OLEH :
Dwi Purwanti
NIM 2007610011
Dwi Purwanti
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
( ) ( )
Laporan Pendahuluan
Konsep Dasar
I. Pengertian.
Tumor atau karsinoma ini lebih sering mengenai laki-laki dengan
perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superficial dan pada
umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. Merupakan
tumor maligna kedua pada system genitourinary.
II. Etiologi.
Terjadinya tumor ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok, pemakaian
zat pemanis buatan, penggunaan siklofosfamid, trauma fisis sepeti infeksi,
instrumentasi dan batu, kontak lama dengan zat kimia pewarna, bahan-bahan
karet dan kulit. Zat karsinogen yang dipikirkan terdapat pada perokok adalah
alfa dan beta naftilamin sedangkan pada industri adalah benzidin, beta-
naftilamin dan 4-aminobefinil.
IV. Patofisiologi.
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina
propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain
lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan
metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.
Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan
program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
Ta : tumor terbatas pada epithelium.
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
T3a : tumor sampai dengan otot dalam
T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,
uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
V. Manifestasi klinis.
Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis
maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa
sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi,
urgensi dan disuria. Keluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor
menyumbat muara uretra interna leher kandung kemih. Keluhan lanjut adalah
nyeri tulang bila terjadi metastase ke tulang atau sakit pinggang bila metastasi
retroperitoneal atau obstruksi ureter juga dapat ditemukan.
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan
dinding kandung kemih atau terabanya massa tumor baru diodapatkan dengam
perabaan bimanual.
PATHWAYS
BULI-BULI
Ca Buli-Buli
Penatalaksanaan
Gangguan Hematuri hilang dengan 1. Ajarkan pasien memonitor urinenya Hematuri bisa tejadi pada pasien dengan ca buli dan
perfusi jaringan : kriteria tidak ada darah dan segera lapor dokter atau perawat jika setelah TUR serta kemoterapi intravesikal.
perifer, kandung dalam urine pada terjadi perdarahan yang berlebihan.
kemih urinalisis atau secara 2. Ajarkan untuk membedakan urin yang Urine warna pink terjadi setelah kemoterapi atau
berhubungan visual. mengandung darah yaitu berwarna pink dan reseksi, darah merah terang indikasi perdarahan yang
dengan kanker darah segar yang berwarna merah terang. berlebihan.
kandung kemih 3. Persiapkan pasien untuk dilakukan Sistogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.
atau efek sistogram Larutan formalin 1-10% dipersiapkan dari gas formalin
radioterapi. 4. Monitor pasien setelah dilakukan 37 % dalam air steril.
tindakan seperti hematuri, urine, Hb, Ht, dan
tanda vital, persiapkan pasien untuk
pemberian formalin 1-10 % secara
intravesikal dibawah anastesi umum atau
regional.
Cemas Klien dapat mengurangi 1. Tentukan pengalaman klien Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya
berhubungan rasa cemasnya dengan sebelumnya terhadap penyakit yang akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan
dengan kriteria rileks dan dapat dideritanya. menghindari adanya duplikasi.
prognosis tumor melihat dirinya secara Pemberian informasi dapat membantu klien dalam
kandung kemih obyektif, menunjukkan 2. Berikan informasi tentang prognosis memahami proses penyakitnya.
pada tahap koping yang efektif serta secara akurat. Dapat menurunkan kecemasan klien.
lanjut. mampu berpartisipasi 3. Beri kesempatan pada klien untuk
dalam pengobatan. mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi
wajar dan ekspresi yang sesuai. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
4. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek pengobatan dan efek sampingnya.
samping. Bantu klien mempersiapkan diri
dalam pengobatan. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta
5. Catat koping yang tidak efektif seperti mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya
kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
dll. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang
terdekat/keluarga.
6. Anjurkan untuk mengembangkan Memberikan kesempatan pada klien untuk
interaksi dengan support system. berpikir/merenung/istirahat.
7. Berikan lingkungan yang tenang dan Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan
nyaman. bahwa dia benar-benar ditolong.
8. Pertahankan kontak dengan klien,
bicara dan sentuhlah dengan wajar.
DAFTAR PUSTAKA
Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs
Approach,J.B. Lippincott Company, London.
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran,
Bandung.