Kemkeu melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) akan memeriksa Deloitte untuk
mengetahui apakah ada kelalaian atau tidak dalam audit SNP Finance.
“Kami akan sangat kooperatif dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) atas
inspeksi yang dilakukan,” ujar Steve Aditya, Marketing & Communications Lead of Deloitte
Indonesia kepada Kontan.co.id, Selasa (5/6).
SNP Finance telah gagal membayar bunga atas dua MTN yang diterbitkannya. Utang bunga
ini Rp 6,75 miliar dari dua MTN dengan nilai pokok utang Rp 250 miliar.
Tapi, ini adalah indikator bermasalahnya bisnis SNP Finance, yang seharusnya terlihat di
laporan keuangan. Investor pemegang MTN SNP Finance pun tak sedikit dengan nilai
kepemilikan Rp 1,8 triliun. Ada juga 14 bank yang menjadi kreditur SNP Finance.
Opini:
Kasus gagal bayar bunga MTN SNP Finance berbuntut panjang. Setelah
perusahaan multifinance ini dibekukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
peran kantor akuntan publik Deloitte yang mengaudit laporan keuangan SNP
Finance juga mulai ditelisik. Kasus gagal bayar medium term notes (MTN) PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan atau SNP Finance
Kedua, pengujian yang dilakukan kantor akuntan publik yang diduga tidak
sampai ke dokumen dasar.
Salah satu kreditur SNP Finance, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk,
mengakui mendapatkan dampak akibat keterlambatan SNP Finance membayar
bunga MTN. Direktur Bisnis Konsumer dan UMKM Bank Woori Saudara
Vicky Fitriadi mengatakan, akibat keterlambatan tersebut kualitas aktiva
produktif Bank Woori menurun.