43
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Kebun
Eksportir Pasar luar
Inti negeri
Kebun KKPA = Kredit Pabrik
Plasma koperasi PKS1
Primer
Pemasok pabrik Pasar
anggota Pedagang
Kebun Luar Bandar refinary Tradisonal
Pabrik
Pemasok Ritel /
Pabrik Refinery ritel/ supermarket
PKS2
supermarket
44
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
3) Struktur Rantai Pasok 3
Kebun Inti → Pabrik PKS → Pemasok Pabrik Rafinary → Pabrik Rafinary
→ Pemasok Ritel / Supermarket → Ritel / Supermarket
Aliran rantai pasok tipe 3 memiliki kesamaan dengan rantai pasok tipe 2
untuk seluruh kegiatan di bagian hulu. Setelah menjadi produk minyak
goreng sasaran pasar yang dituju adalah pemasok ritel/supermarket untuk
selanjutnya dilakukan penjualan secara ritel atau satuan di supermarket.
45
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
6) Struktur Rantai Pasok 6
Kebun Plasma →KKPA→ Pabrik PKS → Pemasok Pabrik Rafinary →
Pabrik Rafinary → Pedagang → Pasar Tradisional
Aliran pada rantai ini menggambarkan bahan baku berasal dari kebun plasma
yang disalurkan melalui koperasi-koperasi, untuk diolah di pabrik kelapa
sawit menjadi CPO. Tahapan berikutnya CPO diolah lanjut di pabrik
pengolah CPO (Rafinary) dan menghasilkan minyak goreng yang di jual
dengan sistem curah, dengan tetap memperhatikan aspek mutu dan keamanan
pangan sepanjang proses produksi hingga pelepasan produk di pasar.
46
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
sepanjang proses produksi hingga penyimpanan produk di pelabuhan untuk
selanjutnya di ekspor sebagai pemenuhan kebutuhan pasar luar negeri.
47
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
hingga pelepasan produk di pemasok ritel/supermarket untuk dipasarkan
secara ritel atau satuan di supermarket.
Anggota rantai pasok yang menjelaskan aliran komoditas mulai dari hulu sampai
hilir dijelaskan pada Tabel 13.
48
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 13. Anggota Rantai Pasok (lanjutan)
Tingkatan Anggota Proses Aktivitas
Pengolah Hilir Pemasok Pembelian CPO selanjutnya
supermarket Sortasi didistribusikan untuk
Pedagang pasar Pengolahan dipasarkan dan juga
Eksportir Penyimpanan didistribusikan sebagai
Penjualan pasokan bahan baku untuk
produksi minyak goreng ,
dan dilakukan penjualan ke
Ritel Supermarket Pembelian Melakukan pembelian dari
Pasar tradisional Penyimpanan distributor/eksportir untuk
Penjualan selanjutnya penjualan ke
konsumen (end user)
Konsumen Industri Pembelian Melakukan pembelian
Masyarakat minyak goreng dari
umum distributor, ritel,
supermarket dan eksportir.
49
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
pada Tabel 15. Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 14. Standar Kualitas Buah Sawit
No PARAMETER STANDAR
HASIL PANEN
1. Kriteria Buah Matang Panen Buah matang yang telah
membrondol secara alamiah, yang
ditunjukkan dengan adanya
brondolan normal di piringan
2 Panjang gagang ± 1 cm
3 Bentuk potongan gagang Berbentuk cangkem kodok (V)
PENERIMAAN DI PABRIK PENGOLAH KELAPA SAWIT
4 Buah Busuk Maks 5%
5 Buah Mentah Maks 5%
6 Tandan Kosong 0%
7 Tangkai Panjang Maks 1%
2. Pasar
Penjualan minyak sawit kasar bersumber dari permintaan pasar luar
negeri dan pasar dalam negeri dan mekanisme penjualan melalui tender.
Minyak sawit kasar hasil pengolahan PT ASL di simpan di pelabuhan Talang
Duku dan Teluk Bayur. Setelah diketahui pemenang dari peserta tender dan
jumlah yang akan dijual, minyak sawit kasar selanjutnya didistribusikan.
Perusahaan yang menjadi peserta tender minyak sawit kasar dapat dilihat
pada tabel 17.
50
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 16. Standar Kualitas Minyak Goreng
Persyaratan
No. Kriteria Uji Satuan
Mutu I Mutu II
1. Keadaan
1.1 Bau Normal Normal
1.2 Rasa Normal Normal
1.3 Warna Putih, kuning pucat sampai kuning
2 Kadar air % b/b maks 0,1 maks 0,3
3 Bilangan asam mg KOH/g maks 0,6 maks 2
4 Asam linolenat (C18:3)
dalam komposisi asam % Maks 2 Maks 2
lemak minyak
5 Cemaran logam
5.1 Timbal (Pb) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
5.2 Timah (Sn) mg/kg maks 40,0/250* maks 40,0/250*
5.3 Raksa (Hg) mg/kg maks 0,05 maks 0,05
5.4 Tembaga (Cu) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
6 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
7 Minyak Pelikan ** negatif negatif
CATATAN * Dalam kemasan kaleng
CATATAN ** Minyak pelikan adalah minyak mineral dan tidak bisa disabunkan
Sumber : Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng
Tabel 17. Perusahaan Peserta Tender CPO Pengiriman Melalui Pelabuhan Talang
Duku dan Teluk Bayur
No Nama perusahaan No Nama perusahaan
1 PT Inti Benua Perkasatama 9 PT Asianagro Agung Jaya
2 SMART Tbk 10 PT Ecogreen Oleochemicals
3 PT Wilmar Nabati Indonesia 11 PT Victorindo Alam Lestari
4 PT Sari Dumai Sejati 12 PT Nagamas Palmoil Lestari
5 PT Bina Karya Prima 13 PT Multimas Nabati Asahan
6 PT Panca Nabati Prakarsa 14 PT Budi Nabati Perkasa
7 PT Pacific Indopalm Industries 15 PT Wira Inno Mas
8 PT Pacific Palmindo Industries
51
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
CPO selanjutnya diproses untuk menghasilkan minyak goreng di PT
PKB. Bahan baku yang dipergunakan diantaranya berasal dari PT ASL.
Persyaratan standar CPO yang ditetapkan untuk diproses telah disepakati
pada saat pemberkasan administrasi tender, yaitu berdasarkan kandungan
asam lemak bebas (FFA) bernilai maksimal 5%.
Pemasaran minyak goreng dilakukan melalui distributor. Salah satu
distributor yang melakukan penjualan minyak goreng PT PKB yaitu PT FP
dengan sasaran penjualan pasar-pasar tradisional dan PT FI dengan sasaran
penjualan supermarket.
4. Kemitraan
Peningkatan yang terus menerus terhadap CPO, dengan keterbatasan
jumlah lahan yang dimiliki PT ASL, kemitraan dengan petani terus
ditingkatkan, melalui Koperasi Primer Petani Anggota (KPPA). Saat ini
anggota KPPA terdiri atas 8 kelompok tani, dan masing-masing kelompok
tani terdiri atas 5-20 petani sawit.
Kemitraan yang dijalin antara PT ASL dengan petani tertuang dalam
kontrak, dengan pembahasan sebagai berikut:
1. Lahan yang dipergunakan untuk penanaman kelapa sawit adalah lahan
masyarakat
2. Proses penanaman, dimulai dari bibit sampai pohon menghasilkan,
dibiayai oleh perusahaan sebagai pinjaman kepada petani. Pengembalian
pinjaman dilakukan melalui pemotongan pembayaran hasil penjualan
TBS petani yang masuk ke perusahaan.
3. Untuk proses pemanenan menjadi tanggung jawab petani.
52
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
4. Sistem bagi hasil yaitu 30 % untuk perusahaan dan 70 % untuk petani
dikurangi pinjaman petani (alokasi untuk membayar cicilan pinjaman
sekitar 10-20%).
b. Sasaran Pengembangan
Performance PT ASL dalam mengolah kelapa sawit dapat terlihat pada Tabel
18. Permintaan CPO yang diprediksi akan naik di kisaran 9-11%, perusahaan
berupaya meningkatkan performance dengan meningkatkan hasil produksi
dengan terus mengembangkan sumber bahan baku melalui kelompok-
kelompok tani di daerah Hitam Ulu Merangin Jambi.
53
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 18. Performance Pabrik PT ASL Tahun 2010
No. Performance Hasil
1. Kapasitas Crude Palm Oil Mill 60 ton TBS/Jam
2. Kapasitas Kernel Crushing Plant 100 tons kernel / hari
3. Tandan Buah Segar Olah 314.746 ton
4. Rendemen 23,13%
5. FFA 3,04 %
6. CPO Produksi 72,816 ton
c. Pengembangan Kemitraan
Pengembangan di kelompok tani diberikan melalui pendanaan proses
penanaman dan sosialisasi terkait dengan faktor mutu sawit agar
menghasilkan buah sawit yang sesuai dengan standar.
Tujuan sosialisasi adalah :
1. Menghasilkan buah sawit yang sesuai dengan standar PT ASL.
2. Mengurangi buah mentah masuk ke dalam proses pengolahan.
3. Mengurangi buah terlalu masak (over ripe) dan buah busuk dengan
melakukan percepatan pengangkutan / distribusi TBS pada hari yang
sama dengan pemanenan.
4. Meningkatkan pendapatan petani
5. Meningkatkan pendapatan daerah
d. Performance perusahaan
Buah kelapa sawit yang berasal dari kebun plasma, pengadaan bibit
seluruhnya dari PT ASL. Proses perawatan dan pemanenan dilakukan oleh
petani plasma secara mandiri. Proses perawatan dan pemanenan masih belum
dapat dilakukan secara baik sehingga hasil yang diperoleh masih belum
seluruhnya memenuhi persyaratan perusahaan pembeli. Tandan buah segar
yang telah disortasi di koperasi hasil pengumpulan dari petani-petani plasma,
masih banyak buah mentah dan buah yang terlalu masak. Persentase dari
tandan buah segar yang tidak memenuhi standar rata-rata dari 8 koperasi
mencapai 23,3%. Buah kelapa sawit yang berasal dari petani luar, memiliki
kriteria yang hampir mirip dengan petani plasma, namun persentase buah
54
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
yang tidak masuk standar mencapai 28,1%. Tingkat keperluan penggunaan
buah sawit dari kebun luar sangat kecil. Dalam setahun, penggunaan buah
dari luar hanya sekitar 6.000 ton, khususnya pada musim penghujan, dimana
area kebun inti berpotensi terendam banjir sehingga beberapa afdeling tidak
menghasilkan buah secara maksimal. Dari gambaran kegiatan tersebut,
strategi dan sosialisasi intensif harus lebih ditingkatkan agar buah yang
masuk ke perusahaan seluruhnya memenuhi standar.
Sosialisasi dan strategi yang dapat diberikan kepada petani plasma dan petani
dari kebun luar melalui program Good Farming Practices (GFP), diantaranya
penjelasan mengenai:
1. Pemilihan bibit unggul.
2. Tehnik perawatan tanaman sawit mulai dari penanaman, pemupukan,
perawatan tanaman, proses pemanenan buah pasir dan buah panen.
3. Tehnik pemanenan yang tepat, dengan ditandai jatuhnya brondolan
sebanyak 10% dari perkiraan berat buah sawit.
Strategi lain yang dapat dilakukan kepada koperasi atau Bandar adalah
penerapan sistem Good Handling Practices, GHP, yaitu sistem yang
mengatur bagaimana penanganan buah sawit setelah dipanen untuk
selanjutnya didistribusikan. Salah satu contoh yaitu buah sawit yang telah
dipanen diserahkan oleh petani plasma ke koperasi pada hari yang sama, hal
yang sama dengan petani dari luar mendistribusikan kelapa ke Bandar dihari
yang sama dengan panen. Setelah terkumpul di koperasi atau bandar, buah
kelapa sawit distribusikan ke perusahaan pengolah sawit pada hari yang sama
juga.
55
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
PKB adalah 1.230.000 ton per tahun. Umumnya, bahan baku yang
dipergunakan tidak mengalami permasalahan terutama terkait dengan mutu.
Begitu juga selama proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng, aspek
mutu diperhatikan dan dijaga. Yang menjadi perhatian adalah pasca proses,
dimana minyak goreng yang sudah dihasilkan untuk didistribusikan, banyak
faktor yang dapat menurunkan faktor mutu minyak goreng.
a. Pemilihan Mitra
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, kemitraan dengan petani kelapa
sawit sangat diperlukan. Selain kuantitas yang diperlukan untuk pemenuhan
proses dalam pabrik pengolah kelapa sawit, aspek kualitas juga diperhatikan
untuk pemenuhan aspek mutu dalam membina kemitraan. Seluruh kegiatan
kemitraan disepakati dalam kontrak kerjasama antara petani dengan PT ASL.
Kemitraan yang dibangun oleh PT PKB adalah kemitraan dengan distribusi
untuk produk yang dikemas dan non kemas. Pemasaran yang dilakukan oleh
PT PKB adalah melakukan kerjasama dengan distributor untuk menjual
produk yang dihasilkan, diantaranya minyak goreng. Produk yang dijual
tanpa kemasan (dengan istilah Curah), PT PKB menggunakan truk tangki
minyak dengan sasaran pasar tradisional. Sedangkan produk untuk memenuhi
pasar luar negeri, distribusi dilakukan dengan menggunakan kontainer.
Beberapa hal yang menjadi faktor pemilihan mitra dapat dilihat pada Tabel
19.
56
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 19. Kriteria Faktor Pemilihan Mitra
No. Mitra Kerja Kegiatan
1. Petani 1. Menghasilkan buah sawit sesuai dengan mutu /
standar PT ASL.
2. Mendistribusikan buah sawit hasil panen tepat waktu.
3. Mampu memasok buah sawit secara sinambung.
4. Mampu untuk memenuhi seluruh persyaratan, bekerja
sama dan bertanggung jawab terhadap kontrak kerja
yang telah disepakati.
2. Agen/Ritel/ 1. Memiliki prosedur kerja yang baik mengenai ritel
Distributor atau distribusi.
2. Komitmen untuk menjalankan Good Handling
Practices.
3. Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang baik dalam
penyimpanan produk.
4. Terletak di lokasi yang strategi, untuk memudahkan
dalam pendistribusian barang/produk.
57
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
b. Kesepakatan Kontraktual dan Dukungan Kebijakan
X
Ditolak
√
Diterima
X
Ditolak
58
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
g. PT ASL bersedia untuk memberikan sosialisasi dan training bagi petani
untuk meningkatkan hasil panen petani.
59
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
b. PT PKB akan menghasilkan produk yang aman dan memenuhi
persyaratan mutu produk.
c. Distributor ikut bertanggungjawab terhadap mutu produk yang
didistribusikan/dipasarkan sepanjang rantai distribusi hingga sampai di
konsumen (end user).
d. Distributor memiliki prosedur kerja yang sesuai dengan Good Handling
Practices dan Good Distribution Practices.
e. Penetapan harga minyak yang dikemas, berkisar antara Rp. 9.900 – Rp.
10.800 per 1 Liter; Rp. 19.800 – Rp. 22.600 per 2 liter dan Rp. 49.900 –
Rp. 51.500 per 5 liter. Pihak distributor melakukan pembayaran setiap
tanggal 30.
f. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh distributor akan dievaluasi setiap 6
(enam) bulan sekali dan menjadi faktor pertimbangan diakhir tahun
apakah kerjasama akan dilanjutkan atau dihentikan.
60
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Sungai Sahut, hamparan Bukit Suban dengan 3 desa pada Kecamatan Hitam
Ulu serta hamparan Tanah Garo dengan 2 desa masuk ke Kecamatan Tabir,
yakni Desa Sei. Bulian dan Sei Sembilan. Sedangkan PKS terletak di Desa
Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin. Kebun inti PT
ASL terdiri atas 9 afdeling, dengan luasan masing-masing afdeling sekitar
800 – 900 Ha. Total luasan kebun sawit inti adalah 8.144 Ha.
Tabel 21. Ketersediaan Lahan Produksi Kelapa Sawit
No. Nama Daerah Lahan yang sudah Sisa lahan Status Lahan
dipergunakan (Ha) yang tersedia
(Ha)
1 Bangka Belitung 107.070,00 - -
2 Bengkulu 180.693,00 - -
3 Irian Barat 30.171,00 150.000,00 Tanah Negara
dan Ulayat
4 Jambi 274.265,00 114.000,00 Tanah
masyarakat dan
tanah negara
yang sudah
digarap
masyarakat
5 Jawa Barat 7.115,00 - -
6 Kalimantan Barat 373.162,00 58.720,00 Tanah negara
dan tanah
masyarakat
7 Kalimantan Selatan 160.753,00 216.474,00 Tanah negara
8 Kalimantan Tengah 343.303,00 497.427,00 Tanah negara
dalam ajuan
permohonan
hak
9 Kalimantan Timur 171.581,00 652.135,00 Tanah negara
dan tanah
masyarakat
10 Kepulauan Riau 5.590,00 - -
11 Maluku Utara 100.000,00 Tanah Negara
12 Nangroe Aceh 227.590,00 - -
Darussalam
13 Papua 89.827,00 - Tanah negara
dan tanah
ulayat
14 Riau 1.307.880,00 30.000,00 Tanah
masyarakat
15 Sulawesi Barat 9.568,00 45.000,00 Tanah negara
dan tanah
masyarakat
16 Sulawesi Selatan 11.894,00 120.298,00 Tanah negara
dan tanah
masyarakat
17 Sulawesi Tenggara 74.000,00 - Tanah negara
Sumber : Dirjenbun, 2008
61
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Atribut penting yang membutuhkan perhatian dalam rantai pasok
sawit adalah kondisi jalan/transportasi yang rusak. Kondisi jalan penghubung
dalam areal perkebunan rusak menghambat pengiriman hasil panen buah
sawit. Dan jalan penghubung antar pabrik ke pelabuhan Teluk Bayur Padang,
terlalu jauh dan sebagian besar jalan rusak. Begitu pula jalur transportasi
menuju pelabuhan Talang Duku Jambi, kondisi jalan hampir 50% rusak.
PT ASL melakukan pengelolaan sarana dan prasarana kebun yang
terdiri atas bangunan perumahan untuk pekerja kebun inti, instalasi listrik, air,
dan sekolah. Sarana dan prasarana pabrik meliputi mess staff, polibun, mess
tamu, lapangan olahraga, pabrik pengolah kelapa sawit berkapasitas 60
ton/jam, bengkel tehnik, kantor utama, kantor produksi, akntor QC,
Laboratorium dan gudang.
Lokasi pabrik refinery PT PKB terletak di Bekasi Barat, dengan luas
areal 30.000 m2 dan jumlah tenaga kerja plant minyak goreng 120 orang,
didukung dengan personal QC dan R&D sejumlah 18 orang. Pabrik pengolah
CPO ini selain menghasilkan minyak goreng, juga menghasilkan produk
turunan sawit lainnya yaitu margarine, shortening, perfume, perfume soap¸
dan laundry soap.
Yang menjadi perhatian dalam aspek mutu sepanjang rantai
pengolahan minyak goreng adalah cara/tehnik distribusi dan penyimpanan
selama di gudang distributor. Distributor harus memperhatikan dari sifat
minyak goreng diantaranya yaitu tidak terkena langsung sinar matahari dan
tidak disimpan berdekatan dengan produk yang beraroma, seperti sabun,
pengharum ataupun produk lainnya yang tidak bersifat racun. Penurunan
aspek mutu yang mungkin terjadi jika penyimpanan tidak sesuai dengan
persyaratan Good Distribution Practices diantaranya yaitu aroma dari produk
yang menggunakan parfum akan menyerap ke minyak goreng dan proses
oksidasi minyak yang menyebab proses ketengikan pada minyak.
b. Teknologi
Penggunaan teknologi untuk menghasilkan kualitas sawit yang baik,
ditentukan oleh bibit yang ditanam. Pembibitan adalah tempat untuk
menumbuhkan kecambah hingga menjadi semai/bibit. Dan memeliharanya
62
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
sampai bibit siap ditanam di lapangan. Sistem pembibitan yang digunakan
adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage nursery). Tahap pertama
disebut dengan pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main
nursery).
Kecambah kelapa sawit yang dibudidayakan yaitu varietas Tennera,
berasal dari kebun Marihat dan Socfindo. Pemeliharaan bibit ditujukan untuk
memperoleh keseragaman pertumbuhan dan bibit sehat. Pemeliharaan
meliputi penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit serta seleksi bibit.
Perbedaan perlakuan dalam pemeliharaan menyebabkan perbedaan
mutu sawit yang dihasilkan. Selain perbedaan perlakuan, tehnik pemanen
yang berbeda menyebabkan perbedaan mutu sawit, contoh pengetahuan
petani yang berbeda-beda dalma merawat pohon, tehnik memanen dan
tingkat kematangan buah sawit yang baik untuk dipanen.
Setelah dilakukan pemanenan, buah sawit didistribusikan ke pabrik
kelapa sawit untuk diolah menjadi minyak sawit kasar (CPO). Gambaran
proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 20. CPO yang
dihasilkan oleh Pabrik Pengolah Kelapa Sawit menjadi bahan baku bagi
industri hilir yaitu pabrik refineri / pembuatan minyak goreng. CPO diproses
dengan menggunakan mesin-mesin modern closed loop circuit system,
sehingga diyakini dapat menghindarkan interaksi langsung material proses
produksi dari cemaran. Gambaran secara lengkap mengenai proses
pembuatan minyak goreng dapat dilihat pada Gambar 21.
63
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
RECEIVING Proses penerimaan TBS
FRUIT
DIGESTER
Buah rebus selanjutnya dilumatkan didigester dan
dikempa discrew press untuk mendapatkan minyak
Ampas
Kernel Crushing SCREW PRESS
Plant Minyak
Sludge
Minyak yang telah disaring dipisahkan antara
Sludge Tank CLARIFIER minyak dan sludge atau pengotor
Minyak
64
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
RECEIVING Proses penerimaan CPO
STEARIN OLEIN
65
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
5.4. Proses Bisnis Rantai
a. Pola Distribusi
Pola distribusi yang dibangun oleh anggota rantai pasokan memiliki pola
yang berbeda. Adanya kemudahan aplikasi di lapangan dan upaya untuk
menghemat biaya merupakan landasan dibangunnya pola distribusi. Terdapat
6 (enam) pola jaringan distribusi yang berbeda untuk memindahkan produk
dari produsen ke konsumen, yaitu :
1. Manufacturer storage with direct shiping, yaitu produk dikirim secara
langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa melalui perantara ritel.
2. Manufacturer storage with direct shipping and in-transit merge, yaitu
produk dikirim ke konsumen akhir dengan sebelumnya disimpan
digudang transit.
3. Distributor storage with package carrier delivery, yaitu produk dikirim
ke konsumen akhir melalui jasa kurir atau perusahaan ekspedisi.
Persediaan disimpan di gudang distributor atau ritel sebagai perantara.
4. Distributor storage with last mile delivery, seperti pada pola distribusi
melalui jasa kurir namun pihak ekspedisi memiliki tempat penyimpanan
yang menyebar dan berdekatan dengan lokasi konsumen.
5. Manufacturer/distributor storage with customer pickup, yaitu produk
dikirim ke lokasi penjemputan sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
6. Retail storage with customer pickup, yaitu stok disimpan secara lokal di
toko-toko ritel. Konsumen dapat memesan produk dengan menelepon
atau mendatangi secara langsung toko-toko ritel.
66
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Aspek penting yang diperhatikan dalam pendistribusian produk CPO yaitu
aspek mutu. Dimana indikator yang mampu melihat secara cepat kualitas dari
CPO yaitu kandungan asam lemak bebas (FFA). Nilai FFA CPO yang
dipersyaratkan standar konsumen dan standar nasional Indonesia yaitu
maksimal 5%. Nilai tersebut harus tetap terjaga agar tidak meningkat.
67
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
d. Cara pengolahan CPO menjadi produk minyak goreng dengan cara
dan tehnik yang benar guna menghasilkan produk yang bermutu dan
sesuai dengan standar, serta melakukan pendistribusian secara benar.
e. Sosialisasi sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan di
setiap industri pengolah kepada seluruh pegawai yang terkait.
Salah satu aspek yang erat kaitan dengan rantai pasok adalah
manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan
manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu
mengevaluasi kinerja rantai pasok dengan tujuan untuk (i) melakukan
pemantauan dan pengendalian; (ii) mengkomunikasikan tujuan organisasi ke
fungsi-fungsi rantai pasok; (iii) mengetahui posisi organisasi terhadap
tujuan yang ingin dicapai; dan (iv) menentukan arah perbaikan untuk
menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Pengembangan sistem pengukuruan kinerja rantai pasok menurut
Aramyam et al. (2006) perlu mempertimbangkan karakter-karakter khusus
dari rantai pasok yang akan diukur. Secara umum rantai pasok produk
tanaman perkebunan sangat beragam sifatnya, tergantung produk berasal
dari bagian apa dari tanaman yang diusahakan, dan hasil akhir yang
diharapkan dari pengolahan hasil perkebunan tersebut. Berdasarkan
sifatnya, biasanya pengolahan dibedakan menjadi pengolahan primer dan
sekunder. Pengolahan primer menghasilkan produk antara, dan dapat
dianggap sebagai penanganan pascapanen, sedangkan pengolahan sekunder
merupakan lanjutan dari pengolahan primer dan menghasilkan produk yang
siap dikonsumsi. Hasil tanaman perkebunan harus segera diolah untuk
menghindari kerusakan dan penurunan mutu. Contoh pada sawit bila tidak
segera diolah kandungan minyak akan mengalami reaksi kimia yang
berujung pada penurunan mutu dan rendeman pengolahan.
Menurut Aramyam et al. (2006), dampak yang paling besar dalam
kinerja rantai pasok produk perkebunan secara keseluruhan adalah aspek
68
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
kualitas produk dan lingkungan. Karena itu, dalam mengembangkan sistem
pengukuran kinerja, indikator yang menggambarkan aspek kualitas produk
dan proses adalah sangat relevan dan bersama-sama dengan indikator-
indikator proses, finansial dan non-finasial lainnya tergabung dalam satu
sistem pengukuran kinerja. Dalam penelitian ini, aspek kualitas atau
kesesuaian denganstandar kualitas merupakan aspek yang dikaji dan
dimasukkan dalam penyesuaian metrik kinerja dengan pendekatan SCOR.
Pendekatan proses dalam merancang sistem pengukuran kinerja rantai
pasok memungkinkan untuk mengidentifikasikan masalah pada suatu proses
sehingga dapat mengambil tindakan koreksi sebelum permasalahan meluas.
SCOR adalah suatu model acuan dari operasi rantai pasok yang berdasarkan
proses, dengan membagi-bagi dalam lima proses yang terintegrasi yaitu
perencanaan (plan), pengadaan (source), produksi (make), distribusi
(deliver), dan pengembalian (return).
1. Perencanaan (Plan)
Adalah proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk
menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,
produksi dan pengiriman. Perencanaan diawali dengan kegiatan
penetapan sumber daya rantai pasok yang disertai dengan berbagai
perencanaan yaitu perencanaan sumber bahan baku, produksi,
penyimpanan, penjualan yang merupakan agregasi besarnya
permintaan dan pendistribusian. Perencanaan ditujukan untuk
pengembangan strategi dalam mengatur sumberdaya yang diperlukan
agar perencanaan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan atau
permintaan konsumen.
2. Pengadaan (Source)
Adalah proses pengadaan bahan baku untuk memenuhi permintaan.
Lingkup proses yang dicakup adalah penjadwalan pengiriman dari
petani, penerimaan dan pemeriksaan bahan baku, dan melakukan
pembayaran kepada petani. Cara pembayaran dilakukan berdasarkan
kesepakatan antara petani atau koperasi atau bandar dengan pihak
pengolah/pembuat produk. Salah satu kesepakatan yang menjadi
69
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
faktor penting pembayaran dan penilaian bagi pemasok adalah bahan
baku yang dikirim sesuai dengan standar mutu.
3. Produksi (make)
Adalah proses mentranformasi bahan baku menjadi produk yang
diinginkan konsumen. Proses yang terlibat didalamnya yaitu
penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi, melakukan
pengawasan kualitas, dan memelihara fasilitas serta infrastruktur
produksi. Dalam penelitian, kegiatan produksi dilakukan atas dasar
perencanaan untuk memenuhi target stok (make to stok) dan atas
dasar pesanan (make to order).
4. Distribusi (deliver)
Adalah proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang yang
melibatkan diantaranya adalah memilih perusahaan jasa pengiriman,
menangani kegiatan pergudangan produk jadi, menangani pesanan
pelanggan, menjaga kualitas sepanjang rantai pasok dan pengiriman
tagihan.
5. Pengembalian (Return)
Adalah proses pengembalian bahan baku atau menerima
pengembalian produk yang disebabkan berbagai penyebab. Kegiatan
yang menjadi penyebab pengembalian yaitu karakteristik bahan baku
yang diterima tidak memenuhi standar mutu, deskripsi produk yang
dihasilkan tidak memenuhi standar mutu, kesalahan penjadwalan dan
proses pengembalian.
70
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 21. Metrik Level 1 dan Atribut Performa SCOR
Atribut Mutu
Metrik Level 1 Eksternal (konsumen) Internal
Reliabilitas Responsivitas Fleksibilitas Biaya Aset
Pemenuhan pesanan √
Pengiriman √
Kesesuaian dengan standar √
mutu
Siklus pemenuhan pesanan √
Lead time pemenuhan √
pesanan
Fleksibilitas produksi √
Biaya manajemen rantai √
pasok
Siklus cash-to-cash √
Inventory days of supply √
Sumber : Supply Chain Council 2006, disesuaikan
71
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 22. Tabel Hierarki Metrik
Hierarki Level Metrik
Atribut Level 3
Level 1 Level 2
Pasca Panen PKS Refinery
Reliabilitas Pemenuhan % pemenuhan pesanan Ketepatan buah matang Ketepatan jenis CPO
-
pesanan ketepatan jumlah Ketepatan jumlah
Dokumentasi Dokumentasi pengiriman Dokumentasi pengiriman Dokumentasi
Keluhan pengiriman
Waktu pembayaran Keluhan
Waktu pembayaran
Kinerja % Pesanan terkirim - - -
pengiriman Ketepatan jadwal Ketepatan waktu Ketepatan waktu Ketepatan waktu
Ketepatan lokasi Ketepatan lokasi Ketepatan lokasi
% Kehilangan berat - - -
Kesesuaian % Pemenuhan standar Tingkat kematangan Kandungan asam lemak bebas Kandungan asam lemak
dengan mutu buah CPO bebas minyak goreng
standar mutu Buah tidak rusak/cacat
Buah tidak terkena
penyakit
Responsivitas Siklus Siklus source Waktu transfer Waktu transfer Waktu transfer
pemenuhan Validasi pembayaran Validasi pembayaran Validasi pembayaran
pesanan Siklus make Waktu penyediaan bahan Waktu penyediaan
baku bahan baku
-
Pengolahan (produksi) Pengolahan (produksi)
Penyimpanan Penyimpanan
Siklus deliver Pemuatan bahan baku Pemuatan bahan baku Waktu pengemasan
Transportasi Transportasi Pemuatan bahan baku
Verifikasi pengiriman Verifikasi pengiriman Transportasi
Verifikasi pengiriman
72
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
Tabel 22. Tabel Hierarki Metrik (lanjutan)
Hierarki Level Metrik
Atribut Level 3
Level 1 Level 2
Pasca Panen PKS Refinery
Responsivitas Lead time Waktu pemesanan - - -
pemenuhan Waktu pengiriman Maks 24 jam setelah panen
- -
pesanan
Fleksibilitas Fleksibilitas Fleksibilitas source Maks (0 - 100%) ± 0 (45 % – 50%) + stok (90% - 100%) + stok
rantai pasok Fleksibilitas make - - -
Fleksibilitas deliver - - -
Biaya rantai Biaya Biaya plan Biaya perencanaan : Biaya perencanaan :
pasok manajemen Penjualan Penjualan
rantai pasok Biaya perencanaan panen
Pembelian bahan baku Pembelian bahan baku
Produksi Produksi
Biaya source - Biaya bahan baku Biaya bahan baku
Biaya make Biaya produksi Biaya produksi
Biaya inbound Biaya inbound
-
transportation transportation
Biaya loss Biaya loss
Biaya deliver Biaya outbound
Biaya transportasi Biaya outbound transportation
transportation
Biaya return Biaya return bahan baku
Biaya return bahan baku Biaya return bahan baku
Biaya return produk
Aset rantai Siklus cash- Rentang hari
- - -
pasok to-cash pembayaran utang
Rentang hari
- - -
pembayaran piutang
Inventory Jumlah persediaan - - -
days of Lama persediaan
- - -
supply
73
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/