Anda di halaman 1dari 23

Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M.

2019

PERTEMUAN 7
KAJIAN ASPEK MANAJEMENDAN ORGANISASI

A. Pengertian Manajemen dan Organisasi


Kunci keberhasilan bisnis terletak pada manajemen dan organisasi yang efektif
dan efisien. Efektivitas berhubungan dengan ends (tujuan) dikatakan efektif bila tingkat
pencapaian tujuan tinggi, sedangkan efisiensi berkaitan dengan means (cara).
Dikatakan efisien bila penggunaan sumber daya rendah residu. Manajemen yang baik
adalah kombinasi antara tepat guna dan berdaya guna sebagaimana tampak pada
gambar 6.1
Efficiency (Means) Effictiveness (Ends)

Resource Usage Goal Attainment

Low Waste High Attainment

Management Strives for :


Low Resource Waste (high Efficiency)
High Goal Attainment (high Effectiveness)

Sumber stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Management Eleventh Edition (New Jersey: Prentice hall, 2012) hlm 8

Gambar 1 Efisiensi dan Efektivitas Dalam Manajemen

Suatu usaha dapat saja mengalami kegagala akibat mismanajamen sumber daya
manusia. Bahkan tidak jarang rencana perusahaan yang telah disusun tidak tercapai.
Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau
tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen akan tergambar dari masing-
masing fungsi yang ada dalam manajemen.
Masing-masing fungsi manajemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tetapi harus
dilaksanakan secara kesinambungan. Keterkaitan antara satu fungsi dengan fungsi
lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka
tujuan perusahaan dapat tidak tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang
perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar.

1|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya dapat ditata
dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggungjawab.
3. Pengendalian (Leading)
Merupakan fungsi manajemen dengan melibatkan orang-orang untuk bekerja
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam menjalankan organisasi,
pimpinan harus menggerakan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan yang
telah ditentukan melalui cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk,
dan memberi motivasi.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.

Manager perform the To coordinate the behavior To encourage and achieve :


Following function : of :

Planning
Individuals Individuals effectiveness
Organizing
Groups Groups effectiveness
Leading
Organizations Organizational
Controlling
effectiveness

Sumber : James L. Gibson, et.ol.,Organization:Behaviour,Process,Fourteenth,Edition (New York:Mc Graw-Hill, 2012) hlm. 17

Gambar 2 How Manager Achieves Effectiveness

Gibson, et.,al. (2012:17), berpendapat bahwa efectivitas dapat dicapai oleh


seorang manager apabila fungsi planning, organizing, leading, dan controlling
dijalankan secara efektif dengan jalan mengoordinasikan perilaku individu, kelompok,
dan organisasi untuk mendorong dan meraih keefektifan individu, kelompok dan
organisasi sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 6.2.

2|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

B. Manajemen Proyek
Dalam kaitan dengan fungsi manajemen, salah satunya adalah bagaimana
membuat sistem untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan
proyek dengan efisien. Proses ini dinamakan manajemen proyek.
Dalam kaitan ini, perlu dibuat suatu bentuk organisasi sehingga program-program
berjalan dengan lancer. Organisasi proyek merupakan cara efektif untuk menyatukan
orang dan sumber daya fisik untuk menyelesaikan suatu proyek dengan waktu yang
terbatas. Pada umumnya setiap proyek yang relative besar meliputi tiga tahapan, yaitu
perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan atau pengendalian.
1. Perencanaan Proyek
Rencana proyek menggambarkan pelaksanaan suatu proyek. Dalam pelaksanaan
proyek perlu dianalisis rencana kerja yang meliputi : jenis pekerjaan (aktivitas), waktu
penyelesaian, tenaga pelaksana, peralatan, dan anggaran. Dalam perencanaan proyek
biasanya digunakan bantuan teknik seperti Bagan Gantt (Gantt Chart) atau diperluas
dengan menggunakan Diagram Jaringan (Network Diagram) seperti program
Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM).

Gambar 3 Contoh Gantt Chart

3|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Gambar 4 Contoh Network Diagram

D=4
2 5
A=1 E=5
H=6

1 B=2 3 F=4 6 J=3 8

C=3 I=2
7
4 G=6

Note : Assume all durations are in days.

Path 1 : A-D-H-J Length = 1+4+6+3 = 14 days.


Path 2 : B-E-H-J Length = 2+5+6+3 = 14 days.
Path 3 : B-F-J Length = 2+4+3 = 14 days.
Path 1 : C-G-I-J Length = 3+6+2+3 = 14 days.

Since the critical path is the longest path trough the network diagram, path 2,
B+E+H+J, is the critical path for project X.
Sumber :Clifford F. Gray dan Erik W. Larson (2008), Project Managemen the
Managerial Process 4 ed. McGraw-Hill/Irwin

Gambar 5 Contoh Critical Path Method (CPM)

4|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Tujuan utama menggunakan teknik-teknik tersebut adalah membantu pihak


perencana agar lebih mudah dalam memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai,
dan bahkan bila perlu dapar dipercepat, aktivitas-aktivitas mana yang harus dipercepat,
dan berapa tambahan biayanya. Dengan demikian, rencana proyek yang baik meliputi
unsur-unsur berikut:
a. Menetapkan tujuan.
b. Mendefinisikan proyek.
c. Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan
d. Jadwal waktu untuk penyelesaian.
e. Analisis biaya/manfaat.
f. Uraian mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.

2. Penjadwalan Proyek
Jadawal proyek adalah menentukan aktivitas-aktivitas proyek dalam urutan waktu
tertentu di mana mereka harus dimunculkan. Pendekatan penjadwalan yang popular
adalah Bagan Gantt. Bagan ini menunjukan hubungan antara aktivitas proyek dengan
batasan waktu.
Keunggulan Bagan Gantt adalah sederhana dan mudah ditafsirkan serta efektif
digunakan terutama proyek yang mempunyai aktivitas atau kegiatan relative sedikit
atau proyek yang masih sederhana. Penjadwalan proyek digunakan untuk beberapa
tujuan berikut:
a. Menggambarkan hubungan setiap aktivitas dari keseluruhan proyek.
b. Mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan antara aktivitas-aktivitas.
c. Memperkirakan waktu, biaya yang realistis setiap aktivitas.
d. Membantu penggunaan orang, uang dan sumber daya peralatan yang lebih baik
dengan mengidentifikasi jalur kritis dan kemacetan dalam proyek.
e. Memperbaiki dan memperbaharui rencana.

3. Pengawasan Proyek
Pengawasan atau pengendalian proyek sangat penting untuk menjaga proyek
selesai tepat pada waktunya. Pengawasan proyek meliputi monitoring terhadap sumber
daya, biaya, kualitas dan anggaran. Sedangkan peralatan untuk maksud tersebut
adalah PERT & CPM, laporan yang menjelaskan tentang ; anggaran setiap bidang

5|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

kegiatan, aktivitas-aktivitas yang ditunda, aktivitas-aktivitas yang longgar, dan aktivitas


proyek keseluruhan.

C. Manajemen Sumber Daya Manusia


Studi kelayakan juga perlu menganalisis kesiapan perusahaan terutama berkaitan
dengan manajemen sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai pada
penempatannya di jabatan tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang
bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola atau
mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dan fungsi
operatif yang meliputi pengadaan, konpensasi, pengembangan, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.
1. Analisis Jabatan
Komponen organisasi yang paling penting adalah pekerjaan atau jabatan. Hal ini
terkait dengan pencapaian tujuan sehingga organisasi perlu menetapkan jenis-jenis
pekerjaan.
Analisis jabatan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan
berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu perlu
mengetahui pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan.
Uraian jabatan memuat keterangan yang lengkap, singkat, jelas, dan konsisten
mengenai suatu jabatan.
Uraian jabatan memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Identitas jabatan.
b. Fungsi jabatan
c. Uraian tugas.
d. Wewenang.
e. Tanggung jawab.
f. Hubungan kerja.
g. Bahan, alat, dan mesin yang digunakan
h. Kondisi kerja.

6|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Sedangkan spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat syarat-syarat


minimum yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat melaksakan jabatan tertentu
dengan baik. Persyaratan jabatan memuat antara lain :
a. Persyaratan pendidikan.
b. Persyaratan pelatihan.
c. Persyaratan pengalaman.
d. Persyaratan psikologi.
e. Persyaratan khusus.
Informasi analisis jabatan berguna bagi perencanaan sumber daya manusia,
penarikan tenaga kerja, orientasi, pelatihan dan pengembangan, keselamatan dan
kesehatan pegawai, serta hubungan ketenaga kerjaan, restrukturisasi
organisasi/perusahaan, desain pekerjaan, program pengembangan kualitas.
Dalam hal proyek tentunya belum bisa melakukan analisis jabatan, tetapi dapat
melakukan perancangan jabatan (Job Design) atau menggunakan informasi jabatan
kunci (key job) dari proyek lain yang memiliki jabatan sejenis atau menggunakan jasa
expert dalam bidangnya. Pada umumnya perancangan jabatan didasarkan pada
pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan mekanistik
Perancangan dengan pendekatan mekanistik didasarkan pada ilmu teknik mesin
dan menitikberatkan pada tugas. Pekerjaan dirancang Sedemikian rupa
sehinggadapat dilaksanakan seefisien mungkin.
b. Pendekatan faktor manusia
Dalam perancangan jabatan perlu memerhatikan factor tubuh baik biologi maupun
psikologi pekerja. Dimensi-dimensi fisik tubuh manusia perlu diperhatikan
sehingga dapat mempermudah mendesain peralatan kerja yang cocok secara
biologi dan mengurangi tekanan serta kelelahan saat bekerja.
c. Pendekatan motivasi
Pendekatan motivasi didasarka pada psikologi organisasi, di mana kerja
dirancang untuk merangsang motivasi para karyawan dan meningkatkan
kepuasan kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui pengayaan kerja (job enrichment),
perluasan kerja (job enlargement), dan rotasi kerja (job rotation).

7|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

2. Prencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber
daya manusia. Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga manjerial
didasarkan pada jumlah jabatan dalam struktur organisasi. Apabila kebutuhan
jabatan manajerial (mulai dari supervisor sampai ke direksi) sebanyak 12, maka
pejabat yang diperlukan sebanyak 12 orang. Sedangkan, jabatan operasional atau
pelaksana bisa didasarkan pada beban kerjanya. Beban kerja adalah
perbandingan antara beban kerja actual dengan waktu kerja efektif. Beban kerja
(BK) dapat dihitung dengan rumus :

BK = (BA:WK)x 100%
Di mana
BA = Beban kerja actual adalah nilai beban kerja nyata per hari
WK = Waktu kerja efektif, yaitu 420 menit/hari dengan asumsi waktu
kerja ideal dalam setahun 200 hari

Beban kerja individu melebihi 100%, maka perusahaan membutuhkan tenaga


lebih dari satu dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini juga berlaku terhadap
beban kerja unit melalui penambahan jumlah pegawai.

3. Pengadaan Tenaga Kerja


Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh
jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam
rangka mencapai tujuan. Pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi dan
penempatan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mencari tanaga kerja untuk
mengisi jabatan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini dilakukan
setelah struktur organisasi terbentuk. Uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersedia,
serta perencanaan jumlah sumber daya manusia.
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi
syarat tertentu sehingga perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat
untuk mengisi lowongan.
Seleksi adalah suatu proses memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang
memenuhi syarat yang telah ditentukan organisasi. Proses seleksi diawali dari seleksi
8|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

administrasi seterusnya dilanjutkan dengan uji materi, uji kesehatan, uji psikologi, dan
terakhir dengan wawancara.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan
jabatan berdasarkan pada kebutuhan. Selanjutnya dilakukan orientasi, di mana uraian
tugas digunakan untuk menyampaikan informasi tentang kewajiban-kewajiban yang
harus dilaksanakan dan standar pelaksanaan kerja yang layak oleh karyawan.

4. Kompensasi
Program kompensasi perlu mendapat perhatian dalam rangka mencapai tujuan.
Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang diterima para tenaga kerja atau
karyawan atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan perusahaan . Kompensasi
dapat berupa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi
finansial terdiri dari upah, gaji, komisi, bonus, dan asuransi. Kompensasi non finansial
berupa rasa aman, pengembangan diri, fleksibilitas karier, peluang kenaikan
penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas, dan
persahabatan. Program kompensasi yang baik bertujuan antara lain:
a. Memperoleh tenaga kerja yang potensial.
b. Mempertahankan karyawan yang baik
c. Meningkatkan produktivitas
d. memudahkan sasaran strategis.

5. Pengembangan Karier
Pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap
karyawannya. Pengembangan ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta
karier. Pendidikan dan pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan sehingga mampu memenuhi tuntutan organisasi dalam
menhadapi persaingan dan perubahan.
Pengembangan karier merupakan gabungan dari peningkatan-peningkatan
pribadi yang dilakukan seseorang dan perencanaan sumber daya manusia di dalam
organisasi atau perusahaan.
Perencanaan karier adalah proses mana seseorang dapat memilih sasaran karier
dan jalur untuk mencapai ke sasaran. Penilaian diri yang realistis dapat membantu
seseorang menghindari kesalahan-kesalahan yang dapar memengaruhi kemajuan

9|Page
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

kariernya. Individu sering menerima pekerjaan tanpa mempertimbangkan apakah


sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Manajemen karier menyangkut bagaimana organisasi/perusahaan mendesain dan
melaksanakan program-program karier. Proses ini meliputi persiapan,
pengimplementasian, dan memonitor rencana-rencana karier yang dilaksanakan oleh
individu sendiri atau bersama-sama dengan system karier organisasi atau perusahaan.

6. Integrasi
Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia
berkaitan dengan penyesuaian keinginan karyawan denga organisasi. Bagaimana
pihak manajemen merespon tentang berbagai keinginan karyawan termasuk hubungan
antar karyawan dan implementasi kesepakatan kerja bersama untuk menjembatani
kedua kepentingan dan keinginan antara karyawan di satu pihak dan manajemen di
pihak yang lain.
Bagi perusahaan, serikat pekerja dapat memengaruhi kemampuan dalam
menentukan kebijakan dan mengelola sumber daya manusianya. Sedangkan bagi para
pekerja, serikat pekerja dapat membantu memperoleh keinginan pekerja seperti
kenaikan upah, atau membantu dalam menghadapi pihak manajemen dalam
menyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan pekerjaan.

7. Pemeliharaan
Pihak manajemen harus berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai
upaya nyata sehingga karyawan tetap betah dan merasa dihargai kerja sama untuk
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana.

E. Organisasi
Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara
dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan. Sedangkan Organisasi formal
secara klasik dapat diartikan sebagai suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan
dan kepemimpinan.
Struktur organisasi menggambarkan tuga, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing bagian. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab tergambar
dalam struktur organisasi sehingga mempermudah perusahaan melakukan
10 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

pengendalian. Tujuan organisasi menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan


menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung
jawab untuk menjalankan masing-masing tugas.
1. Desain Struktur Organisasi Formal
Struktur organisasi formasi disusun untuk membantu pencapaian tujuan
organisasi dengan lebih efektif dan efisien. Desain struktur organisasi ditentukan oleh
variable-variabel kunci sebagai berikut :
a. Strategi Organisasi
strategi yang dilaksanakan perusahaan akan berpengaruh terhadap desain
organisasi. Perubahan-perubahan desain organisasional.
Dalam perjalanannya, struktur ini tidak dapat dipertahankan akibat perkembangan
penduduk, pendapatan nasional, dan tingkat inovasi teknologi. Perusahaan perlu
melakukan penyesuaian dengan memperkenalkan berbagai produk baru,
memasuki pasar baru, dan menaikan output, sehingga terjadi peningkatan
kompleksitas yang membuat struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien dan tidak
praktis.
b. Lingkungan
Pengaruh factor lingkungan pada desain organisasi dapat dibedakan dalam tiga
tipe lingkungan, yakni lingkungan stabil, lingkungan berubahdan lingkungan
bergejolak. Lingkungan stabil, yaitu lingkugan denga sedikit atau tanpa
perubahan. Lingkungan berubah, yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin
terjadi dalam setiap atau semua bidang produk, pasar, hokum, dan teknologi.
Misalnya peralatan rumah tangga, industri jasa.
Lingkungan bergejolak, yaitu lingkungan di mana perubahan dengan sangat
cepat terjadi, dating pesaing dengan produk baru dan tak terduga masuk pasar,
hokum sering diganti, kemajuan teknologi berubah secara drastic. Contoh :
perusahaan computer.
Sistem mekanik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi
tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai saran dan wewenang
untuk setiap individu dan submit ditentukan sepenuhnya oleh para manajer atas,
kekuasaan dalam organisasi mengikuti rantai perintah birokratik klasik.
Sistem organic adalah tiap individu cebderung untuk bekerja dalam suatu
kelompok dari pada kerja sendiri.

11 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Burn dan Stalter mengemukakan bahwa sistem mekanistik adalah paling sesuai
dengan untuk lingkungan stabil, sedangkan sistem organic paling sesuai untuk
lingkungan yang bergejolak, untuk lingkungan yang berubah dapat menggunakan
kombinasi dua system tersebut.
c. Teknologi
Woodward menjelaskan bahwa terdapat sejumlah hubungan antara proses
teknologi dan struktur organisasi. Semakin komplek teknologi semakin besar
jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Teknologi yang kompleks memerlukan
derajat supervise dan koordinasi yang lebih besar. Rentang manajemen para
manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun
dari produksi massa ke proses.
Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf
administrasi dan klerikal.
d. Orang-orang yang Terlibat dalam Organisasi
Pengalaman, sikap, dan peranan anggota organisasi berhubungan dengan
struktur organisasi. Orang diartikan sebagai manajer dan karyawan. Nilai-nilai
manajerial merupakan factor penting dalam penentuan strategi organisasi. Para
manajer terutama para manajer puncak memengaruhi pemilihan strategi melalui
preferensi mereka.
Contoh : seorang manajer dengan anggapan-angapan teori x lebih menyukai
struktur organisasi mekanistik, sedangkan seorang manajer dengan
anggapan-anggapan teori Y lebih menyukai system yang lebih organik.
Faktor tingkat pendidikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para
karyawan, dan ketersediaan berbagai alternative di luar organisasi merupakan
penentu-penentu penting strutur organisasi. Individu yang berpendidikan tinggi
mempunyai banyak alternative menarik di luar dan menyenangi bekerja di
organisasi dengan struktur organik.
2. Proses Desain Organisasi
Proses desain organisasi dapat memulai dari bawah ke atas atau dari atas ke
bawah. Prosedur penetapan dari atas ke bawah, tujuan-tujuan organisasi
diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan khusus sebagai sarana pencapaian hasil akhir.
Dengan prosedur pendekatan dari bawah ke atas, proses-proses dasar organisasi
akan ditetapkan terlebih dahulu. Ini berarti perumusan dan penentuan secara stimultan
penggunaan teknologi inti. Setelah itu, posisi untuk mengoperasikan proses-proses
12 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

dirumuskan dan munculnya kebutuhan struktur. Posisi-posisi manajer tingkat bawah


dibutuhkan untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan dan selanjutnya perlu koordinasi
tingkat yang lebih atas. Dalam kenyataannya kedua prosedur tersebut saling memiliki
ketergantungan.
3. Elemen-elemen Umum dalam Organisasi
Mintzberg menyatakan bahwa setiap organisasi memiliki lima bagian dasar, yaitu :
a. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang
berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
b. The strategic apex. Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawab
keseluruhan untuk organisasi.
c. The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating core
dengan strategic apex.
d. The technostructure. Para analisis yang memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan bentuk standardisasi tertentu dalam organisasi.
e. The support staff. Orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa
pendukung tidak langsung kepada organisasi.
Suatu organisasi yang memiliki control berada di operating core, maka keputusan
bersifat desentralisasi. Hal ini akan menciptakan birokrasi Profesional. Jika Strategic
apex lang lebih dominan, maka control bersifat sentralisasi dan organisasi tersebut
merupakan struktur yang sederhana. Jika yang mengontrol middle management, akan
ditemukan kelompok dari unit otonomi yang bekerja dalam sebuah struktur divisional.
Apabila staf pendukung yang mengatur, maka control akan dilakukan melalui
penyesuaian bersama (mutual adjustment) dan timbulah adhocracy.

4. Struktur Organisasi
a. Struktur Sederhana
Struktur sederhana dikarakterisasikan oleh hal-hal yang bukan sebenarnya
ketimbang yang sebenarnya. Struktur sederhana tidak rumit, kompleksitas rendah,
sedikit formalisasi, dan mempunyai wewenang yang desentralisasi pada
seseorang, cepat, fleksibel, dan membutuhkan sedikit biaya untuk
pemeliharaannya. Lapisan struktur tidak rumit, pertanggungjawaban mudah,
ketidakpastian minimum. Kelemahan struktur sederhana adalah penggunaannya
yang terbatas, mempunyai risiko tinggi karena bergantung pada seseorang.

13 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

b. Birokrasi Mesin
Birokrasi mesin yang mempunyai konsep utama adalah standarisasi. Birokrasi
yang mempunyai tugas operasi rutin yang sangat tinggi, peraturan yang sangat
formal, tugas dikelompokan ke dalam departemen-departemen fungsional,
wewenang yang desentralisasi, pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando, dan struktur administrasi yang rumit dengan perbedaan tajam antara
aktivitas lini dan staf.
Kekuatan utama dari birokrasi ini terletak pada kemampuan untuk melakukan
aktivitas yang distandarisasi dengan cara sangat efisein.
Kelemahannya dari birokrasi mesin adalah spesialisasi bisa menciptakan konflik
antar unit, tujuan fungsional unit-unit dapat mengalahkan tujuan keseluruhan
organisasi. Birokrasi mesin paling efisien untuk organisasi yang berukuran besar,
lingkungan stabil dan sederhana dan teknologi yang terdiri dari pekerjaan rutin
yang dapat distandardisasi. Contohnya, perusahaan telepon, asuransi, kantor pos,
kantor pajak.
c. Birokrasi Profesional
Birokrasi professional, yaitu birokrasi yang menggabungkan standardisasi dengan
desentralisasi. Membutuhkan tingkat keahlian yang tinggi yang terspesialisasi.
Spesialisasi didasarkan atas kemampuan individual bukan atas dasar pembagian
kerja. Kekuatan birokrasi ini dapat mengerjakan tugas yang membutuhkan
keterampilan professional yang sangat terlatih dengan efisien.
Kelemahannya adalah kecenderungan berkembangnya konflik antar subunit
bersifat paksaan atau kompulsif dalam mengikuti peraturan. Contohnya, rumah
sakit, universitas, dan akuntan public.
d. Struktur Divisional
Struktur divisional, yaitu struktur yang memiliki sejumlah unit yang otonom,
masing-masing secara khas adalah birokrasi mesin yang dikoordinasi secara
terpusat oleh Kantor Pusat. Kontrol yang cukup besar diberikan kepada
manajemen menengah dan para manajer divisi.
Kekuatan dari struktur ini adalah menempatkan tanggung jawab yang penuh bagi
sebuah produk barang/jasa di tangan manajer divisi. Kekuatan dari struktur ini
adalah menempatkan tanggung jawab yang penuh bagi sebuah produk
barang/jasa di tangan manajer divisi.

14 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Divisi-divisi dapat memberi merespon, tanggung jawab dan memperoleh manfaat


dari spesialisasi dan mampu memproses informasi seolah-olah mereka adalah
organisasi tersendiri. Juga memperoleh keuntungan dari ukurannya yang besar
yang mungking adanya economies of scale dalam perencanaan, perolehan modal
dan penyebaran risiko. Sedangkan kelemahan struktur divisi adalah duplikasi
kegiatan dan sumber daya. Kecenderungan yang dapat mendorong terjadinya
konflik dan menimbulkan masalah koordinasi.
e. Adhocracy
Adhocracy dicirikan oleh diferensial (perbedaan) horizontal yang tinggi,
diferensiasi vertical yang rendah, desentralisasi, fleksibilitas, dan daya tanggap
yang tinggi. Diferensiasi horizontal besar karena adhocracy pada umumnya diisi
oleh professional dengan tingkat keahlian yang tinggi. Diferensiasi vertical rendah
karena tingkat administrasi membatasi kemampuan organisasi untuk melakukan
penyesuaian, kebutuhan akan pengawasan.
Peraturan hanya sedikit, pengambilan keputusan desentralisasi, technostructure-
nya nonstructure-nya hamper tidak ada. Karena manajer tingkat menengah, staf
pendukung serta tenaga opersional secara khas semuanya adalah professional.
Kelemahannya adalah konflik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan,
tidak ada hubungan atasan bawahan yang jelas, dapat menciptakan tekanan
sosial dan ketegangan psikologis bagi para anggotanya, merupakan konfigurasi
yang tidak efisien. Adhocracy digunakan pada organisasi yang mempunyai
strategi yang beraneka ragam, yang berisiko tinggi, teknologi tidak rutin, dan
lingkungannya dinamis kompleks.

5. Bentuk-bentuk Organisasi
Bentuk organisasi disesuaikan dengan bidang dan kebutuhan organisasi. Berikut
ini beberapa jenis bentuk organisasi yang umum:
a. Bentuk organisasi ditinjau dari jumlah pimpinan puncak dapat dibedakan :
1) Organisasi yang memiliki pimpinan puncak satu orang.
Contohnya, pada perusahaan perseorangan.
2) Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih satu orang atau dewan.
Contohnya, pada perseroan terbatas atau firma.
b. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya.

15 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Wewenang masing-masing baik lini, staf maupun fungsional adalah sebagai


berikut :
1) Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggung jawab atas
tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
2) Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang
mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan-
tujuan perusahaan.
3) Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang
atau departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang
berada di departemen yang lain.

a. Organisasi Garis/Lini
Organisasi lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan
wewenang lini dalam organisasinya. Organisasi seperti ini merupakan bentuk
organisasi yang berskala kecil dengan sedikit jumlah karyawan yang belum atau
sedikit memiliki spesialisasi. Ciri-ciri organisasi lini sebagai berikut :
1) Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu
garis wewenang.
2) Jumlah karyawan sedikit, maka struktur organisasi masih sederhana.
3) Pimpinan dengan karyawannya saling mengenal dan dapat berhubungan
setiap hari kerja.
4) Masing-masing kepala unit memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya.
5) Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan.
6) Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal, segala
keputusan/kebijaksanaan dan tanggung jawab ada pada satu tangan.
7) Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi, alat-alat yang diperlukan tidak
beraneka ragam.
8) Organisasi kecil

Keuntungannya organisasi lini adalah sebagai berikut :


1) Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya, karena pimpinan berada dalam satu
tangan.
2) Disiplin dan militansi kerja para anggota pada umumnya tinggi
16 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

3) Koordinasi relative mudah dilaksanakan.


4) Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi berjalan cepat, tidak
bertele-tele.
5) Garis pimpinan tegas, karena pimpinan langsung berhubungan dengan
karyawan.
6) Rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena saling
mengenal.
7) Pengendalian secara ketat terhadap kegiatan para bawahan dapat
dilaksanakan.

Sedangkan kelemahannya organisasi lini adalah sebagai berikut :


1) Tujuan pribadi pucuk pimpinan sering kali tidak dapat dibedakan dengan
tujuan organisasi
2) Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otoriter dan dictator.
3) Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas, karena wewenang untuk
merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan ada pada pimpinan.
4) Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang, sehingga
kalau pimpinan tidak mampu/berhalangan, maka seluruh organisasi terancam
kehancuran.

Berikut ini adalah contoh bagan organisasi lini..


CEO

Vice President Vice President Director Human


Finace Manufacturing Resource

Chief Plant Maintenance Training Benefits


Budget Analyst
Accountant Superintendent Superintendent Specialist Administrator
th
Sumber: Richard L. Daft (2010), organization Theory and Design 10 Ed. Ohio: South-Western Cengage Learning.

Gambar 6 Struktur Organisasi Lini

b. Organisasi Lini dan Staf


Organisasi Lini dan Staf adalah asas kesatuan komando tetap
dipertahankan. Pelimpahan wewenang berlangsung saecara vertical dan sepenuhnya

17 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

dari pimpinan tertinggi kepada unit di bawahnya. Dalam membantu kelancaran tugas
pimpinan, dia mendapat bantuan staf di mana tugas para staf adalah memberikan
bantuan, saran-saran, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.
Perlu diperhatikan bahwa suatu bagian termasuk lini atau staf bukan ditentukan oleh
aktivitasnya. Akan tetapi oleh hubungannya dengan bagian-bagian yang lain.

Adapun ciri-ciri organisasi lini dan staf sebagai berikut:


1) Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2) Jumlah karyawannya banyak.
3) Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
4) Pimpinan dan karyawan semuanya tidak saling mengenal.
5) Spesialisasi dengan beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal.
6) Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan memiliki bawahan-bawahan
tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang langsung.
7) Ada dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
Wewenang lini adalah wewenang yang dapat/harus merealisasikan tujuan
organisasi secara langsung. Wewenang staf adalah karyawan yang tidak dapat
merealisasikan tujuan perusahaan secara langsung, tetapi hanya memberikan
bantuan pelayanan (auxiliary staff), saran-saran (advisory staff) untuk
mempermudah tugas wewenang lini.

Dalam organisasi jenis ini wewenang staf dibagi dua kategori, yakni :
1) Staf ahli (Specialist staff)
Staf penasihat (advisory staff). Tugasnya adalah memberikan petunjuk dan bukan
untuk mendapat petunjuk dari atasannya mengenai suatu permasalahannya.
 Staf pelayanan (service staff). Staf pelayanan melaksanakan suatu
jasa/aktivitas yang terpisah dari pekerjaan lini.
 Staf pengendali (control Staff). Adalah unit-unit yang memiliki wewenang staf
yang melaksanakan control baik secara langsung maupun tak langsung atas
unit-unit pada struktur organisasi.
 Staf fungsional (functional staff). Wewenang staf pengendali berhubungan
dengan fungsi-fungsi tertentu saja. Wewenang staf pengendali adalah
wewenang yang terbatas dan biasanya berfungsi sebagai petunjuk
18 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

bagaimana caranya suatu aktivitas tertentu dilaksanakan dan kapan


dilaksankannya.

2) Personal staf yang meliputi :


 Pembantu (assistant)
Unit ini biasanya kecil, terdiri dari seorang atau beberapa orang. Sifatnya
adalah suatu staf unit yang tidak mempunyai garis wewenang yang formal,
tetapi biasanya diserahi functional staff authority atas sejumlah aktivitas.
 Staf umum (general staff). Staf umum adalah golongan yang dikoordinasikan
dan bertindak melalui atasannya. Staf umum merupakan penasihat, pelayan,
pengendali, atau staf fungsional.

Keunggulan model organisasi lini dan staf antara lain :


1) Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan.
2) Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana.
3) Tipe organisasi lini dan staf fleksibel, karena dapat diterapkan pada organisasi
besar/kecil, pemerintah, atau swasta.
4) Asas the right man on the right place, lebih mudah dilaksanakan.
5) Pengambilan keputusan relative mudah, karena mendapat bantuan pemikiran,
saran-saran, dan usul dari staf.
6) Koordinasi mudah dilakukan, karena sudah ada pembidangan tugas yang jelas.
7) Disiplin dan moral karyawan tinggi karena tugasnya sesuai dengan
spesialisasinya.
8) Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh.
9) Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena bekerja sesuai
dengan keahlian dan keterampilan.

Sedangkan kelemahan organisasi lini dan staf antara lain :


1) Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah dan bantuan
nasihat.
2) Solidaritas para karyawan kurang, sebab tidak saling mengenal.
3) Persaingan kurang sehat sering terjadi karena setiap unit menganggap
tugasnyalah yang terpenting.

19 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Gambar di bawah ini adalah contoh bagan organisasi lini dan staf.

Manajer Kantor

Staf

Humas/
Persuratan Penerbitan
Protokol

Tik Arsip Humas Dokumen Perencanaan Distribusi

Sumber: Http://google.co.id

Gambar 7 Struktur Organisasi Lini dan Staf

c. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi
yang harus dilaksanakan. Masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh pucuk pimpinan mendelegasikan wewenang kepada manajer di
bawahnya dan meneruskannya kepada pelaksana, hanya mengenai tugas
tertentu (spesialisasinya) saja. Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai
berikut :

1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.


2) Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara
optimal.
3) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
4) Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup pada level manajemen atas.
5) Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama mudah.

Contoh: Departemen keuangan, yang aktivitasnya terdapat pada


departemen-departemen lainnya, maka segala prosedur keuangan di semua
departemen ditetapkan oleh Departemen Keuangan. Dalam hal ini, Departemen
keuangan menjalankan wewenang fungsionalnya yaitu departemen manapun
fungsi keuangan itu berada maka fungsi tersebut di lakukan oleh Departemen
keuangan. Kepala departemen sendiri mempunyai hubungan lini dengan
20 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

bawahannya atau bagian-bagian dari departemen tersebut. Dalam praktik,


perusahaan besar terdapat hubungan-hubungan wewenang, garis, staf atau
fungsional di mana sulit dibedakan secara tegas apakah suatu departemen
termasuk garis, staf, atau fungsional. Hal ini sangat tergantung pada wewenang
yang dijalankannya.

Sedangkan kelebihan organisasi fungsional antara lain;


1) Adanya spesialisasi diperoleh seoptimal mungkin.
2) Para karyawan terampil di bidangnya masing-masing.
3) Peningkatan efisiensi dan produktivitas.
4) Koordinasi secara menyeluruh diperlukan pada level manajemen atas.
5) Solidaritas, moral, dan disiplin karyawan yang fungsinya sama biasanya
tinggi.

Kemudian kelemahannya organisasi fungsional adalah:


1) Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan.
2) Para karyawan sulit mengadakan tour of duty atau tour of area, sebagai
akibat spesialisasi, tanpa terlebih dahulu melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Para karyawan terlalu mementingkan bidangnya sehingga sulit dilakukan
koordinasi secara keseluruhan.
4) Timbulnya semangat kelompok berlebihan pada karyawan yang melakukan
fungsi yang sama, sehingga menimbulkan pengelompokan ikatan karyawan
yang sempit.
Bagan di bawah ini adalah contoh bagan organisasi fungsional.

21 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

Delta Manufacturing inc.


Project Presiden
Coordination

Human Finance and


Resource administration

Marketing Engineering Manufacturing Procuremen

Purchasing Receiving and


inspection
Electronics Sofware Mechanical
Design
engineering engineering engineering

Customer Domestic International Fabrication Assembly Testing Production


Service sales sales Scheduling

Sumber: Clifford F. Gray dan Erik W. Larson (2008), Project Management: the Managerial Process 4 ed.
McGraw-Hill/Irwin

Gambar 8 Struktur Organisasi Fungsional

d. Struktur Organisasi Fungsional, Lini, dan Staf


Organisasi ini merupakan kombinasi dari ketiga tipe, yaitu organisasi lini,
staf, dan fungsional. Tipe ini biasanya diterapkan pada organisasi besar dan
komplek. Pada tingkat dewan direksi (board of director) diterapkan tipe organisasi
lini dan staf, sedangkan pada madya diterapkan tipe organisasi fungsional.
e. Falt Organization atau T Form Organization
Organisasi Falt Organization atau T Form Organization lebih lincah dan
fleksibel dalam menghadapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Hal ini
berdampak terhadap banyak perusahaan menggunakan bentuk organisasi ini.
Ciri-ciri organisasi Falt Organization atau T Form Organization adalah sebagai
berikut :
1) Tingkat birokrasinya lebih rendah, lincah, cepat dan fleksibel, dan berbeda
dengan organisasi yang lebih tradisional di mana tingkat birokrasinya lebih
tinggi, lamban, dan kaku.
2) Orientasi bukan ke atas, tetapi ke bawah dan ke samping.
3) Pola kepemimpinan berupa kemitraan.
4) Struktur organisasi terdiri satu jenjang saja di bawah pucuk pimpinan.
Organisasi ini dilengkapi dengan kelompok: profesional yang bertugas
sebagai pemikir pengembangan organisasi.
5) Setiap unit di tingkat bawah setingkat bagian dibantu oleh pegawai pelaksana
yang dibentuk sebagai kelompok kerja yang diketuai oleh seorang supervisor.

22 | P a g e
Materi Tambahan Pertemuan 7/Studi Kelayakan Bisnis/ Cucu Hodijah, S.Sos., M.M. 2019

6) Komunikasi antar anggota organisasi (atasan dan bawahan) dilakukan melalui


system teknologi informasi.
7) Peranan middle manager sebagai saluran komunikasi dari atas ke bawah dan
sebaliknya relative tidak diperlukan lagi dan diganti dengan teknologi
informasi yang berupa internet dan lain-lain. Jadi setiap orang dapat
berkomunikasi kapan saja dan dimana saja satu sama lain dan dengan cepat
mengantisipasi perubahan yang terjadi.

Sumber :
Purwana, Dedi dan Hidayat, Nurdin, 2016, Studi Kelayakan Bisnis, Bandung : Rajawali
pers.

23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai