TIDAK DIPERDAGANGKAN
Materi Pelatihan
Pelatih
Manajemen Keuangan Sekolah/
Madrasah
iii
Sesi 4. Pembukuan 85
Rencana Sesi 85
Presentasi Sesi 88
Latihan: Pembukuan dan Laporan 105
a. Instruksi Pelatih 105
b. Kasus 106
c. Lembar Kerja 108
d. Kunci Kasus 112
Lembar Bahan Bacaan: 121
1. Pembukuan dan Jenis Buku 121
2. Kode Akun 122
Sesi 5. Pencatatan Barang Milik Sekolah/ Madrasah 129
Rencana Sesi 129
Presentasi Sesi 132
Lembar Bahan Bacaan: Inventarisasi Aset Sekolah 160
Sesi 6. Pelaporan 171
Rencana Sesi 171
Presentasi Sesi 173
Latihan: Menyusun Rincian Penggunaan Dana 181
a. Instruksi Pelatih 181
b. Kasus 182
c. Lembar Kerja 184
d. Kunci Kasus Pelaporan 187
Lembar Bahan Bacaan: 190
1. Pelaporan 190
2. Contoh Alur Penyusunan Laporan 193
Sesi 7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian 197
Rencana Sesi 197
Presentasi Sesi 199
Suplemen 209
iv
v
vi
Daftar Singkatan Modul 3.
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH
vii
UU Undang-Undang.
viii
Silabus Modul 3.
MANAJEMEN KEUANGAN
A. TUJUAN
Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah/madrasah yang baik.
2. Memahami alur dan proses penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.
3. Memahami aturan-aturan perpajakan yang terkait dengan kegiatan sekolah/ madrasah
dan dapat menerapkannya secara baik dan benar.
4. Memahami dan dapat menerapkan sistem dan prosedur pembukuan yang berlaku
untuk sekolah/madrasah.
5. Melakukan pencatatan barang milik sekolah/madrasah baik yang diterima maupun
yang digunakan.
6. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan dana sesuai dengan sistem dan
prosedur yang berlaku.
7. Memahami pentingnya persiapan sekolah/madrasah dalam proses pengendalian,
pengawasan dan audit.
B. STRATEGI
ix
No. Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung
x
Rencana Sesi 1 (Modul 3)
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN SESI 1
SEKOLAH/MADRASAH
A. PENDAHULUAN
Sekolah/madrasah sebagai sebuah entitas organisasi memerlukan dana dalam
pengoperasiannya. Pemerintah sendiri dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional
menyatakan secara eksplisit bahwa ada tiga pengelompokan sumber dana untuk
sekolah/madrasah yaitu: 1) dana bersumber dari Pemerintah, 2) dana bersumber dari
pemerintah daerah dan 3) dana bersumber dari masyarakat, termasuk di dalam ini dana
yang bersumber dari orangtua siswa. Dana yang diperoleh sekolah/madrasah ini pada
gilirannya digunakan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada siswanya.
Pengelolaan dana secara profesional memungkinkan sekolah/madrasah bertumbuh secara
optimal dan pada akhirnya diharapkan mampu mendukung kegiatan belajar-mengajar
yang berkualitas. Ditambah lagi pernyataan secara eksplisit bahwa entitas
sekolah/madrasah bukanlah lembaga yang bersifat mencari profit, maka setiap sen
penerimaan sekolah/madrasah harus digunakan kembali untuk peningkatan kualitas dan
kuantitas pelayanan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian menjadi penting bahwa
pengelola sekolah/madrasah menyadari pentingnya pengelolaan dana yang yang
diperolehnya secara profesional.
Pemerintah sendiri mendukung pengelolaan sekolah/madrasah secara mandiri melalui
pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam implementasi MBS,
sekolah/madrasah diberi kewenangan untuk mencari berbagai sumber dana yang bisa
didapatkannya dan memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan sekolah/madrasah dalam
rangka penyediaan pelayanan pendidikan. Dari sisi manajemen keuangan, MBS menuntut
pengelola sekolah/madrasah mampu melakukan perencanaan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara baik dan
transparan.
Terkait dengan pengelolaan dana yang baik akan dibahas beberapa konsep esensial yang
perlu dipahami: 1) ekonomis, efisiensi dan efektifitas, 2) transparansi, 3) akuntabilitas, 4)
keadilan, 5) kejujuran dalam pengelolaan dan 6) pengendalian. Sesi ini akan membahas
prinsip-prinsip manajemen keuangan publik yang baik sebagai dasar dalam pembahasan
pengelolaan sekolah/madrasah.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan peserta mampu menjelaskan:
1. pengertian manajemen keuangan; dan
2. prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah/madrasah yang baik.
1
C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
2. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah yang Baik.
3. Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi di Sekolah/Madrasah.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 45 menit.
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
G. STRATEGI
Tahap 1. 1. Pelatih menjelaskan tujuan dari sesi ini dikaitkan 5 PPt 1-3
dengan tujuan pelatihan manajemen keuangan menit
Pendahuluan
secara keseluruhan.
2. Pelatih menjelaskan secara singkat perihal
pokok-pokok bahasan, alokasi waktu dan alur
kegiatan sesi ini.
2
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
Tahap 3. Pelatih mejelaskan apa saja yang merupakan prinsip 15 PPt 8-10
manajemen keuangan publik. menit
Prinsip-prinsip
Manajemen Catatan:
Keuangan yang
Berikan penjelasan seperlunya berkenaan dengan
Baik
prinsip manajemen keuangan publik, berikan
kesempatan pada peserta untuk menanggapi dan
bertanya sesuai dengan butir-butirnya.
H. REFERENSI
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
6. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
7. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
8. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(direvisi melalui Permendagri Nomor 59 Tahun 2007).
3
1
Sesi 1
Pengantar
Manajemen Keuangan
Sekolah/Madrasah
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan…
4
Tujuan sesi ini adalah :
a. mengelola penggunaan dana sekolah/madrasah secara transparan dan akuntabel,
b. meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana sekolah/madrasah,
c. mendorong pemanfaatan dana sekolah/madrasah secara lebih ekonomis,
d. meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah/madrasah,
e. memupuk kreativitas pencarian sumber pendanaan sekolah/madrasah, dan
f. mendorong kompetensi penanggungjawab keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Menjelaskan tujuan pemahaman yang dinginkan dari peserta setelah sesi ini selesai.
Pokok Bahasan
1. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
2. Prinsip Manajemen Keuangan Yang Baik.
3. Transparansi, Akuntabilitas dan Partisipasi di Sekolah/Madrasah.
5
Mengapa slide ini penting?
Memberi definisi dan cakupan dari manajemen keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Jelaskan bahwa manajemen keuangan telah dimulai dari perencanaan.
2. Dilanjutkan dengan pelaksanaan dari rencana, termasuk pembukuan dan pembelanjaan.
3. Tahapan berikut adalah pengawasan agar semua yang dijalankan berjalan sesuai rencana.
Siklus menjadi lengkap dengan pembuatan laporan sebagai bagian dari pertanggungjawaban
keuangan, baik melalui proses audit maupun non audit.
5
Manajemen Keuangan dalam
Siklus Manajemen Sekolah/Madrasah
Perencanaan
dan
Penganggaran
(RKS/RKAS) Manajemen
Keuangan
Sekolah/Madrasah:
Pelaksanaa • Perencanaan
Pelaporan n
• Penatausahaan
• Pembukuan
• Pelaporan
Monev
• Pengawasan
6
6
7
Mengapa slide ini penting?
Memberi landasan hukum bagi pengelolaan keuangan publik yang baik.
Inti uraian:
Daftar sudah cukup jelas, secara khusus bisa ditambahkan:
UU 17/2003 pasal 10:
(1) Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana tersebut dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf c:
a. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola
APBD;
b. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah
Inti uraian:
Cukup jelas, penjelasan dan makna akan diberikan pada dua slide berikutnya.
Value for money: mendapatkan yang terbaik dari yang kita punya.
8
9
9
10
10
11
Perencanaan dan
penganggaran,
implementasi program &
kegiatan, monitoring
dan evaluasi, pelaporan
dan kepeminpinan
Akuntabilitas Transparansi
1. Adanya mekanisme komplain dan
respon. 1. Peraturan menjamin akses informasi
2. Adanya mekanisme (tepat waktu, mudah dijangkau, bebas
pertanggungjawaban/ pelaporan. diperoleh).
3. Adanya indikator kinerja, pengukuran 2. Mekanisme keterbukaaan dan
dan penilaian kinerja. standarisasi pelayanan publik.
4. Mekanisme reward dan punishment.
11
12
13
Garis Besar Topik Manajemen Keuangan
Penatausahaan Pelaporan
Pajak Audit
Pengawasa
RKAS/M Pengadaan Pembukuan
Pencatatan n
Barang
12
Slide ini memberi gambaran atas sub-topik apa saja yang akan diberikan dalam sesi-sesi
berikutnya.
Inti uraian:
1. Penatausahaan Dana; pemisahan tugas, prosedur penerimaan dana, dan prosedur
pengeluaran dana. Siapa pengelola anggaran sekolah? Pembedaan antara pemegang buku
dan otoritas pengeluaran dana
2. Perpajakan; pajak terkait transaksi di sekolah/madrasah yaitu PPh 21, 22, 23 dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
3. Pembukuan; jenis-jenis buku dan transaksi yang mempengaruhi masing-masing buku.
Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah (kuitansi), Semua transaksi dicatat
sesuai urutan waktu (kronologis), Setiap transaksi dicatat pada buku yang bersesuaian.
4. Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah; tugas dan tanggungjawab, prosedur dan
format kartu-kartu pencatatan barang. Pencatatan aset sebagai bagian penting dari
akuntabilitas, Pencatatan aset sebagai alat kontrol, Dokumen pencatatan aset sebagai alat
perencanaan sekolah, Bagaimana mencatat aset.
5. Pengadaan; dibahas terpisah dalam Sesi Khusus BOS.
6. Pelaporan; laporan penggunaan dana berdasarkan program dan berdasarkan sumber.
Pelaporan sebagai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas, dibedakan menjadi:
• Pelaporan internal: Pemerintah daerah dan Pemerintah pusat
• Pelaporan eksternal: Publik, termasuk orang tua dan audit
7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian; bentuk, pelaku dan kesiapan sekolah/madrasah.
Perbedaan monev dan audit, siapa yang melakukan apa.
14
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
13
14
Rencana Sesi 2 (Modul 3)
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SESI 2
SEKOLAH/MADRASAH
A. PENGANTAR
Menjalankan sekolah/madrasah dan memperbaiki proses pendidikan di sekolah/ madrasah
tidak bisa dilakukan tanpa sumber daya - uang - yang cukup. Bahkan kalau kita perhatikan,
sekolah/madrasah yang baik adalah sekolah/madrasah yang memiliki uang yang banyak.
Sementara sebagian besar sekolah/madrasah tidak memiliki uang yang banyak, oleh
karena itu pengelolaan keuangan yang baik menjadi suatu keharusan.
Beberapa prinsip pengelolaan keuangan yang baik antara lain adalah “ekonomis”,
“transparan” dan “akuntabel”. Prinsip-prinsip ini pertama-tama harus dapat dijamin dari
pengorganisasian pengelolaan dana, baik dalam kejelasan tugas maupun dalam pembagian
kewenangan, peran dan tanggung jawabnya. Kejelasan tugas akan menem-patkan masing-
masing personel pada peran yang jelas sehingga pertanggungjawaban juga menjadi mudah
ditelusuri.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Melaksanakan penatausahaan keuangan sekolah/madrasah yang mengikuti prinsip
pengelolaan keuangan yang baik.
2. Memahami perlunya pembagian peran dan tanggungjawab pengelolaan keuangan yang
baik.
3. Memahami pentingnya prosedur penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penatausahaan keuangan sekolah/
madrasah.
2. Prosedur penerimaan dana.
3. Prosedur pengeluaran dana.
4. Prosedur pelaporan.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 105 menit.
15
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Kerja kelompok.
G. STRATEGI
16
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 10 tentang Petunjuk Teknis Keuangan.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
17
1
Sesi 2
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Memberikan gambaran tentang topik yang akan dijelaskan dalam sesi ini.
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta akan mampu menjelaskan…
18
3
Pokok Bahasan
1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penatausahaan keuangan
sekolah/madrasah.
2. Prosedur penerimaan dana.
3. Prosedur pengeluaran dana.
4. Prosedur pelaporan.
19
Menjelaskan tentang definisi dari penatausahaan keuangan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Bacakan definisi penatausahaan keuangan di atas. Penekanan diberikan pada 3 hal:
penerimaan, pengeluaran dan pelaporan dana.
2. Ini merupakan fokus dari penatausahaan keuangan.
5
Tugas dan Tanggung Jawab
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Kepala Sekolah/Madrasah
20
6
21
7
22
8
Jumlah
23
9
24
10
a. jenis,
b. kualitas,
c. jumlah barang/jasa,
d. penghitungan PPN dan PPh,
e. harga,
f. bukti transaksi, dan
g. tersedianya dana.
11
Prosedur Pelaporan
1. Laporan pertanggungjawaban keuangan disampaikan setiap triwulan,
semester dan tahunan.
2. Laporan disusun mengacu pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu
beserta dokumen pendukungnya sebagai bukti dan disampaikan kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Laporan yang perlu dibuat sekolah/madrasah untuk masyarakat adalah
Laporan Penggunaan Dana (Format BOS 03).
25
Mengapa slide ini penting?
Mengemukakan laporan yang wajib dibuat oleh sekolah/madrasah dalam pelaksanaan
penatausahaan keuangan sekolah/madrasah
Inti uraian:
12
Jenis Dokumen dalam
Penatausahaan Sekolah/Madrasah
Inti uraian:
1. Format BOS K-1 adalah format untuk menyusun rencana keuangan yang dituangkan
dalam RAPBS. Format ini adalah format multi sumber dana, sehingga harus memuat
rencana penerimaan dan rencana penggunaan uang dari semua sumber dana yang
diterima sekolah.
2. Format ini harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan, khusus untuk
sekolah swasta, Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan
kepada pengawas, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya
apabila diperlukan.
26
3. Format BOS-K1 perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara rinci, yang
dibuat tahunan dan tiga bulanan yaitu Fomat BOS-K1A. Format ini dibuat untuk setiap
sumber dana yang diterima sekolah.
4. Format BOS K-2 adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat
(condensed) dan merupakan satu-satunya laporan yang disampaikan kepada tim
manajemen BOS Kabupaten/Kota. Format ini adalah format multi sumber dana, sehingga
harus memuat laporan penerimaan dan penggunaan uang dari semua sumber dana di
sekolah.
5. Sumber informasi untuk penyusunan Format BOS K-2 adalah pembukuan pada Format
BOS K-3 (yang tidak multi sumber dana) dan dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama.
13
Bukti Transaksi dalam
Penatausahaan Keuangan
Sekolah/Madrasah
Bukti Transaksi Contoh
1. Bukti Penerimaan: bukti yang
digunakan untuk dokumen
Kartu penerimaan barang, tanda
yang digunakan dalam
terima sumbangan
pelaksanaan penerimaan
sekolah/madrasah
Bukti transfer bank atau kwitansi,
2. Bukti Pengeluaran: bukti yang dengan syarat :
digunakan untuk dokumen • < Rp 250.000.- (tanpa meterai)
yang digunakan dalam
pelaksanaan pengeluaran • Rp 250.000.- s.d. Rp 1.000.000.-
sekolah/madrasah (meterai Rp 3.000,-)
• > Rp 1.000.000.- (meterai Rp 6.000,-)
27
Inti uraian:
1. Hal-hal yang perlu diperlukan sebagai dokumen penatausahaan keuangan sekolah:
Ketika sekolah belanja bahan habis pakai/ATK/belanja barang lainnya, dokumen yang harus
ada di sekolah:
a) Kwitansi/nota/bon/faktur penjualan dari toko/suplier.
b) Tanda terima barang
c) Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22
d) Surat Setoran Pajak (SSP) PPN.
14
Tanya Jawab
dan
Latihan
Inti uraian:
1. Tanyakan pada peserta jika masih ada yang memerlukan penjelasan terkait sesi ini.
Lanjutkan dengan latihan pengisian format pencairan dana.
28
Latihan 3.2.1.a.
Instruksi Pelatih
Waktu 45 menit
Simpulan Pelatih mengulas pokok-pokok bahasan dalam latihan ini dan memberikan
kesimpulan penting dalam pembahasan sesi ini.
29
Latihan 3.2.1.b. Kasus
Susunlah BOS-02 untuk sumber-sumber dana BOS Pusat, BOS Provinsi, dan BOS Kabupaten secara terpisah.
Pembayaran
2 2010/2011 1-2-2011 11 16 210302 3.1 uanglembur dalam 1 0 0 0 0 2,000,000
rangka PSB
Pembelian sepeda
3 2010/2011 1-2-2011 11 16 2313 3.1 1 0 0 0 0 3,000,000
untuk siswa miskin
Pengadaan bangku
4 2010/2011 1-5-2011 14 16 2313 3.2 0 1 0 0 0 3,000,000
kelas VI
Pelatihan guru
5 2010/2011 1-1-2011 13 20 2217 3.1 bidang 1 0 0 0 0 1,000,000
matematika
Makanan &
minuman rpat PSB
6 2010/2011 1-4-2011 11 16 221102 3.1 0 1 0 0 0 500,000
30
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
ATK untuk semua
8 2010/2011 1-5-2011 22 16 220101 3.1 0 1 0 0 0 2,000,000
jenis program
Pembayaran
9 2010/2011 1-5-2011 22 16 220303 3.1 abonemen listrik 0 1 0 0 0 1,000,000
Triwulan II
Langganan air
10 2010/2011 1-1-2011 22 16 220302 3.1 1 0 0 0 0 400,000
TriwulanI
Penggandaan
11 2010/2011 1-5-2011 22 16 220602 3.3 kurikulum KTSP 0 1 0 0 0 3,000,000
Bahasa Inggris
Langganan listrik
12 2010/2011 1-1-2011 22 16 220303 3.1 0 1 0 0 0 500,000
bulan Februari
Langganan listrik
13 2010/2011 1-5-2011 22 16 220303 3.1 0 1 0 0 0 500,000
bulan Maret
Langganan telepon
14 2010/2011 1-4-2011 22 16 220301 3.1 0 1 0 0 0 100,000
bulan Januari
Langganan telepon
15 2010/2011 1-3-2011 22 16 220301 3.1 1 0 0 0 0 200,000
bulan Februari
Belanja media
16 2010/2011 1-5-2011 22 16 220301 3.3 0 1 0 0 0 1,000,000
pembelajaran
Desk top, Pentium
17 2010/2011 1-5-2011 14 16 231202 3.2 .......... dsb 0 1 0 0 0 2,000,000
31
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
Pembelian flash
18 2010/2011 1-6-2011 14 16 2312 3.3 0 1 0 0 0 200,000
disk
Honorarium nara
sumber pelatihan
19 2010/2011 1-6-2011 13 20 210201 3.2 0 1 0 0 0 1,000,000
KTSP untuk 10
orang tarinees
Honorarium bagi
guru untuk
20 2010/2011 1-6-2011 12 16 210103 3.1 0 1 0 0 0 500,000
pembelajaran
remedial
Uang lembur PNS
21 2010/2011 1-6-2011 11 16 210301 3.1 seba-gai anggota 0 1 0 0 0 400,000
panitia PSB
Uang lembur
22 2010/2011 1-6-2011 11 16 210302 3.2 0 1 0 0 0 400,000
panitia PSB
Bahan untuk
23 2010/2011 1-6-2011 12 16 220203 3.1 praktek biologi 0 1 0 0 0 1,500,000
kelas 5 dan 6
Peralatan sapu,
24 2010/2011 1-6-2011 14 16 2314 3.3 pel, sulak untuk 0 1 0 0 0 300,000
Jumsih
Insentif untuk
25 2010/2011 1-6-2011 13 16 210204 3.3 kepala sekolah 0 1 0 0 0 1,000,000
32
Tahun Tanggal Prog Prog Kode Sumber T- T- T-
No Uraian T-I Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Rencana Sek Nas Trans dana II III IV
Penerimaan BOS
26 2010/2011 1-3-2011 3.1 3.1 0 1 0 0 8,000,000 0
Pusat Triwulan II
Pembayaran
27 2010/2011 1-1-2011 22 16 220303 3.1 abonemen listrik 1 0 0 0 0 1,000,000
Triwulan I
BOS Provinsi
28 2010/2011 1-4-2011 3.2 3.2 0 1 0 0 6,500,000 0
Triwulan II
BOS Kabupaten
29 2010/2011 1-4-2011 3.3 3.3 0 1 0 0 6,000,000 0
Triwulan II
BOS Pusat
30 2010/2011 1-4-2011 3.1 3.1 0 1 0 0 5,500,000 0
Triwulan II
33
Latihan 3.2.1.c. Lembar Kerja
BOS-02
A. Dana ….. boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan panduan
sumber dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya
pendaftaran, pengadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang,
serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya
untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan
siswa baru, dan lain sebagainya yang relevan).
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.
3. dst...
B. Dana ……tidak boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan
panduan sumber dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:
34
BOS-02
Pengumuman Rencana
Penggunaan Dana BOS Periode
Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011
Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk
B. Dana BOS Tidak Boleh digunakan untuk
C. BOS-02 : Rencana Penggunaan Dana BOS Kabupaten/Kota di Sekolah
1 2 3
210204 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap 1.000.000,00
13 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1.000.000,00
Jumlah 5.500.000,00
35
BOS-02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS Periode
Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011
Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk
1 2 3
Jumlah 6.400.000,00
Ketua Komite
Sekolah Kepala sekolah Bendahara
36
BOS-02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana BOS Periode Triwulan I , Triwulan II
Jumlah Siswa: 273
Jumlah Dana BOS: 108381000
Tahun Ajaran : 2010/2011
Format BOS-02
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan pengumuman
A. Dana BOS Boleh digunakan untuk
B. Dana BOS Tidak Boleh digunakan untuk
Jumlah 15.600.000,00
37
Lembar Bahan Bacaan 3.2.1.
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN DANA SEKOLAH
TUPOKSI KEUANGAN
Tugas Tim Keuangan Sekolah adalah mengelola semua kegiatan keuangan sekolah, mulai dari
perencanaan sampai dengan penyusunan laporan (internal dan eksternal) dan
mempertanggungjawabkannya baik secara internal maupun eksternal. Rincian tugas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Khusus untuk dana BOS: Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa
yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka harus
segera memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
2. Mengelola semua dana yang diterima, termasuk dana BOS, secara bertanggung jawab
dan transparan.
3. Khusus untuk dana BOS: Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak
boleh dibiayai oleh dana BOS serta penggunaan dana BOS di sekolah menurut
komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah.
4. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana
penggunaan dana. Khusus untuk dana BOS ini dilakukan menggunakan format terpisah
(BOS-02) di papan pengumuman sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah,
Bendahara dan Ketua Komite Sekolah.
5. Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli oleh
sekolah (BOS-03) yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua
Komite Sekolah.
6. Mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli
oleh sekolah (BOS-03) tersebut di atas di papan pengumuman setiap 3 bulan.
7. Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah.
8. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
9. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
10. Menyusun rencana keuangan berdasarkan format-format baku sesuai aturan untuk
menunjang pencapaian SPM/SNP dan/atau peningkatan mutu sekolah
11. Menyusun rencana pengambilan dana berdasarkan format baku sesuai aturan
12. Melakukan pembukuan semua transaksi keuangan dan barang agar dapat dicapai value
for money dan menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas
13. Menyusun laporan baik internal maupun eksternal agar dapat dicapai value for money
dan menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas
14. Mempertangungjawabkan semua pengelolaan keuangan kepada fihak internal maupun
eksternal,termasuk para auditor.
38
ORGANISASI PENGELOLAAN KEUANGAN
Pada prinsipnya pelaksanaan pengelolaan keuangan ditangani oleh Kepala Sekolah, sebagai
penanggung jawab utama, yang dibantu minimal oleh Bendaharawan, dan Juru Buku (jika
memungkinkan). Pemisahan tugas ini merupakan juga alat pengendalian keuangan yang
minimal dapat dilakukan di sekolah.
Kepala Sekolah
1) Bertanggung jawab dalam:
a) Khusus untuk dana BOS: Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data
siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka
harus segera memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
b) Khusus bagi semua sekolah, Tim Sekolah harus mengidentifikasi siswa miskin dan
membebaskan dari segala jenis iuran.
c) Mengelola dana yang diterima sekolah, termasuk BOS, secara bertanggung jawab
dan transparan.
d) Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh
dana BOS/dana lainnya serta penggunaan dana BOS/dana lainnya di sekolah
menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah.
e) Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana
penggunaan dana, termasuk dana BOS (Format BOS-02) di papan pengumuman
sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite
Sekolah.
f) Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS/dana lainnya dan barang-barang
yang dibeli oleh sekolah (Format BOS-03) yang ditandatangani oleh Kepala
Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah.
g) Mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS/dana lainnya dan barang-
barang yang dibeli oleh sekolah tersebut di atas di papan pengumuman setiap 3
bulan.
h) Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah.
i) Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
j) Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kab/Kota, dan
dana lain kepada Tim Manajemen Keuangan Kabupaten/Provinsi
39
k) Menyusun rencana keuangan berdasarkan format-format baku sesuai aturan untuk
menunjang pencapaian SPM/SNP dan/atau peningkatan mutu sekolah
l) Menyusun rencana pengambilan dana berdasarkan format baku sesuai aturan
2) Bersama-sama Tim Sekolah menyusun dan menyetujui rencana keuangan (lihat modul
RKS, untuk yang menerima dana BOS: BOS K-1A, BOS K-1)
3) Menyetujui Pengumuman Rencana Penggunaan Uang (Format BOS-02) dan Rencana
Pengambilan Dana (Format BOS-03)
4) Menyetujui tiap pengeluaran yang akan dilakukan
5) Melakukan pengecekan rekonsiliasi antara Format BOS K-3 dengan K-4, K-5, dan K-6
secara periodik
6) Melakukan pengecekan pembukuan Format BOS K-3, K-4, K-5, dan K-6 dan Format
BOS K-1 dan Laporan Format BOS K-2.
7) Melakukan finalisasi Format BOS K-2 sebelum di kirim ke Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota
8) Melakukan finalisasi Format BOS K-1 sebelum diumumkan
9) Memeriksa pemungutan dan penyetoran pajak
Bendaharawan
1. Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun RAPBS (untuk yang menerima dana BOS:
BOS K-1 dan BOS K-1A)
2. Menyiapkan daftar penggunaan uang sehari-hari untuk mendapatkan persetujuan dari
Kepala Sekolah.
3. Menyetujui bukti-bukti transaksi dan kodenya
4. Memeriksa dan meng-approve pembukuan untuk format-format pembukuan: Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu
5. Memeriksa dan meng-approve laporan Format BOS K-1 dan K-2 serta menyusun SPJ
6. Melakukan pengecekan rekonsiliasi antara berbagai format pembukuan dan penutupan
buku/format tersebut pada waktunya, sebelum diperiksa Kepala Sekolah
7. Menghitung, memungut dan menyetor PPh (pasal 21,22,dan 23) dan PPN
Juru Buku
1. Menyiapkan bukti transaksi
2. Memberi kode pada bukti transaksi
3. Membukukan format-format pembukuan: Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu,
4. Menyimpan bukti transaksi di tempat yang aman dan mudah dicari
5. Menyusun Laporan Internal Penerimaan dan Pengeluaran Dana (BOS K-1),dan
Laporan Eksternal Penerimaan dan Pengeluaran Dana (BOS K-2), dan menyusun SPJ
40
Lembar Bahan Bacaan 3.2.2.
PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA
2. Pelaksanaan
2.1. Semua pengeluaran harus berpedoman pada rencana kebutuhan sesuai format
BOS-02.
2.2. Semua pengeluaran yang sudah sesuai dengan rencana kebutuhan tersebut tidak
perlu mendapatkan persetujuan lagi dari kepala sekolah. Setiap pengeluaran yang
tidak sesuai dengan rencana tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari kepala sekolah dan Komite Sekolah.
41
Lembar Bahan Bacaan 3.2.3.
42
Lembar Bahan Bacaan 3.2.4.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENATAUSAHAAN KEUANGAN
SEKOLAH
43
FORMAT BOS 02
Pengumuman Rencana Penggunaan Dana
FORMAT BOS-02
B. Dana ……tidak boleh digunakan untuk (sebutkan aturan sesuai dengan panduan sumber
dana yang bersangkutan), umpama saja sbb.:
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2. Dipinjamkan kepada pihak lain.
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar,
misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.
4. dst...
1 2 3
44
REALISASI PENGGUNAAN DANA (FORMAT BOS-03)
1. Format BOS-03 adalah format untuk menampung realisasi penggunaan dana BOS. Format
ini harus ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara, dan Komite Sekolah dan
ditempelkan papan pengumuman sekolah, agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah
dan para pemangku kepentingan.
2. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian alangkah baik-
nya apabila untuk sumber dana yang lain juga dibuat uraian rencana penggunaannya.
3. Sumber informasi untuk penyusunan BOS-03 adalah BOS K-2, atau Realisasi Penggunaan
Dana Tiap Jenis Anggaran. Format BOS-03 diisi untuk periode tiga bulan.
45
Format BOS-03
FORMAT BOS-03
A. Pengeluaran
B. Pembelian Barang/Jasa
46
Rencana Sesi 3 (Modul 3) SESI 3
PERPAJAKAN
A. PENGANTAR
Sekolah/madrasah sebagai institusi pengguna dana baik dari APBN, APBD maupun
sumbangan masyarakat, dalam pelaksanaan kegiatan kiranya perlu memahami aturan
perpajakan yang berlaku umum dan penerapannya.
Pada sesi ini peserta akan diajarkan tentang kewajiban perpajakan atas penggunaan dana
yang ada di sekolah/madrasah yaitu mulai dari kewajiban memungut, menyetor-kan dan
melaporkan pajak PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN.
Seiring dengan adanya perubahan aturan perpajakan maka peserta juga akan dibekali
dengan aturan yang terbaru tentang PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN yang dilampirkan
pada modul ini. Karena keterbatasan waktu sesi ini maka peserta juga diharapkan
mendalami sendiri dengan membaca aturan perpajakan tersebut.
Diharapkan setelah mengikuti sesi ini, sekolah/madrasah tidak mengalami kendala lagi
dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana-dana di
sekolah/madrasah dan pada akhirnya meminimalkan temuan atas perpajakan.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Memahami dan menerapkan tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
oleh sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Pajak Penghasilan Pasal 21.
2. Pajak Penghasilan Pasal 22.
3. Pajak Penghasilan Pasal 23.
4. Pajak Pertambahan Nilai.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 90 menit.
E. METODE
1. PRESENTASI.
2. TANYA JAWAB.
3. KERJA KELOMPOK.
47
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 3. Perpajakan.
4. Power point (PPt) 1 - 23.
5. Latihan 3.3.1. Penghitungan Pajak di Sekolah/Madrasah.
6. Lembar Bahan Bacaan 3.3.1. Jenis-Jenis Pajak.
G. STRATEGI
48
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. Aturan Pajak PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan PPN.
2. Permendiknas No. 37 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
tahun 2011.
3. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk
pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
dan kegiatan orang pribadi.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 dan perubahannya
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 154/KMK.03/2007, serta Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, Nomor 08/PMK.03/2008, dan nomor
210/PMK.03/2008 tentang penunjukan pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 sifat dan
besarnya pungutan serta tata cara penyetoran dan pelaporannya.
6. UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang dan jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBm), UU Nomor 18 Tahun 2000
tentang perubahan kedua PPN barang dan Jasa dan PPNBm, UU Nomor 42 Tahun
2009 tentang perubahan ketiga PPN barang dan Jasa dan PPNBm.
7. Peraturan Menteri Keuangan nomor 154/PMK.03/2010 Tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara
pemotongan Pajak Penghasilan pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI,
Anggota Polri, dan pensiunannya atas penghasilan yang menjadi beban APBN atau
APBD.
49
1
Sesi 3
Perpajakan
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan…
50
3
Inti uraian:
1. Ada 4 jenis pajak yang ada di tingkat sekolah, yaitu Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak
Penghasilan pasal 22, Pajak Penghasilan pasal 23 dan yang terakhir adalah Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Jelaskan sekilas tentang pajak-pajak tersebut.
3. Penting bagi fasilitator untuk membaca UU Pajak terkait guna mendapatkan pemahaman
yang lebih dalam tentang masing-masing pajak.
51
4
Mengapa Sekolah/Madrasah
Perlu Memahami Pajak?
• Bendahara sekolah negeri adalah bendahara pemerintah sehingga wajib
memungut, menyetor dan melaporkan PPh 22 dan PPN (UU 42/2009
tentang PPN Barang & Jasa dan UU 36/2008).
• Bendahara sekolah negeri dan swasta penerima BOS wajib melakukan
pemotongan PPh 21 atas pembayaran honor (UU 36/2008)..
Inti uraian:
1. Dalam UU 18/2000 dan UU 36/2008 dinyatakan secara jelas bahwa Bendahara sekolah
merupakan bendahara pemerintah yang memiliki kewajinan memungut, menyetor dan
melaporkan PPh 22 dan PPN.
2. Tekankan ketiga kewajiban tersebut secara jelas, bahwa ketiganya merupakan sebuah
urutan yang harus dilakukan, lalai melakukan salah satunya berakibat pada sanksi (akan
dibahas terpisah).
3. Poin kedua secara jelas menyatakan bahwa bendahara sekolah penerima dana BOS wajib
melakukan pemotongan PPh 21 atas pembayaran honor.
Cara penghitungan masing-masing pajak akan dijelaskan selanjutnya.
52
5
PPh 21 - Pegawai Tetap (1)
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikenakan atas: Gaji, Tunjangan dan Honor
• Tarif Pajak yang dikenakan
No Lapisan Tarif
1 s/d 50 juta 5%
2 50 juta – 250 juta 10%
3 250 juta – 500 juta 15%
4 > 500 juta 25%
Mulai 1 Januari 2009, yang tidak memiliki NPWP tarif 20% lebih tinggi.
53
Implementasi PPh Ps. 21 ini di tingkat sekolah pada penggunaan dana BOS adalah ketika
sekolah memberikan honorarium bulanan kepada guru/pegawai non PNS, maka berlaku
ketentuan tarif sebagai berikut :
1. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun sampai dengan Rp 50
juta maka berlaku tarif 5%,
2. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp 50 juta sampai
dengan Rp 250 juta maka berlaku tarif 15%,
3. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun dari Rp 250 juta
sampai dengan Rp 500 juta maka berlaku tarif 25%,
4. Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun lebih dari Rp 500 juta
maka berlaku tarif 30%.
54
7
• Honor PNS Golongan I dan II dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 0%.
• Honor PNS Golongan III dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 5%.
• Honor PNS Golongan IV dikenakan PPh Ps. 21 dengan tarif 15%.
55
8
1. Jumlah < Rp 1.320.000,- dalam 1 bulan takwim tidak dikenakan PPh 21.
2. Jumlah > Rp 1.320.000,- per 1 bulan takwim penghitungan PPh 21 harus
disetahunkan dan berlaku norma perhitungan PPh 21 dengan tarif
1. Upah harian < Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim < Rp 1.320.000
tidak dikenakan PPh 21.
2. Upah harian < Rp 150.000 namun dalam 1 bulan takwim > Rp 1.320.000
maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh 21 dengan
tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
3. Upah harian > Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim < Rp 1.320.000
dikenakan PPh 21 sebesar 5% dari upah harian rata-rata di atas Rp 150.000.
4. Upah harian (atau rata-rata) > Rp 150.000 dan dalam 1 bulan takwim > Rp
1.320.000 maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000 dikenakan PPh
21 dengan tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
56
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tentang PPh 21 bagi pegawai tidak tetap, khususnya tenaga lepas dalam
pemeliharaan sekolah.
Inti uraian:
1. Yang termasuk pegawai tidak tetap lain adalah tenaga lepas dalam rangka pemeliharaan
sekolah, dengan kriteria seperti dijelaskan dalam slide ini.
2. Ada baiknya memperhatikan peserta setelah menjelaskan slide ini, karena memang
perpajakan bukanlah topik yang mudah dicerna.
3. Beri waktu yang cukup kepada peserta untuk memahami isi slide ini.
10
PPh 21 - Pegawai Tidak Tetap (3)
Besarnya Upah Harian Besarnya Upah Bulan PPh Psl 21
No Berjalan
≤ > ≤ >
1 Rp.150.000 Rp.1.320.000 Tdk dikenakan
57
11
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh
Pasal 21
Paling Lambat
Penyetoran 10 Hari Setelah
Sendiri Bulan ybs.
Pemotongan Pelaporan
KPPN
Paling Lambat 10
SPT PPh Ps. 21 +
hari Setelah Bulan
SSP Lembar 3
ybs
Slide ini menggambarkan alur dari penyetoran dan pelaporan PPh 21.
Inti uraian:
1. Tugas bendahara pemungut pajak tidak berhenti pada tingkat pemungutan saja.
2. Bendahara harus menyetorkan pajak yang dipungutnya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan dan melaporkannya juga dalam rentang waktu tertentu.
3. Kelalaian dalam hal ini sehingga menyebabkan keterlambatan akan dikenai sanksi (akan
dijelaskan nanti).
58
12
PPh 22
• Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang.
• Tarif : 1,5 % dari harga / nilai pembelian barang.
• Pengecualian :
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
• Pembayaran yang jumlah paling banyak Rp 2 Juta dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
• Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas, pelumas, PDAM dan Benda-
benda Pos.
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
BOS.
Bagi rekanan/penjual yang tidak memiliki NPWP maka tarif 100% lebih tinggi
(3%).
Pada landasan hukum di atas ditekankan hanya bendahara sekolah negeri yang wajib
memungut PPh Ps. 22 atas pembelian barang di atas nilai Rp 1 juta sebelum PPN. Apabila
toko tidak mempunyai NPWP maka tarif 100 lebih tinggi menjadi 3%.
59
13
60
m. Jasa di bidang perdagangan surat berharga
n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan
o. Jasa pengisian suara dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV
kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media masa, media luar ruangan atau
media lainnya untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
Jasa katering atau tata boga.
14
Tata Cata Penyetoran PPh 23
61
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan tata cara dalam melakukan penyetoran PPh 23.
Inti uraian:
1. Cukup jelas, bacakan alur dari tata cara penyetoran PPh 23 dalam slide.
2. Bank persepsi adalah bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melayani
penerimaan/penyetoran pajak.
15
Tata Cara Pelaporan PPh 23
62
16
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN dikenakan atas:
Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di dalam daerah
Pabean
Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
Dikecualikan dari pemungutan PPN:
63
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri,
11. Jasa tenaga kerja,
12. Jasa perhotelan,
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum,
14. Jasa penyediaan tempat parkir,
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam,
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos, dan
17. Jasa boga atau katering.
17
Faktur Pajak
Faktur Pajak
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak
Nama
Alamat
:
:
NPWP :
Tanggal Pengukuhan PKP :
Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak
Nama :
Alamat :
NPWP :
No. Urut Nama Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian
/UangMuka/Termin
(Rp)
64
Inti uraian:
1. Jelaskan apa saja yang perlu dicantumkan pada faktur pajak.
2. Faktur harus diisi secara lengkap dan benar.
18
Contoh Penghitungan PPN
Sekolah membeli tinta printer seharga Rp 1.100.000 termasuk PPN pada toko
Top yang merupakan pengusaha kena pajak. Maka jumlah yang harus dibayarkan
oleh sekolah adalah:
65
19
Tata Cara Penyetoran PPN
PPN YANG DIPUNGUT BENDAHARAWAN
DISETOR
1 PKP REKANAN
SSP KPP MELALUI BANK/POS
2
3 LAMPIRAN SPT MASA PPN
4 BANK PERSEPSI/POS & GIRO
5
ARSIP BENDAHARAWAN
BANK PERSEPSI/
KANTOR POS DAN GIRO
66
20
Tata Cara Penyetoran PPN
Dalam hal bank pemerintah atau bank pembangunan daerah bertindak sbg “kasir” dari
bendaharawan pemerintah (misal: Proyek Inpres), Maka faktur pajak dan ssp diteruskan ke
bank ybs melalui bendaharawan.yang diwajibkan memungut dan melapor adalah bank ybs.
67
21
Memotong /
1 memungut dan √ √ √
menyetorkan
2 Melaporkan √ √ √ √
√ = Setiap bulan
= Jika terjadi transaksi
S = Swasta
N = Negeri
68
22
Rp 100.000
2%/Bulan 50%
SPT Masa PPh Maks 24 Bulan SPT Tidak
Ps.21/22/23/26 • Pembetulan sendiri disampaikan setelah
terlambat/ tidak SPT ditegur tertulis
disampaikan
• Hasil penelitian SPT
akibat salah tulis 100%
dan/ atau salah Tidak memenuhi
Rp 1.000.000
hitung ketentuan Psl 28 &
SPT Tahunan PPh • Hasil pemeriksaan 29 UU KUP
Badan terlambat/ (SKPKB)
tidak disampaikan • Izin penundaan
100%
penyampaian SPT Karena diterbitkan
Rp 500.000 • Izin mengangsur SKPKBT
SPT Masa PPN atau menunda
pembayaran DARI
terlambat/tidak
disampaikan Pajak Yang Tidak/Kurang Dibayar
69
23
Untuk mengetahui tata cara pengisian form SPT masa/tahunan PPh 21,
22, 23, dan PPN dapat berkonsultasi dengan bagian pelayanan di kantor
pelayanan pajak setempat.
24
Tanya Jawab
dan
Kerja Kelompok
70
Latihan 3.3.1.a.
Instruksi Pelatih
Waktu 30 menit
71
Latihan 3.3.1.b.
72
Latihan 3.3.1.c.
Kasus 1
a. Jenis pajak adalah PPh 21
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
Gaji pokok Rp 1.800.000,-/bulan
Penghasilan netto setahun Rp 21.600.000,-
Dikurangi :
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)/Kawin dengan 1 anak Rp 18.480.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 3.120.000,-
PPh Ps. 21 terutang setahun 5% x Rp 3.120.000,- Rp 156.000,-
PPh Ps. 21 sebulan (: 12) Rp 13.000,-
c. Karena PPh 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh 21 tersebut wajib disetor ke
kas negara paling lambat tanggal 10.
d. Karena PPh 21 tersebut dipungut setiap tanggal 1 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10.
Kasus 2
a. Jenis pajak adalah PPh 21
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh 21 = Rp 200.000,- x 15% = Rp 30.000,-
Sehingga honor yang diterima menjadi Rp 170.000,-
c. PPh 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib disetor ke kas negara
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 21 tersebut dipungut tanggal 11 maka PPh 21 tersebut wajib dilaporkan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Kasus 3
a. Jenis pajak adalah PPN
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 22 tidak dipungut
PPN yang dipungut :
PPN = Rp 2.500.000 x 10/110 = Rp 227.273,-
c. PPN yang dipungut pada tanggal 15 dan wajib disetor paling lambat tanggal 7 bulan
takwim berikutnya.
d. PPN yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya 14 hari setelah bulan takwim berakhir.
73
Kasus 4
a. Jenis pajak adalah PPh 22 dan PPh 21, sedangkan PPN tidak perlu dipungut karena membeli
kepada toko yang bukan PKP.
b. 4.b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 22 tidak dipungut
PPh 21 yang dipungut ketika membayar tukang harian:
PPh Ps. 21 = 5% x (Rp 160.000 – Rp 150.000) = Rp 500,-
c. PPh 21 yang dipungut pada tanggal 18 dan wajib disetor paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
d. PPh 21 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
Kasus 5
a. Jenis pajak adalah PPh 23
b. Besarnya pajak yang dipungut oleh bendahara sekolah adalah :
PPh Ps 23 yang dipungut :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000 x 100/110 x 2% = Rp 36.364,-
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka perhitungan menjadi :
PPh Ps. 23 = Rp 2.000.000 x 100/110 x 2% x 200% = Rp 72.727,-
c. PPh 23 dipungut tanggal 24 dan disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. PPh 23 yang dipungut wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.
Kasus 6
a. Sesuai PMK 154/PMK.03/2010 atas pembelian buku-buku pelajaran umum tidak dipungut
PPh Ps 22
b. Sesuai UU No. 42 tahun 2009 atas pembelian buku-buku pelajaran umum tidak dipungut
PPN
74
Lembar Bahan Bacaan 3.3.1.
Jenis-Jenis Pajak
Berikut contoh penghitungan PPh Ps. 21 atas gaji yang diberikan bulanan kepada
guru/pegawai non PNS:
Gaji pokok sebulan Rp 2.000.000,-
Gaji pokok setahun (A) Rp 22.800.000,-
Dikurangi:
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)/Kawin dengan 2 anak (B)
Rp 19.800.000,-
Penghasilan Kena Pajak (C= A-B) Rp 3.000.000,-
PPh Ps. 21 terutang setahun 5% x C Rp 150.000,-
75
PPh s. 21 sebulan (C : 12 bulan) Rp 12.500,-
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah:
Status sendiri Rp 15.840.000,-/tahun
Tambahan status kawin Rp 1.320.000,-/tahun
Tambahan tanggungan keluarga, maksimal 3 orang @
Rp 1.320.000,-/tahun
Apabila penghasilan guru/pegawai non PNS tersebut dalam setahun tidak mencapai
Rp 15.840.000,- atau dalam sebulan tidak mencapai Rp 1.320.000,- maka
bendaharawan sekolah/madrasah negeri maupun sekolah/madrasah bukan negeri
tidak perlu memotong PPh Ps. 21 atas penghasilan yang diterima guru/pegawai non
PNS tersebut.
Disamping pemberian honor rutin bulanan ada juga pemberian honor kepada guru
PNS/Guru Non PNS/Pegawai Non PNS (bukan honor bulanan) dalam rangka
melakukan kegiatan, maka Semua bendaharawan baik pada sekolah/madrasah
negeri maupun sekolah/madrasah bukan negeri wajib memungut:
1) Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus dipotong PPh Pasal
21 dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh sebesar 5 % dari jumlah bruto
honor.
2) Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut :
a) Golongan I dan II dengan tarif 0 % (nol persen).
b) Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.
c) Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto.
(sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 262/PMK.03/2010 tentang Tata
Cara pemotongan Pajak Penghasilan pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota Polri, dan pensiunannya atas penghasilan yang menjadi
beban APBN atau APBD)
b. Tata cara penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 21:
1) Bendahara sekolah wajib menyetorkan PPh 21 yang dipungutnya ke kas negara
melalui Bank Pemerintah/PT. Pos Indonesia dengan media Surat Setoran Pajak
(SSP), dan dilaksanakan paling lambat 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.
2) Bendahara sekolah wajib melaporkan PPh 21 yang telah disetorkan tersebut
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dengan menggunakan formulir
Surat Pemberitahuan Masa (SPT) PPh 21 dengan dilampiri Surat Setoran Pajak
(SSP) lembar 3.
3) Pelaporan dilaksanakan paling lambat 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.
76
c. PPh 21 juga dikenakan terhadap penghasilan:
1) Pegawai honorer dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Honor bulanan < Rp 1.320.000,- dalam 1 bulan takwim tidak dikenakan
PPh 21
b) Honor bulanan > Rp 1.320.000,- per bulan takwim maka penghitungan
PPh 21 harus disetahunkan dan berlaku norma perhitungan PPh 21
dengan tarif.
c) Penghasilan kena pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi PTPK.
d) PTKP yang berlaku sama dengan PTKP pegawi tetap.
Yang dimaksudkan bulan takwim adalah masa atau waktu yang diperbolehkan
untuk membayar/melapor pajak tanpa dikenakan denda/sanksi.
2) Tenaga lepas dalam rangka pemeliharaan sekolah/madrasah, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Upah harian < Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim < Rp
1.320.000,- tidak dikenakan PPh 21.
b) Upah harian < Rp 150.000,- namun dalam 1 bulan takwim > Rp
1.320.000,- maka pada saat total melebihi Rp 1.320.000,- dikenakan PPh
21 dengan tariff 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi PTKP.
c) Upah harian > Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim < Rp
1.320.000,- dikenakan PPh 21 sebesar 5% dari upah harian rata-rata di
atas Rp 150.000,- 5% x (bruto – 150.000,-).
d) Upah harian (atau rata-rata) > Rp 150.000,- dan dalam 1 bulan takwim
> Rp 1.320.000,- maka pada saat total upah melebihi Rp 1.320.000,-
dikenakan PPh 21 dengan tarif 5% atas jumlah bruto setelah dikurangi
PTKP 5% x (bruto – PTKP).
3) Tenaga ahli seperti dokter, pengacara, akuntan, arsitek, konsultan, notaries,
penilai/aktuaria penghitunga PPh 21 adalah 50% x Penghasilan Bruto x 15%
Pegawai tidak tetap tidak mendapat Pengurangan Biaya Jabatan.
Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dengan norma perhitungan di
atas adalah mengikuti Petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diatur melalui Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-545/PJ./2000 tgl. 29 Desember 2000. Sesuai KEP tersebut Pasal 21,
maka:
1) Bendahara sekolah wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal
21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
2) Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke
Kantor Pos atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik
Daerah, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Dirjen Anggaran, selambat-
lambatnya 10 hari setelah bulan yang bersangkutan.
3) Bendahara sekolah wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil
dengan melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa disertai dengan
lampiran Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti penyetoran ke Kantor
Pelayanan Pajak setempat, selambat-lambatnya 10 hari setelah bulan yang
bersangkutan.
77
4) Kelalaian yang menyebabkan keterlambatan penyetoran maupun pelaporan
akan dikenakan sanksi (akan dibahas kemudian).
78
3. Pajak Penghasilan Ps. 23
PPh Ps. 23 terkait dengan pajak pemotongan/pemungutan atas pembayaran jasa oleh
Bendaharawan. Yang menjadi objek PPh Ps. 23 adalah:
i. Penerimaan deviden, bunga, royalti, hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya
selain yang telah dipotong PPh Ps. 21 ayat (1) huruf e UU No. 36/2008 dikenakan
tarif 15% dari jumlah bruto.
ii. Penerimaan sewa dan penghasilan lain penggunaan harta, jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain yang telah dipotong
PPh Ps. 21 dikenakan tarif 2% dari jumlah bruto.
Apabila rekanan tidak mempunyai NPWP maka dikenakan tarif 100% lebih tinggi.
Berikut jenis jasa yang dipotong PPh Ps. 23 dengan tarif sebesar 2% dari jumlah bruto
sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
a. Jasa penilai
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan dan atestasi LK
d. Jasa perancang/design
e. Jasa pengeboran di bidang pertambangan migas
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas
g. Jasa penambangan dan penunjang di bidang non migas
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja/outsourcing sevice
l. Jasa perantara dan atau keagenan
m. Jasa di bidang perdagangan surat berharga
n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan
o. Jasa pengisian suara dan atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan
perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel,
alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh WP
yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan /atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempuyai izin
dan atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
79
t. Jasa maklon
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam media masa, media luar ruangan
atau media lainnya untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa. Jasa katering atau tata boga.
80
Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) seperti tertuang dalam UU No. 42 tahun
2009, Pasal 3A:
a. Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan Jasa Kena
Pajak (JKP), kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
b. Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP).
c. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
d. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf d
dan/atau yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf e wajib memungut, menyetor,
dan melaporkan PPN yang terutang yang penghitugan dan tata caranya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-382/PJ/2002 tentang
pedoman pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPNBm dan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) rekanan lampiran I butir 6 bahwa pemungut PPN
(Bendaharawan) tidak perlu memungut PPN dan PPNBm atas penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan oleh bukan Pengusaha
Kena Pajak (PKP).
81
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung
dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat
maupun tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa
boga atau katering, dan
d. Uang, emas, batangan, dan surat berharga.
82
Tata Cara pelaporan PPN:
i. PPN yang dipungut bendaharawan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dengan menggunakan SPT Masa PPN dengan dilampiri Faktur Pajak selambat-
lambatnya 14 hari setelah masa pajak berakhir, dalam hal tanggal 14 jatuh pada
hari libur pelaporan dilakukan pada hari kerja sesudahnya
ii. Surat Pemberitahuan Masa (SPT) PPN terdiri dari 3 lembar:
a. Lembar 1 adalah formulir 1107 Put induk
b. Lembar 2 adalah formulir 1107 Put 1 lampiran 1
c. Lembar 3 adalah formulir 1107 Put 2 lampiran 2
Berikut contoh penghitungan PPN:
Sekolah negeri membeli ATK kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan (Toko TOP)
senilai Rp 2.200.000,- maka Bendahara wajib memungut PPN sebesar 10 %, dengan
perhitungan:
Harga termasuk PPN Rp 2.200.000,-
PPN yang harus dipungut 10/110 x Rp 2.200.000 Rp 200.000,-
Jumlah yang dibayar sekolah pada Toko TOP Rp 2.000.000,-
Sekolah wajib menerbitkan faktur pajak setiap melakukan pemotongan PPN. Kemudian
sekolah akan menyetorkan PPN yang dipungutnya dari Toko TOP sebesar Rp 200.000,- ke
bank persepsi atau kantor pos,
83
84
Rencana Sesi 4 (Modul 3)
SESI 4
PEMBUKUAN
A. PENGANTAR
Pengelolaan dana harus dilakukan berdasarkan prinsip “ekonomis”, “transparan” dan
“akuntabel”. Pembukuan akan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan prinsip-
prinsip tersebut, khususnya prinsip “akuntabel”. Tata cara pembukuan disusun
berdasarkan juknis keuangan dari buku panduan bos 2010 dengan beberapa
penyesuaian, tetapi tidak menyimpang dari prinsip-prinsip pembukuan dari juknis
tersebut.
Sesi ini akan mencakup pembahasan buku kas umum sebagai buku utama dalam
pembukuan arus keluar masuk uang serta buku-buku pembantu yang mendukung,
yaitu buku pembantu kas, buku pembantu bank, dan buku pembantu pajak. Buku-buku
pembantu ini merupakan buku-buku yang harus dipelihara oleh sekolah/madrasah.
Buku pencatatan barang yang juga merupakan buku pembantu, akan dibahas tersendiri
dalam sesi 5.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta akan mampu:
1. Mengenal jenis-jenis transaski dan buku yang umum digunakan di
sekolah/madrasah.
2. Memahami proses pembukuan dan keterkaitan antar buku.
3. Melakukan pembukuan secara baik, benar dan tepat waktu.
C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian dan manfaat pembukuan.
2. Jenis transaksi dan jenis buku.
3. Format-format buku.
4. Alur pembukuan.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 180 menit.
85
E. METODE
1. Presentasi.
2. Diskusi/tanya jawab.
3. Kerja kelompok.
G. STRATEGI
86
TAHAPAN KEGIATAN WAKTU ALAT &
BAHAN
H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS
Tahun 2011.
2. Software BOS 2010 Versi 1.13 (bagi yang menggunakan software).
87
1
Sesi 4
Pembukuan
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan:
1. Jenis-jenis Transaksi
2. Jenis-jenis Buku
3. Proses Pembukuan.
88
3
Pokok Bahasan
1. Pengertian dan manfaat pembukuan.
2. Jenis transaksi , jenis buku, dan prinsip-prinsip pembukuan.
3. Format-format buku.
4. Alur/proses pembukuan.
Pengertian Pembukuan
Pencatatan semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dana yang dilakukan
sekolah/madrasah, baik secara manual atau menggunakan komputer, ke dalam buku-
buku sesuai dengan peraturan yang berlaku.
89
Inti uraian:
1. Pengertian pembukuan dijelaskan melalui rujukan peraturan dengan hirarki yang paling
tinggi, yaitu undang-undang, yaitu UU No. 28 Tahun 2007, yang merupakan pengertian
yang masih “umum”, yaitu proses pencatatan data dan informasi keuangan.
Kemudian dirujuk pengertian lebih spesifik yang terdapat di dalam Permendiknas No. 37
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011, khususnya yang
terkait dengan pembukuan
Manfaat Pembukuan
Menyediakan data dan catatan rinci tentang:
Inti uraian:
Karena pembukuan “menyediakan catatan rinci dari setiap penerimaan dan pengeluaran
sekolah/madrasah sesuai tanggal kejadian”, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut.
1. Jenis, jumlah, dan kapan penerimaan dan pengeluaran dilakukan.
2. Sisa dana – dana yang belum digunakan, pada setiap periode sesuai dengan periode
pembukuan.
3. Penggunaan data hasil pembukuan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban.
90
6
Transaksi Keuangan
Internal
A. Penerimaan
B. Pengeluaran
Eksternal
Transaksi Keuangan
Internal Eksternal
• Penerimaan yang hanya • Penerimaan yang
mempengaruhi posisi mempengaruhi posisi
kas dan posisi bank, kas dan posisi bank
karena pembelian
atau posisi kas saja. barang/jasa.
Contoh: Penyetoran Contoh: Pencairan dana,
uang kas ke bank, pungutan pajak, bunga
pemindahan dana dari tabungan/deposito.
satu bank ke bank lain.
91
Mengapa slide ini penting?
Untuk menjelaskan jenis penerimaan yang ada di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Transaksi penerimaan dana dari penyalur/sumber dana, pungutan pajak, bunga
tabungan/deposito, adalah transaksi eksternal, karena diambil dari sumber dana di luar
sekolah, sehingga kekayaan sekolah bertambah.
2. Tetapi transaksi penerimaan per kas yang berasal dari pencairan dana sekolah di bank
ataupun transaksi penerimaan per bank yang berasal dari penyetoran uang kas ke bank
adalah transaksi internal karena diperoleh dari dana yang sudah ada di sekolah, sehingga
hanya bersifat pemindahan dari bank ke kas.
8
Transaksi Pengeluaran
Transaksi yang mengakibatkan dana sekolah/ madrasah (di kas atau di bank)
berkurang.
Internal: Eksternal:
Inti uraian:
1. Transaksi pengeluaran dana pembelian barang dan jasa, penyetoranan pajak, bunga
tabungan/deposito, adalah transaksi eksternal, karena dana sekolah berkurang dan
berubah menjadi barang dan jasa.
2. Tetapi transaksi pengeluaran per kas untuk disimpan di bank, pencairan uang sekolah di
bank adalah transaksi internal karena dana sekolah hanya berupa pemindahan dari bank
ke kas atau sebaliknya.
92
9
Inti uraian:
Disini dibahas prinsip-prinsip tentang bagaimana pembukuan dilakukan:
1. Semua transaksi keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran, harus dibukukan di
buku-buku yang sudah baku (baik jenis buku maupun formatnya), yaitu buku Kas
Umum, dan buku-buku pembantu: Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan
Buku Pembantu Pajak.
2. Semua format pembukuan bukanlah format multi sumber, sehingga setiap sumber dana
harus menyusun format-format ini.
Sebelum dibukukan maka setiap transaksi harus disiapkan bukti-bukti transaksinya
lenkap dengan tanggal kejadian, nomor bukti transaksi, nomor kode akun, serta uraian
penerimaan dan pengeluaran. Kode akun hanya boleh dipilih dari lampiran. Pertama
sekolah harus memilih kode akun sesuai dengan Depdagri atau kode akun untuk BOS.
Kemudian harus memilih program nasional dan program sekolah
(penerimaan/pengeluaran) dalam rangka program nasional yang mana, dan untuk
program sekolah yang mana. Akhirnya sekolah harus memilih kode akun untuk jenis
transaksi.
93
10
Kaitan Jenis Buku dengan Transaksi
Ekstern
Jenis Buku Internal
al
Buku Kas Umum; mencatat semua
X X
penerimaan dan pengeluaran
Buku Pembantu Kas; untuk mencatat
transaksi penerimaan/pengeluaran X X
yang dilaksanakan secara tunai.
Buku Pembantu Bank; mencatat
transaksi penerimaan/pengeluaran X X
yang dilaksanakan melalui bank (cek)
Buku Pembantu Pajak; mencatat
semua transaksi pemungutan pajak X
dan penyetoran pajak
Inti uraian:
Dalam matriks tersebut digambarkan secara jelas di buku mana saja transaksi internal dan
eksternal dibukukan:
1. Buku Kas Umum: hanya menampung transaksi eksternal saja. Apabila transaksi internal
akan dibukukan dalam buku ini, maka pada saat yang sama harus dilakukan pembukuan
di sisi yang sebaliknya (untuk penerimaan uang kas dari bank dibukukan di kolom
penerimaan (karena uang kas kita bertambah), tetapi pada saat yang sama juga harus
dibukukan pengeluaran uang di bank, karena pada saat yang sama uang kita di bank
berkurang.
2. Buku Pembantu Kas, menampung transaksi eksternal maupun internal yang dilakukan
per kas.
3. Buku Pembantu Bank, menampung transaksi eksternal maupun internal yang dilakukan
melalui bank.
4. Buku Pembantu Pajak, menampung transaksi eksternal yang dilakukan per kas ataupun
melalui bank yang berkaitan dengan transaksi perpajakan saja (pemungutan dan
penyetoran pajak).
94
11
Format BOS K-3: Buku Kas Umum
Bulan : ……………....................………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................
No No Pengeluara
Tgl. Kode Bukti Uraian Penerimaan Saldo
n
1 2 3 4 5 6 7
Inti uraian:
1. Format ini berbeda dengan format menurut Buku Panduan BOS 2009. Di sini tidak ada
sisi debet - yang semuanya untuk penerimaan, dan sisi kredit – yang semuanya untuk
pengeluaran.
2. Baik transaksi penerimaan maupun pengeluaran harus mengisi kolom 1 s.d. 4, hanya
jumlah penerimaan diisikan pada kolom 5 dan jumlah pengeluaran diisikan pada kolom
6, dan selanjutnya dihitung saldo pada saat sesuatu transaksi dibukukan.
3. Pada akhir suatu periode pembukuan saldo ini akan sama dengan jumlah saldo pada
Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank. Rekonsiliasi ini akan terlihat pada akhir
dari format.
4. Perubahan ini memungkinkan sekolah untuk mengetahui saldo Kas plus Bank sesudah
setiap transaksi dibukukan.
5. Perbedaan lain adalah bahwa sekolah diwajibkan untuk mengisi nomor kode akun.
95
12
Format BOS K-3 (Lanjutan)
• Buku Kas Umum ditutup setiap bulan dengan cara:
Pada hari ini …tanggal…Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi
buku sebagai berikut:
Saldo Buku Kas Umum Rp. …….....…..
Terdiri dari:
Saldo Bank Rp. …………...
Saldo Kas Tunai Rp …………....
Rp...………….
Perbedaan Rp …………...
Mengetahui
Kepala Sekolah/Madrasah Bendahara/Guru
Inti uraian:
1. Pada akhir bulan buku ini harus ditutup dan dibuatkan BA yang ditandatangani oleh
kepala sekolah, bendahara dan komite sekolah.
2. Apabila pemrosesan pembukuan dilakukan dengan komputer, maka rekonsiliasi antara
saldo Buku Kas Umum dengan saldo Buku Pembantu Kas dan saldo Buku Pembantu
Bank.
3. Apabila digunakan pemrosesan dengan komputer, maka Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank harus ditutup paling lambat setiap akhir bulan
dan harus dicetak.
96
13
Format BOS K-4: Buku Pembantu Kas
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................
No No
Tgl. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Kode Bukti
1 2 3 4 5 6 7
Mengetahui
Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3
2. Semua transaksi eksternal per kas yang dibukukan di format BOS K-3 harus dibukukan
juga pada format ini, pada sisi penerimaan dan pengeluaran yang sama.
3. Semua transaksi internal per kas juga harus dibukukan dalam format ini.
4. Penerimaan eksternal dibukukan pada kolom 1-5, sedangkan pengeluaran eksternal
kolom 1-4 dan 6.
5. Saldo (kolom 7) dihitung setiap kali membukukan penerimaan dan/atau pengeluaran.
6. Format ini (baik yang diproses secara manual maupun dengan komputer) harus ditutup
pada akhir setiap bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
7. Untuk yang diproses dengan komputer harus ditutup dan dicetak pada akhir setiap
bulan, yang dibuatkan BA yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
8. Saldo akhir harus sama dengan jumlah uang kas yang benar-benar ada di tangan dan
saldo kas yang dilaporkan dalam Buku Kas Umum.
97
14
Format BOS K-5: Buku Pembantu Bank
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................
No No
Tgl. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Kode Bukti
1 2 3 4 5 6 7
Mengetahui
Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3.
2. Semua transaksi eksternal yang dilakukan melalui bank dan dibukukan di format BOS K-
3 harus dibukukan juga pada format ini, pada sisi penerimaan atau pengeluaran yang
sama.
3. Transaksi internal per bank juga harus dibukukan dalam format ini.
4. Penerimaan eksternal/internal per bank dibukukan pada kolom 1-5, sedangkan
pengeluaran kolom 1-4 dan 6
5. Saldo (kolom 7) dihitung setiap kali membukukan penerimaan dan/atau pengeluaran.
6. Format ini (baik yang diproses secara manual maupun dengan komputer) harus ditutup
setiap akhir suatu bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
7. Apabila pembukuan diproses dengan komputer, maka juga harus ditutup setiap akhir
suatu bulan, dicetak dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara.
8. Saldo akhir harus sama dengan saldo rekening giro/saldo buku tabungan dan saldo bank
yang dilaporkan di dalam BOS K-3.
98
15
Format BOS K-6: Buku Pembantu Pajak
Bulan : .......................……………………….
Nama sekolah : .........................................................
Desa/Kecamatan : .........................................................
Kabupaten : .........................................................
Provinsi : .........................................................
JENIS PAJAK
No No Kode Tgl Uraian
PPh 21 PPh 22 PPh 23 PPN
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemungutan Pajak
1
dst
Total
Penyetoran Pajak XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX
1
dst
Total XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX XXXXXXX
Mengetahui
Inti uraian:
1. Merupakan Buku Pembantu – melengkapi format BOS K-3.
2. Semua transaksi (eksternal) pajak, baik per Kas maupun Bank dan dibukukan di format
BOS K-3 harus dibukukan juga pada format ini, pada sisi yang sama (debet atau kredit).
3. Pungutan pajak dan penyetoran pajak dibukukan pada kolom 1-8, masing-masing untuk
baris pemungutan atau penyetoran.
4. Format ini harus ditutup pada setiap akhir suatu bulan, dan dihitung saldonya (selisih
antara pungutan dengan setoran secara kumulatif sampai dengan akhir bulan tersebut).
99
16
Alur Pembukuan (Eksternal)
BOS K-3 BUKU KAS UMUM
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
1. Penerimaan eksternal dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu Bank
a. Pembukuan di Buku Kas Umum adalah pada kolom1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
b. Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 6
2. Pengeluaran eksternal dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu Bank
a. Pembukuan di Buku Kas Umum adalah pada kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 7.
b. Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank dalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 7.
3. Saldo juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 8, setiap hari.
100
17
Alur Pembukuan (Internal)
BOS K-3 BUKU KAS
UMUM
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah
No No.
No Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
1. Penerimaan internal dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank.
Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 6.
2. Pengeluaran internal dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank.
Pembukuan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Bank adalah pada kolom 1, 2,
3, 4, 5, dan 7.
3. Saldo juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 8, setiap hari.
101
18
Alur Pembukuan Eksternal Pajak
BUKU KAS UMUM/PEMBANTU KAS/BUKU PEMBANTU BANK
Jumlah
No No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemungutan pajak
Sesuai dengan jenis pajak yang dipungut
BOS K-6: BUKU PEMBANTU PAJAK
Uraian PPH
No. No.
Tgl Pungutan PPN JUMLAH
Kode Bukti 21 22 23
Penyetoran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8
Jumlah Pungutan
Jumlah Penyetoran
Jumlah yang belum disetor
Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
Penerimaan eksternal perpajakan dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu
Kas atau Buku Pembantu Bank (tergantung dari apakah penyetoran tersebut dilakukan
melalui kas atau bank) dan Buku Pembantu Pajak.
1. Pembukuan di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas atau Buku Pembantu Bank
adalah pada kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
2. Pembukuan di Buku Pembantu Pajak adalah pada Lajur Pungutan Pajak pada kolom 1, 2,
3, 4, dan 5, atau
kolom 6, atau kolom 7, atau kolom 8 tergantung dari jenis pajak yang dipungut.
3. Jumlah juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 9, setiap kali transaksi
dibukukan.
102
19
Alur Pembukuan Eksternal Pajak
BUKU KAS UMUM/PEMBANTU KAS/BUKU PEMBANTU BANK
Jumlah
No No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
Kode Bukti Saldo
(Debit) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyetoran pajak
Sesuai dengan jenis pajak yang disetor
BOS K-6: BUKU PEMBANTU PAJAK
Uraian PPH
No. No.
Tgl Pungutan PPN JUMLAH
Kode Bukti 21 22 23
Penyetoran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8
Jumlah Pungutan
Jumlah Penyetoran
Jumlah yang belum disetor
Inti uraian:
Dari slide yang sudah dianimasi tersebut akan terlihat jelas bahwa:
Pengeluaran eksternal perpajakan dibukukan pada Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu
Kas atau Buku Pembantu Bank (tergantung dari apakah penyetoran tersebut dilakukan
melalui kas atau bank) dan Buku Pembantu Pajak.
1. Pembukuan di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas atau Buku Pembantu Bank
adalah pada kolom-kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
2. Pembukuan di Buku Pembantu Pajak adalah pada Lajur Penyetoran Pajak pada kolom-
kolom 1, 2, 3, 4, dan kolom 5, atau kolom 6, atau kolom 7, atau kolom 8 tergantung dari
jenis pajak yang disetor.
3. Jumlah juga harus dihitung dan dibukukan pada kolom 9, setiap kali transaksi dibukukan.
103
20
Tanya Jawab
dan
Latihan
Inti uraian:
Tanya jawab ditujukan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Meminta penjelasan tentang materi yang belum difahami, baik yang diberikan dalam
penjelasan lisan maupun bahan-bahan yang ditulis.
2. Menanyakan/membahas tentang kemungkinan penerapan dari bahan-bahan yang diterima,
terutama tentang kesukaran-kesukaran yang dihadapi.
3. Menanyakan/membahas tentang hal-hal yang dirasa perlu untuk dimasukkan di dalam
materi, tetapi belum ada di dalam materi, baik yang tertulis maupun lisan.
4. Menanyakan/membahas hal-hal dalam materi yang tidak/kurang benar atau perlu
disempurnakan.
Kerja Kelompok
1. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan soal yang sudah dibagi sebelumnya sampai
selesai.
2. Instruktur berkeliling memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kejelasan
soal
3. Jawaban di cross check dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok memberikan koreksi atas jawaban yang dianggap salah.
5. Instruktur memberikan jawaban soal.
104
Latihan 3.4.1.a.
Instruksi Pelatih
105
Latihan 3.4.1.b. Kasus untuk Pembukuan dan Laporan
Di bawah ini adalah Transaksi-transaksi internal dan eksternal dari suatu SMP di Kabupaten Sukabumi
1 Bukukanlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu Kas, Bank, dan Pajak untuk dana BOS dan Dana BOS Kab
2 Sekolah tersebut memeliki saldo awal dana BOS Pusat sebesar Rp 30.500.000,-
Tahun Tanggal Sumber Bank/ Triwulan Triwulan Nomor
No Uraian Triwulan I Triwulan IV Penerimaan Pengeluaran
Ajaran Transaksi Dana Kas II III Bukti
1 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima per Bank 0 1 0 0 BBM 01 10.000.000 0
2 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar bantuan Transport siswa miskin 0 1 0 0 BKK 01 0 1.800.000
3 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 0 1 0 0 BKK 2 0 1.277.500
2009
4 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas BKK 2 0 1 0 0 BKM 1 91.875 0
5 2009/2010 1-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Turnamrn Karate di 0 1 0 0 BKK 3 0 170.000
Cianjur
6 2009/2010 2-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 0 1 0 0 BKK 4 0 50.000
di SMPN 1 Cisaat, 2 orang guru
7 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Pemasangan Langganan 0 1 0 0 BKK 5 0 426.500
Internet
8 2009/2010 12-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Inggris di 0 1 0 0 BKK 6 0 25.000
SMP PGRI Cisaat, satu orang
9 2009/2010 3-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Poto copy Administrasi 0 1 0 0 BKK 7 0 60.000
BP/BK
10 2009/2010 4-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar langganan Koran untuk 0 1 0 0 BKK 8 0 75.000
Nopember 2009
11 2009/2010 5-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport Olympiade 0 1 0 0 BKK 9 0 50.000
Matematika tingkat Komisariat Cisaat di
SMPN 1 Kadudampit
12 2009/2010 7-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 0 1 0 0 BKK 10 0 50.000
orang di SMPN 1 Cisaat
13 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Listrik Desember 0 1 0 0 BKK 11 0 377.360
2009
14 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Telepon Desember 0 1 0 0 BKK 12 0 96.598
2009
15 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport dan obat-obatan 0 1 0 0 BKK 13 0 300.000
dalam mengikuti Kegiatan Pramuka
16 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima uang tunai per bank 0 1 0 0 BKM 2 5.270.000 0
17 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Air Desember 2009 0 1 0 0 BKK 14 0 150.000
18 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPN atas BKK 5 0 1 0 0 BKM 3 127.272 0
106
19 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKM 4 19.090 0
Pemasangan Langganan Internet
20 2009/2010 16-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Kegiatan Classmeeting 0 1 0 0 BKK 15 0 1.000.000
21 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Kegiatan 0 1 0 0 BKM 5 51.000 0
Classmeeting
22 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Honor GTT dan TUTT 0 1 0 0 BKK 16 0 460.000
Desember 2009
23 2009/2010 21-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru 0 1 0 0 BKK 17 0 375.000
dan Pegawai
24 2009/2010 22-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima perbank 0 1 0 0 BKM 6 1.000.000 0
25 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan 0 1 0 0 BKK 18 0 720.000
Hasil Evaluasi
26 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Uang lelah 0 1 0 0 BKM 7 103.000 0
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 21 atas Honor Pembina 0 1 0 0 BKK 19 0 194.875
Ekskul dan Uang lelah Pembuatan
Laporan Hasil Evaluasi
28 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPN atas Belanja Pemasangan 0 1 0 0 BKK 20 0 127.272
Langganan Internet
29 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan 0 1 0 0 BKK 21 0 19.090
Langganan Internet
30 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Transport Program MGMP PKn ke 0 1 0 0 BKK 22 0 200.000
Kantor Mahkamah Konstitusi di Jakarta
31 2009/2010 26-12-2009 BOS Pusat Kas Belanja habis pakai gula, kopi 0 1 0 0 BKK 23 0 410.000
32 2009/2010 20-12-2009 BOS Kab Bank Penerimaan dari BOS Kabupaten 0 1 0 0 BKT-01 5.000.000 0
33 2009/2010 21-12-2009 BOS Kab Bank Pengambilan Uang dari Bank Jabar & 0 1 00 0 BTK-01 4.000.000 0
Banten
34 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Pengadaan suku cadang desk top 0 1 0 0 BKK-01 0 1.000.000
35 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Perjalanan Dinas Guru dan Siswa untuk 0 1 0 0 BKK-02 0 2.000.000
Lomba IPA Provinsi
36 2009/2010 26-12-2009 BOS Kab Kas Honorarium Narasumber pelatihan 0 1 0 0 BKK-03 0 500.000
internal sekolah
107
Latihan 3.4.1.c. Lembar Kerja
No. Penerimaan
Tanggal No. Bukti Uraian Pengeluaran (Kredit) Saldo
Kode (Debit)
Pada hari ini ……………… tanggal ………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut :
108
Lembar Kerja
Buku Pembantu Kas
Periode:
Sumber Dana:
Penerimaan Pengeluaran
Tanggal No. Kode No. Bukt Uraian Saldo
(Debet) (Kredit)
1 2 3 4 5 6 7
109
Lembar Kerja
Buku Pembantu Bank
Periode:
Sumber Dana: ……………………….
Penerimaan Pengeluaran
Tanggal) No. Kode No. Bukti Uraian Saldo
(Debet) (Kredit
1 2 3 4 5 6 7
110
Lembar Kerja
BUKU PEMBANTU PAJAK
Periode:....................
Sumber Dana: ……………………….
Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian PPh 21 PPh 22 PPh 23 PPN Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PENERIMAAN (PUNGUTAN) PAJAK
Jumlah Penerimaan/Pungutan
PENYETORAN PAJAK
Jumlah Penyetoran
Sisa Pajak yang belum disetor
111
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU KAS UMUM
Sumber Dana : BOS Kabupaten/Kota
Periode: 1/12/2009 s/d 28/12/2009
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kecamatan GUNUNGGURUH
Kabupaten SUKABUMI Format BOS K-3
Provinsi JAWA BARAT Diisi oleh Bendahara/Guru
Disimpan di sekolah
Pada hari ini ……………………… tanggal …………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut :
Terdiri dari :
- Saldo Bank 1.000.000,00
Jumlah 1.500.000,00
Perbedaan
Mengetahui ……, ……… 20….
Kepala Sekolah Bendahara
112
Kunci Kasus Pembukuan BUKU KAS UMUM
Sumber Dana: BOS Pusat*
Periode: 1/12/2009 s/d 28/12/2009
Nama Sek. SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kec. GUNUNGGURUH
Kabupaten SUKABUMI Format BOS K-3
Provinsi JAWA BARAT Diisi oleh Bendahara/Guru
Disimpan di sekolah
113
Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Tanggal No. Kode No. Bukti Uraian
(Debit) (Kredit) (Rp)
1 2 3 4 5
21-12-2009 13-210105-20-3.1 BKK 17 Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan Pegawai 375.000,00 34.046.279,00
23-12-2009 22-210105-01-3.1 BKK 18 Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 720.000,00 33.326.279,00
23-12-2009 2.5-3.1 BKM 7 Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 103.000,00 33.429.279,00
23-12-2009 11-210105-16-3.1 BKK 19 Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan Uang lelah Pembuatan Laporan 194.875,00 33.234.404,00
Hasil Evaluasi
23-12-2009 12-6.2.1-16-3.1 BKK 20 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 127.272,00 33.107.132,00
23-12-2009 12-6.2.3-16-3.1 BKK 21 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 33.088.042,00
23-12-2009 13-221502-20-3.1 BKK 22 Transport Program MGMP PKn ke Kantor Mahkamah Konstitusi di Jakarta 200.000,00 32.888.042,00
26-12-2009 22-2201-16-3.1 BKK 23 Belanja habis pakai gula, kopi 410.000,00 32.478.042,00
Total 10.392.237,00 8.414.195,00 32.478.042,00
Pada hari ini ……………………… tanggal …………………… Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan/posisi buku sebagai berikut
:
114
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal : 1-12-2009. s/d 28-12-2009
Sumber Pendanaan : BOS Kabupaten/Kota
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH Format BOS K-5
Desa/Kecamatan Cibolang Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT
115
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU BANK
Periode Tanggal : 1-12-2009 s/d 28-12-2009
Sumber Pendanaan : BOS Pusat*
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH Format BOS K-5
Desa/Kecamatan Cibolang Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT
116
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU KAS
Periode Tanggal :1-12-2009. s/d 28-12-2009
Sumber Dana: BOS Kabupaten/Kota
SMP NEGERI 2
Nama Sekolah GUNUNGGURUH Format BOS K-4
Desa/Kecamatan GUNUNGGURUH Diisi oleh Bendahara/Guru
Kabupaten SUKABUMI Disimpan di sekolah
Provinsi JAWA BARAT
117
Kunci Kasus Pembukuan BUKU PEMBANTU KAS
1 1-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 01 Dibayar bantuan Transport siswa miskin 1.800.000,00 3.200.000,00
2 1-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 2 Dibayar honor Pembina Ekskul Nop 2009 1.277.500,00 1.922.500,00
4 1-12-2009 11-221502-16-3.1 BKK 3 Dibayar Transport Turnamrn Karate di Cianjur 170.000,00 1.844.375,00
5 2-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 4 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia di SMPN 1 Cisaat, 2 orang 50.000,00 1.794.375,00
guru
6 3-12-2009 12-220602-16-3.1 BKK 7 Dibayar Belanja Poto copy Administrasi BP/BK 60.000,00 1.734.375,00
7 4-12-2009 22-220304-16-3.1 BKK 8 Dibayar langganan Koran untuk Nopember 2009 75.000,00 1.659.375,00
8 5-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 9 Dibayar Transport Olympiade Mtk tingkat Komisariat Cisaat di 50.000,00 1.609.375,00
SMPN 1 Kadudampit
9 7-12-2009 13-221501-20-3.1 BKK 10 Dibayar Transport MGMP B.Indonesia 2 orang di SMPN 1 Cisaat 50.000,00 1.559.375,00
10 8-12-2009 22-220303-01-3.1 BKK 11 Dibayar Langganan Listrik Desember 2009 377.360,00 1.182.015,00
11 8-12-2009 22-220301-22-3.1 BKK 12 Dibayar Langganan Telepon Desember 2009 96.598,00 1.085.417,00
12 9-12-2009 12-232503-16-3.1 BKK 5 Dibayar Belanja Pemasangan Langganan Internet 426.500,00 658.917,00
13 9-12-2009 11-221501-16-3.1 BKK 13 Dibayar Transport dan obat-obatan dalam mengikuti Kegiatan 300.000,00 358.917,00
Pramuka
118
14 11-12-2009 B2-3.1 BKM 2 Diterima uang tunai per bank 5.270.000,00 5.628.917,00
15 11-12-2009 22-220302-16-3.1 BKK 14 Dibayar Langganan Air Desember 2009 150.000,00 5.478.917,00
17 11-12-2009 6.1.3-3.1 BKM 4 Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 5.625.279,00
18 12-12-2009 13-221501-16-3.1 BKK 6 Dibayar Transport MGMP B.Inggris di SMP PGRI Cisaat, satu orang 25.000,00 5.600.279,00
20 19-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 5 Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting 51.000,00 4.651.279,00
21 19-12-2009 13-210105-16-3.1 BKK 16 Dibayar Honor GTT dan TUTT Desember 2009 460.000,00 4.191.279,00
22 21-12-2009 13-210105-20-3.1 BKK 17 Dibayar Dana Rapat Pembinaan Guru dan Pegawai 375.000,00 3.816.279,00
24 23-12-2009 22-210105-01-3.1 BKK 18 Dibayar Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 720.000,00 4.096.279,00
25 23-12-2009 2.5-3.1 BKM 7 Diterima PPh 21 atas Uang lelah Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi 103.000,00 4.199.279,00
26 23-12-2009 11-210105-16-3.1 BKK 19 Disetor PPh 21 atas Honor Pembina Ekskul dan Uang lelah 194.875,00 4.004.404,00
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 23-12-2009 12-6.2.1-16-3.1 BKK 20 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 127.272,00 3.877.132,00
28 23-12-2009 12-6.2.3-16-3.1 BKK 21 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 19.090,00 3.858.042,00
29 23-12-2009 13-221502-20-3.1 BKK 22 Transport Program MGMP PKn ke Kantor Mahkamah Konstitusi di 200.000,00 3.658.042,00
Jakarta
30 26-12-2009 22-2201-16-3.1 BKK 23 Belanja habis pakai gula, kopi 410.000,00 3.248.042,00
Mengetahui
……, ……… 20….
Kepala Sekolah
Bendahara
119
Kunci Kasus Pembukuan
BUKU PEMBANTU PAJAK
Sumber Dana: BOS Pusat*
Periode :1-12-2009 s/d 28-12-2009
Nama Sekolah SMP NEGERI 2 GUNUNGGURUH
Desa/Kecamatan Cibolang Format BOS K-6
Kabupaten GUNUNGGURUH Diisi oleh Bendahara/Guru
Provinsi JAWA BARAT Disimpan di sekolah
Tanggal No. Kode Nomor Bukti Uraian PPN PPh Pasal 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 JUMLAH
1 2 3 4
PENERIMAAN PAJAK
1-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 1 Diterima PPh 21 atas BKK 2 0,00 91.875,00 0,00 0,00 91.875,00
11-12-2009 6.1.1-3.1 BKM 3 Diterima PPN atas BKK 5 127.272,00 0,00 0,00 0,00 127.272,00
11-12-2009 6.1.3-3.1 BKM 4 Diterima PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet 0,00 0,00 19.090,00 0,00 19.090,00
19-12-2009 6.1.2-3.1 BKM 5 Diterima PPh 21 atas Kegiatan Classmeeting 0,00 51.000,00 0,00 0,00 51.000,00
Total Penerimaan Pajak 127.272,00 142.875,00 19.090,00 0,00 289.237,00
PENYETORAN PAJAK
23-12-2009 12-6.2.1-16- BKK 20 127.272,00 0,00 0,00 0,00 127.272,00
3.1 Disetor PPN atas Belanja Pemasangan Langganan Internet
23-12-2009 12-6.2.3-16- BKK 21 0,00 0,00 19.090,00 0,00 19.090,00
3.1 Disetor PPh 22 atas Belanja Pemasangan Langganan Internet
Total Penyetoran Pajak 127.272,00 0,00 19.090,00 0,00 146.362,00
120
Lembar Bahan Bacaan 3.4.2.
Proyeksi penerimaan dan pengeluaran sekolah empat tahun yang akan datang
(2011-2012)
Perkiraan Penerimaan
Penerimaan (dalam Rp.)
2011 – 2014
No. T.A
No. Uraian 2011 2012 2013 2014
Kode 2010
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 SISA TAHUN LALU ..............
IV 4 BANTUAN ............
4,1 Dana Dekonsentrasi ............
4,2 Dana Tugas Pembantuan ............
4,3 Dana Alokasi Khusus ............
121
Lembar Bahan Bacaan 3.4.2.
Kode Transaksi
Permendagri No.
BOS 2010 Uraian
59/07
51 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
511 11 BELANJA PEGAWAI
51101 1101 Gaji dan Tunjangan
5110101 110101 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
5110102 110102 Tunjangan Keluarga
5110103 110103 Tunjangan Jabatan
5110104 110104 Tunjangan Fungsional
5110105 110105 Tunjangan Fungsional Umum
5110106 110106 Tunjangan Beras
5110107 110107 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5110108 110108 Pembulatan Gaji
5110109 110109 Iuran Asuransi Kesehatan
5110115 110115 Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya
5110116 110116 Tunjangan Perumahan
5110117 110117 Uang Duka Wafat/Tewas
5110118 110118 Uang Jasa Pengabdian
51102 1102 Tambahan Penghasilan PNS
5110201 110201 Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja
5110202 110202 Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat bertugas
5110203 110203 Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja
5110204 110204 Tambahan Penghasilan/kelangkaan profesi
52 2 BELANJA LANGSUNG
521 21 BELANJA PEGAWAI
52101 2101 Honorarium PNS
5210101 210101 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
5210102 210102 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
5210103 210103 Honorarium kelebihan jam mengajar
5210104 210104 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap
5210105 210105 Honorarium Lainnya
52102 2102 Honorarium Non PNS
5210201 210201 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
122
5210202 210202 Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap
5210203 210203 Honorarium Jam Mengajar
5210204 210204 Insentif Kepsek & Guru yang mengajar kelas rangkap
5210205 210205 Honorarium Lainnya
52103 2103 Uang Lembur
5210301 210301 Uang Lembur PNS
5210302 210302 Uang Lembur Non PNS
522 22 BELANJA BARANG DAN JASA
52201 2201 Bahan Pakai Habis
5220101 220101 Alat tulis kantor
5220102 220102 Dokumen/administrasi tender
52202 2202 Bahan/Material
5220201 220201 Bahan baku bangunan
5220202 220202 Bahan/bibit tanaman
5220203 220203 Bahan praktik laboratorium
52203 2203 Jasa Kantor
5220301 220301 LanggananTelepon
5220302 220302 Langganan Air
5220303 220303 Langganan Listrik
5220304 220304 Langganan Koran
5220305 220305 Langganan Majalah
5220306 220306 Langganan Internet
52204 2204 Premi Asuransi
5220401 220401 Premi Asuransi Kesehatan 2)
5220402 220402 Premi Asuransi Barang Milik Daerah
52205 2205 Perawatan Kendaraan Bermotor
5220501 220501 Jasa Service
5220502 220502 Penggantian Suku Cadang
52206 2206 Cetak dan Penggandaan
5220601 220601 Pencetakan
5220602 220602 Penggandaan
52207 2207 Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
5220701 220701 Sewa rumah jabatan/rumah dinas
5220702 220702 Sewa gedung/ kantor/tempat
52208 2208 Sewa Sarana Mobilitas
5220801 220801 Sewa Sarana Mobilitas Darat
123
5220802 220802 Sewa Sarana Mobilitas Air
52210 2210 Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
5221001 221001 Sewa meja kursi
5221002 221002 Sewa komputer dan printer
52211 2211 Makanan dan Minuman
5221101 221101 Makanan dan minuman harian pegawai
5221102 221102 Makanan dan minuman rapat
5221103 221103 Makanan dan minuman untuk kegiatan lainnya
52212 2212 Pakaian Dinas dan Atributnya
5221201 221201 pakaian Dinas KDH dan WKDH
5221202 221202 Pakaian Sipil Harian (PSH)
52213 2213 Pakaian Kerja
5221301 221301 Pakaian kerja lapangan
52214 2214 Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
5221401 221401 Pakaian KORPRI
5221402 221402 Pakaian adat daerah
52215 2215 Transportasi/Perjalanan Dinas
5221501 221501 Transportasi/Perjalanan Dinas dalam daerah
5221502 221502 Transportasi/Perjalanan Dinas luar daerah
52216 2216 Beasiswa Pendidikan PNS
5221601 221601 Beasiswa tugas belajar D3
5221602 221602 Beasiswa tugas belajar S1
52217 2217 Kursus, diklat, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS
5221701 221701 Kursus-kursus singkat/ pelatihan
5221702 221702 Sosialisasi
52218 2218 Perjalanan Pindah Tugas
5221801 221801 Perjalanan pindah tugas dalam daerah
5221802 221802 Perjalanan pindah tugas luar daerah
52219 2219 Pemulangan Pegawai
5221901 221901 Pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah
5221902 221902 Pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah
52220 2220 Pemeliharaan
5222001 222001 Pemeliharan Jalan
5222002 222002 Pemeliharan Jembatan
5222003 222003 Pemeliharaan ringan lainnya
52221 2221 Jasa Konsultansi
124
5222101 222101 Jasa Konsultansi Penelitian
5222102 222102 Jasa Konsultansi Perencanaan
523 23 (khusus untuk Program Sarana dan Prasarana)
52301 2301 Pengadaan Tanah
5230101 230101 Pengadaan tanah kantor
5230102 230102 Pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit
52303 2303 Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor
5230301 230301 Pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor sedan
5230302 230302 Pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor jeep
Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Tidak
52304 2304
Bermotor
5230401 230401 Pengadaan gerobak
Pengadaan
5230402 230402
pedati/delman/dokar/bendi/cidomo/andong
52305 2305 Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Bermotor
5230501 230501 Pengadaan kapal motor
5230502 230502 pengadaan kapal feri
Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Tidak
52306 2306
Bermotor
5230601 230601 Pengadaan perahu layar
5230602 230602 Pengadaan perahu sampan
52310 2310 Pengadaan Peralatan Kantor
5231001 231001 Pengadaan mesin tik
5231002 231002 Pengadaan mesin hitung
52311 2311 Pengadaan Perlengkapan Kantor
5231101 231101 Pengadaan meja gambar
5231102 231102 Pengadaan almari
52312 2312 Pengadaan Komputer
5231201 231201 Pengadaan komputer mainframe/server
5231202 231202 Pengadaan komputer/PC
52313 2313 Pengadaan Mebelair
5231301 231301 Pengadaan meja kerja
5231302 231302 Pengadaan meja rapat
52314 2314 Pengadaan Peralatan Dapur
5231401 231401 Pengadaan tabung gas
5231402 231402 Pengadaan kompor gas
52315 2315 Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga
5231501 231501 Pengadaan lampu hias
125
5231502 231502 Pengadaan jam dinding/meja
52316 2316 Pengadaan Alat-alat Studio
5231601 231601 Pengadaan kamera
5231602 231602 Pengadaan handycam
52317 2317 Pengadaan Alat-alat Komunikasi
5231701 231701 Pengadaan telepon
5231702 231702 Pengadaan faximili
52320 2320 Pengadaan Alat-alat Laboratorium
5232001 232001 Pengadaan alat-alat laboratorium biologi
Pengadaan alat-alat laboratorium
5232002 232002
fisika/geologi/geodesi
52325 2325 Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
5232501 232501 Pengadaan instalasi listrik
5232502 232502 Pengadaan instalasi telepon
5232503 232503 Pengadaan instalasi internet
52326 2326 Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan
5232601 232601 Pengadaan konstruksi/pembelian gedung kantor
5232602 232602 Pengadaan konstruksi/pembelian rumah jabatan
52327 2327 Pengadaan Buku/Kepustakaan
5232701 232701 Pengadaan buku teks pelajaran
5232702 232702 Pengadaan buku referensi
52328 2328 Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan
5232801 232801 Pengadaan lukisan/foto
5232802 232802 Pengadaan patung
52329 2329 Pengadaan Media Pembelajaran
52330 2330 Pengadaan Alat-alat Olah raga
52331 2331 Pengadaan Alat-alat Kesenian
2.x 2.x PENDAPATAN RUTIN
2.1 2.1 Gaji PNS
2.2 2.2 Gaji Pegawai Tidak Tetap
2.3 2.3 Belanja Barang dan Jasa
2.4 2.4 Belanja Pemeliharaan
2.5 2.5 Belanja lain-lain*
3.x 3.x BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
3.1 3.1 BOS Pusat
3.2 3.2 BOS Provinsi
126
3.3 3.3 BOS Kabupaten/Kota
4.x 4.x BANTUAN
4.1 4.1 Dana dekonsentrasi
4.2 4.2 Dana Tugas Pembantuan
4.3 4.3 Dana Alokasi Khusus
4.4 4.4 Lain-lain (bantuan luar negeri/hibah)*
5.x 5.x PENDAPATAN ASLI SEKOLAH
5.1 5.1 Iuran Orang Tua
5.2 5.2 Sumbangan Sukarela
5.3 5.3 Usaha Lainnya
5.4 5.4 Pendapatan Sekolah Lainnya
6.x 6.x TRANSAKSI PAJAK
6.1 6.1 PENERIMAAN PAJAK
6.1.1 6.1.1 Penerimaan PPN
6.1.2 6.1.2 Penerimaan PPh. Pasal 21
6.1.3 6.1.3 Penerimaan PPh Pasal 22
6.1.4 6.1.4 Penerimaan PPh Pasal 23
6.2 6.2 PENYETORAN PAJAK
6.2.1 6.2.1 Penyetoran PPN
6.2.2 6.2.2 Penyetoran PPh. Pasal 21
6.2.3 6.2.3 Penyetoran PPh Pasal 22
6.2.4 6.2.4 Penyetoran PPh Pasal 23
6.2.5 6.2.5 Penyetoran PPh Pasal 22 Tarif 1,5%
B B TRANSAKSI BANK
B1 B1 Setoran Tunai Pada Bank
B2 B2 Pengambilan Tunai Pada Bank
B3 B3 Biaya Bank
B3.1 B3.1 Pajak Giro
B4 B4 Bunga Bank
B5 B5 Pendapatan Jasa Giro
B6 B6 Penyetoran Jasa Giro
127
128
Rencana Sesi 5 (Modul 3)
PENCATATAN BARANG MILIK SESI 5
SEKOLAH/MADRASAH
A. PENGANTAR
Sekolah/madrasah sebagai institusi pengguna dana baik dari APBN, APBD maupun
sumbangan masyarakat, perlu memiliki suatu pencatatan serta inventarisasi barang
sekolah/madrasah yang baik. Pencatatan yang baik membantu sekolah dalam
merencanakan perencanaan pemeliharaan barang karena sekolah tahu apa saja yang
dimiliki dan apa saja yang diperlukan agar barang tersebut bisa dipergunakan dengan baik.
Sebagai bagian dari pemerintah daerah, sekolah perlu melakukan pencatatan yang
seragam untuk membantu pemerintah daerah mempersiapkan neraca daerah. Sekolah
sendiri tidak perlu membuat neraca. Pencatatan yang baik juga membantu sekolah dalam
mengetahui jumlah fisiknya dan lokasinya serta kondisinya dapat termonitor dengan baik.
Sekolah/madrasah perlu memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam penerimaan,
penyimpanan, dan penggunaan/penempatan barang sekolah/madrasah ke setiap ruangan
sesuai dengan fungsinya, termasuk di dalamnya pemberian nomor inventaris barang serta
pencatatannya pada buku inventaris sekolah/madrasah.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu:
1. Memahami pentingnya melakukan pencatatan barang milik daerah yang dikelola oleh
sekolah/madrasah (selanjutnya disebut barang milik sekolah/madrasah).
2. Menerapkan pencatatan penerimaan dan penggunaan barang habis pakai.
3. Menerapkan pencatatan dan penempatan barang tidak habis pakai dan memberikan
kode barang untuk inventarisasi barang milik sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang dan pengertian pencatatan barang milik sekolah/madrasah
2. Penanggungjawab dan jenis barang milik sekolah/madrasah.
3. Pencatatan penerimaan, penyimpanan dan penggunaan barang milik sekolah/
madrasah.
4. Penulisan kode barang.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 75 menit.
129
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
G. STRATEGI
130
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan perubahannya melalui PP Nomor 38 Tahun 2008.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah beserta Lampiran 41 mengenai Tabel Kode Barang.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi Barang Milik Negara.
131
1
Sesi 5
Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
132
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai setelah sesi ini berakhir dan menjadi tolok ukur akan
apa yang bisa peserta dapatkan setelah mengikuti sesi ini.
Inti uraian:
Tujuan pertama adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya pencatatan milik sekolah
yang merupakan bagian dari barang milik daerah yang ditempatkan di sekolah
Tujuan kedua adalah mengajarkan pada peserta sehingga tahu apa yang harus dilakukan ketika
menerima pengiriman barang habis pakai yang dipesan dan bagaimana perlakuannya ketika
barang tersebut disimpan kemudian disalurkan ataupun diminta untuk digunakan.
Tujuan ketiga adalah mengajarkan pada peserta sehingga mampu melakukan pencatatan
barang tidak habis pakai dengan menggunakan kode standar yang digunakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku serta paham tentang apa yang harus dilakukan ketika
menempatkan/menyalurkan barang tersebut untuk digunakan di lingkungan sekolah.
Pokok Bahasan
1. Latar Belakang dan Pengertian Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah.
2. Penanggungjawab dan Jenis Barang Milik Sekolah/Madrasah.
3. Pencatatan Penerimaan, Penyimpanan dan Penggunaan Barang Milik
Sekolah/ Madrasah.
4. Penulisan Kode Barang.
133
Pokok bahasan 4: secara khusus akan menjelaskan penulisan kode barang milik
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk barang milik daerah.
134
f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan
Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya
kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
Permendagri 17/2007 disertai dengan lampiran yang berisikan kode-kode barang di tingkat
daerah.
Untuk madrasah: kode barang yang digunakan mengacu pada Permenkeu 29/PMK.06/2010
tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
5
Mengapa penting dilakukan Pencatatan
Barang Milik Sekolah/Madrasah?
Sebagai proses inventarisasi kekayaan daerah dimana BMS merupakan
salah satu unsurnya.
Menjaga kondisi BMS guna memastikan pelayanan pendidikan dapat
berjalan secara normal.
Sebagai bentuk pengamanan barang daerah yang dikuasakan
penggunaannya kepada sekolah.
Dasar penyusunan Neraca daerah karena BMS adalah bagian dari barang
daerah.
135
6
• Barang habis pakai – yaitu barang habis dipakai dalam pelaksanaan belajar
mengajar di sekolah dengan masa pakai kurang dari satu tahun (contoh:
kapur tulis, ATK dll)
• Barang tidak habis pakai – yaitu barang yang memiliki masa pakai lebih dari
satu tahun dan dapat digunakan berulangkali (contoh: meja, kursi, komputer,
mesin tik, dll)
136
7
137
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menegaskan tentang siapa penanggungjawab utama dalam pengelolaan barang milik
sekolah/madarasah.
Inti uraiana:
Dalam PP 6/2006 dan perubahannya melalui PP 38/2008 dinyatakan bahwa Kepala Daerah
merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah, tanggungjawab pengelola
barang ada di tangan Sekda, kepala SKPD sebagai penanggungjawab pengguna barang yang
kemudian menguasakannya kepada kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah
dapat mendelegasikannya kepada kepala tata usaha atau yang ditunjuk.
138
10
Penyimpanan/
Penerimaan Pencatatan Penempatan/
Penggunaan
139
11
Penerimaan Barang
1. Dilakukan oleh kepala tata usaha atau penanggung jawab barang yang
ditunjuk.
2. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian
kontrak/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan
macam/jenis, jumlah, harga, dan spesifikasi barang.
4. Barang diterima jika sesuai isi dokumen pada poin 3 diatas.
5. Jika ada kekurangan maka barang ditolak atau buat tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah
ditanda tangani oleh kepala tata usaha.
140
12
Contoh Kartu Penerimaan Barang
Sekolah/Madrasah: No:
Jl…………………………………
………….. Tanggal:
Kuantitas Dibukukan
No Jenis Harga Sumber Referensi
/ Unit Di Tanggal
Yang Menerima
141
13
Penyimpanan dan Pemakaian Barang
Habis Pakai
Menggunakan sistem kartu barang guna pemantauan persediaan dan
penggunaan barang
Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan diurutkan secara
alfabetis sesuai dengan nama barang.
Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya pemasukan
barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya dicatat
Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada
saat itu.
Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map
khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan logistik secara berurutan
sesuai tanggal penerimaan.
142
14
Contoh Kartu Barang Habis Pakai
Nama Sekolah:
Alamat:
Nama Barang:
Kuantitas/Unit
No Tgl. Referensi Uraian
Masuk Keluar Sisa
143
15
144
16
145
Kolom 10: Penggunaan. Pada kolom 10 tuliskan penggunaan atau peruntukan tanah tersebut.
Kolom 11: Asal Usul. Pada kolom 11 tuliskan asal usul perolehan dari barang tersebut.
Misalnya : a) dibeli, b) hibah, c) dan sebagainya.
Kolom 12: Harga. Pada kolom 12 dituliskan nilai pembelian dari tanah tersebut atau perkiraan
nilai tanah tersebut apabila berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan hutan dan sebagainya.
Kolom 13: Keterangan. Pada kolom 13 tuliskan keterangan yang dianggap perlu dan yang
berhubungan dengan tanah tersebut.
17
146
barang yang mempunyai nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu persatu. Jadi satu baris
untuk satu barang saja, sedangkan barang-barang yang tidak mempunyai nomor pabrik
seperti: kursi, meja dan sebagainya dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat bahwa
barang tersebut mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun pembelian
dan sebagainya).
Kolom 4: Merk/Tipe. Pada kolom 4 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud. Apabila
tidak ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-).
Contoh : - Mobil: merk Toyota Kijang dengan tipe LGX
- Komputer: Merek IBM dengan tipe Pentium 4, dan sebagainya.
Kolom 5: Ukuran/CC. Pada kolom 5 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan,
kalau tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-).
Contoh : - Mobil : 2000 cc
- Komputer : dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dsb
Kolom 6: Bahan. Pada kolom 6 tuliskan dari bahan apa barang yang bersangkutan dibuat.
Apabila bahan yang digunakan lebih dari 1 (satu) macam, maka tuliskan bahan atau bahan yang
paling banyak digunakan. Contoh: besi (untuk filling cabinet). Besi, plastik (untuk kursi).
Kolom 7: Tahun Pembelian. Pada kolom 7 tuliskan tahun pembelian dari barang yang
bersangkutan, Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun
penerimaan/unit pemakaiannya.
Kolom 8: Nomor Pabrik. Pada kolom 8 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan.
Apabila tidak diketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip (-).
Kolom 9: Nomor Rangka. Pada kolom 9 tuliskan nomor rangka/chasis dari alat angkutan yang
bersangkutan kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda strip (-). Contoh : K.357608 dan
sebagainya.
Kolom 10: Nomor Mesin. Pada kolom 10 tuliskan nomor mesin dari alat angkutan yang
bersangkutan, nomor ini dapat dilihat pada alat angkutan yang bersangkutan pada
faktur/kwitansi pembeliannya, kalau tidak ada nomor mesin berikan tanda strip (-).
Kolom 11: Nomor Polisi. Pada kolom 11 tuliskan nomor polisi alat angkutan yang
bersangkutan. Contoh : B 8165 LE dan seterusnya. Untuk jenis Alat Angkutan tertentu yang
tidak mempunyai Nomor Polisi, maka kolom ini diberi tanda strip (-).
Kolom 12: B P K B. Pada kolom 12 tuliskan nomor BPKB.
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 14 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
faktur/kwitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari pembelian. Apabila
barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya diperkirakan dengan harga
yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Contoh : Suatu barang harganya : Rp 253.200,- maka pada kolom ini dituliskan 253;
Rp 253.750,- maka pada kolom ini dituliskan 254.
Kolom 15: Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : dipinjamkan, dan sebagainya.
147
18
a. Alat-alat angkutan: alat angkutan darat bermotor, alat angkutan darat tak
bermotor, dll.
b. Alat-alat bengkel dan alat ukur: alat bengkel bermotor, alat bengkel tak
bermotor, dll.
c. Alat-alat kantor dan rumah tangga: alat kantor, alat rumah tangga, dll.
d. Alat-alat laboratorium: unit alat laboratorium, alat peraga/praktek sekolah,
dll.
148
19
149
gedung bertingkat dihitung dari luas lantai satu dan dijumlah dengan luas lantai bertingkat
berikutnya.
Kolom 8: Letak/Lokasi. Pada kolom 8 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari bangunan tsb.
Misalnya : Jl. Merdeka Selatan 8-9, Jl. Pemuda No. 9, dsb
Kolom 9 -10: Dokumen Gedung. Yang dimaksud dengan dokumen gedung dapat berupa
surat-surat pemilikan. Seperti : Sertifikat atas tanah bangunan gedung, surat ijin bangunan dan
sebagainya. Pada kolom 9 diisikan tanggal dikeluarkannya dokumen tersebut di atas,
sedangkan pada kolom 10 diisikan nomor dokumen.
Pada kolom 11 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran m², dengan bilangan bulat.
Kalau memang ada batas maka bisa digunakan sebagai dasar perhitungan luas tanah bangunan.
Pada kolom 12 isikan status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat berupa:
a. Tanah milik Pemda
b. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
Kolom 13 isikan Nomor Kode Tanah.
Kolom 14: Asal Usul. Pada kolom 14 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut, misalnya :
a. dibeli
b. hibah
c. dan lain-lain
Dalam hal bangunan/barang yang dibiayai dari beberapa sumber anggaran, dicatat sebagai
milik komponen pemilikan pokok, misalnya bangunan Pemda dibantu dari anggaran Pusat
maka statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.
Kolom 15: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan
gedung/monumen tersebut. Apabila nilai gedung/monumen tersebut tidak dapat diketahui
berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakan nilai gedung berdasarkan harga yang
berlaku dilingkungan tersebut pada waktu pencatatan.
Kolom 16: Keterangan. Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada hubungannya
dengan bangunan tersebut.
Setelah selesai diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani pengurus barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.
150
20
151
Pada kolom 9 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan
Kolom 10 diisi ukuran (kg, cm, m, dan sebagainya).
Kolom 11: Jumlah. Pada kolom 11 diisi jumlah barang.
Kolom 12: Tahun cetak/pembelian. Pada kolom 12 diisi tahun cetak dan pembelian. Apabila
tidak diketahui diberi tanda strip (-).
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh: pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari pembelian. Apabila
barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya diperkirakan dengan harga
yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Kolom : 15 Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : Dipinjamkan dan sebagainya.
21
152
Inti uraian:
Ada tiga jenis barang yang termasuk dalam kategori aset tetap lainnya dan perlu dicatat dalam
kartu inventaris ini, yaitu:
1. Buku dan perpustakaan, mencakup semua buku yang merupakan milik sekolah, baik yang
digunakan sebagai materi utama pengajaran maupun sebagai materi pendukun dan ditaruh
di perpustakaan sekolah.
2. Barang bercorak kesenian/budaya, mencakup semua benda berbau seni/budaya yang
dimiliki sekolah
3. Hewan/ternak dan tumbuhan yang dipelihara oleh sekolah, baik untuk tujuan
mendapatkan penghasilan sekolah, sebagai bagian dari percobaan, atau hanya dipelihara
saja yang berada di lingkungan sekolah atau di tempat lain yang dimiliki sekolah atau
tempat penitipan yang bekerjasama dengan sekolah.
Bacakan isi dari masing masing jenis barang.
22
Pemakaian/Penempatan
Pemakaian dilakukan melalui kegiatan penempatan atau pengiriman
barang dari gudang/tata usaha ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru,
ruang kesenian, perpustakaan, dll).
Fungsi penempatan adalah menyelenggarakan pengurusan
pembagian/pelayanan barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai
dengan kebutuhan
Barang-barang yang telah ditempatkan/dikirim harus dicatat di dalam
Kartu Inventaris Ruang.
153
Penempatan yang jelas juga membantu kelancaran penyelenggaraan proses belajar, terutama
untuk barang-barang yang jumlahnya terbatas dan harus dipakai secara bergantian, sehingga
dapat di atur pembagian waktu penggunaan dan pemeliharaannya.
Untuk memudahkan proses tersebut, maka digunakanlah kartu inventaris ruang yang
ditempatkan di setiap ruangan dan berisikan barang apa saja yang ada di ruangan tersebut dan
bagaimana kondisinya.
23
154
Kolom 7: Diisi banyak barang yang mempunyai karakteristik yang sama jenis, merk/model,
ukuran, bahan dan tahun pembuatan.
Kolom 8, 9, dan 10: Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu pencatatan.
Kolom 11: Diisi keterangan barang yang dianggap perlu, misalnya diajukan untuk dihapuskan,
dipinjam oleh….., dll.
Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal pencatatan dan
ditandatangani oleh penanggung jawab ruangan dan diketahui kepala tata usaha.
24
155
25
Kode golongan
Kode bidang
Kode kelompok
Kode sub kelompok
Kode Sub sub Kelompok
Nomor register
156
26
157
27
Nomor Register
Nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang
sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi
jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format
pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150.
Nomor register juga bisa diambil dari nomor rangka/ nomor produksi yang
melekat pada barang yang dibeli. Misalnya: untuk komputer, bisa dilihat
nomor unik yang tercantum di unit komputer tersebut dan dijadikan nomor
register (cukup diambil 3-4 angka terakhir).
Nomor register ini dicetak dan ditempel pada barang tidak habis pakai yang
relevan.
158
27
Tanya Jawab
dan
Penutup
159
Lembar Bahan Bacaan 3.5.1.
INVENTARISASI BARANG MILIK SEKOLAH/MADRASAH
Penerimaan Barang
Pelaksanaan penerimaan barang tersebut antara lain:
1. Semua barang penerimaannya dilakukan oleh kepala tata usaha.
2. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian kontrak/kontrak
pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan macam jenis, banyak,
harga, dan spesifikasi barang.
4. Barang diterima apabila barang yang diterima sesuai dengan isi dokumen pada item 3
diatas.
5. Apa bila ada kekurangan maka penerimaan dibuat dengan tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah ditanda
tangani oleh kepala tata usaha.
SD No:
Jl…………………………………
………….. Tanggal:
KARTUPENERIMAANBARANG
Kuantitas/ Dibukukan
No Jenis Unit Harga Sumber Referensi Di Tanggal
YangMenerima
(TTDdanNamaJelas)
160
Penyimpanan Barang
Kodefikasi barang
Kode barang adalah nomor kode yang menggambarkan bidang, kelompok, sub-kelompok dan
sub-sub kelompok atau jenis barang, dengan demikian kode barang terdiri dari 14 digit
sebagai berikut:
Untuk penomoran barang milik sekolah sesuai kelompok barang, sub-kelompok barang, dan
sub-sub kelompok barang lihat “Lampiran 41 dari Permendagri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah”. Sedangkan untuk madrasah
negeri menggunakan acuan Permenkeu 29/PMK.06/2010 dan Lampirannya sebagai dasar.
161
Nomor Kodefikasi Barang
0 1 0 1 1 1 0 4 0 1 X X X X
Gol. Barang
(Tanah)
Bid. Barang
(Tanah)
Kelompok Bidang
(Tanah Bangunan)
Sub-Kel. Bidang
(Tanah Bangunan
Tempat kerja)
(Tanah Bangunan
Kantor Pemerintah)
No. Registrasi
Pencatatan Barang
(XXXX)
Penyaluran Barang
Penyaluran merupakan kegiatan untuk melakukan pengiriman barang dari gudang/tatausaha
ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru, ruang kesenian, perpustakaan, dll).
Barang-barang/aset yang telah disalurkan harus dicatat didalam kartu inventaris ruang.
(lampiran 6)
162
Lampiran 1
163
164
Lampiran 2
165
Lampiran 3
Kartu Inventaris Mesin/Peralatan
166
Lampiran 4
Kartu Inventaris Gedung
167
Lampiran 5
Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya
168
Lampiran 6
169
170
Rencana Sesi 6 (Modul 3)
SESI 6
PELAPORAN
A. PENGANTAR
Telah dijelaskan dalam sesi sebelumnya bahwa sekolah/madrasah perlu melakukan
pengelolaan dana yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen keuangan, dimana
value for money, transpansi dan akuntabilitas merupakan prinsip yang paling menonjol
dan menjadi fokus masyarakat.
Pelaporan merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan prinsip-prinsip tersebut
khususnya prinsip “transparan” dan “akuntabilitas” dan membantu penilaian apakah
sekolah/madrasah tersebut sudah memenuhi prinsip “ekonomis”. Bentuk dan format
laporan juga mengacu pada Buku Panduan BOS 2010 dan perubahan-perubahannya.
B. TUJUAN
1. Memahami bentuk laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada berbagai
fihak sesuai aturan yang ada khususnya pelaporan kepada dinas dan Tim BOS.
2. Memahami dan mampu menyusun laporan secara benar dan tepat waktu.
C. POKOK BAHASAN
1. Laporan Realisasi Penggunaan Dana per Program.
2. Laporan Realisasi Penggunaan Dana per Sumber Penerimaan.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam sesi ini adalah 120 menit.
E. METODE
1. Presentasi.
2. Kerja kelompok.
3. Tanya jawab dan diskusi.
171
5. Latihan 3.6.1. Menyusun Rincian Penggunaan Dana.
6. Lembar Bahan Bacaan 3.6.1. Pelaporan.
7. Lembar Bahan Bacaan 3.6.2. Contoh Alur Penyusunan Laporan.
8. Kunci Kasus Pelaporan.
G. STRATEGI
H. REFERENSI
1. Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS
Tahun 2011.
172
1
Sesi 6
Pelaporan
Inti uraian:
Pelaporan disini diartikan laporan yang wajib diserahkan oleh sekolah kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten dan pengumuman yang harus dipajang di papan pengumuman sekolah.
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
• bentuk laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada berbagai fihak
sesuai aturan yang ada khususnya kepada Dinas Pendidikan/ Kankemenag dan
Tim BOS; dan
• cara menyusun laporan secara benar dan tepat waktu.
173
Inti uraian:
Karena sekolah harus menyusun laporan, maka sekolah harus pertama-tama memahami isi,
format, dan cara pengisian format-format laporan tersebut, dan kemudian dapat dan mampu
menerapkan aturan-aturan cara pengisian, sehingga dapat menghasilkan laporan yang
diwajibkan untuk diserahkan kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten.
Pokok Bahasan
1. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Per Program.
2. Pengumuman Realisasi Penggunaan Dana.
Inti uraian:
Laporan yang akan dibahas adalah laporan penerimaan dan pengeluaran dana yang
bersifat multi sumber, serta pengumuman tentang realisasi penggunaan yang tidak bersifat
multi sumber, sehingga harus disusun untuk setiap sumber dana.
174
Mengapa slide ini penting?
Menegaskan tentang jenis laporan yang wajib dipublikasikan sekolah.
Inti uraian:
Terdapat dua jenis laporan utama yang wajib dipublikasikan kepada pihak yang berbeda. Yang
pertama adalah laporan penerimaan dan pengeluaran dana yang disebutkan pada slide 3
dibuat untuk Tim Manajemen BOS. Sedangkan pengumuman tentang realisasi
penggunaan dibuat untuk masyarakat.
Inti uraian:
Berbeda dengan format-format pembukuan yang semuanya disusun untuk setiap sumber
dana, maka laporan realisasi penerimaan dan penggunaan dana adalah format multi sumber
yang berarti bahwa laporan ini merupakan laporan semua sumber dana yang diterima sekolah
secara terintegrasi.
Penerimaan dirinci per sumber dana, sedangkan pengeluaran akan dirinci per program
sekolah yang selajutnya dirinci per jenis belanja, dan masing-masing akan ditunjukkan dari
sumber dana mana mereka dibiayai.
175
6
Mengetahui, ……,……..20……..
Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara
176
7
Inti uraian:
Data yang dipergunakan untuk menyusun laporan ini adalah transaksi-transaksi yang sudah
dibukukan dalam buku kas umum dari berbagai sumber dana. Cara yang harus dilakukan
adalah:
1. Buatlah ringkasan setiap buku kas umum dari setiap sumber dana per program dan setiap
program dirinci per jenis belanja, dengan format sebagai berikut:
a. Sumber dana: sebutkan jenis/nama sumber dana yang bersangkutan.
b. Penerimaan
1) Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
2) Jumlah
c. Pengeluaran:
1) Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
2) Uraian:
a) Program sekolah X, yang dirinci per jenis belanja
b) Program sekolah Y, yang dirinci per jenis belanja
c) Dan sebagainya.
177
8
A. Pengeluaran
No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)
1 2 3
B. Pembelian Barang/Jasa
Tanggal Nama Toko/
No Barang/Jasa Jumlah (Rp)
/ Bulan Penyedia Jasa
1 2 3
Inti uraian:
Format ini dibuat untuk masing-masing sumber dana dan dilaporkan kepada Dinas.
Untuk dana yang bersumber dari masyarakat, ada baiknya format ini dibuat dan ditempelkan
di papan pengumuman sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas yang dijalankan sekolah.
178
9
Inti Uraian:
Laporan ini harus diumumkan kepada masyarakat melalui papan pengumuman sekolah.
Cara penyusunannya adalah sebagai berikut:
Buatlah ringkasan setiap buku kas umum dari setiap sumber dana per program dan setiap
program dirinci per jenis belanja, dengan format sebagai berikut:
1. Sumber dana: sebutkan jenis/nama sumber dana yang bersangkutan.
2. Pengeluaran:
a. Nomor kode sesuai dengan yang ada di BOS K-3
b. Uraian:
c. Jenis Belanja A, yang dirinci per program sekolah
d. Jenis Belanja B, yang dirinci per program sekolah
e. Dan sebagainya.
179
10
Tanya Jawab
dan
Kerja Kelompok
Inti uraian:
Tanya jawab ditujukan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Meminta penjelasan tentang materi yang belum difahami, baik yang diberikan dalam
penjelasan lisan maupun bahan-bahan yang ditulis.
2. Menanyakan/membahas tentang kemungkinan penerapan dari bahan-bahan yang diterima,
terutama tentang kesukaran-kesukaran yang dihadapi.
3. Menanyakan/membahas tentang hal-hal yang dirasa perlu untuk dimasukkan di dalam
materi, tetapi belum ada di dalam materi, baik yang tertulis maupun lisan.
4. Menanyakan/membahas hal-hal dalam materi yang tidak/kurang benar atau perlu
disempurnakan.
Kerja Kelompok
1. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan soal yang sudah dibagi sebelumnya sampai
selesai.
2. Instruktur berkeliling memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kejelasan
soal.
3. Jawaban di cross check dengan kelompok lain.
4. Setiap kelompok memberikan koreksi atas jawaban yang dianggap salah.
5. Instruktur memberikan jawaban soal.
180
Latihan 3.6.1.a.
Instruksi Pelatih
Waktu 90 menit
181
Latihan 3.6.1.b. Kasus Pembukuan dan Laporan
Dibawah ini adalah Transaksi-transaksi internal dan eksternal dari suatu SMP di Kabupaten Sukabumi
1 Susunlah Laporan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Tiap Jenis Anggaran dan Laporan Penggunaan Dana berdasarkan sumber
12 2009/2010 7-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport MGMP 0 1 0 0 BKK 10 0 50.000
B.Indonesia 2 orang di SMPN 1
Cisaat
13 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Listrik 0 1 0 0 BKK 11 0 377.360
Desember 2009
14 2009/2010 8-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Telepon 0 1 0 0 BKK 12 0 96.598
Desember 2009
15 2009/2010 9-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Transport dan obat-obatan 0 1 0 0 BKK 13 0 300.000
dalam mengikuti Kegiatan Pramuka
182
16 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima uang tunai per bank 0 1 0 0 BKM 2 5.270.000 0
17 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Langganan Air Desember 0 1 0 0 BKK 14 0 150.000
2009
18 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPN atas BKK 5 0 1 0 0 BKM 3 127.272 0
19 2009/2010 11-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKM 4 19.090 0
Pemasangan Langganan Internet
20 2009/2010 16-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Belanja Kegiatan 0 1 0 0 BKK 15 0 1.000.000
Classmeeting
21 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Kegiatan 0 1 0 0 BKM 5 51.000 0
Classmeeting
22 2009/2010 19-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Honor GTT dan TUTT 0 1 0 0 BKK 16 0 460.000
Desember 2009
23 2009/2010 21-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Dana Rapat Pembinaan 0 1 0 0 BKK 17 0 375.000
Guru dan Pegawai
24 2009/2010 22-12-2009 BOS Pusat Bank Diterima perbank 0 1 0 0 BKM 6 1.000.000 0
25 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Dibayar Uang lelah Pembuatan 0 1 0 0 BKK 18 0 720.000
Laporan Hasil Evaluasi
26 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Diterima PPh 21 atas Uang lelah 0 1 0 0 BKM 7 103.000 0
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
27 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 21 atas Honor 0 1 0 0 BKK 19 0 194.875
Pembina Ekskul dan Uang lelah
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
28 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPN atas Belanja 0 1 0 0 BKK 20 0 127.272
Pemasangan Langganan Internet
29 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Disetor PPh 22 atas Belanja 0 1 0 0 BKK 21 0 19.090
Pemasangan Langganan Internet
30 2009/2010 23-12-2009 BOS Pusat Kas Transport Program MGMP PKn ke 0 1 0 0 BKK 22 0 200.000
Kantor Mahkamah Konstitusi di
Jakarta
31 2009/2010 26-12-2009 BOS Pusat Kas Belanja habis pakai gula, kopi 0 1 0 0 BKK 23 0 410.000
32 2009/2010 20-12-2009 BOS Kab Bank Penerimaan dari BOS Kabupaten 0 1 0 0 BKT-01 5.000.000 0
33 2009/2010 21-12-2009 BOS Kab Bank Pengambilan Uang dari Bank Jabar 0 1 00 0 BTK-01 4.000.000 0
& Banten
34 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Pengadaan suku cadang desk top 0 1 0 0 BKK-01 0 1.000.000
35 2009/2010 23-12-2009 BOS Kab Kas Perjalanan Dinas Guru dan Siswa 0 1 0 0 BKK-02 0 2.000.000
untuk Lomba IPA Provinsi
36 2009/2010 26-12-2009 BOS Kab Kas Honorarium Narasumber pelatihan 0 1 0 0 BKK-03 0 500.000
internal sekolah
183
Latihan 3.6.1.c. Lembar Kerja (BOS K2)
BOS
Pendapatan Asli
No Kode URAIAN JUML Rutin Bantuan Lain
Pusat Provinsi Kabupaten/ Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. PENERIMAAN
2.PENGELUARAN
184
Mengetahui, …………………., …………………20..
Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara
185
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode 1-12-2009 s.d. 28-12-2009
Jumlah Siswa: 518
Jumlah Dana BOS: 295.260.000
BOS
Sumber Dana : Kabupaten/Kota
Jumlah 3.500.000,00
186
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode 1-12-2009 s.d. 28-
Kunci Jawaban. 12-2009
Jumlah Siswa: 518
Jumlah Dana BOS: 295.260.000
Sumber Dana : BOS Pusat*
Format BOS-03
Dibuat oleh Sekolah
Ditempel di papan
pengumuman
Jumlah 8.414.195,00
187
Kunci Jawaban.
Sub Total Program Sekolah 4.532.862,00 0,00 1.032.862,00 0,00 3.500.000,00 0,00 0,00
188
Sub Total Non Program Sekolah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Pengeluaran / Belanja(II = 1 + 2) 4.532.862,00 0,00 1.032.862,00 0,00 3.500.000,00 0,00 0,00
2 SISA DANA = I - II 41.359.375,00 0,00 39.859.375,00 0,00 1.500.000,00 0,00 0,00
189
Lembar Bahan Bacaan 3.6.1.
Pelaporan
Penjelasan Umum
Format Laporan Internal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana (BOS K-2) adalah
format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat (condensed) dan merupakan satu-
satunya laporan yang disampaikan kepada Tim Manajemen Sumber Dana (umpama saja
BOS) Kabupaten/Kota. Format ini adalah format multi sumber, sehingga harus memuat
laporan penerimaan dan penggunaan uang dari semua sumber dana di sekolah.
190
Sumber informasi untuk penyusunan format ini adalah pembukuan pada Format
Pembukuan (yang tidak multi sumber) dan dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Cara mengisi Format adalah:
1. Laporan ini dapat diproses secara otomatik (apabila sekolah menggunakan program
komputer/misalnya), ataupun diproses secara manual.
2. Proses penyusunan laporan adalah sebagai berikut:
2.1. Apabila diproses secara manual, maka harus:
2.1.1. Mengambil/memilih transaksi demi transaksi dari buku Kas Umum.
2.1.2. Membuat rekapitulasi setiap pos/nomor kode rekening yang sama dan
kelompok pos/nomor kode rekening dari masing-masing sumber dana harus
dikumpulkan dan dijumlah, yang hasilnya merupakan Laporan Internal
Realisasi penerimaan dan penggunaan dana, masing-masing sumber dana
2.1.3. Kemudian memasukkan hasil rekap tiap sumber dana ke dalam Laporan
Internal Realisasi Penerimaan dan Penggunaan dana yang multi sumber
2.2. Namun apabila menggunakan pemrosesan dengan komputer, maka laporan ini dapat
diproses secara otomatik, baik langsung.
3. Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per tahun. Dokumen ini
ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
4. Format Laporan Internal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana yang multi sumber
adalah sebagai berikut:
191
192
Petunjuk Pengisian Format Laporan Internal Realisasi Penerimaan dan
Penggunaan Dana.
Kolom Penjelasan
2 Diisi dengan nomor kode sesuai dengan kode tersebut pada format Rencana
Penggunaan Rinci (yang dalam Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011 adalah format BOS K-1A)
3 Diisi sesuai dengan uraian tersebut pada format Rencana Penggunaan Rinci
(yang dalam Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
dana BOS Tahun 2011 adalah format BOS K-1A)
4 Diisi dengan jumlah dana yang diterima sekolah dan jumlah dana yang
dibelanjakan sekolah dari masing-masing sumber dana
5 Diisi jumlah rupiah yang diterima atau yang akan dibelanjakan sesuai dengan
asal sumber dana di sekolah
193
LAPORAN EKSTERNAL REALISASI PENGGUNAAN DANA (FORMAT BOS-03)
Format Laporan eksternal Realisasi penerimaan dan penggunaan dana (dalam Permendiknas
No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS Tahun 2011 dikenal dengan
format BOS-03) adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat
(condensed) yang disampaikan kepada Masyarakat dalam bentuk pengumuman yang
dipajang di papan pengumuman sekolah. Format ini adalah format non-multi sumber
dana, sehingga hanya memuat laporan penerimaan dan penggunaan uang dari sumber
dana tertentu. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian
alangkah baiknya apabila untuk sumber dana yang lain juga dilaporkan dengan cara dipajang di
papan pengumuman sekolah
Sumber informasi untuk penyusunan laporan ini adalah semua transaksi pengeluaran yang
dilakukan baik melalui bank maupun melalui kas (dari Buku Kas Umum).
Cara mengisi Format adalah membuat rekapitulasi setiap pos/nomor kode rekening yang
sama dan kelompok pos/nomor kode rekening dari masing-masing sumber dana harus
dikumpulkan dan dijumlah. Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per
tahun. Dokumen ini ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
Format BOS-03 adalah format untuk mengumumkan secara terbuka kepada publik tentang
Laporan Penggunaan Dana.
1. Format ini khusus untuk dana yang bersumber dari BOS. Namun demikian alangkah
baiknya apabila untuk sumber dana yang lain juga dilaporkan dengan cara dipajang di
papan pengumuman sekolah.
2. Sumber informasi untuk penyusunan BOS-03 adalah semua transaksi pengeluaran yang
dilakukan baik melalui bank maupun melalui kas
3. Laporan ini dapat diproses secara otomatik ataupun diproses secara manual.
4. Cara pemrosesan laporan ini sama dengan pemrosesan BOS K2 hanya formatnya yang
berbeda. Laporan ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, dan para
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
Format ini harus disusun per bulan, per triwulan, dan per tahun. Dokumen ini ditandatangani
oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Dokumen ini harus dilaporkan kepada
Tim Manajeman BOS Kabupaten. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
194
Laporan Penggunaan Dana BOS Periode ..... s/d .....
FORMAT BOS-03
A. Pengeluaran
B. Pembelian Barang/Jasa
195
Cara Pengisian Format:
Kolom Penjelasan
Periode Diisi: Triwulanan (untuk triwulan yang bersangkutan)
196
Rencana Sesi 7 (Modul 3)
SESI 7
PENGAWASAN, AUDIT DAN
PENGENDALIAN
A. PENGANTAR
Manajemen keuangan sekolah/madrasah sebagai sebuah proses memerlukan
pengendalian, pengawasan dan audit dalam memastikan berjalannya kegiatan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karenanya
manajemen sekolah/madrasah perlu memahami pentingnya pengawasan, audit dan
pengendalian dalam pengelolaan keuangannya.
Dengan demikian sekolah/madrasah perlu memahami dan menyiapkan laporan serta
pencatatan dan dokumentasi yang diperlukan untuk melakukan pengawasan, audit dan
pengendalian oleh berbagai pihak.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian dan perbedaan tentang pengawasan, audit dan pengendalian.
2. Memahami tugas dan fungsi pihak-pihak yang melakukan pengawasan, audit dan
pengendalian.
3. Memahami laporan dan dokumentasi yang baik dan benar untuk mendukung
pengawasan, audit dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda.
C. POKOK BAHASAN
1. Pengawasan.
2. Audit.
3. Pengendalian.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 45 menit.
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab dan diskusi.
197
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 3. Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 7. Pengawasan, Audit dan Pengendalian.
4. Power point (PPt) 1 - 12.
G. STRATEGI
H. REFERENSI
PP Nomor 80 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
198
1
Sesi 7
Pengawasan, Audit
dan Pengendalian
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
199
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan manfaat yang diharapkan dapat diterima oleh peserta.
Uraian inti:
• Fasilitator menjelaskan kepada peserta perbedaan terminologi dan definisi pengendalian,
pengawasan dan audit
• Uraian secara rinci akan diberikan pada slide berikutnya
3
Pokok Bahasan
Pengawasan
Pengawas
an kepada Audit
Sekolah
Pengendalian
200
4
201
4
Pelaku dan Bentuk Pengawasan
SIAPA BENTUK
Monitoring, Hearing, dan
DPRD
Kunjungan Kerja
Tim Manajemen BOS
Reviu, Monitoring, dan
Provinsi/Kabupaten/Kot
Evaluasi
a
Sekretaris Provinsi/
Monitoring
Kabupaten/Kota
Dewan Pendidikan Monitoring
Komite Sekolah Monitoring
Masyarakat Monitoring
202
6
203
7
Perbedaan Audit Eksternal dan Internal
(UU 15/2004)
Audit Eksternal Audit Internal
Dilakukan dengan tujuan
Dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan pernyataan
untuk membantu pihak
pendapat profesional
manajemen dalam
mengenai tingkat kelayakan
mengidentifikasi kelemahan,
dan keandalan informasi dan
inefisiensi dan kegagalan dari
laporan pertanggungjawaban
berbagai program yang
yang disampaikan kepada
dilaksanakan.
masyarakat.
Hasil Audit: Opini atas Hasil Audit: rekomendasi,
kewajaran laporan keuangan. simpulan, dan temuan.
Audit Eksternal untuk Dilakukan oleh: BPKP,
Pemerintah hanya dilakukan Inspektorat Jenderal tingkat
oleh BPK. Pusat, Provinsi maupun
Kota/Kabupaten.
204
8
Pengertian Pengendalian di
Sekolah/Madrasah
Pasal 1 PP 60/2008 merinci arti pengendalian sbb:
• Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus.
• Dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan.
• Melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Memberi definisi pengendalian secara khusus yang berlaku di sekolah berdasar PP 60/2008.
Inti uraian:
PP 60 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah memberi uraian mengenai
bagaimana pengendalian dalam instansi pemerintah dilakukan. Namun esensinya tetap berlaku
di organisasi manapun.
Bentuk Pengendalian
1. reviu atas kinerja yang bersangkutan;
2. pembinaan sumber daya manusia;
3. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
4. pengendalian fisik atas aset;
5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
6. pemisahan fungsi;
7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
11. dokumentasi yang baik, transaksi dan kejadian penting.
205
Mengapa slide ini penting?
Memberi bentuk operasionalisasi pengendalian yang bisa dilakukan agar organisasi berjalan
dengan baik.
Inti uraian:
Sebagian dari penerapan bentuk pengendalian ini sudah dijelaskan dalam sesi-sesi sebelumnya.
10
Siapa yang melakukan pengendalian?
Tingkat
Penanggungjawab Bentuk Pengendalian
Pemerintahan
Kementerian
Pusat • Pembinaan
Pendidikan Nasional
Dinas Pendidikan
Provinsi • Pembinaan
Provinsi
Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten • Pembinaan
Kota/ Kabupaten
206
11
Apa yang harus dipersiapkan sekolah?
Memastikan pengelolaan keuangan sekolah dilakukan secara ekonomis,
efisien, efektif dan bertanggungjawab sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
Memastikan adanya pengendalian internal yang efektif untuk menjamin:
(1) pencapaian tujuan;
207
12
Tanya Jawab
dan
Penutup
208
SUPLEMEN
209
210
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
UUSPN
211
Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia;
Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal;
Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang;
Berkomunikasi secara jelas dan santun;
Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya;
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung .
212
SK/KD SELURUH MAPEL SD + SMP
SK/KD memuat nilai-nilai:
religiusitas
kejujuran
toleransi
disiplin
kerja keras
kreativitas
kemandirian
demokratis
rasa ingin tahu
semangat kebangsaan
cinta tanah air
menghargai prestasi
bersahabat/komunikatif
cinta damai
senang membaca
peduli sosial
peduli lingkungan
tanggung jawab
Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama,
kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik
mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku
sebagai insan kamil.
213
Sasaran
Seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia.
Semua warga sekolah, terutama para peserta didik sebagai prioritas utama
Pendidik berperan sebagai teladan (ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani)
Berdasarkan nilai-nilai pada SKL, SK/KD, dan kewirausahaan: 25 butir nilai terbagi
dalam 5 kelompok
Catatan:
Religiusitas
kejujuran
kecerdasan
rasa tanggung jawab
kebersihan dan kesehatan
kedisiplinan
berpikir logis, kritis,
kreatif, inovatif
ketangguhan
keingintahuan
cinta Ilmu
rasa percaya-diri
kemandirian
214
keberanian mengambil resiko
berorientasi pada tindakan
jiwa kepemimpinan
kerja keras
Nilai Kebangsaan:
nasionalisme
menghargai keberagaman
1. religiusitas
2. kejujuran
3. kecerdasan
4. tanggung jawab
5. kebersihan dan kesehatan
6. kedisiplinan
7. tolong-menolong
8. berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif
Catatan :
Nilai-nilai tersebut merupakan karakter yang pada tahap awal pendidikan karakter ini
diprioritaskan internalisasinya, melalui semua mata pelajaran.
215
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
Satuan
Keluarga
Pendidikan
Keg.Pemb.
Kesiswaan Pembelajaran
216
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Semua Mapel
Siswa
SD &
SMP
berkarakter
Untuk memfasilitasi sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter, Direktorat PSMP telah
mengembangkan model-model silabus, RPP, dan bahan ajar (lihat lampiran). Selain itu juga
telah dikembangkan Buku Panduan bagi Guru Mata Pelajaran Menggunakan BSE untuk
Pendidikan Karakter.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Inti:
Pendahuluan -Ekplorasi Penutup
-Elaborasi
-Konfirmasi
217
Evaluasi: Authentic Assessment
PENILAIAN KARAKTER
MB/B: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah mulai secara konsisten
memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator )
MT/C : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi kemunculannya belum
konsisten)
BT/D: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
218
Contoh: Pembinaan Karakter melalui Manajemen Sekolah
• penyusunan RKS/RKAS
• penyusunan dan pelaksanaan
pedoman dan struktur
sekolah
• kesiswaan
Nilai - • kurikulum dan kegiatan
Nilai Siswa
pembelajaran SMP
Karakter
• pendidik dan tenaga Berkarakter
kependidikan
• sarana/prasarana
• keuangan dan pembiayaan
• budaya dan lingkungan
sekolah
• peranserta masyarakat dan
kemitraan sekolah
• kepemimpinan sekolah
• Sistem Informasi Manajemen
219
Contoh: Pembinaan Karakter melalui Kegiatan Kesiswaan
220
Pendidikan Karakter di
Pendidikan dasar
Latar Belakang
(Dasar Hukum)
221
UU SPN
UU SPN Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional :
Berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
222
SKL SD - SKL SMP
Lulusan SD memiliki kompetensi-kompetensi berikut:
• Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak;
• Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
• Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungannya;
• Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya;
• Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara
logis, kritis, dan kreatif;
• Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif,
dengan bimbingan guru/pendidik;
• Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya;
• Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari;
223
Lulusan SMP memiliki kompetensi-kompetensi berikut:
• Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja;
• Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
• Menunjukkan sikap percaya diri;
• Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan
yang lebih luas;
• Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
• Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
• Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif;
• Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya;
• Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari;
• Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
224
SK/KD SELURUH MAPEL SD &
SMP
SK/KD memuat nilai-nilai:
• Religius • Semangat kebangsaan
• Jujur • Cinta tanah air
• Toleran • Menghargai prestasi
• Disiplin • Bersahabat/komunikatif
• Kerja keras • Cinta damai
• Kreatif • Senang membaca
• Mandiri • Peduli sosial
• Demokratis • Peduli lingkungan
• Rasa ingin tahu • Tanggung jawab
225
Pengertian Karakter dan
Pendidikan Karakter
• Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-
nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/
konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
• Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana
untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil.
Tujuan Pendidikan
Karakter
• Meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah melalui
pembentukan karakter peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan.
226
Sasaran :
• Seluruh Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Indonesia.
• Semua warga sekolah, terutama para
peserta didik sebagai prioritas utama.
• Pendidik berperan sebagai teladan (ing
ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani)
Contoh:
Nilai-nilai yang perlu
diinternalisasikan
di SD & SMP
227
Berdasarkan nilai-nilai pada SKL, SK/KD, dan
kewirausahaan:
25 butir terbagi dalam 5 kelompok
TUHAN YME
Nilai
Nilai
-
-
Moral Nilai
Nilai
Knowi
ng Catatan:
DIRI SENDIRI SESAMA
Dengan alasan fisibilitas
penanaman, setiap mata
KARAKTER pelajaran TIDAK harus
Nilai
menanamkan semua nilai
Nilai
-
Moral Moral - karakter. Setiap mapel DAPAT
Action Feeling Nilai
Nilai memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai tertentu yang paling
relevan/dekat dengan sifat isi
KEBANGSAAN LINGKUNGAN dan kegiatan pembelajaran
pada mapel ybs.
Nilai
-
Nilai
• Kereligiusan
228
Nilai Karakter dalam Hubungannya
dengan Diri Sendiri
• Tolong menolong
• Kesantunan
• Kesaadaran akan hak dan kewajiban diri
dan orang lain
• Kepatuhan pada aturan-aturan sosial
• Menghargai karya dan prestasi orang
lain
• Demokrasi.
229
Nilai Karakter dalam Hubungannya
dengan Lingkungan:
Nilai Kebangsaan:
• Nasionalisme
• Menghargai
keberagaman
230
Nilai-nilai Pangkal Tolak Pengembangan
Karakter
1. Kereligiusan
2. Kejujuran
3. Kecerdasan
4. Tanggung jawab
5. Kebersihan dan kesehatan
6. Kedisiplinan
7. Tolong-menolong
8. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif
Catatan :
Nilai-nilai tersebut merupakan karakter yang pada tahap awal
pendidikan karakter ini diprioritaskan internalisasinya, lewat
semua mata pelajaran.
231
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI
Teori MASYA-
SATUAN KELUARGA RAKAT
Pendidikan, Nilai-nilai Perilaku
Psikologi, Berkarakter
Nilai, Sosial Luhur PENDIDIKAN
Budaya
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
Contoh:
Skema Pendidikan Karakter di SD &
SMP
Agama, Pancasila,
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI
MANAJEMEN
Teori
KEG. PEMB. PEMBELAJARAN
Pendidikan, Nilai-nilai Perilaku
Psikologi,
Nilai, Sosial Karakter KESISWAAN Berkarakter
Budaya
Standar HABITUASI
Kompetensi
Lulusan (SKL),
Standar Isi,
Kewirausahaan
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
232
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam
Pembelajaran Semua Mata Pelajaran
• Perencanaan
• Penyusunan
Silabus
• RPP Siswa
• Bahan Ajar SD &
Nilai-Nilai SMP
Karakter Berka-
• Pelaksanaan rakter
• Kegiatan Pembelajaran
(Pembelajaran aktif -
misalnya CTL)
• Evaluasi
Contoh :
MODEL SILABUS, RPP, dan BAHAN
AJAR
Untuk memfasilitasi sekolah melaksanakan
pendidikan karakter, Direktorat PSMP telah
mengembangkan model-model silabus, RPP,
dan bahan ajar (lihat lampiran). Selain itu juga
telah dikembangkan Buku Panduan bagi Guru
Mata Pelajaran Menggunakan BSE untuk
Pendidikan Karakter.
233
Pelaksanaan Pembelajaran
INTERVENSI
P e m b e l a j a r a n Ak t i f , a . l . : C o n t e x t u a l Te a c h i n g a n d L e a r n i n g
Kegiatan Inti:
Pendahulua
n
• Eksplorasi Penutup
• Elaborasi
• Konfirmasi
HABITUASI
Evaluasi:
Authentic Assessment
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes Tertulis • Pilihan ganda • Pilihan singkat
• Benar-salah • Uraian
• Menjodohkan
Tes Lisan • Daftar pertanyaan
Tes Kinerja • Tes tulis keterampilan • Tes simulasi
• Tes identifikasi • Tes uji petik kerja
Penugasan individual • Pekerjaan rumah
atau kelompok • Proyek
Observasi • Lembar observasi/lembar pengamatan
Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
Jurnal • Buku catatan jurnal
Penilaian diri • Lembar penilaian diri/kuesioner
Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman
234
PENILAIAN KARAKTER
• MK/A = Membudaya (apabila peserta didik terus
menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten)
• MB/B = Mulai Berkembang (apabila peserta didik
sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
• MT/C = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah
mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
• BT/D = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum
memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).
Contoh:
Pembinaan Karakter melalui Manajemen
Sekolah
• Penyusunan RKS/RKAS
• Penyusunan dan Pelaksanaan
Pedoman dan Struktur Sekolah
• Kesiswaan
• Kurikulum dan Kegiatan
Pembelajaran
• Pendidik dan Tenaga Siswa
Kependidikan SMP
Nilai-Nilai
• Sarana/Prasarana Berka-
Karakter
• Keuangan dan Pembiayaan rakter
• Budaya dan Lingkungan
Sekolah
• Peranserta Masyarakat dan
Kemitraan Sekolah
• Kepemimpinan Sekolah
• Sistem Informasi Manajemen
235
Contoh:
Pembinaan Karakter melalui Kegiatan
Kesiswaan
TERIMA kasih
236
Isu Gender dalam Penyusunan Rencana
KerjaSekolah
DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKATDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
NON FORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
LATARBELAKANG
Perhatikan hal yang berkaitan dengan millennium development goals (MDGs) dan data lama-
sekolah sebagian penduduk Indonesia seperti yang dipaparkan dio bawah ini.
Goal 2: mencapaipendidikandasarbagisemuadengantujuanbahwapadatahun 2015
semuaanakbaiklaki-lakimaupunperempuandapatmengenyampendidikandasar
Goal 3:
mempromosikankesetaraandanpemberdayaanperempuandengantujuanuntukmenghapuskans
egalabentukdisparitas gender dalampendidikandasardanmenengah paling lambatpadatahun
2015.
Rata-rata Lama Sekolah (dalamtahun)
PendudukBerusia 15 TahunKeatasMenurutTipe Daerah danJenisKelamin, Tahun 2008
Indeks Paritas
Tipe Daerah Laki-laki Perempuan L+P
Gender
Dua hal ini merupakan bagian penting dari tumbuhkembang inisiatif pemertintah Indonesia
untuk mengagendakan secara nasional upaya “Pengarusutamaan Gender” (PUG)
237
MENGAPA PERLU MENYELENGGARAKAN PUG ?
• Memperolehakses yang samakepadasumberdayapembangunan;
• Berpartisipasi yang samadalam proses pembangunan, termasukproses
pengambilankeputusan;
• Memilikikontrol yang samaatassumberdayapembangunan; dan
• Memperolehmanfaat yang samadarihasilpembangunan.
238
• pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan bidang
pendidikan;
• mewujudkan perencanaan berperspektif gender melalui pengintegrasian pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, potensi, dan penyelesaian permasalahan laki-Iaki dan perempuan;
• mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender pada satuan pendidikan dan masyarakat;
• mewujudkanpengelolaananggaranpendidikan yang responsif gender;
• meningkatkankesetaraan dan keadilandalamkedudukan, peranan, dan
tanggungjawablaki-laki dan perempuansebagaiinsan dan sumberdayapembangunan.
• Mengidentifikasilangkah-langkahpemecahanmasalahterkaitdenganhambatankesetaraan
gender di sekolahakibatkonstruksisosialbudaya
239
• Merumuskansasaranmutubarumelauireformulasimanajemensekolah yang bias
ataunetral gender menujumanajemenresponsif gender
2. Partisipasidalampengambilankebijakan
3. Kontrolterhadapsumber-sumberdaya
240
APA RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Melakukanpengarusutamaan gender padaaspek:
1. ManajemenSekolah, yang meliputi; Organisasidanbudayasekolah, SaranadanPrasarana,
AdministrasiSekolah, KebijakandanPengelolaanSekolah
3. Peransertamasyarakatdalampendidikan
2. TenagaPendidikdanKependidikan
4. Pesertadidik
2. Pembelajaran
2. Laki-lakidanperempuanmemilikikesempatandanperan yang
samaatausetaradalammembina, mengarahkandanmelaksanakanpelayananpendidikan di
sekolahdandapatmemperolehmanfaat yang samadarikesempatandanperantersebut;
5. Perempuandanlaki-lakimemilikihak yang
samauntukmenempatijabatanstrukturaldan/ataujabatanfungsional di sekolah,
melakukanpengendalianterhadap program sertamemperolehmanfaat yang sama;
6. Sekolahmemilikisarana-parasarana yang
dapatdiaksesolehsertamemenuhikebutuhankhususlaki-lakidanperempuan, seperti:
241
kamarmandi, lapanganolahraga, alat-alatolahraga, pakaianolah raga, kamarganti,
bangsa, dsb,
2. Stereotipiataupembakuancitradariperan-peranlaki-lakimaupunperempuan yang
merugikansalahsatujeniskelamin.
3. Diskriminasiterhadapjeniskelamintertentusehinggamenghalangiuntukmendapatkanhak-
haknyasertamelaksanakanperan-perannya di lingkungansekolah
2. Memberikanpenghargaandanpenghormatansesuaidenganposisidanperannyamasing-
masing
242
DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
243
TARGET MDGs
Goal 2: mencapai pendidikan dasar bagi semua
dengan tujuan bahwa pada tahun 2015 semua
anak baik laki-laki maupun perempuan dapat
mengenyam pendidikan dasar
Goal 3: mempromosikan kesetaraan dan
pemberdayaan perempuan dengan tujuan
untuk menghapuskan segala bentuk
disparitas gender dalam pendidikan dasar dan
menengah paling lambat pada tahun 2015.
244
KONDISI UMUM
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
IDG Indonesia menunjukkan
peningkatan, yaitu dari 0,597 Ekonomi (akses lapangan
pada tahun 2004 menjadi 0,621 kerja), angka pengangguran
pada tahun 2007 (KNPP-BPS). terbuka perempuan mengalami
penurunan dari 13,72 % (2006)
Trend Indeks Pemberdayaan Gender/GEM, menjadi 9,29 % (2008)
2004-2007
(Sakernas).
0,630
0,620 0,613
0,621 Jabatan publik, persentase
0,618 perempuan yang menduduki
0,610
jabatan eselon I sampai eselon
0,600 IV, masing-masing sebesar 9,6
0,590 0,597 %, 6,6 %, 13,7 %, dan 22,4
%(2006). Persentase tersebut
0,580
2004 2005 2006 2007
meningkat pada tahun 2008
khususnya untuk eselon II
sampai eselon IV, masing-masing
sebesar 7,1 %, 14,5 %, dan 23,5
%.
Indeks Paritas
Tipe Daerah Laki-laki Perempuan L+P
Gender
245
Perkembangan Nilai dan Angka Kelulusan SMP
menurut Jenis Kelamin 2005-2009
7,6
7,4
7,4
7 6,95
7,01
6,95
6,8
6,81
Nilai (L)
6,6 6,52 Nilai (P)
6,4
6,37
6,2
5,8
246
STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN
PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1.Integrasi
kebutuhan Kesetaraan
laki-laki dan
perempuan
0
dalam seluruh
kebijakan U
dan program T
STRATEGI
TUJUAN Jalur-kembar C
Keadilan Pengarus- 0
Gender utamaan
gender M
E
2. Kegiatan S
khusus yg
ditujukan untuk
PEMBERDAYAAN
pemberdayaan
perempuan PEREMPUAN
MENGAPA PERLU
MENYELENGGARAKAN PUG ?
247
Komitmen Nasional
• Untuk melaksanakan PUG ini, pada tahun 2000 telah dikeluarkan
Instruksi Presiden No.9 Tentang Pengarusutamaan Gender (PUG)
dalam pembangunan Nasional. Melalui instruksi ini Presiden
Republik Indonesia telah mengintruksikan kepada seluruh
Kementerian/Lembaga serta pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota untuk melaksanakan PUG kedalam perencanaan,
pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan
program yang berperspektif gender diseluruh aspek
pembangunan
• Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-
2025. Dalam UU tersebut peningkatan kesetaraan gender
merupakan salah satu tujuan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Ke-2 (2010-2014)
• Permendagri No 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah
• Permendiknas No.84 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan
PUG Bidang Pendidikan yang memberi acuan pelaksanaan PUG
bidang pendidikan mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota
sampai dengan satuan pendidikan.
248
PENGARUSUTAMAAN
GENDER
(Inpres No.9 Tahun 2000)
Suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender (KKG) melalui kebijakan dan
program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan,
dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke
dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di
berbagai bidang kehidupan dan sektor
pembangunan
249
Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional
dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan
Gender bidang pendidikan
250
Indikator Kinerja Kunci Penerapan Strategi Perluasan dan Pemerataan Akses
Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender
dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat 2010-2014
508 Persentase Kab/Kota yang 5.0% 14.0% 23.0% 32.0% 41.0% 50.0%
Mengarusutamakan Gender
509 Persentase Pemegang SUKMA 2% 5% 9% 16% 19% 20.0%
Menempuh PKH
251
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 84 TAHUN 2008
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER
BIDANG PENDIDIKAN
252
Integrasi Keadilan dan Kesetaraan Gender dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) :
253
Langkah Integrasi Keadilan dan Kesetaraan Gender
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) :
• Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah dengan memasukkan
kesetaraan gender sebagai bagian integral dan eksplisit
• Mengidentifikasi fungsi-fungsi sekolah yang menggunakan prinsip MBS
dengan mengintegrasikan masalah gender yang diperlukan untuk
mencapai sasaran
• Melakukan analisis SWOT untuk mengetahui potensi pengembangan
kesetaraan gender dalam perencanaan programdan pengembangan
strategis untuk mencapai sasaran
• Mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan masalah terkait dengan
hambatan kesetaraan gender di sekolah akibat konstruksi sosial budaya
• Menyusun rencana dan program peningkatan mutu yang responsif
terhadap perbedaan gender sebagai konstruksi sosial dengan
memperhatikan kebutuhan gender praktis dan gender strategis
• Melakukan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan indikator
kesetaraan gender dan indikator kebijakan responsif gender
• Merumuskan sasaran mutu baru melaui reformulasi manajemen sekolah
yang bias atau netral gender menuju manajemen responsif gender
254
Identifikasi Isu-isu Gender di Sekolah /
Perguruan Tinggi :
255
Mengapa Pendidikan Sekolah /Perguruan
Tinggi Responsif Gender (PSBG)?
Kebijakan sekolah cenderung netral (beberapa
bias) gender, yang berdampak terhadap tingkat
pemerolehan manfaat yang berbeda antara laki-
laki dan perempuan (laki-laki biasanya
mendapatkan manfaat lebih tinggi dibandingkan
perempuan).
Masih terdapat bahan ajar yang mengandung
stereotipe gender yang menguatkan prilaku bias
gender di masyarakat.
Perilaku guru yang belum sensitif gender, yang
berdampak pada bentuk-bentuk prilaku yang
bias gender.
256
RUANG LINGKUP SISTEM PENGELOLAAN
PENATAAN RUANG
MANAJEMEN
SEKOLAH PENGELOLAAN SAR-PRAS
PEMBELAJARAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
SEKOLAH PROSES MATERI PEMBELAJARAN
BERWAWASAN PEMBELAJARAN
GENDER PENGGUNAAN BAHASA
INTERAKSI KELAS
KOMITE SEKOLAH
PELECEHAN SEKSUAL
257
SIAPA SASARAN PENDIDIKAN SEKOLAH /PERGURUAN
TINGGI RESPONSIF GENDER ?
1. Manajer Sekolah
2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
3. Stakeholders pendidikan (Komite Sekolah,
Sekolah,
Penulis Bahan Ajar, Penerbit,
Penerbit, Orang tua)
tua)
4. Peserta didik
1. Manajemen Sekolah
2. Pembelajaran
3. Peran Serta Masyarakat
258
Indikator Sekolah /Perguruan Tinggi Responsif
Gender
Aspek Manajemen:
1. Laki-
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan
peran yang yang sama atau setara dalam
mengendalikan sistem pendidikan di sekolah;
sekolah;
2. Laki-
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan
peran yang sama atau setara dalam
membina,
membina, mengarahkan dan melaksanakan
pelayanan pendidikan di sekolah dan dapat
memperoleh manfaat yang sama dari kesempatan
dan peran tersebut;
tersebut;
3. Sekolah menghargai adanya karakter
kerja,
kerja, kesempatan dan tugas kultur yang berbeda
antara laki-
laki-laki dan perempuan dalam kehidupan
pribadi maupun dalam menjalankan tugas kedinasan;
kedinasan;
259
MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH RESPONSIF
GENDER
260
Upaya Menciptakan Budaya Sekolah Responsif
Gender
261
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
KE DALAM EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH (EDS/M)
Atas dasar penilaian resiko dampak bencana ini, sekolah/madrasah diharapkan dapat menentukan pilihan
tindakan Pengurangan Resiko Bencana menurut jenis dan tingkatan ancaman bencana yang dihadapi
sekolah/madrasah, untuk bisa dimasukkan ke dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana
Kerja Sekolah (RKS)
Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi, yang
berakibat pada pergerakan permukaan bumi. Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan
rumah, gedung, sekolah/madrasah, jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan
seperti kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa bumi dapat
mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang terletak di atas, meruntuhkan bangunan sekolah/madrasah, dan
menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan.
Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut atau badan air yang
terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar
dengan kecepatan dan elevasi yang tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang
yang sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami dapat
menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah/madrasah, perkantoran dan bangunan publik
lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air yang dekat dengan laut.
Banjir adalah kejadian di mana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang biasanya tidak
digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya tampung sungai, danau, rawa atau penampung air
lainnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi tanah,
dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah/madrasah atau menghanyutkan
peralatan di dalamnya.
Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki suatu lereng. Longsor
dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan
dari batuan atau tanah yang membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di
atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kandungan air, meningkatnya
sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di
permukaan lereng. Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah/madrasah.
Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah/madrasah dan bangunan
publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama
dalam hal pemilihan bahan yang mudah terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan,
atau pemasangan instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus
pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau alat pemanas laiinya.
Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah/madrasah dan menjebak murid dan guru di dalam kungkungan
api.
262
B. Analisis Resiko
Memahami kondisi lingkungan sekolah/madrasah dengan melihat pada ancaman, kerentanan,
keterpaparan dan kekuatan bangunan sekolah/madrasah dalam menghadapi bencana
Kerentanan (Vulnerability) adalah suatu keadaan yang Gambar yang menjelaskan ancaman bencana
menyebabkan ketidakmampuan manusia dalam tanah longsor, keterpaparan (exposure) sebagian
menghadapi bahaya. Anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, bangunan sekolah/madrasah terhadap bongkahan
dan penyandang cacat umumnya termasuk kaum rentan. batu yang sewaktu-waktu bisa runtuh, serta
kerentanan murid dan guru yang berada di dalam
Kapasitas (Capacity) adalah kemampuan-kemampuan bangunan sekolah/madrasah.
khusus yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk
menghadapi keadaan darurat bencana. Kapasitas
terbangun melalui pengenalan dan pelatihan
penanggulangan bencana.
alam tsunami
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena bencana alam
tsunami sebelumnya
Rancangan sekolah/madrasah kami belum memiliki rancangan yang aman dari
tsunami
Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang
aman saat kejadian tsunami
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana tsunami
263
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan YA (Y) atau TIDAK (T) Y T
Sekolah/madrasah kami sangat dekat dengan lokasi pusat kejadian bencana tanah
longsor sebelumnya
Rancangan sekolah/madrasah kami belum memperhitungkan ancaman tanah longsor
yang ada di sekitar
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk penyelamatan dari tanah longsor
Sekolah/madrasah kami berada pada wilayah yang rawan terhadap kejadian banjir
Sekolah/madrasah kami berlokasi di daerah yang dekat dengan aliran sungai yang
dapat meluap
Banjir
Pintu kelas dan gerbang sekolah/madrasah kami tidak cukup lebar untuk
penyelamatan saat kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum membuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat
kejadian kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi
untuk kejadian bencana kebakaran
Sekolah/madrasah kami belum memiliki prosedur keselamatan saat terjadi kebakaran
C. Tindak lanjut hasil EDS/M tentang resiko bencana yang dihadapi sekolah/madrasah
Menyikapi hasil EDS/M tentang resiko bencana
Secara umum idealnya aspek Keselamatan Sekolah (School Safety) merupakan bagian dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Kalaupun belum menjadi standar wajib, aspek keselamatan merupakan kebutuhan mendasar
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang aman, nyaman dan melindungi.
Bagi sekolah/madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG dari hasil analisis
sederhana di atas, maka disarankan agar sekolah/madrasah merujuk ke Suplemen tentang Pengintegrasian
Tindakan Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja
Sekolah (RKS) yang tersedia pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
oo0oo-
264
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN TINDAKAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
KEDALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
Petunjuk: Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu sekolah/madrasah dalam menindak lanjuti hasil
Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS) tentang Pengurangan Resiko Bencana kedalam Rencana Kegiatan
Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), melalui penentuan pilihan-pilihan tindakan yang kongkrit
untuk meningkatkan Keamanan dan keselamatan Sekolah (School Safety) dari resiko bencana.
Jangka Pendek
Evaluasi diri kerentanan bangunan, fasilitas dan lingkungan sekolah/madrasah terhadap berbagai jenis
bencana
Perbaikan sistem pengelolaan sekolah/madrasah agar memiliki prosedur keselamatan
Penyadaran akan pemahaman pentingnya mitigasi bencana dan prosedur keselamatan
Pelaksanaan kegiatan simulasi dan latihan keselamatan menghadapi bencana
Jangka Menengah/Panjang
Perbaikan fasilitas sekolah/madrasah agar memenuhi standar keamanan dan keselamatan menghadapi
bencana
265
Penataan ulang penggunaan ruang kelas, jalur gang, gudang dan lapangan untuk meningkatkan kemudahan
mobilitas
Pemindahan sebagian atau keseluruhan bangunan sekolah/madrasah ke kawasan yang lebih aman dari
bencana
Langkah awal: idealnya, untuk sekolah/madrasah yang hasil analisis resiko bencana dalam EDS
menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG, maka unsur Keselamatan Sekolah
(School Safety) harus menjadi bagian dari kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan (bagian dari visi
dan misi). Jika Keselamatan Sekolah/ Madrasah merupakan bagian dari tujuan pengembangan
sekolah/madrasah, maka tujuan tersebut bisa diturunkan ke dalam sasaran, kegiatan dan rencana kerja
tahunan.
Jangka waktu perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam
JANGKA MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-STRUKTURAL dapat dikerjakan
dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS, rencana jangka menengah/panjang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan Sekolah/RKS (4 tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam
Rencana Kerja Tahunan (RKT). Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam
Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
266
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Gedung E, Lantai 15
Jakarta Selatan, 10270
Tel: 021-5725061, 5725613
Fax: 021-5725613
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Koordinator DAK Rehabilitasi Sekolah
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Gedung E, Lantai 5
Jakarta Selatan, 10270
Tel: 021-5725061, 5725613
Fax: 021-5725613
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL
Pusat Data dan Informasi
Dr. Sutopo Purwo Nugroho
Jl. Ir. H. Juanda No. 36
Jakarta
Tel: 021-3442734, 3442985, 3443079
Fax: 021-3505075
Email: sutopopn2011@yahoo.com
267
RENCANA AKSI NASIONAL PEMBERANTASAN
PENGGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA (P4GN)
TAHUN 2011-2015,
PENGERTIAN
Istilah NARKOBA merupakan singkatan dari NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA dan BAHAN
ADIKTIF LAINNYA.
Rincian pengertian lebih lanjut dipaparkan di bawah ini.
• NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
• PSIKOTROPIKA
Adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syarat pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
• BAHAN ADIKTIF LAINNYA
Adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan.
--HEROIN
Jenisnya : dikenal dengan nama Putau atau PTW
KARAKTERISTIK
• Merupakan narkoba yang sangat cepat menimbulkan ketergantungan. berupa serbuk
putih dengan rasa pahit
EFEK
• Menimbulkan rasa lesu, penampilan dungu, jalan mengambang, rasa senang yang
berlebihan.
• Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang, keram, mata berair,
hidung berlendir, hilang nafsu makan dan kehilangan cairan tubuh.
--GANJA dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, stick, cimeng, grass.
KARAKTERISTIK
268
• Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu
lama, terutama bagi mereka yang telah rutin menggunakannya.
EFEK
• Menurunkan ketergantungan monorik, peningkatan denyut jantung, rasa gelisah dan
panik, perubahan persepsi tentang ruang dan waktu, depresi, halusinasi, rasa
ketakutan dan agresi, rasa senang yang berlebihan.
• Komplikasi kesehatan pada daerah pernafasan, sistem peredaran darah dan kanker.
MINUMAN BERALKOHON adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari
bahan asli pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung karbonhidrat dengan cara
fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara
pengeceran minuman yang mengandung etanol
PSIKOTROPIKA
Jenisnya:
--ECSTASY
Dikenal dengan nama Inex, XTC, huge drig, Yupie drug, essence, darity, butterfly, black,
heart, ice.
KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa tablet dan kapsul warna-warni
EFEK
• Peningkatan detak jantung & tekanan darah, rasa senang yang berlebihan, hilangnya
rasa percaya diri.
• Setelah efek di atas, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas dan depresi yang
dapat belangsung beberapa hari.
• Gerakan tak terkontrol, mual dan muntah, sakit kepala, hilang selera makan dan rasa
haus yang berlebihan.
• Kematian terjadi karena tidak seimbangnya cairan tubuh, baik karena dehidrasi
ataupun terlalu banyak cariran.
269
• Mudah larut dalam alkohol dan air
• Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu makan, sensitif, tidak dapat tidur, kejang
otot, halusinasi dan bahkan kematian.
• Bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna
• Perubahan dan proses berfikir, hilangnya kontrol, hilang orientasi dan depresi.
270
• Keterampilan berkomunikasi
• Paru-paru
• Jantung
• Hepatitis
• Over dosis
• Kriminalitas
• Kekerasan/kejahatan
• Putus sekolah
• Gangguan Jiwa
Kulit pucat-kepucatan
271
Emosional, perasa, gampang tersinggung
Bermusuhan
Tanggapan lambat
PENCEGAHAN
PREVENTIF: ceramah, sosialisasi penanggulangan, pameran, seminar dll.
272
STRATEGI PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH
• Secara terpadu dalam pelajaran
• Lakukan kegiatan positif, buat pekerjaan yang berguna untuk orang tua dan
lingkungan.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN ORANGTUA AGAR ANAK TERBEBAS DARI NARKOBA
• Ikut terlibat dalam kegiatan anak-anaknya
5. Mengajarkan anak untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan kembangkan sikap sehat
terhadap sexualitas
7. Menerapkan standar pekerjaan dan perilaku realitas didukung oleh disiplin yang tepat
273
8. Ajarkan anak agar mampu dan terampil termasuk keterampilan mengatasi masalah
9. Tegakkan kemandirian
• Ceritakan juga kepada ibu dan bapak, agar beliau membimbingmu untuk memecahkan
masalahmu
• Tak salah juga mengadu kepada guru BK di sekolahmu, karena beliau tahu tentang
psikologi. Jadi masalahmu bisa diselesaikan secara psikologis
• Jika bermasalah, jangan termenung, bertopang dagu. Isi waktumu dengan kegiatan
yang bermanfaat.
• Mengadu dan memohon petunjuk pada Tuhan yang Maha Kuasa, agar diberikan jalan
keluar menyelesaikan masalah yang kamu hadapi.
• Tahun 2009 bekerja dengan Metro TV dan Media Indonesia ke beberapa sekolah di
Jabodetabek penyuluhan tentang narkoba.
274
RENCANA AKSI NASIONAL
PEMBERANTASAN PENGGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA (P4GN)
TAHUN 2011-2015
275
PENGERTIAN
Istilah NARKOBA adalah singkatan dari
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA dan BAHAN
ADIKTIF LAINNYA.
NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
• PSIKOTROPIKA
Adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syarat pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
276
• BAHAN ADIKTIF LAINNYA
Adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan.
HEROIN
Jenisnya : dikenal dengan nama Putau atau PTW
KARAKTERISTIK
• Merupakan narkoba yang sangat cepat menimbulkan
ketergantungan. berupa serbuk putih dengan rasa pahit
• Dalam pasaran warnanya putih coklat atau dadu.
• Cara penggunaan dapat disuntikkan, dihirup dan dimakan.
EFEK
• Menimbulkan rasa lesu, penampilan dungu, jalan mengambang,
rasa senang yang berlebihan.
• Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang,
keram, mata berair, hidung berlendir, hilang nafsu makan dan
kehilangan cairan tubuh.
• Menimbulkan kematian bila over dosis.
277
GANJA
Dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, stick, cimeng, gras.
KARAKTERISTIK
• Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik
dalam waktu lama, terutama bagi mereka yang telah rutin
menggunakannya.
• Bentuk daun kering, cairan yang lengket minyak damar ‘ganja’
EFEK
• Menurunkan ketergantungan monorik, peningkatan denyut jantung,
rasa gelisah dan panik, perubahan persepsi tentang ruang dan
waktu, depresi, halusinasi, rasa ketakutan dan agresi, rasa senang
yang berlebihan.
• Komplikasi kesehatan pada daerah pernafasan, sistem peredaran
darah dan kanker.
MINUMAN BERALKOHOL
Adalah minuman yang mengandung
etanol yang diproses dari bahan asli
pertanian ataupun secara sintetis yang
mengandung karbonhidrat dengan cara
fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, maupun yang diproses
dengan cara pengeceran minuman yang
mengandung etanol.
278
PSIKOTROPIKA
Jenisnya: ECSTASY
Dikenal dengan nama Inex, XTC, huge drig, Yupie drug, essence,
darity, butterfly, black, heart, ice.
KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa tablet dan kapsul warna-warni
• Cara penggunaannya ditelan secara langsung
• Mendorong tubuh melakukan aktivitas melampui batas maksimum
EFEK
• Peningkatan detak jantung & tekanan darah, rasa senang yang berlebihan,
hilangnya rasa percaya diri.
• Setelah efek di atas, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas dan
depresi yang dapat belangsung beberapa hari.
• Gerakan tak terkontrol, mual dan muntah, sakit kepala, hilang selera makan
dan rasa haus yang berlebihan.
• Kematian terjadi karena tidak seimbangnya cairan tubuh, baik karena
dehidrasi ataupun terlalu banyak cariran.
MEMTHAMPHETAMI
NE
Dikenal dengan nama shabu-shabu atau ubas
KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa kristal dan cairan
• Mudah larut dalam alkohol dan air
• Cara penggunaannya dihisap dengan
bantuan alat (bong)
279
BAHAN ADIKTIF
LAINNYA
Jenisnya : ALKOHOL
FAKTOR PENYEBAB
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
FAKTOR INDIVIDU
• Aspek kepribadian
• Kecemasan dan depresi
• Aspek pengetahuan, sikap dan
kepercayaan
• Keterampilan berkomunikasi
• Faktor emosional dan mental.
281
FAKTOR SOSIAL BUDAYA
• Kondisi keluarga/orang tua
• Pengaruh teman sebaya
282
AKIBAT PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
• Penyakit AIDS
• Paru-paru
• Jantung
• Hepatitis
• Over dosis
• Kriminalitas
• Kekerasan/kejahatan
• Putus sekolah
• Gangguan Jiwa
TANDA-TANDA PECANDU
NARKOBA
Tanda-tanda Fisik
Mata memerah
Kulit pucat-kepucatan
Kelopak mata seperti berat/mengantuk
283
BAGAIMANA MENGATAKAN
TIDAK PADA NARKOBA
284
PENCEGAHAN
PREVENTIF: ceramah, sosialisasi
penanggulangan, pameran, seminar dll.
PRIMER: konseling, sosialisasi peraturan
perundangan dan bahaya penyalahgunaan
narkoba, memberikan pelatihan, penyebaran
infomasi anti narkoba, meningkatkan
kewaspadaan dan kontrol terhadap lingkungan
sekolah
SEKUNDER: Bekerjasama dengan pihak
keluarga, tenaga pendidik, peserta didik, kegiatan
pendidikan sebaya (peer education), keterampilan
sosial (social skill), komite sekolah.
STRATEGI PENCEGAHAN
NARKOBA
DI SEKOLAH
• Secara terpadu dalam pelajaran
285
BAGAIMANA AGAR TIDAK
TERJERUMUS NARKOBA
• Dapatkan dahulu informasi/keterangan yang benar
tentang bahaya narkoba dari ahlinya/yang mengetahui,
seperti koran, majalah, seminar – seminar, dll
• Persiapan diri/mental menolak untuk ditawari
• Belajar berkata menolak/tidak untuk narkoba
• Memiliki cita-cita dalam hidup dan masa depan
• Lakukan kegiatan positif, buat pekerjaan yang berguna
untuk orang tua dan lingkungan.
286
10 KUNCI MENJADIKAN ANAK
SUKSES
1. Menanamkan nilai-nilai agama/spiritual sedini
mungkin, untuk menguatkan hati nurani
2. Mengembangkan potensi anak seoptimal
mungkin
3. Mengembangkan harga diri
4. Mengajarkan kemampuan untuk bersosialisasi
yang efektif
5. Mengajarkan anak untuk menunjukkan rasa
kasih sayang dan kembangkan sikap sehat
terhadap sexualitas
287
MENGATASI MASALAH TANPA
NARKOBA
• CURHAT kepada teman baikmu, siapa tahu dapat
membantu memecahkan masalahmu.
• Ceritakan juga kepada ibu dan bapak, agar beliau
membimbingmu untuk memecahkan masalahmu
• Tak salah juga mengadu kepada guru BK di sekolahmu,
karena beliau tahu tentang psikologi. Jadi masalahmu
bisa diselesaikan secara psikologis
• Jika bermasalah, jangan termenung, bertopang dagu. Isi
waktumu dengan kegiatan yang bermanfaat.
• Mengadu dan memohon petunjuk pada Tuhan yang
Maha Kuasa, agar diberikan jalan keluar menyelesaikan
masalah yang kamu hadapi.
288
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV / AIDS KE DALAM
KURIKULUM SEKOLAH
Petunjuk:
Lembar suplemen ini dimaksudkan untuk membantu Sekolah/ madrasah dalam melaksanakan
pendidikan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, sebagai bagian dari proses
evaluasi diri sekolah.
Atas dasar evaluasi tentang ancaman HIV ini, Sekolah/Madrasah dapat menentukan pilihan
tindakan pencegahan melawan HIV/AIDS dalam lingkungan sekolah, untuk dapat dimasukkan ke
dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS).
A
B
A
C C
A B
B
B
C C C A
C
A C
C B A
C B
B A
A
B
A
A A
B A B
B
Estimasi Prev. HIV
pada Pend Dewasa,
Estimasi Jumlah ODHA 2009
2009
A = SSF Grup A: Sumut, Riau, Sumsel, Kepri, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Papua, Papua Barat
B = SSF Grup B: Sumbar, Lampung, DIY, Banten, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, NTB, NTT, Maluku
C = SSF Grup C: NAD, Jambi, Bengkulu, Babel, Kalteng, Sulteng, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Malut
Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI
Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota
289
9. Kepulauan Riau : 226
10. Sulawesi Selatan : 143
Berdasarkan cara penularannya, secara kumulatif kasus AIDS dapat dilihat pada urutan
di bawah ini:
1. Pengguna narkoba suntik (IDU) : 4.757
2. Heteroseksual : 4.079
3. Homoseksual : 379
Cara penularan dan cara pencegahan dan kemana hrs merujuk kepada otoritas.
B. Analisis Resiko
Memahami kondisi lingkungan sekolah dengan melihat pada ancaman IMS, NAFSA, HIV
dan AIDS
NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan/ zat adiktif lainnya.
Narkoba merupakan sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh baik berupa zat padat, cair,
maupun gas yang mengubah fungsi atau struktur tubuh secara fisik dan/atau psikis, tidak
termasuk makanan dan air yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh yang
normal. Ketergantungan pada penggunaan narkoba mempengaruhi fungsi otak dan susunan
syaraf sehingga berpengaruh pada suasana-hati (mood) serta perilaku orang tersebut.
HIV adalah singkatan dari Human Immuno-deficiency Virus, yaitu virus yang menyerang dan
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika tertular HIV, seseorang dikatakan positif
HIV. Namun, hal tersebut tidak mutlak berarti bahwa mereka mengidap AIDS.
290
B2. Analisis Sederhana Resiko HIV/AIDS Di Lingkungan Sekolah
Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan mamberi tanda cek (v) pada kolom YA atau
TIDAK .
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Sekolah kami menerapkan kebijakan “sekolah terbebas narkoba”
2. Sekolah kami berada di lingkungan yang beresiko tinggi (PSK,
Narkoba, trafficking)
291
18. Informasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS di sekolah kami
sangat sedikit
19. SDM yang mengetahui tentang HIV/AIDS di sekolah kami sangat
sedikit
20. Sarana pendukung untuk pembelajaran pendidikan HIV/ AIDS
belum memadai
Keterangan:
• Bila semua jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang SANGAT TINGGI
• Bila lebih banyak jawaban Ya, sekolah memiliki resiko yang TINGGI
• Bila lebih banyak jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang SEDANG
• Bila semua jawaban Tidak, sekolah memiliki resiko yang RENDAH
Aspek keterbukaan informasi tentang pencegahan HIV/ AIDS sangat penting bagi
terciptanya perilaku siswa untuk menuju gaya hidup sehat yang didasari etika dan moral.
Bagi Sekolah/ Madrasah yang memiliki resiko SANGAT TINGGI, TINGGI dan SEDANG
dari hasil analisis sederhana di atas, disarankan agar Sekolah/ Madrasah merujuk ke
Suplemen tentang Pengintegrasian pendidikan pencegahan HIV dan AIDS ke dalam
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang tersedia
pada Modul Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/ Madrasah.
292
SUPLEMEN
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS KE
DALAM RENCANA KEGIATAN SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA
TAHUNAN
Jangka Pendek
1.
2.
3.
4.
Jangka Menengah/ Panjang
1.
2.
3.
293
C. Memasukkan Pendidikan Pencegahan HIV dan AIDS ke dalam
Rencana Sekolah
Merencanakan pemenuhan kebutuhan pendidikan pencegahan HIV dan AIDS dengan
menuangkannya ke dalam RKS dan RKT
Langkah Awal: Idealnya, untuk sekolah-sekolah yang hasil dari analisis resiko terhadap
ancaman HIV/ AIDS di sekolah menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI, TINGGI dan
SEDANG, maka unsur Kenyamanan sekolah harus menjadi bagian dari kondisi sekolah yang
diharapkan (tercermin dalam Visi dan Misi). Jika Kenyamanan sekolah merupakan bagian dari
tujuan Pengembangan sekolah, maka tujuan tersebut bisa dijabarkan dalam sasaran, kegiatan
dan rencana kerja tahunan.
Jangka waktu Perencanaan: Pada umumnya pilihan tindakan STRUKTURAL dapat
dikerjakan dalam Jangka MENENGAH/PANJANG, sedangkan pilihan tindakan NON-
STRUKTURAL dapat dikerjakan dalam JANGKA PENDEK. Di dalam mekanisme BOS,
rencana jangka menengah/panjang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Sekolah/ RKS (4
tahunan), sedangkan rencana jangka pendek dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Selanjutnya rencana-rencana tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja
Anggaran Sekolah (RKAS).
Contoh Kegiatan Jangka Pendek
1. Membuat Kebijakan Sekolah tentang larangan merokok, konsumsi narkoba dan
sanksinya
2. Menyamakan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan semua warga
sekolah sangat rawan tertular HIV
3. Memutakhirkan pengetahuan para guru tentang pencegahan HIV dan AIDS
berdasarkan pendekatan kecakapan hidup
4. Mengembangkan kurikulum yang memuat tentang kesehatan reproduksi dan perilaku
orang yang mengidap HIV dan AIDS
5. Menyediakan guru dan ruang untuk Bimbingan Konseling bagi siswa yang bermasalah
6. Sosialisasi tentang Kesehatan reproduksi, bahaya IMS, HIV dan AIDS, dan narkoba
kepada seluruh warga sekolah termasuk komite sekolah
7. Melakukan sosialisasi tentang bahaya IMS, HIV dan AIDS, serta narkoba kepada siswa
baru pada waktu MOS (masa orientasi studi)
8. Menyediakan buku-buku referensi/ film tentang IMS, HIV dan AIDS, Narkoba,
Kesehatan Reproduksi
9. Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan mengenai berbagai permasalahan HIV
dan AIDS dan pelaksanaan kurikulumnya
10. Membuat poster dan melakukan kampanye penyadaran tentang bahaya narkoba dan
HIV dan AIDS, perlunya menerapkan gaya hidup sehat.
294
Contoh Jangka Panjang
1. Menyusun Renstra yang memuat pendidikan pencegahan HIV dan AIDS
2. Pengalokasian dana
3. Menjalin kemitraan dengan pihak pihak luar yang terlibat dengan program-program
pencegahan HIV dan AIDS
4.
295
296
INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
Program BOS
HOTLINE: 177
Menghubungi:
Mengisi:
Format BOS – 07 untuk Kritik dan Saran dan Format BOS – 8 untuk Pengaduan