Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Shalawat serta sama semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, serta para sahabatnya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi dan Industri,

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah

“Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam

Memilih Pasar Modern Sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus : Konsumen

Superindo Di Selatan Yogyakarta)”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis

serahkan segalanya, semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi orang banyak pada umumnya.

Yogyakarta, 18 Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7
B. Landasan Teori .......................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 18
A. Obyek Penelitian ....................................................................................... 18
B. Variabel dan Hipotesis Data Penelitian..................................................... 18
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 19
D. Sampel ....................................................................................................... 20
E. Tahap Penelitian ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iii
iv
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PASAR
MODERN SEBAGAI TEMPAT BERBELANJA
(Studi Kasus : Konsumen Superindo di Selatan Yogyakarta)

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian


dengan Dosen Pembimbing Reni Dwi Astuti STP., M.T

Disusun Oleh :
Muhammad Rian Faisal
1400019049

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Stanton (1996) pasar didefinisikan sebagai tempat yang bertujuan

untuk merencanakan, menentukan, mempromosikan, serta mendistribusikan

barang dan jasa. Menurut cara transaksinya, pasar dibagi menjadi dua yaitu pasar

tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat

tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar

secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa

barang kebutuhan pokok. Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana

barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri.

Pada saat ini pasar modern lebih banyak diminati oleh konsumen atau

masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan tempat

perbelanjaan seperti swalayan, mall, supermarket, hypermarket dan minimarket.

Masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern karena sesuai dengan gaya

hidup mereka, yang menginginkan semuanya serba cepat dan instan. Minat

masyarakat untuk berbelanja di pasar modern meningkat karena adanya pendapat

bahwa pasar modern (termasuk minimarket) lebih rapi, bersih dan praktis

daripada pasar tradisional. Hal ini merupakan pergeseran dari kebutuhan

fungsional menjadi kebutuhan psikologis, seperti dikatakan oleh Levy dan Weitz

(2004) dalam Megawati (2006), kebutuhan fungsional (functional needs) adalah

kebutuhan yang berhubungan langsung dengan bentuk atau penampilan

(performance) dari produk, sedangkan kebutuhan psikologis (psychological

1
needs) adalah kebutuhan yang diasosiasikan dengan kebutuhan yang bersifat

mental dari konsumen yang dapat terpenuhi dengan berbelanja ataupun membeli

sebuah produk.

Hadirnya pasar modern dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat,

antara lain mempermudah akses masyarakat mendapatkan barang konsumsi yang

mereka butuhkan karena minimarket memiliki kelengkapan barang-barang

kebutuhan sehari-hari. Selain itu letaknya yang berada dekat dengan pemukiman

maupun akses jalan membuat minimarket mudah dijangkau. Hal lain yang

berkaitan dengan dampak positif yang diberikan pasar modern adalah fasilitas

yang nyaman dan bersih, harga-harga yang terjangkau dan adanya diskon maupun

potongan-potongan harga terhadap produk-produk tertentu. Kehadiran pasar

modern membuat belanja menjadi suatu rekreasi/wisata keluarga yang memberi

pengalaman tersendiri. Pasar modern yang dikemas dengan tata ruang yang apik,

terang, lapang sejuk dan tidak lagi disuguhi dengan suasana yang kotor, panas,

sumpek dan becek. Dengan kelebihan yang ditawarkan, tentu saja dengan mudah

pasar modern akan menarik perhatian masyarakat.

Dalam menentukan tempat berbelanja faktor harga murah mungkin menjadi

salah satu faktor penting, tetapi faktor keamanan, pelayanan, kenyamanan dan

lokasi juga sangat menentukan dalam memilih tempat belanja.Dari sekian banyak

tempat perbelanjaan di Yogyakarta, Superindo adalah salah satu tempat belanja

yang dapat memberikan kenyamanan yang tinggi dan didukung pula dengan

pelayanan yang sangat profesional.

2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardhanari Margaretha, dkk

(2013) yang bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang memotivasi perilaku

dengan menggunakan Theory of Planned Behavior, didapatkan hasil bahwa yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah norma subjektif, sikap, dan kontrol

presepsi konsumen dalam memilih format ritel.

Theory of Planned Behavior(TPB) merupakan penyempurnaan dari Reason

Action Theory (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, fokus utama

dari Theory of Planned Behavior ini yaitu niat individu untuk melakukan perilaku

tertentu. TPB dimulai dengan melihat intensi berperilaku sebagai anteseden

terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang

untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil ia

melakukannya. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin lama jarak antara

intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan intensi.

Karena Ajzen dan Fishbein tidak hanya tertarik dalam hal meramalkan perilaku

tetapi juga memahaminya, mereka mulai mencoba untuk mengindentifikasi

penentu-penentu dari intensi berperilaku. Mereka berteori bahwa intensi adalah

suatu fungsi dari dua penentu utama, yaitu a) sikap terhadap perilaku dan b)

norma subjektif dari perilaku.

Berdasarkan berbagai pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan

untuk memilih tempat berbelanja di pasar modern. Dalam penelitian ini penulis

memberikan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH

3
PASAR MODERN SEBAGAI TEMPAT BERBELANJA (STUDI KASUS:

KONSUMEN SUPERINDO BAGIAN SELATAN KOTA YOGYAKARTA)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan beberapa

masalah adalah :

1. Perkembangan pasar modern yang semakin pesat di kota Yogyakarta.

2. Kebanyakan masyarakat di kota Yogyakarta lebih memilih berbelanja di

pasar modern.

3. Meningkatnya persaingan antara pasar modern di kota Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diperoleh batasan masalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan hanya di Superindo bagian selatan kota Yogyakarta.

2. Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen Superindo yang ada di

bagian Selatan Kota Yogyakarta.

3. Faktor – faktor yang digunakan yaitu: sikap, norma subjektif, dan kontrol

presepsi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah sikap mempengaruhi minat konsumen dalam memilih Superindo

Yogyakarta sebagai tempat berbelanja?

4
2. Apakah norma subjektif mempengaruhi minat konsumen dalam memilih

Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja?

3. Apakah kontrol presepsu mempengaruhi minat konsumen dalam memilih

Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja?

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan,tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah sikap mempengaruhi minat konsumen dalam

memilih Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja.

2. Mengetahui apakah norma subjektif mempengaruhi minat konsumen

dalam memilih Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja.

3. Mengetahui apakah kontrol presepsi mempengaruhi minat konsumen

dalam memilih Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja.

F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan peneliti

sendiri. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan:

a) Perusahaan dapat meningkatkan faktor-faktor internal apa saja yang

mempengaruhi minat konsumen dalam memilih Superindo Yogyakarta

sebagai tempat berbelanja.

b) Perusahaan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari hasil yang telah

didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

5
2. Bagi peneliti:

c) Peneliti mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang pasar modern

yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Renfist Jendi melakukan penelitian tentang “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen berbelanja di supermaket di kota

Padang” pada tahun 2013, yang bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk berbelanja di supermarket. Dengan

jumlah sampel sebanyak 156 responden. Teknik analisis data yang dipakai adalah

analisis faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat delapan

faktor yang mempengaruhi konsumen memilih berbelanja di supermarket yaitu

(1) faktor demografi, (2) faktor promosi, (3) faktor merchandisedan kebersihan,

(4) faktor ruangan, (5) faktor fasilitas, (6) faktor lokasi, (7) budaya, dan (8) faktor

karyawan.

Chaerani pada tahun 2008 melakukan penelitian mengenai “Analisis

perilaku konsumen dalam memilih Hypermarket di Jakarta dengan studi

kasus PT Carrefour Indonesia” yang bertujuan untuk mengetahui aspek atau

faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memilih Hypermart Carrefour.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sedangkan metode analisis data

yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk

memilih Hypermaret sebagai tempat berbelanja adalah karena nama atau brand

dari Carrefour yang mempunyai image yang kuat di konsumen yang sudah sangat

7
terkenal. Faktor selanjutnya yaitu dari segi penawaran, dimana penawaran-

penawaran yang diberikan oleh Carrefour sangat menarik konsumen untuk datang,

dengan harga yang lebih murah.

Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha Ardhanari dkk pada tahun 2013

tentang “Perilaku konsumen dalam memilih format ritel” bertujuan untuk

memahami faktor-faktor yang memotivasi perilaku konsumen. Dengan

menerapkan Theory of Planned Behavior (TPB), menggunakan pendekatan

kualitatif fenomenologis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah status sosial konsumen dalam memilih

format ritel.

Penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah “Analisis Faktor - Faktor

Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Pasar Modern

Yogyakarta Sebagai Tempat Berbelanja”. Studi kasus di Superindo bagian

selatan Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal apa

saja yang mempengaruhi minat konsumen dalam memilih superindo Yogyakarta

sebagai tempat berbelanja dan untuk mengetahui perilaku masyarakat yang

mempengaruhi minat konsumen dalam pengambilan keputusan konsumen dalam

memilih Superindo Yogyakarta sebagai tempat berbelanja. Penelitian ini juga

menggunakan perancangan perilaku (Theory of Planned Behavior) dan didalam

teori ini kita dapat mengetahui sikap, norma subjektif dan kontrol presepsi dari

konsumen. Kajian penelitian terdahulu merupakan perbandingan dalam

melakukan penelitian selanjutnya.Hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada

tabel berikut:

8
Tabel 2.1 Perbandingan antara Kajian Terdahulu dengan Peneliti

Nama dan
Hasil
No Tahun Judul Penelitian Permasalahan
Penelitian
Penelitian
1 Renfist Jendi Analisis faktor- Menyelidiki faktor- Hasil dari penelitian ini

2013 faktor yang faktor apa saja menunjukkan bahwa terdapat

mempengaruhi yang delapan faktor yang

perilaku mempengaruhi mempengaruhi konsumen

konsumen perilaku konsumen memilih berbelanja di

berbelanja di untuk berbelanja di supermarket yaitu (1) faktor

supermaket di supermarket demografi, (2) faktor

kota Padang promosi, (3) faktor

merchandisedan kebersihan,

(4) faktor ruangan, (5) faktor

fasilitas, (6) faktor lokasi, (7)

budaya, dan (8) faktor

karyawan.

2 Chaerani 2008 Analisis perilaku Menyelidiki faktor Hasil penelitian ini

konsumen dalam yang menunjukkan bahwa faktor

memilih mempengaruhi yang mempengaruhi perilaku

Hypermarket di konsumen untuk konsumen untuk memilih

9
Jakarta dengan memilih Hypermart Hypermaret sebagai tempat

studi kasus PT Carrefour. berbelanja adalah karena

Carrefour nama atau brand dari

Indonesia Carrefour yang mempunyai

image yang kuat di konsumen

yang sudah sangat terkenal.

Faktor selanjutnya yaitu dari

segi penawaran, dimana

penawaran-penawaran yang

diberikan oleh Carrefour

sangat menarik konsumen

untuk datang, dengan harga

yang lebih murah.

3 Margaretha Perilaku Menyelidiki Hasil dari penelitian ini

Ardhanari dkk konsumen dalam apakah memahami adalah bahwa yang

2013 memilih format faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

ritel, bertujuan memotivasi konsumen adalah status sosial

untuk memahami perilaku konsumen konsumen dalam memilih

faktor-faktor yang format ritel.

memotivasi

perilaku

konsumen

10
4. Muhammad Analisis Faktor - Menyelidiki faktor

Rian Faisal Faktor Yang internal apa saja

2017 Mempengaruhi yang

Keputusan mempengaruhi

Konsumen Dalam minat konsumen

Memilih Pasar dalam memilih

Modern superindo

Yogyakarta Yogyakarta sebagai

Sebagai Tempat tempat berbelanja

Berbelanja dan untuk

mengetahui

perilaku

masyarakat yang

mempengaruhi

minat konsumen

dalam pengambilan

keputusan

konsumen dalam

memilih Superindo

Yogyakarta sebagai

tempat berbelanja.

11
B. Landasan Teori

1. Pasar Modern

Menurut sinaga (2006) pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan

manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia

barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen

(umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain

mall, supermarket, separtemen store, shoping centre, waralaba, toko mini

swalayan, pasar serba ada, toko serba dan sebagainya. Barang yang dijual di sini

memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang-barang lokal,

pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai

kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian dahulu secara

ketat sehingga barang yang rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan

ditolak. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang

di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang

pasti (tercantum harga sebelum dan sesudah dikenakan pajak).

2. Theory Of Planned Behavior

Theory of planned behavior (TPB) merupakan teori yang dikembangkan oleh

Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory (TRA) yang

dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori planned behavior

ini sama seperti teori rection action yaitu niat individu untuk melakukan perilaku

tertemtu. Kedua teori ini digunakan untuk meneliti tentang prilaku manusia.

Theory of planned behavior menganggap bahwa teori sebelumnya tidak

menjelaskan mengenai prilaku yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh

12
individu, melainkan juga dipengaruhi oleh factor non motivasional yang dianggap

sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar prilaku dapat

dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu determinan lagi,

yaitu kontrol persepsi, yaitu persepsi mengenai mudah atau sulitnya suatu perilaku

dilakukan. Oleh karena itu, menurut theory of plan behavior,niat dipengaruhi oleh

tiga hal yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol persepsi (Rahmah, 2011).

Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak berdasarkan

intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen,

2002). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku

manusia, tetapi juga pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah

kontrol kesadaran individu tersebut atau suatu tingkah laku tidak hanya

bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak

ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan

untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Dari sini lah Ajzen

memperluas teorinya dengan menekankan peranan dari kamuan yang kemudian

disebut sebagai Perceived Behavioral Control.

Berdasarkan Theory of Planed Behavior, intensi merupakan fungsi dari tiga

determinan, yang satu yang bersifat personal, kedua merefleksikan pengaruh

sosial dan ketiga berhubungan dengan masalah kontrol (Ajzen, 2005). Berikut ini

adalah penjabaran dari variabel utama dari Theory of Planned Behavior yang

terdiri dari: sikap, norma subjektif, dan kontrol persepsi.

13
1. Sikap

Sikap adalah suatu pandangan atau respon berupa penilaian yang muncul dari

seorang individu terhadap suatu objek. Sikap juga dapat dikatakan sebagai suatu

perwujudan adanya kesadaran terhadap lingkungannya. Proses yang mengawali

terbentuknya sikap adalah adanya objek disekitar individu memberikan stimulus

yang kemudian mengenai alat indra individu, infirmasi yang ditangkap mengenai

objek kemudian diproses didalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian

yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya, atau

pengalaman pribadi individu.

Sikap merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang mempengaruhi

pilihan tindakan individu terhadap objek, orang atau kejadian tertentu. Sikap

merupakan kecenderungan kognitif, afektif, dan tingkah laku yang dipelajari

untuk berespon secara positif maupun negatif terhadap objek, situasi, institusi,

konsep atau seseorang. Sikap merupakan faktor personal yang mengandung

evaluasi positif atau dalam tingkah laku yang menghindari, melawan, atau

menghalagi objek (Eagly & Chaiken, 1993).

Berdasarkan teori ini, sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari

keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, yang

diistilahkan dengan behavioral beliefs (keyakinan terhadap perilaku). Keyakinan

terhadap perilaku menghubungkan perilaku dengan hasil tertentu, atau beberapa

atribut lainnya seperti biaya atau kerugian yang terjadi saat melakukan suatu

perilaku. Dengan kata lain, seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku

14
dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki

sikap yang positif, begitu juga sebaliknya.

2. Norma Subjektif

Norma subjektif adalah persepsi individu terhadap harapan orang-orang yang

berpengaruh dalam kehidupannya perihal dilakukan atau tidak dilakukannya

perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya subjektif sehingga dimensi ini disebut

norma subjektif. Norma subjektif dipengaruhi oleh keyakinan. Norma subjektif

merupakan fungsi dari keyakinan individu yang diperoleh atas pandangan orang

lain terhadap objek sikap yang berhubungan dengan individu (Ramdhani, Neila

2011).

Menurut Fishben dan Ajzen (1975), norma subjektif secara umum

mempunyai dua komponen berikut:

a. Normatif beliefs, persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain

terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau

tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang

lain yang penting dan berpengaruh dengan pendapat tokoh panutan

tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilaku

tertentu.

b. Motivation to Comply, motivasi individu untuk memenuhi harapan

tersebut.

Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan

yang dipersepsikan individu dari orang-orang di sekitarnya dengan motivasi untuk

15
mengikuti pandangan mereka dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah

laku tersebut.

3. Kontrol Perilaku

Kontrol perilaku menggambarkan tentang perasaan atau kemampuan diri

individu dalam melakukan suatu perilaku. Menurut Ismail dan Zain (2008),

kontrol perilaku merupakan persepsi individu mengenai kontrol yang dimiliki

individu tersebut sehubungan dengan tingkah laku tertentu, berhubungan dengan

keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilisi dan

menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku. Kontrol perilaku

ditentukan oleh pengalaman masa lalu individu dan juga perkiraan individu

mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan suatu perilaku.

Ajzen (dalam Ismail & Zain, 2008) menjelaskan bahwa perilaku seseorang

tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol,

misalnya berupa ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan

tertentu. Perceived Behavioral Control merepresentasikan kepercayaan seseorang

tentang seberapa mudah individu menunjukkan suatu perilaku. Ketika individu

percaya bahwa dirinya kekurangan sumber atau tidak memiliki kesempatan untuk

menunjukkan suatu perilaku, (kontrol perilaku yang rendah) individu tidak akan

memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut (Engel,

Blackwell, & Miniard, 1995).

16
3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi secara konseptual merupakan metode sederhana untuk

memeriksa hubungan antara variabel. Hubungan antara variabel yang

dimaksudkan tersebut digambarkan dalam bentuk persamaan atau model yang

menghubungkan antara variabel dependen (Y) dan satu atau lebih variabel

indipenden (X). Analisis regresi berganda merupakan hubungan secara linear

antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, ….Xn. Analisis regresi

berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel

bebas terhadap variabel terikat. Model umum dari regresi berganda adalah sebagai

berikut:

Y   1   2 X 2i   3 X 3i  ...   k X ki   i

Keterangan:

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

 = Error

X 2 i = Observasi ke-I pada variabel independen X2

1 = Konstanta atau intercept pada persamaan

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dan pengamatan kepada konsumen Superindo yang ada di

Kota Yogyakarta bagian selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan

menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB).

B. Variabel dan Hipotesis Data Penelitian

Variabel data pada penelitian ini merupakan komponen teori perencanaan

perilaku (Theory of Planned Behavior). Komponen tersebut terdiri dari variabel

sikap, variabek norma subjektif, dan variabel kontrol presepsi. Adapun rincian

variabel yang digunakan sebagai berikut:

Y : Niat konsumen dalam memilih pasar modern sebagai tempat berbelanja

X1: Variabel sikap

X2: Variabel norma subjektif

X3: Variabel kontrol persepsi

18
Penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H1: Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat partisipasi

masyarakat dalam memilih pasar modern sebagai tempat berbelanja.

H2: Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat

partisipasi masyarakat dalam memilih pasar modern sebagai tempat

berbelanja.

H3: Kontrol persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat

partisipasi masyarakat dalam memilih pasar modern sebagai tempat

berbelanja.

Komponen dari TPB secara simultan dapat menjelaskan niat partisipasi

masyarakat dalam memilih pasar modern sebagai tempat berbelanja.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara untuk

memenuhi data yang dibutuhkan. Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kuisioner

Peneliti mengumpulkan data dengan memberikan beberapa pertanyaan

secara tertulis kepada responden sesuai dengan permasalahan yang ada

dalam penelitian.

2. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh Peneliti secara langsung untuk mengetahui

masalah apa saja yang terjadi di lapangan.

3. Studi Literatur

19
Mempelajari teori-teori sebagai referensi seperti penelitian terdahulu,

buku, dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat

Malhotra dalam Rahayu (2005:46) besarnya jumlah sampel yang diambil dapat

ditentukan dengan cara mengalikan jumlah sub variabel dengan 5. Berdasarkan

pendapat di atas, maka jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 5 x 16

= 80 responden. Mengacu pada jumlah sampel minimal yang harus diambil

tersebut maka peneliti mengambil sampel 80 responden.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik accidental sampling dimana peneliti langsung mengumpulkan data dan

setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi sampai batas sampel minimal

pengumpulan data akan dihentikan untuk selanjutnya akan diolah dan dianalisa.

Pengampilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sample

mengingat populasi responden yang tidak terbatas (infinite population) serta tidak

adanya data sebelumnya mengenai konsumen Superindo Yogyakarta bagian

Selatan sebagai populasi dalam penelitian ini.

E. Tahap Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap pertama awal dalam penelitian untuk

mengenali masalah yang ada. Sebelum kita melakukan penelitian pertama – tama

kita harus melakukan identifikasi masalah untuk mengetahui permasalahan yang

akan diteliti.

20
2. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan tahap kedua setelah melakukan identifikasi

masalah. Batasan masalah dalam penelitian di tentukan agar permasalahan lebih

terfokus kepada masalah yang akan diteliti.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

sebuah penelitian.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tahap yang akan kita capai dalam sebuah

penelitian. Sehingga penelitian lebih terfokus pada permasalahan dan tidak

menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan.

5. Kuisoner

Kuisoner merupakan pertanyaan yang dibuat sesuai dengan topik yang diteliti

dalam sebuah penelitian. Pembuatan kuisoner perlu mempertimbangkan faktor –

faktor yang akan diuji, sehingga pertanyaan yang dibuat pada kuisoner sesuai

dengan faktor yang telah ditetapkan. Setiap pertanyaan pada kuisoner harus

dilakukan validasi sehingga pertanyaan pada kuisoner sesuai dengan faktor yang

telah ditetapkan.

6. Pengujian Kuisoner

Pengujian kuisoner dilakukan untuk mengetahui apakah kuisoner yang dibuat

sudah sesuai dengan faktor yang telah di tetapkan. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode face validity. Metode ini digunakan

dengan menujukan hasil pembuatan kuisoner kepada dosen pembimbing, apabila

21
setiap pertanyaan pada kuisoner tidak sesuai maka dilakukan pembuatan kuisoner

ulang. Pengujian kuisoner ini bertujuan untuk mengetahui apakah setiap

pertanyaan sesuai dengan faktor yang akan diteliti.

7. Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuisoner yang telah dibuat

kepada setiap konsumen superindo yang ada di utara Yogyakarta. Kuisoner

dibagikan kepada konsumen superindo sesuai dengan jumlah data yang akan

diambil. Penyebaran kuisoner bertujuan untuk mendapatkan data yang butuhkan

sesuai dengan kondisi real yang di lapangan.

8. Pengolahan Data

Pengolahan data didapatkan data dari kuisoner yang bersifat nominal. Data ini

kemudian diolah menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan

aplikasi SPSS untuk mendapatkan faktor – faktor dominan terhadap responden.

9. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang

mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di superindo, dengan melakukan

analisis data dapat mengetahui faktor – faktor yang dominan dari penelitian yang

akan diteliti.

10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan hasil analisis data yang dilakukan sesuai dengan

permasalahan dan tujuan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi konsumen berbelanja di superindo. Saran penelitian ini ditujukan

22
pada pihak yang bersangkutan terkait dengan faktor – faktor yang mempengaruhi

konsumen.

23
Mulai

Identifikasi Masalah

1. Batasan Masalah
2. RumusanMasalah
3. Tujuan

Pembuatan Kuisoner

Tidak
Uji Validitas

Tidak
Valid

Ya

Uji Reliabelitas

Reabel

Ya

Pengumpulan data :
1. Data penyebaran kuisoner
 Faktor yang mempengaruhi konsumen berbelanja
2. Data Sekunder
 Rincian data pasar

Pengolahan data :
1. Pengolahan Data Deskriptif
2. Pengolahan Data Regresi Ganda
 Uji Asumsi
 Regresi Ganda

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Aliran Penelitian

24
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAAN DATA

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 2005. Attitude, Personality, and Behaviour Second Edition. Milton-


Keynes. England: Open University Press.

Ardhanari, M., dkk. 2013. Universal Journal of Management and Social Sciences:
The Factors influence the behavior of Mataraman Java Consumers in
Selecting the Retail Format. Faculty of Business, Widya Mandala
University, Surabaya, Indonesia. Department of Management, University of
Brawijaya, Malang, Indonesia.Vol. 3, No.1.p 26-28.

Chaerani. 2008. Analisis perilaku konsumen dalam memilih Hypermarket di


Jakarta dengan studi kasus PT Carrefour Indonesia. Diakses di:
digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3611169918940.pdf
pada tanggal 29 November 2017.

Eagly, A. H. & Chaiken, S. (1993). The Psychology of Attitudes. Fort Worth, TX:
Harcourt Brace Jovanovitch.

Fishbein, M. & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An


Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.

Ismail, V.Y., & Zain, E. 2008. Perananan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived
Behavioral Control terhadap Intensi Pelajar SLTA untuk Memilih Fakultas
Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 5 Nomor 3, Desember 08.

Rahmah. 2011. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral


Control Terhadap Intensi Membeli Buku Referensi Kuliah Ilegal Pada
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah.

Renfist, Jendi. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


konsumen berbelanja di supermaket di kota Padang. Diakses di:

25
journal.unp.ac.id/students/index.php/mnj/article/viewFile/309/154 . Pada
tanggal 28 November 2017.

Stanton, Wiliam. 1996. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid Kedua Edisi Kesepuluh.


Jakarta: Erlangga

Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern Vs Pasar Tradisional Kementrian


Koperasi dan UKM. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

26

Anda mungkin juga menyukai