Pada akhir periode laporan akan tampak liabilitas jangka pendek yang segera dilunasi.Dalam
hal beban seperti umumnya dialokasikan kedalam akun biaya yang masih harus dibayar akan
menggambarkan liabilitas yang harus dipenuhi tetapi masih tertunda. Sebagai contoh,biaya
gaji/honorarium yang masih harus dibayar.
UTANG PAJAK
Utang lainnya umumnya untuk menampung utang yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
utang jangka pendek atau kedalam utang jangka panjang . Utang demikian seperti pajak utang
tangguhan,utang kepada direksi atau perusahaan afiliasi, dan lain sebagainya.
Masalah utang dalam mata uang asing berkaitan dengan pencatatan yang dilakukan taat asas
sesuai dengan nilai kurs yang berlaku pada saat transaksi. Besarnya utang dalam mata uang
asing akan dibukukan ke dalam rupiah dengan menggunakan nilai kurs akan menimbulkan
selisih nilai kurs yang dihitung kedalam laba rugi padasaat pelunasan. Ketentuan pajak
mengatur masalah pencatatan tersebut berkenaan degan akuntansi mata uang asing.
Bunga pinjaman yang terutang sebagai liabilitas yang harus dilunasi,hanya pelunasannya atau
pembayarannya mungkin dapat tertunda. Beban bunga pinjaman dapat dibebankan atau
sebagai pengurang dalam menetapkan PenghasilanKena Pajak.
Bunga yang diterima atau diperoleh adalah penghasilan yang merupakan objek pajak
penghasilan. Sebagai mana diatur dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf a angka 2 yaitu dikenakan
Pajak Penghasilan Pasal 23 atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat
(1)huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan (bunga termasuk premium,diskonto, dan
imbalan kerja karena jaminan pengembalian utang )
PERBANDINGAN UTANG DAN MODAL
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia NO. 169/PMK. 010/2015 tentang Penentuan
besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk keperluan penghitungan
pajak penghasilan,mengatur hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ketentuan Pasal 18 ayat
(1) Undang –Undang Pajka Penghasilan . Pokok –pokok pengaturannya meliputi :