Ikan
yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas
produksi budidaya dapat berkelanjutan. Untuk mendapatkan ikan yang berkualitas banyak
langkah yang telah dilakukan para pembudidaya. Dimulai dari metode hibridisasi, sex
reversal, poliploidisasi hingga selektif breeding. Poliploidisasi merupakan salah satu metode
manipulasi kromososm untuk perbaikan dan peningkatan kualitas genetik ikan guna
menghasilkan benih ikan dengan keunggulan pertumbuhan cepat, toleransi terhadap
lingkungan, resisten terhadap penyakit, dan persentase daging tinggi. Manipulasi kromosom
mungkin dilakukan selama siklus nukleus dalam pembelahan sel, dasarnya adalah
penambahan atau pengurangan sel haploid atau diploid. Pada ikan dan hewan lainnya
dengan fertilisasi eksternal proses dapat dilakukan untuk salah satu gamet sebelum
fertilisasi atau telur terfertilisasi pada beberapa periode selama formasi pada zigot (Purdom,
1993). Salah satu metode manipulasi kromosom adalah ginogenesis.
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari
gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang
perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturunkan. Ginogenesis dapat terjadi
secara alami dan buatan. Nagy et al,. 1978, menyebutkan ginogenesis adalah terbentuknya
zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetik gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya berfungsi
secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan pathenogenetis
betina (telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk
merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara
genetic (Sumantadinata, 1981). Ginogenesis secara alami jarang terjadi pada pembuahan,
karena nukleus sperma yang masuk ke dalam telur yang dalam keadaan tidak aktif jarang
didapatkan, pada beberapa populasi ikan karper krusia (Carrasius auratus gibelio) dan
beberapa spesies dari family Poecilidae di Meksiko terjadi ginogenesis secara alami.
Sedangkan ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan
pembuahan dan awal perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1). membuat supaya
bahan genetik jantan menjadi tidak aktif 2). mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur
dapat menjadi zigot. Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif dengan radiasi
sinar gama, sinar X dan sinar ultraviolet (Purdom, 1993).