompetensi-kompetensi berikut:
• Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja;
• Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
• Menunjukkan sikap percaya diri;
• Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan
yang lebih luas;
• Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
• Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
• Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif;
• Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya;
• Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari;
• Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;

• Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;


• Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• Menghargai karya seni dan budaya nasional;
• Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya;
• Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik;
• Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
• Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat;
• Menghargai adanya perbedaan pendapat;
• Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana;
• Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
• Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti
pendidikan menengah; dan
• Memiliki jiwa kewirausahaan.

224
SK/KD SELURUH MAPEL SD &
SMP
SK/KD memuat nilai-nilai:
• Religius • Semangat kebangsaan
• Jujur • Cinta tanah air
• Toleran • Menghargai prestasi
• Disiplin • Bersahabat/komunikatif
• Kerja keras • Cinta damai
• Kreatif • Senang membaca
• Mandiri • Peduli sosial
• Demokratis • Peduli lingkungan
• Rasa ingin tahu • Tanggung jawab

INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010


Bidang Pendidikan: Penguatan
metodologi dan kurikulum
• Penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai nilai
budaya bangsa untuk membentuk daya
saing dan karakter bangsa.
• Terimplementasinya uji coba kurikulum dan
metode pembelajaran aktif berdasarkan
nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk
daya saing dan karakter bangsa.

225
Pengertian Karakter dan
Pendidikan Karakter
• Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-
nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/
konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
• Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana
untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil.

Tujuan Pendidikan
Karakter
• Meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah melalui
pembentukan karakter peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan.

226
Sasaran :
• Seluruh Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Indonesia.
• Semua warga sekolah, terutama para
peserta didik sebagai prioritas utama.
• Pendidik berperan sebagai teladan (ing
ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani)

Contoh:
Nilai-nilai yang perlu
diinternalisasikan
di SD & SMP

227
Berdasarkan nilai-nilai pada SKL, SK/KD, dan
kewirausahaan:
25 butir terbagi dalam 5 kelompok
TUHAN YME
Nilai
Nilai
-
-
Moral Nilai
Nilai
Knowi
ng Catatan:
DIRI SENDIRI SESAMA
Dengan alasan fisibilitas
penanaman, setiap mata
KARAKTER pelajaran TIDAK harus
Nilai
menanamkan semua nilai
Nilai
-
Moral Moral - karakter. Setiap mapel DAPAT
Action Feeling Nilai
Nilai memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai tertentu yang paling
relevan/dekat dengan sifat isi
KEBANGSAAN LINGKUNGAN dan kegiatan pembelajaran
pada mapel ybs.
Nilai
-
Nilai

Nilai Karakter dalam Hubungannya


dengan Tuhan

• Kereligiusan

228
Nilai Karakter dalam Hubungannya
dengan Diri Sendiri

• Kejujuran • Cinta ilmu


• Kecerdasan • Rasa percaya diri
• Rasa tanggung jawab • Kemandirian
• Kebersihan dan • Keberanian mengambil
kesehatan
• Kedisiplinan resiko
• Berpikir logis, kritis, • Berorientasi pada
kreatif, inovatif tindakan
• Ketangguhan • Jiwa kepemimpinan
• Keingintahuan • Kerja keras

Nilai Karakter dalam Hubungannya


dengan Sesama

• Tolong menolong
• Kesantunan
• Kesaadaran akan hak dan kewajiban diri
dan orang lain
• Kepatuhan pada aturan-aturan sosial
• Menghargai karya dan prestasi orang
lain
• Demokrasi.

229
Nilai Karakter dalam Hubungannya
dengan Lingkungan:

• Kepedulian terhadap lingkungan

Nilai Kebangsaan:

• Nasionalisme
• Menghargai
keberagaman

230
Nilai-nilai Pangkal Tolak Pengembangan
Karakter
1. Kereligiusan
2. Kejujuran
3. Kecerdasan
4. Tanggung jawab
5. Kebersihan dan kesehatan
6. Kedisiplinan
7. Tolong-menolong
8. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif

Catatan :
Nilai-nilai tersebut merupakan karakter yang pada tahap awal
pendidikan karakter ini diprioritaskan internalisasinya, lewat
semua mata pelajaran.

231
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI

Teori MASYA-
SATUAN KELUARGA RAKAT
Pendidikan, Nilai-nilai Perilaku
Psikologi, Berkarakter
Nilai, Sosial Luhur PENDIDIKAN
Budaya

Pengalaman terbaik HABITUASI


(best practices)dan
praktik nyata

PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.

Contoh:
Skema Pendidikan Karakter di SD &
SMP
Agama, Pancasila,
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI

MANAJEMEN
Teori
KEG. PEMB. PEMBELAJARAN
Pendidikan, Nilai-nilai Perilaku
Psikologi,
Nilai, Sosial Karakter KESISWAAN Berkarakter
Budaya

Standar HABITUASI
Kompetensi
Lulusan (SKL),
Standar Isi,
Kewirausahaan
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.

232
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam
Pembelajaran Semua Mata Pelajaran

• Perencanaan
• Penyusunan
Silabus
• RPP Siswa
• Bahan Ajar SD &
Nilai-Nilai SMP
Karakter Berka-
• Pelaksanaan rakter
• Kegiatan Pembelajaran
(Pembelajaran aktif -
misalnya CTL)

• Evaluasi

Contoh :
MODEL SILABUS, RPP, dan BAHAN
AJAR
Untuk memfasilitasi sekolah melaksanakan
pendidikan karakter, Direktorat PSMP telah
mengembangkan model-model silabus, RPP,
dan bahan ajar (lihat lampiran). Selain itu juga
telah dikembangkan Buku Panduan bagi Guru
Mata Pelajaran Menggunakan BSE untuk
Pendidikan Karakter.

233
Pelaksanaan Pembelajaran

INTERVENSI
P e m b e l a j a r a n Ak t i f , a . l . : C o n t e x t u a l Te a c h i n g a n d L e a r n i n g

Kegiatan Inti:
Pendahulua
n
• Eksplorasi Penutup
• Elaborasi
• Konfirmasi

HABITUASI

Evaluasi:
Authentic Assessment
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes Tertulis • Pilihan ganda • Pilihan singkat
• Benar-salah • Uraian
• Menjodohkan
Tes Lisan • Daftar pertanyaan
Tes Kinerja • Tes tulis keterampilan • Tes simulasi
• Tes identifikasi • Tes uji petik kerja
Penugasan individual • Pekerjaan rumah
atau kelompok • Proyek
Observasi • Lembar observasi/lembar pengamatan
Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
Jurnal • Buku catatan jurnal
Penilaian diri • Lembar penilaian diri/kuesioner
Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman

234
PENILAIAN KARAKTER
• MK/A = Membudaya (apabila peserta didik terus
menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten)
• MB/B = Mulai Berkembang (apabila peserta didik
sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
• MT/C = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah
mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
• BT/D = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum
memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).

Contoh:
Pembinaan Karakter melalui Manajemen
Sekolah

• Penyusunan RKS/RKAS
• Penyusunan dan Pelaksanaan
Pedoman dan Struktur Sekolah
• Kesiswaan
• Kurikulum dan Kegiatan
Pembelajaran
• Pendidik dan Tenaga Siswa
Kependidikan SMP
Nilai-Nilai
• Sarana/Prasarana Berka-
Karakter
• Keuangan dan Pembiayaan rakter
• Budaya dan Lingkungan
Sekolah
• Peranserta Masyarakat dan
Kemitraan Sekolah
• Kepemimpinan Sekolah
• Sistem Informasi Manajemen

235
Contoh:
Pembinaan Karakter melalui Kegiatan
Kesiswaan

• Pembiasaan Akhlak Mulia


• MOS, OSIS,
• Tatakrama dan Tata Tertib
Kehidupan Sosial Sekolah
• Kepramukaan
• Upacara Bendera Siswa
Nilai-Nilai • Pendidikan Pendahuluan Bela SMP
Karakter Negara Berka-
• Pendidikan Berwawasan rakter
Kebangsaan
• UKS
• PMR
• Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba

TERIMA kasih

236
Isu Gender dalam Penyusunan Rencana
KerjaSekolah
DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKATDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
NON FORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010

LATARBELAKANG
Perhatikan hal yang berkaitan dengan millennium development goals (MDGs) dan data lama-
sekolah sebagian penduduk Indonesia seperti yang dipaparkan dio bawah ini.
Goal 2: mencapaipendidikandasarbagisemuadengantujuanbahwapadatahun 2015
semuaanakbaiklaki-lakimaupunperempuandapatmengenyampendidikandasar
Goal 3:
mempromosikankesetaraandanpemberdayaanperempuandengantujuanuntukmenghapuskans
egalabentukdisparitas gender dalampendidikandasardanmenengah paling lambatpadatahun
2015.
Rata-rata Lama Sekolah (dalamtahun)
PendudukBerusia 15 TahunKeatasMenurutTipe Daerah danJenisKelamin, Tahun 2008

Indeks Paritas
Tipe Daerah Laki-laki Perempuan L+P
Gender

Perkotaan 9,4 8,5 8,9 0,90


Perdesaan 6,6 5,7 6,2 0,86
K+D 8,0 7,1 7,5 0,89
 Capaianpendidikanperempuanlebihrendahdibandingkanlaki-laki, baik di
perkotaanmaupun di perdesaan

Dua hal ini merupakan bagian penting dari tumbuhkembang inisiatif pemertintah Indonesia
untuk mengagendakan secara nasional upaya “Pengarusutamaan Gender” (PUG)

APA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM KELUARGA?


Suatukondisiyangsetaradanseimbangantara laki-laki dan
perempuandalammemperolehpeluang/ kesempatan, partisipasi,
kontroldanmanfaatpembangunan, baik di dalammaupun di luarrumahtangga.

237
MENGAPA PERLU MENYELENGGARAKAN PUG ?
• Memperolehakses yang samakepadasumberdayapembangunan;
• Berpartisipasi yang samadalam proses pembangunan, termasukproses
pengambilankeputusan;
• Memilikikontrol yang samaatassumberdayapembangunan; dan
• Memperolehmanfaat yang samadarihasilpembangunan.

KOMITMEN NASIONAL TENTANG PUG


• Untukmelaksanakan PUG ini, padatahun 2000 telahdikeluarkanInstruksiPresiden No.9
TentangPengarusutamaan Gender (PUG) dalampembangunanNasional.
Melaluiinstruksi ini Presiden Republik Indonesia
telahmengintruksikankepadaseluruhKementerian/Lembagasertapemerintahprovinsi
dan kabupaten/kota untukmelaksanakan PUG kedalamperencanaan, pelaksanaan,
sertapemantauan dan evaluasiataskebijakan dan program yang berperspektif gender
diseluruhaspekpembangunan

• Undang-undang No. 17 tahun 2007


tentangRencanaPembangunanJangkaPanjangNasional (RPJPN) Tahun 2005-2025.
Dalam UU tersebutpeningkatankesetaraan gender
merupakansalahsatutujuanRencanaPembangunanJangkaMenengah (RPJM) Ke-2 (2010-
2014)

• Permendagri No 15 Tahun 2008


TentangPedomanUmumPelaksanaanPengarusutamaan Gender di daerah

• Permendiknas No.84 Tahun 2008 TentangPedomanPelaksanaan PUG


BidangPendidikan yang memberiacuanpelaksanaan PUG
bidangpendidikanmulaitingkatpusat, provinsi, kabupaten/kota
sampaidengansatuanpendidikan.

PUG DALAM INSTRUKSI PRESIDEN ( Inpres No.9 Tahun 2000)


Suatustrategiuntukmencapaikesetaraandankeadilan gender (KKG) melaluikebijakandan
program yang memperhatikanpengalaman, aspirasi,
kebutuhan,danpermasalahanperempuandanlaki-lakikedalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, danevaluasiatasseluruhkebijakandan program di
berbagaibidangkehidupandansektorpembangunan

PUG DALAM PERATURANMENTERI PENDIDIKAN


(PERMEN DIKNAS NO. 84, THN 2008 TENTANGPEDOMAN PELAKSANAAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN)
TujuanPengarusutamaan Gender
• memberikan acuan bagi para pemegang kebijakan dan pelaksana pendidikan dalam
menyusun strategi pengintegrasian gender yang dilakukan melalui perencanaan,
pelaksanaan, penganggaran,

238
• pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan bidang
pendidikan;
• mewujudkan perencanaan berperspektif gender melalui pengintegrasian pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, potensi, dan penyelesaian permasalahan laki-Iaki dan perempuan;
• mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender pada satuan pendidikan dan masyarakat;
• mewujudkanpengelolaananggaranpendidikan yang responsif gender;
• meningkatkankesetaraan dan keadilandalamkedudukan, peranan, dan
tanggungjawablaki-laki dan perempuansebagaiinsan dan sumberdayapembangunan.

INTEGRASI KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH (SBM)
Kesetaraandankeadilan gender dapatdiintegrasikanmelaluitugasdanfungsi (tupoksi)
sekolahdalammenerapkan MBS yang meliputikomponen-komponensebagaiberikut :
• pengelolaan proses belajarmengajar
• perencanaan , evaluasidansupervisi
• pengelolaankurikulum
• pengelolaanketenagaan
• pengelolaanfasilitas
• pengelolaankeuangan
• pelayanansiswa
• peransertamasyarakat
• pengelolaanbudayasekolah

LangkahIntegrasiKeadilandanKesetaraan Gender dalamManajemenBerbasisSekolah (MBS) :


• Merumuskanvisi, misi, tujuandansasaransekolahdenganmemasukkankesetaraan gender
sebagaibagian integral daneksplisit

• Mengidentifikasifungsi-fungsisekolah yang menggunakanprinsip MBS


denganmengintegrasikanmasalah gender yang diperlukanuntukmencapaisasaran

• Melakukananalisis SWOT untukmengetahuipotensipengembangankesetaraan gender


dalamperencanaanprogramdanpengembanganstrategisuntukmencapaisasaran

• Mengidentifikasilangkah-langkahpemecahanmasalahterkaitdenganhambatankesetaraan
gender di sekolahakibatkonstruksisosialbudaya

• Menyusunrencanadan program peningkatanmutu yang responsifterhadapperbedaan


gender sebagaikonstruksisosialdenganmemperhatikankebutuhan gender praktisdan
gender strategis

• Melakukan monitoring danevaluasidenganmenggunakanindikatorkesetaraan gender


danindikatorkebijakanresponsif gender

239
• Merumuskansasaranmutubarumelauireformulasimanajemensekolah yang bias
ataunetral gender menujumanajemenresponsif gender

KarakteristikManajemenBerbasisSekolah (MBS) yang responsifGender :


• Memilikivisidanmisi yang berperspektif gender

• Kepalasekolahmemilikikarakteristik yang profesionaldansensitif gender

• Karakteristik guru yang profesionaldansensitif gender

• Kurikulum yang seimbangdanresponsif gender

• Lingkungansekolah yang sensitif gender

• Lingkunganfisikdanpembelajaran yang ramahterhadapperbedaan gender

• Manajemensekolah yang responsif gender

• Ada upayamewujudkankomitesekolahresponsif gender

IdentifikasiIsu-isu Gender di Sekolah / PerguruanTinggi :


1. Aksesterhadapsemua program/kegiatan

2. Partisipasidalampengambilankebijakan

3. Kontrolterhadapsumber-sumberdaya

4. Manfaatdari program/kegiatan yang dilaksanakan

TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH/PT YANG RESPONSIF GENDER (PSBG)


Apa Tujuan Sekolah /PerguruanTinggiResponsifGender (PSBG)?
Mewujudkankesempatanpendidikan yang adildansetaraadilpadasemuajalur, jenjang,
danjenispendidikan,
mendorongpeningkatanmutudanefisiensimelaluipemberdayaanpotensiperempuandanlaki-
lakisecara optimal, danmemperkecilketimpangan gender terutamapadajurusan/program
studidanbidangkejuruan
MengapaPendidikanSekolah /PerguruanTinggiResponsif Gender (PSBG)?
• Kebijakansekolahcenderungnetral (beberapa bias) gender, yang
berdampakterhadaptingkatpemerolehanmanfaat yang berbedaantaralaki-
lakidanperempuan (laki-
lakibiasanyamendapatkanmanfaatlebihtinggidibandingkanperempuan).
• Masihterdapatbahanajar yang mengandungstereotipe gender yang menguatkanprilaku
bias gender di masyarakat.
• Perilaku guru yang belumsensitif gender, yang berdampakpadabentuk-bentukprilaku
yang bias gender.
• Penataansaranadanprasarana di sekolah /Perguruan Tinggi yang
belummemperhatikankebutuhanspesifikperempuandanlaki-laki.
• Keterwakilananggotamasyarakatdalamkomitesekolahdandewanpendidikanmasihdidom
inasiolehlaki-laki.

240
APA RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Melakukanpengarusutamaan gender padaaspek:
1. ManajemenSekolah, yang meliputi; Organisasidanbudayasekolah, SaranadanPrasarana,
AdministrasiSekolah, KebijakandanPengelolaanSekolah

2. Proses Pembelajaran; perencanaanpembelajaran, penyusunanbahan ajar, prilaku guru,


metode/pendekatandalampembelajaran, danevaluasipembelajaran

3. Peransertamasyarakatdalampendidikan

SIAPA SASARAN PENDIDIKAN SEKOLAH /PT RESPONSIF GENDER ?


1. ManajerSekolah

2. TenagaPendidikdanKependidikan

3. Stakeholderspendidikan (KomiteSekolah, PenulisBahan Ajar, Penerbit, Orang tua)

4. Pesertadidik

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH/ PT RESPONSIF GENDER ?


1. ManajemenSekolah

2. Pembelajaran

3. Peran Serta Masyarakat

IndikatorSekolah /PerguruanTinggiResponsif Gender


AspekManajemen:
1. Laki-lakidanperempuanmemilikikesempatandanperan yang
yangsamaatausetaradalammengendalikansistempendidikan di sekolah;

2. Laki-lakidanperempuanmemilikikesempatandanperan yang
samaatausetaradalammembina, mengarahkandanmelaksanakanpelayananpendidikan di
sekolahdandapatmemperolehmanfaat yang samadarikesempatandanperantersebut;

3. Sekolahmenghargaiadanyakarakterkerja, kesempatandantugaskultur yang


berbedaantaralaki-
lakidanperempuandalamkehidupanpribadimaupundalammenjalankantugaskedinasan;

4. Data daninformasi yang digunakanoleh guru dankepalasekolahterpilahantaralaki-


lakidanperempuan, dandigunakanuntukanalisispendidikan yang berpihakpadalaki-
lakidanperempuansecaraseimbang;

5. Perempuandanlaki-lakimemilikihak yang
samauntukmenempatijabatanstrukturaldan/ataujabatanfungsional di sekolah,
melakukanpengendalianterhadap program sertamemperolehmanfaat yang sama;

6. Sekolahmemilikisarana-parasarana yang
dapatdiaksesolehsertamemenuhikebutuhankhususlaki-lakidanperempuan, seperti:

241
kamarmandi, lapanganolahraga, alat-alatolahraga, pakaianolah raga, kamarganti,
bangsa, dsb,

MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH RESPONSIF GENDER

Isu gender padaBudayaSekolah


1. Kesenjangan gender dalamkaitandenganpartisipasimurid yang
dapatditunjukkandenganproporsijumlahmurid di sekolah yang
menyebabkanjeniskelaminlaki-lakimenjadikelompok yang
mendominasidibandingkandenganmuridperempuan

2. Stereotipiataupembakuancitradariperan-peranlaki-lakimaupunperempuan yang
merugikansalahsatujeniskelamin.

3. Diskriminasiterhadapjeniskelamintertentusehinggamenghalangiuntukmendapatkanhak-
haknyasertamelaksanakanperan-perannya di lingkungansekolah

4. Kekerasanberbasis gender, baikfisik, psikismaupunseksual,


sepertimemandanglebihrendahdanmeminggirkan, pelecehanseksual, dan yang
sejenisnya.

Upaya MenciptakanBudayaSekolahResponsif Gender


1. Menciptakan rasa amandannyamantanpaadakekerasanfisik, psikis,
seksualberbasisperbedaanjeniskelamin

2. Memberikanpenghargaandanpenghormatansesuaidenganposisidanperannyamasing-
masing

3. Menghindariterjadinyadiskriminasi gender baikterhadaplaki-


lakimaupunterhadapperempuan

Standar Minimal PUG Pusat Dan Daerah


NO INDIKATOR STANDAR MINIMAL PENCAPAIAN
1 DukunganKebijakan/ AdanyasuratkeputusanDirjen/Gubernur/
Komitmen Bupatimengenaipelaksanaan PUG bidangpendidikan
2 Kelembagaan AdanyaPokja PUG BidangPendidikan di pusatdandaerah
3 Focal Point Adanya 1 orang di pusatdandaerah yang
mempunyaipemahamanPUG denganbaik
4 Program Adanya minimal 1 program pendidikan responsive gender
5 Pendataan Tersedianya data pendidikanterpilahmenurutjeniskelamin
6 Anggaran Adanyadukungan APBD untuk program PUG
7 Alatanalisis Adanyasalahsatualatanalisis gender yang
dipahamidandipergunakandalamperencanaan program
pendidikan

242
DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010

243
TARGET MDGs
Goal 2: mencapai pendidikan dasar bagi semua
dengan tujuan bahwa pada tahun 2015 semua
anak baik laki-laki maupun perempuan dapat
mengenyam pendidikan dasar
Goal 3: mempromosikan kesetaraan dan
pemberdayaan perempuan dengan tujuan
untuk menghapuskan segala bentuk
disparitas gender dalam pendidikan dasar dan
menengah paling lambat pada tahun 2015.

244
KONDISI UMUM
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
 IDG Indonesia menunjukkan
peningkatan, yaitu dari 0,597 Ekonomi (akses lapangan
pada tahun 2004 menjadi 0,621 kerja), angka pengangguran
pada tahun 2007 (KNPP-BPS). terbuka perempuan mengalami
penurunan dari 13,72 % (2006)
Trend Indeks Pemberdayaan Gender/GEM, menjadi 9,29 % (2008)
2004-2007
(Sakernas).
0,630

0,620 0,613
0,621 Jabatan publik, persentase
0,618 perempuan yang menduduki
0,610
jabatan eselon I sampai eselon
0,600 IV, masing-masing sebesar 9,6
0,590 0,597 %, 6,6 %, 13,7 %, dan 22,4
%(2006). Persentase tersebut
0,580
2004 2005 2006 2007
meningkat pada tahun 2008
khususnya untuk eselon II
sampai eselon IV, masing-masing
sebesar 7,1 %, 14,5 %, dan 23,5
%.

Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun)


Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, Tahun 2008

Indeks Paritas
Tipe Daerah Laki-laki Perempuan L+P
Gender

Perkotaan 9,4 8,5 8,9 0,90


Perdesaan 6,6 5,7 6,2 0,86
K+D 8,0 7,1 7,5 0,89
Sumber : Diolah dari Data Susenas 2008

 Capaian pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-


laki, baik di perkotaan maupun di perdesaan

245
Perkembangan Nilai dan Angka Kelulusan SMP
menurut Jenis Kelamin 2005-2009
7,6

7,4
7,4

7,2 7,13 7,3


7,1

7 6,95
7,01
6,95
6,8
6,81
Nilai (L)
6,6 6,52 Nilai (P)

6,4

6,37
6,2

5,8

2005 2006 2007 2008 2009

APA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER


DALAM KELUARGA?

Suatu kondisi yang setara dan seimbang antara laki-laki dan


perempuan dalam memperoleh peluang/
kesempatan, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan, baik
di dalam maupun di luar rumah tangga.

246
STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN
PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

1.Integrasi
kebutuhan Kesetaraan
laki-laki dan
perempuan
0
dalam seluruh
kebijakan U
dan program T
STRATEGI
TUJUAN Jalur-kembar C
Keadilan Pengarus- 0
Gender utamaan
gender M
E

2. Kegiatan S
khusus yg
ditujukan untuk
PEMBERDAYAAN
pemberdayaan
perempuan PEREMPUAN

Sumber: Caroline Moser, 2005

MENGAPA PERLU
MENYELENGGARAKAN PUG ?

Identifikasi apakah laki-


laki-laki & perempuan

• Memperoleh akses yang sama kepada sumber daya pembangunan;


• Berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, termasuk
proses pengambilan keputusan;
• Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan; dan
• Memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan.

247
Komitmen Nasional
• Untuk melaksanakan PUG ini, pada tahun 2000 telah dikeluarkan
Instruksi Presiden No.9 Tentang Pengarusutamaan Gender (PUG)
dalam pembangunan Nasional. Melalui instruksi ini Presiden
Republik Indonesia telah mengintruksikan kepada seluruh
Kementerian/Lembaga serta pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota untuk melaksanakan PUG kedalam perencanaan,
pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan
program yang berperspektif gender diseluruh aspek
pembangunan
• Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-
2025. Dalam UU tersebut peningkatan kesetaraan gender
merupakan salah satu tujuan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Ke-2 (2010-2014)
• Permendagri No 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah
• Permendiknas No.84 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan
PUG Bidang Pendidikan yang memberi acuan pelaksanaan PUG
bidang pendidikan mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota
sampai dengan satuan pendidikan.

248
PENGARUSUTAMAAN
GENDER
(Inpres No.9 Tahun 2000)
Suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender (KKG) melalui kebijakan dan
program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan,
dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke
dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di
berbagai bidang kehidupan dan sektor
pembangunan

249
Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional
dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan
Gender bidang pendidikan

VISI & MISI RENSTRA 2010-2O14


Visi Kementerian Pendidikan Nasional :
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk
Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif
Misi
1.Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan
2.Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan
3.Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan
4.Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan
5.Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan

TUJUAN STRATEGI RENSTRA 2010-2O14


1. Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan
berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten, dan kota;
2. Terjaminnya kepastian memperoleh layanan Dikdas bermutu
dengan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten, dan
kota;
3. Tersedia dan terjangkaunya layanan Dikmen yang
bermutu, relevan, dan berkesetaraan di semua
provinsi, kabupaten, dan kota;
4. Tersedia dan terjangkaunya layanan Dikti
bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan
di semua provinsi;
5. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa
berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
6. Tersedianya sistem tata kelola dan handal dalam menjamin
terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional

250
Indikator Kinerja Kunci Penerapan Strategi Perluasan dan Pemerataan Akses
Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender
dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat 2010-2014

Kode IKK Kondisi Tahun


Awal
(2009)

2010 2011 2012 2013 2014


501 Tingkat Literasi Penduduk usia ≥ 95.0% 95.6^ 96.2% 96.8% 97.4% 98.0%
15 Tahun
502 Rasio Kesetaraan Gender Tingkat 97.3% 97.6% 97.8% 98.0% 98.0% 98.0%
Literasi
503 Persentase Provinsi dengan 69.7% 74.8% 79.8% 84.9% 89.9% 95.0%
Tingkat Literasi > 95%
504 Persentase Kota dengan Tingkat 70.0% 75.0% 80.0% 85.0% 90.0% 95.0%
Literasi > 95%
505 Persentase Kab dengan Tingkat 60.0% 65.0% 70.0% 75.0% 80.0% 85.0%
Literasi > 95%
507 Persentase PKBM Berakreditasi 1.3% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0%

508 Persentase Kab/Kota yang 5.0% 14.0% 23.0% 32.0% 41.0% 50.0%
Mengarusutamakan Gender
509 Persentase Pemegang SUKMA 2% 5% 9% 16% 19% 20.0%
Menempuh PKH

251
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 84 TAHUN 2008
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER
BIDANG PENDIDIKAN

Tujuan Pengarusutamaan Gender


 memberikan acuan bagi para pemegang kebijakan dan
pelaksana pendidikan dalam menyusun strategi
pengintegrasian gender yang dilakukan melalui
perencanaan, pelaksanaan, penganggaran,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan bidang pendidikan;
 mewujudkan perencanaan berperspektif gender melalui
pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi,
dan penyelesaian permasalahan laki-Iaki dan perempuan;
 mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender pada satuan
pendidikan dan masyarakat;
 mewujudkan pengelolaan anggaran pendidikan yang
responsif gender;
 meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan,
peranan, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan
sebagai insan dan sumber daya pembangunan.

252
Integrasi Keadilan dan Kesetaraan Gender dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) :

Kesetaraan dan keadilan gender dapat diintegrasikan melalui


tugas dan fungsi (tupoksi) sekolah dalam menerapkan MBS yang
meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
• pengelolaan proses belajar mengajar
• perencanaan , evaluasi dan supervisi
• pengelolaan kurikulum
• pengelolaan ketenagaan
• pengelolaan fasilitas
• pengelolaan keuangan
• pelayanan siswa
• peran serta masyarakat
• pengelolaan budaya sekolah

253
Langkah Integrasi Keadilan dan Kesetaraan Gender
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) :
• Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah dengan memasukkan
kesetaraan gender sebagai bagian integral dan eksplisit
• Mengidentifikasi fungsi-fungsi sekolah yang menggunakan prinsip MBS
dengan mengintegrasikan masalah gender yang diperlukan untuk
mencapai sasaran
• Melakukan analisis SWOT untuk mengetahui potensi pengembangan
kesetaraan gender dalam perencanaan programdan pengembangan
strategis untuk mencapai sasaran
• Mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan masalah terkait dengan
hambatan kesetaraan gender di sekolah akibat konstruksi sosial budaya
• Menyusun rencana dan program peningkatan mutu yang responsif
terhadap perbedaan gender sebagai konstruksi sosial dengan
memperhatikan kebutuhan gender praktis dan gender strategis
• Melakukan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan indikator
kesetaraan gender dan indikator kebijakan responsif gender
• Merumuskan sasaran mutu baru melaui reformulasi manajemen sekolah
yang bias atau netral gender menuju manajemen responsif gender

Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


yang responsif Gender :

• Memiliki visi dan misi yang berperspektif gender


• Kepala sekolah memiliki karakteristik yang profesional dan
sensitif gender
• Karakteristik guru yang profesional dan sensitif gender
• Kurikulum yang seimbang dan responsif gender
• Lingkungan sekolah yang sensitif gender
• Lingkungan fisik dan pembelajaran yang ramah terhadap
perbedaan gender
• Manajemen sekolah yang responsif gender
• Ada upaya mewujudkan komite sekolah responsif gender

254
Identifikasi Isu-isu Gender di Sekolah /
Perguruan Tinggi :

1. Akses  terhadap semua program/kegiatan


program/kegiatan
2. Partisipasi  dalam pengambilan kebijakan
3. Kontrol  terhadap sumber-
sumber-sumber daya
4. Manfaat  dari program/kegiatan
program/kegiatan yang
dilaksanakan

APA TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH


/Perguruan Tinggi RESPONSIF GENDER
(PSBG)?

Mewujudkan kesempatan pendidikan yang adil dan


setara adil pada semua jalur,
jalur, jenjang,
jenjang, dan jenis
pendidikan,
pendidikan, mendorong peningkatan mutu dan
efisiensi melalui pemberdayaan potensi perempuan
dan laki-
laki-laki secara optimal, dan memperkecil
ketimpangan gender terutama pada
jurusan/program
jurusan/program studi dan bidang kejuruan.
kejuruan.

255
Mengapa Pendidikan Sekolah /Perguruan
Tinggi Responsif Gender (PSBG)?
 Kebijakan sekolah cenderung netral (beberapa
bias) gender, yang berdampak terhadap tingkat
pemerolehan manfaat yang berbeda antara laki-
laki dan perempuan (laki-laki biasanya
mendapatkan manfaat lebih tinggi dibandingkan
perempuan).
 Masih terdapat bahan ajar yang mengandung
stereotipe gender yang menguatkan prilaku bias
gender di masyarakat.
 Perilaku guru yang belum sensitif gender, yang
berdampak pada bentuk-bentuk prilaku yang
bias gender.

Mengapa Pendidikan Sekolah /Perguruan


Tinggi Responsif Gender (PSBG)?

 Penataan sarana dan prasarana di sekolah /


Perguruan Tinggi yang belum memperhatikan
kebutuhan spesifik perempuan dan laki-laki.
 Keterwakilan anggota masyarakat dalam komite
sekolah dan dewan pendidikan masih didominasi
oleh laki-laki.

256
RUANG LINGKUP SISTEM PENGELOLAAN

PENATAAN RUANG
MANAJEMEN
SEKOLAH PENGELOLAAN SAR-PRAS

PEMBELAJARAN

PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
SEKOLAH PROSES MATERI PEMBELAJARAN
BERWAWASAN PEMBELAJARAN
GENDER PENGGUNAAN BAHASA

INTERAKSI KELAS

KOMITE SEKOLAH

HUBUNGAN GURU DENGAN


PERAN SERTA ORANGTUA
MASYARAKAT
PENGELOLAAN PUBERTAS

PELECEHAN SEKSUAL

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH


RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Melakukan pengarusutamaan gender pada aspek:
aspek:
1. Manajemen Sekolah,
Sekolah, yang meliputi;
meliputi; Organisasi
dan budaya sekolah,
sekolah, Sarana dan
Prasarana,
Prasarana, Administrasi Sekolah,
Sekolah, Kebijakan dan
Pengelolaan Sekolah
2. Proses Pembelajaran;
Pembelajaran; perencanaan
pembelajaran,
pembelajaran, penyusunan bahan ajar, prilaku
guru, metode/
metode/pendekatan dalam
pembelajaran,
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran
3. Peran Serta Masyarakat dalam pendidikan

257
SIAPA SASARAN PENDIDIKAN SEKOLAH /PERGURUAN
TINGGI RESPONSIF GENDER ?

1. Manajer Sekolah
2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
3. Stakeholders pendidikan (Komite Sekolah,
Sekolah,
Penulis Bahan Ajar, Penerbit,
Penerbit, Orang tua)
tua)
4. Peserta didik

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH/


PERGURUAN TINGGI RESPONSIF GENDER ?

1. Manajemen Sekolah
2. Pembelajaran
3. Peran Serta Masyarakat

258
Indikator Sekolah /Perguruan Tinggi Responsif
Gender
Aspek Manajemen:
1. Laki-
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan
peran yang yang sama atau setara dalam
mengendalikan sistem pendidikan di sekolah;
sekolah;
2. Laki-
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan
peran yang sama atau setara dalam
membina,
membina, mengarahkan dan melaksanakan
pelayanan pendidikan di sekolah dan dapat
memperoleh manfaat yang sama dari kesempatan
dan peran tersebut;
tersebut;
3. Sekolah menghargai adanya karakter
kerja,
kerja, kesempatan dan tugas kultur yang berbeda
antara laki-
laki-laki dan perempuan dalam kehidupan
pribadi maupun dalam menjalankan tugas kedinasan;
kedinasan;

3. Data dan informasi yang digunakan oleh guru dan


kepala sekolah terpilah antara laki-
laki-laki dan
perempuan,
perempuan, dan digunakan untuk analisis pendidikan
yang berpihak pada laki-
laki-laki dan perempuan secara
seimbang;
seimbang;
5. Perempuan dan laki-
laki-laki memiliki hak yang sama untuk
menempati jabatan struktural dan/dan/atau jabatan
fungsional di sekolah,
sekolah, melakukan pengendalian
terhadap program serta memperoleh manfaat yang
sama;
sama;
6. Sekolah memiliki sarana-
sarana-parasarana yang dapat
diakses oleh serta memenuhi kebutuhan khusus laki- laki-
laki dan perempuan,
perempuan, seperti:
seperti: kamar mandi,
mandi, lapangan
olahraga,
olahraga, alat-
alat-alat olahraga,
olahraga, pakaian olah raga, kamar
ganti,
ganti, bangsa,
bangsa, dsb,
dsb,

259
MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH RESPONSIF
GENDER

Isu gender pada Budaya Sekolah


1. Kesenjangan gender dalam kaitan dengan partisipasi
murid yang dapat ditunjukkan dengan proporsi jumlah
murid di sekolah yang menyebabkan jenis kelamin laki-
laki menjadi kelompok yang mendominasi dibandingkan
dengan murid perempuan
2. Stereotipi atau pembakuan citra dari peran-peran laki-laki
maupun perempuan yang merugikan salah satu jenis
kelamin.
3. Diskriminasi terhadap jenis kelamin tertentu sehingga
menghalangi untuk mendapatkan hak-haknya serta
melaksanakan peran-perannya di lingkungan sekolah
4. Kekerasan berbasis gender, baik fisik, psikis maupun
seksual, seperti memandang lebih rendah dan
meminggirkan, pelecehan seksual, dan yang sejenisnya.

260
Upaya Menciptakan Budaya Sekolah Responsif
Gender

1. Menciptakan rasa aman dan nyaman tanpa ada


kekerasan fisik,
fisik, psikis,
psikis, seksual berbasis
perbedaan jenis kelamin
2. Memberikan penghargaan dan penghormatan
sesuai dengan posisi dan perannya masing-
masing-
masing
3. Menghindari terjadinya diskriminasi gender baik
terhadap laki-
laki-laki maupun terhadap perempuan

Standar Minimal PUG Pusat Dan Daerah


NO INDIKATO STANDAR MINIMAL PENCAPAIAN
R
1 Dukungan Adanya surat keputusan Dirjen/Gubernur/ Bupati
Kebijakan/ mengenai pelaksanaan PUG bidang pendidikan
Komitmen
2 Kelembagaan Adanya Pokja PUG Bidang Pendidikan di pusat dan
daerah
3 Focal Point Adanya 1 orang di pusat dan daerah yang mempunyai
pemahaman PUG dengan baik
4 Program Adanya minimal 1 program pendidikan responsive
gender
5 Pendataan Tersedianya data pendidikan terpilah menurut jenis
kelamin
6 Anggaran Adanya dukungan APBD untuk program PUG
7 Alat analisis Adanya salah satu alat analisis gender yang dipahami
dan dipergunakan dalam perencanaan program
pendidikan

261
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
KE DALAM EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M)

Bahan suplemen ini ditujukan untuk membantu sekolah/madrasah dalam menemukenali/mengidentifikasi


ancaman bencana dan mengkaji resiko dampak bencana yang dihadapi sekolah/madrasah, sebagai bagian dari
proses Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M).

Atas dasar penilaian resiko dampak bencana ini, sekolah/madrasah diharapkan dapat menentukan pilihan
tindakan Pengurangan Resiko Bencana menurut jenis dan tingkatan ancaman bencana yang dihadapi
sekolah/madrasah, untuk bisa dimasukkan ke dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana
Kerja Sekolah (RKS)

A. Tentang Ancaman Bencana di Indonesia


Jenis-jenis bencana di Indonesia yang dapat mempengaruhi keamanan dan keselamatan
sekolah/madrasah

Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi, yang
berakibat pada pergerakan permukaan bumi. Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan
rumah, gedung, sekolah/madrasah, jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan
seperti kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa bumi dapat
mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang terletak di atas, meruntuhkan bangunan sekolah/madrasah, dan
menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan.

Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut atau badan air yang
terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar
dengan kecepatan dan elevasi yang tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang
yang sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami dapat
menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah/madrasah, perkantoran dan bangunan publik
lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air yang dekat dengan laut.

Banjir adalah kejadian di mana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang biasanya tidak
digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya tampung sungai, danau, rawa atau penampung air
lainnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi tanah,
dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah/madrasah atau menghanyutkan
peralatan di dalamnya.

Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki suatu lereng. Longsor
dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan
dari batuan atau tanah yang membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di
atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kandungan air, meningkatnya
sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di
permukaan lereng. Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah/madrasah.

Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah/madrasah dan bangunan
publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama
dalam hal pemilihan bahan yang mudah terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan,
atau pemasangan instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus
pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau alat pemanas laiinya.
Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah/madrasah dan menjebak murid dan guru di dalam kungkungan
api.

262
B. Analisis Resiko
Memahami kondisi lingkungan sekolah/madrasah dengan melihat pada ancaman, kerentanan,
keterpaparan dan kekuatan bangunan sekolah/madrasah dalam menghadapi bencana

B.1. Beberapa Pengertian Dasar


Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan resiko bencana
Ancaman (Hazard) adalah suatu kejadian atau peristiwa
alam yang dapat menimbulkan ancaman bencana, seperti
getaran permukaan tanah akibat gempa bumi, luapan air
akibat tsunami atau banjir, dan tanah longsor serta
kebakaran.

Keterpaparan (Exposure) adalah keadaan di mana


manusia berada di hadapan arah ancaman sehingga
berpotensi terkena dampak langsung jika suatu kejadian
alam terjadi. Kejadian alam yang tidak mengenai manusia
bukanlah suatu bencana.

Kerentanan (Vulnerability) adalah suatu keadaan yang Gambar yang menjelaskan ancaman bencana
menyebabkan ketidakmampuan manusia dalam tanah longsor, keterpaparan (exposure) sebagian
menghadapi bahaya. Anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, bangunan sekolah/madrasah terhadap bongkahan
dan penyandang cacat umumnya termasuk kaum rentan. batu yang sewaktu-waktu bisa runtuh, serta
kerentanan murid dan guru yang berada di dalam
Kapasitas (Capacity) adalah kemampuan-kemampuan bangunan sekolah/madrasah.
khusus yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk
menghadapi keadaan darurat bencana. Kapasitas
terbangun melalui pengenalan dan pelatihan
penanggulangan bencana.

B.2. Analisis Sederhana Resiko Bencana Sekolah/madrasah


Y T
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan YA (Y) atau TIDAK (T)
Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah rawan ancaman gempa bumi
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena gempa bumi besar
sebelumnya
Gempa Bumi

Bangunan sekolah/madrasah kami bukan bangunan yang dirancang tahan gempa


Pintu kelas dan gerbang sekolah/madrasah kami tidak cukup lebar untuk
penyelamatan saat gempa
Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat
kejadian gempa bumi
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana gempa bumi
Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah yang rawan terjadinya kejadian bencana
Tsunami

alam tsunami
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana alam
tsunami sebelumnya
Rancangan sekolah/madrasah kami belum memiliki rancangan yang aman dari
tsunami
Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang
aman saat kejadian tsunami
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana tsunami

263
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan YA (Y) atau TIDAK (T) Y T

Sekolah/madrasah kami berada pada daerah berlereng curam yang sewaktu-waktu


bisa longsor
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana tanah
longsor sebelumnya
Longsor

Sekolah/madrasah kami sangat dekat dengan lokasi pusat kejadian bencana tanah
longsor sebelumnya
Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan ancaman tanah longsor
yang ada di sekitar
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk penyelamatan dari tanah longsor

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah yang rawan terhadap kejadian banjir
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang dekat dengan aliran sungai yang
dapat meluap
Banjir

Sekolah/madrasah kami pernah mengalami bencana banjir sebelumnya


Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan resiko genangan akibat
banjir
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana banjir

Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah permukiman padat yang rawan


kebakaran
Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan resiko bencana
kebakaran
Kebakaran

Pintu kelas dan gerbang sekolah/madrasah kami tidak cukup lebar untuk
penyelamatan saat kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat
kejadian kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum memiliki prosedur keselamatan saat terjadi kebakaran

Untuk masing-masing ancaman di atas:


Jika semua jawaban Y, sekolah/madrasah memiliki risiko yang SANGAT TINGGI
Jika lebih banyak jawaban Y, sekolah/madrasah memiliki resiko yang TINGGI
Jika lebih banyak jawaban T, sekolah/madrasah memiliki resiko yang SEDANG
Jika semua jawaban T, sekolah/madrasah memiliki resiko yang RENDAH

C. Tindak lanjut hasil EDS/M tentang resiko bencana yang dihadapi sekolah/madrasah
Menyikapi hasil EDS/M tentang resiko bencana
Secara umum idealnya aspek Keselamatan Sekolah (School Safety) merupakan bagian dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Kalaupun belum menjadi standar wajib, aspek keselamatan merupakan kebutuhan mendasar
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang aman, nyaman dan melindungi.
Bagi sekolah/madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG dari hasil analisis
sederhana di atas, maka disarankan agar sekolah/madrasah merujuk ke Suplemen tentang Pengintegrasian
Tindakan Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja
Sekolah (RKS) yang tersedia pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
oo0oo-

264
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN TINDAKAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
KEDALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

Petunjuk: Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu sekolah/madrasah dalam menindak lanjuti hasil
Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS) tentang Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Kegiatan
Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), melalui penentuan pilihan-pilihan tindakan yang kongkrit
untuk meningkatkan Keamanan dan keselamatan Sekolah (School Safety) dari resiko bencana.

A. Menentukan Pilihan Tindakan Pengurangan Resiko Bencana


Memberikan pilihan tindakan yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi resiko bencana untuk sekolah/
madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG. Ada dua kelompok pilihan
tindakan yang termasuk dalam kategori Tindakan Struktural dan Tindakan Non-Struktural

Tidakan Struktural: upaya yang memerlukan perubahan-perubahan fisik


Penguatan bangunan sekolah/madrasah
Pembuatan jalur penyelamatan (Escape route)
Pembuatan tempat berkumpul (Assembly area)
Perubahan penggunaan ruangan atas pertimbangan unsur keselamatan
Pembuatan tanda-tanda peringatan dan petunjuk jalur penyelamatan
Pelebaran pintu keluar yang membuka jalur penyelamatan untuk menghindari penumpukan
Penggantian jendela dengan bahan yang tidak mudah pecah (seperti menggunakan kaca es)
Penyediaan bangunan unit kesehatan sekolah/madrasah yang tahan gempa
Perbaikan struktural lain yang dirasa perlu

Tindakan Non Struktural: upaya yang memerlukan perubahan-perubahan non-fisik


Evaluasi diri kerentanan bangunan, tata letak dan penempatan barang-barang sekolah/madrasah terhadap
bencana dan ancaman keselamatan yang lain
Penyusunan prosedur tetap penyelamatan saat terjadi bencana
Pelatihan tim manajemen sekolah/madrasah, guru dan siswa tentang prosedur keselamatan
Simulasi dan pelatihan kejadian bencana dan prosedur keselamatan
Pembuatan materi-materi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait bencana
Mengintegrasikan materi terkait bencana dan penanggulangannya ke dalam mata pelajaran yang relevan
(seperti: IPS (Geografi), IPA, dan Lingkungan Hidup)
Pembentukan Tim Siaga Bencana di lingkungan sekolah/madrasah
Pembuatan poster dan petunjuk evakuasi dan tindakan penyelamatan ketika terjadi bencana
Mempersiapkan cadangan logistik untuk kesiapsiagaan bencana yang dirasa paling mungkin terjadi
Perbaikan non-struktural lain yang dirasa perlu

B. Menentukan Kebutuhan Pengurangan Resiko Bencana


Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan sekolah/madrasah dan program perbaikan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi resiko bencana, untuk dimasukkan ke dalam rencana sekolah/madrasah

Jangka Pendek
Evaluasi diri kerentanan bangunan, fasilitas dan lingkungan sekolah/madrasah terhadap berbagai jenis
bencana
Perbaikan sistem pengelolaan sekolah/madrasah agar memiliki prosedur keselamatan
Penyadaran akan pemahaman pentingnya mitigasi bencana dan prosedur keselamatan
Pelaksanaan kegiatan simulasi dan latihan keselamatan menghadapi bencana

Jangka Menengah/Panjang
Perbaikan fasilitas sekolah/madrasah agar memenuhi standar keamanan dan keselamatan menghadapi
bencana

265
Penataan ulang penggunaan ruang kelas, jalur gang, gudang dan lapangan untuk meningkatkan kemudahan
mobilitas
Pemindahan sebagian atau keseluruhan bangunan sekolah/madrasah ke kawasan yang lebih aman dari
bencana

C. Memasukan Pengurangan Resiko Bencana ke dalam rencana sekolah/madrasah


Merencanakan pemenuhan kebutuhan Pengurangan Resiko Bencana dengan menuangkan ke dalam RKS
dan RKT

Langkah awal: idealnya, untuk sekolah/madrasah yang hasil analisis resiko bencana dalam EDS
menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG, maka unsur Keselamatan Sekolah
(School Safety) harus menjadi bagian dari kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan (bagian dari visi
dan misi). Jika Keselamatan Sekolah/ Madrasah merupakan bagian dari tujuan pengembangan
sekolah/madrasah, maka tujuan tersebut bisa diturunkan ke dalam sasaran, kegiatan dan rencana kerja
tahunan.

Jangka waktu perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam
JANGKA MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-STRUKTURAL dapat dikerjakan
dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS, rencana jangka menengah/panjang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan Sekolah/RKS (4 tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam
Rencana Kerja Tahunan (RKT). Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam
Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).

Contoh-contoh kegiatan Jangka Pendek


Membentuk tim siaga bencana sekolah/madrasah
Melakukan evaluasi diri kerentanan bangunan dan lingkungan sekolah/madrasah dari resiko bencana
Menyusun prioritas rencana perbaikan untuk mengurangi kerentanan bangunan dan lingkungan
sekolah/madrasah
Menyusun dan melembagakan prosedur tetap penyelamatan saat terjadi bencana
Melakukan simulasi dan pelatihan penyelamatan saat terjadi bencana
Mendapatkan atau membuat poster dan melakukan kampanye penyadaran prosedur keselamatan saat
bencana
Mengevaluasi secara berkala peningkatan budaya keselamatan di sekolah/madrasah

Contoh-contoh kegiatan Jangka Menengah/Panjang


Pelebaran pintu-pintu kelas dan pintu gerbang sekolah/madrasah untuk mempermudah penyelamatan saat
terjadi bencana
Pembuatan rambu-rambu petunjuk arah, jalur evakuasi dan penyediaan tempat berkumpul (assembly area)
Merenovasi untuk penguatan struktur bangunan inti sekolah/madrasah agar tahan gempa
Pengaturan kembali tata letak ruangan dan peralatan untuk mempermudah proses penyelamatan

D. Referensi dan Nomor Kontak Penting


Jika sekolah/madrasah memiliki resiko tinggi dan perlu informasi lebih lanjut, dapat menghubungi
organisasi dan institusi berikut untuk mendapatkan informasi.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Koordinator Program BOS
Binsar Marpaung

266
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Gedung E, Lantai 15
Jakarta Selatan, 10270
Tel: 021-5725061, 5725613
Fax: 021-5725613
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Koordinator DAK Rehabilitasi Sekolah
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Gedung E, Lantai 5
Jakarta Selatan, 10270
Tel: 021-5725061, 5725613
Fax: 021-5725613
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL
Pusat Data dan Informasi
Dr. Sutopo Purwo Nugroho
Jl. Ir. H. Juanda No. 36
Jakarta
Tel: 021-3442734, 3442985, 3443079
Fax: 021-3505075
Email: sutopopn2011@yahoo.com

BPBD Provinsi/Kab/Kota atau Kantor Kesbanglinmas

267
RENCANA AKSI NASIONAL PEMBERANTASAN
PENGGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA (P4GN)
TAHUN 2011-2015,
PENGERTIAN
Istilah NARKOBA merupakan singkatan dari NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA dan BAHAN
ADIKTIF LAINNYA.
Rincian pengertian lebih lanjut dipaparkan di bawah ini.
• NARKOTIKA

Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
• PSIKOTROPIKA

Adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syarat pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
• BAHAN ADIKTIF LAINNYA

Adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan.
--HEROIN
Jenisnya : dikenal dengan nama Putau atau PTW
KARAKTERISTIK
• Merupakan narkoba yang sangat cepat menimbulkan ketergantungan. berupa serbuk
putih dengan rasa pahit

• Dalam pasaran warnanya putih coklat atau dadu.

• Cara penggunaan dapat disuntikkan, dihirup dan dimakan.

EFEK
• Menimbulkan rasa lesu, penampilan dungu, jalan mengambang, rasa senang yang
berlebihan.

• Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang, keram, mata berair,
hidung berlendir, hilang nafsu makan dan kehilangan cairan tubuh.

• Menimbulkan kematian bila over dosis.

--GANJA dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, stick, cimeng, grass.
KARAKTERISTIK

268
• Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu
lama, terutama bagi mereka yang telah rutin menggunakannya.

• Bentuk daun kering, cairan yang lengket minyak damar ‘ganja’

EFEK
• Menurunkan ketergantungan monorik, peningkatan denyut jantung, rasa gelisah dan
panik, perubahan persepsi tentang ruang dan waktu, depresi, halusinasi, rasa
ketakutan dan agresi, rasa senang yang berlebihan.

• Komplikasi kesehatan pada daerah pernafasan, sistem peredaran darah dan kanker.

MINUMAN BERALKOHON adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan asli pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung karbonhidrat dengan cara
fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara
pengeceran minuman yang mengandung etanol

PSIKOTROPIKA
Jenisnya:
--ECSTASY
Dikenal dengan nama Inex, XTC, huge drig, Yupie drug, essence, darity, butterfly, black,
heart, ice.
KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa tablet dan kapsul warna-warni

• Cara penggunaannya ditelan secara langsung

• Mendorong tubuh melakukan aktivitas melampui batas maksimum

EFEK
• Peningkatan detak jantung & tekanan darah, rasa senang yang berlebihan, hilangnya
rasa percaya diri.

• Setelah efek di atas, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas dan depresi yang
dapat belangsung beberapa hari.

• Gerakan tak terkontrol, mual dan muntah, sakit kepala, hilang selera makan dan rasa
haus yang berlebihan.

• Kematian terjadi karena tidak seimbangnya cairan tubuh, baik karena dehidrasi
ataupun terlalu banyak cariran.

--MEMTHAMPHETAMINE: dikenal dengan nama shabu-shabu atau ubas


KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa kristal dan cairan

269
• Mudah larut dalam alkohol dan air

• Cara penggunaannya dihisap dengan bantuan alat (bong)

BAHAN ADIKTIF LAINNYA


Jenisnya :
--ALKOHOL
refleksi motorik, menekan pernafasan, denyut jantung dan menggangu penalaran dan
penilaian
• Menimbulkan prilaku kekerasan, meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas

• Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu makan, sensitif, tidak dapat tidur, kejang
otot, halusinasi dan bahkan kematian.

• Memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat

--ZAT YANG MENIMBULKAN HALUSINASI


• Jamur kotoran kerbau, sapi kecubung

• Bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna

• Perubahan dan proses berfikir, hilangnya kontrol, hilang orientasi dan depresi.

• Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan

--ZAT YANG MUDAH MENGUAP


• Lem Aica Aibon, Thinner, Bensin, Spirtus

• Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat.

• Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan


dan pelo.

• Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung.

FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA


--FAKTOR INDIVIDU
• Aspek kepribadian

• Kecemasan dan depresi

• Aspek pengetahuan, sikap dan kepercayaan

270
• Keterampilan berkomunikasi

• Faktor emosional dan mental.

--FAKTOR SOSIAL BUDAYA


• Kondisi keluarga/orang tua

• Pengaruh teman sebaya

--FAKTOR LINGKUNGAN DI SEKOLAH


• Tempat berkumpulnya anak-anak sekolah

• Tidak ada kebijakan di sekolah tentang narkoba

• Tidak ada tata tertib sekolah tentang narkoba

--FAKTOR LAIN LINGKUNGAN


• Pengaruh iklan atau promosi

• Pengaruh dari orang di lingkungan rumah yang sering berbuat negatif

AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA


• Penyakit AIDS

• Paru-paru

• Jantung

• Hepatitis

• Over dosis

• Kriminalitas

• Kekerasan/kejahatan

• Putus sekolah

• Gangguan Jiwa

TANDA-TANDA PENCANDU NARKOBA


--Tanda-tanda Fisik
 Mata memerah

 Kulit pucat-kepucatan

 Kelopak mata seperti berat/mengantuk

--Tanda-tanda dan Sikap


 Murung, cemas, depresi

271
 Emosional, perasa, gampang tersinggung

 Mudah tersinggung oleh kritikan ringan

 Mudah marah tanpa sebab

 Tidak perduli dengan perasaan orang lain

 Pelupa, menurunnya daya ingat

 Bermusuhan

 Tanggapan lambat

BAGAIMANA MENOLAK NARKOBA


• Pelajari dahulu apakah rencana temanmu itu baik atau buruk

• Apabila tidak benar, cepat katakan tidak!

• Mengusulkan kegiatan lain

• Bila usulanmu tidak diterima, Pergi!!!

APA YANG DAPAT DILAKUKAN PIHAK SEKOLAH/MADRASAH


 Menilai besar dan luasnya masalah

 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan

 Melaksanakan kurikulum pendidikan pencegahan

 Program bantuan/pendukung untuk anak-anak dari TK sampai siswa

 Pendidikan dan pelatihan para guru tentang pencegahan narkoba

 Partisipasi orang tua

 Pendidikan terpadu antara sekolah dan masyarakat.

PENCEGAHAN
 PREVENTIF: ceramah, sosialisasi penanggulangan, pameran, seminar dll.

 PRIMER: konseling, sosialisasi peraturan perundangan dan bahaya penyalahgunaan


narkoba, memberikan pelatihan, penyebaran infomasi anti narkoba, meningkatkan
kewaspadaan dan kontrol terhadap lingkungan sekolah

 SEKUNDER: Bekerjasama dengan pihak keluarga, tenaga pendidik, peserta didik,


kegiatan pendidikan sebaya (peer education), keterampilan sosial (social skill), komite
sekolah.

272
STRATEGI PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH
• Secara terpadu dalam pelajaran

• Secara terpadu dalam menejemen sekolah

• Secara terpadu melalui kegiatan kesiswaan

BAGAIMANA AGAR TIDAK TERJERUMUS KE NARKOBA


• Dapatkan dahulu informasi/keterangan yang benar tentang bahaya narkoba dari
ahlinya/yang mengetahui, seperti koran, majalah, seminar – seminar, dll

• Persiapan diri/mental menolak untuk ditawari

• Belajar berkata menolak/tidak untuk narkoba

• Memiliki cita-cita dalam hidup dan masa depan

• Lakukan kegiatan positif, buat pekerjaan yang berguna untuk orang tua dan
lingkungan.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN ORANGTUA AGAR ANAK TERBEBAS DARI NARKOBA
• Ikut terlibat dalam kegiatan anak-anaknya

• Belajar untuk berkomunikasi

• Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari yang baik

• Buat aturan keluarga yang jelas dan tegas

• Kembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama

• Orang tua berperan sebagai pembimbing dan pendidik

10 KUNCI MENJADIKAN ANAK SUKSES


1. Menanamkan nilai-nilai agama/spiritual sedini mungkin, untuk menguatkan hati nurani

2. Mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin

3. Mengembangkan harga diri

4. Mengajarkan kemampuan untuk bersosialisasi yang efektif

5. Mengajarkan anak untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan kembangkan sikap sehat
terhadap sexualitas

6. Hidup dalam lingkungan tetangga yang baik

7. Menerapkan standar pekerjaan dan perilaku realitas didukung oleh disiplin yang tepat

273
8. Ajarkan anak agar mampu dan terampil termasuk keterampilan mengatasi masalah

9. Tegakkan kemandirian

10. Mengontrol anak waktu menonton TV.

MENGATASI MASALAH TANPA NARKOBA


• CURHAT kepada teman baikmu, siapa tahu dapat membantu memecahkan
masalahmu.

• Ceritakan juga kepada ibu dan bapak, agar beliau membimbingmu untuk memecahkan
masalahmu

• Tak salah juga mengadu kepada guru BK di sekolahmu, karena beliau tahu tentang
psikologi. Jadi masalahmu bisa diselesaikan secara psikologis

• Jika bermasalah, jangan termenung, bertopang dagu. Isi waktumu dengan kegiatan
yang bermanfaat.

• Mengadu dan memohon petunjuk pada Tuhan yang Maha Kuasa, agar diberikan jalan
keluar menyelesaikan masalah yang kamu hadapi.

REALISASI DAN RENCANA AKSI NASIONAL P4GN


• Tahun 2008 bekerjasama dengan BNN sosialisasi di Jawa Barat, DKI Jakarta (2000
siswa dan 200 guru BK SMP). Mengirimkan buku, poster, stiker, leaflet tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba ke provinsi, kabupaten/kota dan sekolah.

• Tahun 2009 bekerja dengan Metro TV dan Media Indonesia ke beberapa sekolah di
Jabodetabek penyuluhan tentang narkoba.

 Tahun 2010 sosialisasi bekerjasama dengan BNP, Kepolisian, Tokoh Agama di 3


provinsi:

Banten: 1000 siswa dan 100 guru BK SMP


Jawa Timur: 1000 siswa dan 100 guru BK SMP
Medan : 500 siswa dan 100 guru BK SMP
 Tahun 2011 sosialisasi bekerjasama dengan BNP, Kepolisian, Tokoh Agama, kepada
siswa dan guru BK di 5 provinsi.

 Tahun 2012-2015 Aksi Nasional P4GN ke seluruh sekolah.

274
RENCANA AKSI NASIONAL
PEMBERANTASAN PENGGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA (P4GN)
TAHUN 2011-2015

Kementerian Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

275
PENGERTIAN
 Istilah NARKOBA adalah singkatan dari
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA dan BAHAN
ADIKTIF LAINNYA.

Pengertian lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

 NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.

• PSIKOTROPIKA
Adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syarat pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

276
• BAHAN ADIKTIF LAINNYA
Adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan.

HEROIN
Jenisnya : dikenal dengan nama Putau atau PTW

KARAKTERISTIK
• Merupakan narkoba yang sangat cepat menimbulkan
ketergantungan. berupa serbuk putih dengan rasa pahit
• Dalam pasaran warnanya putih coklat atau dadu.
• Cara penggunaan dapat disuntikkan, dihirup dan dimakan.

EFEK
• Menimbulkan rasa lesu, penampilan dungu, jalan mengambang,
rasa senang yang berlebihan.
• Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang,
keram, mata berair, hidung berlendir, hilang nafsu makan dan
kehilangan cairan tubuh.
• Menimbulkan kematian bila over dosis.

277
GANJA
Dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, stick, cimeng, gras.

KARAKTERISTIK
• Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik
dalam waktu lama, terutama bagi mereka yang telah rutin
menggunakannya.
• Bentuk daun kering, cairan yang lengket minyak damar ‘ganja’

EFEK
• Menurunkan ketergantungan monorik, peningkatan denyut jantung,
rasa gelisah dan panik, perubahan persepsi tentang ruang dan
waktu, depresi, halusinasi, rasa ketakutan dan agresi, rasa senang
yang berlebihan.
• Komplikasi kesehatan pada daerah pernafasan, sistem peredaran
darah dan kanker.

MINUMAN BERALKOHOL
Adalah minuman yang mengandung
etanol yang diproses dari bahan asli
pertanian ataupun secara sintetis yang
mengandung karbonhidrat dengan cara
fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, maupun yang diproses
dengan cara pengeceran minuman yang
mengandung etanol.

278
PSIKOTROPIKA
Jenisnya: ECSTASY
Dikenal dengan nama Inex, XTC, huge drig, Yupie drug, essence,
darity, butterfly, black, heart, ice.

KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa tablet dan kapsul warna-warni
• Cara penggunaannya ditelan secara langsung
• Mendorong tubuh melakukan aktivitas melampui batas maksimum
EFEK
• Peningkatan detak jantung & tekanan darah, rasa senang yang berlebihan,
hilangnya rasa percaya diri.
• Setelah efek di atas, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas dan
depresi yang dapat belangsung beberapa hari.
• Gerakan tak terkontrol, mual dan muntah, sakit kepala, hilang selera makan
dan rasa haus yang berlebihan.
• Kematian terjadi karena tidak seimbangnya cairan tubuh, baik karena
dehidrasi ataupun terlalu banyak cariran.

MEMTHAMPHETAMI
NE
Dikenal dengan nama shabu-shabu atau ubas

KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa kristal dan cairan
• Mudah larut dalam alkohol dan air
• Cara penggunaannya dihisap dengan
bantuan alat (bong)

279
BAHAN ADIKTIF
LAINNYA
Jenisnya : ALKOHOL

• Memperlambat kerja sistem saraf pusat,


memperlambat refleksi motorik, menekan
pernafasan, denyut jantung dan menggangu
penalaran dan penilaian
• Menimbulkan prilaku kekerasan, meningkatkan
resiko kecelakaan lalu lintas
• Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu
makan, sensitif, tidak dapat tidur, kejang otot,
halusinasi dan bahkan kematian.

ZAT YANG MENIMBULKAN


HALUSINASI
• Jamur kotoran kerbau, sapi kecubung
• Bekerja pada sistem saraf pusat untuk
mengacaukan kesadaran dan emosi
pengguna
• Perubahan dan proses berfikir, hilangnya
kontrol, hilang orientasi dan depresi.
• Karena halusinasi bisa menimbulkan
kecelakaan
280
ZAT YANG MUDAH MENGUAP ATAU
SOLVENT
• Lem Aica Aibon, Thinner, Bensin, Spirtus
• Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat.
• Menimbulkan perasaan senang, puyeng,
penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan
pelo.
• Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan
dan gangguan pada jantung.

FAKTOR PENYEBAB
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
FAKTOR INDIVIDU
• Aspek kepribadian
• Kecemasan dan depresi
• Aspek pengetahuan, sikap dan
kepercayaan
• Keterampilan berkomunikasi
• Faktor emosional dan mental.

281
FAKTOR SOSIAL BUDAYA
• Kondisi keluarga/orang tua
• Pengaruh teman sebaya

FAKTOR LINGKUNGAN DI SEKOLAH


• Tempat berkumpulnya anak-anak sekolah
• Tidak ada kebijakan di sekolah tentang
narkoba
• Tidak ada tata tertib sekolah tentang
narkoba

FAKTOR LAIN LINGKUNGAN

• Pengaruh iklan atau promosi


• Pengaruh dari orang di
lingkungan rumah yang sering
berbuat negatif

282
AKIBAT PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
• Penyakit AIDS
• Paru-paru
• Jantung
• Hepatitis
• Over dosis
• Kriminalitas
• Kekerasan/kejahatan
• Putus sekolah
• Gangguan Jiwa

TANDA-TANDA PECANDU
NARKOBA
Tanda-tanda Fisik
 Mata memerah
 Kulit pucat-kepucatan
 Kelopak mata seperti berat/mengantuk

Tanda-tanda dan Sikap


 Murung, cemas, depresi
 Emosional, perasa, gampang tersinggung
 Mudah tersinggung oleh kritikan ringan
 Mudah marah tanpa sebab
 Tidak perduli dengan perasaan orang lain
 Pelupa, menurunnya daya ingat
 Bermusuhan
 Tanggapan lambat

283
BAGAIMANA MENGATAKAN
TIDAK PADA NARKOBA

• Pelajari dahulu apakah rencana


temanmu itu baik atau buruk
• Apabila tidak benar, cepat katakan
tidak!
• Mengusulkan kegiatan lain
• Bila usulanmu tidak diterima, Pergi!!!

APA YANG BISA DILAKUKAN OLEH


SEKOLAH
 Menilai besar dan luasnya masalah
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan
penanggulangan
 Melaksanakan kurikulum pendidikan pencegahan
 Program bantuan/pendukung untuk anak-anak dari
TK sampai siswa
 Pendidikan dan pelatihan para guru tentang
pencegahan narkoba
 Partisipasi orang tua
 Pendidikan terpadu antara sekolah dan masyarakat.

284
PENCEGAHAN
 PREVENTIF: ceramah, sosialisasi
penanggulangan, pameran, seminar dll.
 PRIMER: konseling, sosialisasi peraturan
perundangan dan bahaya penyalahgunaan
narkoba, memberikan pelatihan, penyebaran
infomasi anti narkoba, meningkatkan
kewaspadaan dan kontrol terhadap lingkungan
sekolah
 SEKUNDER: Bekerjasama dengan pihak
keluarga, tenaga pendidik, peserta didik, kegiatan
pendidikan sebaya (peer education), keterampilan
sosial (social skill), komite sekolah.

STRATEGI PENCEGAHAN
NARKOBA
DI SEKOLAH
• Secara terpadu dalam pelajaran

• Secara terpadu dalam menejemen sekolah

• Secara terpadu melalui kegiatan kesiswaan

285
BAGAIMANA AGAR TIDAK
TERJERUMUS NARKOBA
• Dapatkan dahulu informasi/keterangan yang benar
tentang bahaya narkoba dari ahlinya/yang mengetahui,
seperti koran, majalah, seminar – seminar, dll
• Persiapan diri/mental menolak untuk ditawari
• Belajar berkata menolak/tidak untuk narkoba
• Memiliki cita-cita dalam hidup dan masa depan
• Lakukan kegiatan positif, buat pekerjaan yang berguna
untuk orang tua dan lingkungan.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN


ORANGTUA AGAR ANAK
TERBEBAS DARI NARKOBA
• Ikut terlibat dalam kegiatan anak-anaknya
• Belajar untuk berkomunikasi
• Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
yang baik
• Buat aturan keluarga yang jelas dan tegas
• Kembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama
• Orang tua berperan sebagai pembimbing dan
pendidik.

286
10 KUNCI MENJADIKAN ANAK
SUKSES
1. Menanamkan nilai-nilai agama/spiritual sedini
mungkin, untuk menguatkan hati nurani
2. Mengembangkan potensi anak seoptimal
mungkin
3. Mengembangkan harga diri
4. Mengajarkan kemampuan untuk bersosialisasi
yang efektif
5. Mengajarkan anak untuk menunjukkan rasa
kasih sayang dan kembangkan sikap sehat
terhadap sexualitas

10 KUNCI MENJADIKAN ANAK


SUKSES
6. Hidup dalam lingkungan tetangga yang baik
7. Menerapkan standar pekerjaan dan perilaku
realitas didukung oleh disiplin yang tepat
8. Ajarkan anak agar mampu dan terampil
termasuk keterampilan mengatasi masalah
9. Tegakkan kemandirian
10.Mengontrol anak waktu menonton TV.

287
MENGATASI MASALAH TANPA
NARKOBA
• CURHAT kepada teman baikmu, siapa tahu dapat
membantu memecahkan masalahmu.
• Ceritakan juga kepada ibu dan bapak, agar beliau
membimbingmu untuk memecahkan masalahmu
• Tak salah juga mengadu kepada guru BK di sekolahmu,
karena beliau tahu tentang psikologi. Jadi masalahmu
bisa diselesaikan secara psikologis
• Jika bermasalah, jangan termenung, bertopang dagu. Isi
waktumu dengan kegiatan yang bermanfaat.
• Mengadu dan memohon petunjuk pada Tuhan yang
Maha Kuasa, agar diberikan jalan keluar menyelesaikan
masalah yang kamu hadapi.

REALISASI DAN RENCANA AKSI


NASIONAL P4GN
• Tahun 2008 bekerjasama dengan BNN
sosialisasi di Jawa Barat, DKI Jakarta (2000
siswa dan 200 guru BK SMP). Mengirimkan
buku, poster, stiker, leaflet tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba ke
provinsi, kabupaten/kota dan sekolah.
• Tahun 2009 bekerja dengan Metro TV dan
Media Indonesia ke beberapa sekolah di
Jabodetabek penyuluhan tentang narkoba.

288
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV / AIDS KE DALAM
KURIKULUM SEKOLAH

Petunjuk:
Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu Sekolah/ madrasah dalam melaksanakan
pendidikan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, sebagai bagian dari proses
evaluasi diri sekolah.

Atas dasar evaluasi tentang ancaman HIV ini, Sekolah/Madrasah dapat menentukan pilihan
tindakan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, untuk dapat dimasukkan ke
dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS).

A. Ancaman HIV dan AIDS di Indonesia

Peta Epidemi HIV di Indonesia


dan Distibusi Provinsi dengan Dukungan Dana GF
Estimasi jumlah ODHA 2009: 186.257 orang

A
B
A
C C
A B
B
B
C C C A
C
A C
C B A
C B
B A

A
B
A
A A
B A B
B
Estimasi Prev. HIV
pada Pend Dewasa,
Estimasi Jumlah ODHA 2009
2009
A = SSF Grup A: Sumut, Riau, Sumsel, Kepri, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Papua, Papua Barat
B = SSF Grup B: Sumbar, Lampung, DIY, Banten, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, NTB, NTT, Maluku
C = SSF Grup C: NAD, Jambi, Bengkulu, Babel, Kalteng, Sulteng, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Malut

Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI
Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota

• HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es yang muncul ke permukaan—yang


tampak kecil tetapi sebenarnya realitasnya lebih besar dari itu.
• Di Indonesia, hingga Juni 2007, tercatat 9.689 kasus AIDS, dan infeksi HIV mencapai
5.813 kasus (Ditjen P2MPL Depkes RI).
• Remaja merupakan kelompok umur yang paling banyak terkena kasus HIV dan AIDS.
• Jumlah pengidap HIV dan AIDS di Indonesia mencapai 90.000 – 130.000 orang.
• Jumlah kumulatif kasus AIDS terbanyak hingga Juni 2007 adalah sebagai berikut:
1. DKI Jakarta : 2.713
2. Papua : 1.244
3. Jawa Barat : 1.226
4. Jawa Timur : 985
5. Bali : 560
6. Kalimantan Barat : 553
7. Sumatera Utara : 413
8. Jawa Tengah : 338

289
9. Kepulauan Riau : 226
10. Sulawesi Selatan : 143

Berdasarkan cara penularannya, secara kumulatif kasus AIDS dapat dilihat pada urutan
di bawah ini:
1. Pengguna narkoba suntik (IDU) : 4.757
2. Heteroseksual : 4.079
3. Homoseksual : 379

Berdasarkan kelompok umur, proporsi sebarannya adalah sebagai berikut:


1. 20 – 29 Tahun : 54 %
2. 30 – 39 Tahun : 28%
3. 40 – 49 Tahun : 8%

Cara penularan dan cara pencegahan dan kemana hrs merujuk kepada otoritas.

B. Analisis Resiko
Memahami kondisi lingkungan sekolah dengan melihat pada ancaman IMS, NAFSA, HIV
dan AIDS

B.1. Beberapa Pengertian Dasar


Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang penularannya terutama
terjadi melalui hubungan seksual. IMS termasuk dalam kelompok Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR).
Penyebab IMS termasuk:
• Bakteri (kuman), misalnya gonorhoe, sifilis.
• Virus, misalnya Herpes genitalis, HIV dan AIDS.
• Jamur, misalnya kandidiasis.

Cara Pencegahan IMS:

Kemana hrs merujuk:

NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan/ zat adiktif lainnya.
Narkoba merupakan sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh baik berupa zat padat, cair,
maupun gas yang mengubah fungsi atau struktur tubuh secara fisik dan/atau psikis, tidak
termasuk makanan dan air yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh yang
normal. Ketergantungan pada penggunaan narkoba mempengaruhi fungsi otak dan susunan
syaraf sehingga berpengaruh pada suasana-hati (mood) serta perilaku orang tersebut.
HIV adalah singkatan dari Human Immuno-deficiency Virus, yaitu virus yang menyerang dan
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika tertular HIV, seseorang dikatakan positif
HIV. Namun, hal tersebut tidak mutlak berarti bahwa mereka mengidap AIDS.

290
B2. Analisis Sederhana Resiko HIV/AIDS Di Lingkungan Sekolah

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan mamberi tanda cek (v) pada kolom YA atau
TIDAK .
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Sekolah kami menerapkan kebijakan “sekolah terbebas narkoba”
2. Sekolah kami berada di lingkungan yang beresiko tinggi (PSK,
Narkoba, trafficking)

3. Latar belakang orangtua siswa di sekolah kami sebagian besar


dari ekonomi menengah ke bawah
4. Tingkat drop-out di sekolah kami cukup tinggi
5. Hubungan sekolah kami dengan orangtua siswa kurang harmonis
6. Hubungan Kepala Sekolah/ guru kami dengan siswa kurang
harmonis
7. Beberapa siswa di sekolah kami pernah berurusan dengan pihak
berwajib dalam kasus (narkoba/perkosaan/pencurian)
8. Banyak siswa sering membolos atau meninggalkan pelajaran
tanpa keterangan
9. Banyak siswa yang ketahuan merokok di lingkungan Sekolah
kami
10. Guru bimbingan dan konseling bagi siswa yang bermasalah tidak
tersedia di sekolah kami
11. Di sekolah kami terdapat banyak siswa yang hamil di luar nikah
12. Di sekolah kami diajarkan tentang hukum/peraturan nikah
seperti yang diatur dalam undang-undang perkawinan
13. Resiko akibat-buruk pergaulan bebas tidak diajarkan di sekolah
kami
14. Siswa wanita yang telah haid tidak dibekali pengetahuan tentang
cara merawat dan menjaga organ kewanitaannya.
15. Semua siswa di sekolah kami telah memperoleh informasi
tentang bahaya narkoba
16. Pendidikan pencegahan HIV/ AIDS belum diperkenalkan di
sekolah kami
17. Siswa di sekolah kami sebagian besar belum diperkenalkan
dengan alat-alat kontrasepsi

291
18. Informasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS di sekolah kami
sangat sedikit
19. SDM yang mengetahui tentang HIV/AIDS di sekolah kami sangat
sedikit
20. Sarana pendukung untuk pembelajaran pendidikan HIV/ AIDS
belum memadai

Keterangan:
• Bila semua jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang SANGAT TINGGI
• Bila lebih banyak jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang TINGGI
• Bila lebih banyak jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang SEDANG
• Bila semua jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang RENDAH

C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tentang Ancaman HIV dan AIDS


yang Dihadapi Sekolah

Aspek keterbukaan informasi tentang pencegahan HIV/ AIDS sangat penting bagi
terciptanya perilaku siswa untuk menuju gaya hidup sehat yang didasari etika dan moral.

Bagi Sekolah/ Madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG
dari hasil analisis sederhana di atas, disarankan agar Sekolah/ Madrasah merujuk ke
Suplemen tentang Pengintegrasian pendidikan pencegahan HIV dan AIDS ke dalam
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang tersedia
pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/ Madrasah.

292
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS KE
DALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA
TAHUNAN

A. Menentukan Pilihan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS


Memberikan pilihan tindakan yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi resiko infeksi
HIV untuk Sekolah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI, dan SEDANG. Ada
dua kelompok tindakan yang termasuk dalam katagori Tindakan Struktural dan Tindakan
Non Struktural

Tindakan Struktural: Upaya yang memerlukan perubahan-perubahan fisik

Tindakan Non Struktural: Upaya yang memerlukan perubahan-perubahan Non Fisik

B. Menentukan Kebutuhan Menghadapi Ancaman HIV/ AIDS


Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan sekolah dan program perbaikan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi ancaman HIV/ AIDS untuk masuk dalam
rencana sekolah

Jangka Pendek
1.
2.
3.
4.
Jangka Menengah/ Panjang
1.
2.
3.

293
C. Memasukkan Pendidikan Pencegahan HIV dan AIDS ke dalam
Rencana Sekolah
Merencanakan pemenuhan kebutuhan pendidikan pencegahan HIV dan AIDS dengan
menuangkannya ke dalam RKS dan RKT

Langkah Awal: Idealnya, untuk sekolah-sekolah yang hasil dari analisis resiko terhadap
ancaman HIV/ AIDS di sekolah menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan
SEDANG, maka unsur Kenyamanan sekolah harus menjadi bagian dari kondisi sekolah yang
diharapkan (tercermin dalam Visi dan Misi). Jika Kenyamanan sekolah merupakan bagian dari
tujuan Pengembangan sekolah, maka tujuan tersebut bisa dijabarkan dalam sasaran, kegiatan
dan rencana kerja tahunan.
Jangka waktu Perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat
dikerjakan dalam Jangka MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-
STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS,
rencana jangka menengah/panjang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Sekolah/ RKS (4
tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja
Anggaran Sekolah (RKAS).
Contoh Kegiatan Jangka Pendek
1. Membuat Kebijakan Sekolah tentang larangan merokok, konsumsi narkoba dan
sanksinya
2. Menyamakan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan semua warga
sekolah sangat rawan tertular HIV
3. Memutakhirkan pengetahuan para guru tentang pencegahan HIV dan AIDS
berdasarkan pendekatan kecakapan hidup
4. Mengembangkan kurikulum yang memuat tentang kesehatan reproduksi dan perilaku
orang yang mengidap HIV dan AIDS
5. Menyediakan guru dan ruang untuk Bimbingan Konseling bagi siswa yang bermasalah
6. Sosialisasi tentang Kesehatan reproduksi, bahaya IMS, HIV dan AIDS, dan narkoba
kepada seluruh warga sekolah termasuk komite sekolah
7. Melakukan sosialisasi tentang bahaya IMS, HIV dan AIDS, serta narkoba kepada siswa
baru pada waktu MOS (masa orientasi studi)
8. Menyediakan buku-buku referensi/ film tentang IMS, HIV dan AIDS, Narkoba,
Kesehatan Reproduksi
9. Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan mengenai berbagai permasalahan HIV
dan AIDS dan pelaksanaan kurikulumnya
10. Membuat poster dan melakukan kampanye penyadaran tentang bahaya narkoba dan
HIV dan AIDS, perlunya menerapkan gaya hidup sehat.

294
Contoh Jangka Panjang
1. Menyusun Renstra yang memuat pendidikan pencegahan HIV dan AIDS
2. Pengalokasian dana
3. Menjalin kemitraan dengan pihak pihak luar yang terlibat dengan program-program
pencegahan HIV dan AIDS
4.

D. Referensi dan Nomor Kontak Penting


Jika Sekolah/ Madrasah memiliki resiko tinggi dan perlu informasi lebih lanjut, wakilnya
dapat menghubungi lembaga dan organisasi berikut untuk mendapatkan informasi lebih
lanjut.

Nara Sumber dari Pemerintah di Tingkat Provinsi


No Lembaga Jabatan
A. Kepulauan Riau
1. Dinas Pendidikan Provinsi

Nara Sumber non Pemerintah di Tingkat Provinsi


No Lembaga Jabatan
A. Kepulauan Riau
1. Dinas Pendidikan Provinsi

295
296
INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
Program BOS
HOTLINE: 177
Menghubungi:

Tingkat SD Tingkat SMP


Alamat Web : www.ditptksd.go.id Alamat Web : www.dit-plp.go.id
Telp : 0-800-140-1276 (bebas pulsa), Telp : 0-800-140-1299 (bebas pulsa)
021-5725632 & 021-5725641 021-5725980
Faksimil : 021-5725635 Faksimil : 021-5731070 & 021-5725645
Email : bos@ditptksd.go.id Email : bos@dit-plp.go.id

Mengisi:
Format BOS – 07 untuk Kritik dan Saran dan Format BOS – 8 untuk Pengaduan

Anda mungkin juga menyukai