BAB IV

DATA DAN ANALISIS

No Nama Spesies Densitas Dominansi Frekuensi INP
Relatif Relatif Relatif
1 Glycosmis trifoliate 45,26 % 45,23 % 41,20% 131,69 %
2 Clistanthus patulus 2,35% 2,38 % 5,84% 10,57%
3 Glycosmis pentaphylla 4,752% 4,76% 11,76% 21,272%
4 Deeringa 47,62% 133,38 % 41,20% 222,2 %
amarathoides

FAKTOR ABIOTIK
NO FAKTOR SUHU FKTOR KELEMBAPAN
1 280C 70%
2 280C 72%
3 320C 64%
4 300C 64%

A. Analisis data
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan di TAMAN NASIONAL BALI
BARAT pada transek 15 didapat hasil faktor abiotik yaitu rentang suhu udara dari plot pertama
sampai plot terakhir, 300C- 32 0C, dan kelembaban udara 64 %- 72 %, Kemudian dilakukan
analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat dengan meletakkan tali 1x 1 m pada ke 15 plot
yang menunjukkan adanya 4 tanaman herba dari semua plot. 4 tanaman meliputi Glycosmis
trifoliate di dapatkan nilai densitas relative sebesar 45,26 %, dominasi relative sebesar 45,23
%, frekuensi relative sebesar 41,20% dan memiliki INP sebesar 131,69 % , Clistanthus patulus
densitas relative sebesar 2,35%, dominasi relative sebesar 2,38 %, frekuensi relative sebesar
5,84% dan memiliki INP sebesar 10,57%, Glycosmis pentaphyll densitas relative sebesar
4,752%, dominasi relative sebesar 4,76%, frekuensi relative sebesar 11,76% dan memiliki INP
sebesar 21,272%, Deeringa amarathoides densitas relative sebesar 47,62%, dominasi relative
sebesar 133,38 %, frekuensi relative sebesar 41,20% dan memiliki INP sebesar 222,2 %.
Dan jika di lihat dari nilai INP pada semua spesies bahwa pada spesies Deeringa
amarathoides memiliki INP sebesar 222,2 % dan paling rendah terdapat pada spesies
Clistanthus patulus dengan INP sebesar 10,57%. Karena memiliki urutan terendah maka dapat
di katakana bahwa spesies ini tidak mendominasi daerah tersebut.