Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (HB), hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count)
berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat pada
keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti
pada dahidrasi, perdarahan ajut , dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak
cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut. (Sudoyo Aru)
Anemia defisiensi besi adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah yang lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi atau salah satu atau
beberapa unsure makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defesiensi tersebut
(Arisman, 2010)
Anemia adalah penurunan kualitas sel-sel darah dalam sirkulasi, adnormalitas kandungan
hemoglobin sel darah merah,atau keduanya. (corwin, 2009)
ETIOLOGI
Menurut Mary (2005), penyebab umum anemia yaitu:
1. Asupan diet zat besi yang tidak adekuat
2. Malabsorpsi zat besi
3. Penyimpanan zat besi yang rendah
4. Kehilangan darah yang menetap
Kehilangan dapat disebabkan oleh:
a. Pendarahan: menstruasi, persalinan
b. Penyakit: malaria, cacingan, kanker
c. Penurunan produk sel darah merah.
Penyebab lain menurut Poltekkes Depkes Jakarta 1 (2010) yang menyebabkan wanita mudah
terserang anemia defisiensi besi adalah:
1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (remaja putri) lebih banyak mengonsumsi makanan nabati
yang kandungan zat besi sedikit,dibandikan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh
akan zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing dengan cara diet sehingga membatasi asupan
makanan
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi khususnya melalui fases.
4. Wanita mengalami menstruasi tiap bulan, dimana kehilangan zat besi 1,3 mg/hari sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak dari pria
Patofisiologi
Komplikasi
1. Gagal jantung kongesif
2. Parestesia (kesemutan)
3. Gondok
4. Menginitis
5. Gangguan system imun
(Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010)
Pencegahan
Menurut Poltekkes Depkes Jakarta 1 (2010) upaya pencegahan anemia defisiensi zat besi antara
lain sebagai berikut:
1. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan hewan (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan dari bahan nabati (sayur yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe)
2. Banyak makan-makanan sumber fitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi (jambu, jeruk, tomat, dan nanas)
3. Biasakan makan pagi atau sarapan karena akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan
kesegaran tubuh dan meningkatkan aktifitas
4. Minum 1 tabet penambah darah (Fe) setiap hari khususnya pada saat menstruasi.
5. Penyuluhan gizi dalam rangka peningkatan konsumsi makan kaya zat besi.
6. Bila merasakan adanya tanda gejala anemia defisisensi zat besi segera konsultasikan ke dokter
untuk dicarikan penyebab dan diberikan pengobatan.
Daftar pustaka
Tim Poltekkes Depkes Jakarta 1. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya, Jakarta:
Salemba medika.
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA Nic-Noc, Jogja: Mediaction
Arisman, MB, 2010. Gizi dalam Kehidupan, Jakarta: EGC