PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana uraian mengenai hak Kebendaan?
b. Bagaimana perbedaan benda berwujud dan benda tidak berwujud?
c. Bagaimana cara penyerahan piutang?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui uraian mengenai hak kebendaan
b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan benda berwujud dan benda
tidak berwujud
c. Untuk mengetahui bagaimana cara penyerahan piutang
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Kebendaan
Hak kebendaan ialah hak mutlak atas suatu benda, dan merupakan hak
perdata. Hak ini memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat
dipertahankan terhadap siapa pun juga. Hak kebendaan mempunyai sifat-sifat
tertentu dan ciri-ciri unggulan bila dibandingkan dengan hak perorangan.
Perbedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan terlihat sangat jelas. Hak
kebendaan dalam Burgerlijk Wetboek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hak
kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan (zakelijk zakenheidsrecht)
antara lain gadai, hipotek, hak tanggungan, fidusia, dan hak kebendaan yang
sifatnya memberikan kenikmatan (zakelijk genotrecht) antara lain bezit dan
hak milik. Lahirnya hak kebendaan yang bersifat memberikan kenikmatan ada
bermacam-macam cara perolehannya, bergantung pada macam atau jenis
bendanya. Sedangkan lahirnya hak kebendaan pada hak kebendaan yang
sifatnya memberikan jaminan, bergantung kepada asas publisitas, yaitu
dengan cara mendaftarkan ke Kantor Pendaftaran. Sedangkan lahirnya hak
kebendaan pada lembaga jaminan gadai tidak ada ketentuan tentang
pendaftaran dan hak kebendaan pada lembaga jaminan gadai lahir pada saat
benda diserahkan kepada pihak ketiga.
Hak kebendaan (zakelijk recht) adalah 1suatu hak yang memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap tiap
orang. Menurut Prof. L.J. van Apeldoorn, hak-hak kebendaan adalah hak-hak
harta benda yang memberikan kekuasaan langsung atas sesuatu benda.
Kekuasaan langsung berarti bahwa ada terdapat sesuatu hubungan yang
langsung antara orang-orang yang berhak dan benda tersebut. Demikian juga
menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, hak kebendaan (zakelijkrecht)
ialah hak mutlak atas suatu benda di mana hak itu memberikan kekuasaan
1
Muhammad Abdulkdir, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990 hl 26
3
langsung atas sesuatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.
Menurut KUH Perdataa buku kedua tentang kebendaan, pasal 499 kebendaan
adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.
Dari rumusan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa, hak kebendaan
merupakan suatu hak mutlak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu
benda yang dapat dipertahankan setiap orang dan mempunyai sifat melekat.
1. Benda Berwujud
2
P.N.H. Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, edisi Pertama, Kencana, Jakarta, 2015,hl 35
4
2. Benda Tidak Berwujud
Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu
atau hasil perdata (burgerlijke vruchten) yang terdiri atas:
Piutang atau dikenal dengan sebutan Cessie. Hal ini diatur dalam Pasal
613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Istilah cessie ini
hanya dikenal dari doktrin-doktrin hukum dan juga yurisprudensi di Indonesia.
3
Subekti, Pokok – Pokok Hukum Perdata, Cet, ke. 14, PT. Intermasa, Jakarta, 1979,hl 40
5
Ada tiga jenis piutang :
6
b. Piutang yang berbentuk surat-order (613 ayat 3).
Penyerahan piutang yg berbentuk surat-order dilakukan dgn endossemen
dan penyerahan kertas atau surat-order tsb. Endossemen berarti suatu
keterangan yg ditulis disebelah belakang surat-order itu yang berbunyi : “
Untuk saya kpd Tuan …. atau order” dgn tanggal dan tanda-tangan dari yg
menyerahkan. Mis. wesel, cek-order, konossemen-order, dsb
c. Piutang yang berbentuk surat-toonder (613 ayat 3).
Penyerahan piutang yg berbentuk surat-toonder dilakukan dgn penyerahan
surat tsb. (uang kertas, cek-toonder, konossemen-toonder, saham-toonder,
dsb).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus
dilakukan dengan balik nama
9
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, 1979, Pokok – Pokok Hukum Perdata, Cet, ke. 14, PT. Intermasa, Jakarta
10