Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM VI

Pembuatan Desain 3D Dengan Google Sketchup

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tekhnologi Informasi

Dosen Koordinator :
Sri Rahayu Ssi., Msi.

Disusun oleh :
Vica Gitya H
21040115130096
Kelas B

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Pendahuluan

Arcgis merupakan sistem informasi geografis yang merupakan suatu alat yang
dapat digunakan untuk mengelola data spasial atau data yang bereferensi geografis. Data
spasial bereferensi geografis sendiri ialah setiap data merujuk pada suatu lokasi di muka
bumi, misalnya data kepadatan penduduk dan sebagainya. GIS adalah perangkat untuk
mengumpulkan data , mengolah serta menyimpannya sebagai sebuah database yang
kemudian ditampilkan berbentuk desain grafis. GIS dapat memberikan panduan atau
bantuan untuk mengsinkronkan antara informasi data yang ada dengan desain grafis yang
tersedia, sehingga dapat digunakan dalam menentukan kesesuaian di suatu wilayah.
Seorang planner berfokus pada bidang raung, dimana belajar mengenai peta yang
berhubungan dengan data spasial entah itu mengenai peta administrasi, peta curah hujan
dan sebagianya. Untuk emudahkan identifikasi, kinerja seorang planner sudah dapat
dimudahkan dengan adanya ArcGis, yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang
ada di peta memiliki kesamaan koordinat dengan aslinya. Mempelajari dan menguasai
perangkat lunak ini sangat diperlukan seorang calon perencana dikaenakan sangat
bermanfaatnya keahlian mengolah peta dan data mengguakan ArcGis dimasa yang akan
datang. Hal ini dikarenakan dengan menguasai ArcGis maka akan memudahkannya dalam
membuat, mengolah, memanipulasi dan menghasilkan suatu output berupa peta. Aplikasi
ini berpengaruh pada banyak aspek terutama pada bidang studi perencanaan dan
pembangunan, kesehatan, pertanian, militer hingga politik. Untuk bidang kebencanaan
ArcGis sangat berguna dalam memetakan kawasan rawan dan peta jalur kontigensi serta
peta jalur evakuasi, dalam bidang kesehatan perangkat lunak ini berfungsi untuk membantu
pengambilan kebijakan oleh pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
dalam bidang lingkungan sendiri ArcGis dapat membuat pemetaan mengani jalur
pendakian gunung.
Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama
SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta
(spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk
geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu layer tertentu, maka secara
otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk
datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut . SIG menggabungkan
semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang
tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-
lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan
informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan.
Dalam pengenalan ARCGIS 10, SIG membutuhkan masukan data yang bersifat
spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah,) Peta analog adalah peta dalam bentuk
cetakan. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di
permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan
dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara). Data Pengindraan
Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya
secara berkala.
3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas
administrasi, batas kepemilikan lahan.
4. Data GPS.Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
Fitur-fitur geografi ini merepresentasikan permukaan bumi, seperti fenomena alam (sungai
dan vegetasi), bangunan (seperti jalan, saluran-saluran, dinding, dan gedung-gedung), higga
batas-batas suatu kawasan atau negara yaitu;
a. Point (titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi
yang untuk ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil. Misalnya telepon umum,
pom bensin dsb. Titik juga bisa merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat,
koordinat GPS, atau puncak gunung.
b. Lines (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang memiliki jalur
dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan jalan, sungai, listrik, kabel
telepon, dsb.
c. Polygon (poligon) memperlihatkan suatu feature yang memiliki luas,
misalnya batas suatu Negara, tipe tanah, land system, atau batas-batas kawasan lainnya.
Data

Dalam praktikum kali ini penulis memuat data yang berupa peta administratif dari
Kabupaten Timur Tengah Selatan. Kabupaten ini terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur
sedangkan untuk kecamatannya penulis mengambil Kecamatan Kolbana. Peta administratif
ini didapat dari sebuah website yaitu, www.nawasis.info.
Dari peta ini dapat diihat bahwa peta yang penulis gunakan sebagai data terletak dipinggir
pantai sehingga memiliki garis pantai , wilayahnya dikelilingi oleh jaringan-jaringan sungai
dan sungai besar serta memiliki satu jalan arteri dipinggir kecamatannya.
Kecamatan Kolbana memiliki 11 desa yaitu Desa Balbuin, Haunobenak, Oeleu, Oetuke,
Nnumamat, Se’i,Pana, Ofu, Kolbana dan Noesiu. Kecamatan Kolbana terletak disebelah
selatan Kecamatan Kie, disebelah timur Kecamatan Kot’Olin dan disebelah barat Kecamatan
Kuanfatu. Peta ini dikeluarkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(BAPEDDA) Kabupaten Timor Tengah Slatan. Peta ini memiliki kootdinat proyeksi UTM
dengan zona 51s. Tiap daerah memiliki zona yang berbeda karena setiap satu zona dibagi
dengan 6o dan kabupaten Timur Tengah Selatan terletak pada zona ke 51S.
Pembahasan

Dalam praktikum kali ini penulis melakukan 3 kegiatan dengan menggunakan


software ArcGis yaitu, rektifikasi, digitasi dan pewarnaan. Untuk penggunaan ArcGis
sendiri, rektifikasi merupakan proses untuk menetukan koordinat peta didalam perungkat
lunak ini dengan cara melakukan transformasi data dari suatu sistem grid menggunakan
suatu transformasi geometri. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan
posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi citra yang
baru harus di-resampling kembali.
Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-
piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat
diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada
suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau
rectification image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau
kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra.
Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi, diantaranya
adalah untuk:
1. Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu
2. Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial
3. Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum melakukan klasifikasi
4. Membuat peta dengan skala yang teliti
5. Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial lainnya
6. Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai skala berbeda.
7. Membuat mozaik citra
8. Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang tepat.

Sumber : hasil rancangan penulis, 2015.

Di atas merupakan gambar yang menunjukan proses rektifikasi dimana penulis


harus melakukan zooming hingga menemukan tanda plus seperti diatas dan meng-klik kiri
dan kanan secara bergantian sehingga muncul lah input x and y. Pada peta administratif
Timor Tengah Selatan terdapat 2 titik x yaitu 625100 dan 700100 serta 2 titik y yaitu
8949980 dan 8874980. Untuk praktikum kali ini penulis melakukan rektifikasi pada ujung-
ujung peta dan terdapat 4 titik yang telah di rektifikasi yang terdapat pada atas ujung kanan
dan kiri serta bawah ujung kanan dan kiri. Hal ini ditujukan agar peta tetap pada tempatnya
saat di digitasi. Pada dasarnya rektifikasi pada peta tidak harus 4 titik, dalam melakukan
rektifikasi dapat memilih lebih dari 4 titik untuk lebih memastikan saat melakukan digitasi.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam praktikum kali ini adalah digitasi.
Digitasi sendiri merupakan proses pembentukan data yang berasal dari data raster menjadi
data vektor. Dalam sistem informasi geografis dan pemetaan digital, data vektor banyak
digunakan sebagai dasar analisis dan berbagai proses. Digitasi dilakukan pada dokumen
view dan disimpan di dalam sebuah shapefile dengan format .shp. oleh karena itu, proses
digitasi harus didahului dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi
selanjutnya dapat digunakan dalam proses overlay. Digitasi sendiri dalam pembuatan
shapfile terdapat point yang digunakan untuk kota terimanal serta tempat-tempat lainnya,
polyline yang biasanya digunakan dalam pendigitasian jalanan dan aliran sungai, polygon
digunakan untuk melakukan digitasi area ataupun kawasan entah itu kawasan desa,
kecamatan maupun kabupaten.

Sumber : Hasil Rancangan Penulis,2015.


Gambar diatas merupakan salah satu contoh pada saat melakukan pendigitasian
wilayah menggunakan polygon. Dapat dilihat saat melakukan digitasi kita harus mengikuti
garis wilayah yang kita inginkan sebaik mungkin agar hasil dari digitasi peta ini dapat
semirip mungkin dengan peta aslinya. Saat pendigitasian peta , maka akan muncul area
yang berwarna putih transparan seperti diatas untuk memudahkan pengguna dalam
mengetahui daerah mana saja yang ia digitasi.
Sumber : Hasil Rancangan Penulis,2015.
Diatas dapat dilihat setelah kita melakukan digitasi disekeliling area wilayah
dengan menggunakan polygon, maka daerah tersebut akau langsung terblok karena telah
di digitasi. Warna yang muncul dalam pemblokan wilayah hasil digitasi tergantung warna
layer disebelah kiri yan dipilih oleh masing-masing penulis. Dalam pendigitasian peta,
tidak memungkinakn melanjutkan mendigitasi peta dengan lahan yang sudah terblok
mulus seperti diatas, maka dari itu untuk melanjutkan pendigitasian peta penulis harus
mengubah warna di layer menjadi transparan. Untuk pendigitasian peta Kecamatan
Kolbana penulis mengerti bahwa batas-batas wilayah desa kolbana seringkali berbatasan
pula dengan jaringan sungai yang menandakan wilayah daerah Kolbana dikelilingi oleh
sungai. Hal terpentign dalam pendigitasian wilayahadalah hindari melakukan double klik
yang tidak disengaja, karena saat melakukan digitasi wilayah apabila melakukan double
klik maka secara otomatis digitasi dianggap selesai dan daerah pun menjadi tidak
terdigitasi dengan baik apabila ter-double klik secara tidak sengaja. Hal seperti itu
memalnglah dapat diperbaiki, namun tidak akan serapi apabila kita melakukan digitasi
dari awal dengan baik dan benar.
Sumber : Hasil Rancangan Penulis,2015.
Contoh lain pendigitasian peta dapat dilihat dari gambar diatas. Gambar tersebut
merupakan contoh pendigitasian jalan menggunakan polyline. Perbedaan dalam
mendigitasi peta menggunakan polygon dan polyline terdapat pada saat melakukan
digitasi. Saat menggunakan polygon maka sewaktu kita mendigitasi akan muncul blok
berwarna putih transparan, sedangkan apabila kita menggunakan polyline maka yang
terdigitasi hanya akan berupa garis. Apabila sebelumnya penulis mengatakan hati-hati
untuk tidak terdouble klik saat digitasi belum selesai, lain halnya dengan pendigitasian
peta menggunakan polyline untuk jalan dan sungai. Dapat dikatakan bahwa dalam
melakukan pendigitasian sungai dan jalanan memang diperukan untuk melakukan double
klik karena sungai dan jalanan memiliki cabang dan tidak memungkinkan untuk mendigit
dua sungai atapun jalan sekaligus.
Sumber : Hasil Rancangan Penulis,2015.

Selanjutnya dalam praktikum ini juga mempelajari mengenai pewarnaan.


Pewarnaan dalam ArcGis digunakan untuk membagi wilayah-wilayah agar tidak telrihat
sama. Dalam pewarnaan wilayah di praktikum ini penulis mewarnai wilayah dengan
pilihan warna yang dapat menunjukan perbedaan antar tiap wilayah. Disarankan pada
saat melakukan pewarnaan pada ArcGis untuk tidak mewarnai dengan warna yang sama
dengan warna layer jalan maupun sungai untuk menghindari kemiripan warna atau tidak
terlihatnya salah satu layer atau yang lainnya. Lalu untuk layer kecamatan yang terdapat
disebelah kiri layar harus diletakan diatas layer peta administratif dikarenakan agar hasil
pewarnaan dapat muncul dan tidak tertutup layer peta. Pewarnaan dalam ArcGis pula
menandakan bahwa proses digitasi menggunakan ArcGis sudah hampir selesai.
Kesimpulan

Rektifikasi, digitasi dan pewarnaan merupakan langkah-langkah penting dan inti


dalam penggunaan software ArcGis. Hal ini dikarenakan yang pertama rektifikasi,
rektifikasi merupakan keharusan dari setiap pengguna dalam menggunakan software
ArcGis karena rektifkasi diperlukan dalam mengatur koordinat peta agar peta tetap
berada pada tempatnya saat di digitasi. Apabila pengguna salah mengatur koordinat x dan
y dalam merektifikasi, maka peta yang telah di rektifikasi akan mengalami gangguna
seperti, miring, terbalik dan sebagainya. Namun, jika rektifikasi yang dilakukan oleh
pengguna sudah benar maka peta yang telah di rektifikasi akan berada tetap pada
tempatnya.
Lalu terdapat digitasi, inti dari penggunaan ArcGis adalah pada digitasi peta.
Digitasi peta disini dapat menggunakan point, polyline maupun polygon. Pada pedigitasian
peta terdapat perbedaan apabila pengguna menggunakan polilne dan polygon. Hal ini
dikarenakan poliline digunakan untuk mendigit jalan dan sungai sedangkan polygo
digunakan untuk mendgit wilayah. Sehingga apabila menggunakan polygon maka akan
muncul daerah yang berwrna apabila selesai dan putih transparan saat didigitasi.
Selanjutnya yang paling penting adalah pewarnaan peta. Dalam pewarnaan peta
sangat diperlukan apabila peta tersebut memiliki warna yang berbeda antara satu yang
lainnya serta dengan layer sungai maupun jalan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
tertumpuk dan tidak terlihatnya salah satu layer. Pewarnaan pada peta juda sangat
penting terutama untuk hasil outputnya, dikarenakan warn-warna yang bagus dan
menarik perhatiaan akan lebih disenangi oleh si pembaca peta dibandingkan warna-
warna yang tidak sesuai.
Pada praktikum kali ini penulis menyadari betapa penting dan bermanfaatnya
mempelajari software Arcgis serta merektfikasi dan mendigit sebuah wilayah, karena
dimasa yang akan datang sebagai seorang planner penting untuk enguasai software ini
dikarenakan rencana tata ruang wilayah akan digambarkan pada peta dalam peta
administratif pula. Kemampuan mendigitasi yang semakin dipermudah dengan adanya
software ArcGis ini seharusnya lebih meningkatkan kreatifitas dan ketekunan sebagai
mahasiswa agar berguna dimasa yang akan datang karena tidak perlu menghadapai
kesulitan apabila harus dihadapkan pada digitasi dan pemetaan manual yang tentunya
lebih memakan biaya, waktu dan tenaga. Sedangkan jika kita menggunakan kertas kalkir
dan mendigitasi secara manual dapat diperkiraka akan menghabiskan berapa banyak
waktu yang terbuang dibandingkan menggunakan software ArcGis ini. Contohnya dapat
dilihat apabila kita membuat kesalahan dalam mendigitasi atau dalam pewarnaan, dengan
software ArcGis kita dapat memprbaikinya dengan mudah yaitu meng-undo dan pada saat
itu juga lembar kerja kita sudah kembali benar tanpa ada bekas. Namun, jika kita
menggunakan kertas kalkir apabila kita melakukan kesalahan maka akan menibulkan
bekas dan tentu saja membuang waktu lagi untuk memperbaikinya.
Daftar Pustaka.

Anonymus. 2015. “ Pengertian Digitasi Peta Definisi Menurut Para Ahli dan Prosesnya”.
Dalam www.landasanteori.com. Pada Selasa, 24 November 2015.

Fathoni, Fiky. 2012. “ Koreksi Geometi, Rektifikasi dan Regristasi”. Dalam


www.obrolanilmu.blogspot.co.id. Pada Selasa, 24 November 2015.

Sitta 2013. “ Laporan Praktikum ArcGis”. Dalam www.sittadaone.wordpress.com. Pada


Selasa, 24 November 2015.
LAMPIRAN
1. Buka ArcMapper.

2. Input peta.
3. Atur UTM atau skaladengan urutan seperti dibawah ini.
4. Rektif peta.

5. Buat shapefile lalu klik edit dan atur utm.


6. Start editing lalu lakukan pendigitan wilayah.

7. Ubah warna hasil digitan menjadi transparan.


8. Buat shapefile untuk jalan dan digit. Begitu juga dengan sungai.

9. Setelah melakukan pendigitan jalan dan sungai. Dikarenakan jenis jaan dan
sungai lebih dari satu maka :
10. Setelah open atribut tables. Lanjutkan ke properties agar layer muncul di table
of contents.
11. Add all values lalu OK

12. Untuk memunculkan nama pada peta klik kanan pada layers lalu hilangkan
centangan di kiri atas setelah itu nama tiap desa akan muncul.
13. Langkah selanjutnya adalah membuat itp. Namun matikan dulu layer peta
adminnya. Ubah tampilan dengan klik view→layout view. Untuk mengatur
lembar kerjanya maka atur di page and print setup. Lalu diatur menjadi A4 dan
Landscape.

14. Lalu unutk memunculkan grid maka properties dan klik grid lalu pilih measured
dan next.

15. Atur kolom itp dan export.

Anda mungkin juga menyukai