Anda di halaman 1dari 5

TAFSIR AHKAM KELOMPOK 3 YUDIKATIF (PERADILAN)

Q.S An-Nisa’ :58

‫اس‬ ِ ‫َّللاَ َيأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤدُّوا األ َمانَا‬


ِ َّ‫ت ِإلَى أ َ ْه ِل َها َو ِإذَا َح َك ْمت ُ ْم َبيْنَ الن‬ َّ ‫ِإ َّن‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ ِ ‫س ِميعًا َب‬ َ َ‫َّللاَ َكان‬ َّ ‫ظ ُك ْم ِب ِه ِإ َّن‬ َّ ‫أ َ ْن ت َ ْح ُك ُموا ِب ْال َع ْد ِل ِإ َّن‬
ُ ‫َّللاَ نِ ِع َّما َي ِع‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.

Arti dan Makna Mufrodat

1. Kata ‫( أمانت‬Amanah) adalah bentuk mashdar dari kata kerja amina -


ya'munu - amnan - wa amanatan yang berarti jujur atau bisa juga diartikan
dapat dipercaya. Kata amanah jika menggunakan bentuk jama' maka akan
bersifat material dan non material, semuanya harus ditunaikan.
ِ ‫( ا ْل َعد‬Al-'adl) berasal dari kata 'adala yang mengandung dua makna
2. Kata ‫ْل‬
yang bertolak belakang, yakni sama dan lurus serta berbeda dan bengkok
(tidak lurus). Seseorang yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan
sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda.

1
a) Asbabun Nuzul
Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa setelah fathul makkah
(pembebasan makkah), Rasulullah SAW, memanggil ‘Utsman Bin Thalhah untuk
meminta kunci ka’bah. Ketika Utsman datang menghadap Nabi untuk
menyerahkan kunci itu, berdirilah al-Abbas seraya berkata; “ya Rasulullah, Demi
Allah, serahkan kunci itu kepadaku. Saya akan rangkap jabatan tersebut dengan
jabatan siqayah (urusan pengairan)”. Utsman menarik kembali tangannya, maka
bersabda Rasulullah: “berikanlah kunci itu kepadaku,’wahai Utsman!” Utsman
berkata: “inilah dia amanat dari Allah” maka berdirilah Rasulullah untuk
membuka ka’bah kemudian keluar thawaf di Baitullah, lalu turunlah jibril
membawa perintah supaya kunci itu diserahkan kembali kepada
Utsman,Rasulullah melaksanakan perintah itu sambil membaca Ayat tersebut
diatas(QS.4 an-Nisa’;58)
Dalam riwayat lain berkenaan dengan Utsman Bin Thalhah bin abduddar
yang bertugas mengurus ka’bah. Ketika rasulullah memasuki makkah saat
makkah ditaklukkan, Utsman menutup pintu makkah dan naik ke atap, enggan
menyerahkan pintu ka’bah kepada beliau,lalu ali bin abi thalib merebutnya dan
membuka pintu ka’bah rasulullah saw. Masuk dan sholat dua rakaat di dalam
ka’bah. Saat keluar, abbas meminta agar kunci pintu ka’bah diberikan kepadanya
dan mengumpulkan para pengurus ka’bah, kemudian turun ayat. Sesungguhnya
allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada uyang berhak menerimanya”.
Lalu nabi saw. Memerintahkan ali agar mengembalikan kunci ka’bah
kepada utsman dan meminta maaf kepadanya

2
b) Penjelasan Ayat
Amanat ialah “sesuatu yang dipercayakan” Termasuk didalam nya segala apa
yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta maupun ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Dalam kitabnya “ihya ‘ulumuddin”Imam Ghazali menerngkan amanat itu
terbagi 5:
 Amanat Ilmu
 Amanat kehakiman peradilann,hendaklah menghukum dengan adi
 Amanat tuhan kepada hambanya seperti tubuh dirinya, panca indra,
akalnya, agama dan sebagainya. Semuanya itu adalah amant dari Allah
kepada manusia yang mesti dipelihara dengan sebaik-baiknya.
 Amanat manusia sesama manusia, baik berupa harta maupun berbentuk
rahasia yang dipercayakan kepada kita. Maka adalah satu kewajiban kita
untuk menyimpannya dengan sebaik-baiknya dan haram membukanya
kepada orang banyak, dengan tidak seizin orangnya atau pihak yang
mengamanatkan. Termasuk juga dalam amanat ini,menurut keterangan Al-
Razi, keadilan dari pihak pemerintah, sebagai satu amanat yang mesti
dipeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikian juga ilmu yang
diamanahkan Allah kepada ulama, sarjana hendaklah dijaga dan dan
jangan disembunyikan dan hendaklah mereka menerangkan hukum atau
apa yang diminta dari mereka itu.
 Amanat manusia kepada dirinya sendiri cara memelihara amanat yang
kelima ini,menurut keterangan Al-Razi ialah mengutamakan kebaikan bagi
dirinya dan menjaga dirinya itu dari segala apa yang dapat mendatangkan
bahaya kepadanya
Ayat ini termasuk salah satu ayat yang terpenting dalam hukum syari’at,dan
menurut zahirnya khitabnya ditujukan kepada segenap umat islam yang
berhubungan dengan amanah.
Menurut tafsir Kementrian Agama RI, amanat seseorang terhadap sesama
wajib dilakukan antara lain, mengembalikan barang titipan kepada haknya

3
dengan tidak mengurangi suatu apapun, tidak menipunya, memelihara rahasia dan
lain sebagainya dan termasuk juga didalamnya adalah:

1. Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang apapun dengan tidak
membeda-bedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain di dalam
pelaksaan hukum, sekalipun terhadap keluarga bahkan anak sendiri. Hal
ini telah ditegaskan oleh Allah sebagaimana dalam firman-Nya : dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya
kamu menetapkan dengan adil. (Q.S. An-Nisa': 58)
2. Sifat adil ulama (yaitu orang yang berilmu pengetahuan) terhadap orang
awam, seperti menanamkan ke dalam hati mereka akidah yang benar,
memberikan pendidikan yang baik, membimbingnya kepada amal-amal
yang bermanfaat bagi dirinya di dunia maupun di akhirat, menganjurkan
kepada mencari rezeki yang halal, memberikan nasihat-nasihat yang
bertujuan agar bertambah kuat imannya, mengeluarkan fatwa yang
berguna serta bermanfaat di dalam melaksanakan syariat dan segala
sesuatu yang sudah ditentukan Allah SWT.
3. Sifat adil seorang suami terhadap istri, begitupun sebaliknya seperti
melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain, tidak
membeberkan rahasia pihak lain, terutama rahasia khusus antara keduanya
yang tidak baik diketahui masyarakat luas

Amanat seseorang terhadap dirinya sendiri, seperti berbuat sesuatu yang


bermanfaat dan menguntungkan bagi dirinya dalam soal dunia dan agama. Jangan
sekali-kali membuat hal-hal yang justru membahayakan dunia dan akhiratnya.
Ajaran Allah yang sangat baik ini yaitu melaksanakan amanat dan hukum dengan
seadil-adilnya, jangan pernah mengabaikan hal yang dianggap kecil, tetapi
hendaklah diindahkan, diperhatikan serta diterapkan dalam kehidupan.

4
c) Kandungan Hukum Yang Terdapat Didalam Ayat
Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk menyampaikan amanat dan
bersikap adil di dalam menentukan hukum karena sesungguhnya Allah maha
mendengar dan melihat apa yang yang kalian ucapkan dan apa yang kalian
hukumi serta mengetahui apa yang kalian lakukan di dalam menyampaikan
amanat tersebut.
Dalam ayat ini dijelaskan yang paling menonjol dalam beramal adalah
menyampaikan amat dan menetapkan perkara diantara manusia dengan cara yang
adil. Allah memerintahkan kedua amal tersebut. Khusus untuk ayat ini para
mufasir banyak mengaitkanya dengan masalah pemerintahan atau urusan negara.
Bila dikritisi, surat an-Nisa ayat 58 paling tidak mengandung 4 pesan moral,yaitu :
1. Allah memerintahkan untuk menunaikan berbagai macam amanah yang
diamanahkan kepada siapapun yang memberikan amanah.
2. Apabila diamanahkan untuk berkuasa, maka laksanakan kekuasaan
amanah itu dengan penuh keadilan.
3. Perintah dan nasihat ini merupakan perintah yang paling indah untuk
dijadikan pedoman.
4. Sesungguhnya Allah mendengar perkataan serta melihat gerak-gerik
kalian dalam perilaku, termasuk ketika dalam berkuasa atau memerintah.

Anda mungkin juga menyukai