Anda di halaman 1dari 2

Nama : Francisko Angelo Eko Sujono

NIM : 01160012 B

REVIEW JURNAL
Tinjauan Konsekuensi Kelainan Pemisahan Kromosom pada Mitosis
dan Meiosis

Pemisahan kromosom merupakan suatu mekanisme transmisi/pewarisan kromosom dari


sel induk kepada sel anak. Kelainan pemisahan kromosom dapat menyebabkan aneuploid dan
poliploid. Aneuploid dan poliploid dibedakan berdasarkan komponen kromosom yang
mengalami kelainan, aneuploid lebih mengarah pada kelainan segmental dan jumlah
kromosom sedangkan poliploid pada jumlah set kromosom. Aneuploid hadir dalam
komposisi set kromosom normal sedangkan poliploid umunya lebih (mis. 4n, 5n, dst).
Aneuploid maupun poliploid berperan dalam menentukan dosis dan ekspresi gen yang
membentuk fenotipe.
Kelainan pemisahan kromosom dipengaruhi beberapa faktor seperti struktur kromosom,
benang spindel, mekanisme dan lamanya tahap pembelahan. Faktor tersebut saling berkaitan.
Set kromosom yang mempunyai jumlah sentromer lebih akan membentuk struktur multipolar
spindel. Untuk memperbaiki hal ini maka dilakukan checkpoint. Checkpoint menyebabkan
penghentian sementara salah satu tahap pembelahan. Penghentian ini menyebabkan beberapa
sel inaktif sehingga mengalami apoptosis. Namun dapat terjadi kemungkinan sel lolos dari
apoptosis dan menghasilkan sel anak dengan kromosom yang cacat.
Kelainan pemisahan kromosom dapat bersifat fatal dan parah atau sebaliknya, di mana
individu nampak normal namun rentan. Kelainan ini dapat terjadi pada pembelahan mitosis
maupun meiosis. Kelainan mitosis dapat menyebabkan sindrom Down, Edward, Patau, dan
kanker sedangkan kelainan meiosis menyebabkan sindrom Turner, Klinefelter, dan gangguan
kehamilan. Gangguan kehamilan ini meliputi infertilitas, keguguran, dan cacat bawaan lahir.
Sel kanker dipicu oleh inaktivasi ekspresi gen penghambat pertumbuhan sel serta
aktivasi protein p53 sedangkan gangguan kehamilan dipengaruhi oleh kualitas sel telur.
Kehamilan yang terjadi pada usia tua meningkatkan potensi aneuploid segmental. Hal ini
karena aktivasi checkpoint dan kohesi kinetokor pada sel telur telah berkurang.
Kelainan pemisahan kromosom menghasilkan sesuatu yang bersifat negatif sehingga
tidak diingiinkan. Namun, di sisi lain dapat pula memberikan hal positif yaitu mendukung
adaptasi makhluk hidup dalam evolusi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
dampak negatif telah ditemukan, meskipun karena kompleksitasnya maka perlu
perkembangan analisis secara terus-menerus. Terdapat beberapa metode yang dikenal, baik
yang konvensional seperti metode sitogenik kariotiping hingga yang terkini seperti hibridasi
genomik komparatif. Perbedaan kedua metode ini yaitu pada kemampuannya dalam
mendeteksi berbagai alterasi kromosom.

Daftar Pustaka
Potapova, T., & Gorbsky, J. G. (2017). The Consequences of Chromosome Segreagation
Errors in Mitosis and Meiosis. Biology , 1 - 33.

Anda mungkin juga menyukai