Anda di halaman 1dari 11

Rancangan#230712

RANCANGAN

PERATURAN DESA NO …. TAHUN 2012

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN DESA NO 01 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN


LINDUNG DESA SETULANG DAN PERUBAHAN PERATURAN DESA NO 02 TAHUN 2011
TENTANG…..

MENJADI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN HUTAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SETULANG

MENIMBANG

a) Bahwa Hutan merupakan karunia Tuhan YME yang menjadi


penyangga kehidupan secara turun temurun bagi masyarakat Desa
Setulang;
b) Bahwa Tane’ Olen merupakan hutan yang menjadi warisan untuk
generasi masa depan;
c) Bahwa Hutan merupakan sumber pendapatan dan pembangunan
bagi masyarakat Desa Setulang;
d) Bahwa berdasarkan huruf a, b dan c tersebut diatas, maka
dipandang perlu untuk menetapkan perubahan peratutran desa No 1
tahun 2002 tentang pengelolaan hutan lindung Desa Setulang dan
Perubahan Peraturan Desa No 02 Tahun 2011 tentang …. Menjadi
Perlindungan dan Pengelolaan Hutan Desa

MENGINGAT
1. Undang- Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Kabupaten nunukan,
Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 Tentang
Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat,
Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang;
3. Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan
Ekosistem;
4. Undang-Undang No. 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang No 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang Desa;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2007 Jo Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2008
Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan
Hutan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional;
13. Peraturan Daerah No 5 Tahun 2007 Tentang Pemanfaatan Kawasan Hutan Pada Hutan
Hutan Lindung di Kabupaten Malinau;
14. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Kabupaten Malinau sebagai Kabupaten
Konservasi;
15. Peraturan Daerah No 12 Tahun 2008 Tentang Badan Permusyawaratan Desa
16. Peraturan Daerah No 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa;
17. Peraturan Daerah No 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Peraturan Desa;
18. Peraturan Daerah ……………Tentang Commented [U1]: Pelajari PERDA-PERDA yang dapat dijadikan
dasar hukum Perdes ini….
19. ………..

MEMPERHATIKAN
1. Peraturan Desa No 01 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Hutan Desa Setulang;
2. Peraturan Desa No 2 Tahun 2011 Tentang ……………..;
3. Surat Keputusan Kepala Desa No 02 Tahun 2011 tentang Susunan Pengurus Kelompok
Fetebu Tane’ Olen Hutan Desa Setulang, Kecamatan Mallinau Selatan, Kabupaten
Malinau Periode 2008-2013.

Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SETULANG

Dan

KEPALA DESA SETULANG

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN

PERUBAHAN PERATURAN DESA NO 01 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN


LINDUNG DESA SETULANG DAN PERUBAHAN PERTURAN DESA NO 02 TAHUN 2011
TENTANG…..

DI DESA SETULANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah Desa Setulang;


2. Pemerintahan Desa adalah adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;
3. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa;
4. Badan Pemusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintah desa;
5. Lembaga Adat adalah lembaga Adat Desa Setulang;
6. Hutan Desa adalah hutan simpan yang selanjutnya disebut Tane Olen, berada di wilayah
administratif Desa Setulang, yang dilindungi, dan dimanfaatkan; Commented [U2]: Apakah istilah administrasi justru
mengurangi makna Tane Olen sebagai hutan simpan
7. Perlindungan dan Pengelolaan adalah upaya dan tindakan yang terencana oleh
Pemerintahan Desa, Badan Pengelola bersama masyarakat untuk melindungi dan
mengelola Tane’ Olen;
8. Badan Pengelolan Hutan Desa yang selanjutnya disebut Fetubo adalah lembaga desa
yang menjalankan fungsi pengelolaan dan pengembangan hutan desa dan bertanggung
jawab kepada Kepala Desa.
9. Areal kerja hutan desa adalah kesatuan hamparan Tane Olen yang dikelola oleh
Fetubo secara lestari. Commented [U3]: Dapat dijadikan pasal, apabila pasal-pasal
selanjutnya tidak menyebutkan ‘ Areal kerja’ berkali-kali
10. Warga Desa adalah warga Desa Setulang;
11. …………………..
12. ……..

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1
Maksud
Peraturan desa ini dimaksudkan, untuk:
(1) Mengembangkan pengelolaan Tane’ Olen yang sudah menjadi budaya dan kebiasaan
Kenyah Uma’ Lung secara turun temurun yang berasal dari Long Sa’an;
(2) Mengendalikan pemanfaatan Tane’ Olen.

Pasal 2
Tujuan
Peraturan Desa ini bertujuan untuk:
(1) Melindungi sumberdaya Tane’ Olen yang penting bagi kehidupan warga desa, seperti
ketersediaan air bersih, satwa liar dan ikan sebagai sumber protein serta hasil hutan
lainnya;
(2) Mengelola pemanfaatan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan hasil hutan bukan kayu
dan kegiatan penelitian, pendidikan lingkungan hidup, dan wisata alam.

BAB III
Pasal 3
Wilayah Tane’ Olen
(1) Wilayah Tane’ Olen memiliki luasan 5.312,6 Ha dengan titik kordinat antara 030 20’ LU
sampai dengan 030 30’ LU dan 1160 24’ BT;
(2) Batas-batas Tane’ Olen:
a. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Sentaban;
b. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Setarap;
c. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Paking;
d. Bagian Timur berbatasan dengan Hutan Penyangga dan lahan masyarakat.

BAB IV  Pak Andrew


PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
Pasal 4
(1) Perlindungan dan pengelolaan Tane’ Olen dilaksanakan melalui tahapan kegiatan
perencanaan, penataan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi;
(2) Kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, meliputi:
1) Perencanaan;
a. Penyusunan Rencana Kelola Jangka Panjang;
b. Penyusunan Rencana Kelola Jangka Menengah;
c. Penyusunan Rencana Kelola Jangka Pendek;
d. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya operasional
pengelolaan di bawah koordinasi Kepala Desa;
e. Kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf a angka
1,2,3,4 ditetapkan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengelola Tane’
Olen;
2) Penataan, meliputi kegiatan:
a. Tata batas;
b. Inventarisasi hutan;
c. Pembagian blok dalam Tane’ Olen meliputi hutan lindung dan hutan
produksi terbatas;
d. Pemetaan dilakukan melalui penentuan titik koordinat dalam wilayah
Tane’ Olen;
e. Hasil pemetaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b
angka 4 menjadi Lampiran Peraturan Desa ini;
3) Pemanfaatan, meliputi kegiatan:
a. Membangun pos, Membuat papan-papan pengumuman, patok batas Tane’
Olen, tempat parkir di belae kapen dan laleq mu’ung;
b. Kegiatan pembibitan, persemaian, penanaman dan pemeliharaan
tumbuhan, pohon yang sudah langka;
c. Melakukan pelepasan bibit ikan pada daerah aliran sungai yang ada di
Tane’ Olen
d. Menentukan masa pengambilan ikan di salah satu anak Sungai Setulang,
setiap tahun dengan menentukan Sungai Batu Saleng atau Sungai Ipui
Turan ditutup dengan tujuan memberi kesempatan pada ikan untuk
bertelur dan berkembang biak;
Keputusan untuk menutup salah satu anak sungai sebagaimana yang
dimaksud ayat (3) huruf c pasal ini ditentukan melalui rapat Desa yang
dihadiri oleh Badan Pengelola, Lembaga Adat, Lembaga Desa dan seluruh
masyarakat.
Hasil keputusan rapat Desa tersebut ditetapkan dalam Surat Keputusan
Kepala Desa
e. Kegiatan Penelitian, Ekowisata, dan Pendidikan Lingkungan Hidup.
f. Kegiatan sebagaimana yang diatur dalam ayat (4) diatur dalam Keputusan
Kepala Desa;
g. Kegiatan sebagaimana yang disebutkan ayat 4 pasal ini didukung dengan
pembuatan jalan setapak menuju Laga (Penjelasan pasal: tempat
peristirahatan sementara

(4). Pengawasan dan Evaluasi;


a. Pengawasan berada di bawah tanggung jawab Kepala Desa
Kepala Desa dapat melimpahkan kewenangan pengawasannya kepada Lembaga
Desa melalui Surat Keputusan Kepala Desa
b. Evaluasi dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan
BAB V
KELEMBAGAAN

Pasal 5

(1) Pengurusan Hutan Desa dilaksanakan oleh Badan Pengelola Desa, sebagaimana yang
telah diatur dalam Peraturan Desa No 2 Tahun 2011 Tentang Badan Pengelola Hutan
Desa Tane’ Olen;
(2) Pengelolaan hutan desa oleh BPHTO dengan memperhatikan adat dan istiadat dan
hak masyarakat adat desa Setulang.

Pasal 6

Pendanaan untuk pengelolaan Tane’ Olen melalui:

(1) Pendapatan asli desa dalam bentuk pungutan;


(2) Pungutan sebagaimana yang disebutkan ayat (1) pasal ini diatur dalam Peraturan
Kepala Desa tentang tata cara pungutan dan pengelolaan hasil pungutan desa;
(3) Lembaga lain

BAB VI

Hak dan kewajiban

Bagian I

HAK

Pasal

Warga desa berhak:

1) Menikmati hasil pembangunan infrastruktur dalam pengembangan pengelolaan hutan


desa;
2) melakukan kegiatan rekreasi di wilayah hutan desa;
3) memperoleh informasi tentang pengelolaan hutan desa.
4) Mengerjakan pohon kayu yang rebah dalam kawasan hutan desa tane olen;
Bagian 2

KEWAJIBAN

Pasal

Warga desa berkewajiban:

1) Menjaga kelestarian alam hutan desa ;


2) Menjaga dan memelihara sarana dan prasaran serta aset yang ada di hutan desa;
3) Melindung satwa dan tumbuhan yang ada di hutan desa ;
4) memberikan teguran terhadap setiap orang yang melakukan pelanggaran;
5) memberikan informasi yang benar kepada setiap pengunjung mengenai hutan desa;
6) melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam wilayah hutan desa kepada BPHTO.

BAB VI – Pak Jackson dan Tim

LARANGAN, SANKSI DAN PENEGAKAN HUKUM

Pasal

Setiap orang dan/atau badan hukum, dilarang:

(1) meracun atau menuba, menyetrum ikan serta mengotori air bersih di wilayah hutan
desa;
(2) berburu binatang seperti burung enggang (temengang), burung teba’un (teba’un),
burung beo (kezung), burung merak (keve), burung murai batu (beric talang),
wa’wa(kelabet), teriggiling (a-am),macan (kole), menturun (keten), orang utan (kozang),
landak (tetung), angkis (bekeza), kura-kura (sezen) di kawasan hutan desa;
(3) berburu binatang seperti beruang, rusa atau payau kecuali mendapat izin lisan atau
tulisandari Kepala Desa (terkait dengan ayat 3, masuk pada bagian penjelasan bahwa
izin lisan perseorangan dan izin tulisan untuk badan hukum);
(4) mengambil rotan,daun sang,secara berlebihan kecuali mendapat izin dari Kepala Desa;
(5) mengambilsegala jenis kayu di wilayah hutan desa tane’ olen kecuali mendapat izin dari
Kepala Desa;
(6) menebang pohon buah yang ada di wilayah hutan desa;
(7) membuang sampah plastik dan kaca di wilayah hutan desa;
(8) membuka ladang baru atau merimba di kawasan hutan desa;
(9) bagi perusahaan kayu untuk beropeasi dalam hutan desa;
(10) membawa alat berat melintasi kawasan hutan desa;
(11) Orang luar desa setulang dilarang memasuki kawasan hutan desa kecuali
mendapat izin dari kepala desa;
(12) mengambil atau merusak fasilitas sarana pendukung yang berada di kawasan
hutan desa;
(13) merusak tumbuhan obat-obatan tradisional dalam kawasan hutan desa.

BAB VII

PENYELESAIAN SENGKETA

Lembaga Adat

Peradilan Adat

Pihak yang berwenang

Pasal

III (VII) =Penyelesaia sengketa (bahwa kata sengketa sebaiknya diganti dengan istilah lain yang
merujuk pada pasal sebelumnya) (Rining, Rasul, Samuel)

- bagi warga yang melanggar ketentuan aturan yang berlaku di HTO maka BP berhak
mengeluarkan teguran berupat teguran lisan dan teguran secara tertulis kepada setiap
warga yang melanggar. Jika teguran tidak diindahkan maka, yang bersangkutan akan
diperkarakan dilembaga Adat Desa Setulang.
- bagi masyarakat luar atau pihak luar yang kedapatan melanggar ketentuan aturan yang
berlaku di HTO maka BP tidak perlu mengeluarkan surat teguran tetapi perkaranya
langsung diserahkan kepada lembaga Adat untuk diproses secara Adat.
- Jika perkaranya tidak dapat diselesaikan secara Adat maka, selanjutnya perkara tersebut
diserahkan ke pihak berwajib/pihak (kepolisian RI)
- Jika perkaranya ringan cukup diselesaikan secara kekeluargaan di Desa.
- Setelah perkara diselesaikan maka dikeluarkan surar pernyataan kepada pihak yang
melanggar suapaya tidak mengulangi perbuatannya,
- ?????????????

( VIII ) sanksi dan tindakan pidana.(tindakan pidana diganti dengan kata “penegakan hukum”)
(Rining, Rasul, Samuel)

Setiap orang yang kedapatam mengambil/mencuri barang milik BP akan dikenakan


sanksi dua kali lipat dari harga barang yang dicuri; Commented [U4]: apakah ini perlu masuk?

(1) Setiap orang yang sengaja maupun tidak sengaja mengotori air sungai sumber air bersih
Commented [U5]: tane’ Olen, sesuaikan dengan yang ada
di HTO makan dikenakan sanksi berupa uang sebesar Rp 200,000; dalam ketentuan umum
(2) barang siapa yang meracun/menuba sungai yang ada di HTO dikenakan sanksi berupa
uang sebesar Rp 1.000.000. (Minimal atau maksimal)
- barang siapa yang menyetrum ikan di wilayah HTO maka dikenakan sanksi berupa uang
sebesar Rp. 1.000.000.- dan mesin (Ginset) yang dipakai untuk menyetrum akan disita
yang selanjutnya barang sitaan akan dikembalikan apabila denda sudah dibayar;
- barang siapa yang memburu/membunuh satwa yang dilindungi di HTO baik untuk
diperjualbelikan maupun untuk keperluan lainnya akan dikenakan sanksi, dinilai dari
jenis satwa yang diburuh/dibunuh. Burung Enggang Rp 1.000.000, Burung Tebaun Rp
6.000.000., burung merak Rp 100.000. burung murai baru Rp 500.000., Wa`-wa’ Rp
2.000.000., tenggiling Rp 3.000.000.

- Barang siapa menebang pohon buah-buahan yang ada di HTO dikenakan sanksi berupa
uang sebesar 1.000.000. perpohon;
- Barang siapa menebang pohon kayu bahan bangunan tanpa izin Kepala Desa di wilayah
HTO dikenakan sanksi dinilai besar kubikan dan jenis pohon yang ditebang. Rp.
10.000.000.- dan barang bukti ditahan oleh Lembaga Adat Desa Setulang;
- Barang siapa yang menebang pohon gaharu di HTO dikenakan sanksi Rp. 10.000.000.-
barang bukti ditahan oleh Lembaga Adat Desa Setulang;

- Setiap sanksi berupa barang/uang akan dimasukan ke kas dimana perkara diselesaikan.
Jika perkara diselesaikan oleh BP maka hasil sanksi berupa barang/uang akan masuk ke
kas BP dan jika perkaranya diselesaikan oleh Adat maka hasil sanksi berupa barang/uang
akan dimasukan ke kas Adat.
- Segala biaya yang ditimbulkan dalam persidangan akan ditanggung oleh pihah yang
melanggar.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal

Dengan berlakunya Peraturan Desa ini, maka


a. Ketentuan Pasal ……, ….., dan Pasal …..Peraturan Desa No. 01 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Hutan Desa Setulang;
b. Ketentuan Pasal …., …. dan Pasal……Peraturan Desa No 02 Tahun 2011 Tentang …
c. ……………..
dinyatakan tidak berlaku

KETENTUAN PENUTUP

Pasal ..

Dengan berlakunya Peraturan Desa ini maka aturan adat dan peraturan desa lainnya mengenai
pengelolaan sumber daya alam di Desa masih berlaku sepanjang belum diatur dalam peraturan
desa ini;

Pasal …

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Kampung ini sepanjang mengenai Pelaksanaannya
dapat diatur dalam Keputusan dan atau Peraturan Kepala Desa.

Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai