Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah adalah material yang dinamis dan merupakan sistem kompleks yang terdiri
atas komponen anorganik, organik, dan biotik yang memiliki kapasitas untuk mendukung
kehidupan suatu tanaman. Salah satu proses yang terjadi di dalam tanah yakni proses
dekomposisi. Dekomposisi bahan organik adalah proses utama dalah tanah yang mendaur
ulang nutrisi tanaman dan menghasilkan humus. Dekomposisi merupakan proses penting
dalam nutrisi dinamika tanah.

Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang
membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan
susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer (termasuk semut, belatung, bakteri dan
jamur).
Bahan organik di dalam tanah adalah hasil dekomposisi organisme hidup yang
tersusun dari campuran polisakarida, lignin, protein, dan bahan organik yang berasal dari
batuan dan mineral. Di dalam bahan organik selalu mengalami penguraian sebagai
aktivitas mikroba tanah. Proses ini menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman
serta senyawa lainnya yang keseluruhannya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Bahan organik ini biasanya berwarna coklat dan bersifat koloid yang dikenal dengan
humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik
kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut
melalui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Tanah yang mengandung banyak
humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-
tanah topsoil. Peranan bahan organik bagi tanah berkaitan dengan perubahan sifat-sifat
tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk
granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil.
Bahan organik sebagai pengatur kelembaban aerasi, pemantap struktur, sumber hara bagi
tanaman terutama N, P, S, dan B, meningkatkan kapasitas tukar kation, dan merupakan
sumber energi bagi aktivitas jasad mikro tanah. Disamping itu juga berperan sebagai salah
satu faktor penciri dalam klasifikasi tanah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dekomposisi?
2. Bagaimana Proses dekomposisi bahan organik
3. Apa pengertian bahan organik?
4. Apa saja macam-macam bahan organik?
5.

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dekomposisi
2. Untuk memahami apa itu yang dimaksud bahan organik
3. Mengetahui macam-macam dari bahan organic
4. Untuk mengetahui proses dekomposisi bahan organic
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dekomposisi
Sutedjo (1991) menyatakan bahwa dekomposisi adalah proses penguraian jasad dari
makhluk hidup yang telah mati menjadi bahan organik dan senyawa yang lebih sederhana oleh
dekomposer. Dekomposisi serasah adalah perubahan secara fisik maupun kimiawi yang
sederhana oleh mikroorganisme tanah (bakteri, fungi, dan hewan tanah lainnya) atau sering
disebut pula mineralisasi yaitu proses penghancuran bahan organik yang berasal dari tanaman
menjadi senyawa-senyawa organik yang sederhana.
Setiadi (1983) berpendapat bahwa serasah merupakan material organik yang mampu diuraikan
oleh mikroorganisme dan organisme kecil lain. Material organik diuraikan oleh mikroorganisme
karena berperan sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroorganisme tersebut. Hasil
penguraian oleh mikroorganisme akan berguna sebagai penyediaan hara tanaman. Jadi
penambahan bahan organik disamping sebagai sumber energi bagi mikroorganisme juga sebagai
sumber hara bagi tanaman. Sampah daun dan kayu yang mencapai tanah akan membusuk dan
secara bertahap akan dimasukkan ke dalam horizon mineral tanah melalui aktivitas organisme
tanah. Proses dekomposisi berjalan secara bertahap, dimana laju dekomposisi paling cepat terjadi
pada minggu pertama. Hal ini dikarenakan pada serasah yang masih baru masih banyak
persediaan unsur-unsur yang merupakan makanan bagi mikroba tanah atau bagi mikroorganisme
pengurai, sehingga serasah cepat hancur (Zamroni, 2008). Menurut Arisandi (2002) kombinasi
mikroorganisme yang tepat dan keragamannya dipertimbangkan untuk mencukupi kebutuhan
fungsi ekologis dan keseimbangan ekosistem dalam waktu yang lama dalam siklus nutrien di
alam. Tingginya keragaman mikroba di dalam komunitas dalam mendegradasi serasah dapat
mempengaruhi kecepatan dekomposisi serasah. Semakin beranekaragam mikroba yang
terkandung di dalamnya, maka dekomposisi akan semakin cepat
2. Proses dekomposisi bahan organic
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Dekomposisi
Proses dekomposisi serasah antara lain dipengaruhi oleh kualitas (sifat fisika dan kimia)
serasah tersebut dan beberapa faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang terdiri dari
organisme dalam tanah, curah hujan, suhu dan kelembaban tempat dekomposisi
berlangsung. Faktor penting yang berpengaruh terhadap proses dekomposisi suatu bahan
atau serasah adalah kualitas (sifat fisika dan kimia). Tingkat kekerasan daun dan
beberapa sifat kimia seperti kandungan awal (
initial content
) lignin, selulosa, dan karbohidrat juga berpengaruh terhadap tingkat dekomposisi serasah
daun (Hardiwinoto, 1994). Osono dan Takeda (2006), menambahkan bahwa kecepatan
dekomposisi serasah daun dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: 1.
Tipe serasah Tipe serasah mempengaruhi kemampuan suatu mikroba untuk
mendekomposisi senyawa-senyawa kompleks yang terkandung di dalam serasah, dimana
lignin akan lebih susah untuk didekomposisi, selanjutnya selulosa dan gula sederhana
adalah senyawa berikutnya yang relatif cepat didekomposisi. 2.

Temperatur Kecepatan dekomposisi tertinggi ditunjukan pada suhu 24°C. Suhu


merupakan parameter fisika yang mempengaruhi sifat fisiologi mikroorganisme yang
hidup di lingkungan tersebut. Setiap peningkatan suhu sebesar 10°C akan meningkatkan
laju metabolisme organisme menjadi dua kali lipat. Akan tetapi, penambahan suhu
maksimal dapat mematikan mikroorganisme pendegradasi serasah.

3.

Pengaruh pH pH optimum untuk aktivitas selulase kapang berkisar antara 4,5-6,5. Enzim
pada umumnya hanya aktif pada kisaran pH yang terbatas. Nilai pH optimum suatu
enzim ditandai dengan menurunnya aktivitas pada kedua sisi lainnya dari kurva yang
disebabkan oleh turunnya afinitas atau stabilitas enzim. Pengaruh pH pada aktivitas
enzim disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat ionisasi pada enzim atau substrat
sebagai akibat perubahan pH. 4.

Oksigen Oksigen secara umum sangat diperlukan dalam proses dekomposisi terutama
bagi dekomposer yang bersifat aerobik. Sebenarnya baik bakteri aerobik maupun
anaerobik sama-sama membutuhkan oksigen dan sama-sama dapat melakukan proses
dekomposisi. 5.

Bakteri Bakteri merupakan agen utama proses dekomposisi selain beberapa jenis jamur
atau fungsi. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, kita mengenal dua jenis bakteri
yaitu bakteri aerobik dan bakteri anaerobik. Tingkat penutupan (tebal tipisnya) lapisan
serasah pada permukaan tanah berhubungan erat dengan laju dekomposisinya
(pelapukannya). Semakin lebat terdekomposisi maka keberadaannya dipermukaan tanah
menjadi lebih lama. Laju dekomposisi serasah berbeda antara satu ekosistem dengan
ekosistem lainnya. Laju ini terutama dipengaruhi oleh kelembapan udara, organisme flora
dan fauna mikro dan kandungan kimia dari serasah (Hairiah
et al
., 2003).
2.3. Keuntungan Atau Pentingnya Proses Dekomposisi
Nutrisi dikembalikan ke tanah dalam bentuk sampah yang dilarutkan melalui kegiatan
pengurai atau yang dikenal dengan istilah dekomposisi. Di dalam ekosistem, organisme
perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah mati
diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan
lain-lain) dan atmosfer (CH4 maupun CO2) sebagai hara yang dapat digunakan kembali
oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan sebagaimana mestinya dan proses kehidupan
di muka bumi dapat berlangsung. Adanya aktivitas organisme perombak bahan
3. Pengertian Bahan Organik
Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbarui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-
bakteri tanah menjadi unsur-unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah
dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukandan pembentukan kembali.Bahan organik demikian berada
dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan
tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman atau binatang.
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan
buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur
karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam
bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan
pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam
bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam
proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja
sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
4. Macam – macam bahan organik

Pupuk Hijau
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam
tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau
kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat
menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan
mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan
penggunaan pupuk hijau antara lain :
– mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
– mencegah adanya erosi
– dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma
jika ditanam pada waktu tanah bero
– sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk
inorganik.Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
– tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang
hama ataupun penyakit
– dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara
pada pola pertanaman tumpang sari.

Ø Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti
jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya
pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah
banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah
atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat
diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat
menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan
pencemaran di perkotaan.

– Sifat fisik tanah

Kompos meningkatkan struktur tanah sehingga mempermudah pengolahan tanah, tanah


pasiran menjadi lebih kompak dan tanah lempung dapat menjadi gembur. Selain itu
kompos juga mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan
hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

– Sifat fisika tanah


Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro
mineral tanaman, seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk
tersedia bagi tanaman karena proses dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga
terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S, Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace
mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

– Sifat biologi tanah


Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae)
yang berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan
ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang
ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme yang ada didalam tanah juga
terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam tanah juga
menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang
dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah
pencarian unsur-unsur hara semakin luas.

Ø Pupuk Kandang

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena
murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan
pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus
merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik.

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik
lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :
– Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang
dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah
sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang
dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih
banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah
diserap oleh bulu akar.
– Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk
lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
– Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu
pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi
tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi
tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk
lain.

Ø Pupuk Cair

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk
anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-
unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga
manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat
dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa
perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan pupuk
cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga.

Keuntungan pupuk cair antara lain :


– pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
– penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga
kelembaban tanah
– aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas
penggangu tanaman.
– Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair
misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai