Anda di halaman 1dari 8

Kerangka dasar merupakan suatu pondasi atau bingkai (frame) yang mendasari

sesuatu. Menurut Kieso (2008)1[1] kerangka dasar atau kerangka kerja konseptual

1[1]Kieso, dkk, 2008. Intermediate Accounting: 12 Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1[1] menyebutkan bahwa kerangka dasar
merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laopran keuangan bagi para
pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

a. Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya


b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam
standar akuntansi keuangan
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
Sejarah sehubungan dengan perkembangan kerangka dasar (kerangka konseptual)
selama bertahun-tahun lamanya belum mampu memberikan pemahaman universal dan andal
dalam praktek akuntansi. Misalnya sejak tahun 1976 Financial Accounting Standart Board
(FASB)1[2] mulai mengembangkan kerangka konseptual untuk menjadi dasar penetapan
standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan kala itu. FASB itu sendiri
menghasilkan setidaknya 6 (enam) Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)1[3],
yaitu:

1. SFAC No. 1, “Objectives of financial repoorting by business enterpries” yang menyajikan tujuan
dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No. 2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang menjelaskan
karasteristik yang membuat informasi akuntansi.
3. SFAC No. 3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang memberikan definisi
dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset, kewajiban, pendapatan, dan
beban.
4. SFAC No. 5, “Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises”yang
menetapkan kreteria pengakuan dan pengukuran fundamental.
Serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukan dalam laporan keuangan
dan kapan waktunya.
5. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”(mengganti SFAC No. 3)dengan memasukan
organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement” yang
memberikan kerangka bagi pemakai arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang
(present value) sebagai dasar pengukuran.

BAHASAN KERANGKA DASAR

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statements, yang selanjutnya hanya disebut "laporan keuangan"), termasuk laporan
keuangan konsolidasi, yang disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai laporan keuangan
meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
Poin-poin penting yang dibahas dalam kerangka dasar yang terdiri dari:1[4]

a. tujuan laporan keuangan;


b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan; dan
d. konsep modal serta pemeliharaan modal

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN1[5]

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi


keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK Nomor 1)1[6]. Sebagai
catatan laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi nonkeuangan.

ASUMSI DASAR1[7]

Dasar Aktual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas
dasar akrual me mberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh
karena itu laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa
lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan
dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak
bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika
maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan
dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN1[8]

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah


kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak
dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk
dapat dipahami oleh pemakai tertentu .

2. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses


pengambilan keputusan yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mere ka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Materialitas
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik
pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi
dipandang berguna.

4. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.

5. Penyajian Jujur

Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya,
neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk
aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria
pengakuan.

6. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan .

7. Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan


dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

8. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat
diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

9. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode


untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus
dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL1[9]

1. Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat
relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.

2. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat


Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif
daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan
yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai informasi yang
menikmati manfaat.

3. Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif


Keseimbangan atau trade-off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat
di antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif
dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah
pertimbangan profesional.

4. Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau
menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan.
(conseptual framework) diartikan dengan suatu sistem hoheren yang terdiri dari tujuan
dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasan-batasan
(akuntansi keuangan dan laporan keuangan). Sehingga kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan menjadi sebuah acuan dan asas utama dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas dengan andal, akuran, dan relevan yang
nantinya mampu menghasilkan informasi yang berterima umum, tidak bias.

UNSUR LAPORAN KEUANGAN1[10]

1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Laba Rugi (komperhensip)

3. Laporan Perubahan Modal

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN1[11]

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan abal rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu.

a. Biaya historis

b. Biaya kini (current cost)

c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).

d. Nilai sekarang (present value).

1[1] Standar Akuntansi Keuangan


2[2]Kieso, dkk, 2008. Intermediate Accounting: 12 Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga
(Hal. 33)
3[3]Suwardjono, 2008. Teori Akuntansi. Yogyakarta: FEB-UGM
4[4] Standar Akuntansi Keuangan
5[5] Standar Akuntansi Keuangan
6[6] Standar Akuntansi Keuangan
7[7] Standar Akuntansi Keuangan
8[8] Standar Akuntansi Keuangan
9[9] Standar Akuntansi Keuangan
10[10] Standar Akuntansi Keuangan dan Kieso, dkk, 2008. Intermediate Accounting: 12
Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga
11[11] Standar Akuntansi Keuangan
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

3 komentar:

1.

joinonline good30 Januari 2018 16.21

jasa seo
jasa seo indonesia
jasa seo terpercaya
seo indonesia
jasa seo web judi
jasa buat website
jasa pembuatan website

Sbobet
Agen Sbobet
Agen IBcbet
agen MAXBET
bandar bola
judi bola
judi online
taruhan bola
agen resmi sbobet
agen bola
agen bola terpercaya
agen sbobet terpercaya

agen poker
poker online
pagen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli

situs poker
agen poker terbaik
age

Anda mungkin juga menyukai