METODE
PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF
DAFTAR ISI
Daftar isi
1. Ruang Lingkup
2. Acuan
3. Pengertian
5. Ketentuan Umum
Lampiran B Tabel Contoh Pencatatan Hasil Pengujian Instalasi Pengolahan Lumpur Aktif
Metode pengujian kinerja instalasi pengolah lumpur aktif
1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi item yang diperiksa dan metode-metode yang berhubungan
dengan kinerja tangki aerasi, tangki presipitasi dan lainnya dari standar pengolahan
lumpur aktif. Digunakan untuk memisahkan benda tersuspensi dan benda terlarut
yang sukar mengendap menjadi hasil olahan lumpur yang mudah mengendap, dengan
pencampuran air buangan dan lumpur aktif yang merupakan agregat mikro organik
aerobik melalui absorpsi bio-kimia; oksidasi atau asimilasi.
2. Acuan
3. Pengertian
Pada standar ini, pengertian yang dipakai mengacu pada JIS B 8530, TIS K 0102, dan
ketentuan di bawah ini:
1) MLSS adalah Campuran residu tersuspensi dalam lumpur cair di dalam tangki
aerasi pengolahan lumpur aktif;
2) MLVSS adalah Residu terurai dalam lumpur cair di dalam tangki aerasi pengolah
lumpur aktif;
3) Laju Pengendapan Lumpur Aktif (SV30), adalah prosentase relatif antara volume
dari endapan lumpur yang terbentuk setelah lumpur aktif didiamkan di dalam
gelas ukur berkapasitas 1 liter selama 30 menit, dinyatakan dalam persen
terhadap volume lumpur cair;
4) MLDO adalah Campuran Oksigen terlarut dalam lumpur cair di dalam tangki
aerasi pengolahan lumpur aktif;
5) Laju Penggunaan Oksigen adalah Konsentrasi oksigen terlarut (mg O/liter), per
satuan waktu (jam), dari lumpur cair di dalam tangki aerasi pengolahan lumpur
aktif;
6) Koefisien Laju Penggunaan Oksigen adalah Laju penggunaan oksigen terlarut
per unit konsentrasi (mg/liter) dari MLSS dalam tangki aerasi pengolahan lumpur
aktif;
7) Lumpur Resirkulasi adalah Penambahan endapan lumpur cair yang telah
diendapkan dalam tangki pengendapan, ke dalam tangki aerasi;
8) Laju Lumpur Resirkulasi adalah Perbandingan relatif antara debit lumpur
resirkulasi cair dengan debit air, yang dinyatakan dalam prosentase;
9) Faktor Pengali Gas Umpan adalah Faktor pengali debit udara atau gas yang
mengandung oksigen yang dialirkan ke dalam tangki aerasi pengolahan lumpur
aktif relatif, terhadap debit air limbah yang masuk;
10) Beban KOB adalah Persyaratan umum beban KOB-MLSS atau beban volumetrik
KOB;
11) Beban KOB-MLSS adalah Massa BOD yang mengalir masuk per unit massa (kg)
dalam tangki aerasi pengolah lumpur aktif (kg/hari);
12) Beban Volumetrik KOB adalah Massa aliran KOB yang masuk per volume efektif
(m) tangki aerasi pengolah lumpur aktif;
13) Usia Lumpur adalah Massa MLSS (kg) dalam tangki aerasi per unit massa
(kg/hari) dari zat padat tersuspensi yang mengalir ke dalam pengolahan lumpur
aktif;
14) Indeks Volumetrik Licnbah (SVI - sludge volumetric index) adalah Volume 1
gr MLSS yang dinyatakan dalam unit (ml) untuk lumpur cair yang telah didiamkan
selama 30 menit dalam tangki aerasi pengolahan lumpur aktif;
15) Beban Permukaan adalah Debit air limbah yang masuk ke dalam pengolahan
lumpur aktif per luas permukaan yang efektif pada tangki pengendapan.
5. Ketentuan Umum
Pengujian masing-masing bagian terdapat pada bagian 3 di atas harus
dilaksanakan pada saat pengolah lumpur aktif, aliran air limbah yang masuk dan air
limbah olahan telah stabil.
Apabila ada yang pengolahan yang terputus-putus, maka pengujian harus
dilaksanakan minimal lebih lama dari satu periode.
Dimana :
SV30 : adalah laju pengendapan Lumpur Aktif (%)
A : adalah jumlah endapan setelah didiamkan selama 30 menit (ml)
2) Cara Pengerjaan
(1) Masukkan 3 liter lumpur cair dari tangki aerasi ke dalam botol bertutup
asah
(2) Biarkan selama 10 - 20 menit untuk proses pengendapan.
(3) Masukkan cairan supernatant ke dalarn botol bersaluran di bawah
dengan menggunakan siphon.
(4) aerasi selama 5 - 10 menit dengan menggunakan alat difusi gas
sehingga jumlah oksigen terlarut menjadi 5 mg/liter atau lebih.
(5) Tambahkan lumpur yang sebelumnya telah diendapkan sambil diaduk-aduk
agar tercampur merata,
(6) isikan campuran bersamaan ke dalam botol yang telah disiapkan dari
botol yang bercabang saluran 5 dan tutup rapat untuk dipergunakan
sebagai bahan yang akan dperiksa.
(7) kocok botol sampel sesekali agar bahan-bahan yang terdapat di
dalamnya tidak mengendap.
(8) Ukur MLDO pada masing-masing botol dilakukan pada waktu tertentu,
misalnya setelah 0, 3, 5, 10, 15, sampai 20 menit.
(9) buat grafik penurunan MLDO dari sampel yang telah diambil dengan MLDO
(mg/liter) sebagai ordinat dan waktu sebagai absis, sehingga jumlah
penggunaan oksigen (mg/liter) per unit waktu (jam) dalam tangki aerasi
dapat diketahui.
Catatan : Apabila MLDO dalam lumpur tidak kurang dari 5 mg/liter, maka
pengujian dapat segera dilakukan.
dimana :
R1 : adalah laju lumpur resirkulasi (%)
a1 : adalah debit lumpur resirkulasi (m3/jam)
b2 : adalah debit air limbah yang masuk (m3/jam)
R2 = a2 / b2
dimana :
R2 : adalah faktor perkalian gas
a2 : adalah debit udara (m3/jam)
b2 : adalah debit air limbah yang masuk (m3/jam)
L1 = (a3 x Q) / (b3 x V)
dimana :
L1 : adalah beban BOD-MLSS [kg BOD/(kg MLSS.hari)]
a3 : adalah konsentrasi BOD pada aliran-masuk air (mg/liter)
b3 : adalah konsentrasi MLSS di dalam tangki aerasi (mg/liter)
Q : adalah debit air yang mengalir masuk (m 3/hari)
V : adalah volume efektif tangki aerasi (m 3 )
Volume efektif tangki acrasi dapat diperoleh dengan cara pengukuran dengan alat
ukur yang memenuhi JIS B 7512 atau JIS B 7522; atau disesuaikan dengan
gambar rancang bangun.
L 2 = (a3 X Q) / (1000 X V)
dimana :
L2 : adalah beban KOB-Volumetric [kg KOB/(m;.hari)]
a3 : adalah konsentrasi KOB pada aliran- air masuk (mg/liter)
Q : adalah debit air yang mengalir masuk (m 3 /hari)
V : adalah volume efektif tangki aerasi (m)
Volume efektif tangki aerasi dapat diperoleh dengan cara pengukuran dengan alat
ukur yang memenuhi JIS B 7512 atau JIS B 7522; atau disesuaikan dengan gambar
rancanga bangun.
T = (b3xV) / (cxQ)
dimana :
T : adalah usia lumpur (hari)
b3 : adalah konsentrasi MLSS di dalam tangki aerasi (mg/liter)
c : adalah konsentrasi residu tersuspensi dalam air yang masuk (mg/liter)
Q : adalah debit air yang mengalir masuk (m3/hari)
V : adalah volume efektif tangki aerasi (m3)
Volume efektif tangki aerasi dapat diperoleh dengan cara pengukuran dengan alat
ukur yang memenuhi JIS B 7512 atau JIS B 7522; atau disesuaikan dengan
gambar rancang bangun.
6.11 Metode Pengukuran Koefisien Laju Penggunaan Oksigen
Koefisien Laju Penggunaan Oksigen dapat diperoleh dari laju penggunaan oksigen
dan konsentrasi MLSS dari contoh yang sama, sesuai dengan rumus berikut :
U1 = (a4 x 1000) / b4
dimana :
U1 : adalah koefisien laju penggunaan oksigen [mg O/(g MLSS.jam)]
a4 : adalah laju penggunaan oksigen [mg O/(I.jam)]
b4 : adalah konsentrasi MLSS (mg/liter)
dimana :
SVI : adalah indeks lumpur volumetrik (ml/g)
a5 : adalah laju pengendapan lumpur olahan ml/L
b4 : adalah konsentrasi MLSS (mg/liter)
U2 = Q / S
dimana :
U2 : adalah beban luas permukaan air [m3/(m2 .hari)]
Q : adalah debit air yang mengalir masuk (m3/hari)
S : adalah luas pemukaan efektif tangki pengendapan (m3)
Daftar Istilah
Nama peralatan :
Tanggal pengujian :
Nama petugas penguji :
Kondisi cuaca :
Cuaca kemarin temperatur udara °C
Cuaca hari ini temperatur udara °C
Kondisi objek yang diuji Jenis air limbah
Jenis dan ukuran peralatan pengolah lumpur aktif
(panjang x lebar x tinggi atau diameter x tinggi : mm)
Keadaan peralatan yang digunakan
Posisi dan jumlah titik pengujian