Anda di halaman 1dari 5

PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA UNTUK EFISIENSI

Menurut Cooper dan Kaplan (1999), informasi ABC dapat dipergunakan untuk dua hal. Hal
pertama disebut dengan operating activity based management, dimana informasi ABC tersebut
digunakan untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan perusahaan secara
tidak effisien, yang menimbulkan biaya yang tinggi, pada akhirnya mengurangi profitabilitas
produk atau pelanggan perusahaan. Hal kedua disebut dengan strategic activity based
management. Dalam hal ini sistem informasi ABC digunakan untuk melakukan pengambilan
keputusan stratejik yang lebih baik bagi perusahaan. Dan sistem ABC juga dpt memberikan
informasi produk atau pelanggan yang mana yang merugikan ataupun yang menguntungkan.

Operating Activity Based Management

Gambar 1 Konsep Activity Base Costing

Resource

Driver Performance
Analysis Activities Measures

Cost Object

Dalam gambar, ABC diwakili dengan model yang vertical, dimana biaya akan dibebankan pada
aktivitas, yang pada akhirnya akan dibebankan pada objek biaya.sedangkan model ABM
diwakili dengan model horizontal dengan tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap aktivitas,
sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan lebih efisien.

Dalam penerapan ABM, maka model ABC yang digunakan adalah model yang memisahkan
antara biaya fleksibel dengan biaya committed. Jika dalam ABC, aktivitas-aktivitas yang
dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu unit level, batch level, product
level, dan facility level, maka dalam ABM terdapat 2 tingkatan yaitu aktivitas yang memiliki
nilai tambha dan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.

Effisiensi Biaya dalam Operating Activity Based Management

Dalam konsep ABM, effisiensi aktivitias dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :

1. Penghilang aktivitas (activity elimination)


Menghilangkan aktivitas untuk menghilangkan biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas.
2. Pengurang aktivitas (activity reduction)
Aktivitas yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, maka perusahaan dapat menghasilkan
tingkat output yang sama dengan mempergunakan aktivitas yang lebih sedikit. Salah satu
cara melakukan activity reduction adalah memperbanyak unit produksi yang dibuat dalam
satu batch.
3. Pemilihan aktivitas (activity selection)
Perusahaan akan memilih alternative aktivitas yang lebih murah seperti pemilihan apakah
sebaiknya perusahaan memproduksi sendiri atau melakukan outsourcing.
4. Activity Sharing
Untuk mengurangi besarnya kapasitas menganggur perusahaan. Dalam hal ini disarankan
agar sumber daya yang dimiliki perusahaan dipergunakan untuk lebih dari satu aktivitas.

Dalam konsep ABM adalah mencari tolak ukur yang dapat dipergunakan untuk kemajuan dari
proses effisiensi yang dialkukan perusahaan. Tolak ukur yang dipergunakan sebaiknya dilihat
dari tiga sisi yaitu biaya, waktu dan kualitas.

Biaya Kualitas (Cost of Quality)

Salah satu konsep konkrit penerapn operating ABM adalah konsep biaya kualitas. Konsep ini
untuk perusahaan yang mengaplikasikan program gugus kendali mutu (GKM). Tujuan GKM
adalah menghasilkan barang yang berkualitas dan meningkatkan laba perusahaan. Proses
pembuatan berkualitas dilakukan dengan konsep zero defect, yaitu proses produksi harus
menghasilkan barang yang sesuai dengan spesifikasi tersebut.

Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagii menjadi empat bagian besar, yaitu :
1. Biaya pencegahan (prevention costs)
2. Biaya pemeriksaan (appraisal cost)
3. Biaya kegagalan internal (internal failure costs)
4. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure costs)

Dari empat tersbeut, biaya pencegahan dan biaya pemeriksaan merupaka bagian dari biaya
pengendalian (control costs) dan biaya kegagalan internal dan ekternal digolongkan sebagai
biaya kegagalan (failure costs). Biaya pengendalian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk mencegah agar perusahaan tidak memperoduksi barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasi. Biaya pemeriksaan (appraisal costs) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
agar barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah terlanjur diproduksi oleh
perusahaan agar jangan sampai diproses lebih lanjut.

Biaya kegagalan internal (internal failure costs) adalah biaya yang terpaksa dikeluarkan oleh
perusahaan karena perusahaan memproduksi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi namun
kondisi yang tidak baik ditemukan sebelum barang sampai ketangan konsumen. Biaya kegagal
eksternal (eksternal failure costs) adalah biaya yang terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan
karena perusahaan memproduksi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi namun kondisi
yang tidak baik ditemukan setelah sampai ketangan konsumen.

Memonitoring pergerakan biaya kualitas dapat dilakukan melalui perbandingan rasio :

1. Total biaya kualitas/penjualan


2. Biaya pencegahan/penjualan
3. Biaya pemeriksaan/penjualan
4. Biaya kegagalan internal/penjualan
5. Biaya kegagaln eksternal/penjualan

Dalam kegagaln eksternal maupun internal terdapat hidden quality cost, biaya ini disebut
tersembunyi karena biaya tersebut tidak dapat dilihat langsung pada catatan akuntansi
perusahaan, namun harus diukur secara khusus. Rumus yang akan digunakan untuk menghitung
hidden quality loss dalam konsep ini adalah :

𝐿9𝑦) = 𝑘(𝑦 − 𝑇)2


K = besaran konstanta yang tergantung dari struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan
y = niali actual dari karakteristik yang diobservasi
T = target nilai dari karakteristik yang diobservasi
L = kerugian karena kualitas
Sedangkan konstanta k dapat diperoleh :

𝑐
𝑘=
𝑑2

c = merupakan kerugian yang dialami perusahaan pada lower atau upper specification limit
d = jarak dari batasan (limit) terhadap target nilai.

Just in Time

JIT adalah sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan
mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan
yang terdapat dalam proses produksi.

Faktor pendukung keberhasilan JIT : aliran material yang lancar, pengurangan waktu Set-Up,
pengurangan lead time vendor, zero defect.

Lean production

Lean production atau Toyota production system adalah konsep effisiensi biaya. Konsep ini
bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi “kurus” dengan membuang aktivitas dan biaya
yang tidak memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Terdapat tujuh pemborosan yang harus
dihilangkan perusahaan, yaitu :

1. Kelebihan produksi
2. Persediaan
3. Motion
4. Material movement
5. Correction, termasuk didalamnya pengerjaan ulang
6. Over processing
7. Waiting
Perusahaan menerpakan konsep lean berdasarkan value stream. Dalam konsep lean production
disarankan agar pelaporan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Untuk sel-sel produksi, maka laporan hasil kegiatan mereka akan dilaporkan setiap hari
2. Untuk laporan keuangan masing-masing value stream akan dilakukan perminggu
3. Untuk laporan keuangan pabrik secara keseluruhan akan dilakukan setiap bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2009. Akuntansi Manajemen :Dasar-dasar Konsep Biaya&Pengambilan

Keputusan. Jakarta :Rajawali Pers.

Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan,etc. 2009.Akuntansi Manajemen. PT Indeks, Jakarta.

Hansen Don R, MowenMarryanne M. 2006. Management Accounting, Seventh Edition. Jakarta

:SalembaEmpat.

Anda mungkin juga menyukai