Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PROMOSI KESEHATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH

DELLA OKTAVINATA KP 16.01.129


ERIC YANPIT TANUE KP 16.01.132
EDUARDUS E.C MORUK KP 16.01.131
ERNIYATI INA KP 16.01.133
ERWIN A.S.L API KP 16.01.134
FEBERI YOSOSA F. TATO KP 16.01.137
FRODIANE R.P. LOYA KP 16.01.138
MARIA S.S. LENGARI KP 16.01.153

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA HUSADA YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
‘’Promosi Kesehatan Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga ’’

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari smua pihak sangat kami harapatkan demi menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami
sehingga kami dapat menyelalesaikan tugas ini.

Yogyakarta 25 oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ditentukan oleh dua factor utama, yakni factor perilaku dan factor non-
perilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu, upaya untuk memecahkan masalah
kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada kedua factor tersebut.
Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan promosi kesehatan
adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemampuan msyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi kesehatan bukan sekdar
masyarakat mau hidup sehat (wil-lingness), tetapi juga mampu (ability) untuk hidup sehat,
maka promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana masyarakat dan keluarganya mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dengan meminta pertolongan. Sasaran penyuluhan kesehatan mecakup banyak
aspek salah satunya adalah keluarga. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan
pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga
dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku
manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).
Promosi kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy, 2003).
Sasaran promosi kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Promosi kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,
puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada
keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit
menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang
buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Promosi
kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok
ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan
kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain
(Effendy, 2003)
B. Pengertian Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Balion dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka hidup
dalam satu rumah tangga, melakukan satu interaksi satu sama lain menurut peran masing-
masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Menurut Friedman (1998),
definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut BKKBN (1999),
keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang
sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat
memengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah
keluarga dapat memengaruhi sistem keluarga tersebut dan memengaruhi komunitas
setempat, bahkan komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seorang anggota keluarga
yang menderita penyakit demam berdarah, nyamuk sebagai faktor penyebab dapat
menggigit keluarga tetangganya. Hal tersebut dapat memengaruhi sistem keluarga tersebut
dan memengaruhi komunitas tempat keluarga tersebut menetap. Membangun Indonesia
Sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga sehat sesuai dengan budaya
keluarga.
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun
keluarga sehat sesuai dengan budayanya. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan
keperawatan, konselor, pendidik, atau peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahaya
dini gangguan kesehatan pada anggota keluarganya. Dengan demikian, apabila keluarga
tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak dating ke pelayanan kesehatan
dalam kondisi yang sudah kronis. Perawat keluarga memiliki peran yang sangat strategis
dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai Indonesia Sehat 2010. Program
pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan belum mengikutsertakan
perawat keluarga secara optimal. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan adanya
satu orang perawat keluarga dalam satu kelurahan atau desa dalam membangun keluarga
sehat. Asuhan keperawatan tersebut tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga.

C. Struktur Dan Fungsi Keluarga


Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya, ayah
mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah
adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi
kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan
sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan
menyelesaikan masalah.

Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:

 Fungsi afektif
Fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh
dan memberikan cita kasih, serta saling menerima dan mendukung.
 Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi sosial, dan belajar berperan di lingkungan sosial.
 Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
 Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan
papan.
 Fungsi perawatan kesehatan
Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.

D. Promosi Kesehatan Keluarga


Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan promosi kesehatan pada keluarga agar keluarga tersebut dapat meningkatkan
produktivitasnya, bila produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan
keluarga akan meningkat pula. Tujuan utama dalam memberikan penyuluhan dalam
keluarga adalah untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga sehingga mereka dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. Adapun
tujuan khusus dalam promosi kesehatan keluarga, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya.
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
E. Peran Perawat Dalam Promosi kesehatan
Dalam promosi kesehatan perawat memainkan berbagai peran penting sebagai berikut:
1. Sebagai modal dalam berperilaku hidup bersih sehat dan berbudaya (PHBSB)
2. Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, pelaksanaan, dan pengevaluasian
tujuan kesehatan.
3. Mengajarkan keluarga dalam strategi keperawatan diri untuk meningkatan kekuatan
fisik, meningkatkan nutrisi manajemen stress dan memperbaiki hubungan dengan
anggota keluarga yang lain.
4. Membantu individu keluarga dan komunitas untuk meningkatkan level kesehatan
5. Mendidik keluarga sebagi konsumen pelayanan yang efektif
6. Membantu individu keluarga dan komunitas untuk mengembangkan dan memilih opini
promosi kesehatan.
7. Membimbing keluarga mengembangkan pemecahan masalah kesehatan.
8. Memperkuat keluarga dalam berperilaku promosi kesehatan
9. Advokasi dalam komunitas untuk perubahan peningkatan lingkungan yang sehat.
10. Sebagai misionaris dalam PHBSB di keluarga dan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai