Oleh :
( KP. 16.01.132)
201
LEMBAR PENGESAAN
Laporan pendahuluan keperawatan Medikal III pada Tn. P Anemia Di ruang Cempaka RSUD
Wonosari disusun untuk memenuhi Tugas PKK KMB III semester V, Pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan
Mengetahui,
CI lahan CI Akademik
(…………………………….) (……..………………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel
darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam
membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari
14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian
pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan.
Anemia defisiensi besi adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah yang lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi atau salah satu atau
beberapa unsure makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defesiensi tersebut
(Arisman, 2010) Anemia adalah penurunan kualitas sel-sel darah dalam sirkulasi, adnormalitas
kandungan hemoglobin sel darah merah,atau keduanya. (corwin, 2009)
B. KLASIFIKASI ANEMIA
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek
produksi sel darah merah, meliputi:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
infeksi virus (khususnya hepatitis)↓
Gejala-gejala:
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
2. Perdarahan
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper(Santosa, Budi. 2013)
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia
karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan
zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia
karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri
yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
Penyebab lain menurut Poltekkes Depkes Jakarta 1 (2010) yang menyebabkan wanita
mudah terserang anemia defisiensi besi adalah:
1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (remaja putri) lebih banyak mengonsumsi gan
zat besi sedikit,dibandikan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan
zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing dengan cara diet sehingga membatasi
asupan makanan
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi khususnya melalui
fases.
4. Wanita mengalami menstruasi tiap bulan, dimana kehilangan zat besi 1,3 mg/hari
sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pria
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis)
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang
belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).Lisis
sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma
(protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi
dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). (Marlyn E. Doenges, 2013)
PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2013)
E. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung,
2. kejang.
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun (Brunner & Suddarth. 2011)
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis. (Brunner & Suddarth. 2011)
Menurut Poltekkes Depkes Jakarta 1 (2010) upaya pencegahan anemia defisiensi zat besi
antara lain sebagai berikut:
4. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan hewan (daging, ikan, ayam,
hati, telur) dan dari bahan nabati (sayur yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan
tempe)
5. Banyak makan-makanan sumber fitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi (jambu, jeruk, tomat, dan nanas)
6. Biasakan makan pagi atau sarapan karena akan memenuhi kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan aktifitas
7. Minum 1 tabet penambah darah (Fe) setiap hari khususnya pada saat menstruasi.
8. Penyuluhan gizi dalam rangka peningkatan konsumsi makan kaya zat besi.
9. Bila merasakan adanya tanda gejala anemia defisisensi zat besi segera konsultasikan ke
dokter untuk dicarikan penyebab dan diberikan pengobatan.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
a. Manifestasi umum
Kelemahan otot
Mudah lelah
Kulit pucat
Sakit kepala
Pusing
Kunang-kunang
Peka rangsang
Proses berpikir lambat
Penurunan lapang pandang
Apatis
Depresi
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
J. RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
HASIL
KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation Management
efektif b/d penurunan keperawatan (Manajemen sensasi perifer)
konsentrasi Hb dan darah, selama ………jam perfusi Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
suplai oksigen berkurang jaringan klien adekuat dengan peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
kriteria : Monitor adanya paretese
- Membran mukosa merah Instruksikan keluarga untuk mengobservasi
- Konjungtiva tidak anemis kulit jika ada lesi atau laserasi
- Akral hangat Gunakan sarun tangan untuk proteksi
- Tanda-tanda vital dalam Batasi gerakan pada kepala, leher dan
rentang normal punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan menganai penyebab perubahan
sensasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.
Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2010. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2010. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2013. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 2010. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2011, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2013. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
Tim Poltekkes Depkes Jakarta 1. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya, Jakarta:
Salemba medika.