Anda di halaman 1dari 8

Tugas Resume 1

Rabu, 10 Oktober 2018

GELOMBANG & OPTIK


“Resume Materi Interference 9.1 : General Considerations”

Dosen Pengampu

Dr. Marungkil Pasaribu, M.Sc

Disusun Oleh :
Desy Rahayu
A20217031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
BAB IX
INTERFERENCE

9.1 General Considerations

Sebuah noda minyak hitam yang jelek (oli) pada jalan beraspal dapat
menjadi indah setelah hujan, ketika minyak itu merefleksikan warna-warni pelangi.
Refleksi warna-warni itu dapat juga dilihat dari permukaan gelembung sabun dan
compact dise. Penglihatan yang sudah sangat dikenal ini memberikan sebuah
petunjuk kepada kita bahwa ada aspek-aspek cahaya yang belum kita selidiki.

Dalam pembahasan kita mengenai lensa, cermin, dan instrumen optis kita
menggunakan model oprika geometrik, di mana kita menyatakan cahaya sebagai
sinar sinar, yakni garis-garis lurus yang dibelokkan pada permukaan yang
merefleksikan cahaya atau yang merefraksikan cahaya. Tetapi banyak aspek
perilaku cahaya tidak dapat dipahami berdasarkan sinar. Kita telah mempelajari
bahwa secara fundamental, cahaya adalah gelombang, dan dalam beberapa situasi
kita harus meninjau sifat-sifat gelombangnya secara eksplisit. Jika dua atau lebih
gelombang cahaya yang frekuensinya sama tumpang tindih di sebuah titik, maka
efek totalnya bergantung pada fasa-fasa gelombang itu dan juga bergantung pada
amplitudo-amplitudonya. Pola cahaya yang dihasilkan adalah sebuah resultan dari
sifat gelombang dari cahaya dan tidak dapat dipahami berdasarkan sinar. Efek optis
yang bergantung pada sifat gelombang dari cahaya dikelompokkan di bawah topik
optika fisis (physical optics).

Dalam bab ini kita akan meninjau fenomena interferensi yang terjadi bila
dua gelombang bergabung. Warna-warna yang terlihat dalam film minyak dan
gelembung sabun adalah akibat interferensi di antara cahaya yang direfleksikan dari
permukaan depan dan permukaan belakang sebuah film minyak yang tipis atau
larutan sabun terlihat pada Gambar 9.1 dibawah ini.
Gambar 9.1 Lapisan air pada aspal memungkinkan film oli mengambil bentuk
permukaan planar yang halus. Aspal hitam menyerap cahaya yang ditransmisikan,
mencegah pantulan belakang, yang akan cenderung mengaburkan pinggiran fringe yang
kasar melingkar ini disebabkan oleh film oli basah trotoar. Pinggiran dengan ketebalan
yang sama dan tidak demikian berubah bila dilihat pada sudut yang berbeda yang
muncul dalam warna pelangi

Istilah interferensi (interference) mengacu pada setiap situasi di mana dua atau
lebih gelombang tumpang tindih dalam ruang. Bila ini terjadi. gelombang total di
sebarang titik pada sebarang saat ditentukan oleh prinsip superposisi (principle of
superposition). Prinsip ini juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik dan
merupakan prinsip yang paling penting dalam semua optika fisis. Prinsip
superposisi menyatakan bahwa: Bila dua atau lebih gelombang tumpang-tindih,
maka pergeseran resultan di sebarang titik dan pada sebarang saat dapat dicari
dengan menambahkan pergeseran-pergeseran sesaat yang akan dihasilkan di titik
itu oleh gelombang-gelombang individu itu seandainya setiap gelombang itu hadir
sendirian, namun dalam beberapa situasi fisika khusus, prinsip ini tidak berlaku.

Sesuai dengan Prinsip Superposisi, intensitas medan listrik 𝐸⃗ , pada suatu


titik di suatu ruang, timbul dari yang terpisah medan 𝐸⃗ 1, 𝐸⃗ 2,. . . dari berbagai sumber
kontribusi diberikan oleh :

𝐸⃗ = 𝐸⃗ 1 + 𝐸⃗ 2 + ..... ................................... (1)

Gangguan optik, atau bidang cahaya 𝐸⃗ , bervariasi dalam waktu pada tingkat
sangat cepat, kira-kira 4.3 x 1014 Hz hingga 7.5 x 1014 Hz membuat bidang/medan
yang sebenarnya merupakan kuantitas yang tidak praktis untuk dideteksi. Di sisi
lain, radiasi I dapat diukur secara langsung dengan berbagai macam sensor
(misalnya, fotosel, bolometer, emulsi fotografi, atau mata). Oleh karena itu, studi
tentang interferensi sebaiknya didekati dengan cara radiasi.

Gambar 9.2 Gelombang air dari dua sumber titik fase dalam sebuah riak tangki. Di tengah-tengah
pola puncak gelombang (band tipis tipis), dan palung (pita hitam tipis) terletak di dalam area
berbentuk baji panjang (maksimum) dipisahkan oleh daerah gelap yang sempit tenang (minimum).
Meskipun ditumpangkan garis nodal terlihat lurus, mereka benar-benar hiperbolik.

Pola ini terbentuk dari dua sumber riak yang saling berinteraksi. Ketika
puncak bertemu puncak dan palung bertemu palung amplitudo gelombangnya
meningkat yang disebut dengan interferensi konstruktif. Namun, bila puncak
sumbernya bertemu dengan palung sumber lain maka akan terbentuk interferensi
destruktif dan pada dasarnya tidak ada gelombang yang terbentuk seperti Gambar
9.3 (a) dan Gambar 9.3 (b) sebagai berikut.

(a) (b)
Gambar 9.3 (a), (b) Gelombang dari dua titik sumber tumpang tindih dalam ruang.
Dua titik yaitu S1 dan S2 yang memancarkan gelombang monokromatik
dari frekuensi yang sama dalam medium yang homogen dengan jarak a lebih besar
dari λ dan titik pengamatan P cukup jauh dari sumber. Jika titik observasi dari
proses interferensi (titik P di layar) cukup jauh dari sumber, maka muka-muka
gelombang di titik P adalah planar. Untuk saat ini, pertimbangkan gelombang
terpolarisasi linier yaitu :

................................................(2)

................................................(3)

Intensitas radiasi di titik P yaitu :

irradian relatif dalam medium yang sama, dengan mengabaikan konstanta maka ;

Sehingga;
.........................(4)

yang merupakan rata-rata intensitas medan listrik sepanjang waktu T. Sehingga,

.........................(5)

Dengan mengambil waktu rata-rata dari kedua sisi, radiasi menjadi

.........................(6)
.........................(7)
.........................(8)
dengan I12 adalah Interferensi. Adapun dalam bentuk spesifiknya, maka
...........(9)
atau
.........(10)

waktu rata-rata dari beberapa fungsi ƒ (t), diambil alih Interval T, adalah

............................(11)

Periode τ fungsi harmonik adalah 2π/ω dan untuk perhatian kita sekarang T >> t.
koefisien 1/T dan nilai rata-rata Persamaan. (10) menjadi;
...............................(12)

Dimana ; , , dan

Sehingga Interferensi menjadi :


...............................(13)

Lebih mudahnya dapat dituliskan ;

..............................(14)
dan
..............................(15)

dimana radiasi total adalah


.. ............................(16)
Pada berbagai titik di ruang, radiasi yang dihasilkan bisa lebih besar, kurang dari,
atau sama dengan I1 + I2, tergantung pada nilai I12, yaitu, tergantung pada δ.
Radiasi maksimum diperoleh ketika cos δ = 1, sehingga;
...............................(17)

Dimana :
Perbedaan fasa antara dua gelombang adalah kelipatan bilangan bulat 2 π, dan
interferensi dalam-fase pada interferensi konstruktif total. Ketika 0 < cos δ < 1
gelombang keluar-fase, I1 + I2 < I 6<Imax, dan hasilnya adalah interferensi
konstruktif. Pada δ = π /2, cos δ = 0, gangguan optik adalah 90° out-of phase, dan I
= I1 + I2. Untuk 0 > cos δ >-1 kita memiliki kondisi interferensi destruktif, I1 + I2 >
I > Imin. Hasil radiasi minimum ketika gelombang 180° outof-phase, palung
overlap, cos δ = -1, dan
................................(18)
dimana:

Jika kedua gelombang memiliki amplitudo yang sama, maka :

................................(19)
dimana :

9.1.1 Near Field / Far Field


Pada penyederhanaan matematis, di analisis tepi pola untuk lokasi pada jarak
substansial dari dua sumber titik. Bagian itu, gelombang yang mengganggu
dianggap adalah planar. Distribusi radiasi kosinus-kuadrat terbentuk, dan terlihat
bagian yang cukup lurus, paralel, terang dan gelap (Gambar 9.4). Pola
mempertahankan bentuknya dan hanya melebar jika layar tampilan dipindahkan
jauh dari sumber yang disebut bidang jauh.
Gambar 9.4 Cosine-squared fringes associated with far-field double-beam
Interference. Kurva yang berosilasi adalah sedikit idealisasi, karena pinggiran
sebenarnya kehilangan kontras pada ekstrem kanan dan kiri

Sedangkan pada bidang dekat, dua gelombang dapat tiba di beberapa titik
secara tiba-tiba dengan perbedaan sudut-sudut dan perbedaan amplitudo yang
cukup besar. Membuat analisis lebih rumit, dan pola interferensi yang lebih
bervariasi, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9.5. Terlihat representasi
radiasi yang mengisi sebagian kecil ruang di luar dua titik sumber yang dipisahkan
oleh a = 4λ. Perhatikan bahwa pada jarak 2λ, dan 4λ, yang cukup dekat dengan
emiter, pola secara signifikan berbeda dari distribusi kosinus-kuadrat medan jauh.

Gambar 9.5 Skematis representasi dari pola di sekitar dua sumber titik S1 dan
S2, dipisahkan oleh jarak a, di mana a = 4λ. Kurva sesuai dengan jarak dari celah
bidang vertikal dari a/2, a, 2a, 4a, dan 8a.

Anda mungkin juga menyukai