Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap berbagai penyakit, seperti TB,
TORCH dan lain-lain. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
penyakit retrovirus yang disebabkan oleh virus HIV ditandai dengan menurunnya
sistem kekebaan tubuh kususnya menyerang limfosit T serta menurunnya jumlah
CD4 menurun hingga kurang dari 200 sel per μL darah atau 14% dari seluruh
limfosit tanpa memperhatikan status klinis. Jumlah CD4 normal yaitu 800- 1200
sel per μL darah.2 UNAIDS dan WHO memperkirakan 60 juta orang di dunia telah
terinfeksi HIV sejak kasus pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981. Pada tahun
2013 sebanyak 2,3 juta jiwa menurun menurun menjadi 38% dari tahun 2001 yaitu
mencapai 3,4 juta..
Berdasarkan data Statistik Kementrian Kesehatan Timor Leste pada tahun
2003–Juni 2014 total kasus HIV/AIDS ada 426 kasus, yang terdiri dari 387 kasus
baru dan 39 kasus kematian. Diantara 426 kasus HIV/AIDS hanya 129 orang yang
rutin pengobatan ARV, dengan angka (CFR) 0,91%. Prevalensi HIV cenderung
meningkat setiap tahun, tahun 2003 terdapat 1 kasus, 2004 ada 4 kasus, 2005 naik
menjadi 12 kasus, 2006 menjadi 28 kasus, 2007 menurun menjadi 25 kasus, 2008
naik lagi 30 kasus, 2009 lebih meningkat menjadi 51 kasus, 2010 semakin
menigkat menjadi 60 kasus, 2011 menurun menjadi 51 dan 2012 ada 54 kasus,
2013 menurun menjadi 39 kasus, dan dari bulan Januari-Juni 2014 meningkat
menjadi 79 kasus.
Klasifikasi kasus HIV berdasarkan umur dan jenis kelamin dari Juni 2003–
2013 di Timor Leste adalah : < 5 tahun lakilaki 8% dan perempuan 9%, 5 –14 tahun
laki-laki 4% dan perempuan 7%, 15 – 24 tahun laki-laki 49 % dan perempuan 56%,
25 – 44 tahunlaki-laki 74 % dan perempuan 68%, >44 tahun laki-laki 12% dan
perempuan 7%.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prevelensi atau insident penyakit HIV di Indonesia?

1
2. Sebutkan tiga artikel ilmiah resiko penyakit HIV?
C. Tujuan
1. Menjelakan prevelensi atau insiden penyakit HIV di Indonesia
2. Menyebutkan tiga artikel ilmiah faktor penyakit HIV

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil prevelensi atau insiden penyakit HIV di Indonesia

2.2 Artikel ilmiah Faktor resiko penyakit HIV


1. Jurnal of Health Education
ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP NARAPIDANA KASUS
NARKOBA TERHADAP PERILAKU BERISIKO PENULARAN
HIV/AIDS
Nur Arifatun Nuzzillah Dyah Mahendrasari Sukendra
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang, Indonesia
Latar Belakang: Perilaku berisiko HIV/AIDS adalah perilaku yang
menyebabkan orang menularkan atau tertular penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan
sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada
narapidana kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Semarang.

3
Metode: Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Sampel penelitian
adalah narapidana yang diambil secara random Sampling. Hasil penelitian ini
adalah Perilaku berisiko tinggi HIV/AIDS ditemukan pada 21 responden
(32,3%).
Hasil: Ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan perilaku
berisiko penularan HIV/AIDS dengan p=0,013 (<0,05), dan tidak ada hubungan
antara sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS dengan perilaku berisiko penularan
HIV/AIDS dengan p=0,256 (>0,05).
Simpulan: Kesimpulan yaitu ada hubungan antara pengetahuan dan tidak ada
hubungan antara sikap dengan perilaku berisiko penularan HIV/AIDS.
Keywords: Knowledge;Attitude;Prisoners; Ris behaviors of HIV AIDS

2. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas


Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian HIV/AIDS pada Laki-
Laki Umur 25 - 44 Tahun di Kota Dili, Timor Leste
Maria Amelia*,Suharyo Hadisaputro**,Budi Laksono***, Anies****,Muchlis
AU Sofro*****
*Universitas De Paz Timor Leste, ,**Politeknik Kesehatan Semarang,***Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, ***Fakultas Kedokteran Undip,*****RSUD
Dr. Kariadi Semarang
Background: The development of HIV/AIDS epidemics in the world has led to a
global problem and it is one of public health problems in East Timor. The age
group of 25-44 years old is sexually active and productive group who needs to get
a good review.
Methods: This research used a case-control study design reinforced with
qualitative data. The number of respondents was 112 respondents, including 56
cases (males with HIV/AIDS) and 56 controls (males who did not suffer from
HIV/AIDS). The research instruments were: questionnaires and interviews. The
data analysis used univariate, bivariate (chi-square test) and multivariate (logistic
regression test).

4
Results: The variables proven to affect the prevalence of HIV/AIDS in males
were age (OR 3.937; 95% CI = 1.564-9.908; p = 0.004), and alcohol consumption
habits (OR = 7.658; 95% CI = 2.641-22.205 ; p = 0.0001). condom use (OR =
3.308; 95% CI = 1.469-7.450; p = 0.006) and access to localization (OR = 3.000;
95% CI = 1.348-6.678; p = 0.011). The variables which were not proven to be risk
factors for the prevalence of HIV/AIDS were the level of education, knowledge,
attitudes, promiscuous habits, drug use status, condom use, and sociocultura.
Conclusion: The risk factors proven to affect the prevalence of HIV/AIDS in
males are age and alcohol consumption habits, the use of condoms and access to
illegal localization. They are risky behaviors for HIV/AIDS with the probability
of 63.02%.
Keywords: risk factors; HIV/AIDS; male, age, Dili

3. JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PERILAKU DAN RISIKO PENYAKIT HIV-AIDS DI MASYARAKAT
PAPUA STUDI PENGEMBANGAN MODEL LOKAL KEBIJAKAN HIV
AIDS
Arwam Hermanus Markus Zeth1, Ahmad Husain Asdie2, Ali Ghufron
Mukti3, Jozh Mansoden4
1 Politeknik Kesehatan Papua, Abepura, Jayapura
2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UGM, Yogyakarta
3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UGM, Yogyakarta
4 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Cendrawasih, Jayapura, Papua
Latar Belakang: Penyakit HIV-AIDS di Papua semakin memprihatinkan karena
jumlah penderita HIV-AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat sejak tahun
1979. Kondisi budaya masyarakat Papua dan rendahnya tingkat pendidikan yang
turut menunjang risiko terjangkitnya penyakit HIV-AIDS di Papua. Faktor
pemicu lainnya seperti faktor ekonomi, gaya hidup dan broken home.
Pemerintah telah berusaha dengan menetapkan kebijakan nasional ABC atau
abstinency, be faithful dan condom, dalam rangka penanggulangan HIV-AIDS,
namun belum menunjukkan hasil yang bermakna, bahkan beberapa penelitian
merekomendasikan adanya penelitian tentang model lokal penanggulangan HIV

5
AIDS di Papua. Penelitian ini dilakukan untuk mencari bentuk model lokal
dalam kaitannya dengan penanggulangan HIV -AIDS di Papua
Metode: Metode penelitian disertasi ini adalah analitik case control. Lokasi di
Kabupaten Biak Numfor dengan jumlah sampel untuk penderita HIV-AIDS
sebanyak 50 orang kasus HIV-AIDS (ODHA) dan 50 non ODHA sebagai
pembanding, sampel masyarakat adat Papua berjumlah 200 orang yang mewakili
7 wilayah adat Papua serta 10 tokoh agama mewakili 5 denominasi Kristen di
Papua. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, pencatatan dan
observasi untuk memperoleh data primer maupun sekunder. Variabel penelitian
meliputi variabel bebas yaitu perilaku seks bebas, kebiasaan minum-minuman
keras, kebiasaan mengkonsumsi narkoba, pengetahuan, sikap dan praktik ajaran
agama yang lemah serta kebiasaan budaya negatif. Variabel terikat adalah risiko
terjangkitnya penyakit HIVAIDS dengan subvariabel pengetahuan, sikap dan
perilaku serta variabel moderator yang meliputi ekonomi, gaya hidup dan broken
home. Yang terakhir adalah variabel penghubung, yaitu perkembangan penyakit
HIV-AIDS. Teknik dan tahapan pengumpulan data dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu: 1) identifikasi faktor-faktor penyebab HIV-AIDS, 2) penempatan model
dan pengujiannya, dan 3) evaluasi model.
Hasil: Identifikasi masalah, hasil penelitian menunjukkan faktor perilaku
masyarakat Papua seperti perilaku seks bebas, merosotnya nilai agama dan
kebiasaan budaya negatif di Biak mempunyai risiko terhadap terjangkitnya
penyakit HIV-AIDS. Variabel moderator yaitu ekonomi/pekerjaan, gaya hidup,
dan rumah tangga yang retak mempunyai pengaruh terhadap risiko terjangkitnya
penyakit HIV-AIDS. Program lokal spesifik yang dapat dikembangkan adalah
“Model H” yang terdiri dari dua konsep pokok, yaitu: Abstinency dan Be faithful
atau AB, setelah dilakukan uji coba selama kurang lebih 3 tahun, maka model
dan program ini cukup efektif menanggulangi risiko terjangkitnya penyakit HIV-
AIDS di Papua.
Kesimpulan: Pengujian dan evaluasi model yang pertama dilakukan pada
ODHA uji statistik bermakna dengan uji chi square dan McNemar, Cohran,
Friedman p < 0,05. Pengujian kedua terhadap masyarakat Papua secara statistik
bermakna dengan uji Wilcoxon p < 0,05. Model lokal spesifik yang dapat

6
dikembangkan adalah “Model H” dan disarankan kepada Pemerintah dan DPRD
Papua untuk membuat dasar hukum dalam bentuk peraturan daerah untuk
mendukung draf ini.
Kata Kunci: perilaku, risiko penyakit HIV-AIDS, kebijakan lokal

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap berbagai penyakit, seperti TB,
TORCH dan lain-lain. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
penyakit retrovirus yang disebabkan oleh virus HIV ditandai dengan menurunnya
sistem kekebaan tubuh kususnya menyerang limfosit T serta menurunnya jumlah
CD4 menurun hingga kurang dari 200 sel per μL darah atau 14% dari seluruh
limfosit tanpa memperhatikan status klinis. Fakor yang mempengaruhi yang dapat
disimpulkan dari tiga artikel tersebut bahwa penularan dapat dilakukan dengan
kebiasaan sesorang dalam kehidupannya.
3.2 Saran
Penulis dan pembaca hendaknya memahami tentang prevelensi atau insiden dan
faktor yang mempengaruhi penyakit HIV

Anda mungkin juga menyukai