PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil visum et repertum yang telah kami jabarkan ada beberapa kelainan
yang didapatkan yang akan kami bahas yaitu sebagai berikut :
Pembusukan:
Pada pemeriksaan luar dan dalam telah ditemukan adanya tanda-tanda pembusukan
terdapat pembusukan pada struktur kulit, otot, organ dalam seperti otak, bola mata, lidah,
jantung, paru-paru, usus, hati, limpa, rahim, menyisakan tulang kerangka dan gigi.
Pembusukan yang terjadi pada mayat disebabkan karena proses otolisa dan aktifitas
mikroorganisme. Proses otolisa yang terjadi sebagai akibat dari pengaruh enzim yang
dilepaskan oleh sel-sel yang sudah mati dalam kasus ini sel yang sudah mati adalah sel
kulit, otak, bola mata, lidah, jantung, paru-paru, usus, hati, limpa, dan rahim.
Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya proses pembusukan yang paling utama
adalah kuman Clostridium Weichii yang biasanya ditemukan pada usus besar. Karena
pada orang yang sudah mati semua sistem pertahanan tubuh hilang maka kuman – kuman
pembusuk tersebut dapat leluasa memasuki pembuluh darah dan menggunakan darah
sebagai media untuk berkembang biak.
Pada kasus ini usus juga telah mengalami proses pembusukan sehingga tidaklah heran
jika proses yang terjadi akibat kuman itu menyebabkan hemolisa, pencairan bekuan
bekuan darah yang terjadi sebelum atau sesudah mati, pencairan trombus atau emboli,
perusakan jaringan jaringan dan pembentukan gas-gas pembusukan. Proses tersebut mulai
tampak kurang lebih 48 jam sesudah mati. Pada kasus ini pembusukan sudah terjadi karena
proses eksumasi dilakukan kurang lebih 45 hari dari penguburan jenazah.
Dahlan S., 2005, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Dalam : Dahlan S. Ilmu
Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Badan penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. Ed 5 Hal 58-61.
Sevitt S. Histopathological changes in burned skin. Burns Pathology and Therapeutic
Applications. Butterworth and Co. Ltd. 1957. p. 18-27.