Anda di halaman 1dari 2

Secara luas, stabilitas keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana sistem

keuangan yang terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan dan infrastruktur keuangan
mampu menahan stress, sehingga proses intermediasi keuangan tidak terganggu.

Resiko/ faktor yang dapat mengganggu Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia dapat
berasal/bersumber dari Internal (Domestik) dan Eksternal (Internasional).

Selain faktor ekonomi, stabilitas sistem keuangan sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomi ,
yaitu situasi politik dan keamanan negara agar investor merasa aman untuk tetap berinvestasi dan
dapat mengundang investor baru menanamkan modalnya di Indonesia.

Resiko Internal/Domestik antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko
operasional.

Resiko kredit adalah risiko yang timbul saat debitur gagal memenuhi kewajiban untuk membayar
angsuran pokok ataupun bunga sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit.

Risiko likuiditas adalah risiko ketika bank tidak memiliki uang tunai atau aktiva jangka pendek
yang dapat diuangkan segera dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan deposan
atau debitur.

Risiko pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang
diakibatkan oleh perubahan/pergerakan variabel pasar misalnya tingkat suku bunga, kurs valuta
asing, saham dan komoditi,

Risiko operasional adalah risiko ketika bank tidak dapat melakukan kegiatan operasionalnya
secara normal karena adanya bencana alam, kebakaran, atau sebab lainnya, misalnya penyusup
(hacker) yang berhasil menyusup ke dalam pusat data bank dan mengacaukan data.

Resiko Eksternal (Internasional) antara lain Faktor ekonomi dunia. Sebagai contoh penguatan
mata uang dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia dan contoh lain adalah kenaikan
harga minyak dunia yang mendorong kenaikan harga berbagai komoditi baik yang berhubungan
langsung dengan minyak bumi maupun komoditi yang tidak berhubungan langsung tetapi
terkena dampak kenaikan harga minyak.

Solusi menjaga SSK Indonesia

Di Indonesia yang berperan penting dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan adalah Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral. BI memiliki peran penting antara lain:

1. Menjaga stabilitas moneter, melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka dan
menetapkan kebijakan moneter yang tepat dan berimbang.

2. Menjaga dan menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, terutama perbankan, melalui
fungsi pengawasan dan regulasi yang mengatur kegiatan perbankan di Indonesia.
3. Menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran, yaitu pemindahan sejumlah uang dari
satu pihak ke pihak lain.

4. Memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensial kejutan yang akan
berdampak pada stabilitas sektor keuangan.

5. Menjadi Lender of the Last Resort (LoLR) dalam fungsinya sebagai JPSK (Jaring
Pengamanan Sistem Keuangan) yakni sebagai penyedia likuiditas pada kondisi normal maupun
krisis, dan diberikan hanya kepada Bank yang mengalami masalah likuiditas dan berpotensi
terjadinya krisis yang bersifat sistemik.

Anda mungkin juga menyukai