PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemaslahatan masyarakat, umat, dan bangsa, dan kemudian pada masa itu
semua dipandang sebagai upaya-upaya siyasah dalam mewujudkan Islam sebagai
ajaran yang adil, memberi makna bagi kehidupan dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Semua proses tersebut merupakan langkah awal berkembangnya
kajian fiqih siyasah, dimana fiqih siyasah menerima apa yang datang dari luar
selama itu untuk kemaslahatan bagi kehidupan umat. Bahkan menjadikannya
sebagai unsur yang akan bermanfaat dan akan menambah dinamika
kehidupannya.Luasnya pembahasan tentang kajian fiqih siyasah, maka pemakalah
hanya mengkaji tema dengan mengangkat judul yakni “siyasah Daulyah”. Yang
mana akan membahas mengenai hubungan internasional, seperti teritorial, dan
lain sebagainya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prof. H. A. Djazuli “fiqh siyasah implementasi kemaslahatan umat dalam rambu rambu
syariah”, jakarta, kencana, 2009, hal 119- 122
3
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa Siyasah Dauliyah lebih
mengarah pada pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat luar negeri, serta
kedaulatan negara. Hal ini sangat penting guna kedaulatan negara untuk
pengakuan dari negara lain.Adapun orientasi masalahnya berkaitan dengan:
1. Penentuan situasi damai atau perang (penentuan sifat darurat kolektif).
2. Perlakuan terhadap tawanan.
3. Kewajiban suatu negara terhadap negara lain.
4. Aturan dalam perjanjian Internasioanal.
5. Aturan dalam pelaksanaan peperangan2
C. Dasar-Dasar Siyasah Dauliyah
Dasar-dasar yang di gunakan sebagai landadan para ualam di dalam siysah
dauliyah dan dijadikan ukuran apakah siyasah dauliyah berjalan sesuai dengan
semagat Al islam atau tidak, adalah :
1. Kesatuan umat manusia
Meskipun manusia ini berbeda suku berbangsa-bangsa, berbeda warna
kulit, berbeda tanah air bahkan berbeda agama, akan tetapi merupakan satu
kesatuan manusia karena sama-sama Allah, sama bertempat tinggal di muka
bumi ini , sama-sama mengharapkan kehidupan yang bahagia, dan damai dan
sama-sama dari Adam. Dengan demikian, maka perbedaan-perbedaan diantara
mausia harus disikapi dengan pikiran yang positif untuk memberikan
kelebihan masing-masing dan saling menutupi kekurangan masing-masing.
Al-qur’an banyak mengisyaratkan kesatuan manusia ini, diantarany dalam Al
baqoraoh 213, Artinya : “Manusai adalah umat yang satu.” (Q.S. Al baqoroh :
213)3
2
Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah: Ajaran Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: Grafindo
Persada, 2002, hal 41.
3
Prof. H. A. Djazuli “fiqh siyasah implementasi kemaslahatan umat dalam rambu-rambu
syariah”, jakarta, kencana, 2009, hal 122
4
2. Al-Adalah (keadilan)
3. Al-Musawah (persamaan)
Manusia memiliki hak-hak kemanusiaan yang sama, untuk
mewujudkan keadilan adalah mempersamakan manusia dihadapan hukum
kerjasama internasional sulit dilaksanakan apabila tidak didalam kesederajatan
antarnegara dan antar bangsa.
Demikian pula setiap manusia adalah subyek hukum, penanggung hak
dan kewajiban yang sama. Semangat dari al-qur’an dan hadis nabi serta
perilaku para sahabat yang membebaskan budak adalah untuk mewujudkan
persamaan kemanusiaan ini. Karena perbudakan menunjukan adanya ketidak
sederajatan kemanusian. Uraian tentang perbudakan yang dikehendakin oleh
islam dengan baik antara lain telah ditulis oleh Amir Ali. Hak hidup, hak
memilikidan kehormatan kemanusiaan harus sama-sama dihormati dan
dilindungi satu-satunya ukuran kelebihan manusia terhadap manusia lainnya
adalah ketaqwaannya. Ada pun ayat yang menerangkan tentang persamaan :
Artinya :
4
Ibid hal 124
5
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu.” (Q.S. al hujurat 13). adapun perbedaan-perbedaan di antara
manusia adalah perbedaan tugas dan posisi fungsi masaing-masing di dalam
kiprah kehidupan manusia di dunia ini, bida si simpulkan bahwa al-ashlu fi al-
insaniyah al-musawah, yang berarti ”hukum asal di dalam kemanusiaan adalah
sama.5
4. Karomah insaniyah ( kehormatan manusia)
Karena kehormatan inilah maka manusai tidak boleh merendahkan
manusia lainnya dan suatu kaum tidak boleh merndahkan kaum lainnya.
Kehormatan manusia ini berkembang menjadi kehormatan terhadap suatu
kaum dan komunitas dan bisa berkembang menjadi suatu bangsa atau negara.
Kerja sama internasiaonal tidak mungkin dikembangkan tanpa landasan saling
hormat-menghormati. Kehormatan kemanusiaan inilah pada pada gilirannya
menumbuhkan harga diri yang wajar baik individu maupun pada komunitas,
muslim atauppun non muslil tanpa harus jatuh kepada kesombongan
individual atau nasiaonalisme yang ekstrim. Adapun ayat yang menerangkan
tentang kehormatan :
Artinya : “dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.”
(Q.S. al isra : 70)
Dan juga dalam hadis rasulullah yang artinya :“ Wahai orang-orang
yang beriman janganlah satu kaum mengolok-olokan kaum lainnya, bisajadi
yang mengolok-olokkan lebih baik dari yang mengolok-olokkan, dan jangan
pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita lain bisa jadi mereka yang lebih
baik, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jaganlah kamu
memanggil dengan panggilan yang buruk.
5
Ibid hal 125-126
6
Hadis dan ayat di atas menunjikan bahwa mencela dan merendahkan
manusia lain sama dengan mencela dan merndahkan diri sendiri.6
5. Tasamuh (Toleransi)
Dasar ini tidak mengandung arti harus menyerah kepada kejahatan
atau memberi peluang kepada kejahatan. Allah mewajibkan menolak
permusuhan dengan yang lebih baik akan menimbulkan persahabatan bila
dilakukan pada tempatnya setidaknya akan menetralisir. Adapun ayat Al-
qur’an yang menerangkanya :
Artinya: “dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman
yang sangat setia”.(Q.S. fushilat : 34)
Artinya : “jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.(Q.S. Al
a’raf 199).
Sifat pemaaf merupakan sesuatu yang sangat terpuji dan sebaliknya
sifat dendam merupakan suatu sifat yang tercela, pemaaf yang baik adalah
pemaaf disertai dengan harga diri yang wajar dan bukan pemaaf dalam arti
menyerah atau merendahkan diri terhadap kejahatan-kejahatan.7
6. Kerja sama kemanusiaan
Kerjasama kemanusiaan ini adalah realisasi dari dasar-dasar yang
telah dikemukakan di atas, kerja sama disini adalah kerjasama disetiap
wilayah dan lingkungan kemanusiaan, kerjasama ini diperlukan karena,
adanya saling ketergantungan baik antara individu maupun antar Negara
dunia ini. Kerja sama merupakan hal yang menguntungkan dalam suasana
baik dan untuk kebaikan bersama. Bukan untuk bermusuhan.
Allah akan memberiakan kekuatan pada orang yang mau menolong
pada sesama manusia dimana saja. Nabi bersabda: “allah akan selalu
6
Ibid hal 126-125
7
Ibid hal 127-128
7
menolonh hambaNYA selama hambanya tidak menolonh
suadaranya”.hadis ini juga terermin adanya ukhuwah insaniyah, kesadaran
akan perlunya kerjasama dan tolong menolong dalam segala bentuk dan
cara yang di sepakati yang baik, akan menghilangkan nafsu permusuhan,
dan saling berebut hidup. Kehidupan individu dan antar bangsa akan
harmonis apabila di dasarkan pada kerjasama bukan pada saling
menghancurkan yangsatu dengan yang lain.8
7. Kebebasan, kemerdekaan/ Al-huriyah
Kemerdekaan yang sesungguhnya di mulai dari pembebasan diri daro
pengaruh hawa nafsu serta mengendalikannya di bawah bimbingan keimanan
dan akal sehat. Dengan demikian kebebasan bukanlah mutlak, akan tetapi
kebebasan yang bertangung jawab terhadap Allah, terhadap keselamatan dan
kemaslahatan hidup manusia di muka bumi, kebebasan ini bisa di rincikan
lebih jau seperti ini :
a) Kebebasan berpikir.
b) Kebebasan beragama.
c) Kebebasan menyatakan pendapat.
d) Kebebasan menuntut ilmu.
e) Kebebasan memiliki harta.9
8. Perilaku moral yang baik
Perilaku yang baik merupakan dasar moral di dalam hubungan antara
manusia, antr umat dan antara bangsa di dunia, selain itu pronsip ini pun di
terapakan seluruh makhluk Allah di muka bumi, termasuktermasuk flora dan
fauna, alam nabati dan alam hewani, budi baik ini tercermin antara lain di
dalam kasih sayang.
8
Ibid hal 128
9
Ibid hal 129-130
8
di sahkan dan di buat kemudian tidak di tepati, maka kepercayaan akan hilang.
Dan apabila sudah terjadi krisis kepercayaan, maka malapetakalah yang akan
muncul.
10
Ibid hal 130-131
11
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, Jakarta: Media Pratama, 2001 hal 238
9
4. Memperlakukan tawanan perang dengan cara manusiawi.12
b. Kewajiban suatu negara terhadap negara lain.
c. perjanjian-perjanjian internasional
Syarat-syarat mengikat suatu perjanjian dalam siyasah dauliyah adalah sah
dan mengikat apabila memenuhi empat syarat :
10
Aturan perang dalam islam antara lain :
a. Pengumuman perang
16
Ibid hal 146
17
Ibid hal 149-150
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dauliyah bermakna tentang daulat, kerajaan, kekuasaan, wewenang, serta
kekuasaan. Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan kepala
negara untuk mengatur negara dalam hal hubungan internasional, masalah
territorial, nasionalitas, ekstradisi tahanan, pengasingan tawanan politik, dan
pengusiran warga negara asing.
2. Al-Adalah (keadilan)
3. Al-Musawah (persamaan)
5. Tasamuh (Toleransi)
12
2. Hubungan-hubungan internasional di waktu perang
13
DAFTAR PUSTAKA
14